Anda di halaman 1dari 17

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Rahman Al-Farisi Lukman


(Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam di STID Mohammad Natsir,
Tugas Mata Kuliah Komunikasi Interpesonal & Massa)

A. Pengertian Komunikasi Interpersonal


Kamus Psikologi (Rakhmat, 2001) mendefinisikan komunikasi sebagai
penyampaian energi, gelombang suara dan tanda di antara tempat sebagai proses
penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran
dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, imbauan, dan sebagainya,
yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka
maupun tidak langsung melalui media dengan tujuan mengubah sikap, pandangan
atau perilaku. Kata komunikasi ini sendiri berasal dari bahasa Latin “communicatio”
yang berarti “pergaulan”, “persatuan”, “peran serta”, dan “kerjasama”. Kata
komunikasi bersumber dari istilah “communis” yang berarti “sama makna”.1
Komunikasi sebagai suatu proses pengiriman dan penyampaian pesan baik
berupa verbal (kata-kata) maupun non verbal (gerakan) oleh seseorang kepada orang
lain untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan,
maupun tidak langsung melalui media. Komunikasi yang baik harus disertai dengan
adanya jalinan pengertian antara kedua belah pihak (pengirim dan penerima),
sehingga yang dikomunikasikan dapat dimengerti dan dilaksanakan.
Secara konstektual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai suatu
komunikasi antara dua individu atau sedikit individu, yang mana saling berinteraksi,
saling memberikan umpan balik satu sama lain. Namun, memberikan definisi
konstektual saja tidak cukup untuk menggambarkan komunikasi interpersonal karena
setiap interaksi antara satu individu dengan individu lain berbeda-beda.
Arni Muhammad menyatakan bahwa “komunikasi interpersonal adalah proses
pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau
biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya”.2

1
http://fatmigz.blogspot.com/2012/09/komonikasi-interpersonal.html (Diakses tanggal 8 Februari 2021)
2
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. 2005. p.159.
Menurut Mulyana, “komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang hanya
dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan
sebagainya”.3
Effendi mengemukakan, komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar
komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam
upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang
dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui
tanggapan komunikan ketika itu juga.4
Komunikasi interpersonal menurut Joseph A. Devito dalam bukunya “The
Interpersonal Communication Book” adalah “The process of sending and receiving
messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect
and some immediate feedback”. 5 Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan
antara dua orang, atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek
dan beberapa umpan balik seketika.
Menurut M. Ghojali Bagus A.P, S.Psi. dalam Buku Ajar Psikologi
Komunikasi, komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada
pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face)
maupun dengan media.6
Miller dan Steinberg, Komunikasi interpersonal adalah Communication That
occurs within interpersonal relationship. 7 Komunikasi terjadi dalam hubungan
interpersonal yang maksudnya adalah proses komunikasi yang terjadi saat melakukan
hubungan interpersonal yaitu hubungan antara dua orang atau lebih dalam
menyampaikan pesan, ide, gagasan, cerita, dan sebagainya yang tujuannya melakukan
komunikasi atau percakapan yang efektif.
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan proses
penyampaian informasi, pikiran dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang
terjadi pergantian pesan baik sebagai komunikan maupun komunikator dengan tujuan

3
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2000. p.73.
4
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.
2003. p.30.
5
http://fhitrysikumbang.blogspot.com/2013/04/komunikasi-interpersonal.html (Diakses tanggal 8 Februari 2021)
6
M. Ghojali Bagus A.P, S.Psi. Buku Ajar Psikologi Komunikasi. Fakultas Psikologi Unair. Surabaya.
2010.
7
Judy Pearson DKK. Human Communication, McGrawhill company. New York : McGraw-Hill
Company Inc., 2003 Hal.25.
untuk mencapai saling pengertian, mengenai masalah yang akan dibicarakan yang
akhirnya diharapkan terjadi perubahan perilaku.
Dari pengertian komunikasi interpersonal yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasikan beberapa komponen yang harus ada dalam komunikasi
interpersonal. Menurut Suranto A.W, komponen-komponen komunikasi interpersonal
yaitu:8
1. Sumber / komunikator
Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk
berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri,
baik yang bersifat emosional maupun informasional dengan orang lain.
Kebutuhan ini dapat berupa keinginan untuk memperoleh pengakuan
sosial sampai pada keinginan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah
laku orang lain. Dalam konteks komunikasi interpersonal komunikator
adalah individu yang menciptakan, memformulasikan, dan
menyampaikan pesan.
2. Encoding
Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam
menciptakan pesan melalui pemilihan simbol-simbol verbal dan non
verbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa, serta
disesuaikan dengan karakteristik komunikan.
3. Pesan
Merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol-simbol
baik verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya, yang mewakili
keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain.
Dalam aktivitas komunikasi, pesan merupakan unsur yang sangat
penting. Pesan itulah disampaikan oleh komunikator untuk diterima dan
diinterpretasi oleh komunikan.
4. Saluran
Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima
atau yang menghubungkan orang ke orang lain secara umum. Dalam
konteks komunikasi interpersonal, penggunaan saluran atau media

8
Suranto. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2011. p.9.
semata-mata karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan dilakukan
komunikasi secara tatap muka.
5. Penerima/ komunikan
Adalah seseorang yang menerima, memahami, dan menginterpretasi
pesan. Dalam proses komunikasi interpersonal, penerima bersifat aktif,
selain menerima pesan melakukan pula proses interpretasi dan
memberikan umpan balik. Berdasarkan umpan balik dari komunikan
inilah seorang komunikator akan dapat mengetahui keefektifan
komunikasi yang telah dilakukan, apakah makna pesan dapat dipahami
secara bersama oleh kedua belah pihak yakni komunikator dan
komunikan.
6. Decoding
Decoding merupakan kegiatan lain secara umum. Pentafsiran si
penerima pesan (komunikan) ketika mendapatkan pesan dari
(komunikator).
7. Respon
Yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan
sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan. Respon dapat bersifat positif,
netral, maupun negatif. Respon positif apabila sesuai dengan yang
dikehendaki komunikator. Netral berarti respon itu tidak menerima
ataupun menolak keinginan komunikator. Dikatakan respon negatif apabila
tanggapan yang diberikan bertentangan dengan yang diinginkan oleh
komunikator.
8. Gangguan (noise)
Gangguan atau noise atau barier beraneka ragam, untuk itu harus
didefinisikan dan dianalisis. Noise dapat terjadi di dalam komponen-
komponen manapun dari sistem komunikasi. Noise merupakan apa saja
yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan
pesan, termasuk yang bersifat fisik dan psikis.
9. Konteks komunikasi
Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, paling tidak
ada tiga dimensi yaitu ruang, waktu, dan nilai. Konteks ruang menunjuk
pada lingkungan konkrit dan nyata tempat terjadinya komunikasi, seperti
ruangan, halaman dan jalanan. Konteks waktu menunjuk pada waktu
kapan komunikasi tersebut dilaksanakan, misalnya: pagi, siang, sore,
malam. Konteks nilai, meliputi nilai sosial dan budaya yang
mempengaruhi suasana komunikasi, seperti: adat istiadat, situasi rumah,
norma pergaulan, etika, tata krama, dan sebagainya.
Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses pertukaran makna
antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Orang yang saling
berkomunikasi tersebut adalah sumber dan penerima. Sumber melakukan
encoding untuk menciptakan dan memformulasikan menggunakan saluran.
Penerima melakukan decoding untuk memahami pesan, dan selanjutnya
menyampaikan respon atau umpan balik. Tidak dapat dihindarkan bahwa
proses komunikasi senantiasa terkait dengan konteks tertentu, misalnya
konteks waktu. Hambatan dapat terjadi pada sumber, encoding, pesan,
saluran, decoding, maupun pada diri penerima. Prosesnya adalah sebagai
berikut: Terdapat seorang komunikator yang ingin menyampaikan
pesannya (message). Pesan tersebut diekspresikan (encoded) melalui
berbagai lambang dalam bahasa. Bahasa tersebut mungkin berupa simbol
kata-kata, simbol-simbol matematik, diagram, sentuhan dan seterusnya.
Pesan disampaikan melalui perantaraan. Berbagai media komunikasi
digunakan dalam organisasi meliputi: percakapan tatap muka, percakapan
telepon, memo-memo tertulis, sistem alamat umum, serta banyak media
lainnya. Terdapat satu atau lebih penerima pesan (recipients). Bilamana
seorang penerima menerima pesan, maka pesannya ditafsirkan (decoded).

B. Tujuan Komunikasi Interpersonal


Arni Muhammad menyatakan bahwa komunikasi interpersonal mempunyai
beberapa tujuan, yaitu :9
1. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan
personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal
dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun
orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita

9
Muhammad, Arni. Lock cit. p.168.
untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita.
Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai
perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri
kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa
pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
2. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami
lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi
dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari
komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang
datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan
dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.
3. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan
memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita
pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk
membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
4. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah
laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan
mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru,
membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku,
memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar
atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi
interpersonal.
5. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama
adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas
kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga,
menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah
merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan
melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan
keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks
dari semua keseriusan di lingkungan kita.
6. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan
komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk
mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang
lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi
dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan
mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain
sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa ketika melakukan komunikasi interpersonal,
setiap individu dapat mempunyai tujuan yang berbeda-beda, sesuai dengan
kebutuhan masing-masing.
Komunikasi interpersonal yaitu kemampuan untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Komunikasi ini terbagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Komunikasi diadik (Dyadic communication)
Komunikasi diadik adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua
orang. Misalkan, anda berkomunikasi dengan seseorang yang anda
temui di jalan. atau sedang menelpon seseorang yang lokasinya
jauh dari saudara.
b. Komunikasi triadik (Triadic communication)
Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang
pelaku komunikasinya terdiri dari tiga orang, yaitu seorang
komunikator dan dua orang komunikan.
Apabila dibandingkan dengan komunikasi triadik, maka
komunikasi diadik lebih efektif, karena komunikator memusatkan
perhatiannya kepada seorang komunikan sepenuhnya, sehingga ia
dapat menguasai frame of reference komunikan sepenuhnya, juga
umpan balik yang berlangsung, kedua faktor yang sangat
berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi.
Komunikasi interpersonal memiliki beberapa ciri, yaitu: arus
pesan dua arah, suasana nonformal, umpan balik segera, peserta
komunikasi berada dalam jarak yang dekat, dan peserta komunikasi
mengirim dan menerima pesan secara simultan serta spontan, baik
verbal maupun non verbal.
Fungsi Komunikasi interpersonal adalah untuk mendapatkan
respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda efektivitas
proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan
balik, saat kalian berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana
kalau kalian sms ke orang lain tetapi tidak dibalas?. Selanjutnya,
untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan
balik. Contohnya, setelah apa yang akan kita lakukan, dan setelah
mengetahui lawan bicara kita kurang nyaman diajak berbincang.
Tipe komunikasi interpersonal, yang pertama adalah
komunikasi dua orang (mencakup segala jenis hubungan
antarpribadi, antara satu orang dengan orang lain, mulai dari
hubungan yang paling singkat (kontak) biasa, sampai hubungan
yang bertahan lama dan mendalam). Kedua, yaitu wawancara
merupakan salah satu tipe komunikasi interpersonal dimana dua
orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab seperti
saat orang melamar pekerjaan. Seorang HRD mewawancari
karyawan yang sedang melamar kerja. Dan yang ketiga,
Komunikasi kelompok kecil merupakan salah satu tipe komunikasi
interpersonal, dimana beberapa orang terlibat dalam suatu
pembicaraan, percakapan, diskusi, musyawarah, dan sebagainya.

C. Model Komunikasi Interpersonal


Menurut Coleman dan Hammen (dalam Jallaludin Rakhmat buku Psikologi
Komunikasi) , ada empat buah model komunikasi interpersonal, yaitu :10
1. Model Pertukaran Sosial
Thibault dan Kelley mengemukakan bahwa “Asumsi dasar yang
mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara
sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama
hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan
biaya”.
Rakhmat menjelaskan dalam bukunya Psikologi Komunikasi, ganjaran
merupakan setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari

10
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001, p. 121–124.
suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau
dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran itupun
berbeda-beda tergantung waktu dan strata sosial pelaku komunikasi.
Sedangkan biaya dijelaskan sebagai akibat yang dinilai negatif yang terjadi
dalam suatu hubungan. Biaya dapat berupa waktu, usaha, konflik,
kecemasan, dan keruntuhan harga diri. Sebagaimana ganjaran, biaya pun
berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat didalamnya.
Dengan kata lain, model pertukaran sosial dapat di ibaratkan sebagai
suatu transaksi dagang. Karena, orang berinteraksi dengan orang lainnya
hanya mengharapkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya.
2. Model Peranan
Bila model pertukaran sosial memandang hubungan interpersonal
sebagai transaksi dagang, model peranan melihatnya sebagi panggung
sandiwara. Di sini setiap orang harus memainkan peranannya sesuai
dengan naskah yang telah dibuat masyarakat. Hubungan interpersonal
berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspedisi
peranan dan tuntutan peranan.
Ekspedisi peranan mengacu pada kewajiban, tugas, dan hal yang
berkaitan dengan posisi tertentu dalam kelompok. Guru diharapakan
berperan sebagai pendidik yang bermoral dan menjadi contoh yang baik
bagi murid-muridnya. Jenderal diharapkan berperan sebagai Pembina
tentara yang berani dan tegas. Guru yang berbuat jahat, jenderal yang takut
kecoa, tidak memenuhi ekspektasi peranan.
Tuntutan peranan adalah dasakan soaial yang memaksa individu untuk
memenuhi peranan yang telah dibebankan kepadanya. Dalam hubungan
interpersonal, desakan halus atau kasar dikenakan pada orang lain agar ia
melaksanakan peranannya.
Keterampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan
tertentu, kadang disebut juga kompetensi sosial. Dibedakan menjadi
keterampilan kognitif menunjukkan kemampuan individu untuk
mempersepsi apa yang diharapkan orang lain dari dirinya dan
keterampilan tindakan merupakan kemampuan melaksanakan peranan
sesuai dengan harapan. Konfliik peranan terjadi bila individu tidak
sanggup mempertemukan berbagai tuntutan peranan.
3. Model Permainan
Eric Berne (1964,1972) dalam bukunya Games People Play,
mmengklasifikasikan model permainan ini dalam tiga kepribadian
manusia. Yaitu Orang Tua, Orang Dewasa dan Anak (Parent, Adult,
Child). Orang Tua adalah aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan
perilaku yang kita terima dari orang tua kita. Orang Dewasa adalah bagian
kepribadian yang mengolah informasi secara rasional, sesuai dengan
situaisi, dan biasanya berhubungan dengan masalah yang membutuhkan
pengambilan keputusan secara sadar. Anak adalah unsur yang diambil dari
perasaan dan penglaman kanak-kanak dan mengandung potensi intuisi,
spontanitas, kreativitas, dan kesenangan. Dan kita akan memunculkan
salah satu aspek kepribadian kita pada saat berkomunikasi interpersonal,
dan orang lain akan membalasnya dengan salah satu aspek tersebut juga.
4. Model interaksional
Komunikasi interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode
komunikasi, ekspektasi dan pelaksanan peranan, serta permainan yang
dilakukan. Dengan singkat, model interaksional mencoba menggabungkan
model pertukaran sosial, peranan dan permainan. Model yang memandang
bahwa hubungan interpersonal sebagai suatu sistem, dan setiap sistem
memiliki sifat-sifat struktural, integratif, dan medan.

D. Efektifitas Komunikasi Interpersonal


Pengertian efektifitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan
pengertian efektifitas menurut Hidayat, yang menjelaskan bahwa efektifitas adalah
suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target tujuan (kuantitas, kualitas dan
waktu) telah tercapai.
Efektifitas komunikasi interpersonal merupakan interaksi (face to face) antara
dua individu atau lebih untuk saling menukar informasi dan saling mempengaruhi
tingkah laku yang dapat menimbulkan umpan balik secara langsung demi menunjang
suatu tujuan.
Pada umumnya komunikasi interpersonal terjadi karena pada
hakikatnya setiap manusia suka berkomunikasi dengan manusia lain,
karena itu tiap-tiap orang selalu berusaha agar mereka lebih dekat satu
sama lain. Kegiatan komunikasi tersebut dilakukan sebagai upaya
memenuhi kebutuhan untuk bekerjasama dengan orang lain. Tindakan
kerjasama merupakan kesatuan dari komunikasi interpersonal yang efektif.
Komunikasi interpersonal dikatakan lebih efektif dalam hal membujuk lawan
bicara karena tanpa menggunakan media dalam penyampaian pesannya serta dapat
langsung melihat reaksi dari lawan bicara. Komunikasi interpersonal sering dilakukan
oleh semua orang dalam berhubungan dengan masyarakat luas.
Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication
Book”, efektifitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum
(sifat) yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap
mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality). 11
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari
komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif
harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah
berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat
hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu
komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan
pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan
komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang.
Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya
merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang
bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak
mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak
acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita
memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap
orang lain.

11
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html (Diakses tanggal 9
Februari 2021)
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran.
Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan
pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda
bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung
jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata saya (kata ganti
orang pertama tunggal).
2. Empati (empathy)
Empati sebagai kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang
sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang
orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Bersimpati, di pihak lain
adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan
berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya,
berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan
cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan
pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan
keinginan mereka untuk masa mendatang. Kita dapat
mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara
nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan
(1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan
gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi kontak mata,
postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan
atau belaian yang sepantasnya.

3. Sikap mendukung (supportiveness) dan Umpan Balik


Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat
sikap mendukung (supportiveness). Komunikasi yang terbuka dan empatik
tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Dan
umpan balik yang ditimbulkan harus terlihat komunikasi yang diciptakan
berhasil atau tidak, efektif atau tidak.
4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal
dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara
positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap
positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal.
Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap
positif terhadap diri mereka sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya
sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih
menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak
menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap
situasi atau suasana interaksi.
5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang
mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih
atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar
setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi
interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada
pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan
berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang
penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang
ditandai oleh kesetaraan.
Ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk
memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk
menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan
menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain.
Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah
kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak
bersyarat” kepada orang lain.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal atau
hubungan emosional yang baik. Kegagalan komunikasi terjadi apabila isi
pesan kita pahami, tetapi hubungan diantara komunikan menjadi rusak.
Bila seseorang berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan
dengan dirinya, maka seseorang tersebut akan merasa gembira, dan
terbuka. Sebaliknya bila ia berkumpul dengan orang-orang yang ia benci,
maka itu akan membuatnya merasa tegang, resah, dan tidak enak. Dengan
demikian seseorang tersebut akan menutup diri dan menghindari
komunikasi atau ingin segera mengakhiri komunikasi tersebut.
Komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila memenuhi tiga
syarat:
a. Pesan yang dapat diterima dan dipahami oleh komunikan
sebagaimana dimaksud oleh komunikator.
b. Ditindak lanjuti dengan perbuatan secara sukarela.
c. Meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi.
Komunikasi interpersonal yang efektif berfungsi untuk:
✓ Membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu.
✓ Menyampaikan pengetahuan atau informasi.
✓ Mengubah sikap dan perilaku
✓ Pemecahan masalah hubungan antar manusia
✓ Citra diri menjadi lebih baik
✓ Jalan menuju sukses
Komunikasi interpersonal tatap muka mempunyai banyak kelebihan,
yaitu:
a. Feedback antara komunikator dan komunikan akan diterima
secara cepat dan dapat melihat pula reaksi yang menjadi
komunikasi non verbal dari komunikan itu sendiri.
b. Terdapat kedekatan emosional karena intensitas dalam
berkomunikasi.
c. Bisa mengurangi noise (gangguan) dalam berkomunikasi
karena terjadi secara langsung dan bila ada gangguan langsung
bisa dikonfirmasi.
d. Dapat menyampaikan suatu pesan dengan hanya komunikasi
non verbal tanpa komunikasi verbal.
e. Tidak memerlukan biaya dalam melakukannya karena
dilakukan secara langsung dan continue , sehingga mengobrol
dalam jangka waktu yang lama tidak mengeluarkan biaya.
f. Emosi atau perasaan antara komunikator dan komunikan lebih
terlibat dan mengurangi kebohongan karena mimik wajah akan
terlihat langsung oleh lawan bicaranya.
Selain mempunyai kelebihan, komunikasi interpersonal tatap muka
juga mempunyai kelemahan, yaitu:
a. Mengenai efisiensi waktu, yang dimaksudkan disini adalah
efisiensi waktu untuk bertemu. Setiap orang mempunyai
kesibukan masing-masing sehingga untuk melakukan
komunikasi tatap muka diperlukan waktu yang tepat agar
keduanya dapat bertemu dan melakukan komunikasi
interpersonal tatap muka.
b. Tidak dapat berkomunikasi dengan orang yang ada di tempat
yang berbeda karena jangkauan tatap muka ini sangat terbatas
sehingga memerlukan media untuk menghubungkan antara satu
sama lain agar dapat berkomunikasi. Jadi dalam tatap muka ini
yang menjadi kendala adalah waktu dan jangkauannya yang
terbatas.
Dalam komunikasi interpersonal terdapat beberapa hambatan yang ada,
hambatan-hambatan tersebut antara lain sebgai berikut :
a. Bahasa: Dalam komunikasi peranan bahasa sangat penting
karena bahasa merupakan salah satu alat bahasa verbal yang
digunakan dalam berkomunikasi. Bila dalam suatu komunikasi
ada kesalahpahaman yang terjadi yang disebabkan oleh bahasa
itu akan menjadi hambatan dalam komunikasi.
b. Budaya : Budaya juga sangat penting dan berpengaruh. Bila
dalam komunikasi ada perbedaan latar budaya dan tidak
terdapat titik temu antar satu dengan yang lain hal ini dapat
menjadi bomerang dalam proses komunikasi sehingga dapat
menimbulkan kesalahpahaman antar personal yang dapat
membuat perpecahan.
c. Tujuan yang tidak jelas : Dalam komunikasi harus ada
kejelasan dalam berhubungan agar ada tujuan yang pasti,
apabila tidak ada tujuan yang jelas akan terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan. Misalnya miss komunikasi yang dapat
memecahkan hubungan antar sahabat ataupun hubungan antar
personal yang lainya.
d. Salah paham : Terkadang di dalam suatu komunikasi terjadi
salah paham dalam interpretasi, respon, dan asumsi. Dan ini
membuat suatu kesalahpahaman dalam berkomunikasi
sehingga dari kesaahpahaman ini bisa terjadi perusakan suatu
komunikasi. Selain itu apabila kesalahpahaman terus berlanjut
dalam suatu hubungan komunikasi. Hubungan komunikasi
antar personal tersebut bisa pecah atau ada pemutusan
hubungan.
e. Menganggap enteng lawan bicara : Dalam suatu komunikasi
atau hubungan kita harus bisa menghormati antar personal agar
tercipta suatu hubungan yang harmonis. Tapi apabila tidak ada
rasa saling menghormatimaka akan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan misalnya pemutusan hubungan.
f. Mendominasi pembicaraan : Komunikasi dua arah akan
berhasil bila kita saling mengisi dan melengkapi. Bila ada
seorang yang lebih mendominasi suatu pembicaraan
komunikasi tersebut tidak akan efektif dan tidak akan berjalan
dengan lancar.

E. Kesimpulan
Komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian informasi, pikiran
dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang terjadi pergantian pesan baik
sebagai komunikan maupun komunikator dengan tujuan untuk mencapai saling
pengertian, mengenai masalah yang akan dibicarakan yang akhirnya diharapkan
terjadi perubahan perilaku.
Komunikasi interpersonal memiliki beberapa komponen yaitu Sumber /
komunikator, encoding, pesan, saluran, komunikan, decoding, respon, gangguan, dan
konteks komunikasi.
Tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan diri sendiri, menemukan
dunia luar, membangun dan memelihara hubungan yang harmonis, mempengaruhi
sikap dan tngkah laku, mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu, dan
memberikan bantuan (konseling).
Model komunikasi interpersonal adalah model pertukaran sosial, model
peranan, model permainan, dan model interaksional.
Komunikasi interpersonal dikatakan lebih efektif dalam hal membujuk lawan
bicara karena tanpa menggunakan media dalam penyampaian pesannya serta dapat
langsung melihat reaksi dari lawan bicara. Komunikasi interpersonal sering dilakukan
oleh semua orang dalam berhubungan dengan masyarakat luas.
Efektifitas komunikasi interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum
(sifat) yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap
mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).
Dalam komunikasi interpersonal memiliki beberapa hambatan yaitu bahasa,
budaya, tujuan yang tidak jelas, salah paham, mengangap enteng lawan bicara, dan
mendominasi pembicaraan.

Daftar Pustaka

1. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.Citra
Aditya Bakti. 2003
2. http://fatmigz.blogspot.com/2012/09/komonikasi-interpersonal.html
3. http://fhitrysikumbang.blogspot.com/2013/04/komunikasi-interpersonal.html
4. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html
5. Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001
6. Judy Pearson DKK. Human Communication, McGrawhill company. New York :
McGraw-Hill Company Inc., 2003
7. M. Ghojali Bagus A.P, S.Psi. Buku Ajar Psikologi Komunikasi. Fakultas Psikologi
Unair. Surabaya. 2010.
8. Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. 2005
9. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : Remaja
Rosdakarya. 2000
10. Suranto. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2011.

Anda mungkin juga menyukai