PENGEMBANGAN
PEMBIAYAAN
PENDIDIKAN ISLAM
Penulis
Marjuni - Juliansyah - M. Ibnu Ahmad - Achmad Junaidi -
Ali Murfi - Mohkamad Soleh Kamit - Zulfahmi Syukri Zarkasyi
Imam Wahyudi - A. Shofi Ubaidillah
Editor
Prof. Dr. H. Baharuddin, M. Pd
Dr. Wahid Murni, M.Pd., Ak
Dr. (c). Ali Murfi, S.Pd.I., M.Sc
Dr. (c). Marjuni, S.Pd., M.Pd.I
ii
Editor
Prof. Dr. H. Baharuddin, M. Pd
Dr. Wahid Murni, M.Pd., Ak
Dr. (c). Ali Murfi, S.Pd.I., M.Sc
Dr. (c). Marjuni, S.Pd., M.Pd.I
vi + 115 halaman, 14 x 21 cm
Cetakan Pertama, Mei 2010
Diterbitkan Oleh:
Semesta Aksara
Jalan Garuda, Kepanjen Banguntapan Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
semestaksara@gmail.com
Kata Pengantar
Manajemen melakukan tugas menyatukan sumber daya fisik dan
finansial manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen pembiayaan
pendidikan memiliki tiga tahapan penting yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap penilaian (evaluasi). Kegiatan yang ada dalam
manajemen pembiayaan meliputi tiga hal utama, (1) Penyusunan anggaran
(budgeting), (2) Pembukuan (accounting), (3) Pemeriksaan (controlling).
Buku Antologi Pengembangan Pembiayaan Pendidikan Islam ini ditulis
sebagai kontribusi kecil dan sederhana untuk mendapatkan pemahaman
tentang sistem manajemen pembiayaan pendidikan Islam yang efektif dan
efisen sehingga diharapkan mampu mendukung, menjamin pengembangan
mutu dan kualitas pendidikaN, serta proses penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar.
Akhirnya penulis dan editor mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tulisan ini, semoga dapat
memberi maanfaat kepada siapapun untuk terus belajar dalam pengelolaan
pembiayaan madrasah/sekolah.
Marjuni
18731001
e-mail: marjuniwsngabar@gmail.com
Latar Belakang
Isu ini terus berlanjut hingga kini, bahkan di sebagian besar Negara
berkembang, telah memberikan paling tidak seperlima dari total APBN nya
untuk membiayai pendidikan. Perluasan pendidikan global di abad 20
bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara warga Negara miskin dan
warga Negara kelas menengah untuk memperoleh pendidikan yang layak dan
berkualitas. Sepanjang periode tahun 1960 hingga tahun 2010 mengalami tren
penurunan kesenjangan pendidikan setiap tahun. Fenomena ini menandakan
adanya komitmen Negara-negara di dunia untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusianya melalui pendidikan.
1 Group on Education for All EFA, Jomtien Statement (Jomtien, Thailand, 2011).
2 Max Roser and Esteban Ortiz-Ospina, ‘Financing Education’, Https://Ourworldindata.Org/,
2016 <https://ourworldindata.org/financing-education#citation/> [accessed 20 February
2020].
3 Roser and Ortiz-Ospina.
Marjuni
Kajian Isu-Isu Kebiajakan Pembiayaan Pendidikan 2
dan Hubungannya Dengan Kualitas Pendidikan
4 Paul A. Samuelson, Economics : An Introductory Analysis, 5th ed. (New York: McGraw-Hill,
1961).
5 David B. Guralnik, Webster’s New World Dictionary (New York: The Southwestern Company,
1969).
6 W P Ferdi, ‘Pembiayaan Pendidikan : Suatu Kajian Teoritis Financing Of Education : A
Theoritical Study’, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 19.4 (2013), 565–78.
3 Marjuni
Kajian Isu-Isu Kebiajakan Pembiayaan Pendidikan
dan Hubungannya Dengan Kualitas Pendidikan
Rumusan Masalah
7 Enas Dadang suhardan, Riduwan, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, 1st edn (Bandung:
Alfabeta, 2012).
8 Elchanan Cohn, The Economics of Education, Subsequent (Lansing, Michigan, Amerika
Serikat: Ballinger Publishing Company, 1975).
Marjuni
Kajian Isu-Isu Kebiajakan Pembiayaan Pendidikan 4
dan Hubungannya Dengan Kualitas Pendidikan
Tujuan
Pembahasan
9 DPR RI, ‘Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945’, Dpr.Go.Id, 1945
<http://www.dpr.go.id/jdih/uu1945> [accessed 3 February 2020].
10 DPR RI, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Indonesia, 2003).
5 Marjuni
Kajian Isu-Isu Kebiajakan Pembiayaan Pendidikan
dan Hubungannya Dengan Kualitas Pendidikan
13 Charles Darwin, Resources in Education, Oxford University, 2nd edn (Canada: The Oryx Press,
1982), XXX.
14 Darwin, XXX.
15 Darwin, XXX.
7 Marjuni
Kajian Isu-Isu Kebiajakan Pembiayaan Pendidikan
dan Hubungannya Dengan Kualitas Pendidikan
g. Tingkat kualitaspendidikan.
16 Darwin, XXX.
Marjuni
Kajian Isu-Isu Kebiajakan Pembiayaan Pendidikan 8
dan Hubungannya Dengan Kualitas Pendidikan
agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
tujuan pendidikan yang diharapkan.
c. The Foundation Plan, model inio ditekankan pada patokan tarif pajak
property minimum dan tingkat pembelanjaan minimum untuk setiap
distrik sekolah lokal di negarabagian.
17 G Srikanthan and John Dalrymple, ‘Developing Alternative Perspectives for Quality in Higher
Education’, International Journal of Educational Management, 17.3 (2003), 126–36
<https://doi.org/10.1108/09513540310467804>.
18 Srikanthan and Dalrymple.
19 Darwin, XXX.
Marjuni
Kajian Isu-Isu Kebiajakan Pembiayaan Pendidikan 10
dan Hubungannya Dengan Kualitas Pendidikan
C = DC + IC
20 Fattah.
21 Fattah.
Marjuni
Kajian Isu-Isu Kebiajakan Pembiayaan Pendidikan 12
dan Hubungannya Dengan Kualitas Pendidikan
d. Sistemevaluasi
e. Supervisipendidikan
22 Darwin, XXX.
13 Marjuni
Kajian Isu-Isu Kebiajakan Pembiayaan Pendidikan
dan Hubungannya Dengan Kualitas Pendidikan
23 Ulpha Lisni Azhari and Dedy Achmad Kurniady, ‘Manajemen Pembiayaan Pendidikan,
Fasilitas Pembelajaran, Dan Mutu Sekolah’, Jurnal Administrasi Pendidikan (JAP), XXIII.2
(2016), 26–36.
Marjuni
Kajian Isu-Isu Kebiajakan Pembiayaan Pendidikan 14
dan Hubungannya Dengan Kualitas Pendidikan
b. Faktor manajerial
b. Jika RoR-nya lebih kecil dari investasi, maka sebaiknya proyek tersebut
jangandilaksanakan.
c. Jika RoR-nya = 0, maka proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi
(Break EventPoint).
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Azhari, Ulpha Lisni, and Dedy Achmad Kurniady, ‘Manajemen Pembiayaan
Pendidikan, Fasilitas Pembelajaran, Dan Mutu Sekolah’, Jurnal
Administrasi Pendidikan (JAP), XXIII.2 (2016), 26–36
Cohn, Elchanan, The Economics of Education, Subsequent (Lansing, Michigan,
Amerika Serikat: Ballinger Publishing Company, 1975)
‘Cost Effectiveness in Education - Methodology, Examples, Use of Cost-
Effectiveness Analysis’
<https://education.stateuniversity.com/pages/1887/Cost-Effectiveness-
in-Education.html> [accessed 10 May 2020]
Dadang suhardan, Riduwan, Enas, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, 1st
edn (Bandung: Alfabeta, 2012)
Darwin, Charles, Resources in Education, Oxford University, 2nd edn (Canada:
The Oryx Press, 1982), XXX
David B. Guralnik, Webster’s New World Dictionary (New York: The
Southwestern Company, 1969)
DPR RI, ‘Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945’,
Dpr.Go.Id, 1945 <http://www.dpr.go.id/jdih/uu1945> [accessed 3
February 2020]
———, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Indonesia, 2003)
EFA, Group on Education for All, Jomtien Statement (Jomtien, Thailand, 2011)
Fattah, Nanang, ‘Pembiayaan Pendidikan: Landasan Teori Dan Studi Empiris’,
Pendidikan Dasar Universitas Pendidikan Indonesia, V.9 (2008), 1–4
Ferdi, W P, ‘Pembiayaan Pendidikan : Suatu Kajian Teoritis Financing Of
Education : A Theoritical Study’, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 19.4
(2013), 565–78
‘Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses, Dissertation,
Journal Article, Proceeding -’, 2019 <http://a-
research.upi.edu/skripsiview.php?export=html&no_skripsi=13038>
[accessed 21 December 2019]
Levin, Henry M, Cost-Effectiveness Analysis; in: International Encyclopedia of
Economics in Education, 2nd edn (Oxford Pergamon, 1995)
<http://www.c3l.uni-oldenburg.de/cde/econ/readings/levin95.pdf>
Rahman, Syaifur, ‘Humanisme, Pendidikan Dan Al-Qurâan (Menelaah
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara)’, Humanistika : Jurnal Keislaman, Vol 3,
No 2 (2017): (Juni 2017), 2017, 59–81
21 Marjuni
Kajian Isu-Isu Kebiajakan Pembiayaan Pendidikan
dan Hubungannya Dengan Kualitas Pendidikan
Juliansyah
18731007
e-mail: juliansyah@gmail.com
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Pembahasan
Kata manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata
manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata
itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani.
Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja
to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang
yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau
pengelolaan. 30 George R. Terry dalam Hasibuan berpendapat bahwa
manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya. 31
30 Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h. 3
31 Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003), h. 2
25 Juliansyah
Kajian Kritis Manajemen Pendidikan
dan Faktor Penentuan Kualitas Serta Kinerja Pendidikan
Standar-
Perencanaa Pengawasa
Pelaksanaan
Penyempurnaa
32 T Hani Handoko. Manajemen personalia dan sumberdaya manusia, (Yogyakarta: BPFE. 2011),
h. 77
33 Iwan Purwanto. Manajemen strategi. (Bandung: IKAPI. 2008). h, 50
34 Iwan Purwanto. Manajemen Strategi.........h, 56
Juliansyah
Kajian Kritis Manajemen Pendidikan 26
dan Faktor Penentuan Kualitas Serta Kinerja Pendidikan
(Feed back)
Gambar: 1
Hubungan timbal balik antara perencanaan dengan pengawasan. 35
35 Sarwoto dalam Baharuddin dan Moh. Makin. Manajemen Pendidikan Islam Transformasi
Menuju Sekolah Atau Madrasah Unggul..... h. 169
36 Douhglas Stephen dalam Kristiawan dkk, Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta: Anggota
IKAPI, 2017). h. 13 -17
37 Kristiawan dkk, Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta: Anggota IKAPI, 2017). h. 14
27 Juliansyah
Kajian Kritis Manajemen Pendidikan
dan Faktor Penentuan Kualitas Serta Kinerja Pendidikan
Bidang Kur
Peserta TP & Sar- Layanan
Keuangan Humas &
Tugas didik TKP Pras khusus
pemb
Perencanaan V V V V V V V
Pengorganisasian V V V V V V V
Penggerakan V V V V V V V
Pengawasan V V V V V V V
1) Manajemen Kurikulum
Ruang lingkup studi tentang manajemen kurikulum menurut
Hamalik meliputi beberapa hal, yakni: 39 a). Manajemen perencanaan
dan pengembangan kurikulum; b). Manajemen pelaksanaan kurikulum;
c). Supervisi pelaksanaan kurikulum; d). Pemantauan dan penilaian
kurikulum; e). Perbaikan kurikulum; f). Desentralisasi pengembangan
kurikulum; g). Masalah ketenagaan.
2) Manajemen Personalia
Beberapa prinsip dasar manajemen personalia menurut
Hasbullah, yang harus dijadikan pedoman kepala
40
sekolah/madrasah adalah: a). Sumber daya manusia adalah
komponen paling berharga; b). Sumber daya manusia akan
berperan secara optimal, jika dikelola dengan baik, sehingga
mendukung tercapainya tujuan institusi. c). Kultur dan suasana
organisasi sekolah/madrasah serta prilaku manajerialnya sangat
berpengaruh pada pencapaian tujuan pengembangan sekolah/
madrasah; c). Manajemen personalia di sekolah/madrasah (guru,
staf administrasi, pserta didik, orang tua, dan stakholders) dapat
bekerja sama untuk mencapai tujuan sekolah/madrasah.
42 Saiful Sagala. Manajemen Strategik dalam peningkatan Mutu Pendidikan, Pembuka Ruang
Kreativitas, Inovasi dan Pemberdayaan Potensi sekolah dalam Sistem Otonomi Sekolah.
(Bandung: Alfabeta, 2007). h. 223
43 Hasbullah. Otonomi Pendidikan – Oebijakan Otonomi daerah dan implikasinya terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006). h. 124
44 Edward Sallis. Total Quality Management in Education. (Jogjakarta: IRCiSoD,2006). h. 18
Juliansyah
Kajian Kritis Manajemen Pendidikan 30
dan Faktor Penentuan Kualitas Serta Kinerja Pendidikan
a. Faktor Pendukung
1) Anggaran pendidikan
2) Optimalisasi kerjasama
49 Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara,1994). h. 156.
50 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2008), h. 273.
51 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 37.
52 Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, Tentang
Guru dan Dosen, Jakarta: Depdiknas.
Juliansyah
Kajian Kritis Manajemen Pendidikan 32
dan Faktor Penentuan Kualitas Serta Kinerja Pendidikan
Gambar: 2
Tiga Fungsi Model Sistem 53
Gambar: 3
Sistem Manajemen untuk Perbaikan Pendidikan
1) Pengukuran /pembandingan
Komponen pengukuran atau pembandingan memungkinkan
organisasi untuk secara objektif mengevaluasi apakah perubahan
yang diperlukan dan apakah kegiatan yang menyebabkan hasil
kinerja yang lebih baik. Ketika digunakan untuk menilai umpan
balik (feedback), pengukuran/pembandingan dapat membantu
3) Keterlibatan karyawan
Keterlibatan karyawan adalah proses sistem yang
menciptakan semangat kerja sama dalam organisasi dan
memberikan kontribusi kreatif terhadap masing-masing anggota.
Kesuksesan organisasi dalam meningkatkan kinerja sangat
tergantung pada keterampilan dan motivasi tenaga kerjanya.
4) Perbaikan proses
Perbaikan proses merupakan proses sistem yang melibatkan
penghapusan tambahan dari semua hambatan untuk kinerja yang
baik. komponen ini berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas
organisasi, proses kerja administrasi dan tenaga teknis, serta
pengaruh persepsi pelanggan terhadap kualitas dari produk atau
jasa.
5) Fokus pelanggan
Komponen kelima dalam sistem manajemen untuk
perbaikan organisasi adalah fokus pelanggan. Pelanggan terpusat
pada fokus untuk memperoleh pemahaman yang mendalam
terhadap kebutuhan pelanggan, dan harapan untuk menggunakan
pemahaman bahwa untuk menyediakan produk atau layanan jauh
melebihi kepuasan, bila dilihat sebagai umpan balik (feedback),
fokus pelanggan memungkinkan organisasi untuk merespon reaksi
pelanggan ke output dari sistem dari produk atau jasa dan untuk
mengidentifikasi perbaikan dalam rangka menciptakan kinerja
pendidikan.
55 Rusmini. Psikologi Manajemen. (Jambi: Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan, 2017).
Cetakan 1. h. 109
56 Rusmini. Psikologi Manajemen.....h. 110
35 Juliansyah
Kajian Kritis Manajemen Pendidikan
dan Faktor Penentuan Kualitas Serta Kinerja Pendidikan
57 Rusmini. Psikologi Manajemen. (Jambi: Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan, 2017).
Cetakan 1. h. 112
Juliansyah
Kajian Kritis Manajemen Pendidikan 36
dan Faktor Penentuan Kualitas Serta Kinerja Pendidikan
Gambar: 4
Kepemimpinan Mengoptimalkan Sistem Baldrige 58
Goal:
Customer Satisfaction, Customer satisfaction relative to
competitor, Customer retention, Market share gain.
Measures:
Product and service quality, Productivity improvment,
Waste reduction/ elimination, Supplier performance,
Financial results
Kesimpulan
58 Baldrige dalam Rusmini. Psikologi Manajemen. (Jambi: Pusat Studi Agama dan
Kemasyarakatan, 2017). Cetakan 1. h. 112
37 Juliansyah
Kajian Kritis Manajemen Pendidikan
dan Faktor Penentuan Kualitas Serta Kinerja Pendidikan
Daftar Pustaka
Abdulsyani, 1994. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Jakarta: Bumi Aksara
Ali Rahim, 2014. Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan di Madrasah Aliyah
Kabupaten Sidrap (Tinjauan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Jurnal Diskursus Islam, Vol 2, No. 3. Desember
Armida. 2012. Sistem Anggaran Pendidikan. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol.
13 No. 2 Oktober
Baharuddin dan Moh. Makin. 2016. Manajemen Pendidikan Islam Transformasi
Menuju Sekolah Atau Madrasah Unggul. Malang: UIN Maliki Press
Baryanto. 2017. Manajemen Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Di MTS Nurul Kamal Kabupaten Rejang Lebong. Jurnal
TADBIR, Vol 1, No. 2, p-ISSN 2580-3581; e-ISSN 2580-5037.
Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun
Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Depdiknas.
E. Mulyasa, 2005. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
E. Mulyasa. 2008. Satandar Kompetensi dan Srtifikasi Guru. Bandung:
Rosdakarya
Edward Sallis. 2006. Total Quality Management in Education. Jogjakarta:
IRCiSoD,
Hasbullah. 2006. Otonomi Pendidikan – Oebijakan Otonomi daerah dan
implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Juliansyah
Kajian Kritis Manajemen Pendidikan 38
dan Faktor Penentuan Kualitas Serta Kinerja Pendidikan
M. Ibnu Ahmad
18731002
e-mail: mibnuahmad@gmail.com
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Yang menjadi kritikal isu yang
harus disoroti dalam bahasan ini adalah: (1) bagaimana kebijakan pemerintah
terhadap pembiayaan pendidikan di Indoensia? (2) apakah penyelenggaraan
pembiayaan pendidikan di Indonesia sudah sesuai dengan amanat UUD 1945
dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional?
Tujuan Pembahasan
Dari rumusan di atas, maka tujuan pembahasan ini adalah untuk: (1)
menganalisis kebijakan pembiayaan pendidikan di Indonesia; dan (2)
menganalisis praktik penyelenggaraan pembiayaan pendidikan di Indonesia
sesuai dengan amanat UUD 1945 dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
59 https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-
undang_Sistem_Pendidikan_Nasional_Nomor_20_tahun_2003
41 M. Ibnu Ahmad
Kajian Kritis Landasan Hukum
Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia
Pembahasan
61 Olsen, Mark, dkk, (2000), Educational Policy: Globalization, Citizenship and Democracy,
London,]: sage. Hal. 1-2
43 M. Ibnu Ahmad
Kajian Kritis Landasan Hukum
Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia
66 Arwildayanto, Nina Lamatenggo, Warni Tune Sumar, 2017. Manajemen Keuangan Dan
Pembiayaan Pendidikan. (Jawa Barat: Widya Padjadjaran Anggota), h.2-4
67 Arianto, A.N., Edy, Y., Firmansyah. 2018. Budget Policy to Eradicate Education Inequality in
Indonesia, E3S Web of Conferences 73,09004
68 Sudarmanto, R. Gunawan. 2009. Pengaruh Pembiayaan Pendidikan terhadap Kualitas
Pelaksanaan Pembelajaran dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah MenengahKejuruan Ekonomi
di Bandar Lampung. Disertasi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Program Pascasarjana,
Universitas Negeri Malang
45 M. Ibnu Ahmad
Kajian Kritis Landasan Hukum
Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia
74 Abankina, I.V., Vynaryk, V.A., Filatova, L.M. 2017. The State Policy of Funding Higher
Education Under Public Budget Constraints. Russian Education and Society. 59(3-4), pp. 135-
173
M. Ibnu Ahmad
Kajian Kritis Landasan Hukum 48
Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia
Kesimpulan
75 https://indonews.id/artikel/21928/Satu-Dekade-Anggaran-Pendidikan-20-Persen/
49 M. Ibnu Ahmad
Kajian Kritis Landasan Hukum
Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia
Daftar Pustaka
Abankina, I.V., Vynaryk, V.A., Filatova, L.M. 2017. The State Policy of Funding
Higher Education Under Public Budget Constraints. Russian Education
and Society. 59(3-4), pp. 135-173
Arwildayanto, Nina Lamatenggo, Warni Tune Sumar, 2017. Manajemen
Keuangan Dan Pembiayaan Pendidikan. (Jawa Barat: Widya Padjadjaran
Anggota)
Arianto, A.N., Edy, Y., Firmansyah. 2018. Budget Policy to Eradicate
Education Inequality in Indonesia, E3S Web of Conferences
73,09004
Farooq, M.,Abdallah, S.S. 2020, Springer Proceedings in Complexity pp.
211-225
Ferdi W. P. 2013. Pembiayaan Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis Financing of
Education: A Theoritical Study. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.
19, Nomor 4, 565-578
Ghosh, S., Dey, S. 2020. International Journal of Child Care and Education
Policy
Olsen, Mark, dkk, (2000), Educational Policy: Globalization, Citizenship and
Democracy, London,
Republika, 10 Mei 2005
Sudarmanto, R. Gunawan. 2009. Pengaruh Pembiayaan Pendidikan terhadap
Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah
MenengahKejuruan Ekonomi di Bandar Lampung. Disertasi, Program
Studi Pendidikan Ekonomi, Program Pascasarjana, Universitas Negeri
Malang
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Pasal 1 ayat (39)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
amandemen IV
Widiyono, D., Mujiyanto, Kardoyo, Surono, Kuswati, E. 2020. Analysis of
the implementation of the education cost in private buddhist higher
education in Indonesia, International Journal of Scientific and
Technology Research (1), pp. 142-148
M. Ibnu Ahmad
Kajian Kritis Landasan Hukum 50
Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia
https://indonews.id/artikel/21928/Satu-Dekade-Anggaran-Pendidikan-
20-Persen/
https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-
undang_Sistem_Pendidikan_Nasional_Nomor_20_tahun_2003
http://berita.upi.edu/9738/ diakses pada tanggal 2 Mei 2020
Kajian Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam:
Sebuah Konsep Dasar
Achmad Junaidi
18731003
e-mail: junaidi@gmail.com
Latar Belakang
Biaya seperti darah yang mengalir ke seluruh tubuh manusia, jika orang
kekurangan darah, cepat atau lambat mereka akan siap untuk mengambilnya.
Demikian pula, dana pendidikan, tanpa biaya semua program yang
direncanakan, tidak mungkin dijalankan. Masalah biaya pendidikan tinggi
dirasakan oleh orang-orang di satu sisi, dan keinginan untuk menyediakan
layanan pendidikan yang lebih baik di sisi lain selalu menjadi masalah yang
tidak pernah diselesaikan dengan memuaskan.77
Biaya pendidikan adalah salah satu elemen terpenting dari input yang
berguna dalam manajemen pendidikan. Dalam setiap pencapaian pendidikan,
baik kuantitatif maupun kualitatif, biaya pendidikan memainkan peran yang
sangat penting. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan
peran biaya, sehingga dapat diperdebatkan bahwa tanpa biaya proses (di
sekolah) Anda tidak akan berhasil. 78
76 Rahmawaty Rahim, Pola Pembiayaan Pendidikan Islam Pada Masa Klasik, Ta’dib, Vol. XVII,
No. 01, Edisi Juni 2012, hlm. 73.
77 Idem.
78 Badruttamam, Manajemen Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Islam Nurul Karomah
Bangkalan, Kabilah Vol. 3 No. 1 Juni 2018, hlm. 66
Achmad Junaidi
Kajian Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam: 52
Sebuah Konsep Dasar
dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan tidak dapat berjalan secara
optimal. Madrasah atau sekolah, setidaknya dalam bidang pendidikan,
mematuhi prinsip Pancasila Kelima yang memberikan "Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia". Prinsip kelima menunjukkan bahwa penerapan
manajemen keuangan di dunia pendidikan harus dilakukan sejauh mungkin
agar pendidikan dapat berjalan dengan baik. 79
Rumusan Masalah
Tujuan
79 Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN MALIKI PRESS,
2010), 125
53 Achmad Junaidi
Kajian Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam:
Sebuah Konsep Dasar
Pembahasan
80 Akadon, Dedy Achmad Kurniady dan Deni Darmawan, Manajemen Pembiayaan Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), 5
81 Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), 77
82 Matin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan Konsep dan Aplikasnya, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2014), 7.
83 Dedi Supriyadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: P. Remaja Rosda
Karya, 2006), 4.
Achmad Junaidi
Kajian Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam: 54
Sebuah Konsep Dasar
Kedua, biaya pribadi (Private cost) dan biaya sosial (social cost).
Adalah pengeluaran keluarga untuk pendidikan atau dikenal juga
pengeluaran rumah tangga (household expenditure). Biaya social adalah
biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk pendidikan. Baik melalui
sekolah maupun melalui pajak yang dihimpun oleh pemerintah kemudian
digunakan untuk membiayai pendidikan. Biaya yang dikeluarkan
pendidikan pada dasarnya termasuk biaya sosial. Ketiga, biaya dalam
bentuk uang (monetary cost) dan bukan uang (non-Monetary cost). 84
88 Akadon, Dedy Achmad Kurniady dan Deni Darmawan, Manajemen Pembiayaan Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), 5
89 Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), 81.
90 Akadon, Dedy Achmad Kurniady dan Deni Darmawan, Manajemen Pembiayaan Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), 23
Achmad Junaidi
Kajian Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam: 56
Sebuah Konsep Dasar
َوإِذَا َﻛﺎﻟُﻮھ ُۡﻢ أَو۲ َﺎس َﯾ ۡﺴﺘ َۡﻮﻓُﻮن ِ ﻋﻠَﻰ ٱﻟ ﱠﻨ َ ْ ٱﻟﱠﺬِﯾﻦَ إِذَا ٱ ۡﻛﺘَﺎﻟُﻮا۱ َﻄ ِﻔّﻔِﯿﻦ َ ﻞ ِﻟّ ۡﻠ ُﻤٞ َو ۡﯾ
ٓ
َﯾ ۡﻮ َم٥ ِﻟ َﯿ ۡﻮ ٍم َﻋ ِﻈ ٖﯿﻢ٤ َﻈ ﱡﻦ أ ُ ْو ٰﻟَﺌِﻚَ أَ ﱠﻧ ُﮭﻢ ﱠﻣ ۡﺒ ُﻌﻮﺛُﻮن
ُ أَ َﻻ َﯾ۳ َﱠوزَ ﻧُﻮھ ُۡﻢ ﯾ ُۡﺨﺴ ُِﺮون
٦ َﺎس ِﻟ َﺮبّ ِ ٱ ۡﻟ ٰﻌَﻠَ ِﻤﯿﻦ
ُ َﯾﻘُﻮ ُم ٱﻟ ﱠﻨ
1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curan
2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain
mereka minta dipenuhi
3. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,
mereka mengurangi
4. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya
mereka akan dibangkitkan
97 Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN MALIKI PRESS,
2010), 118.
Achmad Junaidi
Kajian Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam: 60
Sebuah Konsep Dasar
98 Ahmad Munir, Manajemen Pembiayaan dalam Perspektif Islam (Jurnal At-Ta’dib Vol.8 No 2,
2013), 234
61 Achmad Junaidi
Kajian Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam:
Sebuah Konsep Dasar
Swadaya, BOMM, BOP, BKG, dan BKS, selain lebih bersifat insidental dan
tidak menyeluruh, juga tidak seluruh madrasah memperolehnya. 99
99 Ahmad Nunu, Pembiayaan Pendidikan di Madrasah dan Peranan Pemerintah Daerah di Era
Otonomi, (Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, Bandung, Volume 5 Nomer
2 April-Juni 2007).
100 Ahmad Munir, Manajemen Pembiayaan dalam Perspektif Islam (Jurnal At-Ta’dib Vol.8 No 2,
2013), 235.
Achmad Junaidi
Kajian Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam: 62
Sebuah Konsep Dasar
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010).
Akadon, Dedy Achmad Kurniady dan Deni Darmawan, Manajemen
Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015)
Ahmad Munir, Manajemen Pembiayaan dalam Perspektif Islam (Jurnal At-
Ta’dib Vol.8 No 2, 2013)
Ahmad Nunu, Pembiayaan Pendidikan di Madrasah dan Peranan Pemerintah
Daerah di Era Otonomi, (Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan
Keagamaan, Bandung, Volume 5 Nomer 2 April-Juni 2007).
Badruttamam, Manajemen Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Islam Nurul
Karomah Bangkalan, Kabilah Vol. 3 No. 1 Juni 2018.
Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: Uin
Maliki Press, 2010).
Dedi Supriyadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: P.
Remaja Rosda Karya, 2006).
Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya
Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2006).
Manahan Tampubolon, Perencanaan dan Keuangan pendidikan, (Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2015).
Matin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan Konsep dan Aplikasnya, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2014).
Achmad Junaidi
Kajian Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam: 64
Sebuah Konsep Dasar
Ali Murfi
18731008
e-mail: alimurfi1@gmail.com
Latar Belakang
101 Linda Setiawati, Siti Nurlatifah Dedy Achmad Kurniady, “MANAJEMEN PEMBIAYAAN
PENDIDIKAN TERHADAP MUTU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,” Jurnal Penelitian
Pendidikan 17, no. 13 (2016): 263–69.
102 Ulpha Lisni Azhari and Dedy Achmad Kurniady, “MANAJEMEN PEMBIAYAAN
PENDIDIKAN, FASILITAS PEMBELAJARAN, DAN MUTU SEKOLAH,” Jurnal Administrasi
Pendidikan 23, no. 2 (2016), doi:10.17509/JAP.V23I2.5631.
103 Budi Budaya, “MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR YANG
EFEKTIF,” Jurnal Likhitaprajna 18, no. 1 (2016): 42–59.
104 Estelle James, Elizabeth M. King, and Ace Suryadi, “Finance, Management, and Costs of Public
and Private Schools in Indonesia,” Economics of Education Review 15, no. 4 SPEC. ISS.
(October 1, 1996): 387–98, doi:10.1016/S0272-7757(96)00035-0.
67 Ali Murfi
Manajemen Pendidikan Islam Sebagai Proses: Sebuah Tinjauan Manajemen Pembiayaan
Di Sekolah/Madrasah
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah kegiatan yang ada dalam
manajemen pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu
Tujuan
Pembahasan
2. Pembukuan (Accounting)
No Tahapan Kegiatan
1 Pencatatan Kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran bukti
transakasi serta bukti pencatatan.
Kegiatan pencatatan bukti transaksi ke dalam buku
harian atau jurnal.
Memindahbukukan (posting) dari
jurnalberdasarkan kelompok atau jenisnya kedalam
akun buku besar
2 Pengikhtisaran Penyusunan neraca saldo (trial balance)
berdasarkan akun-akun buku besar.
Pembuatan ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries)
Penyusunan kertas kerja (work sheet) atau
neraca lajur.
Pembuatan ayat jurnal penutup (closing
entries)
Pembuatan neraca saldo setelah penutupan
(post closing trial balance).
Pembuatan ayat jurnal pembalik (reversing
entries).
3 Pelaporan Laporan surplus defisit
Laporan arus kas
Neraca
Catatan atas laporan keuangan
Ali Murfi
Manajemen Pendidikan Islam Sebagai Proses: Sebuah Tinjauan Manajemen Pembiayaan 72
Di Sekolah/Madrasah
3. Pemeriksaan (Controlling)
b. Menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa organisasi
kepada penggunaan sumber daya pendidikan (manusia atau tenaga,
sarana dan prasarana, biaya) secara efisien dan ekonomis.
Kesimpulan
Referensi
Azhari, U. L., Kurniady. E. A. (2016). Manajemen Pembiayaan Pendidikan,
Fasilitas Pembelajaran, dan Mutu Sekolah. Jurnal Administrasi
Pendidikan. 23 (2). 26-36.
Budaya. B. (2016). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pada Sekolah Dasar
Yang Efektif. LIKHITAPRAJNA. Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. 18 (1). 42-59.
Fattah, N. (2012). Standar Pembiayaan Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
James, E. King. E. E & Suryadi. A. (1996). Finance, Management, and Costs of
Public and Private Schools in Indonesia. Economics of Education Review,
15 (4), 387-398.
Kurniady, D. A., Setiawati, L., & Nurlatifah. S. (2017). Manajemen Pembiayaan
Pendidikan Terhadap Mutu Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal
Penelitian Pendidikan, 17 (3). 263-269.
Ali Murfi
Manajemen Pendidikan Islam Sebagai Proses: Sebuah Tinjauan Manajemen Pembiayaan 76
Di Sekolah/Madrasah
Latar belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Pembahasan
Kedua, biaya pribadi (Private cost) dan biaya sosial (social cost).
Adalah pengeluaran keluarga untuk pendidikan atau dikenal juga
pengeluaran rumah tangga (household expenditure). Biaya social adalah
107 Dedi Supriyadi, Satuan Biaya PEndidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: P. Remaja Rosda
Karya, 2006), 3.
79 Mohkamad Soleh Kamit
Model-Model Pembiayaan
Pendidikan Islam
108 Dedi Supriyadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: P. Remaja Rosda
Karya, 2006), 4.
109 Shiddiq Al-Jawi, Pembiayaan Pendidikan Dalam Islam, Jurnal House of Khilafah, 2007, hlm.
1.
110 Al-Maliki, Abdurrahman, As-Siyasah Al-Iqtishadiyah Al-Mutsla, (Hizbut Tahrir : t.t.), 1963.
111 HR Muslim.
112 Al-Mubarakfuri, Adiwarman (Ed.), Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: IIIT).
Mohkamad Soleh Kamit
Model-Model Pembiayaan 80
Pendidikan Islam
berasal dari jizyah, kharaj (pajak tanah), dan usyur (pungutan atas harta
non muslim yang melintasi tapal batas negara). 113
113 Quthb Ibrahim Muhammad, Kebijakan Ekonomi Umar bin Khaththab (As-Siayasah Al-
Maliyah Li ‘Umar bin Khaththab), Penerjemah Ahmad Syarifuddin Shaleh, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2002).
114 Khalid, Abdurrahman Muhammad, Soal Jawab Seputar Gerakan Islam, (Bogor: Pustaka
Thariqul Izzah, 1994)
115 Ibid,
116 Ash-Shalabi, Ali Muhammad, Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah (Ad-Dawlah Al-
Utsmaniyah Awamil al- Nuhudh wa Asbab as-Suquth), Penerjemah Samson Rahman,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004)
117 Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif (Al-Waqf Al-Islami Tathawwuruhu Idaratuhu
Tanmiyatuhu), Penerjemah Muhyiddin Mas Rida, (Jakarta: Khalifa, 2005)
81 Mohkamad Soleh Kamit
Model-Model Pembiayaan
Pendidikan Islam
ini ada yang bersifat khusus, yakni untuk kegiatan tertentu atau orang
tertentu. Seperti wakaf untuk ilmuwan hadits, wakaf khusus untuk dokter,
wakaf khusus untuk riset obat-obatan, wakaf khusus guru anak-anak,
wakaf khusus untuk pendalaman fikih dan ilmu-ilmu Al-Qur‘an. Bahkan
sejarah mencatat ada wakaf khusus untuk Syaikh Al-Azhar atau fasilitas
kendaraannya. Selain itu, wakaf juga diberikan dalam bentuk asrama
pelajar dan mahasiswa, alat-alat tulis, buku pegangan, termasuk beasiswa
dan biaya pendidikan.118
b. Pos kepemilikan umum, seperti tambang minyak dan gas, hutan, laut,
dan hima (milik umum yang penggunaannya telah dikhususkan).
Sedangkan pendapatan dari pos zakat, tidak dapat digunakan untuk
pembiayaan pendidikan, karena zakat mempunyai peruntukannya
sendiri, yaitu delapan golongan mustahik zakat. 120
118 Ibid,
119 Quthb Ibrahim Muhammad, Op.Cit.
120 Abdul Qadim Zallum, Al-Amwal fi Daulah Al-Khilafah, (Beirut: Darul ‘Ilmi lil Malayin, 1983)
dan Taqiyuddin An Nabhani, An-Nizham Al-Iqtishadi fi Al-Islam, (Beirut: Darul Ummah,
1990).
Mohkamad Soleh Kamit
Model-Model Pembiayaan 82
Pendidikan Islam
121 Ibid,
122 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakara: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2002), 317-318
83 Mohkamad Soleh Kamit
Model-Model Pembiayaan
Pendidikan Islam
b. Istilah penarikan biaya ini dikenal kemudian pada abad kedua yakni
pada kelompok Badui dengan memungut biaya pendidikan pada para
siswanya.
123 Abdullah Idi dan Toto Suharto, Revitalisasi pendidikan Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2006), 25.
Mohkamad Soleh Kamit
Model-Model Pembiayaan 84
Pendidikan Islam
Kesimpulan
Bentuk pembiayan pendidikan pada masa Islam klasik paling tidak ada
tiga hal yang perlu dicatat yaitu :
2. Biaya Pendidikan digratiskan bagi para siswanya, model ini dikenal dalam
pendidikan yang dilakukan oleh kaum badui dengan melakukan penarikan
dana kepada peserta didiknya.
Daftar Pustaka
Arif, Mahmud, Pendidikan Islam Transformatif, Yogyakarta: LKiS, 2008
Al-Jawi, Shiddiq. 2007. Pembiayaan Pendidikan Dalam Islam, Jurnal House of
Khilafah.
Al-Maliki, Abdurrahman. 1963. As-Siyasah Al-Iqtishadiyah Al-Mutsla, Hizbut
Tahrir.
Al-Mubarakfuri. 2005. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: IIIT.
An-Nabhani, Taqiyuddin. 1990. An-Nizham Al-Iqtishadi fi Al-Islam. Beirut:
Darul Ummah.
Ash-Shalabi, Ali Muhammad, Bangkit dan Runtuhnya Khilafa Utsmaniyah (Ad-
Dawlah Al-Utsmaniyah Awamil al- Nuhudh wa Asbab as-Suquth).
Penerjemah Samson Rahman. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
HR Muslim.
Hitti, Philip K., History of Arabs, Jakara: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2002.
Idi, Abdullah dan Suharto, Toto, Revitalisasi pendidikan Islam, Yogyakarta:
Tiara Wacana, 2006
Khalid, Abdurrahman Muhammad. 1994. Soal Jawab Seputar Gerakan Islam.
Bogor: Pustaka Thariqul Izzah.
Muhammad, Quthb Ibrahim. 2002. Kebijakan Ekonomi Umar bin Khaththab
(As-Siayasah Al-Maliyah Li ‘Umar bin Khaththab), Penerjemah Ahmad
Syarifuddin Shaleh. Jakarta: Pustaka Azzam.
Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya: Erlangga, 2007
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya: elKAF, 2006.
85 Mohkamad Soleh Kamit
Model-Model Pembiayaan
Pendidikan Islam
Latar belakang
124 Dalam Moch.Idoschi Anwar,Adminstrasi pendidikan Dan Manajeman dan manjeman biaya
[endidikan (Teori konsep dan isi),(Bandung:Alfabeta,2004)hlm,138
125 Matin, Manajemen Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Rapwal Pers, 2014), h. 78
Zulfahmi Syukri Zarkasyi
Akuntansi Biaya: 88
Konsep Dasar Perhitungan Pembiayaan Pendidikan
atau diadakan dan didayagunakan oleh keluarga, masyarakat, peserta didik dan
pemerintah, baik berdiri sendiri maupun bersama-sama. 126
Rumusan Masalah
Tujuan
126
Mulyono, Konsep Pembiayaan pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h.8
127 Matin, Manajemen Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Rapwal Pers, 2014), h. 82
89 Zulfahmi Syukri Zarkasyi
Akuntansi Biaya:
Konsep Dasar Perhitungan Pembiayaan Pendidikan
Pembahasan
128 Matin, Manajemen Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Rapwal Pers, 2014), h. 83
129 Matin, Manajemen Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Rapwal Pers, 2014), h. 87
Zulfahmi Syukri Zarkasyi
Akuntansi Biaya: 90
Konsep Dasar Perhitungan Pembiayaan Pendidikan
130
Anwar, M. Idochi. 1991. Biaya Pendidikan dan Metode Penetapan Biaya Pendidikan.
Mimbar Pendidikan, No. 1 Tahun X, 1991: 28-33
131
Cohn, Elchanan. 1979. The Economic of Education Revised Edition. Cambridge: Ballinger
Publishing Company.
132
Coombs, Philip. H. 1982. Apakah Perencanaan Pendidikan Itu (terj), Bhatara Karya Akasara,
Jakarta.
Zulfahmi Syukri Zarkasyi
Akuntansi Biaya: 92
Konsep Dasar Perhitungan Pembiayaan Pendidikan
133 Indrawati, Novy Karmelita. 2016. Penerapan Activity Based Costing dalam Penentuan
Minimum Biaya Operasional Lembaga Pendidikan.
134 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengalz, (Bandung: PT.Rosda Karya,
2003)
135 Idochi Anwar, M (1991), Biaya Pendidikalz dan Metode Penetapan Biaya Pezdidikan, Dalam
Mimbar Pendidikan No. 1 Tahun X - April 199 1.
Zulfahmi Syukri Zarkasyi
Akuntansi Biaya: 94
Konsep Dasar Perhitungan Pembiayaan Pendidikan
140
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
97 Zulfahmi Syukri Zarkasyi
Akuntansi Biaya:
Konsep Dasar Perhitungan Pembiayaan Pendidikan
Kesimpulan
pendidikan yang bagus saja namun manajemana yan tertata rapi dan berjalan
sesuai visi dan misi.
Daftar Pustaka
Dalam Moch.Idoschi Anwar,Adminstrasi pendidikan Dan Manajeman dan
manjeman biaya [pendidikan Teori konsep dan
isi),(Bandung:Alfabeta,2004)hlm,138
Matin, Manajemen Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Rapwal Pers,
2014), h. 78
Mulyono, Konsep Pembiayaan pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),
h.8
Matin, Manajemen Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Rapwal Pers,
2014), h. 82
Matin, Manajemen Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Rapwal Pers,
2014), h. 83
Matin, Manajemen Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Rapwal Pers,
2014), h. 87
Rahman,A.(2017)EFESIENSI DALAM PEMBIYAAN PENDIDIKAN UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN jurnal elektika,17
Fironika, R. (n.d.). PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar, 22.
Al kadri,H.(2011). EFEKTIVITAS DAN EFESIENSI PEMBIYAAN
PENDIDIKAN.FIP UNP,23
Anwar, M. Idochi. 1991. Biaya Pendidikan dan Metode Penetapan Biaya
Pendidikan. Mimbar Pendidikan, No. 1 Tahun X, 1991: 28-33
Cohn, Elchanan. 1979. The Economic of Education Revised Edition. Cambridge:
Ballinger Publishing Company.
Coombs, Philip. H. 1982. Apakah Perencanaan Pendidikan Itu (terj), Bhatara
Karya Akasara, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Akuntansi Biaya: Teknik Perhitungan Pembiayaan
Pendidikan
Imam Wahyudi
18731005
e-mail: imamwahyudi@gmail.com
Latar Belakang
Dari semua sumber daya pendidikan yang dianggap penting adalah uang.
Pendidikan tidak akan berjalan tanpa adanya biaya atau uang. Uang ini
termasuk sumber daya yang langka dan terbatas. Sehingga, uang perlu dikelola
dengan efektif dan efisien agar membantu pencapaian tujuan pendidikan.
Rumusan Masalah
Tujuan
Pembahasan
pendapatan yang diperoleh rutin setiap tahun oleh sekolah dari berbagai
sumber resmi. Anggaran dasar pengeluaran merupakan jumlah uang yang
dibelanjakan setiap akhir tahun untuk kepentingan pelaksanaan
pendidikan di sekolah.
h. Pengesahan anggaran
g. Biaya sewa/kontrak.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Amirin, M. Tatang, dkk. 2013. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Dosen, Tim AP. 2010. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Fathah, Nanang. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Andira.
Fattah Nanang, 2002. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Hadari, Nawawi. 1981. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Muljani A. Nurhadi. 1983. Administrasi Pendidikan Di Sekolah. Yogyakarta: Andi
Offset.
105 Imam Wahyudi
Akuntansi Biaya:
Teknik Perhitungan Pembiayaan Pendidikan
A. Shofi Ubaidillah
18731009
e-mail: shofi@gmail.com
Latar belakang
143 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), hal. 47.
144 Rida Fironika. Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia, Jurnal Pendidikan dasar no 21 april 2018.
145 E. Mulyasa. Menjadi kepala sekolah Profesional,(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 193
146 Mulyono. Konsep Pembiayaan Pendidikan. (Jogjakarta: AR-Ruzz Media,2016), hal, 189.
109 A. Shofi Ubaidillah
Kajian Isu-Isu
Pelaksanaan Anggaran Pendidikan
Rumusan Masalah
Tujuan Masalah
Pembahasan
147 Masditou. Manajmen pembiayaan pendidikan menuju pendidikan yang bermutu. Dalam Jurnal
Ansiru PAI vol 1 no 2 juli – desember 2017, hal 122.
A. Shofi Ubaidillah
Kajian Isu-Isu 110
Pelaksanaan Anggaran Pendidikan
c. Biaya pribadi peserta didik adalah biaya personal yang meliput biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik utuk bisa
mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
148 Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan menengah Departemen Pendidikan
Nasional, Buku Panduan Bantuan Oprasioan Sekolah Untuk pendidikan Gratis dalam rangka
wajib belajar 9 tahun yang bermutu (2009) hal. 8.
111 A. Shofi Ubaidillah
Kajian Isu-Isu
Pelaksanaan Anggaran Pendidikan
b. Atas dasar data jumlah siswa tiap sekolah, tim manajmen bos pusat
membuat alokasi dana bos tipa provinsi yang dituangkan dalam DIPA
provinsi.
Dalam program BOS dana diterima oleh sekolah secara utuh dan
dikelola secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan dewan guru dan
komite sekolah. Dengan demikian, program BOS dangat mendukung
implementasi penerapan Manajemen Berbasis Sekolah(MBS) yang secara
umum bertujuan memberdayakan sekolah melalui pemberian
kewenangan (otonom), pemberian fleksibilitas yang lebih besar untuk
mengelola sumber daya sekolah, dan mendorong pastisipasi warga sekolah
dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
Kesimpulan
151 Mulyono. Konsep Pembiayaan Pendidikan. (Jogjakarta: AR-Ruzz Media,2016), hal 218.
152 Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen BIaya Pendidikan(Teori
Konsep Dan Isu), (bandung: Alfabetha,2004), hal.184
115 A. Shofi Ubaidillah
Kajian Isu-Isu
Pelaksanaan Anggaran Pendidikan
Daftar Pustaka
Asrori Pasla, .2015. Isu pembiayaan pendidikan(pendidikan Gratis di Indonesia).
http://Kompasiana.com diakses pada 25 April 2020.
Mulyono. 2016. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogjakarta: AR-Ruzz Media.
E. Mulyasa, 2004. Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rida Fironika. 2018. Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia, Jurnal Pendidikan
dasar no 21 april 2018.
E. Mulyasa. Menjadi kepala sekolah Profesional, Bandung:Remaja Rosdakarya.
Masditou. Manajmen pembiayaan pendidikan menuju pendidikan yang bermutu.
Dalam Jurnal Ansiru PAI vol 1 no 2 juli – desember 2017.
Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan menengah Departemen
Pendidikan Nasional, Buku Panduan Bantuan Oprasioan Sekolah Untuk
pendidikan Gratis dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu
(2009).
Program bantuan Oprasional sekolah(BOS) dalam peraturan perundang-
undangan di Indonesia,” dalam acp.ahkn@2008, diakses pada jumat 1
mei 2020.
Jones Thomas H. introduction to school Finance technique and social policy,
(new york: Macmilland publishing company and London,1985).
Moch. Idochi Anwar, 2008. Administrasi Pendidikan dan Manajemen BIaya
Pendidikan(Teori Konsep Dan Isu), Bandung: Alfabetha.
View publication stats