Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi berupa pesan, ide, gagasan dari
komunikator ke komunikan (penerima pesan) sehingga memberikan efek, reaksi atau
tanggapan balik dari penerima pesan dengan menggunakan media atau alat berupa simbol-
simbol yang digunakan untuk memindahkan pesan. Komunikasi merupakan proses
penyampaian informasi simbol-simbol yang didengar, dilihat dan dimengerti tetapi
penyampaian infomasi secara keseluruhan termasuk perasaan orang yang menyampaikan
informasi tersebut (Cahyono, 2020).

Menurut Mulyana komunikasi merupakan interaksi antara satu orang dengan orang lain
atau dengan kata lain terjadinya interaksi antara sumber pemberi pesan dengan penerima
pesan sehingga terjadi pemahaman atas pesan yang disampaikan. Sedangkan Komala
mengemukakan komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama melalui
pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta berusaha
mengubah sikap dan tingkah laku (Maulana, 2017).

Melalui komunikasi, individu bisa melakukan interaksi antara satu dengan yang lainnya
dalam memperoleh tujuan bersama yang sudah ditetapkan mampu memahami sikap dan
perasaan antara kedua belah pihak. Hal ini merupakan fungsi dasar dalam komunikasi.
Keberhasilan komunikasi terjadi apabila komunikator dan komunikan mampu menafsirkan
sama terhadap isi pesan atau informasi yang disampaikan (Novianti dan Sondakh, 2017).

Untuk mencapai komunikasi yang efektif, seorang komunikator selain dituntut untuk
mengenal dirinya terlebih dahulu, dia juga harus memiliki kepercayaan (credibility), daya
tarik (attractiveness), dan kekuatan (power). Selain itu, yang menentukan keberhasilan
komunikasi adalah homophily, yaitu adanya kesamaan yang dimiliki oleh seorang
komunikator dengan khalayak. Untuk melakukan komunikasi secara efektif dan efisien harus
didukung oleh kemampuan sang komunikator dalam menyampaikan informasi atau pesan
(Juanda, 2017).
Menurut Gary Cronkhite dalam Rosady, (2003:89) ada 4 pendekatan atau asumsi pokok
memahami komunikasi, yaitu :
a. komunikasi merupakan suatu proses.
b. Komunikasi merupakan pertukaran pesan.
c. Komunikasi merupakan suatu interaksi yang bersifat multidimensi. Yaitu berkaitan
dengan dimensi dan karakter komunikator, pesan yang akan disampaikan pada
media yang dipergunakan, komunikasi yang menjadi sasaran dan dampak-dampak
yang timbul.
d. Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu atau
maksud ganda.
Dalam melakukan komunikasi terdapat proses pertukaran pesan atau penyampaian
pesan antara komunikator dengan komunikan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang
bisa menimbulkan dampak dan saling pengertian terhadap isi pesan (Suprapto, 2009).
Mendefinisikan komunikasi tidaklah begitu sulit, sehingga banyak para ilmuwan
membuat definisinya. Untuk dapat mengetahui dan memahami makna komunikasi, maka
dikemukakan definisi komunikasi secara etimologi, terminologi dan paradigmatis.
A. Definisi komunikasi secara etimologi
Komunikasi secara etimologi yaitu pengertian komunikasi yang ditinjau dari asal usul
kata atau sumber bahasa. Komunikasi berupa suatu kata yang asal katanya dari berbagai
bahasa. Dalam bahasa Latin, komunikasi itu adalah communicare yang berarti berbagi
(Afdjani, 2014: 5). Selain itu disebut juga communication yang bersumber dari asal kata
communis,, berarti sama makna. Kata communis berasal dari akar kata communico yang
berarti berbagi (Effendi,1997:9). Dengan demikian, maka komunikasi secara etimologi dari
bahasa latin berarti berbagi dengan sama makna.
Selain dari bahasa Latin, komunikasi juga dapat dilihat dalam bahasa Inggris yaitu
communicate dan communication (Suyomukti, 2012: 56). Communicate merupakan kata
kerja dan communication adalah benda. Communicate sebagai kata kerja memiliki 4 maknya,
yaitu :
a. Komunikasi yaitu bertukar pikiran, perasaan dan informasi.
b. Komunikasi yaitu aktivitas seseorang untuk menjadikan orang lain tahu dan paham.
c. Komunikasi yaitu aktivitas seseorang untuk membuat orang lain sama (sama
makna).
d. Komunikasi yaitu aktivitas manusia untuk mempunyai sebuah hubungan yang
simpatik.
Kemudian communication sebagai kata benda memiliki 4 makna sebagaimana
diuraikan sebagai berikut :
a. Komunikasi yaitu pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama dan informasi.
b. Komunikasi yaitu proses pertukaran di antara individu-individu melalui sistem
simbol yang sama.
c. Komunikasi yaitu seni untuk mengekpresikan gagasan-gagasan.
d. Komunikasi yaitu ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi.
Berdasarkan makna komunikasi baik sebagai kata kerja maupun kata benda dapat
diketahui bahwa komunikasi yang dilakukan manusia bermaksud merajut persamaan dengan
manusia lain. Seseorang yang melakukan proses komunikasi selalu mengharapkan partisipasi
dari orang lain atau bertindak sesuai dengan tujuan dan harapan atau pesan yang
disampaikan. Dengan demikian, maka secara etimologi komunikasi adalah pertukaran pesan
baik berupa pikiran, perasaan ataupun informasi melalui simbol yang sama.
B. Definisi komunikasi secara terminologi
Secara terminologi maksudnya melihat makna komunikasi menurut istilah. Secara
umum komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari suatu sumber
(komunikator) kepada penerima (komunikan). Sumber atau komunikator dalam komunikasi
itu beragam, bisa manusia hewan dan lainnya, begitu juga dengan penerima atau komunikan
pesan. Bilamana dalam penyampaian pesan, sumber dan penerimanya manusia, maka
aktivitas itu disebut komunikasi manusia (human communication) ( Widyananda, 2020).
Komunikasi manusia adalah proses melalui individu di dalam hubungan, kelompok,
organisasi dan masyarakat membuat dan menggunakan informasi untuk berhubungan satu
sama lain dan lingkungan (Ruben dan Stetwart, 2013: 19). Kemudian, bila penyampaian
pesan dilakukan oleh lawan dan ditujukan kepada hewan disebut sebagai komunikasi hewan.
Seperti, komunikasi gajah dengan gajah, semut berkomunikasi dengan sebut dan sebagainya.
Selain itu, komunikasi juga dapat berlangsung antara manusia dengan Tuhan
penciptanya. Penyampaian pesan oleh manusia kepada Tuhan dan sebaliknya dari Tuhan
kepada makhluk disebut sebagai komunikasi transedental (Ridwan, 2013: 195). Bencana
alam seperti banjir, gunung meletus, kabut asap dan lain sebagainya merupakan contoh pesan
yang disampaikan Tuhan kepada makhluknya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-
Quran surat Al-Rum [30] : 44.
Komunikasi meupakan aktivitas yang amat penting dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman tentang makna komunikasi. Menurut
Littlejohn ada tiga faktor yang harus ada pada konsep komunikasi.
a. Komunikasi harus terbatas pada pesan yang sengaja diarahkan kepada orang lain
dan diterima oleh mereka.
b. Komunikasi harus mencakup semua perilaku yang bermakna bagi penerima, apakah
disengaja ataupun tidak.
c. Komunikasi harus mencakup pesan-pesan yang dikirimkan secara sengaja, namun
sengaja ini sulit ditentukan.
Komunikasi adalah sebuah proses sistematis dimana orang berinteraksi dengan dan
melalui simbol untuk menciptakan dan menafsirkan makna. Dari pengertian itu, ada tiga kata
kunci yaitu proses, sistematis dan simbol. Pertama proses, berarti sedang berlangsung dan
selalu bergerak, bergerak semakin maju dan berubah secara terus menerus. Kedua sistematis,
berarti bahwa terjadi dalam suatu sistem yang saling berhubungan memengaruhi satu sama
lain. Ketiga simbol, yaitu mencakup pesan verbal dan non verbal, seni dan musik.
Dengan demikian, maka secara terminologi komunikasi adalah proses penyampaian
pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media untuk menciptakan dan
menafsirkan makna.
C. Komunikasi secara Paradigmatis
Komunikasi secara paradigmatis adalah definisi komunikasi yang disampaikan oleh
para ahli (ilmuwan). Definisi yang disampaikan bersifat intensional dan mengandung tujuan
tertentu, sehingga harus dilakukan perencanaan. Penyampaian dapat dilakukan secara lisan
ataupun tulisan dengan berbagai jenis mediaseperti media massa dan media non massa.
Media massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film, sebagainya (Widyananda, 2020).
Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan dari komunikator kepada
komunikan dengan tujuan untuk mengubah pengetahuan (kognitif) atau mengubah sikap
(afektif), atau mengubah perilaku (behavioral) baik dilakukan secara langsung atau tatap
muka (face to face) maupun tidak langsung atau melalui media teknologi. Komunikasi
sebagai proses dengan mana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti
(Yetty, 2017).
Suatu pesan dapat diterima dengan baik, bilamana memperhatikan empat hal yang
mempengaruhinya yaitu keterampilan, sikap, pengetahuan, sistem sosial-budaya. Sukses
seseorang dalam berkomunikasi tergantung pada keterampilan yang dimiliki orang tersebut.
Demikian juga sikap, karena sikap mempengaruhi perilaku seseorang. Kegiatan komunikasi
akan dirintangi oleh sejauh mana pengetahuan seseorang mengenai topik tertentu. Seseorang
tidak akan dapat mengkomunikasi mengenai topik tertentu manakala orang tersebut tidak
menguasai topik yang dibicarakannya (Erlina, 2014).
Sekitar empat puluh tahun yang lalu tepatnya 1976, Frank Dance dan Carl Larson
mengidentifikasi definisi komunikasi yang berbeda satu sama lainnya. Hasilnya ada 126
definisi komunikasi yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi
itu kompleks, sehingga dapat dilihat dari berbagai perspektif atau pandangan. Suyomukti
(2012: 56) mengatakan bahwa “perbedaan definisi mengenai komunikasi disebabkan oleh
tiga faktor yaitu komunikasi dilihat dari tingkat observasi atau derajat keabstrakannya;
komunikasi dengan tingkat kesengajaan; dan komunikasi dengan tingkat keberhasilan dan
diterimanya pesan”.
a. Pertama komunikasi dilihat dari tingkat observasi atau deraajat keabstrakannya.
Faktor ini mengklasifikasikan komunikasi atas dua sifat yaitu komunikasi umum
dan komunikasi khusus. Komunikasi yang bersifat umum adalah komunikasi
dimana adanya proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya
dalam kehidupan. Tidak ada kehidupan manusia yang terlepas dari proses
komunikasi. Sedangkan komunikasi yang bersifat khusus adalah komunikasi yang
digunakan sebagai alat (instrument) untuk tujuan dan bidang-bidang khususnya
dalam kehidupan. Tujuan komunikasinya seperti mengirimkan pesan militer,
perintah dan sebagainya melalui telepon, telegraf, radio, kurir dan sebagainya.
b. Kedua komunikasi dengan tingkat kesengajaan. Komunikasi dilakukan secara sadar
yaitu pesan dan tindakan mengirimkan pesan dilakukan secara sadar atau sengaja.
Komunikasi dipahami sebagai situasi-situasi yang memungkinkan komunikator
mentransmisikan suatu pesan kepada komunikan. Sesuai dengan faktornya tingkat
kesengajaan, maka aktivitas komunikasinya dilakukan secara sengaja atau disadari.
Tujuan dilakukan komunikasi untuk memberikan atau mengubah pengetahuan
(kognitif) ataupun perilaku (behavioral) si komunikan atau penerima pesan.
c. Ketiga komunikasi dengan tingkat keberhasilan dan diterimanya pesan. Komunikasi
dilihat dari segi keberhasialan dan diterimanya pesan dari komunikator kepada
komunikan (penerima). Komunikasi ini dimaknai sebagai proses pertukaran
informasi untuk mendapatkan saling pengertian atau pemahaman (Mukhlis, 2013).
Selanjutnya untuk melihat pengertian komunikasi secara paradigmatis, maka diuraikan
beberapa pendapat para ahli yang diperoleh dari berbagai literatur. Claude Shannondan
Waren Weaver memberikan definisi komunikasi pada tahun 1949 masehi. Shannon adalah
seorang ahli matematika sedangkan Weaver adalah seorang peneliti penyakit kanker.
Menurut kedua ilmuwan ini komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang salim
mempengaruhi satu sama lainnya, baik dilakukan sengaja ataupun tidak sengaja, baik
menggunakan verbal ataupun nonverbal (Cangara, 2012: 22).
Shannon dan Weaver memaknai komunikasi sebagai alat dalam berinteraksi.
Tujuannya adalah untuk saling mempengaruhi. Komunikasi itu dapat berlangsung secara
sengaja maupun tidak disengaja menggunakan pesan verbal ataupun nonverbal. Kemudian
pada 1981, Roger bersama D. Lawrence Kincaid mengungkapkan definisi lain tentang
komunikasi. Menurut mereka, komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada
gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
Harold D. Laswell sebagaimana dikutip oleh Muhammad mengatakan bahwa
komunikasi adalah siapa, mengatakan apa, dalam media apa, kepada siapa, dan apa efeknya.
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan
melalui media dengan menimbulkan efek. West dan Turner mengartikan komunikasi sebagai
proses sosial yang memosisikan individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk
menciptakan dan menginterprestasikan makna dalam lingkungan mereka.
Prof. Onong Uchjana Effendy mendefinisikan komunikasi adalah proses penyampaian
pesan (pikiran atau perasaan) dari komunikator kepada komunikan. Pikiran berupa gagasan,
informasi, opini dan lain-lain. Sedangkan perasaan berupa keyakinan, kepastian, keragu-
raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya.
Dengan demikian, maka komunikasi secara paradigmatis adalah proses penyampaian pesan
verbal maupun nonverbal baik berupa pikiran, perasaan ataupun informasi dari komunikator
kepada komunikan melalui media dengan menimbulkan efek yakni berubah pengetahuan,
sikap atau perilaku (Suprapto, 2009)

2.1.2 Tujuan Komunikasi

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, keberadaan komunikasi menjadi persyaratan


mutlak dalam berinteraksi sosial. Begitulah pentingnya komunikasi, sebab melaluinya
manusia dapat mengetahui nilai-nilai yang berlangsung dalam kehidupan bermasyarakat. Ada
empat nilai komunikasi yang dimaksud yaitu nilai pribadi, nilai hubungan, nilai profesional
dan nilai budaya (Nizar, 2018).

Nilai pribadi adalah suatu nilai yang berkaitan dengan upaya manusia memperoleh
identitas pribadi melalui komunikasi secara satu dengan yang lainnya. Nilai hubungan yaitu
komunikasi merupakan cara utama manusia berhubungan dengan manusia lainnya baik
secara verbal maupun nonverbal. Nilai profesional bermakna bahwa kesuksesan profesional
berkaitan erat dengan keterampilan berkomunikasi. Nilai budaya bermakna komunikasi
verbal dan nonverbal mencerminkan latar belakang budaya dan pemahaman (Golung, 2016).

Berkomunikasi tidak hanya dapat mengetahui nilai-nilai yang berlangsung dalam


kehidupan masyarakat, namun juga dapat mengetahui tujuan-tujuannya. Setiap komunikator
dalam menyampaikan pesan kepada komunikan tentulah memiliki tujuan tertentu. Tujuannya
tersebut sesuai dengan keinginan komunikatornya. Bila tujuannya dapat tercapai, itu berarti
komunikasi berjalan dengan sukses. Sebaliknya bila tujuan tidak tercapai disebabkan adanya
gangguan, itu berarti komunikasinya tidak sukses. Dengan demikian, ukuran sukses atau
tidaknya suatu komunikasi dapat dilihat dari tercapai atau tidaknya tujuan komunikasi.
Begitulah pentingnya suatu tujuan komunikasi.
Untuk mengetahui dan memahaminya dapat dilihat pendapat berbagai ilmuwan, seperti
Agus Hermawan, Thomas M. Scheidel, dan Gordon I. Zimmerman. Menurut Agus
Hermawan, tujuan komunikasi ada empat yaitu untuk menemukan, untuk berhubungan, untuk
meyakinkan, dan untuk bermain (Cahyono, 2020).
2.1.3 Fungsi Komunikasi
Pertama, fungsi komunikasi sosial yaitu untuk pembentukan konsep diri, pernyataan
eksistensi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk menumpuk hubungan dan memperoleh
kebahagiaan. Konsep diri yaitu persepsi mengenai dirinya sendiri berdasarkan informasi yang
disampaikan orang lain. Manusia yang tidak berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak
mungkin mempunyai kesadaran bahwa dirinya sendiri manusia. Pernyataan eksistensi diri,
artinya berkomunikasi berfungsi untuk menunjukkan keberadaan atau eksistensi diri.
Aktivitas yang dilakukan seseorang merupakan bentuk aktualisasi diri. Untuk
kelangsungan hidup, memupuk hubungan dan memperoleh kebahagiaan yaitu manusia
memerlukan komunikasi dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan biologis,
psikologis. Komunikasi sebagai penghubung antara komunikator dengan komunikan.
Bilamana bentuk komunikasi nya interpersonal communication, maka komunikasi sebagai
penghubung antara bagian luar dan bagian dalam kepribadian.
Kedua, komunikasi ekspresif. Komunikasi berfungsi untuk mempengaruhi orang lain
dan menyampaikan perasaan-perasaan emosi melalui pesan nonverbal. Misalnyam perasaan
sayang, rasa rindu, rasa simpati, rasa gembira, rasa sedih, perasan takut, ikut prihatin, marah
dan benci. Selain menggunakan perasaan nonverbal, perasaan-perasaan emosi dapat
disalurkan melalui seni seperti puisi, novel, musik, tarian dan lukisan.
Ketiga komunikasi ritual. Komunikasi berfungsi untuk menunjukkan kegiatan ritual
melalui kata-kata atau perilaku simbolik. Misalnya, upacara kelahiran dan kematian, sunatan,
ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, ibadah shalat, membaca kitab suci,
menunikan haji, upacara bendera, wisuda, hari raya, dan lain sebagainya.
Keempat komunikasi instrumental. Komunikasi berfungsi menginformasikan,
mengajarkan, mendorong, mengubah sikap, keyakinan, perilaku atau menggerakan tindakan
dan menghibur. Komunikasi instrumental mempunyai dua tujuan yaitu jangka panjang dan
jangka pendek.
Tujan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh
jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial dan kekayaan.
Tujuan jangka pendek yaitu memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik,
memperoleh simpatik, empati, keuntungan material, ekonomi dan politik. Tujuan ini dapat
diraih lewat pengelolaan pesan verbal dan nonverbal seperti berbicara sopan, mengobral janji
dan lain-lain.
Selanjutnya, Prof. H.A.W Widjaja berpendapat bahwa komunikasi memiliki delapan
fungsi yaitu informasi, sosialisasi, motivasi, perdebatan atau diskusi. Pendidikan, memajukan
kebudayaan, hiburan dan intergrasi.
Fungsi informasi yaitu untuk pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan, penyebaran
berita, data, gambar, fakta, opini dan komentar. Dengan infomasi yang lengkap seseorang
dapat membuat dan mengambil suatu keputusan secara tepat. Fungsi sosialisasi, yaitu bagi
masyarakat dalam bersikap maupun bertindak, sehingga dapat aktif dalam kehidupan
sosialnya. Fungsi motivasi yaitu menjelaskan tujuan setiap masyarakat baik jangka pendek
maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya,
mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasakan tujuan bersama yang akan dikejar.
Fungsi perdebatan dan diskusi yaitu untuk menyediakan dan saling menukar fakta yang
diperlukan. Tujuannya untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan
pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang diperlukan bagi
kepentingan umum. Agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut
kepentingan bersama baik ditingkat lokal, nasional maupun global.
Fungsi pendidikan yaitu untuk pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong
perkembangan intelektual, pembentuk watak dan pendidikan keterampilan dan kemahiran
yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. Fungsi memajukan kebudayaan, yaitu untuk
penyebaran hasil kebudayaan dan seni. Tujuannya untuk melestarikan masa lalu,
perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi
dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetika.
Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu.
Komunikasi sebagai ilmu, seni dan lapangan kerja sudah tentu memiliki fungsi yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Untuk memahami fungsi komunikasi kita perlu memahami lebih dulu jenis-jenis
komunikasinya. Adapun jenis komunikasi sebagai berikut :
a. Komunikasi dengan diri sendiri (interpersonal) berfungsi untuk mengembangkan
kreativitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri, serta meningkatkan
kematangan berfikir sebelum mengambil keputusan. Melalui komunikasi dengan
diri sendiri, orang akan dapat berpikir dan mengendalikan diri bahwa apa yang
diinginkan mungkin saja tidak menyenangkan orang lain. Jadi komunikasi dengan
diri sendiri dapat meningkatkan kematangan berpikir sebelum menarik keputusan.
Ia merupakan proses internal yang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah.
b. Komunikasi antarpribadi (interpersonal) adalah berusaha meningkatkan hubungan
insan (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi,
mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman
dengan orang lain. Komunikasi antarpribadi dapat meningkatkan hubungan
kemanusiaan diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup
bermasyarakat seseorang bisa memperoleh kemudahan-kemudahan dalam hidupnya
karena memiliki banyak sahabat.
c. Komunikasi publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat kebersamaan
(solidaritas), mempengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik dan
menghibur.
d. Komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan
pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kegembiraan
dalam hidup seseorang. Tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang
begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran dan media pandang dengar
(audiovisual), menyebabkan fungsi media massa telah mengalami banyak
perubahan.
Rudolf F.Verderber berpendapat bahwa fungsi komunikasi ada dua yaitu fungsi sosial
dan fungsi pengambilan keputusan. Fungsi sosial dimana berkomunikasi berguna untuk
tujuan kesenangan, menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara
hubungan. Fungsi ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan Fungsi
pengambilan keputusan, dimana berkomunikasi berfungsi dalam hal memutuskan untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu.
Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson berpendapat bahwa manusia berkomunikasi karena
menginginkan dua fungsi komunikasi yaitu 1) untuk kelangsungan hidup sendiri meliputi
keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri pada orang lain dan
mencapai ambisi pribadi. 2) untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk
memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
Wilian I. Gorden, mengatakan bahwa seseorang yang melakukan komunikasi dengan
orang lain atau banyak orang memiliki empat fungsi sebagai komunikasi sosial, komunikasi
ekspresif, komunikasi ritual dan komunikasi instrumental (Jupendri, 2016:92-93).
2.2 Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah pengirim dan penerima berbagai pesan organisasi


didalam kelompok formal maupun informal di suatu organisasi. bila organisasi semakin besar
dan kompleks maka akan mengakibatkan semakin kompleks pula proses komunikasinya.
Organisasi kecil yang anggotanya hanya tiga orang, proses komunikasi yang anggotannya
seribu orang menjadi komunikasinya sangat kompleks. Komunikasi dapat bersifat formal dan
informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,
produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. misalnya:
memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi
informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi,
tetapi lebih kepada anggotannya secara individual.

Bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi ini tapi
dari semuanya itu ada beberapa hal yang umum yang dapat disimpulkan yaitu:

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang
dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal. Komunikasi
organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.

Komunikasi organisasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya,


hubungdannya dan keterampilan/skilnya. Manusia di tengah-tengah suatu masyarakat.
Manusia hanya bisa bertahan hidup dalam masyarakat jika mereka menjalani kehidupan
sebagai sebuah aktivitas interaksi dan kerjasama yang dinamis dalam suatu jaringan
kedudukan dan perilaku. Aktivitas interaksi dan kerjasama itu terus berkembang secara
teratur sehingga terbentuklah wadah yang menjadi tempat manusia berkumpul yang disebut
organisasi Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia dan dengan adanya komunikasi
yang baik maka suatu organisasi dapat berjalan dengan lancardan berhasil dan begitu pula
sebaliknya apabila kurang atau tidak adanya komunikasi maka organisasi akan macet atau
berantakan. Komunikasi.

Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara


unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi
terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubunganhubungan hierarkis antara satu dengan
lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi terjadi kapan pun juga
setidak-tidaknya terdapat satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi
yang menafsirkan suatu pertunjukan pesan. Menurut Gold Haber yang dikutip oleh Arni
Muhammad dalam bukunya komunikasi organisasi yang menyatakan bahwa komunikasi
organisasi adalah proses menciptakan dan menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan
yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-ubah.
Komunikasi organisasi mempunyai peranan penting dalam memadukan fungsi-fungsi
manajemen dalam suatu perusahaan yaitu :

a. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan

b. Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

c. Melakukan pengorganisasian terhadap sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
dengan cara efektif.

d. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang menimbulkan


keinginan orang untuk memberikan kontribusi

e. Mengendalikan prestasi

2.2.1 Tujuan Komunikasi Organisasi

Ada empat tujuan komunikasi organisasi, yaitu:

1. Menyatakan pikiran, pandangan dan pendapat. Memberi peluang bagi para


pemimpin organisasi dan anggotannya untuk menyatakan pikiran, pandangan, dan pendapat
sehubungan dengan tugas dan fungsi yang mereka lakukan.
2. Membagi informasi (information sharing). Memberi peluang kepada seluruh
aparatur orgaisasi untuk membagi informasi dan memberi makna yang sama atas visi, misi,
tugas pokok, fungsi organisasi, sub organisasi, individu, maupun kelompok kerja dalam
organisasi

3. Menyatakan perasaan dan emosi. Memberi peluang bagi para pemimpin dan
anggota organisasi untuk bertukar informasi yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.

4. Tindakan koordinasi. Bertujuan mengkoordinasi sebagai atau seluruh tindakan


yang berkaitan dengan tugas dan fungsi organisasi yang telah dibagi habis ke dalam bagian
atau subbagian organisasi. Organisasi tanpa koordinasi dan organisasi tanpa komunikasi sama
dengan organisasi yang menampilkan aspek individual dan bukan menggambarkan aspek
kerja sama.

2.2.2 Fungsi Komunikasi Organisasi

Ada dua fungsi komunikasi organisasi, yaitu organisasi yakni fungsi umum dan fungsi
khusus.

1. Fungsi Umum

a) Komunikasi berfungsi untuk menceritakan informasi terkini mengenai sebagai atau


keseluruhan hal yang berkaitannya dngan pekerjaan. terkadang komunikasimerupakan proses
pemberian informasi mengenai bagaimana seorang atau sekelompok orang harus
mengerjakan satu tugas tertentu. Contohnya: job description.

b) Komunikasi berfungsi untuk “menjual” gagasan dan ide, pendapat, fakta, termasuk
menjual sikap organisasi dan sikap tentang sesuatu yang merupakan subyek layanan.
Contohnnya: public relations (humas), pameran, ekspo, dll.

c) Komunikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para karyawan agar


mereka bisa belajar dari orang lain (internal), belajar tentang apa yang dipikirkan, dirasakan,
dan dikerjakan orang lain, tentang apa, yang “dijual” atau yang diceritakan oleh orang lain
tentang organisasi.

d) Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana organisasi membagi


pekerjaan, atau siapa yang menjadi atasan dan siapa yang menjadi bawahan, besaran
kekuasaan dan kewenagan, menentukan bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana
memanfaatkan sumber daya, serta mengalokasikan manusia, mesin,metode dan teknik dalam
organisasi.

2. Fungsi khusus

a) Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu organisasi, lalu


menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu dibawah sebuah komando.

b) Membuat para karyawan menciptakan dan menangani relasi antarsesama bagi


peningkatan produk organisasi.

c) Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani atau mengambil


keputusan-keputusan dalam suasana yang ambigu dan tidak pasti. Menurut Charles Condrad
yang dikutip oleh Alo Liliweri dalam bukunya sosiologi & komunikasi organisasi
menyatakan bahwa ada dua fungsi makro komunikasi organisasi, yaitu fungsi komando dan
fungsi relasi bermuara pada fungsi komuniksiyang mendukung organisasi dalam
pengambilan keputusan, terutama ketika organisasi menghadapi situasi yang tidak menentu.

2.3 Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama


organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga
dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Latar
belakang KH Ahmad Dahlan memilih nama Muhammadiyah yang pada masa itu sangat asing
bagi telinga masyarakat umum adalah untuk memancing rasa ingin tahu dari masyarakat,
sehingga ada celah untuk memberikan penjelasan dan keterangan seluas-luasnya tentang
agama Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW.

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk


memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini
pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian
Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah
dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan
selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan
Madrasah Mu’allimin _khusus lakilaki, yang bertempat di Patangpuluhan kecamatan
Wirobrajan dan Mu’allimaat Muhammadiyah_khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).
Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut nabi Muhammad, karena berasal
dari kata Muhammad, kemudian mendapatkan ya nisbiyah, sedangkan secara terminologi
berarti gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi 2 mungkar dan tajdid, bersumber pada al-
Qur’an dan as-Sunnah. Berkaitan dengan latar belakang berdirinya Muhammadiyah secara
garis besar faktor penyebabnya adalah pertama, faktor subyektif adalah hasil pendalaman
KH. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an dalam menelaah, membahas dan mengkaji
kandungan isinya. Kedua, faktor obyektif di mana dapat dilihat secara internal dan eksternal.
Secara internal ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya alQur’an dan as-
Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagiab besar umat Islam Indonesia.
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar
dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek


kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu
kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif.
Dengan mengemban misi gerakan tersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau
mengaktualisasikan Agama Islam menjadi rahmatan lil-’alamin dalam kehidupan di muka
bumi ini. Visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al-Qur’an
dan as-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam
melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar di segala bidang, sehingga menjadi
rahmatan li al-‘alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah swt dalam kehidupan di dunia
ini.

Misi Muhammadiyah adalah:

1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah swt yang
dibawa oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad saw.

2. Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran
Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat
duniawi.

3.Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada alQur’an sebagai kitab Allah
yang terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.
4 Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan
masyarakat. Lihat Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39 Muhammadiyah Sumatera
Barat tahun 2005 di Kota Sawahlunto.

Anda mungkin juga menyukai