1
Zainal Mukarom, Manajemen Public Relation (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), 76.
2
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 5th
ed. (Jakarta: Aplikasi Luring Badan pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020).
3
Yati Indah Kusumastuti, Komunikasi Bisnis (Bogor: IPB Press, 2009), 1.
4
Ibid, 77.
5
Kadar Nurjaman, Komunikasi Dan Public Relation (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), 36.
penyampaian atau pernyataan ide gagasan atau informasi oleh partisipan
satu untuk kemudian diterima dan dipahami oleh partisipan lainnya.
2. Tujuan Komunikasi
Ketika komunikasi direncanakan, sebagaimana seharusnya dalam
hubungan masyarakat, setiap komunikasi harus memiliki tujuan atau
sasaran. Adapun tujuan komunikasi secara khas adalah sebagai berikut:6
a. Untuk menginformasikan. Seringkali tujuan komunikasi suatu
organisasi adalah untuk menginformasikan atau mendidik masyarakat
tertentu.
b. Untuk memotivasi. Motivasi salah satunya pada karyawan bertujuan
agar dapat meningkatkan semangat dalam bekerja. Hal ini merupakan
tujuan komunikasi reguler atau organisasi.
c. Untuk membangun saling pengertian. Seringkali komunikator
memiliki tujuan pada komunikasi pencapaian pemahaman dari
kelompok oposisi. Pemahaman kelompok penting dilakukan agar satu
sama lain saling mengerti dan tidak terjadi kesalahpahaman.
3. Bentuk Komunikasi
Dalam komunikasi penting mengenal berbagai bentuk komunikasi.
Dengan mengenal bentuk komunikasi akan memberikan pilihan
implementasi dalam melakukan proses komunikasi, sehingga efektivitas
komunikasipun dapat tercapai. Beberapa bentuk dari komunikasi adalah
sebagai berikut:7
a. Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang mengacu pada
komunikasi yang dimiliki individu dengan dirinya sendiri. Komunikasi
dengan diri sendiri disebut juga monolog. Dalam kehidupan sehari-
hari sebenarnya kita sering melakukan bentuk komunikasi seperti ini.
6
Fraser P. Seitel, The Practice of Public Relations Thirteenth Edition (British: Pearson Education
Limited, 2017), 232. https://b-ok.asia/book/2923203/4227f8?regionChanged.
7
Mike Nash dan Andy Williams, Handbook of Public Protection (Afrika Selatan: Oxford University
Press, 2010), 50, https://doi.org/10.4324/9780203833292.
b. Komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi verbal atau
nonverbal yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara tatap muka
dan saling terhubung dan bergantung. Komunikasi interpersonal dapat
dilakukan oleh individu dengan individu, bisa juga individu dengan
kelompok. Ciri-ciri dari bentuk komunikasi ini adalah bahwa kedua
belah pihak berada dalam jarak yang dekat (bersifat langsung), kedua
belah pihak yang berkomunikasi memiliki kesempatan yang sama
untuk berkomunikasi dan memberikan umpan balik.8
c. Komunikasi kelompok kecil merupakan proses komunikasi yang
dilakukan oleh sejumlah orang dengan norma dan peran yang
ditentukan oleh kelompok. Sejumlah orang yang dimaksud adalah dua
orang atau lebih. Semua anggota dapat berkomunikasi di antara
mereka sendiri secara tatap muka dan menciptakan dinamika unik
mereka sendiri. Perkembangan berbagai jenis saluran yang digunakan
dalam proses komunikasi telah mengubah cara kelompok-kelompok
kecil untuk berkomunikasi saat ini. Orang-orang dapat melakukan
telekonferensi dengan anggota lain dari kelompok minat tertentu dari
seluruh dunia ketika semua orang menghubungi nomor yang sama
atau mereka dapat melihat satu sama lain jika mereka mengadakan
konferensi video.9
d. Komunikasi antarbudaya didefinisikan sebagai komunikasi antar
anggota budaya yang berbeda baik ras, etnis, sosial ekonomi, maupun
kombinasi dari ketiganya. Budaya memainkan peran yang sangat
penting dalam memastikan komunikasi yang efektif dan
pengembangan pemahaman bersama. Setiap praktisi hubungan
8
D R H Pandjaitan, “Komunikasi Bisnis,” Al Tajdid, Volume 2 Nomor 1 (2010): 53–64,
http://repository.lppm.unila.ac.id/2300/.
9
Ibid, 55.
masyarakat harus peka terhadap budaya semua pihak terlibat dalam
proses komunikasi
e. Komunikasi publik, berbeda dengan komunikasi interpersonal dan
komunikasi kelompok kecil. Komunikasi publik dilakukan dalam
suasana yang lebih formal dan terstruktur. Komunikasi publik
biasanya diadakan di tempat umum seperti auditorium atau ruang
kelas, berbeda dengan tempat-tempat pribadi seperti kantor dan ruang
rapat. Ini direncanakan sebelumnya dan individu diberi tindakan
khusus untuk dilakukan. Akibatnya, norma perilaku tertentu
diproyeksikan dan audiens hanya berpartisipasi di akhir pidato. 10
f. Komunikasi massa berlangsung melalui media massa seperti surat
kabar, majalah, radio, film dan televisi. Komunikasi massa memiliki
ciri-ciri sebagai berikut: Audiensnya relatif besar, beragam, dan
anonim terhadap sumbernya Tidak langsung karena sifat penerima
yang beragam. Komunikasi bersifat sepihak, karena peran
komunikator dan penerima adalah tidak dapat dipertukarkan.11
10
Ary Mulyani Putri, “Strategi Komunikasi Bisnis Dalam Meningkatkan Kepuasan Tenant,” Inter
Script: Journal of Creative Communication, Volume 1 Nomor 1 (2019): 1–18,
https://doi.org/10.33376/is.v1i1.346.
11
Mike Nash dan Andy Williams, Handbook of Public Protection, 51.
12
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
ketergantungan satu dengan lainnya.13 Pada dasarnya, proses komunikasi
terdiri dari tiga serangkai yaitu adanya komunikator, pesan, dan komunikan
atau penerima. Dalam aplikasinya, langkah-langkah dari proses komunikasi
13
Rolyana Ferinia, Komunikasi Bisnis (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), 36.
14
Mike Nash dan Andy Williams, Handbook of Public Protection, 52.
Keterangan :
1. Dalam berkomunikasi terdapat orang atau manusia sebagai
komunikator dan komunikan. Komunikator (pengirim) adalah orang
yang menyampaikan pesan atau isi pernyataannya kepada komunikan.
Sedangkan komunikan (penerima) adalah rekan komunikator dalam
komunikasi.15 Sesuai dengan namanya, ia berperan sebagai penerima
berita.
2. Pesan (message) dalam komunikasi dapat berupa ide, gagasan, atau
perasaan yang dimiliki oleh komunikator, hal ini langkah pertama
dalam proses komunikasi. Pesan merupakan sekumpulan simbol
komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan.
Simbol atau lambang dapat bersifat verbal atau nonverbal.
3. Kode komunikasi (stimulus komunikatif) mengacu pada semua
kemungkinan tanda dan simbol yang digunakan dalam proses
komunikasi untuk menyampaikan pesan sedemikian rupa sehingga
dapat dirasakan oleh indera penerima. Sebuah perbedaan dibuat antara
kode verbal dan non-verbal.16 Bahasa adalah kode verbal, sedangkan
kode non-verbal mengacu pada semua aspek non-verbal dari perilaku
manusia.
4. Pengkodean (encoding), pesan atau ide disampaikan oleh komunikator
melalui proses encoding, yaitu proses mentranskripsikan ide menjadi
suatu simbol atau pemaknaan yang dikenal dengan sebutan bahasa.
Dengan kata lain membentuk pikiran, ide dan pesan menjadi tanda
verbal dan nonverbal.
15
Seitel, The Practice of Public Relations Thirteenth Edition.
16
Roza Sh Akhmadieva et al., “Public Relations in Organizations in Sportsman Students View:
Development of Management Tools or Healthy and Friendly Relations Formation,” Journal of Human
Sport and Exercise, Volume 16 Nomor 3 (2021): S1272–79,
https://doi.org/10.14198/jhse.2021.16.Proc3.43.
5. Penguraian kode (decoding), ide tersampaikan/diterima oleh
komunikan melalui proses encoding, yaitu pemaknaan untuk
memahami maksud suatu pesan.
6. Istilah medium sering digunakan secara bergantian dengan 'saluran'.
Pengiriman, ide disampaikan kepada komunikan melalui
media/saluran. Media adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh isi
pernyataan (pesan) komunikator kepada komunikan, atau jalan yang
dilalui feedback komunikan kepada komunikator yang digunakan oleh
pengirim pesan.17 Pesan dapat berupa kata-kata, tulisan, tiruan,
gambaran, atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim
melalui berbagai saluran yang berbeda, seperti telepon, televisi,
faksimili, fotokopi, hand signal, e-mail, sandi morse, SMS, dan
sebagainya.18
7. Umpan balik (feedback), komunikan memberikan umpan balik kepada
komunikator tentang pesan yang disampaikan. Umpan balik atau
tanggapan disampaikan bisa tanggapan positif maupun negatif.
8. Gangguan komunikasi, elemen terakhir dalam proses komunikasi
adalah gangguan. Gangguan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
mengandung arti halangan atau rintangan. Begitu juga dengan
hambatan. Hambatan memiliki arti yang sama dengan gangguan.
Dalam konteks komunikasi, gangguan adalah segala sesuatu yang
menghalangi kelancaran komunikasi, yang disebut sebagai rintangan
(noise).19 Komunikasi dapat terhambat dalam hal penerimaan dan
pemahaman. Hambatan utama untuk penerimaan meliputi: Sikap dan
nilai-nilainya, kebutuhan, kecemasan, prasangka, harapan tertentu dari
pendengar, dan rangsangan lingkungan tertentu. Hambatan utama
17
Mike Nash and Williams, Handbook of Public Protection, 53.
18
Ruslan Rosady, Metode Penelitian: Public Relation Dan Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2003), 45.
19
Mike Nash and Williams, Handbook of Public Protection, 53.
dalam pemahaman meliputi: pilihan bahasa oleh pengirim,
kemampuan pendengar untuk berkonsentrasi penuh dalam menerima
pesan.
20
Bambang Siswanto, Hubungan Masyarakat Teori Dan Praktek (Jakarta: Bumi Aksara, 1992).
21
Mike Nash and Williams, Handbook of Public Protection, 54.
22
Ibid, 55.
Hal ini memiliki beberapa implikasi: komunikator harus merumuskan pesan
dengan jelas, tidak ambigu dan sesuai dengan tingkat pemahaman penerima.
Komunikator harus berusaha untuk membebaskan saluran komunikasi dari
gangguan atau hambatan dan penerima harus memperhatikan untuk menerima
pesan. Kedua belah pihak harus peka dan bereaksi terhadap rangsangan
nonverbal. Praktisi hubungan masyarakat harus mengidentifikasi
kemungkinan situasi konflik dan memastikan bahwa mereka menengahi dan
menyelesaikannya untuk kepentingan semua yang terlibat.23
Dalam upaya mencapai tujuan saling mengerti dan penciptaan makna
bersama, praktisi hubungan masyarakat harus selalu mengevaluasi diri mereka
sendiri, proses komunikasi dan makna pesan diantara para pemangku
kepentingan, untuk menentukan efektivitas kegiatan komunikasi. Komunikasi
yang efektif dapat didefinisikan sebagai tercapainya tujuan sebuah pesan
dimulai, dan dimaksudkan sesuai dengan bagaimana pesan itu dirasakan dan
ditanggapi oleh penerima. Konsep yang menentukan komunikasi yang efektif
meliputi pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan yang lebih
baik dan tindakan.24
23
Mike Nash and Williams, Handbook of Public Protection, 55.
24
Ibid, 56.
DAFTAR PUSTAKA