Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunikasi Interpersonal

1. Pengertian komunikasi interpersonal

Langkah awal untuk memahami karakteristik unik dari komunikasi

interpersonal adalah dengan melacak makna dari interpersonal, kata ini

merupakan turunan dari awalan inter, yang berarti “antara,” dan kata person,

yang berarti orang. Komunikasi interpersonal secara umum terjadi di antara

dua orang. Seluruh proses komunikasi terjadi di antara beberapa orang, namun

banyak interaksi tidak melibatkan seluruh orang di dalamnya secara akrab.

Wood (2013: 21-22).

Menurut Cangara (2004: 4) bahwa komunikasi adalah salah satu aktivitas

yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia

untuk berhubungan dengan sesamanya. Secara lebih rinci mendefinisikan

komunikasi interpersonal sebagai suatu keadaan interaksi ketika seorang

(komunikator) mengirimkan stimulus (biasanya simbol-simbol verbal) untuk

mengubah tingkah laku orang lain (komunikan), dalam peristiwa tatap muka.

Komunikasi antarpribadi yang dimaksud di sini ialah proses komunikasi yang

berlangsung antara dua orang secara tatap muka. (Pice dalam Cangara, 2004:

36)
Menurut Maulana & Gumelar (2013: 75) mengatakan bahwa komunikasi

interpersonal adalah komunikasi yang terjadi pada dua individu, seperti

orangtua-anak, suami-istri, dua sahabat dekat, dua sejawat, guru-murid dan

sebagainya. Berkomunikasi dengan orang lain berarti kita belajar makna cinta,

kasih sayang, simpati, rasa hormat, rasa bangga bahkan iri hati dan kebencian.

Melalui komunikasi kita dapat mengalami berbagai kualitas perasaan itu dan

membandingkan antara perasaan yang satu dengan perasaan yang lainnya.

McDavid & Harari (dalam Maulana & Gumelar, 2013: 75) komunikasi

interpersonal yaitu suatu proses komunikasi yang ber-setting pada objek-objek

sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu stimulus yang berupa informasi atau

pesan.

Menurut Devito (dalam Maulana & Gumelar, 2013: 75) komunikasi

interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan

oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan

dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.

Menurut Rakhmat (2007: 118) mengatakan bahwa komunikasi

interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi saling terbuka dan

mendapatkan timbale balik yang positif. Contoh bila anda berkumpul dalam

satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan anda, anda akan merasa

terbuka dan nyaman dengan kelompok tersebut. Berkumpul dengan orang-

orang yang anda benci anda akan cenderung menutup diri dan menghindari

komunikasi dan anda ingin segera mengakhiri komunikasi anda.


Dari definisi tersebut pada hakikatnya komunikasi interpersonal adalah

komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap

pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal

atau nonverbal.

2. Aspek-aspek komunikasi interpersonal

Munurut Ahmad dan Harapan (2014: 55) mengatakan ada tujuh aspek

utama yang mendasarinya dalam komunikasi antarpribadi, yaitu

a. Berbagi maksud, gagasan, dan perasaaan yang ada dalam diri pengirim

pesan serta bentuk perilaku yang dipilihnya.

b. Proses kodifikasi pesan oleh pengirim, pengirim pesan atau

komunikator mengubah gagasan, perasaan, dan maksud-maksudnya ke

dalam bentuk pesan yang dapat dikirimkan.

c. Proses pengiriman pesan kepada penerima

d. Adanya saluran (channel) atau media, melalui apa pesan terebut

dikirimkan

e. Proses dekodifikasi pesan oleh penerima Penerima menginterpretasikan

atau menafsirkan makna pesan.

f. Tanggapan batin oleh penerima pesan terhadap hasil interpretasinya

tentang makna pesan yang ditangkap

g. Kemungkinan adanya hambatan (noise) tertentu.


Menurut Wood (2013: 23-27) karakteristik komunikasi interpersonal ada

delapan karakteristik, yakni

a. Selektif

Kita tidak mungkin berkomunikasi secara akrab dengan semua orang

yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kita berusaha untuk

membuka diri seutuhnya hanya dengan beberapa orang yang dikenal

baik.

b. Sistemis

Dikatakan bersifat sitemis karena ia terjadi dalam sistem yang

bervariasi. Komunikasi terjadi dalam konteks yang mempengaruhi

peristiwa dan makna yang melekat terhadapnya. Terdapat banyak

sistem yang melekat pada proses komunikasi interpersonal.setiap sistem

mempengaruhi apa yang kita harapkan dari orang lain. Cara manusia

berkomunikasi sangat beragam dan bervariasi.

c. Unik

Pada tingkatan yang paling dalam komunikasi interpersonal sangat

unik, pada interaksi yang melampaui peran sosial, setiap orang menjadi

unik dan oleh karena itu menjadi tidak tergantikan.

d. Processual
Komunikasi interpersonal adalah proses yang berkelanjutan. Hal ini

berarti komunikasi senantiasa berkembang dan menjadi lebih personal

dari masa ke masa. Hubungan persahabatan dan hubungan romantis

dapat tumbuh lebih dalam atau lebih renggang seiring berjalannya

waktu. Hubungan dalam lingkungan kerja juga dapat berkembang dari

masa ke masa.

e. Transaksional

Pada dasarnya, komunikasi interpersonal adalah proses transaksi antara

beberapa orang. Ketika bercerita sesuatu yang menarik pada seorang

teman, ia tertawa. Ketika atasan anda di kantor menjelaskan sebuah

gagasan, anda mengangguk sebagai tanda kalau anda paham. Ketika

anda dimarahin orangtua, bisa jadi kepala anda tertunduk sebagai tanda

rasa bersalah.

f. Individual

Kita mengetahui bahwa bagian terdalam dari komunikasi interpersonal

melibatkan manusia sebagai individu yang unik dan berbeda dengan

orang lain

g. Pengetahuan personal

Komunikasi interpersonal membantu perkembangan pengetahuan

personal dan wawasan kita terhadap interaksi manusia. Agar dapat

memahami keunikan individu, kita harus memahami pikiran dan

perasaan orang lain secara personal.


h. Menciptakan makna

Komunikasi interpersonal adalah berbagi makna dan informasi antara

dua belah pihak. Kita tidak hanya bertukar kalimat, tetapi juga saling

berkomunikasi. Kita menciptakan makna seperti kita memahami tujuan

setiap kata dan perilaku yang ditampilkan oleh orang lain.

Menurut Cangara (2004: 36-37) menurut sifatnya komunikasi dibedakan

atas dua macam, yakni.

a. Komunikasi Diadik ( Dyadic Comunication)

Komunikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung antara

dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik dapat dilakukan

dalam tiga bentuk :

1. Percakapan

Perakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan

informal

2. Dialog

Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam,

dan lebih personal.

3. Wawancara

Wawancara sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang

dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi

menjawab.
b. Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Comunication)

Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung

antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, di mana anggota-

anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya.

Jadi, bedasarkan teori tentang aspek-aspek komunikasi interpersonal, maka

aspek-aspek komunikasi interpersonal antara “anak” dengan orangtua lanjut usia

yaitu dimana aspek komunikasi interpersonal bisa dikatakan bahwa sejauh ini kita

sudah melihat komunikasi dalam sebuah rangkaian kesatuan. Kita telah

memahami bahwa cara terbaik untuk memahami komunikasi adalah sebagai

proses transaksional, bukan linier. Mendefinisikan komunikasi sebagai proses

transaksi yang selektif, sistemik, unik dan berkelanjutan yang melibatkan

beberapa orang. Proses tersebut merefleksikan, membangun, dan menciptakan

makna terhadap pemahaman personal di antara mereka.

3. Bentuk-bentuk komunikasi interpersonal

Menurut Wood (2013: 19-20) mengatakan ada tiga proses dalam

komunikasi interpersonal, yaitu

a. Model Linear

Model pertama dalam komunikasi interpersonal digambarkan sebagai

bentuk yang linear atau searah, proses di mana seseorang bertindak

terhadap orang lain. Ini adalah model lisan yang terdiri atas lima
pertanyaan. (Siapa?, apa yang dikatakan?, Sedang berbicara di mana?,

berbicara pada siapa?, Apa dampak dari pembicaraan tersebut?)

b. Model Interaktif

Model interaktif menggambarkan komunikasi sebagai proses di mana

pendengaran memberikan umpan balik sebagai respon terhadap pesan

yang disampaikan oleh komunikan.

c. Model Transaksional

Menekankan pada pola komunikasi yang dinamis dan berbagai peran

yang dijalankan seseorang selama proses interaksi.

Menurut Buber (dalam Wood, 2013: 22-23) dalam komunikasi

interpersonal dibagi menjadi tiga tingkatan.

a. Komunikasi I-it

Dalam komunikasi I-it, interaksi antara kita dan orang lain sangat tidak

personal, bisa dikatakan orang lain hanya sebagai objek. Membuat kita

tidak mengakui keberadaan orang lain secara personal, melainkan

hanya hanya bersifat kebendaan.

b. Komunikasi I-You

Jenis yang paling banyak digunakan dalam interaksi sehari-hari. Kita

meperlakukan orang lain lebih dari sekedar objek, tetapi kita

sepenuhnya tidak menganggap mereka sebagai manusia yang unik.

c. Komunikasi I-Thou
Jenis komunikasi ini jarang terjadi dalam sebuah interaksi sosial, model

ini sebagai bentuk tertinggi dalam interaksi manusia, karena di

dalamnya manusia saling menguatkan dan menghargai keunikan

masing-masing.

Berdasarkan teori-teori tentang bentuk-bentuk komunikasi interpersonal.

Maka bentuk-bentuk komunikasi interpersonal ada 3 model dan tiga bentuk

komunikasi yaitu model linier, model interaktif, model transaksional dan

komunikasi I-it, komunikasi I-You, komunikasi I-Thou.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal

Menurut Rakhmat ( 2007: 97-129) faktor yang mempengaruhi komunikasi

interpersonal ada empat, yaitu

a. Persepsi Interpersonal

Pengaruh persepsi interpersonal pada komunikasi interpersonal sudah

jelas perilaku kita dalam komunikasi interpersonal amat bergantung

pada persepsi interpersonal. Bila anda diberitahu bahwa dosen anda

yang baru itu galak dan tidak senang dikritik, anda akan berhati-hati

dalam mengajukan pertanyaan.

b. Konsep Diri

Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam

komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sedapat


mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seorang mahasiswa

menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha

menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik,

mempelajari kuliah yang sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai

akademis yang baik.

c. Atraksi Interpersonal

Sudah diketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang orang lain

tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional. Kita juga

makhluk emosional. Karena itu, ketiak kita menyenangi seseorang, kita

juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara

positif. Sebaliknya, jika kita membencinya, kita cenderung melihat

karakteristiknya secara negatif.

d. Hubungan Interpersonal

Pola-pola komunikasi interpersonal mempunyai efek yang berlainan

pada hubungan interpersonal. Tidak benar anggapan orang bahwa

makin sering orang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang

lain, makin baik hubungan mereka. Yang menjadi soal bukanlah berapa

kali komunikasi dilakukan tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan.

Menurut Wood (2013: 31-33) mengatakan ada 3 faktor yang mepengaruhi

dalam komunikasi interpersonal adalah

a. Etika
Etika adalah cabang dari filsafat yang fokus pada prinsip moral dan

aturan terkait perilaku. Etika menaruh perhatian pada masalah benar

dan salah. oleh karena komunikasi interpersonal bersifat tidak dapat

ditarik kembali, ia selalu memiliki dampak dalam etika antarmanusia.

Apa yang kita katakana dan apa yang kita lakukan berpengaruh

terhadap orang lain. Dengan demikian, orang yang bertanggung jawab

selalu berhati-hati dengan etika dalam komunikasi.

b. Makna

Proses pemaknaan muncul dari bagaimana kita menginterpretasikan

komunikasi. Dalam komunikasi interpersonal, seorang selalu

menerjemahkan apa yang dikatakan oleh orang lain.

c. Hubungan

Komunikasi interpersonal adalah cara utama untuk membangun dan

meperbaiki sebuah hubungan. Bagaimana cara kita menangani

masalah? Apakah dengan konfrontasi, menjauh, atau menggunakan

strategi khusus untuk segera meperbaiki hubungan? Oleh karena

komunikais tidak memiliki makna intrinsik, kita harus membangkitkan

pemahaman pribadi terkait komunikasi.

Berdasarkan uraian teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

komunikasi interpersonal, maka faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi

persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal dan hubungan

interpersonal. Karena dalam komunikasi interpersonal faktor-faktor ini sangat


mempengaruhi jalannya sebuah komunikasi yang dimana bisa saja terjadi

komunikasi yang baik, terbuka dan saling percaya atau sebaliknya yng terjadi

dimana komunikasi menjadi tertutup dan saling kurang percaya.

B. Anak (Dewasa Awal) dengan Orangtua Lanjut Usia

1. Pengertian Anak (Dewasa Awal)

Menurut Mar’at (2006: 234) dewasa awal adalah dimana kemampuan dan

kesehatan fisik memuncak dan biasa diklsifikasikan pada usia sekitar 20 tahun

dan berlangsung dari sekitar usia 40-45 tahun.

Upton (2012: 235) dalam memasuki dunia dewasa pada usia 22-28 tahun

memiliki struktur kehidupan mereka yang pertama, kerap dengan mengambil

dan menguji suatu pilihan karier dan dengan menikah/membentuk suatu

hubungan yang stabil namun pada usia 28-33 tahun mereka mulai

mempertanyakan apakah pilihan-pilihan hidup dan hubungan-hubungan

mereka sesuai dengan keinginan mereka.

Menurut Jahja (2011: 246) mengatakan bahwa dewasa awal adalah masa

pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh

dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan

penyesuaian diri pada pola hidup yang baru dan berkisaran usia 21 sampai 40

tahun.
Dari teori-teori yang sudah dijelaskan bahwa anak dewasa awal adalah

masa dimana menyesuaikan dengan kehidupan yang baru yang sangat

produktif dan dalam sedang masa pencarian kematangan.

2. Ciri-Ciri masa dewasa awal

Menurut Jahja (2011: 247-249) ada sepuluh ciri-ciri pada masa dewasa

awal yaitu

a. Masa Pengaturan

Pada masa ini seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan

nama yang sesuai, cocok, dan meberi kepuasan permanen.

b. Masa Usia Produktif

Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini

merupakan masa-masa yang cocok untuk menentukan pasangan hidup,

menikah, dan berproduksi/menghasilkan anak.

c. Masa Bermasalah

Masa dewasa dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal

ini dikarenakan seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan

peran barunya.

d. Masa Ketegangan Emosional


Ketika usia 20-30 tahun kondisi emosionalnya tidak terkendali. Ia

cenderung labil, resah, dan mudah meberontak. Pada masa ini juga

emosi seseorang sangat bergelora dan mudah tegang.

e. Masa Keterasingan Sosial

Masa dewasa awal adalah masa dimana seseorang mengalami “krisis

Isolasi”, ia terisolasi atau terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan

sosial dibatasi karena berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga.

f. Masa Komitmen

Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah

komitmen.

g. Masa Ketergantungan

Pada masa dewasa awal seseorang masih punya ketergantungan pada

orangtua atau organisasi/instansi yang mengikat.

h. Masa Perubahan Nilai

Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini

berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas.

i. Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru

Ketika seseorang telah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih

bertanggung jawab karena pada masa ini sudah mempunyai peran

ganda.

j. Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas

untuk berbuat apa yang diinginkan. Namun kreativitas tergantung pada

minat, potensi, dan kesempatan.

Berdasarkan teori tentang ciri-ciri dari anak yang sudah berstatus dewasa

awal dan sudah menikah adalah masa pengatur, masa usia produktif, masa

bermasalah, masa ketegangan emosional, masa ketarasingan sosial, masa

komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, masa penyesuaian diri

dengan hidup baru, masa kreatif.

3. Pengertian orangtua lanjut usia

Menurut tahapan perkembangan Levinson (dalam Upton, 2012: 234-235)

masa dewasa akhir (lansia) berumur 65 tahun-akhir yang memiliki cirri-ciri yaitu

orang dewasa akhir kini membangun struktur kehidupan baru untuk masa pension

dan penuaan.

Di Jepang, usia tua adalah symbol status. Para pelancong yang mendaftar

ke hotel sering kali ditanya perihal usia mereka untuk meyakinkan bahwa mereka

akan mendapatkan penghormatan yang layak. Di amerika serikat, menjadi tua

dianggap sebagai hal yang tidak diinginkan. Dalam penelitian, stereotip paling

konsisten yang muncul mengenail lansia adalah bahwa sementara orang tua pada

umumnya dipandang sebagai figure yang hangat dan penuh kasih, mereka tidak

kompeten dan statusnya rendah. (Cuddy, Norton, and Fiske, dalam Papalia 2014:
222). Hampir di seluruh dunia perempuan hidup lebih lama dibandingkan pria

(Kinsella & Velkoff, dalam Papalia, 2009: 338)

4. Klasifikasi lansia

Menurut Papalia (2009: 336) proses penuaan terbagi menjadi tiga bagian

lanisa antara lain :

a. Lansia muda

Secara kronologi, lansia muda merujuk pada orang yang berusia 65 tahun

sampai 74 tahun biasanya masih aktif,sehat, dan masih kuat.

b. Lansia tua

Secara kronologis, lansia tua merujuk pada orang yang berusia 75 tahun

sampai 84 tahun.

c. Lansia tertua

Lansia tertua berusia 85 tahun ke atas, leih mungkin untuk menjadi rapuh

dan renta serta mengalami kesulitan untuk mengatur kehidupan sehari-hari.

Sedangkan menurut Busse, Horn & Meer (dalam Papalia, dkk, 2009: 336)

proses penuaan dibagi menjadi dua antara lain :

a. Proses penuaan primer (primary aging)

Proses degenari tubuh yang perlahan dan tidak bisa dihindari, dimulai dari

awal kehidupan serta terus berlangsung selama bertahun-tahun dan tidak

bisa dihentikan dengan cara apapun.


b. Proses penuaan sekunder (s econdary aging)

Proses penuaan yang disebabkan oleh penyakit, atau penyalahgunaan zat

faktor-faktor yang biasanya masih bisa dikontrol oleh seseorang.

5. Masalah-masalah mental dan perilaku lansia

Berlawanan dengan pendapat umum , kesehatan mental cenderung

meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hanya 6 persen dari lansia amerika

melaporkan mereka mengalami stress mental yang sering. (Moore, Moir and

Patrick, dalam Papalia, 2009: 363). Meskipun demikian, gangguan mental dan

perilaku yang muncul pada lansia dapat menyebabkan ganguan fungsional pada

sebagian besar aktivitas hidup serta penurunan kognitif. (Hooren dalam Papalia,

dkk, 2009: 363).

Menurut Papalia, dkk (2009: 363-365) Kebanyakan lansia dan keluarga

mereka secara salah memiliki kepercayaan bahwa mereka tidak bisa melakukan

apa pun mengenai masalah mental dan perilaku ini, meskipun hampir seratus

persen kondisi ini bisa dicegah, disembuhkan, atau diredakan. Ada tiga masalah

yang sering diderita para lansia sebagai berikut :

a. Depresi

Faktor keturunan dapat menjelaskan 40 sampai 50 persen risiko depresi

berat. Kerentanan ini sepertinya merupakan hasil dari pengaruh beberapa

gen yang berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan., seperti hal-hal

yang membuat stress, kesepian, dan penyalahgunaan substansi. Faktor


riiko khusus pada masa lansia mencakup penyakit kronis, penurunan

kognitif, perceraian, perpisahan, atau hidup sebagai janda/duda.

b. Demensia

Demensia atau bisa dikenal dengan pikun, adalah istilah umum untuk

penuruna kognitif dan perilaku yang disebabkan oleh penyebab fisiologis

yang memengaruhi aktivitas ehari-hari.

c. Penyakit Alzhelmer

Alzhelmer adalah salah satu penyakit mematikan yang paling umum dan

paling ditakuti oleh para lansia : penyakit ini menyerang sedikitnya 15 juta

orang diseluruh dunia dan merupakan penyebab kematian keenam pada

lansia di amerika. Penyakit ini secara perlahan merampas kecerdasan,

keawasan dan bahkan kemampuan penderitanya untuk mengontrol fungsi

tubuh mereka dan akhirnya membunuh mereka.

Berdasarkan teori-teori tentang masalah-masalah yang diderita oleh para

lansia adalah masalah-masalah yang mengakibatkan para lansia menderita depresi,

demensia dan penyakit alzhelmer


C. Kerangka Teori Komunikasi interpersonal antara “anak” dengan

orangtua lanjut usia


Anak (dewasa awal) Orangtua lanjut usia

Komunikasi

interpersonal

Faktor-faktor yang mempengaruhi Gambaran


komunikasi
 Persepsi interpersonal interpersonal
 Konsep diri
 Atraksi interpersonal Aspek-Aspek
 Hubungan interpersonal  Selektif
 Sistemis
 Unik
 Processual
 Transaksional
 Individu
Baik Buruk  Pengetahuan Personal
 Menciptakan makna

Baik Buruk

 Komunikasi  Komunikasi
baik tidak baik  Terbuka  Tertutup
 Perilaku baik  Perilaku buruk  Positif  Negatif
 Positif  Negatif  Akrab  Tidak akrab
 kepercayaan  ketidakpercayaan  Lama  Tidak lama
 Komunikasi baik  Komunikasi buruk
 Seimbang  Tidak seimbang
 Terus berkembang  Tidak berkembang
 Memahami  Tidak memahami
Bisa dikatakan bahwa anak (dewasa awal) membutuhkan komunikasi

interpersonal dengan orangtuanya yang sudah berusia lanjut. Membantu anak

(dewasa awal) dalam menjalin sebuah hubungan yang harmonis atau bisa saja

sebaliknya menjadi tidak harmonis. Secara umum komunikasi interpersonal

adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi antara

orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal.

Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang terjadi pada dua individu.

Komunikasi interpersonal antara “anak” (dewasa awal) dengan orangtua

lanjut usia terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dan gambaran yang terdapat

pada komunikasi interpersonal. Gambaran komunikasi interpersonal di ambil dari

beberapa aspek yang juga menjadi point utama penelitian ini. Ada 7 aspek dalam

komunikasi interpersonal, yaitu

1. Selektif, dalam aspek ini bahwa manusia tidak akan mungkin

berkomunikasi secara akrab dengan semua orang yang dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Selektif yang baik bisa dilihat dari seseorang yang

akan terbuka dalam berkomunikasi dengan seseorang yang kita kenal baik.

Semisal bila seorang anak sudah dewasa akrab dengan orangtuanya

walaupun berusia lanjut tetap saja anak akan tetap berkomunikasi secara

terbuka denga orangtuanya. Sedangkan selektif yang buruk atau kurang

baik bisa dilihat dari seseorang yang kurang berminat melakukan

komunikasi dengan orang yang dia tidak kenal baik. Contoh seorang anak
yang kurang akrab dengan orangtuanya maka anak sampai dewasa akan

melakukan komunikasi yang secukupnya dan kurang terbuka dan tertutup.

2. Sistemis, komunikasi interpersonal dicirikan dengan sifat sistemis karena

ia terjadi dalam perencenaan yang bervariasi. Bila dalam perencanaan

yang melekat dalam komunikasi interpersonal baik, maka memiliki

maksud dan tujuan dalam sebuah komunikasi yang positif. Sedangkan

perencanaan yang buruk maka sebaliknya yang diakibatkan dalam

komunikasi akan terjadi niat dan maksud yang negatif pula.

3. Unik, pada tingkatan paling dalam komunikasi interpersonal sangat unik.

Jika seseorang bertemu dengan teman dekat atau dekat dengan

orangtuanya maka bisa akrab dengan teman dekat atau keluarganya.

Pembicaraan yang akan dilakukan lebih terbuka dan bersifat sensitif.

Begitu sebaliknya dimana seseorang bertemu dengan musuh nya atau

orang yang tidak disukainya maka akan melakukan komunikasi yang

seadanya ataupun bisa bersifat jutek. Karena perilaku manusia sangat unik

bila bertemu dengan orang-orang yang berbeda-beda.

4. Processual, komunikasi interpersonal adalah proses yang berkelanjutan.

Hal ini berarti komunikasi senantiasa berkembang dan dalam proses

komunikasi interpersonal yang baik maka akan menghasilkan sebuah

hubungan yang akan berlangsung lama bahkan bisa bertahun-tahun.

sebaliknya jika dalam proses komunikasi interpersonal buruk atau kurang

baik maka efek yang diakibatkan hubungan akan berlangsung pendek atau

hubungan bisa menjadi renggang. Hal ini berarti komunikasi interpersonal


senantiasa berkembang menjadi lebih personal dari masa ke masa dan

dapat tumbuh lebih dalam atau lebih renggang seiring berjalannya waktu.

5. Transaksional, pada dasarnya, komunikasi interpersonal adalah transaksi

antara beberapa orang. Dimana jika transaksi (berkomunikasi) yang

dihasilkan dengan seseorang maka timbalbalik yang diberikan baik pula.

Sedangkan transaksional yang buruk dengan seseorang maka yang

diberikan sesuatu timbalbalik yang tidak seimbang. Semisal seorang anak

berkata sopan dan halus kepada orangtuanya maka orangtuanya akan

senang dan berkomunikasi tanpa ada rasa bersalah. Sedangkan si anak

berkata kasar dengan orangtuanya maka reaksi orangtua akan memarahi

anaknya.

6. Individual, kita mengetahui bahwa bagian terdalam dari komunikasi

interpersonal melibatkan manusia sebagai individu yang unik dan berbeda

dengan orang lain. Ketika berbicara pda konteks ini, kita tidak membahass

peran sosial. Bila seseorang yang sedang berkomunikasi dan mengtahui

bahwa dirinya sendiri sebagai manusia yang unik (bisa memahami raasa

ketakutan dan harapan, masalah dan kegembiraan, dan kemampuan dalam

berinteraksi secara utuh bersama orang lain, bisa dikatakan bahwa dirinya

sebagai individual yang baik. sedangkan individual yang buruk bisa saja

seeorng tidak bisa memahami bahwa dirinya sebagai manusia yang unik

dan tidak bisa memahami scara utuh bila berkomunikasi dengan orang

lain.
7. Pengetahuan personal, komunikasi interpersonal membantu perkembangan

pengetahuan personal dan wawasan kita terhadap interaksi manusia. Agar

dapat memahami keunikan individu, kita harus memahami pikiran dan

perasaan orang lain secara personal. Pengetahuan personal yang baik

sebuah hubungan akan berlangsung dalam jangka panjangn dan di saat

melakukan komunikasi maka mereka akan saling memahami satu sama

lain. Sedangkan pengetahuan personal yang buruk jika seseorang sudah

mengenal lama dengan orang itu namun masih belom paham dan kurang

bisa memahami apa yang dia mau.

8. Menciptakan makna, inti daari komunikasi adalah berbagi makna dan

informasi antara dua belah pihak. Kita tidak hanya bertukar kalimat, tetapi

juga saling berkomunikasi. Kita menciptakan makna seperti kita

memahami tujuan setiap kata dan perilaku yang ditampilkan oleh orang

lain. Jika dalam menciptakan makna itu baik maka kita bisa memahami

apa yang dimau oleh teman kita atau kekasih kita atau orang terdekat kita.

Sedangkan dalam menciptakan makna itu buruk maka makna yang dibuat

tidak akan bisa dipahami oleh orang lain.

Setelah gambaran komunikasi interpersonal, ada beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi komunikasi interpersonal yaitu

1. persepsi interpersonal, karena dalam sebuah komunikasi interpersonal

akan dipengaruhi oleh persepsi seseorang, bisa dikatakan jika perepsi

seseorang baik maka terjalin komunikasi yang baik pula. Semisal orangtua

anda memiliki sifat yang bijaksana maka anda akan sering berkonsultasi
dengan orangtua anda dan selalu terbuka. Sedangkan persepsi seseorang

sudah buruk maka akan terjadi komunikasi yang kurang baik. contoh

orangtua anda memiliki sifat emosional yang tinggi dan keras kepala maka

anda lebih memilih untuk tidak berbicara mengenai hal-hal penting yang

pada akhirnya hanya dimarahin atau tidak didengarkan.

2. Konsep diri, menentukan dalam melakukan sebuah komunikasi

interpersonal, karena jika konsep dirinya baik dan positif maka perilaku

dalam melakukan komunikasi akan baik pula. Semisal bila seorang anak

laki-laki yang sudah dewasa dan menikah berfikir bahwa dirinya bisa

membagi waktunya dengan baik antara keluarga dengan orangtuanya,

maka yang terjadi dirinya akan berusaha membagi waktunya sebagai

seorang suami atau ayah yang baik dan masih tetap meperhatikan

orangtuanya. Sedangkan konsep diri memiliki pikiran yang buruk maka

perilaku yang ditimbulkan akan buruk juga. Contoh jika seorang anak laki-

laki yang sudah dewasa dan menikah berfikir bahwa dirinya tidak mampu

membagi waktunya dengan keluarga dan orangtuanya, maka yang terjadi

hubungan antara keluarga dengan orangtuanya akan memburuk karena

anak sudah menyerah sebelum mencobanya.

3. Atraksi interpersonal, adalah salah satu faktor yang mempengaruhi dari

komunikasi interpersonal. Bisa dikatakan bahwa atraksi interpersonal yang

baik dimana dalam komunikasi interpersonal adalah ketika kita

menyenangi seseorang maka kita akan melihat apa yang dilakukannya

secara positif dan berkomuniksi lebih terbuka. Sedangkan atraksi


interpersonal yang buruk dalam komunikasi interpersonal adalah ketika

kita tidak menyukain seseorang maka yang akan dilihat dari kita hal-hal

yang negatif dan cara berkomunikasi lebih tertutup.

4. Hubungan interpersonal, bisa dikatakan baik bila dalam sebuah hubungan

interpersonal menjadi harmonis dan dalam sebuah hubungan seseorang

akan saling percaya maka akan terjalin komunikasi interpersonal yang

baik dan saling terbuka. Sedangkang sebuah hubungan interpersonal yang

buruk maka tidak akan terjadi kepercayaan antara satu sama lain dan

komunikasi yang di hasilkan bisa terjadi konflik atau pertengkaran.

Anda mungkin juga menyukai