Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan dari


seseorang yang dibagi kepada orang lain. Berkomunikasi berarti membantu
menyampaikan pesan untuk kemudian diketahui dan dipahami bersama. Pesan
dalam komunikasi digunakan dalam memilih dan pengambilan keputusan.

Komunikasi bersifat fundamental dalam kehidupan sehari-hari karena kita


tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi. Berkomunikasi berarti menyampaikan
suatu pesan dari sumber pesan (komunikator) kepada satu atau lebih penerima
pesan (khalayak) dengan menggunakan seperangkat aturan atau cara tertentu.
Pada tingkat yang paling sederhana, komunikasi memerlukan unsur pengirim,
pesan, penerima, dan media komunikasi. Namun, setiap peristiwa komunikasi
yang kompleks, pengirim pesan juga berfungsi sebagai penerima pesan, dan pesan
lain yang berbeda dikirim melalui media yang berbeda. (Ganjar, 2009: v-4)

Hal ini berarti komunikasi adalah pusat dari fungsi kehidupan sehari-hari
dan sangat penting dalam kehidupan manusia, seperti dijelaskan berikut dalam
Hargie dan Dixon (2004) bahwa:

“Communication is central to our everyday functioning and can be the very


essence of the human condition. As so aptly put by Hybels and Weaver (1998, p.
5), ‘To live is to communicate. To communicate is to enjoy life more fully’.
Without the capacity for sophisticated channels for sharing our knowledge, both
within and between generations, our advanced civilization would not exist”

Komunikasi dalam masyarakat sehari-hari sering berlangsung secara


verbal, melalui percakapan dan atau bahasa tertulis, sedangkan komunikasi
nonverbal juga berperan penting dalam komunikasi sehari-hari. Komunikasi
nonverbal meliputi, ekspresi muka, bahasa tubuh, postur tubuh sampai kepada
pakaian yang digunakan berkonstribusi terhadap pesan yang diterima.

1
Komunikasi berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan,
sengaja atau tidak sengaja tentang berbagai hal, misalnya, mengutarakan persepsi,
mengutarakan pendapat, perasaan, menyampaikan identitas diri kepada orang lain.
Bahkan diam atau tidak melakukan apa-apa pun adalah sebuah bentuk
komunikasi. Tidak tersenyum atau tertawa pun memiliki pesan yang sama pada
saat tersenyum atau tertawa di waktu yang tepat karena setiap situasi pengalaman
seseorang percaya pada suatu hal akan tetapi nada suara, ekspresi atau bahasa
tubuh menunjukkan pada mereka percaya pada sesuatu yang lainnya.

Komunikasi melibatkan hubungan antar manusia dan mengharuskan


peserta komunikasi memiliki sebuah persamaan atau pemahaman. Persamaan
bahasa dan gerak tubuh adalah sarana utama untuk mempengaruhi orang lain.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah yang harus diperhatikan agar terwujudnya komunikasi yang


efektif dalam pembelajaran melibatkan attitude, view point vocal dan body
messegers

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemampuan Berkomunikasi

2.1.1 Tinjauan Tentang Kemampuan Berkomunikasi

Istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggris communication berasal dari


kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama
dalam hal pemaknaan (Uchjana Effendy, 1999: 9). Komunikasi adalah pertukaran
pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan
untuk mengubah tingkah laku (Arni Muhammad, 2000: 5). Proses komunikasi
yang terjadi merupakan proses timbalbalik karena si pengirim dan si penerima
saling mempengaruhi satu sama lain. Sedangkan pengertian yang lain dari
komunikasi adalah memberikan informasi, pesan, gagasan, ide, pikiran, perasaan,
kepada orang lain dengan maksud agar orang lain berpartisipasi yang pada
akhirnya informasi, pesan, gagasan, ide, pikiran, perasaan tersebut menjadi milik
bersama antar komunikator dan komunikan (Karti Soeharto, 1995: 11).

2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy (2009 : 15) menyatakan unsur-unsur


komunikasi ada 5 yaitu:
a. Komunikator (Pengirim Pesan)
Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang menyampaikan
pikirannya atau perasaannya kepada orang lain.
b. Pesan
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima pesan. Ini
dapat berupa verbal maupun non verbal.
c. Saluran
Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima.

3
d. Komunikan (Penerima Pesan)
Komunikan adalah seseorang atau sejumlah orang yang menjadi sasaran
komunikator ketika ia menyampaikan pesannya.
e. Balikan
Balikan adalah respons terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan kepada
si pengirim pesan. Diinterpretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi
tersebut efektif.

2.1.3 Bentuk Komunikasi

Rini Darmastuti (2006: 3) menyatakan bahwa komunikasi yang terjadi dalam


kehidupan manusia terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu:

a. Komunikasi Personal (Personal Communication)


Komunikasi Personal merupakan komunikasi yang terjadi dalam diri individu
maupun antar individu. Komunikasi persona terdiri dari:
1) Komunikasi Intrapersonal merupakan komunikasi yang terjadi dalam diri
individu itu sendiri. Misalnya ketika dia sedang merenung, mengevaluasi
diri, dan sebagainya.

2) Komunikasi Antarpersonal merupakan komunikasi yang terjadi antara


individu yang satu dengan individu yang lainnya.

b. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

1) Komunikasi kelompok kecil misalnya ceramah, diskusi panel, forum,


seminar, dll.

2) Komunikasi kelompok besar misalnya pidato lapangan, kampanye di


lapangan, dsb.

c. Komunikasi Massa (Mass Communication)

Merupakan komunikasi yang ditujukan kepada khalayak besar, dengan


khalayak yang heterogen dan tersebar dalam lokasi geografis yang tidak dapat

4
ditentukan. Komunikasi massa ini biasanya menggunakan media, baik media
cetak maupun media elektronik. Bentuk-bentuk komunikasi massa ini adalah
pers, radio, televisi, film.

d. Komunikasi Media (Media Communication)

Merupakan media komunikasi yang terjadi dengan menggunakan media


seperti : surat, telepon, poster, spanduk, dll.
2.1.4 Proses Komunikasi

Onong Uchjana (1999: 11) menyatakan proses komunikasi terbagi menjadi


dua tahap, yaitu :

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau


perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi
adalah bahasa, isyarat, gambar, warna yang secara langsung mampu
menterjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Bahasa adalah yang paling banyak digunakan dalam proses komunikasi secara
primer karena hanya bahasalah yang mampu menterjemahkan pikiran dan
perasaan orang lain baik berupa ide, informasi dan opini. Sedangkan isyarat,
gambar dan warna digunakan dalam keadaan tertentu untuk mendukung media
bahasa dalam penyampaian pesan atau pikiran.

b. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh


seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang
komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya,
karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau
jumlahnya banyak. Media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi
adalah surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain-lain.

5
Keefektifan dan efesien dalam menyampaikan pesan adalah komunikasi tatap
muka karena kerangka acuan komunikan dapat diketahui oleh komunikator, dan
dalam umpan balik berlangsung seketika dalam arti komunikator mengetahui
tanggapan atau reaksi komunikan pada saat itu juga.

2.2 Pengertian Sikap (attitude)

Sikap (attitude) adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak atau


bertingkahlaku. Setiap individu yang berbeda akan memperlihatkan tingkahlaku
yang berbeda pula, meskipun dalam situasi yang sama, hal ini disebabkan oleh
perbedaan sikap. Kecenderungan seseorang untuk bertindak dapat bersifat positif
ataupun negatif. Sikap adalah suatu respons yang sifatnya positif atau negatif
terhadap suatu objek atau situasi secara konsisten (Siti Partini, 1984).

Sikap berkomunikasi merupakan komponen yang terkait pada diri


komunikator yang menentukan keberhasilan dan keefektifan komunikasi. Sikap
berkomunikasi yang dibawakan seseorang dalam berkomunikasi dapat
meningkatkan atau melemahkan suatu hubungan antar orang

2.2.1 Fungsi Sikap (attitude)

Katz (Luthans, 1955) menjelaskan empat fungsi sikap, keempat fungsi


sikap itu adalah fungsi penyesuaian diri, fungsi pertahanan diri, fungsi ekspresi
nilai, dan fungsi pengetahuan.

a. Fungsi penyesuaian diri berarti bahwa orang cenderung mengembangkan sikap


yang akan membantu untuk mencapai tujuan secara maksimal. Sebagai contoh,
seseorang cenderung menyukai partai politik yang mampu memenuhi dan
mewakili aspirasi-aspirasinya.

b. Fungsi pertahanan diri mengacu pada pengertian bahwa sikap dapat melindungi
seseorang dari keharusan untuk mengakui kenyataan tentang dirinya. Sebagai
contoh fungsi ini adalah perilaku proyeksi. Proyeksi adalah atribusi ciri-ciri yang
tidak diakui oleh diri seorang dalam dirinya kepada orang lain. Melalui proyeksi,
ia seakan-akan tidak akan memiliki ciri-ciri tersebut.

6
c. Fungsi ekspresi nilai berarti bahwa sikap membantu ekspresi positive nilai-nilai
dasar seseorang, memamerkan citra dirinya dan aktualisasi diri. Contohnya Si
Fithra mungkin memiliki citra diri sebagai seorang “Konsevative” dimana hal
tersebut akan mempengaruhi sikapnya tentang demokrasi atau sikapnya tentang
perubahan sosial.

d. Fungsi pengetahuan berarti bahwa sikap membantu seseorang dapat


menetapkan standar evaluasi terhadap sesuatu hal. Standar itu menggambarkan
keteraturan, kejelasan, dan stabilitas kerangka acu pribadi seseoarang dalam
menghadapi objek atau peristiwa disekelilingnya. Contoh fungsi pengetahuan
sikap misalnya adalah pemilik sepeda motor akan mengubah sikap positif
terhadap sepeda motor seiring dengan peningkatan status sosialnya. Ia sekarang
memutuskan untuk membeli mobil karena ia yakin bahwa mobil lebih sesuai
dengan status sosialnya yang baru, yaitu sebagai manager tingkat menengah
sebuah perusahaan level menengah.

2.2.2 Unsur–unsur Sikap (attitude )

Berikut ini adalah tiga unsur sikap:

a. Unsur Kognisi (cognition)

Unsur ini terdiri atas keyakinan atau pemahaman individu terhadap objek-objek
tertentu. Misalnya sikap kita terhadap perjudian, minuman keras, dan sebagainya.
Kita memahami dan meyakini bahwa perjudian dan minuman keras itu hukumnya
haram.

b. Unsur Afeksi (feeling/perasaan)

Unsur ini menunjukkan perasaan yang menyertai sikap individu terhadap objek.
Unsur ini bisa bersifat positif (menyenangi, menyetujui, bersahabat) dan negatif
(tidak menyenangi, tidak menyetujui, sikap bermusuhan).

c. Unsur Kecenderungan Bertindak (action tendency)

7
Unsur ini meliputi seluruh kesediaan individu untuk bertindak/ mereaksi terhadap
objek tertentu. Bentuk dari kecenderungan bertindak ini sangat dipengaruhi oleh
unsur-unsur sebelumnya

2.2.3 Ciri-ciri Sikap (attitude)

Sarlito mengemukakan ciri-ciri sikap sebagai berikut.

1) Dalam sikap selalu terdapat hubungan antara subjek-objek.


2) Objek sikap bisa berupa benda, orang, nilai-nilai, pandangan hidup,
agama, hukum, lembaga masyarakat, dan sebagainya.
3) Sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari dan dibentuk melalui
pengalaman-pengalaman.
4) Sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan disekitar
individu yang bersangkutan pada saat-saat yang berbeda.
5) Dalam sikap terdapat juga faktor motivasi dan perasaan
6) Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah dipenuhi.

2.3 Pengertian Artikulasi (View point vocal)

Pengertian artikukasi dalam hal ini adalah gerakan-gerakan otot bicara


yang digunakan untuk mengucapkan lambang-lambang bunyi bahasa yang sesuai
dengan pola-pola yang standar sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Pengartikulasian bunyi bahasa atau suara akan terbentuk apabila adanya
koordinasi unsur motoris (pernafasan), unsur yang bervibrasi (tenggorokan
dengan pita suara), dan unsur yang beresonansi (rongga penuturan: rongga
hidung, mulut dan dada). Apabila terdapat kelainan atau kerusakan pada salah satu
unsur tersebut, maka akan mengakibatkan gangguan dalam artikulasinya.

2.4 Pengertian Pesan Tubuh (Body Meseengers)

Bahasa atau Pesan tubuh adalah gerakan tubuh yang merupakan sebagian
perilaku nonverbal yang dapat disampaikan melalui simbol komunikasi kepada
orang lain. Perilaku itu sangat bergantung dari erat tidaknya hubungan dengan
orang lain.

8
2.4.1 Bentuk-bentuk Pesan atau Bahasa Tubuh (Body Meseengers)

Dalam Komunikasi penggunaan bahasa tubuh seringkali digunakan


sebagai isyarat atau pesan untuk tujuan tertentu. Hal ini dapat dihindari dengan
mengenal jenis-jenis bahasa tubuh yang ada. Bentuk dan tipe umum dari bahasa
tubuh menurut Beliak dan Baker (1981) ada tiga, yaitu:

a. Kontak Mata

b. Ekspresi Wajah

c. Gestures (Gerakan Tubuh)

BAB III

PENUTUP

9
3.1 Kesimpulan

Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi


pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana pembelajaran mampu
memahami maksud pesan yang disampaikan sesuai dengan sikap (attitude),
artikulasi (view point vocal), pesan tubuh (body messeges) dengan tujuan yang
telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik

3.2 Saran

Komunikasi yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih sebaiknya


menggunakan bahasa yang baik, sopan dan apabila menggunakan bahasa tubuh,
gunakan bahasa tubuh yang sopan dan tidak membuat teman yang berkomunikasi
kita tersinggung dengan perkataan dan gerak tubuh kita dan output yang
dihasilkan dari sebuah komunikasi pun dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Drs. Oneng Uchjana.Human Relation dan Public Relation.Bandung: CV


Mandar Maju; 2009

10
2. DR.Alo Liliweri.Komunikasi Verbal dan Nonverbal.Bandung: PT Citra Aditya
Bakti; 1994

3. Sartika Desi S. (2014). “Communication Skill”.  Journal of Communication


Skill.

4. Hermawati Tati. (2003). “Artikulasi”.  Journal of Articulation.

5. Patricia Buhler.Management Skill.Jakarta: PT Alpa; 2000

6. Dr. Dadan Rosana, M.Si. (2010). 5 Strategis Of Entrepreuneurship Learning


Untuk Menghasilkan Real Entrepreuneur Melalui Pembentukan Mind-set,
Attitude, Skills and Knowledge. Disertasi Doktor pada FMIPA Yogyakarta:
tidak diterbitkan.

11

Anda mungkin juga menyukai