1
http://fatmigz.blogspot.com/2012/09/komonikasi-interpersonal.html (Diakses tanggal 8 Februari 2021)
2
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. 2005. p.159.
Menurut Mulyana, “komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang hanya
dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan
sebagainya”.3
Effendi mengemukakan, komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar
komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam
upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang
dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui
tanggapan komunikan ketika itu juga.4
Komunikasi interpersonal menurut Joseph A. Devito dalam bukunya “The
Interpersonal Communication Book” adalah “The process of sending and receiving
messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect
and some immediate feedback”. 5 Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan
antara dua orang, atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek
dan beberapa umpan balik seketika.
Menurut M. Ghojali Bagus A.P, S.Psi. dalam Buku Ajar Psikologi
Komunikasi, komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada
pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face)
maupun dengan media.6
Miller dan Steinberg, Komunikasi interpersonal adalah Communication That
occurs within interpersonal relationship. 7 Komunikasi terjadi dalam hubungan
interpersonal yang maksudnya adalah proses komunikasi yang terjadi saat melakukan
hubungan interpersonal yaitu hubungan antara dua orang atau lebih dalam
menyampaikan pesan, ide, gagasan, cerita, dan sebagainya yang tujuannya melakukan
komunikasi atau percakapan yang efektif.
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan proses
penyampaian informasi, pikiran dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang
terjadi pergantian pesan baik sebagai komunikan maupun komunikator dengan tujuan
3
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2000. p.73.
4
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.
2003. p.30.
5
http://fhitrysikumbang.blogspot.com/2013/04/komunikasi-interpersonal.html (Diakses tanggal 8 Februari 2021)
6
M. Ghojali Bagus A.P, S.Psi. Buku Ajar Psikologi Komunikasi. Fakultas Psikologi Unair. Surabaya.
2010.
7
Judy Pearson DKK. Human Communication, McGrawhill company. New York : McGraw-Hill
Company Inc., 2003 Hal.25.
untuk mencapai saling pengertian, mengenai masalah yang akan dibicarakan yang
akhirnya diharapkan terjadi perubahan perilaku.
Dari pengertian komunikasi interpersonal yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasikan beberapa komponen yang harus ada dalam komunikasi
interpersonal. Menurut Suranto A.W, komponen-komponen komunikasi interpersonal
yaitu:8
1. Sumber / komunikator
Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk
berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri,
baik yang bersifat emosional maupun informasional dengan orang lain.
Kebutuhan ini dapat berupa keinginan untuk memperoleh pengakuan
sosial sampai pada keinginan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah
laku orang lain. Dalam konteks komunikasi interpersonal komunikator
adalah individu yang menciptakan, memformulasikan, dan
menyampaikan pesan.
2. Encoding
Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam
menciptakan pesan melalui pemilihan simbol-simbol verbal dan non
verbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa, serta
disesuaikan dengan karakteristik komunikan.
3. Pesan
Merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol-simbol
baik verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya, yang mewakili
keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain.
Dalam aktivitas komunikasi, pesan merupakan unsur yang sangat
penting. Pesan itulah disampaikan oleh komunikator untuk diterima dan
diinterpretasi oleh komunikan.
4. Saluran
Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima
atau yang menghubungkan orang ke orang lain secara umum. Dalam
konteks komunikasi interpersonal, penggunaan saluran atau media
8
Suranto. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2011. p.9.
semata-mata karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan dilakukan
komunikasi secara tatap muka.
5. Penerima/ komunikan
Adalah seseorang yang menerima, memahami, dan menginterpretasi
pesan. Dalam proses komunikasi interpersonal, penerima bersifat aktif,
selain menerima pesan melakukan pula proses interpretasi dan
memberikan umpan balik. Berdasarkan umpan balik dari komunikan
inilah seorang komunikator akan dapat mengetahui keefektifan
komunikasi yang telah dilakukan, apakah makna pesan dapat dipahami
secara bersama oleh kedua belah pihak yakni komunikator dan
komunikan.
6. Decoding
Decoding merupakan kegiatan lain secara umum. Pentafsiran si
penerima pesan (komunikan) ketika mendapatkan pesan dari
(komunikator).
7. Respon
Yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan
sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan. Respon dapat bersifat positif,
netral, maupun negatif. Respon positif apabila sesuai dengan yang
dikehendaki komunikator. Netral berarti respon itu tidak menerima
ataupun menolak keinginan komunikator. Dikatakan respon negatif apabila
tanggapan yang diberikan bertentangan dengan yang diinginkan oleh
komunikator.
8. Gangguan (noise)
Gangguan atau noise atau barier beraneka ragam, untuk itu harus
didefinisikan dan dianalisis. Noise dapat terjadi di dalam komponen-
komponen manapun dari sistem komunikasi. Noise merupakan apa saja
yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan
pesan, termasuk yang bersifat fisik dan psikis.
9. Konteks komunikasi
Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, paling tidak
ada tiga dimensi yaitu ruang, waktu, dan nilai. Konteks ruang menunjuk
pada lingkungan konkrit dan nyata tempat terjadinya komunikasi, seperti
ruangan, halaman dan jalanan. Konteks waktu menunjuk pada waktu
kapan komunikasi tersebut dilaksanakan, misalnya: pagi, siang, sore,
malam. Konteks nilai, meliputi nilai sosial dan budaya yang
mempengaruhi suasana komunikasi, seperti: adat istiadat, situasi rumah,
norma pergaulan, etika, tata krama, dan sebagainya.
Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses pertukaran makna
antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Orang yang saling
berkomunikasi tersebut adalah sumber dan penerima. Sumber melakukan
encoding untuk menciptakan dan memformulasikan menggunakan saluran.
Penerima melakukan decoding untuk memahami pesan, dan selanjutnya
menyampaikan respon atau umpan balik. Tidak dapat dihindarkan bahwa
proses komunikasi senantiasa terkait dengan konteks tertentu, misalnya
konteks waktu. Hambatan dapat terjadi pada sumber, encoding, pesan,
saluran, decoding, maupun pada diri penerima. Prosesnya adalah sebagai
berikut: Terdapat seorang komunikator yang ingin menyampaikan
pesannya (message). Pesan tersebut diekspresikan (encoded) melalui
berbagai lambang dalam bahasa. Bahasa tersebut mungkin berupa simbol
kata-kata, simbol-simbol matematik, diagram, sentuhan dan seterusnya.
Pesan disampaikan melalui perantaraan. Berbagai media komunikasi
digunakan dalam organisasi meliputi: percakapan tatap muka, percakapan
telepon, memo-memo tertulis, sistem alamat umum, serta banyak media
lainnya. Terdapat satu atau lebih penerima pesan (recipients). Bilamana
seorang penerima menerima pesan, maka pesannya ditafsirkan (decoded).
9
Muhammad, Arni. Lock cit. p.168.
untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita.
Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai
perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri
kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa
pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
2. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami
lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi
dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari
komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang
datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan
dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.
3. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan
memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita
pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk
membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
4. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah
laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan
mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru,
membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku,
memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar
atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi
interpersonal.
5. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama
adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas
kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga,
menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah
merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan
melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan
keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks
dari semua keseriusan di lingkungan kita.
6. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan
komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk
mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang
lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi
dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan
mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain
sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa ketika melakukan komunikasi interpersonal,
setiap individu dapat mempunyai tujuan yang berbeda-beda, sesuai dengan
kebutuhan masing-masing.
Komunikasi interpersonal yaitu kemampuan untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Komunikasi ini terbagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Komunikasi diadik (Dyadic communication)
Komunikasi diadik adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua
orang. Misalkan, anda berkomunikasi dengan seseorang yang anda
temui di jalan. atau sedang menelpon seseorang yang lokasinya
jauh dari saudara.
b. Komunikasi triadik (Triadic communication)
Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang
pelaku komunikasinya terdiri dari tiga orang, yaitu seorang
komunikator dan dua orang komunikan.
Apabila dibandingkan dengan komunikasi triadik, maka
komunikasi diadik lebih efektif, karena komunikator memusatkan
perhatiannya kepada seorang komunikan sepenuhnya, sehingga ia
dapat menguasai frame of reference komunikan sepenuhnya, juga
umpan balik yang berlangsung, kedua faktor yang sangat
berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi.
Komunikasi interpersonal memiliki beberapa ciri, yaitu: arus
pesan dua arah, suasana nonformal, umpan balik segera, peserta
komunikasi berada dalam jarak yang dekat, dan peserta komunikasi
mengirim dan menerima pesan secara simultan serta spontan, baik
verbal maupun non verbal.
Fungsi Komunikasi interpersonal adalah untuk mendapatkan
respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda efektivitas
proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan
balik, saat kalian berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana
kalau kalian sms ke orang lain tetapi tidak dibalas?. Selanjutnya,
untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan
balik. Contohnya, setelah apa yang akan kita lakukan, dan setelah
mengetahui lawan bicara kita kurang nyaman diajak berbincang.
Tipe komunikasi interpersonal, yang pertama adalah
komunikasi dua orang (mencakup segala jenis hubungan
antarpribadi, antara satu orang dengan orang lain, mulai dari
hubungan yang paling singkat (kontak) biasa, sampai hubungan
yang bertahan lama dan mendalam). Kedua, yaitu wawancara
merupakan salah satu tipe komunikasi interpersonal dimana dua
orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab seperti
saat orang melamar pekerjaan. Seorang HRD mewawancari
karyawan yang sedang melamar kerja. Dan yang ketiga,
Komunikasi kelompok kecil merupakan salah satu tipe komunikasi
interpersonal, dimana beberapa orang terlibat dalam suatu
pembicaraan, percakapan, diskusi, musyawarah, dan sebagainya.
10
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001, p. 121–124.
suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau
dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran itupun
berbeda-beda tergantung waktu dan strata sosial pelaku komunikasi.
Sedangkan biaya dijelaskan sebagai akibat yang dinilai negatif yang terjadi
dalam suatu hubungan. Biaya dapat berupa waktu, usaha, konflik,
kecemasan, dan keruntuhan harga diri. Sebagaimana ganjaran, biaya pun
berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat didalamnya.
Dengan kata lain, model pertukaran sosial dapat di ibaratkan sebagai
suatu transaksi dagang. Karena, orang berinteraksi dengan orang lainnya
hanya mengharapkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya.
2. Model Peranan
Bila model pertukaran sosial memandang hubungan interpersonal
sebagai transaksi dagang, model peranan melihatnya sebagi panggung
sandiwara. Di sini setiap orang harus memainkan peranannya sesuai
dengan naskah yang telah dibuat masyarakat. Hubungan interpersonal
berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspedisi
peranan dan tuntutan peranan.
Ekspedisi peranan mengacu pada kewajiban, tugas, dan hal yang
berkaitan dengan posisi tertentu dalam kelompok. Guru diharapakan
berperan sebagai pendidik yang bermoral dan menjadi contoh yang baik
bagi murid-muridnya. Jenderal diharapkan berperan sebagai Pembina
tentara yang berani dan tegas. Guru yang berbuat jahat, jenderal yang takut
kecoa, tidak memenuhi ekspektasi peranan.
Tuntutan peranan adalah dasakan soaial yang memaksa individu untuk
memenuhi peranan yang telah dibebankan kepadanya. Dalam hubungan
interpersonal, desakan halus atau kasar dikenakan pada orang lain agar ia
melaksanakan peranannya.
Keterampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan
tertentu, kadang disebut juga kompetensi sosial. Dibedakan menjadi
keterampilan kognitif menunjukkan kemampuan individu untuk
mempersepsi apa yang diharapkan orang lain dari dirinya dan
keterampilan tindakan merupakan kemampuan melaksanakan peranan
sesuai dengan harapan. Konfliik peranan terjadi bila individu tidak
sanggup mempertemukan berbagai tuntutan peranan.
3. Model Permainan
Eric Berne (1964,1972) dalam bukunya Games People Play,
mmengklasifikasikan model permainan ini dalam tiga kepribadian
manusia. Yaitu Orang Tua, Orang Dewasa dan Anak (Parent, Adult,
Child). Orang Tua adalah aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan
perilaku yang kita terima dari orang tua kita. Orang Dewasa adalah bagian
kepribadian yang mengolah informasi secara rasional, sesuai dengan
situaisi, dan biasanya berhubungan dengan masalah yang membutuhkan
pengambilan keputusan secara sadar. Anak adalah unsur yang diambil dari
perasaan dan penglaman kanak-kanak dan mengandung potensi intuisi,
spontanitas, kreativitas, dan kesenangan. Dan kita akan memunculkan
salah satu aspek kepribadian kita pada saat berkomunikasi interpersonal,
dan orang lain akan membalasnya dengan salah satu aspek tersebut juga.
4. Model interaksional
Komunikasi interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode
komunikasi, ekspektasi dan pelaksanan peranan, serta permainan yang
dilakukan. Dengan singkat, model interaksional mencoba menggabungkan
model pertukaran sosial, peranan dan permainan. Model yang memandang
bahwa hubungan interpersonal sebagai suatu sistem, dan setiap sistem
memiliki sifat-sifat struktural, integratif, dan medan.
11
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html (Diakses tanggal 9
Februari 2021)
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran.
Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan
pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda
bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung
jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata saya (kata ganti
orang pertama tunggal).
2. Empati (empathy)
Empati sebagai kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang
sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang
orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Bersimpati, di pihak lain
adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan
berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya,
berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan
cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan
pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan
keinginan mereka untuk masa mendatang. Kita dapat
mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara
nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan
(1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan
gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi kontak mata,
postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan
atau belaian yang sepantasnya.
E. Kesimpulan
Komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian informasi, pikiran
dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang terjadi pergantian pesan baik
sebagai komunikan maupun komunikator dengan tujuan untuk mencapai saling
pengertian, mengenai masalah yang akan dibicarakan yang akhirnya diharapkan
terjadi perubahan perilaku.
Komunikasi interpersonal memiliki beberapa komponen yaitu Sumber /
komunikator, encoding, pesan, saluran, komunikan, decoding, respon, gangguan, dan
konteks komunikasi.
Tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan diri sendiri, menemukan
dunia luar, membangun dan memelihara hubungan yang harmonis, mempengaruhi
sikap dan tngkah laku, mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu, dan
memberikan bantuan (konseling).
Model komunikasi interpersonal adalah model pertukaran sosial, model
peranan, model permainan, dan model interaksional.
Komunikasi interpersonal dikatakan lebih efektif dalam hal membujuk lawan
bicara karena tanpa menggunakan media dalam penyampaian pesannya serta dapat
langsung melihat reaksi dari lawan bicara. Komunikasi interpersonal sering dilakukan
oleh semua orang dalam berhubungan dengan masyarakat luas.
Efektifitas komunikasi interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum
(sifat) yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap
mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).
Dalam komunikasi interpersonal memiliki beberapa hambatan yaitu bahasa,
budaya, tujuan yang tidak jelas, salah paham, mengangap enteng lawan bicara, dan
mendominasi pembicaraan.
Daftar Pustaka
1. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.Citra
Aditya Bakti. 2003
2. http://fatmigz.blogspot.com/2012/09/komonikasi-interpersonal.html
3. http://fhitrysikumbang.blogspot.com/2013/04/komunikasi-interpersonal.html
4. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html
5. Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001
6. Judy Pearson DKK. Human Communication, McGrawhill company. New York :
McGraw-Hill Company Inc., 2003
7. M. Ghojali Bagus A.P, S.Psi. Buku Ajar Psikologi Komunikasi. Fakultas Psikologi
Unair. Surabaya. 2010.
8. Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. 2005
9. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : Remaja
Rosdakarya. 2000
10. Suranto. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2011.