SKRIPSI
Disusun Oleh:
Shelvia Rabiatul Adawiyyah
No Pokok: 1132010065
BANDUNG
2017M/1438 H
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima
dengan segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
iv
ABSTRACT
Shelvia Rabiatul Adawiyyah, Learning Management Kitab Kuning (Case Study at
Pondok Pesantren Al-Qur'an Asy Syifa Cicalengka Bandung)
Al-Qur'an boarding school Asy Syifa in learning management must refer to
general managerial pattern that begins with planning and ending evaluation, while
boarding salafiyyah boarding mono managerial in all its things including in learning
kitab kuning that makes learning kitab in boarding school naturally. Implementation
learning Management of kitab kuning in Islamic boarding school Al-Qur'an Asy Syifa
which in fact is a boarding school that still maintain the tradition of salafiyyah and
not yet in detail apply the pattern of learning management kitab kuning with
systematic.
The purpose of this research is to know the profile of Al-Qur'an Islamic
Boarding School Asy Syifa, planning of learning kitab kuning, implementation of
learning kitab kuning, and evaluation of learning kitab kuning.
The theory used in this research is the management of learning according to
Davis in Haerana namely, learning management in four functions, namely planning,
organizing, leading and controlling. The role of teachers in implementing the learning
management function is very basic, so the teacher in the learning process is a
manager because the teacher is in charge of preparing, organizing, implementing and
evaluating.
The method used in this research is qualitative. Techniques used in data
collection include observation, interviews and documentation study. Data analysis
was performed with data interpretation of data categorization. The test is valid data is
done by the extension of participation, persistence observation, triangulation, check
peers, analysis negative case, the adequacy of reference, detailed description and
auditing.
The results of this research indicate that, learning management kitab kuning in
boarding school Al-Qur'an Asy Syifa can be described from the planning,
implementation and evaluation. Learning planning at boarding school Asy Syifa is
rooted in the ability of students, if the student still do not know the science of
pesantren in learning the kitab-kitabis adjusted to the oriented studying the kitab of
the basic to the highest.
Implementation of learningkitab kuningat boarding school Asy Syifa divided
into two classical system namely ibtida/tsanawi. Evaluation of learning kitab kuning
in boarding school Al-Qur'an Asy Syifa oriented to the completeness of the material,
one kitab studied continuously and repeatedly until finally the student understand the
content of the kitab he studied with sorogan and memorizing system.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada hadirat Sang Penguasa alam Sang
pemberi kemudahan Allah SWT, yang senantiasa mellimpahkan Rahman dan
rahimnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Manajemen Pembelajaran Kitab Kuning (Studi Kasus Di Pondok Pesantren
Al-Qur’an Asy Syifa Cicalengka Bandung)” Walaupun dalam uraian dan pembahasan
masih sangat sederhana dan sangat jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada Baginda Alam Nabi Muhammad SAW, yang
senantiasa kita harapkan syafa’atnya di hari akhir nanti.
Alhamdulillahi rabbil’alamin, tiada henti penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, karengan dengan berkat rahmatNya, penulis telah berhasil menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Walaupun banyak kendala yang penulis hadapi karena
keterbatasan ilmu dari penulis. Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik
yang penulis sadari maupun tidak, akhirnya karya sederhana ini dapat terwujud.
Tentunya tidak terlepas dari segala bantuan, bimbingan, motivasi dan do’an dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Kedua orangtuaku yang paling penulis banggakan Ayahanda Ust. Atang
Suhana dan Ibunda Siti Sholeha yang mana dengan do’a merekalah,
semangat serta cucuran keringatnyalah penulis dapat menyelesaikan kuliah
ini dengan sebaik-baiknya dan semoga pengorbanan keduanya mendapatkan
balasan sebaik-baiknya diangkat derajat setinggi-tingginya oleh Allah SWT.
2. Adik-adikku, M. Irfhan Fajri Royyan, Ahmad Faqih Syiaruddien dan
Syahira Nurmaulidia Al’ajmala, tidak lupa segenap keluarga besarku. Atas
berkat dorongan do’a dari kalianlah hidup ini menjadi lebih indah dan
bersemangat dalam menjalaninya.
vi
3. Bapak Prof Dr. H. Mahmud, M.Si, Selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung. Bapak Dr. Tedi Priatna, M.Ag, selaku
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
4. Bapak ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Manajemen Pendidikan Islam,
yakni Dr. H. Badrudin, M.Ag dan Hary Priatna Sanusi, M.Ag atas segala
bimbingan dan bantuannya.Bapak Dr. Pepen Supendi, M.Ag, Bapak Dayat
S.Pd.I selaku Staf Administrasi Manajemen Pendidikan Islam serta Dosen
Pengampu di Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
5. Bapak Prof. Dr. H.Supiana, M.Ag dan Nandang Abdurrohim, M.Ag sebagai
dosen pembimbing skripsi ini yang tidak lelah membimbing, mengarahkan,
mengkoreksi dan memberi semangat serta segenap ilmunya kepada penulis,
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
6. KH. Ujang Hidayat dan segenap warga Pondok Pesantren Ak-Qur’an Asy
Syifa yang telah mengizinkan penulis untuk meneliti dilingkungan
pesantren beliau dan memberikan wejangan pendorong semangat bagi
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah melimpahkan
lebaikan bagi seluruhnya.
7. Teman seperjuangan di Jurusan Manajemen Pendidikan Islam angkatan
2013 yang selama 8 semester menjadi keluarga besar yang kompak, semoga
persaudaraan kita tetap terjalin tak hanya di dunia, semoga Allah kelak
mempertemukan kita di JannahNya, dan terkhusus untuk Keluarga MPI-B
2013 terima kasih telah mengisi hari-hari penulis dengan suka dan duka.
Semoga kalian semua menjadi orang-orang yang sukses dan penulis
beruntung bisa mengenal kalian.
8. Teman-teman seperjuangan sedosen pembimbing, Sinta Agustin, Siti
Aisyah, Robi Cahyadi, Panji Alam, Rifky Pratama, Nyimas Ajeng, Wia
Adawiah, Siti Iik Kamilah. Semoga kita senantiasa dimudahkan dalam
segalanya. Amin. Teman dari awal opak barengan dan sekelas Nur Qoni’ah
ix
Hasanah S.Pd dan Mutiara Fauziah, S.Pd terimakasih support dan
bantuannya meskipun kalian wisuda duluan 21 Mei 2017.
9. Sahabat dan kawanku Manis Manja Squad Wia Adawiyah, Nurhidayah, Nur
Qoni’ah, Sinta Agustin, Siti Aisyah, Yuni Aulia, Sry Nurrohmah, Tanti
Nurrohmah, Suci Rahayu. Terimakasih atas support dan bantuannya selama
penulis sedang menyelesaikan skripsi. Kalian teman yang luar biasa, terjulit
dan terbaiks. Semoga dalam menuntaskan tugas akhir dalam menulis skripsi
ini kita selalu diberi kemudahan oleh Allah dan memakai toga barengan.
Amiin.
10. Teman-teman seperjuangan yang tergabung di kelompok PLP KEMENAG
Kabupaten Bandung Sinta, Yuni, Tanti, Nurhidayah, Wia, Didah, Gina,
iqbal, Ikhwan, Risnu, Zikri, Ahla yang selalu ngebolang bareng selama PLP
yang sangat berkesan dan selalu solid nan kompak. Dan tak lupa pula teman
KKN 127 Garut Sindangsuka Squad. Aufa, Arif, Amel, Boyce, Dede, Desi,
Eno, Nunung, Nun-Qi, Nina, Menvil, Pitri, Rizkia. Terima kasih telah
mengisi waktu yang begitu berharga bersama kelian walaupun sebentar.
Penulis juga mendoakan semoga kalian semua menjadi orang-orang yang
sukses. Amin.
11. Teruntuk Demisioner SeMa FTK , HMI Cabang Kabupaten Bandung dan
Squad Yakusa MPI terimakasih atas ilmu dalam organisasinya yang telah
banyak mengajarkan segalanya. Semoga ilmu yang didapatkan dapat
bermanfaat untuk kehidupan kedepannya.
12. Dan tak lupa penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada Rakanda
Zaini Hafidh, M.Pd yang senantiasa membantu dari awal sampai akhir
penyelesaian skripsi ini yang tak luput dari motivasi, semangat dan bantuan
segala halnya yang tak lelah mengajarkan penulis dalam penelitian ini.
Semangat terus dalam berproses dan semangat dalam berjuang menuju
RidhoNya. Semoga selalu senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
ix
Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mengucapkan
permohonan maaf atas segala kekurangan, atas segala khilaf dan salah, Jazakumullah
khairan katsiran. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan
kontribusi positif serta bermanfaat bagi bangsa dan agama.
1132010065
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAKS .................................................................................................................... iv
ABSTRACT ..................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
KUNING .......................................................................................................... 20
x
A. Ruang Lingkup Manajemen........................................................................ 20
3. Fungsi Manajemen............................................................................... 23
B. Konsep Pembelajaran.................................................................................. 28
1. Pengertian Pembelajaran...................................................................... 28
xv
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................... 63
Bandung .................................................................................................. 69
xv
b. Kelas Pengajian Santri Putra Kelas Ibtida ................................. 103
A. Simpulan................................................................................................. 115
xv
DAFTAR TABEL
9. Tabel 4.9 Jadwal Pengajian Santri Putra Kelas Ibtida ................................... 104
10. Tabel 4.10 Jadwal Pengajian Bersama Sesepuh Pondok Pesantren Asy Syifa104
11. Tabel 4.11 Jadwal Pengajian Santri Putra Kelas Tsanawi ............................. 105
xv
DAFTAR LAMPIRAN
8. Surat Keterangan Uji Absah Data dari Pondok Pesantren Al-Qur’an Asy Syifa
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
sebagi sebuah anugrah yang diberikan Allah sebagai Sang Pencipta kepada
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (Departemen Agama, 2006).
dapat dipungkiri bahwa pendidikan adalah salah satu cara untuk menutupi
kelemahan manusia. Kelemahan itu meliputi kelemahan secara kognitif, fisik dan
psikis, serta alasan manusia harus memiliki pendidikan adalah alasan filosifis,
adalah kemungkinan yang paling mendekati kepastian dari sebuah analisis tafsir
terhadap konsep etimologis pada kata iqra. Pendidikan adalah sebuah jalan keluar
2
untuk menciptakan karakter yang tangguh berbudaya tinggi dan memiliki multiple
tangguh berbudaya tinggi dan memiliki multiple inteligence yang saling mengisi,
yang bersifat formal, informal dan non formal. Namun dari sekian banyaknya
lembaga pendidikan Islam yang berkembang sampai saat ini, pesantren lah
merupakan lembaga pendidikan yang tetap bertahan tak termakan zaman dan tetap
dengan lembaga pendidikan yang pernah muncul di Indonesia dan sejak lama
Lembaga pendidikan Islam ini mulai dikenal setelah masuknya Islam ke Indonesia
pada abad VII, akan tetapi keberadaan dan perkembangannya baru popular sekitar
abad XVI. Sejak saat itu telah banyak dijumpai lembaga yang bernama pesantren
yang mengajarkan berbagai kitab Islam klasik dalam bidang fiqh, aqidah, tasawuf
itu, sistem pendidikan juga akan diminati oleh khalayak apabila ia mampu
memberikan pedoman moral atau budi pekerti luhur sesuai dengan keyakinanya,
manfaat, rasa aman, dan kepercayaan, serta harapan bagi masyarakatnya untuk
lembaga pendidikan Islam pada dasarnya hanya mengajarkan agama Islam sedang
sumber mata pelajarannya adalah kitab-kitab dari bahasa Arab. Tetapi dewasa ini,
secara faktual ada tiga tipe pesantren yang berkembang dalam masyarakat, yaitu
2001:14).
semula. Dewasa ini kurikulum pesantren meliputi empat tipe: ngaji (mempelajari
kursus dan keterampilan. Empat tipe kurikulum ini mengkombinasi dalam bentuk
selalu menjadi bagian dari pendidikan pesantren dan membentuk inti identitasnya.
Dua tipe yang terakhir merefleksikan aspek-aspek baru dari identitas pesantren
sebuah sikap hidup universal yang merata yang diikuti oleh semua santri,
sehingga lebih mandiri dan tidak bergantung pada siapa dan lembaga masyarakat
apapun, (Wahid, 1999: 74). Perkembangan dan kelebihan pesantren erat kaitannya
melalui funun kitab-kitab yang diajarkan pada santri. Dalam pembelajaran yang
dipergunakan. Yaitu dengan sistem pengajaran tuntas kitab yang dipelajari (kitabi)
yang berlandaskan pada kitab pegangan yang dijadikan rujukan utama pondok
tamatnya buku atau kitab yang dipelajari, bukan pada pemahaman secara tuntas
dalam rangka mencapai prestasi dan transfer ilmu pengetahuan dan moral
termasuk kegiatan teknis operasional yang paling penting. Hal ini berarti berhasil
tentunya tidak hanya meliputi pengetahuan agama, tetapi juga mencakup seluruh
calon-calon ulama.
pesantren itu memiliki nilai pendidikan. Pesantren itu merupakan tempat belajar
secara lebih mendalam dan lebih lanjut tentang ilmu agama Islam yang diajarkan
secara sistematis, langsung dari sumber berbahasa Arab serta berdasarkan kitab-
sebagai “suatu proses pencapaian tujuan organisasi lewat usaha orang lain”,
6
(Thoha, 1995: 8). Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
Terry dalam Hoy dan Miskel (2015: 5), mengartikan manajemen adalah
sebagai lembaga pendidikan Islam yang berfokus pada pendidikan keilmuan islam
baik fiqh, Tauhid, tafsir, ulumul qur’an, aqidah maupun akhlak tentunya memiliki
pola pengajaran yang khas, dan tentunya berbeda dengan lembaga pendidikan
dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal
antara guru dengan peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
yang perlu dikelola pendidik selama terjadinya interaksi dengan peserta didik
Pondok pesantren Al-Qur’an Asy Syifa sebagai salah satu pesantren bercorak
salafiyah yang masih eksis dan menjaga tradisi pesantrennya tentunya memiliki
berpola tradisional dan mono manajerial dan bergatung pada otoritas serba kyai.
pesantren di pondok pesantren Al-Qur’an Asy Syifa yang pada awalnya hanya
dengan berdasarkan kelas masing-masing yaitu sesuai dengan jenjang kajian kitab
dan pengembangan para santri dalam memahami dan mendalami kitab kuning.
Pembelajaran kitab kuning di pesantren seakan menjadi sebuah tradisi yang sangat
melekat dan tidak bisa dipisahkan dari pesantren, pembelajaran kitab kuning di
Islam. Pembelajaran kitab kuning bukan hanya sebagai bagian pendidikan, tapi
keilmuan dan khazanah keilmuan islam kebanyakan bersumber dari kitab kuning.
Pembelajaran kitab kuning di pesantren menjadi menarik untuk difahami baik itu
pembelajaran yang berkualitas harus mengacu pada sebuah pola terstruktur dari
pesantren salafiyyah yang bercorak mono manajerial dalam segala hal nya
intuisi kyai sebagai otoritas tertinggi pesantren. Sehingga ada hal yang menarik
kuning yang diterapkan di pondok pesantren Al-Qur’an Asy Syifa yang pada
faktanya adalah pondok pesantren yang masih menjaga tradisi salafiyyah serta
dengan sistematis. Terkait fenomena tersebut maka penelitian ini diberi judul:
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
Cicalengka Bandung?
D. Kerangka Pemikiran
memiliki ciri dan khas nya, yang menjadikan institusi ini langgeng sampai
sekarang. Salah satu yang menjadi ciri dalam pembelajaran kitab kuning di
pesantren adalah beraneka macamnya metode yang di gunakan, salah satu metode
merupakan kegiatan pembelajaran bagi para santri yang lebih menitik beratkan
yang maksudnya adalah kitab standar yang mesti dikuasai oleh santri. standar
mulai yang ringan sampai yang berat dari kitab yang tipis sampai kitab yang
demikian perhatian para peneliti terhadap peneliti pesantren belumlah begitu lama
dan buku. Namun rahasia pesantren belum di ungkapkan oleh para peneliti.
Sebagian dari yang belum di ungkapkan itu adalah bagian-bagian yang memang
institusi pendidikan Islam sudah cukup lama, boleh dikatakan hampir bersamaan
tuanya dengan Islam di Indonesia. Esensi pesantren telah ada sebelum islam
masyarakat yaitu :
laksanakan di mesjid atau surau, tidak ada sebuah kurikulum yang jelas
dan terstruktur semua hanya tergatung pada kyainya. Santri nya menetap
Secara bahasa (etimologi) manajemen berasal dari kata kerja “to manage”
tersebut digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian dan yang diikuti
secara berurutan dalam rangka usaha mencapai sasaran yang telah ditetapkan
antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik,
belajar diartikan sebagai perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil, latihan dan pengalaman, (Triwiyanto, 2015:36).
siswa mempelajari sesuatu dengan cara lebih efektif dan efisien. Menurut Hamzah
membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.
yang akan disampaikan kepada siswa agar tujuan dapat dicapai. Strategi sangat
penting bagi guru karena sangat berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi dalam
proses pembelajaran.
yang telah dirumuskan sebelumnya. Selama ini penggambaran hasil belajar pada
umumnya cenderung ke kemampuan yang bersifat kognitif dan hafalan semata, itu
pun lebih banyaj berorientasi pada pengetahuan dan ditambah sedikit pemahaman,
maupun spiritual guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
huruf, Sifatul huruf, Ahkamul huruf dan Qiraat Sab’ah dan keilmuan keislaman
yang bercorak Salafiyah. Pesantren Al-Qur’an Asy Syifa ini masih menjaga
kuning yang menjadi ciri khas pondok pesantren bercorak tradisional salafiyah.
Dalam hal ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum serta kajian
kuning di setiap pesantren memiliki perbedaan antara satu pesantren dengan yang
proses dari rangkaian pendidikan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta
didik (transfer knowledge). Kitab kuning yaitu mata aji yang diterapkan di
pondok pesantren menjadi ciri khas dalam pembelajarannya dan merupakan hal
penunjang. Faktor penunjang adalah segala hal yang membantu dan mendukung
pembelajaran dapat bersumber dari faktor intern maupun ekstren seperti masalah
masyarakat sekitarnya.
Hasil yang dicapai dari pembelajaran kitab kuning dapat diperoleh oleh santri
atau peserta didik yang ada di lingkungan pesantren yaitu dengan santri
memahami terkait keilmuan islam seperti fiqh, akhlaq, ulumul Qur’an, tauhid dan
yang bersumber pada moral dan etika dalam interaksikeseharian. Nilai moral
dalam Islam merupakan kunci seorang manusia untuk mencapai kesuksesan dan
kebergunaan di masyarakat. Maka dari itu pesantren begitu serius dalam mencetak
Bandung yang bertipe Salafiyah, maka penelitian ini akan memfokuskan pada
Manajemen
Pembelajaran Kitab
Kuning:
1. Perencanaan Penunjang
Pembelajaran Pembelajaran
Kitab Kuning
2. Pelaksanaan
Pembelajaran
Kitab Kuning
3. Evaluasi
Pembelajaran
Kitab Kuning
pendidikan. Yang diterbitkan oleh PT. Bumi Aksara , Jakarta tahun 2015.
3. Buku Dasar-Dasar Manajemen, yang ditulis oleh Sukmadi, yang secara garis
besar membahas terkait ilmu manajemen dan bagaimana aplikasi serta teori-
4. Buku Belajar dan Pembelajaran, yang ditulis oleh Prof. Suyono dan Haryanto
yang isinya membahas terkait teori, model, metode dan pendekatan dalam
6. Skripsi Manajemen Pendidikan Islam tahun 2014, atas nama Moh. Luthfi
Sukabumi). t.d.
7. Skripsi Pendidikan Agama Islam tahun 2014, atas nama Nikmatul Khoiriyah,
BAB II
Istilah manajemen berasal dari kata kerja (bahasa Inggris) to manage yang
berarti kontrol. Dalam bahasa Indonesia, istilah kata untuk manajemen diartikan
gabungan dari dua pengertian di atas, yaitu yang berhubungan dengan suatu
manajemen itu dipandang sebagai Ilmu dan Seni. Manajamen sebagai ilmu,
menciptakan atau biasa disebut kreativitas (daya cipta yang timbul dari dalam
21
Manajemen jika dilihat dari seni atau unsur wadah daripada administrasi
adalah organisasi. Organisasi ini sendiri adalah alat administrasi dalam mencapai
tujuan. Untuk mencapai tujuan ini, organisasi sebagai seni harus digerakan
dengan suatu proses dinamika dan khas. Proses yang dinamika dan khas ini lazim
anggota manajemen.
pemanfaatan sejumlah sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (unsur-
2016:2-3).
2. Prinsip Manajamen
(2012: 31), prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti
a. Pembagian kerja
c. Disiplin
d. Kesatuan perintah
e. Kesatuan pengarahan
g. Penggajian pegawai
h. Pemuasatan
i. Hirarki
j. Ketertiban
m. Prakarsa
n. Semangat kesatuan
2) Prinisip Pengelolaan
3. Fungsi Manajemen
a. Perencanaan
pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang
hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Menurut Baharuddin dan Makin
(objectives) apa yang akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam rangka
pencapaian tujuan atau sasaran dan siapa yang akan melaksanakan tugas-
kegiatan menemukan sasaran ekonomis yang ingin dicapai dan memikirkan sarana
suatu kegiatan atau aktivitas dalam rangka menetapkan tujuan yang ingin dicapai,
apa yang harus dilakukan, dan siapa pelaksana langkah untuk mencapai tujuan
tersebut.
visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan
2010:221). Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis yang andal
dan ancaman di dalam dan sekitar lembaga maka usaha pemilihan strategi kerja
lingkungan.
pertanyaan :
25
2) Elemen Perencanaan
dan rencana (plan). (1) Sasaran yaitu hal yang ingin dicapai oleh individu,
jangka panjang (Long Range Plans), jangka waktu 5 tahun atau lebih; (2)
b. Pelaksanaan (actuating)
dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Dari definisi ini dapat
diinginkan.
dari pimpinan dalam rangka menimbulkan kemauan dan membuat bawahan tahu
27
c. Evaluasi (Evaluating)
Aktivitas-aktivitas evaluasi selalu menjaga bagian integral dari
masa yang akan datang. Evaluasi sebagai fungsi manajemen merupakan aktivitas
untuk meneliti dan mengetahui pelaksanaan yang telah dilakukan di dalam proses
keseluruhan organisasi untuk mencapai hasil sesuai rencana atau program yang
dan dapat dicari problem solving yang tepat dan akurat, (Saefullah, 2012:40).
observation and from the background and training of the evaluator. Berdasarkan
1) Sebuah Proses,
kriteria tertentu.
proses untuk menentukan sejauh mana suatu tujuan dapat tercapai, sedangkan
yang ada dengan suatu`standar apakah ada selisih. Menurut PP No. 39 Tahun
(input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.
penyempurnaan kembali.
B. Konsep Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
2011:9).
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetatp
upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh
dan berkembang secara optimal. Proses belajar bersifat internal dan unik dalam
2. Metode Pembelajaran
Metode merupakan satu kata yang murujuk pada cara yang akan
digunakan untuk mencapai sebuah tujuan yang diharapkan. Dan jika dikaitkan
sebagai suatu cara yang dipilih oleh pendidik untuk mengoptimalkan proses
diharapkan.
didik juga akan semakin mudah mencerna materi yang diberikan. Untuk itulah
peserta didik. Pendidik dapat menggunakan metode yang berbeda untuk tiap
tidak disertai oleh kemampuan manajemen kelas yang kurang. metode ceramah
biasanya dibarengi dengan metode tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana
lebih efektif jika melibatkan seluruh peserta didik. Selain itu pendidik juga dapat
akan memberikan kesempatan peserta didik untuk melakukan uji coba terhadap
sebuah materi yang telah dipelajarinya. Melalui metode ini peserta didik diberi
telah dipelajarinya.
31
memperagakan atau menunjukkan proses ataupun cara kerja dari materi yang
sedang dipelajari untuk selanjutnya ditirukan oleh peserta didik. Dan terakhir
adalah metode tutorial. Dalam proses pembelajaran metode ini dapat sesekali
beredar juga istilah “kitab Klasik” (al-kutub al-qadimah), untuk menyebut jenis
kitab yang sama. Bahkan karena tidak dilengkapi dengan sandangan (syakl), kitab
kuning juga kerap disebut oleh kalangan pondok pesantren sebagai “kitab
gundul.” Dan karena rentang waktu sejarah yang sangat jauh dari kemunculannya
sekarang, tidak sedikit yang menjuluki kitab kuning ini dengan “kitab kuno.”
Dalam tradisi intelektual Islam untuk penyebutan istilah kitab karya ilmiah
para ulama itu dibedakan berdasarkan kurun waktu atau format penulisannya.
disebut dengan kitab kuning adalah pada dasarnya mengacu kepada kategori
santri. Meski diajarkan dengan sistem kitabi tetap terjaga sistematika kitab,
Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tasawwuf, Bahasa Arab (Nahwu, Sharaf, Balaghah dan
berdasarkan kemudahan dan kompleksitas ilmu atau masalah yang dibahas dalam
kitab, sehingga dikenal tingkat awal (ula), menengah (wustha) dan tingkat
lanjutan (ulya). Gambaran naskah agama yang harus dibaca dan dipelajari oleh
Ushul Fiqh, Hadits, Tafsir, Tauhid, Tasawwuf, cabang-cabang yang lain seperti
Jenis dan kitab yang diajarkan berdasarkan tingkatnya antara lain sebagai berikut:
a. Tingkat Dasar
1) Al-Qur’an
33
Al-Maraghi
2) Ilmu Tafsir : Al-Tibyan fi’Ulum Al-Quran
Mabahits al-Hadits
Manahil al-Irfan
3) Hadits : Al-Arbain al-Nawawi
Mukhtar al-Hasits
Bulugh al-Maram
Jawahir al-Bukhari
Al-jami’ al-Shaghir
4) Mushthalah
Al-Hadist : Minhah al-Mughits
Al-Baiquniyyah
5) Tauhid : Tuhfah al-Murid
Al-Husna al-Hamidiyah
Al-Aqidah al-Islamiyah
Kifayah al-‘Awwam
6) Fiqh : Kifayah al-Akhyar
Fath al-Mu’in
Al-Bajuri
Minhaj al-Thullab
Minhaj al-Tholibin
Kasyifah al-Saja’
7) Ushul Fiqih : Al-Waraqat
Al-Sulam
Al-Bayam
Al-Luma’
8) Nahwu dan
Sharaf : Alfiyah ibn Malik
Qawa’id al-Lughah al-Arabiyyah
Syarh Ibn’Aqil
Al-Syabrawi
35
Al-I’laal
I’laal al-Sharf
9) Akhlaq : Minhaj al-Abidin
Irsyad al’Ibad
10) Tarikh : Ismam al-Wafaq
11) Balaghah : Al-Jauhar al-Maknun
d. Tingkat Tinggi
1) Tauhid : Fath al-ajid
2) Tafsir : Tafsir Al-Quran al-Azhim (Ibnu Katsir)
Fi Dzilal Al-Quran
3) Ilmu Tafsir : Al-Itqon fi’Ulum Al-Qur’an
Itmam al-Dirayah
4) Hadits : Riyadl al-Sholihin
Al-Lu’lu’ wa al-Marjan
Shahih al-Bukhari
Shahih Muslim
Tajried al-Sharih
5) Musthalah
al-Hadits : Alfiyah al-Suyuthi
6) Fiqih : Fath al-Wahhab
Al-Iqna’
Al-Muhadzdzab
Al-Mahalli
Al-Fiqh’ ala al-Madzahid al-Arba’ah
Bidayah al-Mujtahid
7) Ushul al-Fiqih : Latha’if al-Syarah
Ushul al-Fiqh
Jam’ al-Jawami’
Al-Asybah wa al-Nadza’ir
Al-nawahib al-Saniyah
8) Bahasa Arab : Jami’ al-Durus al-Arabiyyah
36
kitab standar pondok-pondok pesantren. Namun masih sangat banyak lagi kitab-
didalamnya terjadi interaksi antara kyai atau ustadz sebagai guru dan para santri
asrama (pondok) untuk mengaji dan membahas buku-buku teks ini lebih dikenal
aset nasional dan memiliki peran besar dalam upaya mencerdaskan kehidupan
yang melahirkan kader ulama, ustadz, mubaligh yang kehadirannya amat sangat
dibutuhkan masyarakat.
tempat, yakni tempat untuk mengajar dan mendidik para santri yang hendak
secara historis pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman, tetapi juga
makna keaslian Indonesia, sebab cikal bakal lembaga yang dikenal sebagai
pesantren dewasa ini sebenarnya sudah ada pada masa Hindu-Budha, dan Islam
makalah, majalah dan buku. Namun rahasia pesantren belum diungkapkan oleh
para peneliti. Sebagian dari yang belum diungkapkan itu adalah bagian-bagian
cukup lama, boleh dikatakan hampir bersamaan tuanya dengan Islam di Indonesia.
2009:123).
perubahan. Tetapi pesantren tidak kehilangan ciri khasnya dan nilai-nilai dari
kepesantrenan itu sendiri, tetapi pesantren itu dapat berubah dan bermetamorfosis
menjadi sebuah lembaga pendidikan Islam yang komplek dan tidak sesederhana
jelas dan terstrukttur semua hanya tergatung pada kyainya. Santri nya
(santri kalong).
keterampilan.
Pesantren model ini masih banyak kita jumpai hingga sekarang, seperti
Pondok pesantren dilihat dari ilmu yang diajarkan. Apapun bentuk dan
tipenya, sebuah institusi dapat disebut sebagai Pondok Pesantren apabila memiliki
sekurang-kurangnya tiga unsur pokok, yaitu: (1) Pondok pesantren dilihat dari
yang begitu pesat maka pesantren diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu: (1)
kitab, tetapi untuk memahami apa maksud yang diajarkan oleh kitab.
pandangan hidup.
5. Unsur-Unsur Pesantren
memahami keaslian suatu pondok pesantren, setidaknya terdapat lima unsur yang
harus ada yaitu: 1) Pondok sebagai asrama santri, 2) masjid sebagai sentral
pesantren.
a. Kyai
bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan
sebutan kyai. Kyai adalah pengasuh yang menjaga nilai agama, (Mastuhu,
1994:12).
pendiri, pemilik dan pewakap pesantren itu sendiri. maju mundurnya satu
pesantren ditentukan oleh wibawa dan karisma sang kyai. Kyai merupakan
kekuasaan mutlak dalam arti berjalan atau tidaknya roda kegiatan pondok
2011:82).
yaitu sebagai tempat bertanya segala macam masalah, meminta fatwa dan
pertimbangan.
pesantrennya, mampu memengaruhi sikap dan sifat santri tidak hanya pada
pengaruh yang panjang dan luas itu, dapat diperhatikan dari usaha para
keseluruhan. Yang lebih penting dari itu adalah, kyai dalam melaksanakan
b. Santri
tinggal di dalam pondok dan mereka disana dituntut untuk hidup mandiri
terutama dalam hal memasak dan mencuci, mereka belajar tanpa terikat
jauh yang tidak memungkinkan dia untuk pulang kerumahnya, maka dia
kewajiban-kewajiban tertentu.
b) Santri kalong, yaitu siswa-siswa yang berasal dari daerah sekitar yang
Santri kalong ini mengikuti pelajaran dengan cara pulang pergi antara
adalah peserta didik yang belajar atau menuntut ilmu di pesantren. Santri
pengetahuan.
pergaulan sehari-hari.
c. Masjid
aktivitas ibadah dalam arti yang luas. Masjid juga merupakan komponen
2013:40).
pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik
masyarakat di sekitar.
mengulang pelajaran, bahkan juga sebagai tempat tidur santri pada malam
sebagai tempat ibadah untuk orang Islam, sebagai tempat belajar dan
d. Pondok
bagi para santri dalam lembaga sitem pendidikan tradisional itu. Para
asrama para santri itu miliknya para kyai. Asrama atau tempat belajar
santri yang sering disebut dengan pondok itu merupakan ciri khas tradisi
ilmu dari sang kyai dengan teratur, lancar dan baik, ia harus tinggal di
47
kediaman kyai. Dalam hal ini berarti harus ada asrama atau tempat
perumahan yang cukup untuk dapat menampung santri. Maka dalam hal
c) Ada sikap timbal balik antara kyai dan santri, dimana para santri
tentunya memiliki ciri dan khas nya yang menjadikan institusi ini langgeng
sampai dengan sekarang. Salah satu yang menjadi ciri khas dalam pembelajaran
pesantren adalah beraneka macamnya metode dan model yang digunakan, salah
Metode sorogan tersebut merupakan kegiatan pembelajaran bagi para santri yang
bimbingan kyai. Disamping sorogan, masih ada metode dan model lain yang
yang tidak terpisahkan dari pesantren itu sendiri, adapun tradisi pesantren itu
sendiri menurut Nata (2012:310-319), antara lain yaitu: 1) Tradisi rihlah ilmiah, 2)
1. Perencanaan Pembelajaran
merupakan tahap awal dari semua kegiatan untuk itu penyusunannya harus
a. Kegiatan Pendahuluan
proses pembelajaran;
dicapai;
sesuai silabus.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
pembelajaran; dan
2) Elaborasi
tertulis;
kolaboratif;
kelompok;
maupun kelompok;
3) Konfirmasi
eksplorasi;
berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
rangkuman/kesimpulan pelajaran;
(https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/05/26/standar-
3. Evaluasi Pembelajaran
evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut
konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering
evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk
observation and from the background and training of the evaluator. Berdasarkan
itu dijelaskan bahwa evaluasi adalah 1. Sebuah Proses, 2. Tujuan Evaluasi adalah
tertentu.
keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau
taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah meraka mengikuti
yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, taraf perkembangan, taraf
pendidikan.
perbaikannya.
f. Mengadakan seleksi.
a) Evaluasi Diagnostik
b) Evaluasi Selektif
tertentu.
c) Evaluasi Penempatan
d) Evaluasi Formatif
Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk
e) Evaluasi Sumatif
Perbedaan antara evaluasi formatif dan sumatif secara luas telah diterima.
57
1. Evaluasi Formatif
evaluasi formatif, yaitu control dan waktu, bila saran perbaikan akan
khas adalah: bagianmana dari program yang sedang bekerja? Dan apa
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi Sumatif (Imtihan al-nisf al-samawiy), adalah evaluasi yang
adapun tujuan dari evaluasi sumatif ini adalah untuk menentukan nilai
penuh dikembangkan yaitu, ketika hal itu berfungsi baik atau apakah
58
potensial.
beberapa point, sebagai mana yang dipaparkan oleh Sudijono (2013: 24)
keputusan :
59
keputusan
bersifat individual
bersifat institusional
sesudahnya.
penampilan yang terjadi (pengaruh) baik hal-hal yang positif (yaitu hal
diharapkan).
2. Evaluasi formatif-sumatif
BAB III
METODE PENELITIAN
kualitatif dengan metode Studi Kasus. Studi kasus kualitatif dilakukan dalam
konteks natural atau kewajaran, apa adanya. Jadi, perlakuan tidak diperbolehkan.
pemaknaan atas apa yang ditemukan. Data lebih merupakan deskripsi yang
bersifat verbal. Diusahakan untuk menggali emik atau sudut pandang partisipan
Studi kasus berfokus pada proses dan pengalaman yang spesifik, relasi antar
bersifat kualitatif. Jadi pada hakikatnya penelitian kualitatif bekerja dan berproses
kawasan dan ruang lingkup fokus penelitiannya. Studi kasus cenderung lebih
Studi kasus kualitatif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah yang
Moleong (2010: 107); (1) mempunyai latar belakang alamiah atau natural setting;
(2) manusia sebagai alat atau instrument penelitian dapat lebih adaptable; (3)
62
menggunakn metode kualitatif; (4) analisis data secara induktif; (5) teori dasar
(grounded theory) melalui analisis secara induktif; (6) laporan bersifat deskriptif;
(7) lebih mementingkan proses dari pada hasil; (8) adanya “batas” yang
ditentukan oleh fokus penelitian; (9) adanya kriteria khusus untuk keabsahan data;
(10) disain penelitian bersifat sementara; (11) hasil penelitian dirundingkan dan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu
data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau arti orang-orang dan prilaku yang
dapat diamati ( Moleong, 2010:4), yang berkaitan dengan latar alamiah dan
Syifa. Secara relative ada pula data kuantitatif terkait data subyek penelitian dan
1. Lokasi Penelitian
2. Key Informan
dan kondisi pondok pesantren Al-Qur’an Asy Syifa secara akurat dengan
pondok pesantren, atau bisa disebut sebagai snow boll process. Santri
dengan pembahasan.
b. Teknik Wawancara
alat perantara dengan apa yang dilihat, diraba, dicium dengan catatan
b. Kamera
kamera digital.
65
c. Alat Perekam
D. Analisis Data
1. Unitisasi
secara teliti seluruh jenis data yang sudah terkumpul. Satuan-satuan data tersebut
2. Kategorisasi
dalam kategorisasi ini. Ada beberapa hal yang dilakukan, yaitu diantaranya:
kedalam satuan dengan cara membaca satuan yang sama. Jika tidak
dianalisis.
3. Penafsiran Data
logis dan empiris berdasarkan data yang terkumpul selama penelitian. Tujuan
yang akan dicapai dalam penafsiran data ialah deskripsi semata-mata tentang
yang terdapat pada hasil penelitian ini perlu diuji keabsahannya. Untuk itu maka
1. Perpanjangan keikut sertaan, yaitu dengan cara penulis terjun ke lokasi dan
kurang lebih dua bulan, yaitu sejak bulan Maret – Mei 2017.
unsur dalam situasi yang relevan dengan persoalan atau isu yang sedang di
terfokus.
serta masyarakat.
dengan dosen pembimbing dimulai dari bulan September 2016 s.d Juni
2017.
pembanding.
68
diteliti.
informasi seperti yang terdapat di lokasi. Hal ini dimaksudkan agar proses
hasil penelitian.
dengan surat persetujuan atau pernyataan bahwa hasil penelitian ini sesuai
dengan sebenarnya.
69
BAB IV
dengan pendiri pertamanya adalah KH. Hasanuddin bin Alhafi. Pada awal
didirikannya pesantren ini santrinya hanya berjumlah beberapa orang saja yang
didominasi oleh santri-santri yang ada di sekitaran pesantren atau yang lebih
dikenal dengan santri kalong. Dan pada saat sekarang pesantren Asy-Syifa
tandai dengan mulai berdatangan santri-santri yang berasal dari luar daerah yang
Pada awal didirikannya pesantren ini amat sangat sederhana yang mana
bangunan pesantren ini hanya berupa surau kecil yang kobong-kobongnya hanya
terbuat dari bambu yang hanya alakadarnya saja, hanya sekedar tempat istirahat
para santri. Namun pada sekitar tahun 1980 pesantren ini mulai merenovasi
bangunannya dengan yang lebih layak dengan menggunakan material yang lebih
Pesantren ini bergerak pada kajian Al-Qur’an yang mana di pesantren ini
dibahas tentang keilmuan Al-Quran secara mendalam, baik dari sisi tajwid,
mujawad maupun qiraat-qiraat nya. Yang menjadi ciri khas pesantren ini adalah
70
pengajianQiraat Sab’ah, yang mana disiplin ilmu ini mengkaji pembacaan Al-
Qiraat Sab’ah atau yang lebih di kenal dengan qiraat tujuh, terdiri dari
berbagai Imam dan riwayat yang tentunya antara satu imam dan riwayat terdapat
perbedaan yang tentunya menjadi sebuah khazanah keilmuan islam. Imam Qiraat
karena belajar Al-Quran harus talaqi atau secara langsung berhadapan dengan
guru agar bisa secara langsung mengetahui kekurangan dalam segi pembacaan
kajian kitab kuning yang mengkaji tentang keilmuan lain, seperti nahwu, sharaf,
tauhid, fiqh, akhlak, tafsir dan hadist. Yang tentunya antara setiap keilmuan
dengan indah atau yang lebih di kenal dengan istilah Murattal dan Mujawwad
yang di pimpin langsung oleh kyai. Selain itu pesantren ini juga memiliki tim
marawis yang memfasilitasi bagi santri yang berbakat akan seni musik islami.
Qurani.
yaitu KH Ujang Hidayat, dan oleh adik beliau KH. Muhammad Syan Abdul
Khalik kemudian dibantu juga oleh Ustadz Rijal Mushaffa, Ustadzah Nelly
Sarana yang terdapat di pesantren sekiranya sudah cukup memadai yang mana
terdiri dari :
a. Mesjid
b. 2 Aula ( Madrasah)
Masukan dana pesantren selain dari pada uang infak dari pendaftaran
santri baru sebesar 150 ribu ( tak berbatas waktu ), adalah dari para donator yang
72
tidak menetap atau tidak terikat. Sedangkan untuk biaya santri di pondok
20.000/bulan.
Nilai yang selalu dipegang di pesantren ini pada dasarnya tidak pernah
berubah dari awal pesantren ini didirikan. Seperti nilai sopan santun, takdim.
Tanggung jawab, kebersamaan dan sebagai nya. Dan dari sekian banyak nilai
yang menjadi cirri khas pesantren ini ada sebuah nilai yang mungkin menjadi
sebuah acuan utama adalah tercapai nya nilai makarim al akhlak, dan nilai ini juga
(W.ASY.KUH.1.)
sebuah ilmu bagi para santrinya yang di ikuti pula dengan tercapainya sebuah
akhlak yang baik yang tertanam pada diri santrinya, yang mana akhlak dan ilmu
mempunyai keterkaitan yang erat. Hal ini di maksudkan untuk menjawab semua
tantangan zaman yang mana ilmu saja tidak cukup dan harus di barengi juga
untuk belajar Al-Quran dan menjadi mereka berkahlak Qurani. Sedangkan misi
nya adalah pesantren agar bisa menjadi wadah untuk mempelajari Al-Quran.
Memupuk santri agar berkakhlak karimah dan ini sejalan dengan visi yang
73
4. Prinsip-prinsip pesantren
adalah :
sangat sulit karena ini lebih sulit karena melibatkan semua unsure yang ada pada
diri manusia itu sendiri yang tentunya antar satu prisip dengan prinsip lain
memiliki keterkaitan yang tentunya memiliki sebuah arah dan tujuan yang baik
1) Teosentrik
3) Kearifan
4) Kesederhanaan
5) Kebersamaan
7) Kebebasan terpimpin
8) Kemandirian
74
a. Status kelembagaan
Sejak pertama kali di dirikan pondok pesantren ini oleh KH. Hasanudin
sampai sekarang yang dilanjutkan oleh putranya KH. Ujang Hidayat tetap
dalam pembelajaran dan tentunya penerapan nilai-nilai serta akhlak yang sangat
melekat dan tentunya menjadi cirri khas dari corak pesantren salfiyah.sedangkan
kekurangan salafiyah adalah tidak bersatunya antara pendidikan formal dan tidak
adanya sebuah bukti legalitas yang menjadi bukti dan menjadi sebuah tuntutan di
b. Struktur Organisasi
mengurangi garis koordinasi tugas yang lain, yang mana di lingkungan santri
putra maupun santri putri di pilih seorang ketua atau lebih dikenal Rois yang
Melalui garis kordinasi ini kyai berkordinasi dengan rois dan roisah dalam
pesantren, adapun segala kebijakan dan ketentuan kepada santri, kyai tinggal
berkordinasi saja dengan rois dan roisah yang kemudian di infokan kepada seluruh
c. Suksesi Kepemimpinan
temurun yang mana KH. Hasanudin Bin Alhafi sebagai pendiri pondok pesantren
setelah beliau wafat pada tahun 2001, secara otomatis tongkat kepemimipinan
beralih kepada putra nya yang sekarang menjadi pimpinan pesantren, yaitu KH.
Ujang Hidayat.
sistrem pendidikan lainnya adalah adanya hubungan yang akrab dan bersifat
khusus humanis antar kyai atau ustadz dengan orang tua santri dan dengan para
kemudian di titipkan langsung kepada Kyai untuk di didik. Hubungan ini tidak
hanya sebuah simbilos belaka melainkan sebuah bagian dari pendidikan pesantren
itu sendiri. sementara santri hidup bersama Kyai dan ustadz setiap hari dalam
kehidupan pesantren.
76
dan familier. Pembelajaran yang terjadi tidak hanya sebatas pada transformasi
ilmu, melainkan juga pada seluruh perilaku kehidupan. Dalam kasus yang cukup
besar, peran-peran kyai ini biasanya dikejawantahkan oleh para ustadz atau santri-
kuat antar satu sama lain karena mereka selalu bersama, dari mulai mereka bangu
tidur sampai mereka tidur kembali, bahkan maka pun ada dalam satu tempat yang
sama ( istilah santri itu novel), dengan komunikasi yang baik, maka akan pula
muncul sikap dan kebiasaan yang baik pula yang secara langsung mempengaruhi
Semua santri berinteraksi dengan baik dengan yang lainnya, dan mereka
mereka, sama dengan hal nya norma-norma umum yang berlaku di masyarakat.
a. Tumbuhnya sikap tawadhu dan ta’dzim terutama dalam hal ilmu dan
ibadah
mulia
77
dengan masyarakat umum, ada yang bermata pencaharian sebagai petani, pekerja
pabrik, wiraswasta dan lain lain. Dan lingkungan di sekitar pesantren juga
memilki corak budaya yang berbeda-beda karena ada sebagian warga pendatang
dari daerah lain yang kebetulan bertempat tinggal dekat dengan pesantren ini.
Seperti hal nya dengan pesantren lain pasti akan terdapat pro kontra di
yang terjadi disekitaran ponpes Asy-Syifa yang juga seperti itu, ada banyak
masyarakat yang pro kepada pesantren dan tidak sedikit pula yang kontra dengan
keberadaan pesantren ini, tapi hal ini di tanggapi dingin oleh seluruh unsur
Beliau merupakan adik dari KH. Ujang Hidayat, beliau juga pernah
(warungkondang, Cianjur).
pondok pesantren yang beliau singgahi baik sebagai santri yang menetap
dan merupakan alumni ponpes Asy-Syifa. Selain itu masih banyak lagi
pondok pesantren yang beliau singgahi baik sebagai santriat yang menetap
(W.ASY.URM.1.)
masyarakat juga sangat memerlukan sosok ahli dalam ilmu agama yang
Kyai juga tidak menampik dengan mulai adanya pergesar nilai dan
pesantren di era modern sangat diperlukan guna untuk memelihara tentang ilmu
pola pemikiran manusia. Pintar saja tidak cukup, juga harus di topang oleh akhlak
yang baik pula agar bisa menjadi manusia yang shaleh secara agama maupun
bukan hanya terkait ketuntasan pembelajaran saja tetapi juga didukung oleh
santrinya , jika santri tersebut masih awam dengan keilmuan pesantren apakah itu
ilmu qur’an, maupun nahwu dan sharafnya makan santri tersebut akan
80
Begitu pula santri yang sudah senior dengan pemahaman kitabnya yang
banyak serta kemampuan analisis serta hapalannya yang sudah bagus makan akan
dalam mendalami ilmu al-Qur’an dapat dilihat dari pemahamannya terkait kitab-
keseragamaan yang trmasuk dalam hal ini adalah standarisasi, namun dalam hal
ini mastery learning atau ketuntasan belajar, tetapi pondok pesantren sebaiknya
mulai yang ringan hingga yang berat dari kitab yang tipis ke kitab yang tebal dan
seterusnya. (W.ASY.URM.2)
Asy Syifa yang berdasarkan sistem kitabi (kurikulum). berdasarkan pada jejang
Tabel 4.1
Mata Aji di Pondok Pesantren Asy Syifa
No Materi Kitab
1 - Fathul Athfal
- Musthalah Tajwid
- Tibyan
Ulumul Qur’an - Jazariyyah
- Nihayah Qaul Mufidz
2 - Riyadush Shalihin
- Tanqihul Qaul
Hadist - Muhtaral Hadist
3 - Safinatunnaja
- Bajuri
Fiqh - Ianah at Thalibin
4 - Jurumiyyah
- Imritii
Nahwu - Alfiyyah Ibn Malik
5 - Kailani
Sharaf - Yaqulu
6 - Ta’lim Muta’alim
- Qamith Tughyan
Akhlak - Burdah
7 - Tafsir Jalaini
Tafsir - Tafsir Surat Yasin
82
Quran , maka setiap santri yang belajar di pesantren ini harus sudah hatam
hal tersebut maka dipondok pesantren Asy Syifa ini diajarkan beberapa
kitab yang bisa menunjang pada ketercapaian santrinya untuk bisa fasihat
tajwidz, kitab itu antara lain kitab Tuhfatul Athfal, Tibyan, Al Jazariyyah
b. Tuhfatul Athfal
Kitab Fathul Athfal dikarang oleh Syaikh Sulaiman bin Hasan bin
mudah difahami, kitab ini diajarkan di tingkat dasar bagi santri. Santri
harus bisa memahami dan mengahafal diluar kepala terkait kitab ini karena
tajwid serta syair-syair dalam kita tersebut yang pada akhirnya santri bisa
Shobuni. Kitab ini merupakan kitab lanjutan dari kitab sebelumnya, kitab
83
ini berisi tentang hal yang yang sangat penting diketahui terkait dengan
adab kita menjalin interkasi denga kitab Allah, maka diperlukan sebuah
hal, yaitu :
mendalam Al-Qur’an.
d. Kitab Al-Jazariyyah
Jazari, kitab ini merupakan kitab lanjutan dari kitab dasar sebelumnya
yaitu kitab Fathul Athfal. Kitab ini memiliki cirri dan spesifikasi
qira'at, Tajwid, Hadits, Sejarah, Fiqh. Kitab ini membahas dengan detail
84
seluruh hal yang berkenaan dengan Al-Quran yang ditinjau dari berbagai
macam pendapat para ulama ahli Quran, kitab ini merukan salah satu
Setelah belajar kitab ini santri bisa dengan sangat jelas menjelaskan
terkait ilmu pembacaan Qur’an yang ditinjau dari berbagai pendapat ulama
Muhfidz merupakan kitab yang secara detail mengupas tentang ilmu Al-
hadist dan sebagainya. Kitab ini merupakan kitab tertinggi dalam ilmu
mempelajari kitab ini agar santri bisa memahami Al-Quran dengan sangat
jelas dengan kajian dari berbagai pendapat para ulama ahli Quro.
(W.ASY.KUH.2.)
85
f. Kitab Hadist
lebih dikuasai secara konferhensif tidak hanya terfokus pada ilmu Qur’an
saja. Orientasi pembelajari kitab hadist ini agar santri memahami hadist
sebagai bagian penting dari khazanah keilmuan islam dan sebagai sumber
g. Riyadhus Shalihin
Kitab ini dikarang oleh Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-
tidak didapatkan hadits yang lemah kecuali sedikit itu pun kemungkinan
dibahas menjadi 19 kitab yang terbagi atas 372 Bab dan menyertakan
dalil penyokong atas kitab yang akan dibahas, kemudian baru menyertakan
Setelah belajar kitab ini, para santri bisa mengetahui dan memahami
h. Tanqihul Qaul
ini juga merupakan kitab hadist yang berisi hadist-hadist pilihan yang
i. Musthala Hadist
mempelajari ilmu mengenai seluk beluk ilmu hadits. Mulai dari macam-
hadits dan lain-lain dapat dijadikan bukti kevalidan suatu matan hadits
j. Fiqh
Fiqh merupakan ilmu ang wajib di pelajari oleh seluruh santri Asy
Syifa, karena ilmu ini berkaitan dengan tata cara kita mberibadah dan
tersendiri, dimulai dari yang dasar hingga sampai dengan kita byang secara
k. Safinatunnaja
Kitab ini dikarang oleh Asy-Syaikh Al-Faqih Salim bin ‘Abdullah bin
pesantren, kitab ini menjalsakan tentang fiqh (Hukuk Islam) dan kitab ini
wajib dipelajari sebagai kitab dasar ilmu fiqh sebelum santri melanjutkan
Tidak semua pembahasan tentang fiqh di bahas dalam kitab ini, hanya
hal-hal yang sifatnya mendasar dan prinsip saja yang diajarkan dalam
kaidah dasar terkait hukum Fiqh islam yang kemudian bisa dilanjutkan
l. Al Bajuri
Jizawi bin Ahmad. Kitab ini merupakan kitab Fiqh bermadzhab Syafi’i
dan menjadi salah satu rujukan dan dipelajari di pondok pesantren klasik.
Kitab ini lebih detai dari kitab Fiqh sebelumnya (Safinatunnaja) dan
pembahasan (pasal/bab).
jelas tentang hukum fiqh islam yang lebih detail dari kitab fiqh
m. Ianah at Thalibin
89
Kitab ini dikarang oleh Sayyid Abu Bakar Muhammad Syatha ad-
Dimyathi, kitab ini adalah adalah salah satu kitab yang sering menjadi
Sesuai namanya, kitab ini diperuntukkan santri yang mengkaji Fath al-
Mu’in.
lebih actual dan kontekstual karena memuat ragam pendapat yang diusung
memahami terkait hukum-hukum Fiqh yang lebih luas dan bersumber dari
para Fuqaha yang kelak bisa di jadikan pegangan para santri dan
diamalkannya (W.ASY.URM.3.)
1) Kitab Nahwu
2) Al Jurumiyyah
Kitab ini dikarang oleh Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin
Dawud Ash Shinhaji. Kitab ini menjadi kitab rujukan utama dan dasar para
arab. Yang isinya membedah struktur bahasa arab. Kitab ini menjadi kitab
dasar dalam belajar ilmu nahwu dan setiap santri wajib memahami kitab
ini.
lainnya, karena tanpa mempelajari ilmu ini dirasa akan sangat sulit belajar
ilmu islam.
n. Imriti
Al-Imrithi. Kitab ini ini merupakan matan Kitab Jurumiyyah ; kitab ilmu
nahwu yang digubah menjadi bentuk nadhom / natsar / sya’ir. Kitab ini
menjadi salah satu sorogan favorit fan ilmu alat lanjutan. Umumnya
setelah mempelajari kitab ini bisa lebih memehami terkait kaidah nahwu,
ibnu Abdillah ibnu Malik al Thay. Kitab Alfiyyah Ibnu Malik adalah kitan
populer dan melegenda dalam ilmu Gramatika / tata bahasa arab dan
91
Kitab ini berisi seribu bait nadham ilmu nahwu. Kelebihan mengkaji
ilmu yang paten/pasti yaitu qoidahnya tidak akan pernah berubah ila
akhiriz zaman.
pemahaman nadham dan materi ilmu nahwu bisa di kuasai dengan sangat
baik. (W.ASY.MSYA.1)
2) Kitab Kailani
Kitab ini dikarang oleh Syeh ali hisyam al-kailani. Ini merupakan kitab
penggunaan kata bahasa arab harus di sesuaikan denga konteks teks nya.
Maka dalam belajar bahasa arab selain dari mempelajari ilmu nahwu juga
Kitab ini diawali dengan uraian perubahan bentuk fi'il dengan pola
tsulasi mujarrod dan ruba'i mujarrod. Selanjutnya kategori fi'il mutaadi dan
Pembahasan kitab ini dititup dengan ulasan isim zaman dan isim makan.
p. Kitab Yaqulu
dipelajari agar santri bisa lebih mengusai ilmu sharaf guna melengkapi
ilmu nahwu agar santi bisa membaca kitab kuning dan bahasa arab dengan
benar. (W.ASY.MSYA.1)
1) Kitab Akhlaq
2) Ta’lim Muta’allim
kitab lama namun isinya masih sangat relevan dengan keadaan hari ini.
terkait akhlak dan etika dalam mencari ilmu, menjadi murid, menghormati
Setelah belajar kitab ini para santri diharapkan memeiliki akhlak yang
q. Kitab Tafsir
menggunakan dua mufassir yaitu tasir Jalalini dan tafsir inbu katsir.
manfaat. Metode yang digunakan oleh pengarang dalam tafsir ini adalah
kemudian bisa jadi khazanah keilmuan dan pengetahuan bagis setiap santri
besar terbagi menjadi dua, ada yang berdasarkan sistem klasikal (Ibtida/Tsanawi)
ada juga yang dilaksanakan secara bersama-sama yang disesuaikan dengan kitab
94
kemampuan santri itu sendiri, oleh karena itu ada perbedaan proses pembelajaran.
(W.ASY.URM.4)
kitab dan sorogan pada pembelajaran Al-Qur'an dan hampir semua pembelajaran
Tabel 4.2
Daftar Santri Putra Kelas Ibtida
No Nama Asrama/Kobong Kelas
1. Lutfi 1 Ibtida
2. Cecep 1 Ibtida
3. Ilham 1 Ibtadi
7. M. Aldhi 2 Ibtida
(SD.ASY.FMPKK.2)
Tabel 4.3
Daftar Santri Putra Kelas Tsanawi
No Nama Asrama/Kobong Kelas
1. M. Supnadin 1 Tsanawi
2. Arifn Ilham 1 Tsanawi
3. A. Wahab Asyaroni 1 Tsanawi
4. Gingin Gunawan 1 Tsanawi
5. Dadang 1 Tsanawi
6. Aguh 1 Tsanawi
7. Jamal 2 Tsanawi
8. Cecep Nurdin 2 Tsanawi
9. M. Wahyu 3 Tsanawi
10. M. Agung 3 Tsanawi
97
Tabel 4.4
Daftar Santri Putri Kelas Ibtida
No Nama Asrama/Kobong Kelas
1 Nahri 1 I
2 Ede 1 I
3 Fitri 1 I
4 Kulsum 1 I
5 Fatimah 1 I
6 Sri Ulya Fitriani 2 I
7 Ranita 2 I
8 Widi Mardani 2 I
9 Fitri 2 I
10 Didah 2 I
11 Ami Nurazijah 2 I
12 Anida 2 I
13 Hilmyah 2 I
14 Wiwin 3 I
15 Euis Latifah 3 I
16 Suci Sakinah 3 I
17 Risa Gustiana 3 I
18 Siti Nur Sa’adah 3 I
19 Fadlah 3 I
20 Jijah Siti 4 I
21 Syifa 4 I
22 Iis Siti Aisyah 4 I
23 Nur Setiawati 4 I
24 Halimatusa’adah 4 I
25 Sopi 4 I
26 Syaila Nur 4 I
27 Wafa Zakiyah 4 I
99
28 Syifa Ambami 4 I
29 Risma 5 I
30 Tina Meidina 5 I
31 Syifa 5 I
32 Tita Puspita 5 I
33 Amelia 5 I
34 Salwa 5 I
35 Windi Widia 5 I
36 Nada Nur 5 I
Halimah
37 Isyfa 5 I
38 Tika siti 5 I
39 Siti Nur 5 I
40 Neja Tazkiyah 5 I
41 Siti Nur Asiah 5 I
41 Reva Syaharani 5 I
43 Siti 6 I
44 A’syah 6 I
45 Siti Lailatul 6 I
46 Neng Rofi’ah 6 I
47 Gina 6 I
48 Putri 6 I
49 Resti Nisa 6 I
50 Siti Mariam 6 I
51 Neng Tkiniatul H 6 I
52 Diana Wulandari 6 I
53 Siti 6 I
Fatimatulzahru
54 Ai Muto Ifah 6 I
55 Syahma 6 I
100
56 Alsa Fitria 6 I
57 Silvi 7 I
58 Khoratunnisa 7 I
59 Siti Fitriyani 7 I
60 Isma Ilyah 7 I
61 Hilda Noviana 7 I
62 Lintang 7 I
Takbirani
63 Lani Restu 7 I
64 Novi Yulianti 7 I
65 Siti Nurmilah 7 I
66 Siti Nurhadiah 7 I
67 Depi Riskiani 7 I
68 Syifa Nurillayah 7 I
69 Ayu Sopiah 8 I
70 Syifa Syaidah 8 I
71 Rina Riana 8 I
72 Hesty Rahmayani 8 I
73 Siti Salamah 8 I
74. M. Isma 8 I
75. Elis 8 I
76. Laely Sa’adah 9 I
77. Hani Mustika 9 I
78. Erika Nur 9 I
79. Wulan Julianti 9 I
80. Siti Fatimah 9 I
81. Syifa 9 I
82. Eka Fuji 9 I
83. Hana 9 I
84. Imas Nuriyyah 10 I
101
Tabel 4.5
Daftar Santri Putri Kelas Tsanawi
No Nama Asrama/Kobong Kelas
1. Nur 1 II
2. Safira 1 II
3. Aas 1 II
4. Maesaroh 2 II
5. Yuli Kholifah 2 II
6. Pupu Maspupah 3 II
7. Yuli Siti 5 II
8. Hamdah Kamilah 5 II
9. Nurlatifah 6 II
13. Nabila 8 II
14. Syahda 8 II
15. Winda 9 II
16. Nia 9 II
(SD.ASY.FMPKK.2 )
102
Tabel 4.6
Jadwal Pengajian Qira’at Sab’ah
No Nama Santri Putra Nama Santri Putri Waktu Pengajian
1 Asep Nur Ulfi Pengajian santri
2 Acep Safira putra berlangsung
3 Yusuf Mae pada pukul 07.00 –
4 Imam Yuli 10.30 & Pengajian
5 Hambali Pupu santriat berlangsung
6 Tedi Iis pada pukul 19.00 –
7 Wahyu Ajizah 20.45 yang
8 Rizal Yuli bertempat di
9 Mukhlis Hamda madrasah samping
10 Yesa Tina khusus sorogan
11 Raka Ulpah binadhar Qiraat
12 Arifin Novi Sab’ah
13 Dadang Ima
14 Jajang Sesi
15 Ade Pipit
16 Muhyi Selli
17 Dadi Iin
18 Winda
19 Ulfi
20 Nia
21 Dida
22 Umi
23 Hilda
24 Aas
(SD.ASY.FMPKK.2)
(SD.ASY.FMPKK.2)
Tabel 4.8
Jadwal Pengajian Bersama
No Hari Materi/Kitab
1 Senin Syarah Kitab Safinatunnaja & Kailani
2 Selasa Syarah Kitab Safinatunnaja & Kailani
3 Rabu Syarah Kitab Tanqihul Qaul dan Kailani
4 Sabtu Syarah Kitab Safinatunnaja dan Tahkihul Qaul
5 Minggu Ta’limul Muta’alimin & Tanqihul Qaul
b. Kelas Pengajian Santri Putra kelas Ibtida Pondok Pesantren Asy
Syifa
Pengajar : Ustadz Rijal Mushaffa
104
Waktu : 18:30
Tempat : Madrasah Utama
Tabel 4.9
Jadwal Pengajian Santri Putra kelas Ibtida
No Waktu Materi Pembahasan
1 Malam Sabtu Sorogan Al-Qur’an dan materi tentang Tajwid
2 Malam Minggu Setoran Nadham Tuhfatul Athfal, Fathur Rahman dan Al
Jazariyyah
3 Malam Senin Sorogan Al-Qur’an dan Materi tentang Tajwid
4 Malam Selasa Setoran Juz Amma ( Juz 30)
5 Malam Rabu Kitab Mustalah Tajwid dan Safinah
6 Malam Kamis Setoran Tashrifan
Tabel 4.10
Jadwal pengajian bersama sesepuh Pondok Pesantren Asy Syifa
No Waktu Tempat Pengajian Keterangan
1 07:00 – 10:00 Madrasah Sorogan Qiraat Sab’ah Santri Putra
tertentu
2 19:00 – 20:45 Madrasah Sorogan Qiraat Sab’ah Santri Putri
tertentu
3 13:00 – 13:30 Madrasah Utama Murattal Al-Qur’an Seluruh Santri-
santriwati
4 16:45 – 17:30 Madrasah Utama Mujawwaz Al-Qur’an Seluruh Santri-
Santriwati
5 21:00 – 22:00 Madrasah Utama Pengajian Kitab Seluruh Santri-
Nihayah Qaul Mufidz Santriwati
Asy Syifa
Waktu : 19:30
Tabel 4.11
Jadwal Pengajian Santri Putra Kelas Tsanawi
Waktu Materi
Tafsir Jalalaini
Minggu, senin, selasa, jumat
Alfiyyah Ibn Malik
dan sabtu
Riyadush Shalihin
mendengarkan, menulis tanpa bisa melakukan tanya jawab dengan kiai yang
pesantren dan begitu pula di pondok pesantren Asy Syifa. KH. Ujang Hidayat,
KH. M. Syan, Ustadz Rijal dan Ustadzah Neli menjadi pusat pembelajaran disana,
(W.ASY.URM.4)
agar tingkat ke-fashihatan santri dalam melapalkan huruf demi huruf Al-Qur'an
bisa secara langsung didengarkan oleh pengajar dan jika ada kesalahan bisa
langsung di koreksi oleh pengajar. Hal ini didasarkan bahwa dalam belajar Al-
Qur'an haruslah Talaqi atau Face to Face antara santri santri dengan sang
penagajr agar bisa secara langsung bisa terpantau perkembangnnya dan bisa
yaitu santri mendengarkan apa yang dipaparkan oleh kiyai kemudian santri
agar santri bisa memehami secara teori dan juga praktek dalam pembelaaran
ulumul qur'an tersebut. Dan dalam pembelajaran tersebut, pengajar menjadi sosok
(jurumiyyah, imriti dan Alfiyyah) serta ilmu Sharaf (Kailani) santri mendengarkan
penjelasan dari pengajar, mencatat apa yang didengar (istilah pesantren di sebut
harus bisa memparkan kembali materi yang telah dicatatnya dan melafalkan setiap
gramatical bahasa arab dari ilmu nahwu yang dipelajarinya tersebut, seperti
mengeahui perubahan perubahan dari kata dalam bahasa arab tersebut dan fungsi
dari kata terebut. santri juga selain dituntut mengetahui konsep dan pengertian
107
arab seperti madli, mudhari', masdar, fail, isim zaman, isiam makan, kata nahi
pada pengetahun yang sifatnya kognitif, para santri dituntut mengatahui konsep-
konsep serta dalil-dalil dari kitab-kitab yang diajarkan serta bisa menghafal serta
paparkan oleh ustadz/kiai kemudian di tulis, dibaca dan difahami serta kemudian
(W.ASY.UNA.2)
Syifa sebisa mungkin dilksanakan dengan sangat konferhensif yang mana dlam
setiap kajiannya dilakukan dengan sangat sistematis dari mulai kitab yang sangat
mendasar, menegah hingga pada kitab yang menuntut santri menganalisis dengan
tajam. Proes pembelajaran di pondok pesantren Asy Syifa di lakukan oleh seluruh
dewan kiai dan ustadz dan pada proses-proses tertentu juga melibatkan para santri
memberikan dampak yang baik bagi para santrinya dan juga sebagai proses
pondok pesantren Asy Syifa di tuntut untuk bisa menjadi tempat dalam
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk
perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah
dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah penilain berupa tes (soal-soal atau
peserta didik. Evaluasi sumatif adalah penilaian berupa tes yang dilakukan setelah
proses belajar mengajar selesai dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu
pesantren Al-Qur’an Asy Syifa berorientasi pada ketuntasan materi, satu kitab
109
dipelajari secara terus menerus dan berulang ulang hingga pada akhirnya santri
memahami isi dan kandungan dari kitab yang dipelajarinya tersebut. Namun ada
untuk mengkur ketercapaian dan pemahaman dari setiap bab yang dijarkan.
dimulai dari tahap yang sangat dasar hingga yang paling tinggi.
sistem face to face, jadi dengan sistem ini pengajar bisa mengetahui secara
Quran baik itu dari segi pelafalan, makharijul hurufnya hingga sifatul
hurufnya. (W.ASY.KUH.4.)
putri yang secara langsung dipantau oleh putra sesepuh KH. Ujang
Hidayat yaitu ustadz Rizal Mushaffa dan Ustadzah Neli Amelia. Setiap
santri yang sudah memiliki bacaan yang fashihat dan lulus kriteria maka
ketingkat yang lebih tinggi adalah pemahaman sntri tersebut terhadap isi
dari kitab yan mengulas tentang ilmu Qur’an itu sendiri. Seperti contoh
santri harus sudah hafal kaidah-kaidah, hukum bacaan, waqaf ibtida, serta
pendapat-pendapat para ulama ahli Qura terkait ilmu al Qur’an serta santri
juga hafal dan memahami setiap nadham-nadham yang terdapat dari kitab-
dengan fasihat setiap huruf Qur’an dan santri juga harus mengetahui
kaidah, pengertian, serta nadhamnya. Hal ini dilakukan agar santri bisa
111
diajarkan berorientasi pada tingkat ketuntasan saja, tidak ada test evaluasi
bisa memahami setiap bab atau pasal yang diajarkan. Setiap hari santri
bertemu dengan ustadz yang sama, kitab yang sama, metode yang sama
terus saja seperti itu hingga pada akhirnya santri bisa memahami isi dari
kitab tersebut.
Santri akan faham ilmu nahwu karena dia terus menerus belajar kitab
tanpa harakat. Santri akan faham ilmu sharaf dengan terus belajar kitab
kailani, hingga akhirnya santri bisa merubah mufradat bahasa arab sesuai
tata cara dalam menuntut ilmu, agar proses menuntut ilmu benar-benar
dari sebuah terjemah dan konteks ayat serta asbabun nuzul maupun
Pada satu sisi memang tidak ada sebuah test untuk mengukur dalam
untuk bisa merubah yang berdampak pada ranah afektif dan psikomotorik
seluruh santrinya yang mana pada akhirnya santri bisa mengamalkan apa
yang dia pelajari selama belajar di pondok pesantren dan kemudian bisa
face atau muajahah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari santri
tersebut dalam pembacaan Al-Quran baik itu dari segi pelafalan, makharijul
imriti, yaqulu dengan nadhoman yang dilafalkan setiap kali sebelum pembelajaran
20 menit, itupun untuk mereview santri sebagai hasil dari pembelajaran kitab
kuning yang dipelajarinya. Bandongan disini dapat dilakukan oleh santri senior
proses pembelajaran itu sendiri. Dengan cara seperti itu santri dapat menerapkan
hasil yang diperoleh. Sorogan, bandongan dan hafalan disini sebagai tolak ukur
dari evaluasi pembelajaran untuk para santri agar senantiasa ilmu yang
didapatkannya itu sendiri bisa berdampak untuk kedepannya jika mereka sudah
dapatkan selama mondok di pondok pesantren Al-Qur’an Asy Syifa, baik dalam
pesantren ini menjadi perhatian paling serius, hal ini yang menjadikan pondok
pesantren sebagai sarana menuntut ilmu bukan hanya untuk para santrinya itu
114
sendiri yang mondok, akan tetapi juga untuk para warga sekitarnya untuk
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pondok Pesantren Al-Qur’an Asy Syifa terletak di Jalan Raya Barat Blk.
pesantren Al-Qur’an Asy Syifa ini berakar pada kemampuan santrinya itu
Asy Syifa dibagi menjadi dua sistem klasikal yaitu ibtida/tsanawi. Adapun
116
seluruh dewan kyai dan ustadz dan pada proses-proses tertentu juga
santri.
Syifa berorientasi pada ketuntasan materi, satu kitab dipelajari secara terus
menerus dan berulang ulang hingga pada akhirnya santri memahami isi
Evaluasi dari para santrinya itu sendiri bisa mengamalkan apa yang
oleh para pengagumnya karena masyarakat memandang bahwa tidak ada hal yang
di anggap menarik dari lembaga ini dan tidak ada yang bisa di jual dari lembaga
pendidikan yang bercorak seperti ini. Berbeda halnya dengan pesantri khalafi
117
yang memiliki sesuatu yang bisa mereka jual dari lembaga tersebut sehingga
Bagi penulis penelitian ini sangat berguna dan bermanfaat sekali untuk
yang ada di Pondok Pesantren Al-Qur’an Asy Syifa itu sendiri. Selain dari pada
itu penulis dapat mengetahui perbedaan antara budaya pesantren salafi serta
khalafi.
Bagi masyarakat dilihat dari mutu lulusan pondok pesantren salafiyah ini
yang tidak terlepas dari sistem pembelajaran yang diajarkan oleh kyai di pondok
pembelajaran ulumul Qur’an yang ada di pondok pesantren Al-Qur’an Asy Syifa
tentunya memiliki dampak bagi santri terutama setelah mereka lulus dari
Berbicara mengenai lulusan pesantren salafi jauh di atas mereka yang khalafi.
Karena jika melihat bahwasannya banyak para kyai yang lahir dan tokoh
masyarakat agar para orang tua ada keinginan untuk mendidik anaknya di Pondok
Pesantren Al-Qur’an Asy Syifa serta mampu menunjukan kepada masyarakat luas
118
bahwa pembelajaran kitab kuning di pesantren tradisional pun tidak kuno atau
ketinggalan zaman.
119
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin dan Moh. Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam. Malang: UIN-
Maliki Press.
Gazali, Hatim. (2008). Revitalisasi Peran dan Fungsi Pesantren. Diakses dari
http://gazali.wordpress.com/2008/04/24/revitalisasi-peran-dan-
fungsipesantren/ diakses 28 Oktober 2016
James A.F. Stoner dan R. Edwar Preman, (1989) Management, (New Jersey:
Prentice-Hall International,Inc,
120
Scriven, M. (1991). Evaluation thesaurus (4th ed.). Newbury Park, CA: Sage.
(www.hfrp.org. diakses 1 April 2016)
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin dan Moh. Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam. Malang: UIN-
Maliki Press.
Gazali, Hatim. (2008). Revitalisasi Peran dan Fungsi Pesantren. Diakses dari
http://gazali.wordpress.com/2008/04/24/revitalisasi-peran-dan-
fungsipesantren/ diakses 28 Oktober 2016
James A.F. Stoner dan R. Edwar Preman, (1989) Management, (New Jersey:
Prentice-Hall International,Inc,
2
Scriven, M. (1991). Evaluation thesaurus (4th ed.). Newbury Park, CA: Sage.
(www.hfrp.org. diakses 1 April 2016)
Alumni
Studi Dokumen
Dokumenta
si
INSTRUMEN PENELITIAN
Cicalengka Bandung
status pesantren
a. Kantor pesantren
c. Masjid
d. Aula
e. Dapur
f. Kamar mandi
Bandung ?
Bandung Berdiri ?
Bandung?
4. Apa Tujuan, Visi dan Misi Pondok pesantren Al-Qur’an Asy Syifa
Cicalengka Bandung ?
Cicalengka Bandung
1. Berapakah jumlah ruang belajar yang ada di Pondok Pesantren Al-Qur’an Asy
2. Bagaimana status tanah dan berapa luas tanah yang dibangun di Pondok
3. Fasilitas apa saja yang tersedia di Pondok Pesantren Al-Qur’an Asy Syifa
Cicalengka Bandung ?
5. Ada berapa jumlah ustadz/ ustadzah yang mengajar di Pondok Pesantren Al-
6. Berapa jumlah peserta didik/ santri di Pondok Pesantren Al-Qur’an Asy Syifa
Cicalengka Bandung ?
7. Bagaimana syarat dan cara penerimaan peserta didik di Pondok Pesantren Al-
Cicalengka Bandung
Bandung
kelas, fasilitas lainnya, keadaan pendidik, peserta didik, dan lokasi Pondok
2. Data tentang latar alamiah yang meliputi : sejarah berdiri, letak geografis,
tujuan, visi dan misi Pondok Pesantren Al-Qur’an Asy Syifa Cicalengka
Bandung.
Bandung meliputi :
meliputi ;
1. Perencanaan pembelajaran
2. Pelaksanaan pembelajaran
SD.ASY.FMPKK.2
SD.ASY.FMPKK.3
W.ASY.KUH.1.
1. Fokus Wawancara : Latar Alamiah Pondok Pesantren Asy Syifa
2. Responden : KH. Ujan Hidayat
(1) Gatekeepers, atau (2) Pengkonfirmasi, *)
3. Waktu Wawancara : Hari, Kamis Tgl./bln 23/Maret th. 2017. Pukul 09.00-11.00 WIB
4. Tempat Observasi : Rumah KH. Ujang Hidayat
5. Cara Kerja : (Lingkari cara yang digunakan)
- Jenis Wawancara: (1) Wawancara Mendalam,
- Jenis Pertanyaan : (1) Deskriptif, (2) Struktural,
- Proses : Tidak Terstruktur
santri untuk belajar Al-Quran dan menjadi mereka berkahlak Qurani. Sedangkan misi nya
adalah pesantren agar bisa menjadi wadah untuk mempelajari Al-Quran.Memupuk santri
agar berkakhlak karimah dan ini sejalan dengan visi yang terdapat dalam plang pesantren
KH. Ujang Hidayat: Nilai yang selalu dipegang di pesantren ini pada dasarnya tidak
pernah berubah dari awal pesantren ini didirikan. Seperti nilai sopan santun, takdim.
Tanggung jawab, kebersamaan dan sebagai nya. Dan dari sekian banyak nilai yang menjadi
cirri khas pesantren ini ada sebuah nilai yang mungkin menjadi sebuah acuan utama adalah
tercapai nya nilai makarim al akhlak, dan nilai ini juga selaras dengan tujuan ajaran agama
W.ASY.URM.1.
1. Fokus Wawancara : Latar Alamiah Pondok Pesantren Asy Syifa
2. Responden : Ustadz Rijal Mushaffa
(1) Gatekeepers, atau (2) Pengkonfirmasi, *)
3. Waktu Wawancara : Hari, SabtuTgl./bln 25/Maret th. 2017. Pukul 11.00-12.00 WIB
4. Tempat Observasi : Rumah Ustadz Rijal ushaffa
5. Cara Kerja : (Lingkari cara yang digunakan)
- Jenis Wawancara: (1) Wawancara Mendalam,
- Jenis Pertanyaan : (1) Deskriptif, (2) Struktural,
- Proses : Tidak Terstruktur
Peneliti: Barangkali Pak Ustadz Rijal mengetahui latar pendidikan para ewan kiai
W.ASY.KUH.2.
1. Fokus Wawancara : Perencanaan Pembelajaran kitab kuning
2. Responden : KH. Ujang Hidayat
(1) Gatekeepers, atau (2) Pengkonfirmasi, *)
3. Waktu Wawancara : Hari, Rabu Tgl./bln29/Maret th. 2017. Pukul 11.00-12.00 WIB
4. Tempat Observasi : Rumah KH. Ujang Hidayat
5. Cara Kerja : (Lingkari cara yang digunakan)
- Jenis Wawancara: (1) Wawancara Mendalam,
- Jenis Pertanyaan : (1) Deskriptif, (2) Struktural,
- Proses : Tidak Terstruktur
adalam dalam hal ilmu Al-Qur’an, kitab apa saja yang diajarkan serta bagaimana
- Tuhfatul Athfal : kitab ini diajarkan di tingkat dasar bagi santri. Santri harus bias
memahami dan mengahafal diluar kepala terkait kitab ini karena ini menjadi
kitadasar sebelum menginjak kekitab selanjutnya. Setelah santri mempelajari dan
memehami kitab ini maka diharapkan santri tersebut bisa memahami hukum
pembacaan al qur’an serta ilmu tajwid serta syair-syair dalam kitab tersebut
yang pada akhirnya santri bisa melapalkan Al-Qur’an dengan fashihat.
- At-Tibyan Fi Ulum Al-Qur’an :At-Tibyan Fi Ulum Al-Qur’an dikarang oleh
Muhammad Ali As-Shobuni. Kitab ini merupakan kitab lanjutan dari kitab
sebelumnya, kitab ini berisi tentang hal yang sangat penting diketahui terkait
dengan adab kita menjalin interkasi dengan kitab Allah, Setelah belajar kitab ini
santri selain daripada memahami terkait hokum bacaan Al-quran , santri juga
mengetahui hal-hal lain yang sangat penting berkenaan dengan prosesnya
mempelajari dan mendalam Al-Qur’an.
- Al Jazariyyah : kitab ini merupakan kitab lanjutan dari kitab dasar sebelumnya
yaitu kitab Fathul Athfal. Kitab ini memiliki cirri dan spesifikasi
qira'at, Tajwid, Hadits, Sejarah, Fiqh. Setelah belajar kitab ini santri bisa dengan
sangat jelas menjelaskan terkait ilmu pembacaan Qur’an yang ditinjau dari
berbagai pendapat ulama serta kaidah-kaidah lainnya, serta mampu menghafal
bait-bait kaidah yang terdapat dalam kitab Al Jazariyyah ini.
- Nihayah Qaul Muhfidz : Sama halnya dengan kitab Al-Jazariyyah, kitab Nihayah
Qaul Muhfidz merupakan kitab yang secara detail mengupas tentang ilmu Al-
Qur’an, baik dalam segi hukum, pendapat-pendapat para ulama, sejarah, hadist
dan sebagainya Setelah belajar ini, santri diharapkan bisa memehami dengan
sangat dalam terkait ilmu al-Qur’an dan bisa mempraktekanyya hingga akhirnya
santri bisa membaca al-Quran dengan sangat Fashihat.
HASIL WAWANCARA PENELITIAN
W.ASY.MSYA.2
1. FokusWawancara : Perencanaan Pembelajaran kitab kuning
2. Responden : KH. M. Syan Abdul Kholiq
(1) Gatekeepers, atau(2) Pengkonfirmasi, *)
3. WaktuWawancara : Hari, SelasaTgl./bln11/April th. 2017. Pukul 15.00-15.30.WIB
4. TempatObservasi : Rumah KH.M. Syan Abdul Kholiq
5. Cara Kerja : (Lingkaricara yang digunakan)
- JenisWawancara : (1) WawancaraMendalam,
- JenisPertanyaan : (1) Deskriptif, (2) Struktural,
- Proses : TidakTerstruktur
W.ASY.URM.2.
1. FokusWawancara : Perencanaan Pembelajaran kitab kuning
2. Responden : Ustadz Rijal Mushaffa
(1) Gatekeepers, atau(2) Pengkonfirmasi, *)
3. WaktuWawancara : Hari, KamisTgl./bln30/Maret th. 2017. Pukul 08.00-09.15 WIB
4. TempatObservasi : Rumah Ustadz Rijal Mushaffa
5. Cara Kerja : (Lingkaricara yang digunakan)
- JenisWawancara : (1) WawancaraMendalam,
- JenisPertanyaan : (1) Deskriptif, (2) Struktural,
- Proses : TidakTerstruktur
W.ASY.KUH.3.
1. FokusWawancara : Pelaksanaan Pembelajaran kitab kuning
2. Responden : KH. Ujang Hidayat
(1) Gatekeepers, atau(2) Pengkonfirmasi, *)
3. WaktuWawancara : Hari, Rabu Tgl./bln26/Maret th. 2017. Pukul 10.00-10.25 WIB
4. TempatObservasi : Rumah KH. Ujang Hidayat
5. Cara Kerja : (Lingkaricara yang digunakan)
- JenisWawancara : (1) WawancaraMendalam,
- JenisPertanyaan : (1) Deskriptif, (2) Struktural,
- Proses : TidakTerstruktur
W.ASY.UNA.1
1. FokusWawancara : Pelaksanaan Pembelajaran kitab kuning
2. Responden : Ustadzah Neli Amelia
(1) Gatekeepers, atau(2) Pengkonfirmasi, *)
3. WaktuWawancara : Hari, Kamis Tgl./bln6/April th. 2017. Pukul 07.00-09.00 WIB
4. TempatObservasi : Rumah Neli Amelia
5. Cara Kerja : (Lingkaricara yang digunakan)
- JenisWawancara : (1) WawancaraMendalam,
- JenisPertanyaan : (1) Deskriptif, (2) Struktural,
- Proses : TidakTerstruktur
W.ASY.UNA.2
1. FokusWawancara : Pelaksanaan Pembelajaran kitab kuning
2. Responden : Ustadzah Neli Amelia
(1) Gatekeepers, atau(2) Pengkonfirmasi, *)
3. WaktuWawancara : Hari, Jum’atTgl./bln21/April th. 2017. Pukul 12.00-13.00 WIB
4. TempatObservasi : Rumah Neli Amelia
5. Cara Kerja : (Lingkaricara yang digunakan)
- JenisWawancara : (1) WawancaraMendalam,
- JenisPertanyaan : (1) Deskriptif, (2) Struktural,
- Proses : TidakTerstruktur
W.ASY.URM.4
1. FokusWawancara : Pelaksanaan Pembelajaran kitab kuning
2. Responden : Ustadz Rijal Mushaffa
(1) Gatekeepers, atau(2) Pengkonfirmasi, *)
3. WaktuWawancara : Hari, Juma’atTgl./bln21/April th. 2017. Pukul 11.00-11.30 WIB
4. TempatObservasi : Rumah Ustadz Rijal Mushaffa
5. Cara Kerja : (Lingkaricara yang digunakan)
- JenisWawancara : (1) WawancaraMendalam,
- JenisPertanyaan : (1) Deskriptif, (2) Struktural,
- Proses : TidakTerstruktur
W.ASY.RSPI.3
1. FokusWawancara : Pelaksanaan Pembelajaran Kitab Kuning
2. Responden : Nurhasanah
(1) Gatekeepers, atau(2) Pengkonfirmasi, *)
3. WaktuWawancara : Hari, Jum’at Tgl./bln14/April/th. 2017. Pukul 10.30-11.30 WIB
4. TempatObservasi : Kantor Sekertariat
5. Cara Kerja : (Lingkaricara yang digunakan)
- JenisWawancara : (1) WawancaraMendalam,
- JenisPertanyaan : (1) Deskriptif, (2) Struktural,
- Proses : TidakTerstruktur
W.ASY.KUH.4.
1. FokusWawancara : Evaluasi Pembelajaran kitab kuning
2. Responden : KH. Ujang Hidayat
(1) Gatekeepers, atau(2) Pengkonfirmasi, *)
3. WaktuWawancara : Hari, KamisTgl./bln4/Meith. 2017. Pukul 11.00-11.25 WIB
4. TempatObservasi : Rumah KH. Ujang Hidayat
5. Cara Kerja : (Lingkaricara yang digunakan)
- JenisWawancara : (1) WawancaraMendalam,
- JenisPertanyaan : (1) Deskriptif, (2) Struktural,
- Proses : TidakTerstruktur
W.ASY.URM.5
1. FokusWawancara : Evaluasi Pembelajaran kitab kuning
2. Responden : Ustadz Rijal Mushaffa
(1) Gatekeepers, atau(2) Pengkonfirmasi, *)
3. WaktuWawancara : Hari, Sabtu Tgl./bln6 meith. 2017. Pukul 09.00-09.30 WIB
4. TempatObservasi : Rumah Ustadz Rijal Mushaffa
5. Cara Kerja : (Lingkaricara yang digunakan)
- JenisWawancara : (1) WawancaraMendalam,
- JenisPertanyaan : (1) Deskriptif, (2) Struktural,
- Proses : TidakTerstruktur
Peneliti : Bagaimana evaluai Pembelajaran kitab kuning di ponpes Asy Syfa ini ?
Ustadz Rijal Mushaffa : BerbedadenganpembelajarankeilmuanlainnyasepertiNahwu,
sharafFiqh, Tauhid, Akhlak, danHadistmaupuntafsir, pembelajaran yang
diajarkanberorientasipadatingkatketuntasansaja, tidakada test
evaluasisecaraformaifmaupunsumatif. Namuncorakpembalajaranpesantren yang
berlangsungsecaraterusmenerus, berulangulang, semakin lama
semakinmendalamsecaralangsungakanmenggiringparasantrinyauntukbisamemahamisetiapb
abataupasal yang diajarkan. Setiapharisantribertemudenganustadz yang sama, kitab yang
sama, metode yang
samaterussajasepertiituhinggapadaakhirnyasantribisamemahamiisidarikitab yang
pelajarikarenaseringnyasantritersebutberinteraksidengankitabtersebut.
Padasatusisimemangtidakadasebuah test untukmengukurdalamranahkognitif
,namunsemuapembelajaran di
pesantrendiorientasikanuntukbisamerubahberdampakpadaranahafektifdanpsikomotorikselur
uhsantrinya yang padaakhirnyasantribisamengamalkanapayagdiapelajariselamabelajar di
pondokpesantrendankemudianbisamengarahkanmerekamenjadsosok-sosok yang
shalih/shalihah.
RIWAYAT HIDUP
Penulis menyelesaikan program sarjana strata satu (S1) pada tahun akademik
2013-2017. Selama mengikuti pendidikan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
penulis aktif di beberapa organisasi ke mahasiswaan diantaranya Senat
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (2014-2015), Himpunan Mahasiswa
Islam Cabang Kabupaten Bandung, Kohati Komisariat Tarbiyah. Penulis
melakukan penelitian di Pondok Pesantren Al-Qur’an Asy Syifa Cicalengka
dengan judul: Manajemen Pembelajaran Kitab Kuning (Studi Kasus di
Pondok Pesantren Al-Qur’an Asy Syifa Cicalengka Bandung). Di bawah
bimbingan bapak Prof. Dr. H. Supiana, M.Ag dan Nandang Abdurrohim, M.Ag.