Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN OBSERVASI MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS IX DI SMP NEGERI 2 MAJALENGKA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Materi Pendidikan Agama Islam di Sekolah/Madrasah 1

Dosen Pengampu: Syafa`atun Nahriyah M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Laura Anisah Prihatini (20.10.1.0015)

Siti Sopiyah (20.10.1.0022)

Wahyu Ridwan Dini (20.10.1.0029)

Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Majalengka

Jl. Raya Abdul Halim No.13, Majalengka Kulon, Kecamatan Majalengka, Kabupaten
Majalengka, Jawa Barat 45418
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan berkat, rahmat, dan karunia-Nya,
telah memberikan kemudahan dan kelancaran dari persiapan, proses observasi, analisis,
hingga terselesaikannya penyusunan laporan observasi ini.
Obsevasi ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Majalengka dengan alamat Jl. Komp.
Neglasari No.1224, Majalengka Wetan, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka.
Observasi dilaksanakan pada hari Kamis, 21 dan 28 Oktober 2021. Kelompok observer
mendapat pengalaman yang menarik dan berharga dengan pelaksanaan observasi tersebut.

Kami berharap agar penyusunan laporan observasi ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan yang berkaitan dengan materi Pendidikan Agama Islam yang ada di jenjang
pendidikan menengah pertama khususnya kelas IX. Kami menyadari bahwa penyusunan
laporan observasi ini banyak kekurangan sehingga kami mengundang saran, kritik serta
masukan dari pembaca sekalian.

Majalengka, 25 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang Kegiatan Observasi...............................................................1


B. Tujuan Penulisan Observasi...........................................................................1
C. Ruang Lingkup Kegiatan Observasi..............................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

A. Pelaksanaan Observasi..................................................................................3
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Observasi.............................3
2. Aspek-Aspek yang Berkaitan Dengan Observasi...................................3
3. Kesulitan dan Hambatan.........................................................................4
B. Deskripsi Hasil Observasi.............................................................................4
1. Materi yang Diajarkan.............................................................................4
2. Metode Pembelajaran..............................................................................5
3. Referensi yang Digunakan......................................................................5
4. Kendala yang Dihadapi Saat Mengajar Pendidikan Agama Islam........5
5. Persiapan Guru Sebelum Masuk Kelas...................................................5
6. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dari Mulai Awal Sampai
Akhir.......................................................................................................6
7. Respon Siswa Saat Belajar Pendidikan Agama Islam............................6
8. Metode Pengumpulan Tugas...................................................................6
C. Analis Observasi...........................................................................................7
BAB III PENUTUPAN............................................................................................11

A. Kesimpulan....................................................................................................11
B. Saran...............................................................................................................11
C. Lampiran........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan Observasi


Kata observasi berasal dari Bahasa Latin yang memiliki arti melihat dan
memperhatikan. Menurut istilah observasi adalah aktivitas mencatat suatu gejala atau
peristiwa dengan bantuan alat atau instrumen untuk merekam atau mencatatnya guna
tujuan ilmiah atau tujuan lainnya. (Morris,. 1973:906). Dengan demikian pengamat
atau (observer) menggunakan seluruh pancaindra untuk mengumpulkan data melalui
interaksi langsung dengan orang yang diamati. Pengamat harus menyaksikan secara
langsung semua peristiwa atau gejala yang sedang diamati. (Amir Syamsuddin, Jurnal
Pendidikan Anak vol.3, Edisi 1, Juni 2014). Dari pengertian tersebut, dalam
mendeskripsikan hasil kegiatan observasi, di ungkapkan secara detail dan sesuai
dengan kenyataan dalam tempat observasi.
Kegiatan observasi yang di lakukan adalah untuk menganalisis Materi
Pendidikan Agama Islam di sekolah. Analisis kegiatan observasi berangkat dari
kegiatan pengamatan dan wawancara yang dilakukan kelompok observer terhadap
guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IX di sekolah SMP Negeri 2
Majalengka. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui materi dan model pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah tersebut.

B. Tujuan Kegiatan Observasi


Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengetahui materi Pendidikan Agama
Islam di SMP dan mendeskripsikan hasil observasi yang dilakukan, Tidak berhenti
sampai di sini, hasil observasi dianalisis, dengan cara mengidentifikasi metode belajar
seperti apa yang di aplikasikan oleh guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
Observasi ini berlangsung dua kali pertemuan.

C. Ruang Lingkup Kegiatan Observasi


Observasi yang dilakukan dibatasi pada pelaksanaan wawancara dalam dua kali
pertemuan. Hal ini dikarekan pada observasi pertama belum terjawabnya semua
pertanyaan observer.
Dalam observasi yang dilakukan secara berkelompok ini pada awalnya
membatasi ruang lingkup kegiatan observasi pada materi Pendidikan Agama Islam
menggunakan metode tanya jawab dengan guru Pendidikan Agama Islam kelas 9
kemudian kelompok observaer merekam dan menulis apa yang di sampaikan oleh
guru serta membuat dokumentasi dengan cara melakukan sesi foto bersama guru

1
Pendidikan Agama Islam juga memotret buku refensi pembelajaran Pendididikan
Agama Islam.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Observasi
Kegiatan observasi kelompok dilaksanakan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Materi Pendidikan Agama Islam di Sekolah/Madrasah 1. Observasi dikategorikan
sebagai salah satu model pembelajaran kontektual-aktual. Pelaksanaan observasi
memberikan gambaran secara nyata situasi dan kondisi tertentu. Observasi ini
memberikan wawasan tambahan bagi kelompok observer mengenai materi
Pendidikan Agama Islam yang ada di jenjang pendidikan menengah pertama.
Selama kegiatan observasi berlangsung, kelompok observer melakukan
pencatatan mengenai materi Pendidikan Agama Islam di kelas IX, metode
pembelajaran, referensi materi dan lain sebagainya serta melakukan kegiatan
pendokumentasian pada saat kegiatan wawancara. Pencatatan bertujuan untuk
menangkap segala sesuatu yang disampaikan oleh guru sebagai narasumber.
Pendokumentasian dilakukan dengan cara memfoto refensi-refensi yang digunakan
guru saat mengajar Pendidikan Agam Islam kelas IX di sekolah tersebut. Berikut
adalah pelaksanaan observasi yang dilakukan oleh kelompok observer:
1. Tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan observasi
Observasi dilaksanakan di SMP Negeri 2 Majalengka dengan alamat Jl.
Komp. Neglasari No.1224, Majalengka Wetan, Kecamatan Majalengka,
Kabupaten Majalengka. Narasumber yang di wawancarai adalah guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IX.
2. Aspek-aspek yang berkaitan dengan observasi
Guru pengampu : Drs. Arinta
NIP : 19660503 200003 1 004
Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelompok observer juga melakukan wawancara dengan guru pengampu
terkait kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IX.
Diperoleh keterangan bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai
dengan RPP, tetapi tidak 100% karena ada penambahan dan pengurangan

2
sesuai dengan kebutuhan. Karena waktu yang digunakan sekarang ini sangat
terbatas sekali hanya 60 menit, sehingga terkadang untuk diskusi saja tidak
maksimal. Kesesuaian kegiatan pembelajaran hanya mencapai 80-90%
terutama pada langkah-langkah kegiatan belajar mengajar.
3. Kesulitan dan hambatan
Pada saat akan melaksanakan observasi, guru yang bersangkutan sulit
ditemui, dikarekan tidak berada di kantor seperti guru-guru lainnya. Sehingga
kami sebagai kelompok observer merasa waktu lebih banyak digunakan
untuk mencari guru tersebut. Sedangkan hambatan terjadi karena kesalahan
kelompok observer dimana hasil observasi yang kurang maksimal sehingga
observasi dilakuakan dalam dua kali pertemuan.

B. Deskripsi Hasil Observasi


Pada saat pelaksanaan observasi terdapat beberapa aspek yang didapat dari hasil
wawancara yang dilakukan dengan guru Penddidikan Agama Islam kelas IX, aspek-
aspek tersebut diantaranya:
1. Materi yang diajarkan
Materi Pendidikan Agama Islam kelas IX sesuai dengan program kurikulum, di
kelas IX terdapat 13 Bab dalam satu tahun ajaran di antaranya:
a. Meyakini hari akhir, mengakhiri kebiasaan buruk
b. Jujur dan menepati janji
c. Menuai keberkahan dengan rasa hormat dan taat kepada orang tua dan guru
d. Zakat fitrah dan Zakat mall
e. Dahsyatnya persatuan dalam ibadah haji dan umrah
f. Kehadiran Islam mendamaikan bumi nusantara
g. Meraih kesuksesan dengan optimis, ikhtiar, dan tawakal
h. Beriman kepada Qada dan Qadar berbuah ketenangan hati
i. Mengasah pribadi yang unggul dengan tata krama, santun dan malu
j. Menyayangi binatang dalam syari’at penyembelihan
k. Aqiqah dan Qurban menumbuhkan kepedulian umat
l. Menelusuri tradisi Islam di nusantara
m. Menyuburkan kebersamaan dengan toleransi dan menghargai perbedaan
Dimana untuk semester 1 terdapat 7 Bab materi, dan untuk semester 2 terdapat
6 Bab materi. KI1 mengenai perilaku dan KI2 mengenai pengetahuan. Kurikulum

3
yang digunakan sekarang adalah kurikulum 2013 juga kurikulum darurat (covid)
yang menyebabkan adanya pergeserana-pergeseran, sehingga biasanya materi
diajarkan secara berurutan, sekarang tidak berurutan. Untuk penilaian terdiri dari
penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.
2. Metode Pembelajaran
Karena sampai sekarang masih adanya pandemi covid 19, pembelajaran
dilakukan secara daring, dan juga luring (hybrid). Metode pembelajaran daring
dilakukan dengan memberikan tugas-tugas, belajar mandiri, juga membagikan
materi. Ada juga tugas membaca buku-buku sumber di perpustakaan atau hasil
mereka cari sendiri di google. Selain daring, karena sudah mulai diizinkan oleh
pemerintah maka sudah mulai bisa dilakukan pembelajaran luring, tetapi tidak
semua sekaligus. Setengah masuk pagi dan setengahnya masuk siang.
Metode pembelajaran luring bisa bervariasi, mulai dari ceramah, diskusi, tanya
jawab, sampai kepada demonstrasi. Misalnya pelaksanaan sholat dilakukan
demonstasi, penyembelihan hewan dan juga manasik haji. Tetapi untuk
demonstrasi manasik haji sudah 2 tahun terakhir tidak dilaksanakan karena lebih
seringnya pembelajaran daring.
3. Referensi yang digunakan
Referensi yang digunakan berupa buku paket Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi-Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018. Serta Modul Bahan Ajar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP/MTS (Joko Santosso).
4. Kendala yang dihadapi saat mengajar Pendidikan Agama Islam
Dikarenakan sistem pembelajaran dilaksanakan secara hybrid maka ada
beberapa kendala sebagai berikut
 Kendala saat daring, siswa kekurangan kuota internet yang menyebabkan
tidak sedikit siswa yang tidak mengikuti zoom, sehingga mereka berfikir
bahwa materi tersebut bisa melihat dari temannya.
 Kendala saat luring (tatap muka), karena siswa terbiasa daring sehingga
siswa tersebut merasa malas jika ada jadwal sekolah tatap muka (luring),
ada juga yang berangkat luring tidak sesuai jadwalnya.
5. Persiapan guru sebelum masuk kelas

4
Ada beberapa persiapan guru yang dilakukan guru sebelum masuk kelas,
diantanya:
 Persiapan saat daring yaitu memberi tahu jadwal pelajaran tersebut sehari
sebelumnya kemudian pada jadwalnya guru membagikan materi dan
tugas-tugas lewat WhatssApp grup.
 Persiapan saat luring yaitu sebelum masuk kelas menyiapkan segala
sesuatu yang akan dibawa, seperti buku referensi, administrasi, buku
agenda kegiatan, buku catatan, buku nilai, termasuk RPP.
6. Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dari mulai awal sampai akhir
Ada dua proses pembelajaran yang berbeda ketika pembelajaran dilakukan
secara hybrid, yaitu sebagai berikut:
 Proses pembelajaran daring, guru hanya membagikan materi dan juga
tugas kemudian siswa dituntut belajar mandiri dan mengerjakan tugas pada
hari itu juga.
 Proses pembelajaran luring meliputi pembukaan seperti membaca Al-
Qur’an, membaca do’a sebelum belajar, kemudian guru menerangkan
materi pembelajaran, dan yang terakhir ditutup dengan refleksi, yang
bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa memahami materi
yang diajarkan. Setelah itu guru memberikan tugas dengan cara
membagikannya di WhattsApp grup, karena sistem pembelajaran hybrid,
jadi siswa yang daring pun bisa tahu tugas tersebut dan bisa
mengerjakannya.
7. Respon siswa saat belajar Pendidikan Agama Islam di kelas
Pada saat pembelajaran berlangsung, ada berbagai macam respon siswa yang
diterima oleh guru diantaranya:
 Respon siswa saat belajar daring, bisa dil lihat saat siswa mengumpulkan
tugas, ada yang langsung dikerjakan dan ada yang menunda-nunda. Jika
siswa mengirim tugas hari itu juga, berarti siswa merespon dengan baik,
begitupun sebaliknya.
 Respon siswa saat belajar luring, bisa di lihat dari perhatian mereka ketika
belajar, ada yang bersungguh-sungguh belajar, ada yang terlambat datang,
dan beragam respon lainnya.
8. Metode pengumpulan tugas

5
Dikarenakan sistem pembelajaran hybrid maka metode pengumpulan
tugasnya pun berbeda, seperti berikut ini:
 Pengumpulan tugas saat daring, tugas dikirimkan melalui aplikasi google
classroom dan WhatssApp.
 Pengumpulan tugas saat luring, tugas dikumpulkan secara langsung ke
guru mata pelajaran.

C. Analisis Obsevasi
Dari catatan-catatan yang telah kami peroleh maka dapat kami analisa bahwa materi
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Majalengka terdiri dari 13 Bab materi dalam
satu tahun ajaran, dan kami kelompok observer terarik untuk mengambil salah satu
materi sebagai bahan presentasi yang berjudul “Jujur dan Menepati Janji”

Jujur dan Menepati Janji

Sifat jujur dan menepati janji akan membuat hidup tenang dan bahagia. Sebaliknya,
kebohongan dan ingkar janji membuat hidup sengsara, baik di dunia maupun akhirat.
Berkata dusta dan ingkar janji merupakan perilaku tercela yang harus dijauhi. Sungguh,
Allah Swt. Akan membalas semua amal baik dan amal buruk di akhirat kelak dengan
balasan seadil-adilnya.

Wahai anak saleh, ketahuilah bahwa kesempurnaan iman seseorang tercermin dari
akhlaknya. Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya. Lihatlah di sekitar kita, banyak orang mengaku beriman tetapi buruk
akhlaknya. Mereka mengaku beriman, tetapi masih terbiasa berkata dusta dan ingkar
janji. Sungguh sangat disayangkan, seharusnya mereka menghiasi diri dengan sifat jujur
dan menepati janji.

Sifat jujur dan menepati janji sangat dibutuhkan dalam pergaulan hidup sehari-hari.
Seseorang yang memiliki sifat jujur akan memiliki banyak kawan. Mudah bergaul, dan
dipercaya oleh orang lain. Kepercayaan dari orang lain merupakan modal utama meraih
hidup bahagia. Tidak ada seorang pun yang mau ditipu dan diingkari janji. Seseorang
disebut jujur apabila ada kesamaan antara perkataan dan perbuatan. Allah Swt. Maha
Melihat dan Maha Mengetahui semua perbuatan dan isi hati hamba-Nya.

Menepati janji merupakan sifat orang beriman. Setiap janji adalah hutang, hutang
harus ditunaikan. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa salah satu tanda orang munafik
adalah mengingkari janji. Orang munafik akan ditempatkan di neraka yang paling dasar.
Tentu kamu tidak ingin dimasukkan ke dalam kategori orang munafik. Di akhirat kelak,
Allah Swt. Akan menempatkan orang munafik di dasar neraka.

6
Oleh karena itu, penting untuk diketahui dan diamalkan sifat jujur dan menepati
janji dalam kehidupan sehari-hari. Kedua sifat mulia ini akan menjadikan hidup bahagia
di dunia dan akhirat, serta memperoleh ridha Allah Swt.

1. Memahami Perilaku Jujur

Jujur adalah berkata benar dan sesuai dengan kenyataan. Seseorang disebut jujur
apabila berkata sesuai dengan kenyataan. Jujur merupakan salah satu perilaku terpuji
yang harus dimiliki seorang mukmin. Lawan dari sifat jujur adalah berkata dusta.
Sungguh, Allah Swt. dan Rasul-Nya melarang umat-Nya berkata dusta. Bahkan, dalam
sebuah hadis, dikatakan bahwa salah satu tanda orang munafik adalah berkata dusta.

Dari Abu Hurairah r.a: "Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda: Tanda-tanda
orang munafik ada tiga perkara, yaitu apabila berkata, dia berdusta, apabila berjanji,
dia ingkari, dan apabila diberi kepercayaan, dia mengkhianatinya.”

Seorang muslim muslimah sudah seharusnya menghiasi dirinya dengan sifat jujur.
Seseorang yang bersifat jujur akan mudah mendapat kepercayaan orang lain. Hal ini
dikarenakan mereka akan merasa aman ketika memberi kepercayaan kepada orang jujur.
Bukankah kepercayaan itu mahal harganya? Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk
mempercayai kita, karena kepercayaan terlahir dari kejujuran yang kita tunjukkan. Jika
kita memang jujur, orang lain akan percaya kepada kita. Kepercayaan juga tidak bisa
dibeli dengan uang. Kepercayaan akan tumbuh dengan sendirinya jika ada kejujuran. Jika
seseorang dipercaya oleh orang lain, akan mempermudah jalan mencari rejeki. Misalnya,
seorang pimpinan perusahaan yang jujur akan dipercaya oleh karyawan dan mitra bisnis.
Tentu hal ini akan menyebabkan perusahaan akan makin maju dan berkembang karena
akan mendapat kepercayaan juga dari konsumen.

Kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke


surga. Sebaliknya, kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan kejahatan itu
akan menggiring ke neraka.

Allah Swt. secara tegas memerintahkan orang-orang yang beriman untuk berkata
benar. Perhatikan surat al-Ahzab/33: 70 di bawah ini.

‫ٰۤ يـاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َوقُوْ لُوْ ا قَوْ اًل َس ِد ْيدًا‬

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ucapkanlah perkataan yang benar,"

Ayat tersebut jelas sekali mengatakan bahwa Allah Swt. menyeru orang beriman
untuk bertakwa kepada Allah Swt. dan berkata benar. Bertakwa berarti bersungguh-
sungguh dalam menaati semua perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya. Hakikat
dari takwa adalah takut kepada Allah Swt., takut berbuat salah dan dosa. Seseorang yang
beriman kepada Allah Swt. hendaklah menyempurnakannya dengan takwa. Orang yang
bertakwa akan melandasi semua ucapan dan perbuatannya dengan kejujuran.

7
Contoh penerapan perilaku jujur:

Saat kamu berjalan kaki, secara tidak sengaja, kamu menemukan dompet. Setelah
dibuka, ternyata isinya surat-surat berharga, sejumlah uang dan kartu identitas. Sebagai
orang jujur kamu harus mengembalikan dompet dan seluruh isinya secara utuh kepada
yang punya. Jangan kamu ambil yang bukan hak kamu. Jika kamu menemukan barang
yang bukan milik kamu, segeralah kembalikan kepada pemiliknya. Sungguh, hal ini
adalah akhlak yang sangat mulia.

2. Memahami Perilaku Menepati Janji


Janji adalah ucapan seseorang kepada orang lain yang menyatakan kesediaan dan
kesanggupan untuk berbuat. Menepati janji berarti melaksanakan janji yang pernah
diucapkan kepada orang lain. Menepati janji merupakan salah satu sifat terpuji yang
harus dimiliki orang beriman. Orang beriman pantang untuk ingkar janji. Menurut hadis
Nabi Muhammad saw. Riwayat Bukhari dan Muslim, seseorang yang ingkar janji
dikategorikan sebagai orang munafik. Sifat munafik merupakan bentuk perilaku yang
sangat erat hubungannya dengan keimanan dan amaliyah atau perbuatan. Sifat munafik
hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam karena bagian dari jenis perbuatan yang
dilarang oleh Allah Swt. Larangan tersebut lebih disebabkan oleh akibat dari perbuatan
tersebut dapat membuat kerusakan.
Kesalehan seseorang tidak hanya diukur dari ibadah mahdah saja, tetapi juga dari
keluhuran akhlaknya. Ibadah mahdah seperti salat, zakat, puasa, dan lain-lain yang telah
dilakukan seseorang tidak cukup untuk mengukur tingkat kesalehannya. Nilai ibadah
tersebut harus mampu mewarnai perilaku dalam kehidupan sehari-hari, yakni perilaku
mulia. Jika seseorang telah merasa cukup beribadah kepada Allah Swt., namun
akhlaknya tercela, ia belum memiliki iman yang sempurna. Demikian juga dengan sifat
menepati janji. Sifat mulia ini merupakan cerminan dari kesempurnaan iman seorang
muslim.
Janji adalah hutang, hutang akan diminta pertanggungjawabannya sampai di
akhirat. Barangsiapa berjanji harus ditepati. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim,
jangan mudah mengobral janji. Sebaiknya, apabila berjanji, ucapkanlah InsyaAllah (jika
Allah menghendaki). Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa akan datang.
Manusia hanya merencanakan dan berusaha, sedangkan hasilnya ada di tangan Allah
Swt. Jika seseorang tidak dapat menepati janji karena lupa atau karena alasan tertentu
yang tidak disengaja, asalkan mengucap InsyaAllah, Allah Swt. akan memaafkannya.
Meski demikian, tetap harus meminta maaf dan memberi penjelasan kepada orang
tersebut.
Dalam sejarah hidup Rasulullah Saw, beliau tidak pernah mengingkari janji.
Beliau selalu menepati janji kepada siapa pun. Sudah seharusnya umat Islam meneladani
Rasulullah saw. dalam hal menepati janji. Jika ini dilakukan niscaya akan mendapat rida
dari Allah Swt. Lebih dari itu, dengan selalu menepati janji, kita akan mendapat
kepercayaan dari orang lain. Sekali saja seseorang mengingkari janji, orang lain sulit
memercayainya lagi. Sungguh ini adalah kerugian amat besar.

8
Menepati janji merupakan wujud dari memuliakan, menghormati, dan menghargai
sesama manusia. Orang yang selalu menepati janji akan mudah menjalin hubungan
silaturahmi dengan orang lain. Dalam kehidupan ini, manusia selalu terikat oleh
pergaulan dengan orang lain. Dengan kata lain, manusia selalu membutuhkan orang lain.
Pergaulan dengan sesama manusia harus dilandasi dengan akhlak mulia. Makin mulia
akhlak seseorang, akan makin besar pula kehormatan dan kewibawaannya di
masyarakat. Perhatikan arti hadis berikut ini:

Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Nabi saw. Bersabda: "Sesungguhnya yang terbaik di antara
kamu adalah siapa yang paling baik menunaikan janji".

Seorang mukmin harus menunaikan janji dengan sebaik-baiknya. Dengan


demikian, orang lain akan memberi hormat dan simpati dikarenakan sifat mulia ini.
Allah Swt. mengancam orang-orang yang melanggar janji dengan azab yang pedih.
Perhatikan firman Allah Swt. dalam al-Qur’an Q.S. Āli ‘Imrān/3 ayat 77 di bawah ini:

َ ‫ولٓئِكَ اَل خَاَل‬


‫ق لَهُ ْم فِى ااْل ٰ ِخ َر ِة َواَل يُ َكلِّ ُمهُ ُم هّٰللا ُ َواَل يَ ْنظُ ُر اِلَ ْي ِه ْم يَوْ َم ْالقِ ٰي َم ِة َواَل‬ ٰ ُ‫اِ َّن الَّ ِذ ْينَ يَ ْشتَرُوْ نَ بِ َع ْه ِد هّٰللا ِ َواَ ْي َما نِ ِه ْم ثَ َمنًا قَلِ ْياًل ا‬
‫يُ َز ِّك ْي ِه ْم ۖ  َولَهُ ْم َع َذا بٌ اَ لِ ْي ٌم‬

"Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-


sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat,
Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada hari Kiamat,
dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih.
Ayat di atas menegaskan bahwa orang-orang yang melanggar janji dan sumpah
kepada Allah Swt. akan mendapat azab yang pedih dari Allah Swt. di akhirat kelak. Di
akhirat kelak Allah Swt. tidak akan menyapa dan memperhatikan mereka yang
melanggar janji dan sumpah. Janji yang pernah kita ucapkan harus dilaksanakan, sebab
janji adalah hutang yang wajib dibayar. Orang yang bersifat jujur senantiasa menepati
janji.

Ingkar janji termasuk dosa besar yang harus dijauhi. Sifat ini akan menimbulkan
berbagai kerugian, baik bagi pelakunya maupun orang lain. Mengingkari janji tali
silaturahmi dengan orang lain bisa terputus bahkan bisa saling bermusuhan. Orang yang
diingkari janji bisa kecewa dan marah. Jika tidak terkendali, akan terjadi pertengkaran
dan perkelahian. Akan lebih berat lagi apabila pemimpin ingkar janji terhadap rakyatnya.
Rakyat bisa marah, muncul kekacauan dan kerusuhan di mana-mana. Tentunya hal ini
jangan sampai terjadi di negeri kita tercinta. Oleh karena itu, kita harus hatihati memilih
pemimpin. Pilihlah pemimpin yang beriman, berakhlak mulia, jujur dan menepati janji.
Contoh penerapan perilaku menepati janji:

9
Sebagai salah satu pengurus OSIS, kamu berjanji kepada ketua OSIS untuk hadir
dalam acara rapat rutin bulanan. Rapat rutin bulanan dilaksanakan setiap hari Sabtu pada
Minggu pertama, setelah bel pulang sekolah. Tentunya ketua OSIS dan pengurus yang
lain berharap semua bisa hadir, mengingat pentingnya agenda rapat tersebut. Namun,
dua hari setelah kamu mengucapkan janji akan hadir, sahabat dekatmu mengundangmu
untuk hadir dalam perayaan ulang tahun di rumahnya. Acara ulang tahun tersebut
bersamaan dengan acara rapat rutin bulanan pengurus OSIS. Sudah tentu, kamu harus
mendahulukan janji yang pertama, yakni hadir dalam rapat bulanan pengurus OSIS.
Adapun acara ulang tahun tersebut bisa kamu hadiri setelahnya.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Mempelajari Materi Pendidikan Agama Islam di Sekolah/Madrasah akan lebih


optimal jika dilengkapi dengan pelaksanaan observasi terhadap guru mata pelajaran
yang bersangkutan. Kegiatan observasi sangat membantu mahasiswa untuk
mengenali, mengidentifikasi serta melakukan analisis terhadap materi Pendidikan
Agama Islam di Sekolah/Madrasah. Secara khusus, kelompok observer melakukan
wawancara langsung dengan guru Pendidikan Agama Islam kelas IX mengenai
materi Pendidikan Agama Islam kelas IX di jenjang pendidikan menengah pertama.

Observasi dilaksanakan dalam dua kali pertemuan di SMP Negri 2 Majalengka


pada hari Kamis yaitu pada tanggal 21 dan 28 Oktober 2021. Metode observasi yang
digunakan kelompok observer adalah wawancara langsung terhadap guru Pendidikan
Agama Islam kelas IX.

Analisis hasil observasi untuk mengidentifikasi mengenai materi Pendidikan


Agama Islam di kelas IX, metode pembelajaran, referensi materi dan lain sebagainya
serta melakukan kegiatan pendokumentasian pada saat kegiatan wawancara.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak sekali informasi
yang didapatkan oleh kelompok observer.

B. SARAN
Demikian laporan yang dapat kami buat mengenai observasi materi Pendidikan
Agama Islam kelas IX. Penulis sadar laporan ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

11
C. Lampiran

Refrensi yang Digunakan

12
DAFTAR PUSTAKA

Iriani Zuky (2012) Laporan Observasi Pembelajaran IPS Ekonomi di SMP Negri 1
Pajangan,
Bantul.Makalah.https://www.academia.edu/5545557/LAPORAN_OBSERVASI_PEMBELA
JARAN_DI_SEKOLAH. Di unduh di Majalengka pada tanggal 30 Oktober 2021 pukul 18.45

Syamsuddin Amir, Perkembangan instrumen evaluasi non tes informal untuk menjaring data
kualitatif perkembangan anak usia dini, Jurnal Pendidikan Anak vol.3, Edisi 1, Juni 2014.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/download/2882/2672#:~:text=Observasi
%20adalah%20aktivitas%20mencatat%20suatu,tujuan%20ilmiah%20atau%20tujuan
%20lainnya. Di unduh di Majalengka pada tanggal 30 Oktober 2021 pukul 18.43.

13

Anda mungkin juga menyukai