Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL

KOMUNIKASI ANTARA GURU/ORANG TUA DAN


ANAK

Tugas uas Bahasa Indonesia


Akhmad Faaiz Arrahman
Ilmu komunikasi
2022041103
PEMBAHASAN I
KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN ANAK DI PAUD

A. HAKIKAT KOMUNIKASI

Komunikasi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia.


Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara
kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai
konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua
orang yang saling berhubungan satu sama lain yang karena berhubungan menimbulkan
interaksi sosial. Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi (Effendy, 2004:
3). Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga
berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi (Cherry
dalam Stuart, 1983).

Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-


orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antarsesama manusia
melalui pertukaran infomasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta
berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara, 2007: 19). Everett M. Rogers dan
Lawrence Kincaid (dalam buku Wiryanto, 2004:6) menyatakan bahwa komunikasi adalah
suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang
mendalam.

Kemudian menurut Shannon dan Weaver (dalam buku Hafied Cangara, 2006:18)
komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu
sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja, tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan
teknologi.

Komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat


kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang
mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi
berlangsung. Dengan perkataan lain, hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif.
Schramm menyatakan bahwa field of experience atau bidang pengalaman merupakan
faktor yang amat penting untuk terjadinya komunikasi. Apabila bidang pengalaman
komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, maka komunikasi akan
berlangsung lancar.

1. Prinsip Komunikasi

Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi


mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh
masingmasing pakar. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai
penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi (dalam buku Deddy
Mulyana, 2007:91) yaitu:

a. Komunikasi adalah suatu proses simbolik.


Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir
pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
b. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi.
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud
mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang
tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi
wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain
menjadi suatu stimulus.
c. Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan.
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi
tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-
pihak yang melakukan proses komunikasi.
d. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan.
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai
dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak
direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan
secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul
disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya
tercapai).
e. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu.
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal
maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu
berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu
berlangsung.
f. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar
norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat
memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika
kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita.
Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan
proses komunikasi.
g. Komunikasi itu bersifat sistemik.
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar
belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana
seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi
internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi
mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
h. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi.
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama,
pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut
mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak
mempunyai makna yang sama terhadap simbolsimbol yang saling
dipertukarkan.
i. Komunikasi bersifat nonsekuensial.
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah.
Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan
itu diterima dan dimengerti.
j. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional.
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah
komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan
menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
k. Komunikasi bersifat irreversible.
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol
sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan.
Komunikasi tidak dapat ditarik kembali.
l. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah.

2. Unsur-unsur Komunikasi

Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa


komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi
hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan
efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.

3. Sifat komunikasi
a. Komunikasi verbal
1) Komunikasi lisan
2) Komunikasi tulisan
b. Komunikasi non verbal
1) Komunikasi kial (gesture)
2) Komunikasi gambar
c. Komunikasi tatap muka
d. Komunikasi bermedia

4. Tatanan Komunikasi

Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah proses komunikasi


ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau
sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi
komunikan seperti itu, maka diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai
berikut :
a. Komunikasi Pribadi (Personal Communication)
1) Komunikasi intrapribadi
2) Komunikasi antarpribadi
3) Komunikasi transendental (komunikasi dengan Tuhan)
b. Komunikasi Kelompok (Group Communication)
1) Komunikasi kelompok kecil
2) Komunikasi kelompok besar
c. Komunikasi Massa (Mass Communication)
1) Komunikasi media massa cetak/pers
2) Komunikasi media massa elektronik.
d. Komunikasi Bermedia (Medio Communication)

5. Tujuan Komunikasi
a. Mengubah sikap (to change the attitude)
b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
c. Mengubah perilaku (to change the behavior)
d. Mengubah masyarakat(to change the society).

B. KOMUNIKASI ANTARA GURU DENGAN ANAK DI PAUD

Komunikasi yang terjalin antara guru dengan anak disekolah sangat berbeda
dengan cara komunikasi dengan orang biasa, berkomunikasi dengan anak usia dini adalah
termasuk kegiatan yang unik bagaimana kita memahami bahasa anak sesuai
perkembangannya dan teknik berkomunikasi dengan anak itu sendiri.

1. Sifat komunikasi dengan anak

Komunikasi yang terjalin dalam sistem pengajaran di PAUD adalah


komunikasi yang bersifat verbal, baik itu komunikasi lisan maupun tulisan dan
jugakomunikasi non verbal, seperti komunikasi kial (gesture) dan komunikasi
gambar. Guru memberikan materi pembelajaran lewat tulisan dan kemudian mereka
akan menjelaskannya secara lisan agar anak lebih memahami materi pelajaran yang
disampaikan. Pemanfaatan gambar-gambar yang mendukung dapat memudahkan
anak dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan. Ditambah dengan
gerakan tubuh ataupun ekspresi wajahyang dapat digunakan sebagai contoh semakin
membuat anak cepat tanggap dalam menerima materi.

Proses komunikasi yang terjadi di antara anak didik dan guru di PAUD
berlangsung dengan komunikasi tatap muka. Komunikasi ini memudahkan para guru
untuk melihat umpan balik yang diberikan oleh anak terhadap pesan yang
disampaikan, apakah umpan balik yang positif ataupun negatif.
2. Tatanan komunikasi dengan anak

Sebagian besar kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh manusia


berlangsung dalam situasi atau tingkatan komunikasi antarpribadi. Tingkatan
komunikasi antarpribadi dapat ditemui dalam konteks kehidupan dua orang, keluarga,
kelompok maupun organisasi (Cahyana, 1996: 195). Komunikasi antarpribadi
mempunyai banyak manfaat. Melalui komunikasi antarpribadi seorang individu dapat
mengenal diri sendiri dan orang lain, menjalin hubungan yang lebih bermakna serta
dapat mengubah nilai-nilai dan sikap hidup orang lain. dibandingkan dengan bentuk-
bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam hal
mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Alasannya karena
komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka (face to face), oleh
karena itu maka terjadilah kontak pribadi.

Komunikasi antarpribadi bersifat dialogis. Artinya, arus balik terjadi langsung.


Komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga. Komunikator
mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif, negatif, berhasil atau tidak.
Jika tidak berhasil maka komunikator dapat memberi kesempatan kepada komunikan
untuk bertanya seluasluasnya (Wiryanto, 2004:36).

Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi utama yang dipakai oleh para


pengajar di PAUD. Jenis komunikasi ini digunakan dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada anak dan juga dalam menciptakan hubungan yang dekat dengan
anak. Selain itu komunikasi antarpribadi juga sering diterapkan dalam kegiatan
bermain pada saat jam istirahat. Komunikasi antarpribadi diterapkan oleh setiap guru
untuk membuat anak didiknya merasa nyaman dalam berkomunikasi dengan guru
maupun dengan teman-temannya. Bila ada yang aneh dengan sikap atau wajah dari
anak didiknya maka guru akan bertanya kepada anak tersebut secara pribadi. Dari
komunikasi antarpribadi ini guru-guru di PAUD dapat mengetahui apa yang sedang
dirasakan oleh anak dan guru juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan
anak tersebut, karena biasanya seorang anak yang masih dalam rentangan masa usia
dini akan lebih terbuka bila diajak berbicara secara pribadi.

Pustaka:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31858. Unduh 20 Desember 2023 pukul 13.03


PEMBAHASAN II

AWAL MULAI PROSES KOMUNIKASI DARI ORANG TUA DAN ANAK DI


KELUARGA

Orang-orang terdekat dapat membantu orang tua dan anak-anak untuk


menyelesaikan ke layanan dengan memulai, mempromosikan dan mempertahankan
komunikasi timbal balik yang berkelanjutan. Komunikasi tersebut memungkinkan
menyeluruh yag dapat membantu perkembangan anak secara maksimal. Hal ini
menghasilkan kesinambungan nilai-nilai positif antara keluarga dan layanan pendidikan di
masa kanak-kanak ( NCAC, 2001; Workman&Gage, 1997). Ketika informasi diberikan,
keluarga mengembangkan apresiasi yang lebih komprehensif tentang apa yang merupakan
kebutuhan informasi yang anak butuhkan, dan orang-orang di sekitarnya lebih mampu
menghargai tentang kepentingan dan nilai-nilai keluarga yang telah ditanamkan.
Akibatnya, pengembangan program dan evaluasi dalam berkomunikasi dengan anak akan
meningkatkan kualitas perkembangan dari anak tersebut (Epstein & Sanders, 1998).

Semua orang tua memiliki impian dan aspirasi untuk anak-anak mereka, dan
pelayanan anak usia dini dapat memainkan peran kunci dalam masa depan masing-masing
anak . Hal ini untuk alasan ini bahwa orang tua harus didorong untuk berbicara secara
terbuka dan komprehensif tentang perkembangan dan belajar tentang anak-anak mereka,
dan memahami tujuan dan isi pengalaman perkembangan dan pendidikan (Elliott, 2003).

Ada lima tahap berurutan komunikasi untuk mencapai pemahaman timbal balik
dan keterlibatan antara orang tua dan anak (Elliott, 2003).

1. Komunikasi tentang kebutuhan fisiologis dan keamanan


2. Komunikasi tentang rasa memiliki
3. Komunikasi tentang harga diri
4. Komunikasi tentang mengetahui dan memahami
5. Komunikasi berdasarkan aktualisasi diri mempromosikan keterlibatan timbal balik
Tahap ini sesuai dengan Maslow (1968 ) hirarki kebutuhan, yang menjelaskan
bagaimana manusia memiliki tingkat diidentifikasi kebutuhan yang harus dipenuhi untuk
keseluruhan kesejahteraan dan pengembangan 'diri' mereka. Kebutuhan ini dimulai
dengan:

1. kebutuhan fisiologis ( makanan, air, pakaian )


2. keselamatan dan keamanan
3. kasih sayang
4. rasa memiliki
5. aktualisasi diri ( Maslow, 1968) .

Pustaka:

Elliot, Roslyn. 2005. Engaging families: Building strong communication. Canberra: Goanna.
http://www.earlychildhoodaustralia.org.au/shop/details.cfm?prodid=333. Unduh 20
Desember 2023 pukul 13.05.

Anda mungkin juga menyukai