Anda di halaman 1dari 22

ii

MAKALAH
STRATEGI DAN APLIKASI TEKNOLOGI
DALAM PEMBELAJARAN



KELOMPOK : 4 (EMPAT)
LIA
MARJUKI
MARPINA
MANTRIYANTO
SURYANI KRISMONATI




ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan taufik, inayah dan ridho Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul Pola Hunian Manusia Purba
Di Indonesia

Penulis menyadari, pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis khususnya.








Penulis











ii
DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL .. ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI .... ...................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...... ...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ...... .................................................................................. 2
C. Tujuan ....... ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Belajar Mengajar ...... ................................................... 3
B. Kedudukan SBM dalam Sistem Pengajaran ....... ......................................... 5
C. Pengertian Aplikasi Teknologi Pendidikan ...... ........................................... 6
D. Aplikasi TP Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan....... .............................. 9
E. EdukasiNet Pembelajaran Berbasis internet ...... .......................................... 13
F. Teknologi Pendidikan di ruang Kelas ....... ................................................... 15

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...... ........................................................................................... 16
B. Saran ....... ..................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu
sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa dan
guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling
mempengaruhi dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan. Seperti
telah kita ketahui bahwa tugas utama guru ialah mengajar yang berarti
membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan tertentu atau kompetensi. Tujuan
atau kompetensi itu telah dirumuskan dalam kurikulum yang berfungsi sebagai
pedoman pelaksanaan proses pembelajaran.
Teknologi pendidikan adalah profesi yang menerapkan ilmu pengetahuan terkait
dengan pembelajaran/instruksional dan seni mengajar yang diperoleh melalui
penelitian dan pengalaman untuk mengembangkan dan mengelola secara
ekonomis dan elegan, sistem dan materi instruksional yang mendukung dan
menjadi bagian dari lingkungan belajar yang manusiawi dan efektif sehingga
menjadi mudah di akses oleh banyak orang demi kemajuan dan kesejahteraan
umat manusia. Atau dapat juga dapat disingkat Teknologi pembelajaran itu adalah
suatu profesi yang menciptakan proses belajar yang mudah diperoleh dan
dimanfaatkan oleh orang banyak. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia di mana
berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan
peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan
manusia di satu sisi perubahan tersebut juga membawa manusia ke era persaingan
global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka
sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan sumber daya
manusia. Oleh karena itu, peningkatan sumber daya manusia merupakan
kenyataan yang harus dihadapi dalam menjalani era globalisasi tersebut.
ii
Persoalan berikut ini adalah bagaimana melaksanakannya di dalam proses belajar
mengajar atau proses pembelajaran agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan
tercapai. Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah
bagaimana memilih dan menentukan strategi pembelajaran atau strategi belajar
mengajar (SBM). Strategi belajar mengajar menentukan jenis interaksi di dalam
proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang di gunakan harus menimbulkan
aktivitas belajar yang baik, aktif, kreatif, efektif dan efisien, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan pemaparan di atas di temukan beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apa pengertian strategi belajar mengajar?
2. Mengapa strategi penting dalam proses pembelajaran?
3. Bagaimana Aplikasi teknologi Pendidikan Untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian strategi belajar mengajar.
2. Untuk mengetahui mengapa strategi penting dalam proses pembelajaran
3. Untuk mengetahui bagaimana Aplikasi teknologi Pendidikan Untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Belajar Mengajar (SBM)
Jika kita simak istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang
artinya suatu usaha untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan awalnya
digunakan dalam lingkungan militer namun isilah strategi digunakan dalam
berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi dalam
konteks pembelajaran yang dikenal dengan istilah strategi pembelajaran Agar
Anda memperoleh pemahaman yang mendalam tentang makna dan hakikat
strategi pembelajaran cermatilah pengertian strategi pembelajaran ( SBM )
sebagai berikut:
Adapun beberapa pengertian strategi belajar mengajar menurut para ahli adalah
sebagai berikut :
1. Hamzah B. Uno. Strategi pembelajaran adalah merupakan hal yang perlu
diperhatikan guru dalam proses pembelajaran.
2. Dick dan Carey. Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari
suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta
didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan
selanjutnya.
3. Suparman. Strategi pembelajaran adalah merupakan perpaduan dari urutan
kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan
bahan,dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
4. Gerlach dan Ely. Strategi pembelajaran adalah merupakan cara-cara yang
dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu.
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola
umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar
ii
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau bisa dikatakan strategi belajar
mengajar merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk dalamnya
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
suatu pembelajaran. Hasan Langgulung seperti yang dikutip oleh Ramayulis.
Beliau menyatakan bahwa pengajaran itu berarti pemindahan pengetahuan dari
seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum
mengetahui.[1]
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar meliputi hal-hal berikut :
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh
guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.
4. Norma-norma Menetapkan dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam
melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan
dijadikan umpan balik buat penyempurnaan yang bersangkutan secara
keseluruhan.

B. Kedudukan Strategi Belajar Mengajar ( SBM ) Dalam Sistem
Pengajaran
Telah kita ketahui bahwa pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan
yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada peserta didik. Karena merupakan
kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi
bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan
berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka
menerapkan strategi yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan
harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak
membosankan Setiap strategi pembelajaran (SBM) memiliki ranah pembelajaran
ii
tersebut ada 3, yaitu: Ranah kognitif atau ranah perubahan pengetahuan; Ranah
afektif atau rana perubahan sikap - perilaku ; dan Ranah psikomotorik atau ranah
perubahan/peningkatan keterampilan. Oleh karena itu SBM merupakan komponen
terpenting dalam sistem pembelajaran yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seorang guru dalam mengajar untuk memberi pemahaman peserta didik agar
tujuan pembelajaran itu bisa tercapai.
Istilah strategi yang pada awalnya digunakan dalam lingkungan militer, tapi
sekarang ini dipakai dalam berbagai bidang dengan esensi makna yang relatif
sama. Strategi, berasal dari kata strategos atau strategus (Yunani) yang
mengandung makna jenderal atau dalam hal ini perwira negara (state officer) yang
bertanggung jawab merencanakan suatu strategi dan mengarahkan pasukannya
untuk mencapai kemenangan. Saat ini strategi juga telah di terapkan di berbagai
pertandingan olah raga, baik sepak bola, bulu tangkis, maupun catur, memerlukan
strategi untuk mengalahkan lawan. Tak ketinggalan pula dunia politik dan bisnis
juga dipenuhi oleh strategi. bahkan strategi juga dibutuhkan dalam bidang
pendidikan khususnya pada saat proses belajar mengajar. Keberhasilan peserta
didik dalam suatu kegiatan belajar mengajar ditentukan banyak faktor, salah
satunya peran guru. Di sekolah guru mengambil peranan penting dalam
menentukan strategi yang sesuai dengan psikis dan intelektual peserta didik. Guru
bisa di benci peserta didik karena model pembelajarannya membosankan dan
karakternya galak. Sebaliknya, seorang guru akan menjadi sosok yang diidolakan
para peserta didik jika berhasil menerapkan strategi yang bisa memotivasi siswa
dengan baik. Masih banyak dijumpai guru yang kurang tepat dalam menafsirkan
inti dari mengajar. Mengajar bukan hanya menyuruh anak menghafal, mengajar
bukan hanya menyampaikan pengetahuan dari guru kepada siswa, mengajar
bukan hanya menggunakan satu metode mengajar tertentu. Mengajar adalah suatu
kegiatan yang sangat kompleks yang di dalamnya menekankan bagaimana
mengaktifkan siswa dalam hal belajar dengan menggunakan berbagai cara dan
strategi sehingga membentuk pribadi yang berbudi luhur. Memang tidak mudah
melahirkan kelulusan yang bagus dari sisi kecerdasan dan budi pekerti untuk
zaman sekarang. Dunia pendidikan menemui berbagai kesulitan untuk
ii
menghasilkan peserta didik yang sukses. Ini karena sistem yang membingkai
pembelajaran juga sering kali merumitkan para guru untuk memilih strategi yang
jitu untuk diterapkan di kelas.
Pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan kunci utama dalam mengajar.
Banyak sekali strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk
menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, sebut saja pendekatan
PAIKEM, CBSA, PKP, dll merupakan salah satu dari banyak strategi yang dapat
dipilih oleh guru untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Guru yang baik
mampu menyesuaikan metode pembelajaran dengan bahan pelajaran, selanjutnya
dengan metode pembelajaran itu mampu menghubungkan materi pelajaran dengan
kehidupan siswa yang dapat meningkatkan kualitas keterlibatan siswa dalam
belajar. Dengan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa,
maka siswa akan mampu mengkontruksi (membangun) sendiri pemahamannya
sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
C. Pengertian Aplikasi Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Technologia yang menurut
Webster Dictionary berarti systematematic treatment atau penanganan sesuatu
secara sistematis. Sedangkan Techne sebagai dasar kata teknologi berarti art, skil,
science yang berarti keahlian, keterampilan, dan ilmu. Jadi teknologi pendidikan
dapat diartikan sebagai penanganan atau pelaksanaan pendidikan secara sistematis
atau penerapan science untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan.[2]
Dalam bahasa Inggris digunakan istilah instructional technology ataueducational
technology, yang mendefinisikan sebagai berikut, instructional technology means
tehe media born of the communications relatioan which can beused for
instructional purpose alongside the teacher, the book, and the blackboard.[3]
Teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem-
sistem, teknik-teknik dan alat-alat Bantu untuk memperbaiki proses belajar
manusia.[4] Sedangkan menurut para ahli yang lain Teknologi pendidikan adalah
proses kompleks yang tereintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan
organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai
dan mengelola pemecahan masalah dalam aspek belajar manusia.[5]
ii
Teknologi pendidikan menurut Miarso dalam buku menyemai benih teknologi
pendidikan sebagai suatu bidang kajian atau disiplin keilmuan yang berdiri
sendiri. Ditinjau dari pendekatan pendidikan, teknologi pendidikan adalah suatu
proses yang bersistem dalam usaha mendidikkan atau membelajarkan. Dalam
proses yang bersistem ini kemungkinan besar digunakan teknologi pendidikan
sebagai produk. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa aplikasi
teknologi sebagai penerapan dari suatu disiplin ilmu yang membahas proses
dalam usaha mendidik atau membelajarkan. Dan dalam proses mendidik atau
membelajarkan tersebut kemungkinan besar menggunakan teknologi.
Teknologi pembelajaran memiliki lima kawasan yang menjadi bidang garapnya,
baik sebagai objek formal maupun objek materinya, yaitu desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengolahan, evaluasi sumber dan proses belajar. Oleh karenanya
aplikasi teknologi pembelajaran juga tidak terlepas dari lima kawasan tersebut.
Seels dan Richey (1994) menjelaskan bahwa demi menjaga keutuhan definisi
(teknologi pembelajaran) kegiatan-kegiatan dalam setiap kawasan teknologi
pembelajaran dapat dikaitkan baik kepada proses maupun sumber
pembelajaran.[6]
Pengertian Mutu Pendidikan Menurut Umeidi: Dalam rangka umum mutu
pendidikan mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil
kerja / upaya) baik berupa barang maupun jasa. Dalam konteks pendidikan,
pengertian mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikna. Dalam
proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input, seperti : bahan ajar
(kognitif, psikomotorik, afektif), metodologi yang bervariatif sesuai dengan
kemampuan guru, sarana dan prasarana sekolah, dukungan administrasi, sumber
daya dan dukungan lingkungan yang kondusif. Manajemen sekolah, dukungan
berfungsi menyinkronkan berbagai input tersebut atau menyinergiskan semua
komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik antara guru, siswa dan
saran pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik dalam konteks intrakurikuler
maupun dalam konteks ekstrakurikuler, baik dalam substansi akademis maupun
non-akademis dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran.
Mutu dalam konteks hasil belajar mengacu pada prestasi yang dicapai oleh
ii
sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap waktu akhir semester, akhir
tahun, 5 tahun bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan
(studens achievement) dapat berupa hasil tes kemampuan akademis (misalnya
ulangan umum, Ebta, Ebtanas). Dapat pula prestasi di suatu cabang olah raga, seni
atau keterampilan tambahan tertentu misalnya: komputer, beragam jenis teknik,
jasa. Bahkan seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan,
dsb.
Dari uraian di atas di dapat simpulan bahwa mutu pendidikan adalah tingkat
keunggulan hasil kerja dalam pendidikan baik yang berupa proses pendidikan
maupun dalam hasil pendidikan.
D. Aplikasi Teknologi Pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan
Dari pengertian aplikasi teknologi pendidikan dan pengertian peningkatan mutu
pendidikan di atas, dapat kita katakana bahwa aplikasi teknologi pendidikan
dalam peningkatan mutu pendidikan adalah penerapan teknologi pendidikan
sebagai suatu disiplin ilmu yang membahas proses mendidik atau membelajarkan
tersebut kemungkinan besar menggunakan teknologi sebagai upaya peningkatan
keunggulan hasil kerja dalam bidang pendidikan baik yang berupa proses
pendidikan maupun berupa hasil pendidikan. Teknologi telah merupakan bagian
integral dalam setiap masyarakat. Teknologi dapat ditemukan di mana saja dan
tujuan ditemukannya teknologi juga untuk membantu memecahkan masalah
manusia. Makin maju suatu masyarakat makin banyak teknologi yang
dikembangkan dan digunakan. Teknologi itu pada hakikatnya adalah bebas nilai,
namun penggunaannya akan sarat dengan aturan nilai dan estetika (Miarso, 2009).
Teknologi telah membantu kita dalam segala aspek kehidupan. Dalam kehidupan
pribadi misalnya, teknologi telah membantu penglihatan dengan kacamata,
mikroskop, teleskop, dan lain-lain. Dalam bidang pembelajaran juga diperlukan
teknologi untuk menjangkau warga belajar di mana pun mereka berada, melayani
sejumlah besar dari mereka yang belum memperoleh kesempatan belajar,
memenuhi kebutuhan belajar untuk dapat mengikuti perkembangan dan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam belajar. Dalam rangka
meningkatkan produktivitas pendidikan, sekolah-sekolah harus merespons
ii
perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih yang menyediakan
segudang ilmu pengetahuan yang baru dan lama. Pembelajaran di sekolah perlu
menggunakan serangkaian peralatan elektronik yang mampu bekerja lebih efektif
dan efisien. Walaupun demikian, peran guru masih tetap dibutuhkan di kelas, guru
berperan sebagai motivator, desainer, pembimbing dan sebagainya. Teknologi
pendidikan merupakan suatu disiplin terapan, artinya ia berkembang karena
adanya kebutuhan di lapangan, yaitu kebutuhan untuk belajar, belajar lebih
efektif, lebih efisien, lebih luas, dan sebagainya. Perkembangan Teknologi
komunikasi dan informasi yang sangat pesat telah menawarkan sejumlah
kemungkinan yang semula tidak terbayangkan, telah membalik cara berpikir kita
dengan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk mengatasi masalah belajar.
Perlu diperhatikan dalam perkembangan pesat teknologi pembelajaran ini,salah
satunya adalah praktek teknologi pembelajaran harus tetap
memperhatikankawasan dan memegang konsep utama yang membatasinya serta
memanfaatkan dukungan dari pelbagai ilmu lain yang relevan. Miarso (2004)
menambahkan bahwa teknologi, termasuk teknologi pendidikan harus memiliki
ciri: 1) proses untuk meningkatkan nilai tambah menghasilkan dan memanfaatkan
produk yang bervariasi dan semakin canggih; dan 3) interaksi proses dan produk
tersebut sebagai suatu sistem dengan lingkungannya sebagai suatu sistem yang
lebih luas.[7]
Teknologi pendidikan sering kali diasumsikan dalam persepsi yang mengarah
pada masalah elektronika padahal konsep teknologi mengandung pengertian yang
luas, untuk itu dalam tulisan ini akan dibahas mengenai aplikasi teknologi
pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan. Menurut Miarso
adalah beberapa pedoman umum dalam aplikasi teknologi pendidikan dan
implemasinya:
1. Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi,
komunikasi, manajemen, rekayasa dan lain-lain.
2. Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan
serempak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling
kaitan di antaranya.
ii
3. Digunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu
memecahkan masalah belajar.
4. Tumbuhnya daya lipat atau efek sinergi, di mana penggabungan
pendekatan dan unsur mempunyai nilai-nilai lebih dari sekedar
penjumlahan. Demikian pula pemecahan secara menyeluruh dan serempak
akan mempunyai nilai lebih daripada memecahkan masalah secara
terpisah.
E-learning untuk pendidikan khususnya pendidikan jarak jauh dan aplikasinya di
Indonesia. Di era global seperti ini informasi merupakan komoditi sebagaimana
barang ekonomi lainnya, peran ini semakin hari semakin nyata dan kian hari kian
besar. Karena hal tersebut sekarang telah lahir masyarakat informasi (information
age) dan masyarakat ilmu (Knowledge Society). Dunia pendidikan di seluruh
dunia juga tidak lepas dari pengaruh adanya informasi karena informasi dan
pendidikan juga sangat erat hubungan apalagi dengan pengetahuan. Informasi
melalui elektronik yang saat ini sangat populer (sebut saja internet) merupakan
salah satu wujud e-learning (pembelajaran elektronik). Jumlah halaman dalam
www yang semakin hari semakin melimpah menjadi e-learning merupakan
alternative yang pas dalam peningkat kualitas sumber daya manusia khususnya
dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Teknologi merupakan alat yang diharapkan dapat mempermudah proses transfer
of learning terhadap peserta didik. Dalam perkembangannya menurut Soekartawi
(2007, 198) perkembangan teknologi e-learning yang didukung oleh computer
dikenal sebagai Computer Base Learning (CBL) atau computer assisted learning
(CAL) yang dapat di kelompokkan menjadi 2 jenis yaitu:


1. Technology-based learning
2. Technology-based web-learning
Technology-based learning pada prinsipnya terdiri atas Audio Information
Technologies (radio, audio tipe, voice mail, telephone) dan Video Information
Technologies (misalnya video tipe, video text, videa massaging). Sedangkan
ii
technology-base web learning pada dasarnya adalah data informasi technologies
(misalnya bulleting board, internet, email, dan telecolaboration).
Teknologi di atas sangat cocok dipergunakan untuk pembelajaran jarak jauh
karena jumlah pendudukan Indonesia yang mencapai ratusan juta, dan keadaan
geografis Indonesia yang Kepulauan tentu kedua teknologi di atas merupakan
alternative yang perlu, di samping untuk pemerataan kesempatan pembelajaran
dan peningkatan mutu pendidikan. Karakteristik dari e-learning adalah:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, di mana guru dan siswa atau
sesama guru dan juga sesama siswa dapat saling berkomunikasi dengan relatif
mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media komputer network)
3. Menggunakan bahan ajar mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja
pada saat yang bersangkutan memerlukannya
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, dan hasil kemajuan belajar
dan berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat setiap saat dilihat di
komputer.
Pemanfaatan e-learning tidak dapat lepas dari internet, pada zaman dahulu
pembelajaran masih didominasi oleh peran guru (the era of teacher), kemudian
bergeser menjadi guru dan buku (the era teacher and book) dan saat ini telah
mengalami pergeseran peran guru, buku dan teknologi (the era of teacher, book
and technology). Dalam penggunaan e-learning ada 4 hal yang perlu dipersiapkan
yaitu:
1. Melakukan penyesuaian kurikulum, kurikulum harus berifat holistic di mana
pengetahuan, keterampilan dan nilai (values) diintegrasikan dalam kebutuhan di
era informasi (competency-based curriculum)
2. Melakukan variasi cara mengajar untuk mencapai dasar kompetensi yang
ingin dicapai dengan bantuan komputer
3. Melakukan penilaian dengan memanfaatkan teknologi yang ada
menggunakan komputer, online assessment system
ii
4. Menyediakan material pembelajaran seperti buku, komputer, multimedia,
studio, dan lain-lain yang memadai.
Jika ke-4 hal di atas dapat dicapai maka proses pembelajaran dapat melibatkan
peserta didik (siswa) secara aktif dan mandiri (active learners) dapat diwujudkan.
Menurut Elangoan dan Soekartawi dalam Mozaik Teknologi Pendidikan (2007,
201), manfaat dan petunjuk yang diberikan dengan penggunaan internet sebagai
media pembelajaran adalah:
1. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana guru dan siswa dapat saling
berinteraksi dan berkomunikasi secara mudah dengan fasilitas internet di
mana saja, kapan saja tanpa di batasi oleh jarak, tempat dan waktu.
2. Guru dan siswa menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya dapat saling
menilai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
3. Siswa dapat mereviuw kapan saja dan di mana saja mengingat bahan
belajar yang tersimpan di komputer.
4. Bagi siswa yang memerlukan tambahan informasi dapat melakukan akses
di Internet
5. Baik guru dan siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat
dilakukan dengan banyak orang sehingga menambah wawasan dan
pengetahuan yang lebih luas.
6. Berubahnya peran siswa dari kebiasaan pasif menjadi aktif.
7. Relatif lebih efisien, jika mereka tinggal jauh dari tempat perguruan tinggi
atau sekolah yang bersangkutan atau bagi mereka yang sibuk bekerja,
bertugas di kapal, luar negeri dan lain-lain.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan penggunaan e-learning untuk pendidikan
khususnya pendidikan jarak jauh adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa secara langsung bahkan antar
siswa itu sendiri sehingga memperlambat pembentukan values dalam
proses belajar mengajar
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
mendorong aspek bisnis dan komersial
ii
3. Proses belajar mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan
4. Berubahnya peran guru yang dari semula menguasai teknik pembelajaran,
kini dituntut untuk menguasai teknik pembelajaran melalui ICT
5. Siswa yang tidak memiliki motivasi tinggi cenderung gagal
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet
7. Kurangnya mereka yang mengetahui dan menguasai internet
8. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Dari hasil survery mulai tahun perkembangan pengguna internet di Indonesia
terus mengalami peningkatan yang signifikan. Menurut Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 1995 orang Indonesia yang menggunakan
internet 10.000 orang tahun 1997 melonjak 10 kali lipat, tahun 2000 sudah
mencapai 2 juta orang. Pada tahun 2005 sudah menjadi 18 juta orang dan tahun
2007 diperkirakan sudah mencapai di atas 25 juta orang. Para pengguna internet
yang terbesar adalah para pelajar mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah dan
perguruan tinggi. Dari hal tersebut terlihat tingginya pengguna internet di
kalangan pelajar Indonesia, jika teknologi ini masuk pada dunia pendidikan maka
akan memberikan dampak yang luar biasa untuk meningkatkan mutu pendidikan,
sehingga di masa yang akan datang akan melahirkan generasi muda yang
mempunyai nilai jual dari segi kualitas sumber daya manusia, dan tidak hanya
mengandalkan sumber daya alam saja. Penggunaan teknologi E-Learning di
sekolah-sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan karena dengan teknologi
tersebut, semua mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh
pembelajaran. Karan E-learning menawarkan kemudahan baik waktu dan
kesempatan, tidak mengenal usia, di mana saja. Tentu saja untuk daerah yang
mempunyai fasilitas internet.
E. EdukasiNet Pembelajaran Berbasis Internet
Di atas telah di bahas bagaimana penting dan luasnya penggunaan teknologi
pendidikan untuk meningkatkan kualitas, penyebaran akses pendidikan dan
peningkatan mutu pendidikan. Salah satu program yang ditelurkan Depdiknas
sebagai wujud nyata adalah pembentukan Jejaring Pendidikan Nasional
ii
(Jardiknas), Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan komputer
satu dengan komputer lainnya dalam bentuk LAN atau WAN maupun hubungan
personal komputer terhadap jaringan internet. Hal ini menjadikan halaman
internet merupakan bagian yang sangat strategis dalam media pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa dan guru dalam
menguasai teknologi pendidikan khususkan teknologi komputer dan internet.
Pembelajaran berbasis internet yang dikeluarkan oleh Depdiknasi di beri nama
EdukasiNet, yang beralamat pada e-dukasi.net. Ke depan situs ini dapat terus
dikembangkan dan dilengkapi dengan seluruh mata pelajaran dan seluruh jalur
pendidikan, bimbingan belajar, bimbingan dan penyuluhan/konsultasi, tutorial,
remedial, e-mail, forum diskusi, mailing list, ujian kemampuan, bank soal,
pengetahuan populer dan lain-lain. Di samping itu e-dukasi.net diharapkan
mampu memberikan informasi praktis tentang pengetahuan baik terhadap siswa
maupun pada guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Fitur-fitur yang
ditawarkan dalam e-dukasi.net bersifat nasional dapat di akses dan download
dengan mudah (friendly), siapa saja boleh menggunakan asal tidak mengabaikan
hak cipta dan hak kekayaan intelektual. Edukasi.net di mulai tahun 2002 dan pada
tanggal 11 Agustus 2003 bersamaan dengan perancangan bulan telematika dan
menkominfo di louncing E-dukasi,net sebagai situs resmi pendidikan Indonesia.
Manfaat yang diberikan dari situs edukasi.net adalah sebagai berikut:
1. Siswa dan guru dapat memperoleh sumber belajar yang sesuai dengan
kurikulum
2. Guru dan siswa atau siswa dengan siswa lain dapat melakukan diskusi
melalui forum diskusi
3. Guru dan siswa saling dapat bertukar informasi melalui mailing list
4. Guru dan siswa dapat mendownload materi pelajaran yang diperlukan
5. Sumber belajar dapat diakses di mana saja dan kapan saja.
Dalam upaya meningkatkan proses pendidikan di tanah air dan menyambut
teknologi di abad milenium ini, ilmu mendapat penghargaan yang sangat tinggi.
Dalam melakukan transfer ilmu, banyak sarana yang dapat digunakan. Melalui
media internet, ilmu dapat disebarluaskan secara tepat, murah dan terjamin serta
ii
jarak pun tidak lagi merupakan halangan. Dengan adanya kemajuan internet, tidak
sulit bagi para siswa untuk memanfaatkan fasilitas internet yang ada di sekolah,
warnet, cafe, hotspot ketika membutuhkan untuk mencari sumber informasi
sebagai bahan belajar baik secara mandiri maupun secara kelompok, bahkan untuk
bahan penelitian. Sekarang banyak guru-guru yang memberikan tugas kepada
murid-muridnya melalui media internet, mengirimkan tugasnya melalui e-mail,
dan lain-lain. Itu secara tidak langsung membuat para siswa cakap dalam
menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran. Kita tahu bahwa Indonesia
memiliki Bapak BJ. Habibie yang mempunyai kejeniusan dalam bidang teknologi.
Beliau mampu membuat kereta api, pesawat terbang dan lain sebagainya. Dengan
kecakapan berteknologi kita bisa menjadi generasi penerus bangsa dan menjadi
Habibie-Habibie masa depan yang siap membawa harum nama Indonesia di
kancah Internasional.

F. Teknologi pendidikan di ruang kelas
Sebenarnya hal ini telah disinggung banyak pada pembahasan sebelumnya, di
mana teknologi pendidikan memang tidak pernah lepas dengan pembelajaran dan
tidak pernah lepas juga dari ruang-ruang kelas. Dalam pembelajaran modern
khususnya dalam quantum teaching dianut pola bawalah mereka ke dunia kita dan
bawahlah dunia kita ke dunia mereka. Ini merupakan prinsip yang sangat baik di
mana pembelajaran di ruang kelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
masyarakat termasuk kehidupan guru dan para pendidik di mana mana mereka
tinggal. Penerapan sistem pembelajaran kontekstual atau di kenal dengan CTL
(Contekstual Teaching and Learning) merupakan bentuk nyata dari penerapan
teknologi pendidikan di ruang-ruang kelas. Dalam pembelajaran modern
ditawarkan beberapa hal seperti berikut ini:
1. Mereka diperkenankan untuk bekerja secara bersama-sama (cooperative)
2. Meningkatnya minat dan prestasi siswa tersebut dicapai, karena guru
menggunakan suatu pendekatan pembelajaran dan pengajaran kontekstual.


ii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah di lakukan di atas diperoleh beberapa kesimpulan:
1. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas salah satu dengan cara
peningkatan mutu pendidikan
2. Peningkatan mutu pendidikan di antaranya dapat dilakukan dengan
menerapkan teknologi pendidikan
3. Dalam peningkatan mutu pendidikan dapat dipandang sebagai sebagai
proses pendidikan dan hasil pendidikan
4. E-learning sangat cocok digunakan untuk pembelajaran pada tempat-
tempat seperti Indonesia yang luas dan berpulau-pulau, tempat sekolah
jauh, orang yang sibuk bekerja karena sifatnya yang fleksibel dapat di
buka kapan saja, di mana saja dan oleh siapa saja.
5. E-dukasi.net merupakan salah satu tujukan teknologi pendidikan yang
dapat digunakan dengan pola-pola pemanfaatan di laboratorium komputer,
Pola pemanfaatan di ruang kelas, Pola penugasan, Pola pemanfaat
individual
6. Salah satu penerapan teknologi pendidikan di ruang-ruang kelas adalah
adanya model-model pembelajaran pembelajaran yang salah satunya
terangkum dalam contekstual Teaching And Learning (CTL)
7. Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan dari siswa-siswa di ruang-
ruang kelas, jika dalam ruang kelas mutu pendidikan mengalami
peningkatan maka secara nasional mutu pendidikan juga akan meningkat.





ii
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka penulis mempunyai saran sebagai berikut:
1. Bagi pendidik: Inovasi pendidikan yang berbasis TIK merupakan suatu
keniscayaan, sehingga memiliki keterampilan dalam penguasaan TIK dalam
pembelajaran adalah sebuah kebutuhan yang harus dilakukan.
2. Bagi institusi: Perkembangan pembelajaran dengan menggunakan
elektronika atau e-learning yang demikian pesat mengharuskan setiap institusi
mempersiapkan segala sarana dan prasarana dalam memenuhi kebutuhan
pembelajaran e-learning tersebut.
3. Bagi Pemerintah: Masih banyaknya masyarakat yang kurang memahami
pembelajaran e-learning, sehingga pemerintah hendaknya melakukan difusi
inovasi e-learning. Selain itu, pemerintah hendaknya mengembangkan suatu
kurikulum pembelajaran e-learning dan memberikan fasilitas pembelajaran online
ke seluruh pelosok negeri sehingga dapat dinikmati seluruh masyarakat Indonesia.

ii
DAFTAR PUSTAKA


Anitah sri, Strategi Pembelajaran di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007)

Bahri syaeful dan Zain Aswan, Strategi Belajar mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006)

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran;Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008)

Dewi Prawiradilaga dan Evelin Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2008)

Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis; Sebuah Model Pelibatan
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004)

Miarso dan Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2009)

Moekijat, Pengantar Sistem Informasi Manajemen, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1986)

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001)

Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2010)

Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, ( Jakarta: Kalam Mulia, 1990)
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009)

ii
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006)

Seels, Barbara B. and Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya. Terjemahan, (Jakarta: IPTPI, 1994)

Siagian,P,Sondang, Sistem Informasi, (Jakarta: Gunung Agung, 1973)

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar,
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011)

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006)




[1] Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama Islam. (Jakarta: Kalam Mulia,
1990), h. 72
[2] S. Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), hal. 2
[3] Ibid, h. 1
[4] Oemar Hamalik, Komputerisasi Pendidikan Nasional, (Bandung : Mandar
Maju, 1989), hal. 8
[5] Ibrahim, Teknologi Pendidikan (Arti, Kawasan dan Penerapannya di
Indonesia), (Malang : FIP-IKIP Malang 1985), hal. 2-3
[6] Seels, Barbara B. & Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi
dan Kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerja sama
IPTPI LPTK UNJ., hal. 122
[7] Miarso, Yusuf Hadi., .Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2004), h. 198

Anda mungkin juga menyukai