PENDAHULUAN
1
tersebut dapat dicapai bilamana komunikasi dapat berjalan dengan
baik.sehingga tidak ada kesalahan komunikasi.Ingatlah bahwa komunkasi
merupakan sebuah aset penting sebagai nilai tambah kepribadiaan
seseorang,oleh karena itu buatlah pembicaraan anda menjadi komunikasi
yang efektif.
1. Pengertian komunikasi
2. Unsur-unsur dalam komunikasi
3. Proses komunikasi
4. Jenis-jenis komunikasi
5. Komunikasi pada berbagai tingkat perkembangan
6. Komunikasi pada tatanan pelayanan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
merupakan proses yang didalamnya menunjukkan arti pengetahuan
dipindahkn dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud
mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang telah disebutkan
diatas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm
memiliki pengertian yang sedikit lebih detail. (1)
1. Komunikasi Verbal
4
2. Komunikasi Non Verbal
1. Komunikasi Intrapersonal
Jenis atau tingkat paling dasar dan penting dari komunikasi adalah
komunikasi intrapersonal. Seorang bayi yang baru dilahirkan melakukan
komunikasi intrapersonal melalui tangisan sebelum ia mampu
mengkomunikasikan rasa lapar,sakit, panas, atau pengalaman lainnya pada
orang lain. Pada orang dewasa komunikasi intrapersonal sering
berlangsung pada saat seseorang melakukan meditasi atau renungan.
2. Komunikasi Interpersonal
3. Komunikasi Kelompok
5
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan
sekelompok kecil orang.Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang
yang mempunyai tujuan bersama,yang berinteraksi satu sama lain, dan
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.Komunikasi
antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.
4. Komunikasi Publik
5. Komunikasi organisasi
6. Komunikasi Massa
6
Berkomunikasi dengan kelompok yang berbeda memerlukan
teknik khusus dan pemahaman mengenai perkembangan manusia.
Berkomunikasi pula dipengaruhi berbagai hal, diantaranya oleh
kematangan individu yang didukung oleh kematangan panca
indra,kesempurnaan dan kematangan orak yang mempengaruhi abstraksi,
berhitung, membaca dan mesempurnaan indra. Selain itu kematangan
emosi setiap orang mempengaruhi pula ketrampilan berkomunikasi dan
membentuk yang baik.
7
a. Memberi rasa aman kepada bayi.
b. Memenuhi kebutuhan bayi akan kasih saying
c. Melatih bayi mengembagkan kemampuan bicara, mendengar, dan
menerima rangsangan.
4. Berfikir kongkrit:
8
8. Posisi yang baik pada saat berbicara pada anak adalah: jongkok,
duduk di kursi kecil, atau berlutut, pandangan mata sejajar dengan
anak.
9. Berikan pujian atas apa yang telah dicapainya.
10. Orang tua atau perawat harus konsisten dalam berkomunikasi
[verbal/nonverbal] sesuai situasi saat anak mengalami kesakitan
karena tindakan tertentuh.
a. Berbicara
b. Menghadirkan orang dekat kecemasan turun dapat menerima
pendapat orang lain.
c. Anak usia sekolah yang lebih besar mampu berpikir kongkrit
dapat berkomunikasi lebih baik.
b. Komunikasi pada usia remaja
9
5. Masa ini adalah masa transisi atau peralihan dari akhir masa
anaka-anak menuju dewasa.
6. Pola pikir dan tingkah laku merupakan peralihan dari anak-anak
menjadi orang dewasa
7. Bahasa dan kultur tersendiri seperti bahasa gaul [istilah tertentu:
nyokap,bokap], dan lain sebagainya.
8. Peer group atau kelompok sebaya yang utama lebih terbuka pada
orang lain dari pada keluarga.
10
g. Kejujuran
11
e. Menolak nasehat [istirahat baring, berganti posisi tidur,untuk
kenyamanan dirinya].
4. Pendekatan dalam komunikasi dengan lansia:
a. Pendekatan fisik:Mencari informasi tentang kesehatan
objektif, kebutuhan, kejadian yang dialami, perubahan fisik
atau organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai
dan dikembangkan.
b. Pendekatan psikologis:Mengarah pada perubahan
perilaku.Dalam pendekatan ini perawat berperan sebagai
konselor, advokat, suporter, interpreter, sahabat dekat klien.
c. Pendekatan sosial:diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain,
kegiatan kelompok agar klien dapat berinteraksi dengan sesama
klien atau petugas.
d. Pendekatan spiritual:Memberikan kepuasan batin dalam
hubungan dengan Tuhan efektif bagi klien dengan latar
belakang keagamaan yang baik.
5. Teknik komunikasi pada lansia
a. Teknik asertif:sikap yang dapat menerima, peduli, sabar untuk
mendengarkan dan memperhatikan.
b. Responsif:Perawat segera bereaksi secara aktif ketika ada
perubahan sikap atau kebiasaan klien degan menanyakan atau
klarifikasi tentang perubahan tersebut.
c. Klarifikasi:mengajukan pertanyaan pertanyaan ulang dan
memberi penjelasan lebih dari 1 kali agar maksud pembicaraan
dapat diterima dan dipersepsikan sama oleh lansia atau klien.
12
Manusia sebagai mahkluk sosial tentunya selalu
memerlukan orang lain dalam menjalankan dan mengembangkan
kehidupannya.Hubuangan dengan orang lain akan terjalin bila setiap
individu melakukan komunikasi diantara sesamanya. Tatanan klinik
seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem dari
kelompok sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur
komunikasi.Komunikasi dilingkungan rumah sakit diyakini sebagai
modal utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan
ditawarkan kepada konsumennya.Konsumen dalam hal ini juga
menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal dan konsumen
eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar
individu yang bekeja di rumah sakit,baik hubungan secara horizontal
ataupun hubungan secara vertical.Hubungan yang terjalin antara tim
multidisiplin termasuk keperawatan,unsur penunjang lainnya, unsur
administrasi sebagai provider merupakan gambaran dari sisi
konsumen internal.Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah
pada sisi menerima jasa pelayanan yaitu klien baik secara
individual,kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di
rumah sakit.Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu
rumah sakit,diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem
komunikasi antar individu yang terlibat dalam sistem tersebut.
13
2. Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan
komunikasi dua arah secara terapeutik.
3. Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan [kinerja]
individual yang berdampak terhadap lemahnya pemgembangan
kemampuan diri sendiri.(6)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis.
Komunikasih memerlukan tepat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam
usaha mencapai hasil, melibakan interaksi bersama, serta melibatkan suatu
kelompok. Pengirim pesan melakukan ncode, yaitu memformulasikan
pesan yang akan di sampaikannya dalam bentuk code yang sedapat
mungkin dapat di tafsirkan oleh penerima pesan. Penerima pesan
kemudian menafsirkan atau men-dcode code yang disampaikan oelh
pengirim pesan. Berhasil tidaknya komunikasi atau tercapai tidaknya
tujuan komunikasi tergantung dari ketiga komponen tersebut.
Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi ferbal
dan komunikasi nonferbal. Komunikasih ferbal adalah komunikasi dengan
menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan
komuikasi nonferbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak
gerik, gambar, lambing, mimic muka, dan sejenisnya.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini kami mengharapkan kita sebagai calon
tenaga kesehatan dapat memahami betul tentang cara berkomunikasi yang
baik terutama komunikasi kepada pasien, keluarga pasien, eman sejawat,
14
atau orang lain. Serta mengetahui hambatan yang dapa mempengaruhi
komunikasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
4. Kozier dan Erb. 1999. Fundamental of Nursing: Concept and practice. St.
Louis: Mosby.
5. Stuard, G.W., dan M.L. Laraia. 1998. Principle and Practice of Psychiatric
Nursing. St.
Louis: Mosby..
DeVito, J.A. 1997. Komunikasi Antarmanusia, penj. Agus Maulana.
Jakarta: Professional Book.
16