Anda di halaman 1dari 65

PERSEPSI TOKOH MASYARAKAT

DESA HORINARA FLORES TIMUR TERHADAP PEMAHAMAN TAUHID

SKRIPSI

Diajukan kepada STID Mohammad Natsir

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial

Oleh:

Rahman Al-Farisi Lukman

NPM: 130151560

NIMKO: 4775010113067

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU DA’WAH MOHAMMAD NATSIR

JAKARTA 1441 H / 2019 M


PERSEPSI TOKOH MASYARAKAT

DESA HORINARA FLORES TIMUR TERHADAP PEMAHAMAN


TAUHID

SKRIPSI
Diajukan kepada STID MOHAMMAD NATSIR
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial

Oleh :
Rahman Al-Farisi Lukman

NPM: 130151560

NIMKO: 4775010113067

Pembimbing:

Agus Samsono, M.E.I

Mengetahui:
Ketua STID Mohammad Natsir

Dwi Budiman Assiroji, M. Pd. I

SEKOLAH TINGGI ILMU DA’WAH MOHAMMAD NATSIR


PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM JAKARTA
1441 H / 2019 M

ii
PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul: “PERSEPSI TOKOH MASYARAKAT

DESA HORINARA FLORES TIMUR TERHADAP PEMAHAMAN

TAUHID”, telah dipertanggungjawabkan dalam Sidang Ujian Skripsi

(Munaqasyah) Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir pada tanggal 25

Oktober 2019 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) pada Program Studi

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 25 Oktober 2019 M


KETUA STID MOHAMMAD NATSIR

Dr. Dwi Budiman Assiroji, M. Pd. I

Sidang Skripi
Ketua merangkap Penguji,

Salman Alfarisi, M.Kom.I

Anggota

Pembimbing merangkap Penguji, Pembaca merangkap Penguji,

Agus Samsono, M.E.I Saeful Rokhman, M.I.Kom

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul

“PERSEPSI TOKOH MASYARAKAT DESA HORINARA FLORES

TIMUR TERHADAP PEMAHAMAN TAUHID”, yang disusun untuk

melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Sosial (S.Sos.) pada Program

Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID)

Mohammad Natsir, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau

duplikasi dari karya ilmiah yang dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan STID Mohammad Natsir maupun

perguruan tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya

dicantumkan sebagaimana mestinya. Apabila di kemudian hari skripsi saya ini

terbukti merupakan tiruan atau duplikasi karya orang lain, maka skripsi ini

dinyatakan batal dan gelar kesarjanaan saya dicabut.

Jakarta, 25 Oktober 2019 M


Mengetahui,
Yang Menyatakan, Ketua STID Mohammad Natsir

Rahman Al-Farisi Lukman Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I,


NPM: 130151560 NIP: 200608034

iv
MOTTO
“DA’WAH ADALAH JALAN HIDUPKU”

َّ َٰ ‫وا ِٱل‬
ِِ‫صل َٰ َحت‬ ْ ُ‫ِو َعمل‬
َ ْ‫ين ِ َءا َمنُوا‬
َِ ‫ إ ََّّل ِٱلَّذ‬٢ِ ‫ن ِلَفيِ ُخ ۡس ٍر‬ َِ ‫ إ َّن ِ ۡٱۡلن َٰ َس‬١ِ ِ‫صر‬ۡ ‫َو ۡٱل َع‬
َ ‫اص ۡو ْاِبِ ۡٱل َحقِِ َوتَ َو‬
٣ِِ‫اص ۡو ْاِبِٱلص َّۡبر‬ َ ‫َوتَ َو‬
1. Demi masa

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.

(QS. Al-Ashr: 1-3)

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah, Rabb Semesta alam, yang
Maha Pengasih lahi Maha Penyangang. Dia-lah Pencipta segalanya. Dia
mengaruniakan berbagai macam kenikmatan kepada seluruh makhluk-Nya berupa
nikmat Islam, Iman, Ihsan, kesepatan, dan kesehatan. Nikmat-nikmat tersebut
memiliki pengaruh yang dahsyat bagi jasmani dan ruhani dalam hidup dan
kehiduopan yang fana ini. Untuk itu, bersyukur merupakan kewajiban mutlak bagi
setiaphamba Allah, agar Dia menambah nikmat-Nya dan menunjukkan kita dari
azab-Nya.

Shalawat teiring salam senantiasa penulis curahkan kepada sng


revolisioner suri tauladan uswatun hasanah, pahlawan pengubah dunia. Nabi
Muhammad Shallallahu alaihi wasallam . berkat cucuran darah dan keringat
beliau beserta para sabhabatnya, kita dapat merasakan manisnya kehiupan yang
bernuansa Islam dengan aman dan tentram.

Selanjutnya penulis bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas


limpahan rahmat dan nikmat berupa kemampuan dalam menyelesaikan tugas
akhir perkuliahan, Skripsi. Capaian ini tidak mungkin penulis raih kecuali atas izn
dan karunia-Nya.

Dalam menyusun Penelitian ini, penulis banyak menghadapi bebagai


macam hambatan dan kesulitan, namun dengan adanya dukungan, partispasi dan
kontribusi dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan
lancar dan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada mereka yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam
proses penyusunan laporan ini hinga delesai. Secara khusus, penulis mengucapkan
apresiasi serta terima kash yang sebesar-besarnya kepada:

vi
1. Ustadz Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I, selaku Ketua STID
Mohammad Natsir
2. Ustadz Dr. Ujang Habibi, M.Pd.I, selaku Ketua Program Studi
Komunikas Penyiaran Islam (KPI)
3. Ustadz Agus Samsono, M.E.I selaku pembimbing dalam penulisan
skripsi ini atas semua bimbingan, motivasi dan waktunya
4. Ketua Tim Penguji STID Mohammad Natsir
5. Semua Staf Pengajar dan Dosen STID Mohammad Natsir
6. Seluruh Civitas Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID)
Mohammad Natsir yang telah memberikan bantuannya untuk
kelancaran tugas ini.
7. Ibunda yang penulis cintai, Johriyah dan Ayahnda yang penulis
Sayangi, Lukman Luli yang telah memberikan banyak sekali bantuan
berupa do’a, motivasi dan semangat tholabul ‘ilmi untuk penulis.
8. Rekan-rekan mahasiswa STID Mohammad Natsir angkatan 2014 yang
telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam penulisan
Skripsi ini.
9. Para pengurus DKM As-Salam Jati Mulya, yang selalu meberikan
dukungan da’wah kepada penulis.
10. Seluruh instansi dan pihak-pihak yang telah berkontribus dalam
seluruh usaha penelitian penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per-satu.

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa ta’ala menerima amal baik mereka


dan menjadikan amal tersebut pemberat dalam timbangan amal kelak pada hari
perhitungan amal. Amiin yaa Rabbal ‘Alamaiin.
Penelitian ini tentunya sangat sederhana dan masih jauh dari kesepurnaan,
namun penulis dengan sangat terbuka dan dengan senang hati memberikan
kesempatan semua pihak yang ingin memberikan masukan, saran atau kritik untuk
lebih dapat membantu dalam menyepurnakan Penelitian ini.
Akhirnya penulis berdo’a dan berharap semoga Allah Subhanahu wa
ta’ala senantiasa memberikan dan menetapkan hidayah-Nya kepada kita dekalian

vii
agar delalu berada di ats jalan kebenaran serta dimudahkan dalam mempelajari
Islam, dimudahkan dalam mempertahankan Islam, dimudahkan dalam
menyebarkan Islam, dan diberikan balasan kebaikan du dunia dan akhirat. Amiin
yaa Rabbal ‘Alamiin. Jazakumullahu khairan katsiran.

Jakarta, 25 Oktober 2019 M

Penulis

Rahman Al-Farisi Lukman

viii
PEDOMAN TRANSLITERASI HURUF ARAB KE LATIN

1. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

‫ا‬ - ‫ط‬ Th

‫ب‬ B ‫ظ‬ Zh

‫ت‬ T ‫ع‬ ‘

‫ث‬ Ts ‫غ‬ Gh

‫ج‬ J ‫ف‬ F

‫ح‬ H ‫ق‬ Q

‫خ‬ Kh ‫ك‬ K

‫د‬ D ‫ل‬ L

‫ذ‬ Dz ‫م‬ M

‫ر‬ R ‫ن‬ N

‫ز‬ Z ‫و‬ W

‫س‬ S ‫ه‬ H

‫ش‬ Sy ‫ء‬ `

‫ص‬ Sh ‫ي‬ Y

‫ض‬ Dh

ix
2. Vokal Panjang (Maddah)

‫= ا‬â

‫= ي‬î

‫= و‬û

Contoh :

‫تاريخ‬ ِِِِِِِِِِِِ= târîkh

‫نصيحةالمسلمين‬ = nashîhah al-muslimîn atau nashîhatul muslimîn

‫أصول اإليما ن‬ = ushûl al-îmân atau ushûlul îmân

3. Huruf Tâ Marbûthah (‫)ة‬

Tâ Marbûthah dalam bahasa arab dilambangkan dengan huruf‫(ة‬Tâ bundar),

transliterasinya dilambangkan dengan huruf h.

Contoh :

‫مجموعة التو حيد‬ = majmû’ah at-Tauhîd

4. Syaddah(Tasydîd)

Tanda Syaddahatau Tasydîd, transliterasinya dilambangkan dengan huruf

double (ganda) sesuai dengan huruf yang diberi tanda Tasydîd itu.

Contoh :

‫الوها بيّة‬ = al-Wahhâbiyyah

‫ش ّوا ل‬ = Syawwâl

5. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem penulisan arab dilambangkan dengan huruf alif

lam (‫)ال‬, namun transliterasinya dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh

huruf syamsiyah dan huruf qamariyah.

x
Contoh :

‫الشمس‬ = asy-syams

‫الرجل‬ = ar-rajul

‫الكتا ب‬ = al-kitâb

xi
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................... i


Halaman Pengesahan ........................................................................................................ ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi .............................................................................. iv
Motto ................................................................................................................................. v
Kata Pengantar .................................................................................................................. vi
Daftar Transliterasi ............................................................................................................ ix
Daftar Isi ............................................................................................................................ xii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Batasan Masalah..................................................................................................... 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................................... 6
D. Sistematika Penulisan ............................................................................................ 7

BAB II : LANDASAN TEORI


A. Konsep Dasar Tentang Persepsi ............................................................................ 9
a. Pengertian Persepsi ......................................................................................... 9
b. Persepsi Menurut Para Ahli ............................................................................ 9
c. Jenis Persepsi .................................................................................................. 10
d. Fungsi Persepsi ................................................................................................ 11
e. Syarat Terjadinya Persepsi .............................................................................. 11
f. Proses Terjadinya Persepsi .............................................................................. 12
g. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi .............................................................. 12
B. Teori Metode Komunikasi .................................................................................... 14
C. Pengertian Tokoh Masyarakat ............................................................................... 17
1. Pengertian Tokoh ............................................................................................ . 17
2. Pengertian Masyarakat .................................................................................... . 17
3. Pengertian Tokoh Masyarakat ......................................................................... . 18
D. Kosep Dasar Tauhid Dalam Islam ........................................................................ . 18
1. Pengertian Tauhid ........................................................................................... . 18

xii
2. Macam-Macam Tauhid ................................................................................... . 19
3. Hal-Hal Yang Merusak Ketauhidan ................................................................ . 26

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


A. Pendekatan Penelitian ........................................................................................... 31
B. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 32
C. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 33

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN


A. Selayang Pandang ................................................................................................. 35
1. Sejarah Desa Horinara ..................................................................................... 35
2. Sejarah Awal Mula Masuknya Islam Di Desa Horinara ................................ 36
3. Pemahaman Tokoh Masyarakat Horinara Terhadap Adat .............................. . 37
4. Pemahaman Tokoh Adat Desa Horinara Terhadap Islam (Tauhid) ................ . 38
B. Pembahasan ........................................................................................................... 50

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 51
B. Saran – Saran ......................................................................................................... 51
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 53

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Horinara merupakan nama dari salah satu desa yang ada di kecamatan

kelubagolit, Kabupaten Flores Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Nama asli dari desa Horinara adakah desa Horowura, namun seiring berjalannya

waktu para sebagian tokoh adat kembali mengubah nama desa Horowura tersebut

menjjadi desa Horinara, nama desa Horinara tersebut adalah singkatan dari

Horowura Riangbaka Adonara. Desa ini memiliki jumlah penduduk 1328 jiwa

dan sebagian besar penduduknya beragama islam, mata pencaharian warga desa

Horinara Adalah bercocotanam.

Dari dulu sampai saat ini masyarakat Horinara memiliki banyak sekali adat

istiadat. Adat Istiadat ini telah menjadi turun-temurun dilakukan dan

dikembangkan. Mereka tidak perduli terhadap moderisasi kehidupan. Hal ini

disebabkan antara masyaraat dan budaya adat istiadat telah menyatu dengan

mereka. Adat istiadat tersebut diantaranya Ritual Preok, Ritual Bau Lolong, Baca

Do’a (Tahlian) dan Perayaan Bangun Rumah Adat.

Perayaan dan ritual tersebut tidak penting apa itu mengandug kesyirikan atau

tidak, bermanfaat atau tidak, itu tidak penting. Karena persepsi mereka kalau

perayaan atau ritual tersebut tidak dilaksanakan akan berdampak buruk pada diri

mereka sendiri dan juga pada keturunannya. Dampak buruk tersebut menurut

1
kepercayaan disana, bisa berakibat terkena penyakit yang tidak masuk akal,

dikucilkan, dibunuh dan aneka kesialan lainnya.

Pengaruh adat dan budaya inilah yang menyebabkan masyarakat Horinara

banyak melakukan kesyirikan dan ke bid’ahan salasatunya Baca Do’a (Tahlilan).

Kepercayaan pada adat dan budaya tersebut melebihi dari kepercyaan agama,

karena menrut persepsi mereka, agama datang belakangan. Maka yang harus di

junjung tinggi adalah kebid’ahan, Adat dan kebudayaan tersebut, yang harus

dipertahankan dan dilestarikan. Masyarakat Adonara rela berkorban demi menjaga

adat tersebut. Bahkan mereka sampai rela mengkonsumsi minuman keras,

meminjam uang dengan jumlah lebih dari jutaan hanya untuk merayakan

kebid’ahan, adat dan budaya tersebut. Sedangkan keadaan ekonomi masyarakat

pada umumnya sangatlah memperihatinkan, karena sumber ekonomi mereka

hanyalah dari hasil perkebunan, tangkapan ikan, dan kuli bangunan. Namun ketika

tiba acara ritual adat seperti tahlilan, mereka harus sanggup untuk melakukannya. 1

Karena mereka tidak mau mendengar ocehan tetangga dan malu bila perayaan

tersebut tidak di laksanakan. Sehinga mereka rela meminjam uang dengan jumlah

yang sangat banyak, masalah bayar atau tidak itu urusan belakangan. Akhirnya

yang terjadi hanyalah menjadi sumber pembicaraan yang berkelanjutan tentang

hutang tersebut. Ada yang belum membayarnya dan juga bunganya terus

menambah (Riba). Maka sangat disayangkan karena dampak negatif lebih

mendominasi daripada positifnya. Selain itu dalam perayaan adat istiadat lainnya

juga di iringi dengan mengkonsumsi minuman keras, dalam mengkonsumsi

1
Lahaji Damri, Tokoh Agama, Wawancara, Desa Horinara Flores Timur, 24 September
2019

2
minuman keras memang di akui hanya seperlunya di konsumsi oleh mereka,

namun dampakanya merebet kepada anak remaja lainnya yang kemudian

mengkonsumsinya dalam jumlah yang bayak, kemudian membuat mereka

menjadi mabuk, Dan hal ini juga terjadi dikalangan anak sekolahan maupun

nenek-kakek. Karena amalan adat ini tetap harus di laksanakan, dan kemudian

mengedepankan adat tersebut daripada pendidikan anak-anak, maka sebagian

orangtua yang memang kedaan ekonominya lemah namun harus berkorban

walaupun dengan harus meminjam uang dalam jumlah jutaan, yang kebanyakan

pada umumnya melakukannya dengan Riba, dan lebih mementingkan adat terseut

daripada pendidikan anak-anak mereka, semisal ada serorang anak meminta uang

bayaran sekolahnya dan di waktu itu juga beiringan dengan berita dari saudara

bahwa ayah dari seorang anak tersebut terlibat dalam ritual adat tersebut, dan ayah

tersebut diharuskan membawa seekor kambing, maka ayah dari seorang anak

tersebut tentuhnya lebih mengedepankan adat daripada sekolah anaknya,

walaupun dengan meminjam uang dengan jumlah yang banyak, walaupun degan

cara Riba, karnah meminjam uang dengan cara Ribah lebi mendominasi. Sehingga

pendidikan disana juga tidak menjadi perioritas, sangking wajibnya menjaga

kebudayaan.

Masyarakat Horinara pada umumnya juga tidak tahu-menahu secara detail

tentang asal muasal adanya perayaan dan ritual tersebut. Apakah perayaan dan

ritual tersebut benar-benar dari nenek moyang mereka, dari agama mereka atau

dari agama lain, yang kemudian menyebar ke masyarakat dan menjadi suatu

3
kebiasaan yang mempengaruhi masyarakat Hoinara. Mereka hanya mengikuti

karena kuatnya doktrinan dari tokoh adat dan juga sesama masyarakat Horinara.

Hal ini dapat kita asumsikan bahwasanya adat-adat yang sudah di lakukan

secara turun-temurun tersebut benar-benar dari adat kebudayaan disana. Pada

umumya, sebagian masyarakan Horinara pun menyadari bahwasanya perayaan

adat-istiadat tersebut sangatlah menguras tenagah dan ekonomi mereka, sementara

yang di lakukan oleh nenek moyang dahulu, dengan dasar memantu, dan pada

jaman nenekmoyang masyarakat Horinara, bisa di katakana kekayaan alam dan

hewan ternak pun lenbih kaya dan hargahnya pun jauh lebih murah jika di

bandingkan dengan sekarang.

Semetara perayan ritual adat jaman sekarang, masyarakan lebih mengharapkan

pujian dari oranglain daripada degan dasar niat yang ikhlas, sehingga merekapun

rela berkorban untuk meminjam uang dengan jumlahnya jutaan, meskipun dengan

jaminan bunga. Samgat jauh berbeda dengan perayaan ritual adat jaman sekarang,

masyarakat lebih mengharapkan pujian dari oranglain daripada dengan dasar niat

yang ikhlas, sehingga merekapun rela berkorban untuk meminjjam uang dengan

jumlahnya jutaan, meskipun dengan jaminan bunga. 2

Seiring berjalannya waktu, merekapun kemudian mulai merasah kebingungan

terhadap adat-budaya dan ritual kesyirikan yang mereka ikuti selama ini, di

karnahkan ada sebagian umat Islam yang tidak menerapkan aturan atau tatacara

adat-istiadat di dalam keluarganya, terlebih-lebih ketika upacara pengburan mayat

dari anggota keluarga mereka sampai pada beakhinya penguburan mayat tersebut,

2
Hamzah, Tokoh Agama, Wawanvcara, Desa Horinara Flores Timur, 27 September 2019

4
dari pihak keluarga mayait terebut yang paham dan tetap memegang kokoh pada

tali agama Allah Swt dan Rasul-Nya, mereka tidak membuat acara atau

merayakan malam pertama, malam ke empat dan yang lainnya yang tidak ada

dalam ajaran Islam, dari situlah sebagan masyarakat Horinara measa kebingungan,

sampai pada puncak kebingugan mereka, akkhirnya mereka pun kemudian

mengungkapkan isi hati mereka terseut, yang dimana merasa sangat berbeda dari

yang mereka lakukan selama ini.

Namun mereka masih malu bertanya kepada orang yang menurut mereka

paham akan agama Islam, di karnahkan mereka malu untuk berdiskusi dengan

orang yang paham akan agama Islam. Sesunguhnya yang mereka iginkan dan

yang paling mereka senangi adalah orang yang paham akan agama Islam tersebut.

Maka dari itu aktifitas da’wah Islamiyah harus di tingkatkan kepada mereka, baik

dari segi da’wah individual maupun da’wah secara jama’ah. Sangatlah aneh dan

tidak pantas bagi mereka jika ia yang terlebih dahulu mendatangi orang yang

paham akan agama Islam tersebut. Karena mereka menyadari bahwa selama ini

yang lebih mereka kedepankan adat-istiadat dari pada ajaran Islam.3

Selanjutnya gerakan da’wah dalam rangka merubah pola pikir masyarakat

Horinara tentang Agama dan kebudayaan disana, namun belum ada yang berhasil

dalam menda’wahi mereka. Sehingga masyarakat Horinara masih bisa

mempertahankan kebudayaan leluhur mereka yang penuh akan kesyirikan dan

kebid’ahan. Gerakan da’wah islamisasi hanya berpedoman pada metode-metode

da’wah klasik (jaman dahulu). Kegagalan islamisasi di Horinara karena belum ada

3
Ibrahim Bala Hawan, Ketua RT, Wawancara, Desa Horinara Flores Timur, 27
September 2019

5
yang mencari metode da’wah yang tepat untuk mereka. Para penda’wah hanya

mengedepankan kesabaran, di karenakan mereka segan untuk memperbaiki

kebudayaan masyarakat disana.

Maka dengan permasalahan yang sangat kompleks di atas, dalam penulisan

skripsi ini, penulis tertarik mengangkat tema: PERSEPSI TOKOH

MASYARAKAT DESA HORINARA FLORES TIMUR TERHADAP

PEMAHAMAN TAUHID guna menemukan cara yang efektif dan efisien dalam

menda’wahi masyarakat Horinara. Semoga dengan penelitian ini juga di harapkan

bisa menghapus kesyirikan dari akar dan terbentuk masyarakat yang bertauhid

kepada Allah Swt.

B. Batasan Masalah

Bagaimanakah Persepsi Tokoh Masyarakat Desa Horinara Flores Timur

Terhadap Tauhid?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan yang ingin penulis dapatkan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui lebih dalam tentang Persepsi Tokoh Masyarakat Desa Horinara Flores

Timur Terhadap Pemahaman Tauhid.

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu:

1. Secara Teoritis, sebagai sumbangan pemikiran yang berguna dan untuk

memberikan solusi terhadap kesyirikan yang membudaya, serta

pengetahuan tentang Persepsi Tokoh Masyarakat Desa Horinara

Flores Timur Terhadap pemahaman Tauhid.

6
2. Secara Praktis,

a) Bagi mahasiswa. Bisa menjadi sebuah rujukan bagi mahasiswa

Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir dalam berda’wah

kepada Masyarakat yang membudayakan kesyirikan.

b) Bagi STID Mohammad Natsir. Untuk menambah bahan dan

koleksi skripsi di perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah

Mohammad Natsir.

c) Bagi Tokoh Masyarakat Horinara. Penelitian ini di harapkan dapat

memberikan solusi yang tepat dalam menyikapi dan membendung

kesyirikan yang membudaya di masyarakat Horinara, sehingga

kesyirikan yang ada saat ini isnyallah dapat di atasi.

3. Secara Sosial.

Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang persepsi tokoh

masyarakat Desa Horinara Flores Timur terhadap pemahaman tauhid.

D. Sistematika Penulisan.

Unuk mempermudah penulsan skripsi ini, penulis akan menjelaskan

mengenai sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab, yakni sebagai

berikut.

Bab I: Pendahuluan

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumsan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, kajian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

7
Bab II: Landasan Teori

Pembahasan bab ini terdiri atas: Pengertian Persepsi, pengertian Tokoh

Masyarakat, dan pengertian Tauhid.

Bab III: Metodologi Penelitian

Pada Bab ini berisi tentang, Pendekatan penelitian, Subjek dan objek

penelitian, Waktu dan tempat penelitian, Teknik pengambilan

sempel/informan, Teknik pengambilan data/sumber data, Tekik validasi data,

Teknik pengelolahan dan analsis data, serta keterbatasan penelitian.

Bab IV: Analisis Dan Pembahasan

Pada bab ini berisi tentang Selayang Pandang objek penelitian, Analisis

data Dan pembahasan.

Bab V: Penutup

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran penulis

berdasarkan hasil penelitian.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Tentang Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Persepsi berasal dari bahasa Latin, percipere,menerima; perception,

pengumpulan, penerimaan, pandangan, pengertian. 1. Kesadaran intuitif

(berdasarkan firasat) terhadap kebenaran atau kepercayaan langsung terhadap

sesuatu. 2. Proses dalam mengetahui obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa

obyektif melalui pencerapan (sensum). 3. Suatu proses psikologis yang

memproduksi bayangan sehingga dapat mengenal objek melalui berpikir asosiatif

dengan cara inderawi sehingga kehadiran bayangan itu dapat disadari. Disebut

juga Wawasan.4

Persepsi merupakan proses diterimanya rangsang melalui pancaindra,

yang didahului oleh perhatian ( attention ) sehingga invidu sadar tentang sesuatu

yang ada di dalam maupun di luar dirinya. Melaui persepsi dapat diketahui

perubahan perilaku seseorang. Setiap invidu kadang – kadang memiliki persepsi

yang berbeda walaupun mengamati objek yang sama. 5

b. Persepsi Menurut Para Ahli

1. Menurut Robbins “Persepsi adalah merupakan proses individu

mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensoris untuk

memberikan pengertian pada lingkungannya.”


4
Komarudin dan Yooke Tjjuparmah S. Komaruddin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah,
Jakarta: Bumi Aksara, 2000, Cet. 1, Hal. 191
5
Drs. Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC, 2004, Cet.1, hal. 13

9
2. Menurut Wirawan “Persepsi merupakan proses mengindentifikasi,

mengorganisasi, dan menginterpretasikan informasi yang ditangkap

oleh pancaindra untuk melukiskan memahaminya.”

3. Menurut Rvai dan Mulyadi “Persepsi adalah suatu proses yang

ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan –

kesan indera meraka agar memberikan makna bagi lingkungan

mereka.”6

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi

adalah suatu proses yang diperlukan manusia untuk dapat memahami dan

menafsirkan hal-hal ynag terjadi di sekelilingnya

c. Jenis Persepsi

Menurut Maramis (2005) ada dua jenis persepsi, yaitu:7

1. Exsternal perception yaitu persepsi yang terjadi karena rangsangan

yang datang dari luar individu.

2. Selp-perception yaitu persepsi yang terjadi karena adanya

rangsangan yang berasal dari dalam individu. Dalam hal ini yang

menjadi objek adalah dirinya sendiri.

6
Dudih Sutrisman. Pendidikan Politik, Persepsi, Kepemimpinan, Dan Mahasiswa, Bogor
: Guepedia Publisher, 2019, cet. 1, hal. 75-76
7
Wayan Candra, Gusti Ayu Harini dan Nengah Sumitra, Psikologi Landasan Keilmuan
Praktik Keperawatan Jiwa, Yogyakarta: Penerbit Andi, KDT, Hal. 66

10
d. Fungsi Persepsi

Persepsi merupakan hasil dari proses perseptual, oleh karena itu

persepsi memiliki fungsi tersendiri dalam system pancaindera. Menurut Atkinston

(2012) mengemukakan bahwa persepsi memiliki fungsi untuk menentukan objek,

yang ada di tempat itu (pengenalan) dan dimana objek itu berada (lokalisasi).

Fungsi lain dari persepsi ialah mempertahankan penampilan objek tetap konstan,

walaupun kesan yang diterima retina terus menerus berubah. 8

e. Syarat Terjadinya Persepsi

Walgito (2010) mengemukakan ada berbagai syarat individu dalam

melakukan persepsi, sebagai berikut:9

1. Adanya objek (sasaran yang diamati)

Objek atau sasaran yang diamati akan menimbulkan stimulus atau

rangsangan yang mengenai alat indera aatau receptor. Stimulus dapat datang dari

dalam dan luar individu namun sebagian besan datang dari luar individu.

2. Adanya alat indera, saraf, dan susunan saraf pusat

Alat indera aatau receptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di

samping itu, harus ada saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang

diterima reseptor ke susunan saraf pusat yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

3. Adanya perhatian

Perhatian merukana langkah awal yang disebut sebagai persiapan untuk

mengadakan persepsi, sehingga perhatian nahasiswa kepada kegiatan konseling

8
Ibid, Hal. 67
9
Ibid, Hal. 68

11
individual adalah focus utama yang kita laksanakan karena tanpa perhatian

persepsi tidak akan terjadi.

f. Proses Terjadinya Persepsi

Menurut walgito (2010) menjelaskan bahwa persepsi melewati tiga proses,

yaitu:10

1. Proses Fisik (kealaman)

Adanya Objek -stimulus-reseptor atau alat indera

2. Proses Fisiologis

Stimulus – saraf sensoris – otak

3. Proses Psikologis

Proses dalam otak, sehingga individu menyadari stimulus yang diterima.

g. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

1. Hereditas

Hereditas merupakan bentuk-bentuk yang ada pada diri seseorang

seperti bentuk hidung, ukuran kaki asal-usul menentukan pandangan.11

2. Latar Belakang Lingkungan dan Pengalaman

10
Ibid, Hal. 69
11
Unit dasar hereditas adalah gen, sebuah unit informasi biokimia yang terdiri dari unsur
pembentuk dasar semua makhluk hidup disebut juga dexyry nucletic acid atau disingkat dengan
DNA. DNA mempunyai kemampuan unik untuk mencitkan tiruan (replica) yang betul-betul sama
dengan dirinya. Karena gen terdiri dari DNA, dia dapat menciptakan tiruan yang pasti sama
dengan dirinya sendiri dari satu generasi ke generasi selanjutnya, sehingga dapat mempertahankan
diriny dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Baca: Sunderson Stepen K., Makro Sosiologi,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Perjada, 1995, hal. 31

12
Lingkungan sangat mempengaruhi pandangan kita terhadap sesuatu,

sejauh mana tindakan yang dilakukan biasanya disebabkan oleh

bagaimana lingkungan yang ada di sekitarnya. 12

3. Tekanan Teman Sepergaulan

Selain lingkungan, teman atau sahabat sepergaulan juga

mempengaruhi cara kita melihat sesuatu. Barangkali keinginan kita

akan penerimaan teman mempengaruhi pinsip kita daripada yang kita

sadari.13

4. Proyeksi

Kecenderungan manusiawi untuk melemparkan beberapa kesalahan

pada orang lain dari motif kita, inilah yang disebut dengan proyeksi.

Dalam mendektisi masalah-masalah hubungan manusiawi berhati-

hatilah agar persepsi kita tidak diselubungi awan proyeksi nilai-nilai

kita sendiri pada situasi orang lain.14

5. Pemilihan yang tergesa-gesa

Pernahkah kita menilai orang yang begitu bangga mengakui , “saya bisa

menilai begitu saja”, kebanyakan kita kadangkala salah dalam membuat penilaian

dengan tergesa-gesa sebelum kita sempat mengumpulkan cukup banyak fakta

untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang benar. Sering kita

menyelesaikan masalah sebelum kita mengerti apa masalah yang sebenarnya.15

12
Sunderson Stepen K., Makro Sosiologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perjada, 1995, hal.
31
13
Ibid.
14
Ibid.
15
Sunderson Stepen K., Makro Sosiologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perjada, 1995,

13
6. Efek helo dan Halo karapan

Seseorang yang cakap dalam sesuatu juga dianggap cakap untuk hal lain.

Artinya bahwa memperkirakan orang lain juga sama dengan yang lainnya. 16

Menyimak bebeapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi

adalah gambaran berupa pengetahuan atau kesan individu sebagai proses

kategorisasi dari akibat pengamatan indrawi terhadap suatu objek atau peristiwa.

Singkatnya persepsi adalah tanggapan. Dengan kata lain bahwa persepsi adalah

pandangan individu terhadap suatu objek, peristiwa atau stimuli yang diterima

melalui alat indera yang dimilikinya sebagai pengalaman yang terjadi pada

individu.

B. Teori Metode Komunikasi

Setelah dijelaskan Teori-Teori Komunikas di atas, maka dalam penelitian

ini, untuk menganalisa data pada bab 4 penulis menggunakan Teori S-O-R yang

penulis dapatkan dari buku Onong uchjana Effendy. S-O-R adalah singkatan dari

S- Stimulus O- Organism R- Respon. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan

adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seorang dapat

mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi

komunikan. Jadi, unsur-unsur dalam model ini adalah pesan (Stimulus S-),

komunikan (Organsm O-) dan efek (Respon R-). Obyek materialnya adalah

manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, prilaku,

kognisi, afeksi, dan konasi.

hal. 32
16
Ibid.

14
Lebih jelasnya, dapat dilihat dalam bagan berikut ini:

Berkaitan dengan teori ini, kata Tanya yang sering digunaannya ialah kata

“How” bukan “What” dan “Why”, jelasnya How ti Communicate, dalam hal ini

“Bagaimana merubah kebiasaan?” (How to change the attitude?). bagaimana

merubah sikap dan kebiasaan komunikan.

Dalam proses perubahan sikap, bahwa sikap dapat berubah hanya

tergantung pada kualitas stimulus (rangsangan) yang diterima komunikan. Prof.

Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya” ia

mengutip pendapat dari Hovland, jenis, dan Kelley yang menyatakan bahwa

dalam menelaah sikap yang baru, terdapat tiga variable penting,yaitu: perhatian,

pegertian, dan penerimaan.

Pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau

mungkin ditolak. Komunikas akan berlangsung jika ada perhatian dari

komunikan. Proses berikutnya komunikan dapat mengerti pesan yang

disampaikan. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.

15
Setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk

mengubah sikap.17

Teori ini berdasarkan asumsi bahwa penyebab terjadnya perubahan prilaku

tergantung kepada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunkasi dengan

organisme. Artinya kualitas dan sumber komunikasi (sources) misalnya

kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan

perubahan prilaku seseorang, kelompok, atau masyarakat.

Adapun keterkaitan model S-O-R didalam penelitian ini adalah:

a) Stimulus yang dimaksud adalah pesan yang disampaikan oleh Tokoh

Adat masyarakat Desa Horinara dalam setiap Ceramah/Khutbah yang

beliau sampaikan.

b) Organisme yang dimaksud adalah masyarakat Desa Horinara

c) Respon yang dimaksud adalah opini dan efek persepsi tokoh

masyarakat Desa Horinara terhadap pemahaman tauhid

C. Pengertian Tokoh Masyarakat

1. Pengertian Tokoh

Tokoh adalah seseorang yang berilmu dan alhi dalam bidang tertentu, ia

wajar dijadikan rujukan ilmubagi orang lain. 18 Dalam kamus besar Bahasa

17
Onong Uchjana Effendy, Ilmu teori dan Komunikasi, Bandung: PT. citra Aditya
Bandung, 2007, Cet. III, hal. 254
18
Muhammad Rizqi, Peran Tokoh Agama Dalam membina Akhlakul Karimah Ibu-Ibu
Buruh Tani Umur 30-50 Tahun di Desa Karangkerta Tukdana Kabupaten Indramayu, Skripsi,
IAIN Syeikh Nurjati Cirebon, 2015, Hal. 2

16
indonesia, tokoh diartikan sebagai orang yang terkemuka atau terkenal, panutan.19

Menurut Sudjiman (1990), Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami

peristiwa dalam cerita.20

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah

orang yang memiliki kapabilitas keilmuan yang diakui oleh orang sekelilingnya

sehingga segala pemikiran, perilaku dan pendapat menjadi acuan bagi orang lain.

2. Pengertian Masyarakat

Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang hidup secara Bersama-

sama di suatu wilayah dan membentuk sebuah system interaksi sosial in-

comunication dan out-comunication antar individu kelompok tersebut. Kata

masyarakat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian masyarakat

diartikan sebagai pergaulan hidup manusia yaitu sehimpunan manusia yang hidup

Bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu.21 Atau

sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan

yang mereka anggap sama.22

3. Pengertian Tokoh Masarakat

Tokoh masyarakat adalah orang yang dianggap berpengaruh dalam

kehidupan social suatu kelompok masyarakat yang mencangkup golongan

terpandang atau terkemukan dalam masyarakat. 23 Makan tokoh masyarakat

19
Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Kartika, 1997, Hal. 68
20
Melani Budianta dkk, Membaca Sastra, Pengantar Memahami Sastra Untuk
Perguruan Tinggi, Magelang: Indonesia Tera, 2002, Hal. 86
21
Budiono, MA, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Karya Agung, 2005, Hal.
336
22
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, Hal. 635
23
Roni Sulistiono dkk, Top One SBMPTN SOSHUM 2019, Jakarta: PT Bintang Wahyu,
2018, Hal. 228

17
memiliki kedudukan terpenting. Sehingga dapat disebutkan seseorang yang serba

tahu dan memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat.

D. Konsep Dasar Tauhid Dalam Islam

1. Pengertian Tauhid

Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan

manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilaksanakanya.

Hanya amal yang dilandasai tauhidlah menurut tutunan islam yang akan

menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang

hakiki di alam akhirat nanti.

Tauhid sendiri memiliki makna, “menyakini keesaan Allah dala

Rububiyah, ikhlas beribadah kepadaNya, serta menetapkan bagiNya nama-nama

dan sifat-sifat-Nya”.24

2. Macam-Macam Tauhid

Syaikh Shalih Bin Fauzan Al-Fauzan dalam bukunya “Kitab Tauhid”,

beliau membagi tauhid ke dalam tiga bagian diataranya adalah tauhid

rububiyah, tauhid uluhiyah dan tauhid asma’ wa sifat.

a. Tauhid Rububiyah

Tauhid rububiyah adalah mengessakan Allah SWT dalam segala

perbuatan-Nya, dengan menyakini bahwa dia sendiri yang menciptakan

segenap mahluk. Allah SWT Berfirman:

24
Shalih Bin Fauzan Al-Fauzan, Kitab Tauhid 1, Jakarta: Yayasan As-Shofa, cet II, 2000,
Hal. 19

18
...    

“Allah menciptakan segala sesuatu…” (QS. Az-Zumar: 62)

Bahwasanya Dia adalah pemberi rizki bagi setiap manusia, binatang

dan makhluk lainnya. Allah SWT berfirman:

...         

“Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-

lah yang memberi rizkinya, …” (QS. Huud : 6)

Dan bahwasanya Dia adalah Penguasa alam dan Pengatur semesta, Dia

yang mengangkat dan menurunkan, Dia yang memuliakan dan

menghinakan, Maha kuasa atas segala sesuatu. Pengatur rotasi siang dan

malam, Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Allah SWT berfiran,

َ ‫ع ۡٱل ُم ۡل‬
‫ك ِم َّمن تَ َشآ ُء َوتُ ِع ُّز َمن‬ َ ‫ك تُ ۡؤتِي ۡٱل ُم ۡل‬
ِ ‫ك َمن تَ َشآ ُء َوت‬
ُ ‫َنز‬ ِ ‫ك ۡٱل ُم ۡل‬
َ ِ‫قُ ِل ٱللَّهُ َّم َٰ َمل‬

َ َّ‫ك ۡٱلخ َۡي ُۖ ُر إِن‬


َ ‫ك َعلَ َٰى ُك ِّل‬
ٞ ‫ش ۡي ٖء قَ ِد‬
٢٦ ‫ير‬ َ ‫تَ َشآ ُء َوتُ ِذ ُّل َمن تَ َشآ ُۖ ُء بِيَ ِد‬

ِ ِّ‫ي ِم َن ۡٱل َمي‬


‫ت َوتُ ۡخ ِر ُج‬ َّ ‫ار َوتُولِ ُج ٱلنَّهَا َر فِي ٱلَّ ۡي ُۖ ِل َوتُ ۡخ ِر ُج ۡٱل َح‬
ِ َ‫تُولِ ُج ٱلَّ ۡي َل فِي ٱلنَّه‬

ُ ‫ۡٱل َميِّتَ ِم َن ۡٱل َح ُۖ ِّي َوت َۡر ُز‬


ٖ ‫ق َمن تَ َشآ ُء ِبغ َۡي ِر ِح َس‬
٢٧ ‫اب‬

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan

kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut

kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang

yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau

19
kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau

Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke

dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau

keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang

Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)’." (Ali Imran: 26-27).

Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah menafikan sekutu atau pembantu

dalam kekuasaaNya. Sebagaimana Dia menafikan adanya sekutu dalam

penciptaan dan pemberian rizki. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,

َ َ‫ٱّللِ فَأَرُونِي َما َذا َخل‬


َ ‫ق ٱلَّ ِذ‬
١‫ين ِمن ُدونِ ِهۦ‬ َّ ‫ق‬ُ ‫َٰهَ َذا َخ ۡل‬

“Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang

telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah…” (Luqman: 11).

َ ‫أَ َّم ۡن َٰهَ َذا ٱلَّ ِذي يَ ۡر ُزقُ ُكمۡ إِ ۡن أَمۡ َس‬
ُ ‫ك ِر ۡزقَه‬
“Atau siapakah dia yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki-

Nya?” (Al-Mulk: 21).

Allah Subhaanahu wa Ta’ala menyatakan pula keesaaNya dalam

rububiyahNya atas segala alam semesta. Firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala,

َ ‫ۡٱل َحمۡ ُد ِ َّّللِ َربِّ ۡٱل َٰ َعلَ ِم‬


٢ ‫ين‬
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (Qs. Al- Fatihah: 02).

20
‫ٱستَ َو َٰى َعلَى‬ َ ‫ت َو ۡٱۡلَ ۡر‬
ۡ ‫ض فِي ِستَّ ِة أَي َّٖام ثُ َّم‬ َ َ‫ٱّللُ ٱلَّ ِذي َخل‬
ِ ‫ق ٱل َّس َٰ َم َٰ َو‬ َّ ‫إِ َّن َربَّ ُك ُم‬

‫ت‬ َ ۡ‫ار يَ ۡطلُبُهۥ ُ َحثِ ٗيثا َوٱل َّشم‬


ِ ِۢ ‫س َو ۡٱلقَ َم َر َوٱلنُّجُو َم ُم َس َّخ َٰ َر‬ َ َ‫ش ي ُۡغ ِشي ٱلَّ ۡي َل ٱلنَّه‬ ۡ
ِ ُۖ ‫ٱل َع ۡر‬

َ ‫ٱّللُ َربُّ ۡٱل َٰ َعلَ ِم‬


٥٤ ‫ين‬ َّ ‫ك‬َ ‫ار‬ ُ ‫بِأَمۡ ِر ِٓهۦ أَ ََل لَهُ ۡٱل َخ ۡل‬
َ َ‫ق َو ۡٱۡلَمۡ ُر تَب‬

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit

dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ´Arsy. Dia menutupkan

malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)

matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-

Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci

Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-A’raf: 54)

Allah Subhaanahu wa Ta’ala menciptakan semua makhlukNya di atas

fitrah pengakuan terhadap rububiyahNya. Bahkan orang-orang musyrik yang

menyekutukan Allah Subhaanahu wa Ta’ala dalam ibadah juga mengakui

keesaan rububiyahNya.

َ ُ‫ َسيَقُول‬٨٦ ‫ش ۡٱل َع ِظ ِيم‬


‫ون ِ َّّللِ قُ ۡل‬ ۡ ِ ‫قُ ۡل َمن رَّبُّ ٱل َّس َٰ َم َٰ َو‬
ِ ‫ت ٱلس َّۡبعِ َو َربُّ ٱل َع ۡر‬

َ ُ‫أَفَ ََل تَتَّق‬


ُ ‫ قُ ۡل َم ِۢن بِيَ ِد ِۦه َملَ ُك‬٨٧ ‫ون‬
ِ‫وت ُكلِّ َش ۡي ٖء َوهُ َو يُ ِجي ُر َو ََل ي َُجا ُر َعلَ ۡيه‬

َ ‫ون ِ َّّللِ قُ ۡل فَأَنَّ َٰى تُ ۡس َحر‬


٨٩ ‫ُون‬ َ ُ ‫ َسيَقُول‬٨٨ ‫ون‬
َ ‫إِن ُكنتُمۡ تَ ۡعلَ ُم‬
“Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang

Empunya ´Arsy yang besar?. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah".

Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?. Katakanlah: "Siapakah yang

21
di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi,

tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?.

Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah". Katakanlah: "(Kalau demikian),

maka dari jalan manakah kamu ditipu?’” (Al- Mu’minun: 86-89).

Jadi, jenis tauhid ini diakui semua orang. Tidak ada umat mana pun yang

menyangkalnya. Bahkan hati manusia sudah difitrahkan umtuk mengakuiNya,

melebihi fitrah pengakuan terhadap yang lainNya. Sebagai perkataan para rasul

yang difirmankan Allah Subhaanahu wa Ta’ala,

ۡ ِ ‫اط ِر ٱل َّس َٰ َم َٰ َو‬


ِ َ‫ك ف‬ٞ ‫ٱّللِ َش‬
َّ ‫۞قَالَ ۡت ُر ُسلُهُمۡ أَفِي‬
ِ ‫ت َوٱۡلَ ۡر‬
‫ض‬
“Berkata rasul-rasul mereka: "Apakah ada keragu-raguan terhadap

Allah, Pencipta langit dan bumi?’” (Ibrahim : 10).

Adapun orang yang paling dikenal pengingkarannya adalah Fir’aun.

Namun demikian dihatinya masih tetap meyakiniNya. Sebagaimana perkataan

Musa ‘alaihissalam kepadanya,

‫صآئِ َر َوإِنِّي‬ ِ ‫ت َوٱۡلَ ۡر‬


َ َ‫ض ب‬ ٓ َ ‫نز َل َٰهَٓ ُؤ‬
ۡ ِ ‫َل ِء إِ ََّل َربُّ ٱل َّس َٰ َم َٰ َو‬ َ َ‫ت َمآ أ‬
َ ۡ‫ال لَقَ ۡد َعلِم‬
َ َ‫ق‬

ٗ ‫ك َٰيَفِ ۡر َع ۡو ُن َم ۡثب‬
١٠ ‫ُورا‬ َ ُّ‫َۡلَظُن‬
Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang

menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan

bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai

Fir´aun, seorang yang akan binasa’." (Al-Isra’: 102).

Ia juga menceritakan tentang Fir’aun dan kaumnya,

22
ُ ‫ان َٰ َعقِبَة‬ َ ‫ٱستَ ۡيقَنَ ۡتهَآ أَنفُ ُسهُمۡ ظُ ۡل ٗما َو ُعلُ ٗوا فَٱنظُ ۡر َك ۡي‬
َ ‫ف َك‬ ۡ ‫َو َج َح ُدوا بِهَا َو‬

َ ‫ۡٱل ُم ۡف ِس ِد‬
١٤ ‫ين‬
Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka)

padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa

kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.” (An-Naml: 14).25

b. Tauhid Uluhiyah

Tauhud uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para

hamba berdasarkan niat taqrrub yang disyari’atkan seperti do’a, nadzar,

kurban, raja’ (pengharapan), takut, tawakal, raghbah (senang), rahbah

(takut) dan inabah (kembali/taubat). Dan jenis tauhid ini adalah inti

dakwah para rasul, mulai rasul yang pertama hingga yang terakhir. 26

Allah Subhaanahu wa Ta’ala, berfirman:

          

            

      

25
Ibid. Hal. 19-23
26
Ibid. Hal. 53-54

23
“Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat

(untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut

itu’. (QS. An-Nahl: 36)

             

 

“Dan kami tidak mengutus seseorang rosulpun sebelu, kamu,

melainkan kami wahyukan kepadanya, ‘bahwasanya tidak ada Tuhan

(yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan

aku’.” (QS. Al-Anbiya’: 25)

Setiap rasul selalu melalui dakwahnya dengan perintah tauhud

uluhiyah.

c. Tauhid Asma Wa sifat27

Tauhid Asma Wa sifat iyalah beriman kepada nama-nama Allah dan

sifat-sifatNya, sebagaimana yang di terangkan dalam Al-Qur’an dan

sunnah RasulNya SAW menurut apa yang pantas bagi Allah SWT, tanpa

ta’wil Dan ta’thil, tanpa takyif, dan tamtsil, berdasarkan firman Allah

SWT:

           

    

27
Ibid. Hal. 97-98

24
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah

Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syura: 11)

Allah menafikan jika ada sesuatu yang menyerupaiNya, dan Dia

metenetapkan bahwa Dia adalah Maha Mendengar dan Maha Melihat. Maka Dia

diberi nama dan disifati dengan nama dan sifat yang Dia berikan untuk diriNya

dan dengan nama dan sifat yang di sampaikan oleh RasulNya. Al-Qur’an dan As-

Sunah dalam hal ini tidak boleh di langar, karnah tidak seorangpun yang lebih

mengetahui Allah daripada Allah sendiri, dan tidak ada-sesudah Allah – orang

yang lebih mengetahui Allah daripada RasulNya. Maka barangsiapa yang

mengingkari nama-nama Allah dan sifat-sifatNya atau menamakan Allah dan

menyifatiNya dengan nama-nama dan sifat-sifat makhlukNya, atau men-ta’wil-

kan dari maknanya yang benar, maka dia telah berbicara tentang Allah tanpa ilmu

dan berdusta terhadap Allah dan RasulNya.

Allah Subhaanahu wa Ta’ala, berfirman:

          

         

“Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-

adakan?” (QS. Al-Kahfi: 15)

25
3. Hal-Hal Yang Merusak Ketauhidan

Menjadi seorang muslim yang ta’at dan berpasrah diri kepada Allah SWT,

menyakini tauhid secara Rububiyah, mengamalkan secara Uluhiyah dan meyakini

Asma’ Wa SifatNya. Tentunya harus mampu menghindari hal-hal yang dapat

merusak kemurnian ketauhidan kita. Perlu diketahui bagi setiap muslim apa saja

yang merusak ketauhidan seseorang, berikut penjelasannya:

a. Syirik (Menyekutukan Allah)

Syirik adalah menyekutukan Allah SWT dalam ke-Rububiyahan-Nya

dengan beberapa tandingan. Syirik juga merupakan sebuah peribadatan manusia

kepada sesame makhluk yang tidak mempunyai kekuasaan untuk memberi

mudharat ataupun manfaat, terhadap dirinya, juga tidak mempunyai kekuasaan

untuk mematikan dan menghidupkan ataupun membangkitkan. 28

Menurut Al-Azhari, pengikut syafi’i, berkata bahwa Allah (dalam A-

Qur’an) Mengisahkan Hamba-Nya, Luqman Al-Hakim, yang berkata kepada

anaknya:

            

  

“…Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah adalah

benar-benar kezhaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)

28
Muhammad bin Abdurrahman Al-Khumayyis, Syirik dan Sebabnya, Jakarta: Gema
Insani Press. Hal. 8

26
Berkata Ar-Raghib Al-Ashbahany, “Syirik besar adalah menetapkan

sekutu bagi Allah Ta’ala. Apabila dikatakan si fulan telah syirik kepada, maka

yang demikian itu sebesar-besarnya kekufuran.”29 Sedangkan menurut Al-

Manawy, “Syirik adalah menyaadarkan suatu urusan khusus kepada seseorang

tanpa diperintahkan”.30

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perbuatan syirik

merupakan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Perbuatan ini dapat

menghilangkan kemurnian tauhid seorang hamba. Dengan demikian seorang

muslim harus mampu menjaga dirinya agar terhindar dari perbuatan syirik ini.

b. Al-Ilhad (Menyimpang dari kebenaran).

Al-Ilhad adalah berpaling dari kebenaran, atau sepadan dengan ta’thil

(mengabaikan), tahrif (penyelewengan), takyif (memvisualisasikan) dan tamsil

(menyerupakan sifat Allah SWT). 31

Al-Ashfahany menyebutkan dalam kata ilhad memiliki dua ma’na,

pertama, Ilhad yang identik dengan syirik, bila ini dilakukan maka otomatis

seseorang menjadi kafir. Sedangkan yang kedua, Ilhad yang mendekati syirik ini

tidak membuat seseorang manjadi kafir, tetapi setidaknya telah mengurangi

tauhidnya.32

Sebagaimana Allah SWT berfirman:

29
Ibid. Hal. 18
30
Ibid.
31
‘Abdullah bin ‘Abdul Hamid al-Atsari, Intisari ‘Aqidah Ahlussunnah Waljama’ah,
Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2006, Hal. 77
32
Islamedia, Website: http://wwwislamedia.id/15 Oktober 2019

27
         

           

    

“Siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara

dzalim, niscaya akan kami rasaakan kepadanya sebahagian siksa yang

pedih (QS. Al-Hajj: 25)

c. An-Nifaq (Wajahnya Islam, Hatinya Kafir).

Nifaq )‫ (النفاق‬bersaal dari kata (‫ ومنافقة‬,‫ نفاقا‬,‫ ينافق‬,‫ )نافق‬yang diambil dari

kata (‫)النافقاء‬. Nifaq secara bahasa berarti salah satu lubang tempat keluarnya

Yarbu’ (hewan sejenis tikus) dari sarangnya dimana jika ia dicari dari lobang yang

satu, maka ia akan leuar dari lobang yang lain. Dikatakan pula ia dari kata Nafaq

yaitu lobang tempat bersembunyi.33

Sedangkan nifaq menurut istilah adalah menampakkan keislaman dan

kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dinamakan demikian

karena dia masuk kepada syari’at dari satu pintu dan keluar melalui pintu yang

lainnya.34 Allah SWT memperingatkan dengan firman-Nya:

33
Yazid bin Abdul Qadir Jawaas, Syarah Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah, Jakarta:
Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2006, Hal. 384
34
Ibid.

28
“Sesungguhnya orang-orang yang keluar dari syari’at adalah

orang-orang yang fasiq.” (QS. At-Taubah: 67)

Syaikh Al-Ssa’dy dalam menafsirkan ayat Al-Quran surah Al-Baqarah

ayat 8-10 bahwa nifaq adalah menampakkan yang baik dan menyembunyikan

yang buruk, ini termasuk nifaq dalam segi kenyakinan dan perbuatan. Sedangkan

nifaq dalam segi perbuatan itu sendiri adalah sebagaimana yang telah disebutkan

oleh Rasulullah SAW ciri-ciri orang munafik ada tiga: jika berkata ia berbihong,

jika berjanji ia ingkar, jika diamanhi ia khianat.35

35
Hasan el-Bugisy, Gaul Dengan Al-Qur’an: Pesan-pesan Al-Qur’an Yang Dahsyat
Untuk Kamu Yang Muda, Google Book, Selasa 15 Oktober 2019, Hal. 52

29
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif.

Pendekatan penelitian atau metode penelitian merupakan proses penelitian yang

lebih ditujukan untuk mencapai pemahaman mendalam mengenai organisasi atau

peristiwa khusus, ketimbang mendeskripsikan bagian permukaan dari sampel

yang besar dari sebuah populasi.36 Menurut Bogdan dan Biklen (1982), metode

penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah, langsung ke sumber data dan

peneliti adalah instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, data yang

terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada

angka.37

1. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah merupakan sumber tempat bagi seorang peneliti

dalam memperoleh data dan informasi. Maka dalam hal ini subjek penelitian

adalah Ustadz Imran Kadir.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah pokok yang akan diteliti. Adapun objek yang akan

dikaji dalam penelitian ini adalah Persepsi Tokoh Masyarakat Desa Horinara

Terhadap Pemahaman Tauhid


36
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara,
2013, Cet. I, hal. 84
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta, 2012, hal
15

30
B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

A. Wawancara

a. Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpulan data)

kepada responden, dan jawaban-jawaban responden di catat atau di

rekam dengan alat perekam (tape recorder). Teknik wawancara dapat

di gunakan pada responden yang buta huruf atau tidak terbiasa

membaca dan menulis, termasuk anak-anak. Wawancara juga dapat di

lakukan dengan telepon.38 Data-data akan di kumpulkan lewat

penelitian ini sebagai data sekunder berupa dokumen penting yang

berhubungan dengan sumber data penelitian dan juga menjadi

gambaran umum tentang Persepsi Tokoh Masyarakat Desa Horinara

Terhadap Pemahaman Tauhid. Adapun yang akan diwawancara ialah,

ketua adat yakni bapak Arifin, tokoh agama yakni Bapak imbran kadir

dan bapak Hamzah, dan orang-orang yang berpengaruh, seperi ustad

Hamzah, bapak kahidir.

38
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.
5, 2002, Hlm. 67-68

31
Adapun nama informan sebagai berikut:

No
Nama Umur Profesi

1 Arifin 72 Ketua adat

2
Hamzah 69 Tokoh agama

3
Imran Kadir 68 Tokoh agama

4
Kahidir 70 Kepala desa

5 Lahaji Damri 56 Ketua RT

6 Ibrahim Balahawan 48 Ketua RT

7 Kadir Wato wai 75 Ketua adat

C. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah deskriptif analisys, yaitu

menggambarkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan topik pembahasan,

kemudian dijabarkan dan dikembangkan apa adanya sesuai dengan kenyataan. 39

Hasil analisis data tersebutlah yang kemudian dapat memberikan penjelasan dan

dapat menjawab pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti.

39
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metodologi Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES,
1939, Cet I, hal. 4

32
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Selayang Pandang

1. Sejarah Desa Horinara

Horinara merupakan nama dari salah satu desa yang ada di kecamatan

kelubagolit, Kabupaten Flores Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Desa ini memiliki jumlah penduduk 1.328 jiwa dan sebagian besar penduduknya

beragama islam.

Nama asli dari desa Horinara adala desa Horowura namun seiring

berjalannya waktu para sebagian toko adat kembali mengubah nama desa

Horowura tersebut menjjadi desa Horinara, nama Horinara adalah singkatan dari

Horowura Riangbaka Adonara.

Awal mula desa Horowura tersebut dihuni oleh dua suku yaitu suku

Kebel’eng dan suku Watowai kedua ini adalah dua suku yang bersaudara, suku

Kebel’eng menurut sejarah yang dipercayai oleh masyarakat desa Horinara

dianggap sebagai perwujutan perempuan, dan Watowai diangap sebagai

perwujutan laki-laki. Kedua suku tersebut awal mulanya berasal dari Serang

gorang Maluku, awal mulanya mereka melakukan perjalanan dangang dengan

menggunakan sebuah perahu untuk menyebrangi lautan. Namun dalam perjalanan

mereka kehabisan kayu bakar kemudian mereka berinisiatif untuk berlabuh

disuatu pantai yang ada di desa Watangpao. Desa Watangpao adalah nama sebuah

desa yang letaknya di pesisiran pantai pulau Adonara, Flores timur kecamatan

33
Adonara tengah. Lalu sampailah mereka di pantai tersebut dengan tujuan mencari

kayu bakar yang ada di pantai tersebut, setelah kayu terkumpulkan merekapun

kembali melanjjutkan perjalanan mereka menuju suatu tempat yang di mana

tempat itu pada awalnya belum ada kehidupan di tempat tersebut, namun seiring

berjalannya waktu, kedua suku tersebut ya’ni suku Waato Wai dengan suku

Kebel’eng mulai membangun kehidupan di tempat tersebut, hingah di berilah

nama dengan Desa Horowura, namun seiring berjalannya waktu tokoh adat

berdiskusi untuk di ubah lagi nama Desanya menjjadi Desa Horinara. 40

2. Sejarah Awal Mula masuknya Islam Di Desa Horinara

Pada zaman dahulu ada seorang ustadz yang bernama haji Tarbuang yang

berasal dari Kedang, dan ia menetap di desa Sagu, kemudian ia berjalan menuju

ke pasar dengan melewati desa Horinara bersama salah seorang masyarakat dari

desa Horinara, setelah ia pulang dari pasar merekapun singgah di Desa Horinara,

dari situlah pak haji Tarbuang tersebut diminta untuk menjelaskan dan

menda’wahkan islam di desa Horinara. Karena pada saat itu masyarakat Desa

Horinara belum ada yang beragama Islam, mereka masih berpegang teguh kepada

ritual adat yang masih banyak dengan praktek kesyirikannya.

Sejak kejadian itu haji Tarbuang mulai perlahan-lahan memperkenalkan

kepada masyarakat Horinara tentang agama Islam, dengan izin Allah Ta’ala

da’wah beliaupun diterima oleh masyarakat desa Horinara, da nada beberapa

masyarakat yang memeluk Islam berkat da’wah beliau.

40
Kahidir, Kepala desa, Wawancara lewat hp, 12 September 2019

34
Setelah melihat Islam diterima oleh Sebagaian masyarakat desa Horinara,

beliaupun kembali ke desa Sagu untuk melanjutkan da’wah beliau di desa

tersebut. Namun perkembangan Islam tidak hanya berhenti setelah beliau pergi ke

desa Sagu, da’wah beliau masih tetap dilanjutkan oleh sebagian kecil masyarakat

desa Horinara yang telah memeluk agama Islam, sehingga Islampun berkembang

lebih pesat hingga sampai saat ini Islam menjadi agama yang dimana menjjadi

mayoritas di Desa Horinara.41

3. Pemahaman Tokoh Masyarakat Horinara terhadap adat

Dalam kehidupan bermasyarakat di Desa Horinara, terdapat sesuatu yang

memang harus dilakukan secara turun menurun dan berkesinambungan, hal itu

dapat disebut juga dengan adat. Adat adalah hal yang sangat sakral bagi

masyarakat Desa Horinara, dalam pemahaman masyarakat desa ini adat adalah hal

yang paling utama dan harus didahulukan melebihi agama dan hal-hal yang

lainnya. Masyarakat Desa Horinara rela berhutang demi melaksanakan dan

menjalankan ritual adat dan mereka rela hidup miskin demi menjalankan ritual

adat atau kebid’ahan adat.

Adapun pemahaman tokoh masyarakat Desa Horinara terhadap ritual adat

dibagi menjadi beberapa klasifikasi, ada yang mewajibkan untuk melaksanakan

ritual adat atau kebid’ahan adat, terutama mereka yang beragama Katolik, namun

ada juga yang menganggap bahwa ritual adat atau kebid’ahan adat tidak wajib

untuk dilakukan dikarenakan para tokoh ini telah mamahami agama Islam,

terutama tauhid. Akan tetapi mereka masih takut untuk menyampaikan kepada

41
Ibrahim Bala Hawan, Ketua RT, Wawancara lewat Hp, 5 September 2019

35
masyarakat umum dikarenakan masyarakat di Desa Horinara masih sangat

mengedepankan ritual adat, mereka menganggap adat adalah sesuatu hal yang

lebih dahulu hadir di desa ini daripada agama Islam. 42

Tokoh adat Desa Horinara memiliki pemahaman adat yang didapatkan dari

silsilah keturunan, dan dipilih dari sosok yang lebih tua didalam suku tersebut,

biasanya tokoh adat adalah orang yang berpengaruh besar dalam kehidupan dan

ritual adat di Desa Horinara. Tokoh adat juga memiliki kharisma bisa memimpin

sukunya dan kata-katanya juga didengar oleh masyarakat setempat.

4. Pemahaman Tokoh Adat Desa Horinara terhadap Islam (Tauhid)

Dalam islam yang menjadi kunci untuk membawa kita menuju ke surga

adalah Tauhid, Tauhid adalah sesuatu yang membedakan antara seorang muslim

dan non muslim, maka dari itu penulis akan mendeskripsikan pemahaman tokoh

adat Desa Horinara terhadap tauhid, adapun pemahaman tokoh masyarakat desa

Horinara terhadap tauhid adapun pemahaman mereka terhadap tauhid di bagi

menjjadi dua kelompok:

Kelompok pertama yaitu tokoh-tokoh yang beragama Islam namun sama

sekali tidak memahami apa itu Tauhid dan kelompok kedua yaitu tokoh-tokoh

yang beragama Islam dan paham akan Tauhid namun masih sulit mengaplikasikan

dalam hidupnya maupun terhadap masyarakatnya, dikarenakan mereka adalah

tokoh adat yang beragama muslim namun mereka harus menggerakan masyarakat

desa Horinara untuk memimpin ritual adat maupun agama yang ada sebagian

42
Lahaji Damri, Tokoh RT, Wawancara Lewat Hp, 16 September 2019

36
ajaran Islam yang di lakukan beriringan dengan ritual adat, karnah bagi mereka

adat lebih awal hadir di desa Horinara daripada agama.

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan para tokoh masyarakat

desa Horinara terhadap pemahaman tauhid :

a. Tokoh adat

a) Bapak Kadir Wato wai

Bapak Kadir Wato wai adalah salah satu ketua adat dari suku Wato

wai yang beragama Islam, di Desa Horinara Kec. Kelubagolit, Kab.

Flores Timur, Prof. Nusa Tenggara Timur.

Menurut beliau tauhid adalah suatu istilah yang ada di dalam ajaran

Islam yang sama sekali tidak ada yang bertentangan dengan adat

masyarakat desa Horinara. Karena yang beliau pahami adalah adat

terlebih dahulu hadir dikalangan masyarakat desa Horinara daripada

agama Islam itu sendiri.43

b) Bapak Arifin

Bapak Arifin adalah tokoh adat yang ber agama Islam dari suku

Kebel’eng yang ada di Desa Horinara Kec. Kelubagolit, Kab. Flores

Timur, Prof. Nusa Tenggara Timur.

Menurut beliau tauhid adalah suatu istilah yang sering beliau dengar

di saat beliu mengerjakan sholat jum’at berjamaa’h di masjid Nurul

Ihsan Desa horinara Kec. Kelubangolit, Kab. Flores Timur, Prof. Nusa

43
Kadir Wato Wai, Tokoh Adat , Wawancara Lewat Hp, 17 September 2019

37
Tenggara Timur. Terkadang juga beliau mendengar kultum yang di

sampaikan oleh para ceramah di saat bulan Romadhon Di masjid Nurul

Ihsan Desa Horinara Kec. Kelubagolit, Kab. Flores Timur, Prof. Nusa

Tenggara Timur, yang di mana dalam khutbah Jum’at ataupun kultum

di bulam Romadhon sering di singgung istilah Tauhit. Karnah bapak

Arifin memang kurang faham lebih dalam tentang maknah atau arti

dari Tauhid itu sendiri, membuat bapak Arifin sendiripun hanya

mengingat istilah Tauhit itu sendiri dan di karnahkan bapak Arifin juga

kurang mendapatkan dekat dengan orang yang faham akan apa itu

Tauhid dan memang dengan keterbatasan orang yang faham akan apa

itu Tauhid yang berdomisili atau juga kurangnya Da’i yang datang

berdardakhwah di Desa Horinara Kec. Kelubagolit, Kab. Flores Timur,

Prof. Nusa Tenggara Timur. Sehingga membuat bapak Arifin merasa

bahwa mungkin tidak terlalu penting baginya, dan juga karnah

memang sesu kepercayaan Masyarakat Desa Horinara yang memang

lebih condong kepada pemahaman adat atau menganggap bahwa

adatlah yang memang lebih awal hadir di Desa Horinara daripada

agama islam itu sendiri.

Bapak Arifin sendiri memang ada rasah ingin tau tentang apa itu

Tauhid, yang sering bapak Arifin dengar dari Khutbah Jum’at dan

kultum di Bulan Romadhon, namun dalam penjjelasan Khutbah Jum’at

maupul kultum di bulan Romadhon terlalu tinggi bahasa yang di

38
gunakan oleh para penceramah di saat menyampaikan Khutbah Jum’at

ataupun kultum di bulan Romadhon.44

b. Tokoh Agama

a. Bapak Hamzah

Bapa Hamzah adalah salah satu tokoh agama yang ada di masjid Nurul

Ihsan Desa Horinara Kec. Kelubagolit, Kab. Flores Timur, Prof. Nusa

Tenggara Timur.

Menurut bapak Hamzah tentang apa itu Tauhid adalah suatu keyakinan

atau kepercayaan yang harus di tanam atau di tetapkan dalam hati

setiap ummat Islam, kita sebagai ummat Islam sungguh sangat di

sayangkat jika tidak memahami apa itu Tauhid, di karenakan Tauhid

adala salah satu keutamaan yang harus kita ketahui, kita fahami, kita

yakini dengan hati, ungkapkan dengan lisan dan di aplikasikan dalam

kehidupan kita masing-masing lalu mengajarkan kepada seluruh

ummat Islam.

Namun kenyataannya untuk kita sebagai masyarakat Desa Horinara

pada umumnya masih sangat sulit untuk mengaplikasikan kedalam

kehidupan kita, jangankan kedalam kehidupan kita, kadang orang yang

faham terhadap apa itu Tauhutpun masih melakukan atau mengerjakan

kesyirikan.

Lgipula terkadang juga ketika kita sudah faham terhadap apa itu

Tauhid masih sangat sulit untuk mengaplikasikan ataupun

44
Arifin, Tokoh Adat, Wawancara Lewat Hp, 22 Oktober 2019

39
mengajarkan kepada masyarakat Desa Horinara, karnah pada

umumnya masyarakat Desa Horinara masih memegang teguh adat

istiadat peninggalan nenek moyang kita, karnah menurut mereka, adat

atau ritual adat yang telah di wariskan kepada kita, sudah seharusnya

kita sebagai masyarakat Desa Horinara memegang teguh pada adat dan

mengaplikaskan secara turun temurun, dan juga kurangnya

keterbukaan antara Tokoh agama kepada masyarakat Desa Horinara

Tentang hakikat Tauhit, dan juga kurangnya ilmu dalam berdakwah

ataupun ilmu Fiqih Dakwah, sehingga ketidak tahuan masyarakat Desa

Horinara terhadap apa itu Tauhid sanagatlah minim bahkan ada

sebagian masyarakat Desa Horinarapun masih tidak tahu akan apa itu

Tauhid.

Adapun Tauhid di bagi menjjadi tiga poin atau bagian yang harus juga

kita sebagai ummat Islam harus mengetahui atau memahami apa itu

makna dari Tauhid dan berapa poin atau bagian Tauhid itu di bagi.

Adapun pembagian daripada Tauhid itu sendiri di adalah, Tauhid

Rububiyah, yaitu kita sebagai umat Islam perlu memahami dan

meyakini bahwa sang Kholiq yaitu Allah Subhanahu Wata’alalah yang

menciptakan seluruh alam jagat raya ini, bahwa sanya hanya Sang

Kholiq Allah Subhanahu Wata’alalah yang hanya bisa menciptakan

segala sesuatu yang ada di seluruh jagat raya ini, jika kita sebagai

ummat Islampun masih memahami bahwa selain Allah Subhanahu

Wata’alah masih ada yang mampu menciptakan seluruh yang ada di

40
jagat raya ini, maka kita telah ter jerumus dalam kesyirikan, yaitu

meyakini bahwa ada kekuatan lain selain kekuatan Allah Subhanahu

Wata’ala yang mampu menciptakan seluruh yang ada di jagat raya ini.

Yang kedua iyalah Tauhid Uluhiyah, Tauhid Uluhiyah adalah segala

macam bentuk ibadah yang kita lakukan semata-mata hanyalah kepada

Allah Subhanahu Wata’ala, tidak boleh kita sebagai ummat Islam

beribadah kepada selain Allah Subhanahu Wata’ala, jika kita

melakukan atau melaksanakan segala macam bentuk ibadah namun

tidak kepada Allah Subhanahu Wata’ala, maka ibadah kita akan sia-sia

dan yang paling bahaya adalah kita akan terjerumus kepada kesyirikan.

Dan adapun poin ketiga dari poin-poin Tauhid adalah, Tauhid Asma

Wasifat. Tauhit Asma Wasifat iyalah, meyakini nama-nama Allah

Subhanahu Wata’la dengan berbagai macam nama-namaNya ataupun

dengan meyakini segalanya yang telah menjjadi sifatNya, yaitu Allah

Subhanahu Wata’ala maha pengasi lagi maha penyayang, maha besar,

maha kuasa, sang raja di atas raja, sang pemberi rizki, dan segalanya

yang sudah dan telah tetap menjjadi nama ataupun sifatNya. 45

b. Bapak Imran Kadir

Bapak Imran Kadir adalah salah satu tokoh agama di masjid Nurul

Ihsan Desa Horinara Kec. Kelubagolit, Kab. Flores Timur, Prof. Nusa

Tenggara Timur. Menurt bapak Imran Kadir tenteng Tauhid adalah,

Suatu keyakinan atau kepercayaan yang memang harus di miliki oleh

45
Bapak Hamzah, Tokoh Agama, Wawancara Lewat Hp, 17 Agustus 2019

41
setiap ummat Islam, jika kita sebagai ummat Islam namun tidak

memahami hakikat Tauhit, maka islam yang kita peluk kita yakini

sebagai agama kita hanyalah tulisan yang tertulis sebagi pelengkap

kolom yang ada pada KTP kita, kenapa,? Iya karnah kita sebagai umat

Islam sendiri tidak memahami hakikat Tauhit itu sendiri.

Dalam Islam, ada suatu sebutan atau istilah, yang di mana istilah itu

adalah Tauhit, naah apa itu Tauhit? Tauhit adalah keyakinan yang

memang harus di tanamkan kepada hatikita sebagai manusia yang

mengaku beragama Islam, Tauhid juga merupakan hal yang terpenting

dalam agama Islam, karnah Tauhidlah kita bisa mengenal siapa tuhan

kita, siapa yang menciptakan alam semesta beserta isinya, siapa yang

memiliki sifat atau nama-nama yang indan.

Yang paling kita takuti adalah, ketika kita tidak memahami makna dari

apa itu Tauhit, maka kita akan mengambang begitusaja, di karenahkan

kita hanya mengaku islam namun tidak memahami makna dari apa itu

Tauhit.

Segala bentuk kesyirikan kita lakukan, karnah tidak memahami makna

Dari apa itu Tauhid. Perlu kita ketahui bahwasanya Tauhid itu terbagi

menjjadi Tiga bagian, di antaranya Tauhit Rububiyah, Tauhid

Uluhiyah, Tauhit Asma Wasyifat. Ketiga poin dari Tauhid tersebut

iyalah pada intinya bagaimana kita yakin dengan keyakinan yang

hakiki terhadap ke kuasaan Allahn Subhanahu Wata’ala bahwasanya

dengan segala yang ada di seluruh jagat raya ini adalah ciptaanNya,

42
tidak ada yang menciptakan segala sesuatu sehab Allah Subhanahu

Wata’ala, hanya Allah Subhanahu Wata’alalah yang mampu

menciptakan segala sesuatu yang memang bisa jadi awal mulanya

tidak ada bisa menjjadi ada, sesuatu yang suda ada bisa di tiadakan

olehNya. Jika kita kemudian mengakui kekuatan yang dimana ada

kekuatan yang lebih besar daripada kekuatanNya tentu kita akan

terjerumus di dalam kesyirikan. Kita sebagai ummat Islam juga perlu

mengetahui bahwasanya jika ketika kita melakukan segala bentuk

peribadatan, tentunya dengan niat, tujuan dan semua itu kitalakukan

hanya semata-mata kepada Allah Subhanahu Wata’ala, karnah apabila

kita berpaling dariNya tentuu dan tentu akan terjerumus juga kedalam

dosa Syirik, menyekutukan Allah Subhanahu Wata’ala sampai pada

meyakini semua nama-nama dan sifat-sifatnya, yang di mana tidak ada

satu ciptaanpun yang mampu memiliki sifat-sifat yang indah

sepertiNya.46

c. Kepala Desa

Bapak Kahidir

Bapak Kahidir adalah kepala desa di Desa Horinara, Kec. Kelubagolit,

Kab. Flores Timur, Prof. Nusa Tenggara Timur yang ber agama Iaslam.

Menurut bapak Kahidir tentang apa itu Tauhit adalah, suatu keyakinan

atau pemahaman yang mendasar yang harus di mikiki oleh seluruh ummat

Islam, karnah dengan memahami apa itu Tauhid maka kita sebagai ummat

46
Imran Kadir, Tokoh Agama, Wawancara Lewat Hp, 21 Oktober 2019

43
Islam akan terhindar dari Dosa besar yaitu Syirik, menyekutukan sang

Kholiq dengan meyakini bahwa ada kekuatan lain yang ada pada

makhluknya yang kita bisa minta tolong ataupun bergantung pada

makhlukNya sang kholiq, se akan-akan makhluk ciptaaNya memiliki

kekuatan layaknya kekuatanNya.

Jika kita sebagai ummat Islam tidak memahami apa itu Tauhid maka

kitapun akan dengan mudah menyekutukan sang Kholiq, dalam perbuatan

maupun keyakinan, maka dari itu, kita sebagai ummat Islam sudah saatnya

kita menggali apa itu Tauhid, ,e,pelajari ilmu-ilmu tentang Tauhid

agarsupaya kita terhindar dari kesyirikan, dan mengaplikasikannya

kedalam kehidupan kita masing-masing, kepada keluarga kita dan kepada

seluruh ummat Islam yang ada di muka bumi ini, agar kita sebagai ummat

Islampun terlihat saling pedulih oleh sang Kholiq bahwasanya kita sesama

ummat Islam tidak mau salah satu di antara kita, ada yang tersesat oleh

kesyirikan. Namun perlu juga kita ketahui bahwasanya kita sebagai ummat

Islam sebelum kita berdakwah, terlebidahulu memahami kondisi atau

keadaan suatu masyarakat, kebanyakan dari kita sebagai ummat Islam

ketika berdakwah mungkin terlalu semangat hingga menhyampaikan ilmu

Tauhit dengan cara yang tidak di inginkan oleh masyarakat pada

umumnya, semisal dengan spontan mengatakan secara langsung bahwa

adat ritual yang kita lakukan itu adalah dosa yang sangat besar, jika kita

melakukan kesyirikan maka semua amal ibadah kita akan hilang, contoh

ini adalah dakwah yang tidak sesuai denga masyarakat Desa Horinara,

44
kenapa, karnah kita sebagai masyarakat Desa Horinara masih memegang

teguh pada adat beserta ritual-ritualnya, sehingga perlu di sa’at kita

berdakwah cara yang paling abai yang harus kita lakukan adalah dengan

perlahan-lahan, karnah kita yang ada di Desa Horinara ini masih banyak

yang berbedah cara menerima suatu kebenaran, sehinggah ketika ktika kita

berdakwah haruslah memilih bahasa atau nada yang bisa di pahami atau di

terima dengan baik oleh masyarakat Desa Horinara ini. 47

d. Ketua RT

1) Bapak Lahaji Damri

Bapak Lahaji Damri adalah salah satu ketua RT yang beragama islam

yang ada di Desa Horinara Kec. Kelubagolit, Kab. Flores Timur, Prof.

Nusa Tenggara Timur. Menurut Bapak Lahaji Damri Tauhit adalah,

kepercayaan yang dalam dari hati seorang Muslim, yang memang

kepercayaan itu timbul dari lubuk hati di awali karna adanya

pengetahuan kita tentang ilmu Tauhit, dan dengan keyakinan itu kita

yakin bahwasanya hanya Allah Subhanahu Wata’alalah tempat kita

meminta, tempat kita beribadah, tempat segala-galanya.

Jika kita telah memahami tentang apa itu Tauhit atau apa itu makna

dari Tauhit, maka sudah seharusnya kita meninggalkan segalamacam

bentuk perbuatan yang berbau syirik, misalnya ketika kita beribadah,

maka janganlah beribadah kepada selain kepadaNya, jika kita

meyakini suatu kekuatan maka bahwasanya tidak ada kekuatan yang

47
Bapa Kahidir, Kepala Desa, Wawancara Lewat Hp, 20 Oktober 2019

45
lebih besar kecuali kekuatanNya, tidak boleh kita meminta susuatu

selain kepadaNya dan kitapun harus meyakini dengan segalah sifat-

sifatNya.

Adapun ketika kita sebagai ummat Islam yang telah memahami makna

atau arti dari Tauhid, jangan juga terlalu tergesa-gesa atau berlebihan

semangatnya dalam merubah kebiasaan yang di mana kebiasaan

tersebut telah atau sudah menjjadi kebiasaan masyarakat Desa

Horinara, terutama ritual adat. Di karnakan masyarakat Desa Horinara

masih sangat kental akan ritual adat yang memang sudah menjjadi

turun-temurun telah di lakukan. Tentunya dengan kesabaran yang

dalam jika ingin mengubah kebiasaan ritual adat (Syirik) yang di

lakukan oleh mayarakat Desa Horin, untuk meninggalkan kebiasaan itu

dan kembali ke jalan yang benar.

Karnah seperti yang kita lihat, bahwasanya Masyarakat Desa Horinara

pada umumnya masih memegang teguh terhadap kepercayaan atau

keyakinan yang telah di warisi oleh nenek moyang mereka, maka dari

itu kesabaranlah yang harus kita kedepankan dalam berdakwah untuk

mengubah kebiasaan atau kesyirikan yang sudah sekianlama di

lakukan oleh masyarakat Desa Horinara agar bisa dengan baik

menerima atau mengikuti apa yang telah kita sampaikan, dalamhal

kesyirikan.48

48
Lahaji Damri, Ketua RT, Wawancara Lewat Hp, 23 Oktober 2019

46
2) Bapak Ibrahim Balahawan

Bapa Ibrahim Balahawan adalah salasatu ketua RT yang beragama

Islam di Desa Horinara Kec. Kelubagolit, Kab. Flores Timur, Prof.

Nusa Tenggara Timur. Menurut Bapak Ibrahim Balahawan tentang

Tauhid adalah, sesuai yang dia dengar dari khotbah Jum’at dan sering

juga di saat kultum pada bulan Romadhon bahwasanya Tauhit itu

adalah suatu keharusan yang di yakini oleh setiap ummat Islam, di

antaranya iyalah, tidak boleh meminta pertolongan atau beribadah

kepada selain Allah Subhanahu Wata’ala karnah itu adalah suatu

perbuatan yang sangat tidak di inginkan oleh Allah Subhanahu

Wata’ala. Yang jika kita melakukan perbuatan syirik tersebut, maka

semua amal ibadah kita akan terhapuskan oleh perbuatan itu. Namun

jika kita ingin menerapkan hukum Tauhit itu kepada masyarakat Desa

Horinara, sanagt tidaklah mudah, paling juga hanya buat di terapkan

untuk dirikita sendiri ataupun keluarga terdekat kita, selebihnya

sangatlah tidak mudah di karnahkan masyarakat Desa Horinara masi

sangat kental kepercayaan mereka terhadap ritual adat yang telah

mereka dapatkan dari nenek moyang mereka.49

49
Ibrahim Bala Hawan, Ketua RT, Wawancara Lewat Hp, 23 Oktober 2019

47
e. Pembahasan

Berdasarkan dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Desa

Horenara memiiki masyarakat dengan pemahaman yang sebagai berikut:

2. Masyarakat yang cenderung lebih mendahulukan tradisi adat istiadat dari

nenek moyang terdahulu meskipun dari tradisi adat istiadat sangat

bertentangan dengan Akidah

3. Masyarakat Desa Horinara meskipun mereka sebagian sudah memahami

bahwa tradisi yang dibawa nenek moyang bertentangan dengan Aqidah akan

tetapi tetap menjalaninya dikarenakan tradisi ini yang pertama muncul yang

harus dikedepankan

4. Kurangnya jiwa komitmen dan ketegasan para tokoh Islam dalam amar

ma’ruf nahi mungkar yang secara dilangsung masih takut ketika terjun

dilapangan untuk menyampaikanya.

48
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan yang telah di bahas di dalam bab empat,

maka peneliti menyimpulkan bahwa kondisi pemahaman Tokoh

masyarakat Desa Horinara terhadap pemahaman Tauhid sebagian besar

telah memahami ilmu Tauhit, akan tetapi mereka masih belum maksimal

dalam mengaplikasikannya baik di lingkungan keluarga maupun di

lingkungan masyarakat Desa Horinara.

Adapun hal itu di sebabkan oleh kepercayaan masyarakat Desa

Horinara terhadap ritual adat yang telah di wariskan oeleh nenek moyang

mereka, yang mana kepercayaan tersebut masih di lestarikan sampai saat

ini.

B. Saran

Supaya masyarakat bisa berubah maka di perlukan (di butuhkan) Da’i

yang mengerti kondisi masyarakat Desa Horinara. Dengan kata lain Da’i

yang di butuhkan oleh masyarakat disana adalah sebagai berikut.

1. Seorang Da’I mengerti tentang ketahidan dan nilai-nilainya baik secara

tekstual maupun kontekstual.

2. Seorang Da’i mengerti adat istiadat, kebudayaan, dan kultur

masyarakat secara umum (khususnya Desa Horinara).

3. Seorang Da’I harus mengerti Fiqh da’wah (mengerti tatacara

berdakhwah).

49
DAFTAR PUSTAKA

Al-Khumayyis, Muhammad bin Abdurrahman, Syirik dan Sebabnya,

Jakarta: Gema Insani Press.

Al-Fauzan, Shalih Bin Fauzan, Kitab Tauhid 1, Jakarta: Yayasan As-

Shofa, cet II, 2000,

al-Atsari, Abdullah bin ‘Abdul Hamid, Intisari ‘Aqidah Ahlussunnah

Waljama’ah, Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2006,

Budianta, Melani dkk, Membaca Sastra, Pengantar Memahami Sastra

Untuk Perguruan Tinggi, Magelang: Indonesia Tera, 2002,

Budiono, MA, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Karya

Agung, 2005,

Candra, Wayan, Gusti Ayu Harini dan Nengah Sumitra (Ed), Psikologi

Landasan Keilmuan Praktik Keperawatan Jiwa, Yogyakarta: Penerbit Andi,

KDT,

Damri Lahaji, Tokoh Agama, Wawancara, Desa Horinara Flores Timur,

24 September 2019

Effendy, Onong Uchjana, Ilmu teori dan Komunikasi, Bandung: PT. citra

Aditya Bandung, 2007,

el-Bugisy, Hasan, Gaul Dengan Al-Qur’an: Pesan-pesan Al-Qur’an Yang

Dahsyat Untuk Kamu Yang Muda, Google Book, Selasa 15 Oktober 2019, Hal. 52

50
Gunawan, Imam , Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik,

Jakarta: Bumi Aksara, 2013,

Hamzah, Tokoh Agama, Wawanvcara, Desa Horinara Flores Timur, 27

September 2019

Hamzah, Tokoh Agama, Wawancara Lewat Hp, 17 Agustus 2019

Hawan, Ibrahim Bala, Ketua RT, Wawancara, Desa Horinara Flores

Timur, 27 September 2019

Ibrahim Bala Hawan, Ketua RT, Wawancara Lewat Hp, 23 Oktober 2019

Jawaas, Yazid bin Abdul Qadir, Syarah Aqidah Ahlussunnah wal

Jama’ah, Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2006, Hal. 384

Komarudin dan Yooke Tjjuparmah S. Komaruddin (Ed), Kamus Istilah

Karya Tulis Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2000,

Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC, 2004,

Sutrisman, Dudih. Pendidikan Politik, Persepsi, Kepemimpinan, Dan

Mahasiswa, Bogor : Guepedia Publisher, 2019,

Rizqi, Muhammad, Peran Tokoh Agama Dalam membina Akhlakul

Karimah Ibu-Ibu Buruh Tani Umur 30-50 Tahun di Desa Karangkerta Tukdana

Kabupaten Indramayu, Skripsi, IAIN Syeikh Nurjati Cirebon, 2015,

Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Kartika, 1997,

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999,

51
Sulistiono, Roni (Ed), Top One SBMPTN SOSHUM 2019, Jakarta: PT

Bintang Wahyu, 2018,

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung:

Alfabeta, 2012,

Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2002,

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (Ed), Metodologi Penelitian

Survei, Jakarta: LP3ES, 1939,

Kahidir, Kepala desa, Wawancara lewat hp, 12 September 2019

Kadir Wato Wai, Tokoh Adat , Wawancara Lewat Hp, 17 September 2019

Adat, Wawancara Lewat Hp, 22 Oktober 2019

Imran Kadir, Tokoh Agama, Wawancara Lewat Hp, 21 Oktober

Kahidir, Kepala Desa, Wawancara Lewat Hp, 20 Oktober 2019

52

Anda mungkin juga menyukai