Oleh:
Adi Saputra, M.Pd
(Kepala SMA Negeri 21 Batam)
Pendahuluan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 20 ayat (b)
mengamanatkan bahwa dalam rangka melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban
meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pernyataan undang-undang tersebut pada
intinya mempersyaratkan guru untuk memiliki: (1) kualifikasi akademik minimum S1 atau D-IV; (2)
kompetensi sebagai agen pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan
sosial; dan (3) sertifikat pendidik. Undang-undang ini memberikan suatu kesempatan yang tepat bagi
guru untuk meningkatkan profesionalismenya secara berkelanjutan melalui pelatihan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, dan kegiatan profesional lainnya.
Perwujudan unjuk kerja profesional guru ditunjang dengan jiwa profesionalisme, yaitu sikap mental yang
senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan diri sebagai guru profesional. Guru yang profesional
adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan
pengajaran. Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang
ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode, dan tanggung jawabnya dalam
melaksanakan seluruh pengabdiannya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah melalui responsi. Peningkatan
profesionalisme melalui responsi dilakukan dalam bentuk suatu interaksi secara formal atau informal
yang biasanya dilakukan melalui berbagai interaksi seperti pendidikan dan latihan, seminar, lokakarya,
ceramah, konsultasi, studi banding, penggunaan media dan forum-forum lainnya. Responsi ini dapat
ditunjang, apabila para guru berada dalam suasana interaksi sesama guru yang memiliki latar belakang
dan tugas, misalnya Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
KKG/MGMP merupakan suatu wadah kegiatan profesional bagi para guru mata pelajaran yang sama
pada jenjang SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK di tingkat
kabupaten/kota yang terdiri dari sejumlah guru dari sejumlah sekolah. MGMP diselenggarakan dengan
tujuan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan profesionalisme guru.
Prinsip MGMP
Prinsip MGMP adalah:
1. Merupakan organisasi yang mandiri.
2. Dinamika organisasi yang dinamis berlangsung secara alamiah sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan.
3. Mempunyai visi dan misi dalam upaya mengembangakan pelayanan pendidikan khususnya proses
pembelajaran efektif dan efisien.
4. Kreatif dan inovatif dalam mengembangkan ide-ide pembelajaran yang efektif dan efisien.
5. Memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sekurang-kurangnya memuat:
a. Nama dan tempat
b. Dasar, tujuan dan kegiatan
Peran KKG/MGMP
Selain tujuan KKG/MGMP seperti di atas juga dituntut untuk berperan sebagai:
1. Reformator dalam classroom reform, terutama dalam reorientasi pembelajaran efektif;
2. Mediator dalam pengembangan dan peningkatan kompetensi guru, terutama dalam pengembangan
kurikulum dan sistem pengujian;
3. Supporting agency dalam inovasi manajemen kelas dan manajemen sekolah;
4. Collaborator terhadap unit terkait dan organisasi profesi yang relevan;
5. Evaluator dan developer school reform dalam konteks MBS; dan
6. Clinical dan academic supervisor, dengan pendekatan penilaian appraisal.
Berdasarkan tujuan dan peran di atas, maka berikut ini adalah beberapa fungsi yang diemban MGMP,
yaitu:
1. Menyusun program jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek serta mengatur jadwal
dan tempat kegiatan secara rutin;
2. Memotivasi para guru untuk mengikuti kegiatan MGMP secara rutin, baik di tingkat sekolah,
wilayah, maupun kota;
3. Meningkatkan mutu kompetensi profesionalisme guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengujian/evaluasi pembelajaran di kelas, sehingga mampu mengupayakan peningkatan dan
pemerataan mutu pendidikan di sekolah;
4. Mengembangkan program layanan supervisi akademik klinis yang berkaitan dengan pembelajaran
yang efektif;
5. Mengembangkan silabus dan melakukan Analisis Materi Pelajaran (AMP), Program Tahunan
(Prota), Program Semester (Prosem), Rencana Pelajaran (RPP), dan KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal), (Modifikasi RPP dengan memasukan pendidikan karakter bangsa, kewirausahaan,
budaya lingkungan , anti korupsi , dan sebagainya)
6. Mengupayakan lokakarya, simposium dan sejenisnya atas dasar inovasi manajemen kelas,
manajemen pembelajaran efektif (seperti : PAKEM-Pendekatan Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan-, joyful and quantum learning, hasil classroom action research, hasil studi
komparasi atau berbagai studi informasi dari berbagai nara sumber, dan lain-lain.);
7. Merumuskan model pembelajaran yang variatif dan alat-alat peraga praktik pembelajaran program
Life Skill, Lesson study dan PTK;
8. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan MGMP Propinsi dan MGMP nasional serta berkolaborasi
dengan MKKS dan sejenisnya secara kooperatif;
9. Melaporkan hasi kegiatan MGMP secara rutin setiap tahun pelajaran kepada Dinas Pendidikan
Kota dan Provinsi;
10. Berpartisipasi membatu Dinas Pendidikan Kota/Kab diera etonomi daerah , membuat pemetaan
guru, SDM , kebutuhan guru dalam mengembangkan profesionalismenya dan berada di garda
terdepan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
11. Apabila dari fungsi-fungsi di atas dapat dilakukan MGMP, MGMP tersebut berdaya dan akan
memenuhi harapan semua guru.
Pengorganisasian KKG/MGMP
Dasar hukum penyelenggaraan kegiatan KKG atau MGMP sebagai wahana pengembangan
profesionalisme guru, perlu dilengkapi dengan:
1. Surat Penetapan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk KKG, Surat Penetapan dari
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi untuk MGMP.
2. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) KKG atau MGMP.
3. Struktur Organisasi KKG atau MGMP, sebagaimana contoh berikut.
Program KKG/MGMP
Program KKG atau MGMP pada dasarnya merupakan bagian utama dalam pengembangan KKG atau
MGMP. Program tersebut harus selalu merujuk pada usaha peningkatan kompetensi dan profesionalisme
guru.
Setiap program dan kegiatan KKG atau MGMP diharapkan memiliki kerangka program yang mencakup
hal-hal sebagai berikut:
1. Kerangka dasar dan struktur program kegiatan KKG atau MGMP
Kerangka dasar program kegiatan KKG atau MGMP merujuk kepada pencapaian empat
kompetensi guru, yaitu kompetensi profesional, pedagogik, social, dan kepribadian.
2. Struktur Program
Struktur program kegiatan KKG atau MGMP terdiri dari program umum, program inti/pokok, dan
program penunjang dengan uraian sebagai berikut.
a. Program umum adalah program yang bertujuan untuk memberikan wawasan kepada guru tentang
kebijakan-kebijakan pendidikan di tingkat daerah sampai pusat, seperti kebijakan terkait dengan
pengembangan profesionalisme guru.
b. Program inti adalah program-program utama yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas
kompetensi dan profesionalisme guru. Program inti dapat dikelompokkan ke dalam program
rutin dan program pengembangan.
1) Program rutin terdiri dari:
a) Diskusi permasalahan pembelajaran.
b) Penyusunan dan pengembangan silabus, program semester, dan rencana program
pembelajaran.
c) Analisis kurikulum
d) Penyusunan laporan hasil belajar siswa.
e) Pendalaman materi.
f) Pelatihan terkait dengan penguasaan materi yang mendukung tugas mengajar.
g) Pembahasan materi dan pemantapan menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah
2) Program pengembangan dapat dipilih sekurang-kurangnya lima dari kegiatan-kegiatan berikut.
a) Penelitian, diantaranya Penelitian Tindakan Kelas/Studi Kasus.
b) Penulisan Karya Ilmiah.
c) Seminar, lokakarya, kolokium (paparan hasil penelitian), dan diskusi panel.
d) Pendidikan dan pelatihan berjenjang (diklat berjenjang).
e) Penerbitan jurnal dan buletin KKG atau MGMP.
f) Penyusunan dan pengembangan website KKG atau MGMP.
g) Kompetisi kinerja guru.
h) Pendampingan pelaksanaan tugas guru oleh pembimbing/tutor/ instruktur/ fasilitator di KKG
atau MGMP.
i) Lesson study (suatu pengkajian praktik pembelajaran yang memiliki tiga komponen yaitu
plan, do, see yang dalam pelaksanaannya harus terjadi kolaborasi antara pakar, guru
pelaksana, dan guru mitra).
j) Profesional Learning Community (komunitas belajar profesional)
k) TIPD (Teachers International Profesional Development)
l) Global Gateaway
m) Program lain yang sesuai dengan kebutuhan setempat.
c. Program penunjang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan peserta KKG
atau MGMP dengan materi-materi yang bersifat penunjang seperti bahasa asing, Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), dll.
Pembiayaan KKG/MGMP
Pembiayaan KKG atau MGMP disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah masing-masing. Biaya
pelaksanaan program kegiatan KKG atau MGMP ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain: besar
kecilnya jumlah sekolah, letak geografis, insentif nara sumber, dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
Pembiayaan kegiatan KKG atau MGMP mencakup sumber dana, penggunaan, dan
pertanggungjawaban. Sumber dana kegiatan KKG atau MGMP dapat berasal dari:
1. Iuran Anggota,
2. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
3. Komite Sekolah/Dewan Pendidikan,
4. Dinas Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota,
5. Kementerian Pendidikan Nasional,
6. Hasil Kerjasama,
7. Masyarakat,
8. Sponsor yang tidak mengikat dan sah,
9. Block Grant
Pengurus setiap KKG atau MGMP menyusun biaya operasional dengan pengelolaannya diatur sebagai
berikut.
1. Sumber pemasukan, pengeluaran, dan jumlah dana yang dikelola.
2. Penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar dana investasi dan
operasional.
3. Dana KKG atau MGMP digunakan untuk membiayai program rutin dan program pengembangan.
4. Pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan anggaran,
dipertanggungjawabkan kepada seluruh anggota dan dilaporkan kepada pemberi dana.
Selanjutnya pengelolaan biaya investasi dan operasional KKG atau MGMP disosialisasikan kepada
seluruh anggota KKG atau MGMP untuk menjamin tercapainya pengelolaan dana secara transparan dan
akuntabel.
Daftar Pustaka
Palupi Tri Widiastuti. 2011. Peranan Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Sosiologi-Antropologi Kota Semarang Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Mata
Pelajaran Sosiologi di Kota Semarang. Skripsi, Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Depdiknas.2008. Bahan Belajar Mandiri, Pengelolaan Kualitas KKG/ MGMP. Paket Pembelajaran
BERMUTU Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher
Upgrading.Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Bolo Bima .Inmas _ Hari Kamis, tanggal 27/10/2016 Madrasah Aliyah Negeri 3 Bima
melaksanakan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk tahun 2016 .
Kegiatan MGMP ini bertujuan tiada lain untuk mendapatkan peningkatan Kompetensi Guru
dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Musyawarah guru mata pelajaran ini tiada lain
untuk mengelompokkkan salah satu guru yang serumpun sehingga bisa kita tahu akan kebutuhan
kekurangan atau kelebihan guru di setiap tahun pelajaran berjalan . Pada MGMP pada tahun
pelajaran semester ganjil 2016 ini bertema pemanfatan IT dalam meningkatkan kompetensi
guru.
Guru adalah merupakan salah satu tenaga pendidikan yang sangat berperan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa baik mulai dari TK.SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA. sedangkan guru adalah
merupakan tenaga pendidik yang berperan untuk mendidik anak2 bangsa sesuai dengan
peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Dalam permenpan dan RB nomor 16 tahun
2009 tentang angka kredit jabatan fungsional guru. Beberapa tugas utama yang harus di lakukan
guru adalah :
1. Melaksanakan perencanaan proses pembelajaraan di setiap semester berjalan
2. Melaksanakan proses bimbingan pada semester berjalan
3. Melaksanakan tugas yang relevan dengan fungsi sekolah
4. Melaksanakan tugas pengembangan keprofesian berkelanjutan
Inilah empat hal tugas utama yang dilaksanakan guru dalam setiap harinya. Item pertama yaitu
melaksanakan perencanaan proses kegiatan Pembelajaran. Jadi guru setiap tahun ajaran
pelajaran baik semester genap maupun ganjil pada tahun berjalan harus sudah menyiapkan
beberapa berkas yang berkaitan dengan tugas dan fungsi sebagai guru. Dalam item pertama
tersebut guru harus mengumpulkan beberapa bahan laporan sebagai bukti fisik dari kegiatan
tugas proses belajar mengajar yaitu berupa silabus RPP pengayaan, evaluasi analisis hasil KBM,
itulah yang harus disiapkan oleh seorang guru dalam menjalankan tupoksi utamanya.
Adapun item Kedua yaitu melaksanakan bimbingan kegiatan disetiap semester pada tahun
pelajaran berjalan, melaksanakan analisis evaluasi dan tindak lanjut dari hasil kegiatan belajar
mengajar di dalam ruangan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.
Sedangkan item yang ketiga tugas guru adalah yang relevan dengan fungsi sekolah seperti
menjadi Waka,Kepala Sekolah,Kepala Lab,Kepala Perpustakaan, menjadi Wali Kelas,menjadi
Publikasi Ilmiah menjadi Guru Kelas dll.
Selanjutnya yang terakhir yang keempat tugas guru adalah melaksanakan tugas pengembangan
keprofesian dalam pengembangan kompetensi yang harus dilakukan untuk menjadi tugas
berkelanjutan dalam meningkatkan kualitan mutu dari tugas seorang guru seperti ikut diklat ,
seminar dan yang berkaitan dengan fungsi tugas sebagai guru.
Dalam tugasnya sebagai guru tentu harus memahami IT karena hal ini adalah salah satu peran
untuk meningkatkan kompetensi guru baik itu secara software maupun hardware dari IT itu
sendiri. Dalam IT perangkat utamanya tiada lain adalah kecerdasan dalam pembuatan dan
penyusunan program IT itu sendiri.