Anda di halaman 1dari 36

16 Kelebihan Dan Kekurangan Komunikasi

Interpersonal Lengkap
 Post authorBy Ambar
 Post dateNovember 6, 2019

Dalam artikel Pengantar Ilmu Komunikasi telah dijelaskan beberapa pengertian


komunikasi menurut para ahli yang secara umum didefinisikan sebagai proses
penyampaian atau pertukaran pesan antara komunikator atau sumber pesan dan
penerima pesan atau komunikan dengan tujuan mencapai pengertian bersama.
Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks, salah satunya
adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi. Yang dimaksud
dengan komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah proses
pertukaran pesan (verbal maupun nonverbal) yang terjadi antara (minimal) dua
orang yang saling memengaruhi satu sama lain dalam cara yang unik dan
kaitannya dengan norma-norma sosial dan budaya.

Sebagaimana halnya komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal


atau komunikasi antarpribadi juga terjadi karena berbagai macam alasan seperti
untuk mengatasi masalah, mengatasi konflik, berbagi informasi, memperbaiki
persepsi terhadap diri sendiri atau memenuhi kebutuhan sosial seperti kebutuhan
untuk dicintai. Melalui komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi,
kita dapat membentuk hubungan interpersonal dengan orang lain.

Misalnya, bersahabat dengan teman kuliah atau bahkan menikah. Namun,


komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi pun dapat memberikan
dampak negatif. Misalnya, berbohong. Diakui atau tidak, kita kerap berbohong
kepada orang terdekat seperti orang tua, sahabat, kekasih dan lain sebagainya.
Biasanya, kita berbohong kepada orang lain sebagai bentuk upaya untuk
melindungi atau menjaga perasaan orang lain.

Dari gambaran di atas, dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal atau


komunikasi antarpribadi tidak hanya memiliki kelebihan melainkan juga memiliki
kekurangan. Sejatinya masih banyak kelebihan dan kekurangan komunikasi
interpersonal atau komunikasi antarpribadi yang dapat digali. Namun sebelum
mengulasnya lebih lanjut, ada baiknya kita segarkan kembali ingatan kita tentang
apa itu komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi.

Pengertian

Merujuk pada berbagai sumber dapat disimpulkan bahwa sejatinya para ahli telah
mencoba untuk mendefinisikan komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi yang berlaku universal. Namun tidak ada satupun definisi tunggal
terkait hal ini. Karenanya tak mengherankan jika kita menemui beberapa definisi
komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi yang berbeda yang
dikemukakan oleh para ahli. Berikut adalah beberapa di antaranya.

 Miller dan Steinberg (1975) mendefinisikan komunikasi interpersonal atau


komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang terjadi dalam hubungan
interpersonal.
 Ronald B. Adler dan George Rodman (2009) mendefinisikan komunikasi
interpersonal atau komunikasi antarpribadi sebagai seluruh komunikasi yang
terjadi antara dua orang atau dalam konteks komunikasi interpersonal.
 Judy C. Pearson dan Paul Nelson (2011) mendefinisikan komunikasi
interpersonal atau komunikasi antarpribadi sebagai proses digunakannya pesan-
pesan untuk mencapai kesamaan makna bersama antara dua orang atau lebih dalam
sebuah situasi yang memungkinkan keduanya memperoleh kesempatan yang sama
berperan sebagai pembicara dan pendengar sekaligus.
 Joseph A. DeVito (2013) mendefinisikan komunikasi interpersonal atau
komunikasi antarpribadi sebagai interaksi verbal maupun nonverbal antara dua
orang atau lebih yang saling tergantung satu sama lain.

Dari beberapa pengertian komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi di


atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi memiliki beberapa karakteristik khusus di antaranya sebagai berikut
(DeVito, 2013).

 Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah komunikasi


yang melibatkan sedikitnya dua orang atau lebih yang saling tergantung satu sama
lain.
 Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi secara inheren
bersifat relasional.
 Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi berada dalam
sebuah rangkaian kesatuan.
 Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi selalu melibatkan
pesan verbal maupun pesan nonverbal.
 Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi berlangsung dalam
berbagai bentuk.
 Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi melibatkan berbagai
pilihan,

Selanjutnya DeVito (2013) menjelaskan bahwa dalam sistem komunikasi


interpersonal atau komunikasi antarpribadi, komunikasi interpersonal atau
komunikasi antarpribadi berlangsung melalui sebuah proses yang disebut
dengan proses komunikasi interpersonal atau proses komunikasi antarpribadi serta
didukung oleh komponen-komponen komunikasi pada umumnya seperti sumber
atau penerima, pesan, encoding dan decoding, media atau saluran komunikasi,
gangguan, umpan balik, konteks, dan etika komunikasi antarpribadi.

Kelebihan Komunikasi Interpersonal

Dibandingkan dengan konteks komunikasi lainnya seperti komunikasi massa,


komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi memiliki beberapa
kelebihan, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Tatap muka

Salah satu kelebihan utama komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi


adalah sumber pesan dapat melihat langsung siapa yang menjadi penerima pesan.
Hal ini dikarenakan baik sumber pesan maupun penerima pesan bertatapan muka
secara langsung ketika berkomunikasi.

2. Umpan balik bersifat segera

Dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, masing-masing


partisipan dapat berkomunikasi secara tatap muka dan langsung tanpa harus
menggunakan perantara. Karena itu, partisipan komunikasi juga dapat dengan
mudah dan langsung menerima umpan balik dari partisipan komunikasi lainnya
saat itu juga. Dengan kata lain, umpan balik dalam sistem komunikasi
interpersonal bersifat langsung dan segera.

3. Melibatkan dimensi isi dan hubungan

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi selalu melibatkan dimensi


dan hubungan. Dimensi isi pesan komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi terdiri atas informasi baru, ide atau gagasan, atau tindakan yang ingin
dibagikan oleh sumber pesan kepada penerima pesan. Sedangkan dimensi
hubungan dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi tatap muka biasanya
menawarkan beberapa petunjuk seperti emosi, sikap, kekuasaan, serta pengawasan
yang dirasakan oleh sumber pesan terhadap penerima pesan.

4. Verbal dan nonverbal

Ketika berkomunikasi dengan orang lain dalam konteks komunikasi interpersonal


atau komunikasi antarpribadi, kita tidak hanya berkomunikasi secara verbal
melainkan juga secara nonverbal. Komunikasi nonverbal sendiri dalam proses
komunikasi interpersonal berfungsi untuk melengkapi komunikasi verbal yang
dilakukan. Misalnya, orang yang marah akan memperlihatkan sorot mata yang
tajam.

5. Efektif dalam memengaruhi orang lain


Dibandingkan komunikasi massa, komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi lebih efektif memengaruhi orang lain agar yang bersangkutan
mengubah pendapat, sikap, atau perilakunya. Salah satu teori komunikasi
massa yaitu two step flow communication atau teori komunikasi dua
tahap menjelaskan hal ini.

6. Pola gilir komunikasi

Dalam proses komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, setiap


partisipan komunikasi dapat berperan sebagai sumber atau pengirim pesan dan
penerima pesan sekaligus. Hal ini disebabkan masing-masing partisipan
komunikasi memperoleh kesempatan yang sama untuk berbicara. Manfaat pola
gilir dalam komunikasi seperti ini salah satunya adalah membuat komunikasi
menjadi lebih terarah kepada kedua belah pihak atau komunikasi dua arah.

7. Jumlah partisipan

Dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, jumlah partisipan


minimal dua orang atau lebih. Sedikitnya jumlah partisipan komunikasi
memudahkan masing-masing pihak untuk mengenal dan mengkomunikasikan
pesan mereka.

8. Tujuan

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarprbadi umumnya bertujuan untuk


belajar, berhubungan dengan orang lain, memengaruhi orang lain, bermain, dan
membantu orang lain.

Kekurangan Komunikasi Interpersonal

Selain memiliki beberapa kelebihan, komunikasi interpersonal pun memiliki


beberapa kekurangan. Adapun kekurangan komunikasi interpersonal di antaranya
adalah sebagai berikut.

1. Tidak dapat menjangkau khalayak luas

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah proses pertukaran


pesan antara dua orang atau lebih. Dalam arti, sumber pesan hanya menyampaikan
pesan hanya kepada lawan bicara yang berjumlah satu orang. Kalaupun lebih dari
satu orang, tidak sebanyak penerima pesan dalam konteks komunikasi massa. Jika
sumber pesan ingin pesannya dapat menjangkau banyak orang maka ia harus
menggunakan media.

2. Menimbulkan konflik interpersonal


Saat berinteraksi dengan orang lain, tak jarang akan timbul konflik. Konflik yang
terjadi dalam konteks komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi
disebut dengan konflik interpersonal. Konflik interpersonal ini timbul sebagai
akibat adanya sudut pandang yang berlawanan mengenai sesuatu. Konflik
interpersonal ini dapat diekspresikan secara verbal maupun nonverbal oleh masing-
masing partisipan komunikasi.

3. Menimbulkan kesalahpahaman

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam proses komunikasi


interpersonal atau komunikasi antarpribadi selalu melibatkan komunikasi verbal
dan komunikasi nonverbal sekaligus. Makna dari komunikasi nonverbal bagi setiap
orang tidaklah sama karena dipengaruhi oleh latar belakang budaya dan lain
sebagainya. Kesalahan dalam memberi makna terhadap komunikasi nonverbal
yang ditunjukkan oleh lawan bicara dapat menimbulkan kesalahpahaman.

4. Anonim

Sejatinya, melalui komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, orang


dapat dengan mudah mengetahui siapa yang menjadi lawan bicaranya karena
proses komunikasi interpersonal berlasung secara tatap muka. Namun, ketika
komunikasi daring atau komunikasi online semakin berkembang, sekat itu pun
kemudian hilang. Yang terjadi kini sesungguhnya justru sebaliknya dimana setiap
orang yang berkomunikasi secara tatap mula melalui internet sebagai media
komunikasi tidak mengenal siapa yang menjadi lawan bicara. Hal ini terjadi karena
sebagian besar pengguna internet menyembunyikan data diri mereka yang
sesungguhnya sehingga apa yang nampak pada layar komputer berbeda dengan
aslinya termasuk dalam hal ini nama.

5. Mengurangi kehadiran sosial

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi di ‘zaman now’ yang


banyak dilakukan secara daring atau online justru berperan besar dalam
mengurangi kehadiran sosial dari seseorang. Hal ini disebabakan sebagian besar
interaksi terjadi melalui media tertulis.

6. Peluang interaksi

Peluang bagi terjadinya interaksi dalam proses komunikasi interpersonal atau


komunikasi antarpribadi sangatlah terbatas. Hal ini disebabkan sedikitnya peluang
untuk bertemu dengan seseorang yang memiliki kesamaan minat dan lain
sebagainya.

7. Akurasi informasi
Pesan dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi dapat
disampaikan ulang  kepada pihak lain yang bukan bagian dari partisipan
komunikasi. Namun, informasi yang disampaikan tidak akurat. Hal ini disebabkan
adanya hambatan-hambatan komunikasi yang timbul  misalnya  partisipan
komunikasi kurang mengingat dengan jelas informasi yang hendak disampaikan
kepada pihak ketiga.

8. Kekerasan interpersonal

Kekerasan interpersonal terjadi ketika seseorang merasa memiliki kuasa atas orang
lain. Dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, kekuasaan
adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi apa yang orang lain pikirkan
atau lakukan. Kekuasaan ini biasanya hadir dalam hubungan interpersonal seperti
hubungan antara suami atau istri. Misalnya, jika suami merasa tidak memiliki
kekuasaan yang lebih atas istrinya, kekerasan interpersonal seperti KDRT dapat
terjadi dalam rumah tangga. Kekerasan interpersonal ini merupakan bentuk
kompensasi atas keadaan yang dihadapi oleh sang suami.

Manfaat Mempelajari Kelebihan dan Kekurangan Komunikasi Interpersonal

Mempelajari kelebihan dan kekurangan komunikasi interpersonal dapat


memberikan beberapa manfaat, di antaranya adalah sebagai berikut.

 Kita mengetahui dan memahami pengertian komunikasi interpersonal atau


komunikasi antar pribadi.
 Kita mengetahui dan memahami kelebihan komunikasi interpersonal atau
komunikasi antarpribadi.
 Kita mengetahui dan memahami kekurangan komunikasi interpersonal atau
komunikasi antarpribadi.

Demikianlah ulasan singkat tentang kelebihan dan kekurangan komunikasi


interpersonal atau komunikasi antarpribadi. Semoga dapat menambah wawasan
dan pengetahuan kita tentang komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi terkait dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.
13 Fungsi Bahasa Dalam Komunikasi
Interpersonal
 Post authorBy Puput Purwanti
 Post dateJune 13, 2018

Komunikasi interpersonal, yaitu suatu proses komunikasi yang bersetting pada


objek objek sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu stimulus (dalam hal ini:
informasi/ pesan). Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang
dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung
(face to face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat
kelompok maya atau faktual. Contoh kelompok maya, misalnya komunikasi
melalui internet (chatting, face book, email, etc.).

Bahasa Sebagai alat komunikasi bahasa merupakan saluran perumusan maksudnya


adalah komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri
sebagaimana contoh komunikasi antar budaya dalam keluarga . Komunikasi tidak
akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
Bahasa menjadi unsur yang sangat penting dalam komunikasi. Bahkam bahasa
merupakan alat utama dalam terjadinya proses kemunikasi.  Derasnya arus
globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan
pertumbuhan bahasa.

Sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu


pengetahuan dan teknologi. Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang
digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk
mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial sebagaimana komunikasi
antarbudaya . Dalam hal lain juga terdapat 13 Fungsi Bahasa Dalam Komunikasi
Interpersonal.

1. Alat Penting Dalam Komunikasi

Bahasa merupakan alat penting dalam komunikasi. Bahasa digunakan sebagai alat
utama dalam komunikasi. Dibandingkan media atau alat lain, bahasa merupakan
alat utama dan yang paling mudah digunakan sabagaimana fungsi bahasa non
verbal dalam public speaking . Selain itu, bahasan merupakan sesuatu yang keluar
dari dalah manusia. Sehingga tetntunya dapat dipahami oleh satu sama lain.
Terlebih lagi bahasa sendiri merupakam unsur yang sangat dekat dengan
perkembangan kehidupan manusia. Tentu saja bahasa menjadi unsur yang sangat
mudah dipahami.

2. Bahasa Dapat Dikembangkan Melalui Komunikasi

Bahasa merupakan sesuatu yang selalu berkembang mengikuti perkembangan


zaman. Jika zaman purba orang belum menggunakan bahasa lisan dan cenderung
berkomunikasi dengan bahasa tubuh atau tulisan. Seiring dengan berkembangnya
zaman maka bahasa lisan menjadi salah satu media komunikasi yang paling mudah
di gunakan secara universal. Dalam komunikasi interpersonalpun bahasa akan terus
mengalami perkembangan sebagaimana juga perkembangan dalam komunikasi.

3. Menciptakan Keragaman Dalam Komunikasi

Bahasa juga merupakan bagian dalam sebuah kebudayaan seperti dalam tujuan


media dalam komunikasi massa . Sehingga setiap kebudayaan yang berbeda akan
menghasilkan bahasa yang berbeda. Hal inilah tentunya yang kemudian
menciptakan sebuj pola lomunikasi interpersonal yang beragam. Sebab, seseorang
dengan latar belakang budayanya tentutidak akan bisa menanggalkan bahasa
kesehariannya yang biasa digunakan untuk berkomunikaai dengan orang lain.

Sebagaimana kita tahu, bahwa budaya adalah ciri yang melekat, sehingga tentunya
akan dibawa kemanapun berada. Yang dimaksud dengan budaya bahasa yang
melekat adalah bahasa daerah yang digunakan. Banyak masyarakat yang masih
melestrikan dan menggunakan bahasa daerah sebagai alat komunikasi. Sehingga
tentu saja hal ini memberikan gambaran  mengenai keragaman akan nilai
komunikasi.

4. Mencerminkan Identitas Pribadi

Dalam komunikasi bahasa memegang fungsi sebagai bagian dari identotas pribadi
atau identitas personal seseorang. Dari bahasa atau lebih dikenal dengan istilah
logat maka kita tentu dapat menebak dari manakam orang tersebut berasal. Logat
yang sudah sangat kental biasanya mencirikan bahwa orang tersebut menggunakan
bahasa daerahnya untuk berkomunikasi dengan orang-orang. Sehingga
menyebabkkan logatnya sudah kental, beberapa daerah yang biasanya bisa ditebak
dengan mudah berasal dari daerah jawa, Indonesia bagin timur, batak dan masih
banyak lagi sebagaimana macam-macam komunikasi kelompok .

5. Komunikasi Lebih Efektif

Bahasa memiliki fungsi yang sentral di masyarakat, hal itu mengingat bahwa
bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang paling sering digunakan.
Sehingga tidak heran jika kemudian bahasa menjadi salah satu unsur dalam
menjadikan komunikasi lebih efektif. Tanpa efektifitas tersebut maka bisa
dikatakan komunikasi tidak akan berhasil. Sebab salah satu penentu keberhasilan
dalam komunikasi adalah adanya efektifitas dalam komunikasi interpersonal.

6. Bahasa Sebagai Sarana Pengenalan Budaya

Bahasa merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk memperkenalkan
budaya. Sejatinya bahasa merupakan bagian dari budaya yang bisa menjadi ciri dan
identitas seseorang. Bahkan setiap bangsa memiliki bahasa tersendiri untuk
digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Sehingga tentu bahasa dapat
mewakili fungsinya sebagai walah satu sarana dalam memperkenalkan budaya.

7. Bentuk Ekspresi

Bahasa juga memiliki fungsi sebagai perwakilan dan bentuk ekspresi dari
seseorang. Tidak terbantahkan jika setiap bahasa dengan penekanan dan intonasi
tertenti dalam komunikasi me.gambarkan ekspresi seseorang. Misalnya saja
mereka yang marah maka akan mengeluarkan bahasa dengan intonasi tinggi, atau
bahkan mengeluarkan bahasa kasar untuk mengekspresikan kekesalannya tersebut.
Sehingga tentunya bahasa memiliki fungsi sebagai penyaluran ekspresi seseorang
saat melakukan komunikasi interpersonal.

8. Menghubungkan Banyak Orang

Bahasa merupakan bagian pemting dalam komunikasi dan menjadi unsur utama
dalam komunikasi interpersonal sebagaimana media komunikasi moderen . Bahasa
dapat menghubungkan banyak orang. Sebab sebagaimana fungsinya yang amat
penting dalam komunikasi bahasa mampu mengikat dan menghubungkan banyak
orang. Melalui bahasa seseorang akan dapat berhubungan lebih dekat dengan orang
lain.

9. Mengembangkan Hubungan Interpersonal


Bahasa juga memiliki fungsi untuk mengakrabkan satu orang dengan orang lain.
Dalam hubungan dan komunikasi interersonal, bahasa memegang peranan penting.
Bahasa dan komunikasi dapat memcairkan suasanan dan membuka komunikasi
dengan orang lain. Sehingga tentunya hal ini dapat berefek dalam mengembangkan
hubungan interpersonal yang semakin dekat.

10. Mempermudah Menangkap Informasi

Komunikasi merupakan bagian dari proses peetukaran informasi. Sehingga satu


sama lain akan bisa dengan mudah mengetahui informasi yang disampaikan
dalam komunikasi kepemimpinan . Oleh karena itu, dalam hal ini bahasa akan
mampu mempermudah dalam menangkap informasi. Sebagaimana kita tahu,
bahasa akan lebih memudahkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal.

11. Menunjukkan Kualitas Seseorang

Bahasa juga dapat menunjukkan kualitas seseorang, sebab seseorang yang kasar
akan cenderung suka berbicara bahasa kasar. Tentunya hal ini menunjukkan
kialitas seseorang. Terutama dalam menjalin komunikasi interpersonal, bahasa
yang digunakan dapat menggambarkan kualitas seseorang.

12. Menjadikan Hubungan yang Baik Antar Personal

Komunikasi interpersonal dapat menjadikan hubungan yang baik antar personal.


Apalagi dengan penggunaan bahasa yang baik maka akan dapat lebih
menghidupkan hubungan antar individu. Sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa bahasa memiliki urgensi utama dalam komunikasi terutama
komunikasi interpersonal.

13. Mengambarkan Sesuatu pada Seseorang

Bahasa dapat digunakam sebagai penggambaran, sehingga tentunya seseorang


dapat mendapatkan informasi dengan lebih jelas. Sehingga fungsi bahasa dalam
komunikasi interpersonal memiliki bagian yang amat penting. Bahkan cenderung
todak dapat digantikan oleh media lainnya.

13 Fungsi Bahasa Dalam Komunikasi Interpersonal. Semoga dapat menjadi refensi


bagi anda, dan semoga artikel ini dapat bermanfaat.
9 Model Komunikasi Interpersonal Menurut
Para Ahli
 Post authorBy Ambar
 Post dateJanuary 22, 2018

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang


dilakukan secara tatap muka antara dua orang atau lebih yang memiliki kedekatan
fisik. Dengan kata lain, komunikasi interpersonal menggambarkan berbagai bentuk
komunikasi, baik verbal maupun nonverbal, antara dua orang atau lebih.
Komunikasi interpersonal dipandang sebagai konteks komunikasi yang sangat
efektif karena bersifat personal, langsung, akrab, dan memungkinkan terjadinya
interaksi yang maksimal dalam hal kata-kata, bahasa tubuh, dan ekspresi.
Komunikasi antara dua orang ini juga dikenal dengan sebutan komunikasi diadik.

Agar masing-masing partisipan komunikasi dapat menyampaikan pesan secara


efektif, maka masing-masing partisipan perlu memahami dan menangani
berbagai komponen-komponen komunikasi yang mendukung jalannya proses
komunikasi interpersonal. Komponen-komponen komunikasi interpersonal
meliputi orang yang terlibat atau partisipan komunikasi, pesan yang dikirimkan
atau diterima oleh masing-masing partisipan komunikasi, saluran yang digunakan,
berbagai gangguan yang terjadi, konteks komunikasi, umpan balik yang dikirimkan
sebagai bentuk tanggapan, serta efek yang ditimbulkan.

Menurut DeVito, proses komunikasi interpersonal dapat dipandang dari dua


perspektif yaitu perspektif linear dan perspektif transaksional. Dalam perspektif
linear, pembicara berbicara sementara pendengar mendengarkan apa yang
disampaikan oleh pembicara. Sementara itu, dalam perspektif transaksional,
masing-masing partisipan komunikasi bertindak sebagai pembicara dan pendengar
sekaligus. Dalam artian bahwa proses komunikasi interpersonal adalah sebuah
proses transaksional dimana setiap partisipan komunikasi berperan sebagai
pembicara dan pendengar sekaligus. Berdasarkan sudut pandang transaksional, di
saat kita mengirimkan pesan, kita juga menerima pesan dari komunikasi yang kita
lakukan dan dari reaksi yang diberikan oleh lawan bicara yang lain. Saat kita
mendengarkan apa yang disampaikan oleh lawan bicara, kita juga mengirimkan
pesan kepada lawan bicara. Sifat transaksional inilah yang menjadi salah satu
karakteristik komunikasi interpersonal menurut para ahli.

Untuk memahami proses komunikasi interpersonal lebih jauh, para ahli telah
merancang model-model komunikasi yang mengacu pada perspektif linear,
perspektif transaksional, dan perspektif interaksional. Adapun beberapa model
komunikasi yang dapat membantu menggambarkan dan memahami komunikasi
interpersonal, diantaranya adalah :

1. Model Komunikasi Lasswell

Model komunikasi Lasswell adalah salah satu model komunikasi linear yang
dikembangkan oleh Harold D. Lasswell (1948). Model ini terdiri dari sejumlah
pertanyaan penting yang dapat dijawab tentang situasi komunikasi yakni WHO –
SAYS-WHAT – IN WHAT CHANNEL – TO WHOM – WITH WHAT
EFFECT. Sejatinya teori ini ditujukan untuk menggambarkan proses komunikasi
massa, namun menurut Barbour dan Goldberg (1974) model ini dapat digunakan
untuk menganalisa situasi komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok.
2. Model Komunikasi Shannon-Weaver

Model komunikasi yang dirumuskan oleh Claude Shannon dan Warren


Weaver (1948) adalah model komunikasi yang dirancang secara khusus untuk
menjelaskan transmisi informasi melalui telepon. Model ini juga dapat digunakan
untuk menggambarkan beberapa elemen yang terdapat dapat situasi komunikasi
interpersonal.

3. Model Komunikasi Devito


Joseph A. DeVito menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah interaksi
verbal maupun nonverbal yang terjadi antara dua atau lebih orang yang saling
bergantung satu sama lain. DeVito mengembangkan sebuah model
komunikasi yang didasarkan pada perspektif transaksional dimana setiap partisipan
komunikasi secara simultan berperan sebagai pembicara dan pendengar. DeVito
lebih lanjut menjelaskan bahwa di saat kita mengirimkan pesan, kita juga
menerima pesan yang berasal dari komunikasi yang kita lakukan sendiri dan reaksi
yang diberikan oleh lawan bicara. Adapun komponen-komponen komunikasi yang
terdapat dalam model komunikasi DeVito adalah source-receiver, messages,
feedback, feedforward, channel, noise, context, dan competence.
4. Model Komunikasi Schramm

Untuk lebih menekankan sifat komunikasi dua arah antara partisipan


komunikasi, Wilbur Schramm (1954) kemudian mengembangkan model
komunikasi interaksional yang menggambarkan komunikasi berlangsung secara
dua arah yakni dari pengirim pesan ke penerima pesan dan dari penerima pesan ke
pengirim pesan. Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses yang
berlangsung secara terus menerus. Seperti halnya model komunikasi transaksional,
model komunikasi Schramm juga memandang partisipan komunikasi dapat
berganti peran sebagai pengirim dan penerima pesan namun tidak secara simultan.
Model komunikasi Schramm ditandai dengan adanya umpan balik – baik umpan
balik internal maupun umpan balik eksternal.

5. Model Komunikasi Berlo

Model yang dikemukakan oleh David K. Berlo (1960) ini terdiri dari empat


komponen proses komunikasi yakni source, message, channel, dan receiver.
Faktor-faktor yang terdapat dalam setiap komponen berpengaruh pada komunikasi.
Misalnya, source dan receiver dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan, sistem sosial,
dan keterampilan komunikasi. Sementara itu, message dipengaruhi oleh pesan apa
yang dikirimkan dan bagaimana pesan itu disampaikan. Channel berkaitan dengan
kelima panca indera yang menjadi saluran proses penerimaan informasi tentang
dunia sekitar termasuk pesan yang berasal dari orang lain.
6. Model Komunikasi Barnlund

Model komunikasi Barnlund atau dikenal juga dengan model komunikasi


transaksional Barnlund yang digagas oleh Dean C. Barnlund (1970) ditujukan
untuk menggambarkan komunikasi interpersonal yang mengartikulasikan
pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi secara simultan antara partisipan
komunikasi. Dalam model ini, partisipan komunikasi yakni pengirim pesan dan
penerima saling bertukar peran sebagai pengirim dan penerima pesan. Begitu pun
dengan pesan yang dikirimkan berganti menjadi umpan balik yang diberikan oleh
masing-masing partisipan komunikasi. Umpan balik bagi salah satu pihak
merupakan pesan bagi pihak lainnya.
7. Model Komunikasi Newcomb

Model komunikasi Newcomb dirumuskan oleh Theodore M. Newcomb (1953).


Model ini menyajikan pendekatan yang berbeda terkait proses komunikasi
interpersonal. Model komunikasi ini ditujukan untuk memberikan gambaran
tentang peran komunikasi dalam sebuah hubungan sosial dan memelihara
keseimbangan sosial di dalam sebuah sistem sosial. Model komunikasi Newcomb
merupakan pengembangan dari model komunikasi Heider.

8. Model Komunikasi Westley dan MacLean

Model komunikasi yang dirumuskan oleh Bruce Westley dan Malcolm S.


MacLean Jr (1957) merupakan model komunikasi yang mengadopsi model
komunikasi Newcomb yang membicarakan tentang ko-orientasi bagi orientasi
simultan dalam komunikasi dua arah. Model ini menyatakan bahwa komunikasi
tidak dimulai ketika satu orang memulai pembicaraan namun ketika seseorang
memberikan respon atau tanggapan terhadap sesuatu yang berasal dari lingkungan
sekitarnya. Pertama kali seseorang harus menerima pesan dari lingkungannya dan
kemudian ia memberikan respon atau tanggapan berdasarkan obyek orientasinya.

Model komunikasi Westley dan MacLean dapat diterapkan dalam komunikasi


interpersonal dan komunikasi massa, perbedaannya terletak pada umpan balik yang
diberikan. Dalam komunikasi interpersonal, umpan balik diberikan secara
langsung dan cepat, sedangkan dalam komunikasi massa umpan balik diberikan
secara tidak langsung dan lambat.

9. Model Komunikasi Tubbs

Model komunikasi Tubbs dikenalkan oleh Stewart L. Tubbs dan Sylvia


Moss (1983). Model komunikasi Tubbs menggambarkan interaksi yang terjadi
antara pengirim pesan dan penerima pesan yang saling mempengaruhi satu sama
lain. Baik pengirim pesan maupun penerima pesan saling memberi dan menerima
pesan secara simultan. Tujuan dan makna pesan akan mengalami perubahan seiring
dengan apa yang diterima oleh masing-masing partisipan komunikasi.

Manfaat Mempelajari Model Komunikasi Interpersonal

Mempelajari model komunikasi interpersonal dapat memberikan beberapa


manfaat, diantaranya adalah :

 Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian komunikasi interpersonal


 Kita dapat mengetahui dan memahami proses komunikasi interpersonal
 Kita dapat mengetahui dan memahami beberapa model komunikasi
interpersonal atau model komunikasi antar pribadi yang dirumuskan oleh para ahli
Demikianlah ulasan singkat tentang model komunikasi interpersonal. Semoga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi interpersonal
serta model komunikasi personal sebagai gambaran untuk memahami kompleksitas
proses komunikasi interpersonal atau proses komunikasi antar pribadi.

15 Elemen Komunikasi Interpersonal


 Post authorBy Jaba Sitepu
 Post dateDecember 16, 2017

Didalam dunia komunikasi, terdapat berbagai jenis komunikasi yang dikategorikan


atau dikelompokkan berdasarkan fungsi, kegunaan, cara pelaksanaan, tempat
pelaksanaan hingga tujuan pelaksanaan. Salah satu jenis komunikasi yang paling
umum dilakukan adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi Interpersonal 
merupakan sebuah proses pertukaran informasi atau pesan verbal dan nonverbal
yang terjadi didalam sebuah hubungan interpersonal dengan tujuan untuk mencapai
sebuah kesepakatan bersama.

Ketika tercapai sebuah kesepakatan, maka fungsi utama dari komunikasi


interpersonal untuk mendapatkan jawaban atas informasi yang diberikan sudah
tercapai dengan baik. Selain itu, komunikasi interpersonal juga akan membuat
orang-orang yang melakukan komunikasi ini akan mampu untuk melakukan
kontrol atau pengawasan terhadap lingkungan sekitarnya. Dari penjelasan diatas,
kita dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari komunikasi interpersonal adalah untuk
menjalin hubungan baik dengan orang lain serta membuka diri untuk menerima
pendapat orang lain. Selain itu, beberapa tujuan komunikasi interpersonal lainnya
adalah :

 Merubah sikap dan perilaku dengan berkomunikasi dan bertukar pendapat


dengan orang lain
 Mendapatkan kesenangan
 Meningkatkan pengetahuan
 Mencari informasi yang dibutuhkan
 Memberikan informasi

Sebenarnya, komunikasi interpersonal ini sangat sering kita lakukan didalam


kehidupan sehari-hari, baik bersama teman, pacar, istri, anak, ibu, ayah, suami
ataupun orang-orang disekitar kita. Meskipun begitu tidaklah semua komunikasi
tersebut merupakan komunikasi interpersonal, sebab komunikasi ini memiliki ciri-
ciri, antara lain :

 Komunikasi dilakukan face to face


 Berkomunikasi secara spontan dan tidak terencana
 Keberhasilan komunikasi merupakan tanggung jawab kedua pihak yang
berkomunikasi
 Hubungan atau kedekatan pihak yang berkomunikasi

Selain ciri-ciri diatas, jika mengacu kedalam Teori Komunikasi


Interpersonal untuk mendapatkan dan menciptakan Proses Komunikasi
Interpersonal yang efektif, maka terlebih dahulu harus mengetahui apa-apa saja
yang disebut sebagai elemen atau Faktor Pembentuk Komunikasi Interpersonal.
Elemen inilah yang akan membuat proses atau Sistem Komunikasi
Interpersonal berjalan dengan baik dan benar, sehingga tercipta sebuah
kesepakatan yang saling menguntungkan.

Oleh sebab itu, pada artikel kali ini kita akan membahas elemen komunikasi
interpersonal untuk memberikan kita pengetahuan tentang tata Cara Meningkatkan
Komunikasi Interpersonal. Adapun elemen komunikasi yang akan
mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Interpersonal yang kita lakukan, adalah :

Berikut ini adalah beberapa elemen komunikasi interpersonal yang harus ada agar
tercipta komunikasi yang efektif, antara lain:

1. Pesan
Element yang pertama setiap komunikasi adalah pesan yang akan disampaikan
kepada orang lain. Begitu juga didalam melaksanakan komunikasi interpersonal,
maka elemen terpenting adalah pesan. Pesan merupakan sebuah kata atau kalimat
yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain baik dengan cara
verbal maupun non verbal. Ketika seseorang sudah memiliki pesan yang dijadikan
sebagai informasi, maka orang tersebut hanya membutuhkan elemen kedua, yakni
komunikator untuk dapat memulai komunikasi interpersonal. (baca juga : Faktor
yang Mempengaruhi Komunikasi Kelompok)

2. Komunikator

Elemen komunikasi interpersonal yang kedua adalah komunikator ataupun orang


atau pihak yang akan memberikan pesan kepada orang atau pihak lain. Dengan
katalain, komunikator bertindak sebagai pembuka komunikasi. Komunikator juga
ada didalam komunikasi interpersonal, karena jika tidak ada komunikator maka
komunikasi interpersonal tidak akan berjalan meskipun sudah memiliki pesan.
Begitu juga ketika komunikator dan pesan sudah ada, tapi elemen ketiga yaitu
komunikan tidak ada, maka komunikasi tidak akan dapat berjalan. (baca
juga : Pengaruh Efektivitas Komunikasi dalam Integrasi Sosial)

3. Komunikan

Elemen yang ketiga adalah komunikan yang merupakan kebalikan dari


komunikator. Jika komunikator adalah pemberi pesan, maka komunikan adalah
orang atau pihak yang bertindak sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Komunikan juga harus ada didalam setiap komunikasi interpersonal,
karena jika tidak ada komunikan maka tidak ada yang akan mendengarkan pesan
yang disampaikan oleh komunikator. (baca juga : Macam-macam Media
Komunikasi dalam Jaringan)

4. Saluran komunikasi

Komunikasi interpersonal juga harus memiliki elemen berupa saluran komunikasi


atau  alat yang digunakan ketika melakukan komunikasi. Secara umum, saluran
komunikasi interpersonal terbagi kedalam beberapa jenis saluran yang dipengaruhi
oleh kondisi ataupun waktu komunikasi. Beberapa jenis saluran komunikasi
tersebut adalah :

 Komunikasi langsung tatap muka


 Komunikasi saluran media selular seperti telepon atau handphone
 Komunikasi saluran media jaringan internet komputer, laptop

5. Umpan balik
Umpan balik merupakan elemen yang kelima didalam komunikasi interpersonal.
Umpan balik sering juga disebut sebagai respon komunikan atas pesan atau
informasi yang diberikan oleh komunikator. Ketika komunikasi interpersonal yang
berjalan mampu memberikan umpan balik atau respon yang baik, maka dapat
dipastikan bahwa komunikasi tersebut akan berjalan dengan baik dan efektif.
Alasannya adalah karena pada komunikasi tersebut sudah dapat dikatakan
memiliki kegiatan tanya-jawab yang baik pada sebuah komunikasi. (baca
juga : Faktor Penghambat Komunikasi yang Bersifat Psikis)

6. Kemampuan

Untuk menciptakan komunikasi interpersonal yang berkualitas, efektif dan


menghasilkan makna atau manfaat serta tujuan yang menguntungkan bagi kedua
pihak, tentunya harus memiliki elemen yang keenam ini, yakni kemampuan.
Ketika komunikator memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan pesan,
maka seorang komunikan tidak akan bersusah payah untuk mencerna dan
memahami informasi tersebut. Begitu juga ketika komunikan memiliki
kemampuan yang baik, maka komunikan akan mampu memberikan tanggapan atau
jawaban atas pertanyaan atau informasi yang diberikan oleh komunikator. (baca
juga : Batasan Komunikasi sebagai Kegiatan Berbicara)

7. Etika

Didalam setiap melakukan komunikasi, tentunya harus memiliki etika yang baik,
begitu juga dengan komunikasi interpersonal. Ketika komunikasi interpersonal
memiliki Etika Komunikasi yang baik seperti menggunakan kata-kata sopan,
berbicara dengan nada yang pas, tidak terlalu bersemangat, menghargai pendapat
orang lain, mau mendengarkan orang lain pada saat Ia berbicara, serta etika
komunikasi lainnya, maka komunikasi tersebut akan berjalan dengan baik dan
benar. Selain itu, etika sangatlah penting untuk membangun Cara Berkomunikasi
dengan Baik dan akan memberikan kita pandangan tentang tata Cara Mengatasi
Gap Komunikasi. Oleh sebab itu, kami membuat etika menjadi elemen komunikasi
interpersonal yang ketujuh.

8. Hambatan

Elemen komunikasi interpersonal yang berikutnya adalah Hambatan-hambatan


Komunikasi, karena tujuan dilakukannya komunikasi interpersonal adalah untuk
mencari kesepakatan bersama, maka tentunya terdapat masalah ataupun hambatan
sehingga perlu dikomunikasikan. Biasanya hambatan komunikasi yang sering
terdapat pada komunikasi interpersonal antara lain adalah hambatan semantik,
hambatan fisiologis, hambatan intelektual, hambatan lingkungan, hambatan
persepsi serta hambatan lainnya. Ketika komunikasi interpersonal berhasil untuk
mengatasi elemen ini, maka sudah tercipta Proses Komunikasi Efektif.
9. Konteks

Elemen komunikasi interpersonal yang berikutnya adalah konteks komunikasi.


Konteks komunikasi merupakan sebuah uraian kata atau kalimat yang berguna
untuk mendukung sebuah informasi atau pesan yang akan disampaikan. Konteks
komunikasi bisa berupa lingkungan, budaya, masalah atau hambatan, situasi atau
kondisi yang terdapat disekitar lokasi berlangsungnya komunikasi. Dengan kata
lain, sebuah informasi harus memiliki konteks yang tepat untuk memudahkan
lawan komunikasi untuk mencerna dan memahami informasi tersebut. (baca
juga : Jenis-jenis Komunikasi Bisnis)

10. Taktik

Elemen yang berikutnya adalah taktik, strategi ataupun rencana yang telah
dipersiapkan untuk melakukan komunikasi interpersonal. Taktik berfungsi dan
berguna untuk melakukan bujuk rayu, memaksa ataupun menyuruh orang lain
untuk mengikuti keinginan kita dengan cara-cara yang masuk akal. Dengan adanya
elemen ini didalam setiap komunikasi interpersonal, maka seorang komunikator
akan mampu untuk membujuk atau merayu komunikan agar mengikuti keinginan
dari komunikator. (baca juga : Strategi Komunikasi dalam Pembelajaran Audible)

11. Feedforward message

Feedforward message merupakan elemen komunikasi interpersonal yang


kesebelas, dan memiliki arti yang sama dengan kata tambahan sebelum
menyampaikan informasi. Ketika komunikasi interpersonal yang dilakukan
memiliki Feedforward message atau kata tambahan, maka komunikasi tersebut
akan terkesan saling menghargai dan saling memberi perhatian terhadap satu sama
lainnya. Feedforward message atau kata tambahan ini dapat diaplikasikan pada
awal dimulainya komunikasi dan pada akhir komunikasi. (baca juga : Teknik
Penulisan Berita Feature)

12. Sikap

Elemen komunikasi interpersonal yang berikutnya adalah sikap ketika melakukan


komunikasi. Ketika sikap seorang komunikan atau komunikator tidak baik
tentunya komunikasi tidak akan berlangsung dengan efektik, tetapi ketika
komunikan dalam mendengarkan informasi dan komunikator ketika memberikan
informasi memiliki sikap yang baik, maka komunikasi akan berjalan dengan efektif
dan menghasilkan tujuan dan kesepakatan yang saling menguntungkan. Beberapa
sikap komunikan atau sikap komunikator yang harus ada didalam setiap
komunikasi adalah terbuka, memiliki rasa empati, mendukung, memiliki sikap
positif, dan merasa seluruh orang setara. (baca juga : Faktor Penyebab Gangguan
Komunikasi)
13. Persepsi

Persepsi merupakan sebuah proses untuk memberikan pandangan terhadap


informasi yang diberikan oleh orang lain untuk mencari makna informasi tersebut,
dengan melihat beberapa unsur lain yang dapat mempengaruhi pandangan. Dengan
kata lain, persepsi merupakan cara seseorang untukmenyusun, menafsirkan,
mengenali, menginventarisir informasi yang diberikan orang lain kepada dirinya
untuk dapat memberikan tanggapan, gambaran ataupun sanggahan atas informasi
tersebut. Dengan elemen ini, komunikasi interpersonal akan dapat mencapai
sebuah tujuan atau kesepakatan bersama dengan lebih cepat dan lebih baik. (baca
juga : Gangguan Bahasa dalam Komunikasi)

14. Situasi

Situasi memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan sebuah komunikasi
interpersonal yang baik dan berkualitas. Ketika situasi disaat akan melakukan
komunikasi tidak begitu baik karena beberapa hal seperti pihak yang akan
berkomunikasi sedang emosi, terkendala cuaca, terkendala kondisi keamanan, dan
situasi lain yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan komunikasi, maka
komunikasi interpersonal tidak akan efektif dan tidak akan menghasilkan apapun.
(baca juga : Dampak Etika Komunikasi dalam Hubungan Antar Pribadi)

15. Tujuan

Elemen komunikasi interpersonal yang berikutnya adalah tujuan diadakannya


komunikasi tersebut. Ketika tidak memiliki tujuan, maka tidak perlu untuk
melakukan komunikasi. Tujuan sangatlah diperlukan didalam setiap komunikasi,
karena sekecil apapun tujuan yang ada pada saat melakukan komunikasi, itu akan
sangat berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi dan tidak akan membuat
komunikasi menjadi terpencar dan akan tetap terfokus untuk mencari solusi dan
jawaban atas tujuan tersebut. (baca juga : Pengaruh Komunikasi Antar Budaya
dalam Kehidupan Bermasyarakat)

Itulah tadi beberapa elemen komunikasi interpersonal yang bisa kami jelaskan
kepada kamu semua. Semoga penjelasan kami diatas dapat membuat kamu lebih
mengerti dan lebih paham bagaimana cara untuk melakukan komunikasi
interpersonal yang baik. Faktor Keberhasilan dan Kegagalan
Komunikasi interpersonal sangat dipengaruhi oleh elemen-elemen diatas. Sampai
ketemu pada artikel yang berikutnya.

Komunikasi Interpersonal – Pengertian,


Elemen, Sifat dan Prinsip
 Post authorBy Ambar
 Post dateMay 31, 2017

Komunikasi interpersonal atau disebut juga dengan komunikasi antar personal


atau komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang dilakukan oleh individu
untuk saling bertukar gagasan ataupun pemikiran kepada individu lainnya. Atau
dengan kata lain, komunikasi interpersonal adalah salah satu konteks komunikasi
dimana setiap individu mengkomunikasikan perasaan, gagasan, emosi, serta
informasi lainnya secara tatap muka kepada individu lainnya.

Komunikasi interpersonal dapat dilakukan dalam bentuk verbal maupun nonverbal.


Komunikasi interpersonal tidak hanya tentang apa yang dikatakan dan apa yang
diterima namun juga tentang bagaimana hal itu dikatakan, bagaimana bahasa tubuh
yang digunakan, dan apa ekspresi wajah yang diberikan.

Pengertian Komunikasi Interpersonal

Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi interpersonal menurut para ahli,


diantaranya adalah sebagai berikut :

 G.R Miller dan M. Steinberg (1975):  Komunikasi interpersonal dapat


dipandang sebagai komunikasi yang terjadi dalam suatu hubungan interpersonal.
(baca: Teori Komunikasi Menurut Para Ahli)
 Judy C. Pearson, dkk (2011) : Komunikasi interpersonal sebagai proses
yang menggunakan pesan-pesan untuk mencapai kesamaan makna antara-paling
tidak-antara dua orang dalam sebuah situasi yang memungkinkan adanya
kesempatan yang sama bagi pembicara dan pendengar.
 Joseph A. DeVito (2013) : Komunikasi interpersonal adalah interaksi
verbal dan nonverbal antara dua (atau kadang-kadang lebih dari dua) orang yang
saling tergantung satu sama lain.
 Ronald B. Adler, dkk (2009) : Komunikasi interpersonal adalah semua
komunikasi antara dua orang atau secara kontekstual komunikasi interpersonal.
(baca: Teori Dramaturgi)

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi


interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan dalam suatu hubungan
interpersonal antara dua orang atau lebih, baik secara verbal maupun nonverbal,
dengan tujuan untuk mencapai kesamaan makna.

Elemen-elemen dalam Komunikasi Interpersonal


Dalam Pengantar Ilmu Komunikasi telah dijelaskan bahwa pada umumnya
komunikasi memiliki beberapa elemen penting yaitu sumber, penerima, pesan,
saluran, encoding, decoding, gangguan, umpan balik, dan konteks. Begitu pula
halnya dengan komunikasi interpersonal. Menurut Joseph A. DeVito (2013 : 8-
16), dalam komunikasi interpersonal terdapat beberapa unsur atau elemen penting,
yaitu :
Sumber – Penerima (Source – Receiver)
Komunikasi interpersonal melibatkan paling tidak dua orang dimana masing-
masing pihak dapat berperan sebagai sumber (source) yakni membentuk dan
mengirimkan pesan dan juga berperan sebagai penerima (receiver) yakni menerima
pesan. (baca: Sosiologi Komunikasi)
Pesan (Message)
Pesan merupakan sinyal yang dipandang sebagai stimuli atau rangsangan bagi
penerima pesan dan diterima oleh salah satu indera manusia atau kombinasi dari
beberapa indera manusia. Dengan kata lain, dalam komunikasi tatap muka, kita
mengirim dan menerima pesan melalui lima panca indera yang kita miliki. Kita
menegosiasikan makna yang kita peroleh dari komunikasi interpersonal melalui
pengiriman dan penerimaan pesan verbal dan pesan nonverbal. (baca: Komunikasi
Sosial)

Encoding-Decoding

Yang dimaksud dengan encoding adalah tindakan memproduksi pesan seperti


menulis dan berbicara. Sementara itu, yang dimaksud dengan decoding adalah
tindakan memahami pesan seperti mendengar atau membaca.

Media (Channel)
Yang dimaksud dengan channel adalah media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan yang menghubungkan sumber dan penerima. Dalam
komunikasi tatap muka, kita mengirim dan menerima pesan melalui lima panca
indera yang kita miliki.
Gangguan (Noise)
Secara teknis, gangguan atau noise adalah segala sesuatu yang mendistorsi sebuah
pesan. Atau hal-hal yang mencegah penerima menerima sebuah pesan. Gangguan
atau noise dalam suatu komunikasi dapat juga disebut sebagai hambatan-hambatan
komunikasi. Terdapat beberapa jenis gangguan, yaitu gangguan semantik,
gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan intelektual, dan gangguan
lingkungan.
Umpan balik (Feedback)
Umpan balik atau feedback adalah informasi yang kita terima sebagai bentuk
respon terhadap pesan yang telah kita kirimkan. Umpan balik dapat berupa umpan
balik verbal maupun umpan balik nonverbal, umpan balik positif atau umpan balik
negatif, dan lain sebagainya.
Konteks (Context)
Suatu komunikasi selalu berlangsung dalam sebuah konteks atau lingkungan yang
mempengaruhi bentuk dan isi pesan yang akan disampaikan. Selain itu, konteks
lingkungan dan konteks situasi atau budaya dimana komunikasi terjadi juga dapat
mempengaruhi keluaran atau efek yang dihasilkan. Konteks lingkungan dapat
berupa lokasi fisik dimana interaksi terjadi. Sementara itu, yang termasuk dalam
konteks situasi atau konteks budaya adalah ruang hidup atau latar belakang budaya
dari masing-masing partisipan komunikasi.

Etika (Ethics)
Komunikasi selalu memiliki konsekuensi oleh karena itu dalam berkomunikasi
selalu melibatkan etika komunikasi. Begitu pula dalam konteks komunikasi
interpersonal. Setiap tindakan komunikasi memiliki dimensi moral, apa yang benar
dan apa yang salah.

Dengan memahami elemen-elemen penting dalam komunikasi interpersonal, maka


kita akan dapat memperbaiki kompetensi serta keterampilan kita dalam komunikasi
interpersonal.

Sifat Komunikasi Interpersonal


Menurut Joseph A. DeVito (2013), komunikasi interpersonal memiliki beberapa
sifat, yaitu :

 Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang melibatkan dua


individu atau lebih yang masing-masing saling bergantung.

Pada umumnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua orang atau
biasa disebut juga dengan komunikasi diadik. Misalnya komunikasi antara seorang
anak dan ayah dan lain-lain. Meskipun begitu, komunikasi interpersonal juga
merujuk pada komunikasi dalam kelompok kecil seperti misalnya keluarga. Walau
dalam keluarga, komunikasi berlangsung dalam bentuk komunikasi diadik seperti
ibu kepada anak.

baca: Komunikasi Kesehatan – Komunikasi Asertif

 Komunikasi interpersonal adalah secara inheren bersifat relasional.

Karena sifatnya yang saling bergantung, komunikasi interpersonal tidak dapat


dihindari dan bersifat sangat penting. Komunikasi interpersonal berperan dalam
sebuah hubungan yang berdampak pada hubungan dan mengartikan hubungan itu
sendiri. Komunikasi yang berlangsung dalam sebuah hubungan adalah bagian dari
fungsi hubungan itu sendiri. Oleh karena itu, cara kita berkomunikasi sebagian
besar ditentukan oleh jenis hubungan yang ada antara kita dan orang lain. Perlu
dipahami pula bahwa cara kita berkomunikasi, cara kita berinteraksi, akan
mempengaruhi jenis hubungan yang dibangun. (baca: Komunikasi Pertanian)

 Komunikasi interpersonal berada pada sebuah rangkaian kesatuan.


Komunikasi interpersonal berada dalam sebuah rangkaian kesatuan yang panjang
yang membentang dari impersonal ke personal yang lebih tinggi. Pada titik
impersonal, kita berkomunikasi secara sederhana antara orang-orang yang tidak
saling mengenal, misalnya pembeli dan penjual. Sedangkan pada titik personal
yang lebih tinggi, komunikasi berlangsung antara orang-orang yang secara akrab
terhubung satu sama lain, misalnya ayah dan anak.

baca: Etika Komunikasi – Komunikasi Islam

 Komunikasi interpersonal melibatkan pesan verbal maupun pesan


nonverbal.

Komunikasi interpersonal melibatkan pertukaran pesan baik pesan verbal maupun


pesan nonverbal. Kata-kata yang kita gunakan dalam komunikasi tatap muka
dengan orang lain biasanya disertai dengan petunjuk nonverbal seperti ekspresi
wajah, kontak mata, dan gerak tubuh atau bahasa tubuh. Kita menerima pesan
interpersonal melalui panca indera yang kita miliki seperti mendengar, melihat,
mencium, dan menyenuh. Kita bersikap diam pun sebernarnya mengirimkan suatu
pesan interpersonal. Pesan-pesan yang disampaikan sebagian besar bergantung
pada faktor-faktor lain yang terlibat dalam interaksi. (baca juga: Komunikasi
Massa)

 Komunikasi interpersonal berlangsung dalam berbagai bentuk.

Komunikasi interpersonal pada umumnya berlangsung secara tatap muka, misalnya


ketika kita berbicara dengan ibu atau ayah kita. Di era kemajuan teknologi
komunikasi seperti sekarang, komunikasi interpersonal berlangsung melalui
jaringan komputer. Kehadiran internet sebagai media komunikasi serta media
komunikasi modern lainnya menjadikan komunikasi interpersonal dapat dilakukan
melalui surat eletronik atau media sosial. Beberapa bentuk komunikasi
interpersonal masa kini bersifat real time, dalam artian pesan yang dikirim dan
diterima pada satu waktu sebagaimana dalam komunikasi tatap muka. Pesan yang
dikirimkan dan diterima melalui berbagai media sosial dalam konteks komunikasi
interpersonal jelas memiliki pengaruh media sosial serta efek media sosial bagi
hubungan interpersonal yang dibangun.

 Komunikasi interpersonal melibatkan berbagai pilihan.

Pesan-pesan interpersonal yang kita komunikasikan kepada orang lain adalah hasil
dari berbagai pilihan yang telah kita buat. Dalam kehidupan interpersonal kita dan
interaksi kita dengan orang lain, kita disajikan dengan berbagai pilihan.
Maksudnya adalah momen ketika kita harus membuat pilihan kepada siapa kita
berkomunikasi, apa yang akan kita katakan, apa yang tidak boleh kita katakan,
apakah pilihan frasa yang ingin kita katakan, dan lain sebagainya. Pilihan-pilihan
komunikasi interpersonal beserta alasannya, dalam beberapa situasi, berbagai
pilihan yang dipilih dapat bekerja dengan baik dibanding yang lainnya.

baca: Komunikasi Pembelajaran – Literasi Media

Prinsip-Prinsip dalam Komunikasi Interpersonal


Menurut Joseph A. DeVito (2013), prinsip-prinsip komunikasi interspersonal
adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi interpersonal adalah suatu proses transaksional.


Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses, atau kejadian yang berkelanjutan,
dimana masing-masing elemen saling bergantung satu sama lain. Komunikasi
interpersonal secara konstan terus terjadi dan mengalami perubahan. Agar dapat
memahami gambaran komunikasi interpersonal sebagai proses transaksional
maka model komunikasi transaksional dapat menjadi jawabannya.
2. Komunikasi interpersonal memiliki tujuan. Komunikasi interpersonal
memiliki 5 (lima) tujuan, yaitu untuk :
 belajar – komunikasi interpersonal membuat kita dapat belajar
memahami orang lain dan dunia secara lebih baik. (baca: Fotografi
Jurnalistik)
 membina hubungan – komunikasi interpersonal membantu kita untuk
berhubungan dengan orang lain.
 mempengaruhi – melalui komunikasi interpersonal kita dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain.
 bermain – komunikasi interpersonal dapat berfungsi sebagai kegiatan
bermain.
 membantu – melalui komunikasi interpersonal seorang terapis
menggunakan teknik penyebuhan jiwa yang dikenal dengan
metode komunikasi terapeutik dalam keperawatan.
3. Komunikasi interpersonal adalah ambigu. Semua pesan-pesan berpotensi
ambigu, masing-masing orang akan memberikan makna yang berbeda terhadap
pesan yang sama. Terdapat ambiguitas dalam semua hubungan. (baca: Komunikasi
Dakwah)
4. Hubungan interpersonal dapat berbentuk simetris atau komplementer.
Interaksi interpersonal dapat merangsang pola perilaku yang sama atau berbeda.
5. Komunikasi interpersonal merujuk pada isi dan hubungan diantara
para partisipan. Dalam sistem komunikasi interpersonal, hubungan interpersonal
memegang peranan yang sangat penting karena hubungan interpersonal yang baik
merupakan penanda bagi komunikasi yang efektif.
6. Komunikasi interpersonal adalah dapat diberi tanda atau ditandai karenanya
setiap orang memisahkan bagian-bagian komunikasi ke dalam stimuli atau
rangsangan dan respon terhadap perspektif dasar yang dimiliki oleh masing-masing
partisipan. (baca: Komunikasi Bisnis)
7. Komunikasi interpersonal tidak dapat dihindari, tidak dapat diulang, dan
tidak dapat diubah. Ketika berada dalam sebuah situasi interpersonal, kita tidak
dapat tidak berkomunikasi, dan kita tidak dapat mengulang secara tepat sebuah
pesan secara spesifik. (baca: Konvergensi Media)

Sementara itu, menurut Paul Watzlawick, Janet Beavin, dan Don Jackson,


terdapat 5 (lima) prinsip-prinsip komunikasi atau aksioma komunikasi yang dapat
membantu kita memahami interaksi komunikasi interpersonal secara lebih utuh,
yaitu :

1. Kita tidak dapat tidak berkomunikasi. (baca: Konvergensi Media)


2. Setiap interaksi memiliki dimensi isi dan dimensi hubungan.
3. Setiap interaksi dimaknai dengan bagaimana interaksi tersebut diberi tanda.
4. Pesan berupa simbol-simbol verbal dan petunjuk nonverbal.
(baca: Komunikasi Politik)
5. Pertukaran pesan bersifat simetris atau komplementer.

Baca : Etnografi Komunikasi – Jurnalistik Online

Teori Komunikasi Interpersonal


Dalam konteks komunikasi interpersonal, sejumlah teori komunikasi interpersonal
atau disebut juga dengan teori-teori komunikasi antarpribadi telah banyak
dirumuskan dan dikembangkan oleh para ahli teori komunikasi interpersonal dalam
rangka menjelaskan bagaimana orang memberikan makna terhadap suatu kejadian,
mengapa mereka bertindak dengan cara mereka, bagaimana mereka membuat
keputusan tentang pesan, dan efek komunikasi yang terjadi dalam hubungan.
Berbagai teori komunikasi interpersonal yang ada dapat digunakan untuk
memahami proses komunikasi.

Berikut beberapa teori komunikasi interpersonal sebagaimana dirumuskan oleh


para ahli, diantaranya adalah :

1. Constructivism – kerangka kerja teoritis yang berupaya untuk menjelaskan


mengapa individu berkomunikasi dengan cara yang mereka lakukan dan mengapa
beberapa komunikator lebih sukses dibanding yang lainnya. Konstruktivisme
dikenalkan oleh Jesse Delia.
2. Symbolic interactionism atau interaksionisme simbolik atau teori interaksi
simbolik – sebuah perspektif sosiologi yang dipengaruhi oleh banyak ahli teori
yaitu George Herbert Mead dan Herbert Blumer. Interaksionisme simbolik pada
dasarnya menggambarkan bagaimana individu menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi untuk membentuk makna, bagaimana mereka menciptakan dan
menyajikan dirinya sendiri, serta bagaimana ketika mereka berinteraksi dengan
orang lain menggunakan simbol-simbol untuk membentuk masyarakat.
3. Attribution Theory – sebuah kerangka kerja untuk memahami bagaimana
masing-masing individu menginterpretasikan perilaku mereka sendiri dan perilaku
orang lain. Menurut Fritz Heider, manusia termotivasi untuk memahami perilaku
dan menjelaskan pola perilaku.
4. Fundamental interpersonal relationship orientation theory – teori yang
dikenalkan oleh William Schutz ini berpendapat bahwa orang termotivasi untuk
memenuhi tiga kebutuhan yaitu inklusi (kebutuhan merasa dimiliki), kontrol
(kebutuhan untuk membentuk interaksi dengan orang lain), dan afeksi (kebutuhan
untuk disukai dan menjalin hubungan). (baca: Komunikasi Pembangunan)
5. Action assembly theory – teori yang dikenalkan oleh John Green ini
berusaha untuk menjelaskan dari mana pikiran kita datang dan bagaimana kita
mengartikan berbagai macam pikiran tersebut ke dalam komunikasi verbal
dan komunikasi nonverbal.
6. Communication accommodation theory – teori yang dikembangkan
oleh Howard Giles dkk ini menitikberatkan pada bagaimana dan mengapa orang
memodifikasi atau mengubah perilaku komunikasi mereka dalam situasi yang
berbeda. (baca: Komunikasi Internasional)
7. Social penetration theory – teori yang digagas oleh Irving
Altman dan Dalmas Taylor menggambarkan bagaimana self-
disclosure menggerakan hubungan dari superfisial ke intim. Ini adalah teori
pertama yang mengkaji tentang bagaimana perubahan dalam pola komunikasi
dapat berdampak pada perubahan dalam hubungan. (baca: Psikologi Komunikasi)
8. The relationship development model – teori yang dikenalkan oleh Mark
Knapp menyajikan sepuluh tahapan model hubungan yang dapat menyatukan atau
bahkan terpisah. Setiap tahapan bercirikan pola komunikasi yang berbeda.
(Baca : Teori Komunikasi Persuasif)

Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai asosiasi antara paling tidak dua
orang yang saling bergantung, yang menggunakan beberapa pola interaksi secara
konsisten, dan siapa yang menjadi pasangan interaksi dalam sebuah periode waktu.
Hubungan interpersonal merupakan hal paling penting dalam dalam komunikasi
interpersonal yang efektif.

Jurgen Reusch dan Gregory Bateson (1951) telah mengemukakan bahwa


komunikasi mendefinisikan hubungan interpersonal. Pandangan ini telah membuat
bergesernya studi komunikasi interpersonal dari isi pesan kepada aspek relasional.
Kemudian, Gerarld R. Miller dalam Rakhmat (2001 : 119) menyatakan bahwa
untuk memahami proses komunikasi interpersonal dituntut adanya pemahaman
mengenai hubungan simbiotis antara komunikasi dan perkembangan relasional.
Dalam artian, perkembangan relasional dipengaruhi oleh komunikasi hingga pada
akhirnya (secara simultan), sifat komunikasi antar partisipan komunikasi
dipengaruhi oleh perkembangan relasional.
Dalam sudut pandang psikologi komunikasi, hubungan interpersonal yang baik
dapat membuat orang semakin lebih terbuka untuk mengungkapkan dirinya,
semakin lebih cermat dalam memberikan persepsi terhadap dirinya dan orang lain,
sehingga komunikasi yang berlangsung diantara partisipan komunikasi akan
semakin efektif.

a. Tahapan Hubungan Interpersonal


Menurut Joseph A. DeVito (2013), hubungan interpersonal dibangun melalui
beberapa tahapan, yaitu :

 Kontak

Pada tahapan ini, terdapat beberapa jenis kontak persepsi seperti apa yang kita
lihat, apa yang kita dengar, dan lain-lain. Dari tahapan ini kita membentuk sebuah
gambaran mental dan fisik seperti gender (Baca : Komunikasi Gender), usia,
kepercayaan dan nilai, dan lain-lain. Setelah terjadi persepsi, kemudian dilanjutkan
dengana kontak interaksional yang superfisial dan relatif impersonal. Pada tahapan
inilah biasanya kita melakukan pertukaran informasi kepada mereka yang terlibat
dalam proses komunukasi. Misalnya, “Halo, perkenalkan nama saya Gepeng.”.
Para peneliti berpendapat pada tahapan kontak inilah kita nantinya akan
memutuskan apakah kita melanjutkan hubungan atau tidak. (baca: Sistem
Komunikasi Interpersonal)

 Keterlibatan

Pada tahapan keterlibatan hubungan, berkembang rasa kesamaan karena terhubung.


Di sinilah kita mengalami dan mencoba untuk belajar lebih banyak tentang orang
lain. Dalam tahapan keterlibatan terdapat dua fase yaitu fase menguji dan fase
mengintensifkan. Pada fase menguji, kita ingin melihat apakah penilaian awal yang
kita miliki terbutki beralasan atau tidak. Misalnya, kita bertanya, “Di manakah
kamu bekerja?”. Jika kita ingin mengetahui seseorang lebih baik lagi maka kita
akan lanjutkan keterlibatan kita dengan secara intensif melakukan interaksi yang
diawali dengan memberitahu informasi mengenai diri kita.

 Keakraban

Pada tahapan ini kita berkomitmen pada diri kita sendiri untuk tetap mengenal
lebih jauh seseorang dan membentuk sebuah hubungan ketika seseorang tersebut
menjadi seorang teman dekat, atau pasangan. Kualitas dan kuantitas pertukaran
interpersonal berkembang dan menjadikan kita menjadi lebih sering membicarakan
secara rinci tentang hubungan tersebut. (baca: Teori komunikasi Massa)
Selanjutnya, kita akan saling berbagi jaringan sosial dan lain-lain. Pada tahapan
inilah kepuasan hubungan juga berkembang. Dalam tahapan ini terdapat dua fase.
Pada fase pertama atau fase komitmen interpersonal dua orang berkomitmen
kepada mereka sendiri kepada orang lain dalam cara yang pribadi. Pada fase ikatan
sosial, komitmen dibuat umum, misalnya kepada keluarga dan teman.
(baca: Komunikasi Lintas Budaya)

 Kemunduran

Tahap kemunduran hubungan ditandai dengan melemahnya ikatan antara teman


atau kekasih. Fase pertama pada tahapan kemunduran hubungan adalah
ketidakpuasan intrapersonal yang mulai dialami saat berinteraksi dan mulai
memandang masa depan yang suram dengan pasangan. Jika fase ini terus
berkembang, maka akan berlanjut ke fase kedua, yaitu kemunduran interpersonal.
Kita mulai menarik diri atau menghindari untuk berinteraksi, tidak lagi saling
berbagi, seringkali diam ketika bersama-sama, minimnya kontak fisik, dan
minimnya kedekatan secara psikologis. Di sinilah konflik berkembang dan sulit
menemukan solusi yang terbaik.

 Perbaikan

Pada fase awal tahapan perbaikan yaitu perbaikan intrapersonal, kita mencoba
untuk menelaah serta menganalisa apa yang salah dan mulai menemukan titik
terang atau cara untuk mengatasi keretakan hubungan yang terjadi. Kita
mengevaluasi sisi positif maupun negatif andaikata hubungan yang ada diteruskan
atau diakhiri. Untuk memutuskan memperbaiki hubungan, kita harus memasuki
fase perbaikan interpersonal yaitu berkomunikasi dengan pasangan mengenai apa
yang ingin dilihat, apa yang akan dilakukan, dan apa yang pasangan ingin lakukan.
Inilah tahap negosiasi dimana kita dan pasangan kita mencoba untuk memperbaiki
hubungan.

 Putusnya hubungan

Pada tahapan ini ikatan antar individu benar-benar putus. Pada walnya putusnya
hubungan umumnya berlangsung dalam bentuk perpisahan interpersonal misalnya
pisah rumah. Jika perpisahan ini diterima dan jika hubungan sudah tidak bisa
diperbaiki, maka kita memasuki fase perpisahan sosial. Jika hubungan tersebut
adalah sebuah pernikahan, maka fase ini menuju pada perceraian. (baca: Prinsip –
prinsip komunikasi)

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hubungan


Interpersonal
Menurut Rakhmat (2001 : 129) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
hubungan interpersonal, diantaranya adalah :

 Percaya – merupakan faktor yang paling penting. Percaya diartikan sebagai


suatu keyakinan yang kuat mengenai keandalan, kebenaran, kemampuan, atau
kekuatan seseorang atau sesuatu. Dalam hubungan interpersonal, percaya
dimaksudkan sebagai bentuk keyakinan terhadap perilaku seseorang guna meraih
tujuan yang telah ditetapkan dimana terdapat ketidakpastian dalam pencapaiannya
serta dalam situasi yang mengandung resiko. (baca: Proses Komunikasi
Interpersonal)
 Sikap sportif – sikap untuk mengurangi resiko defensif dalam komunikasi.
 Sikap terbuka – sikap terbuka memiliki pengaruh yang besar terhadap
keefektifan komunikasi interpersonal. Karena dengan kita bersikap terbuka dapat
membuat kita :
o Menilai pesan lebih obyektif karena didukung oleh data dan logika.
o Dapat dengan mudah melihat perbedaan nuansa dan lain-lain.
o Mencari informasi yang berasal dari sumber yang beragam.
(baca: Media Komunikasi Modern)
o Tidak terlalu kaku dalam mempertahankan kepercayaan yang
dimiliki.
o Mencari makna pesan yang tidak sesuai dengan apa yang
diyakininya.

Manfaat Mempelajari Komunikasi Interpersonal

Mempelajari komunikasi interpersonal dapat memberikan manfaat, diantaranya


adalah :

 Dapat mendatangkan manfaat intelektual termasuk didalamnya pemahaman


yang mendalam terhadap diri dan orang lain serta hubungan interpersonal.
(baca: Teknik Dasar Fotografi)
 Dapat memberikan manfaat praktis termasuk didalamnya pribadi, sosial atau
hubungan, dan profesional.
 Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kita secara fisik. Mereka yang
memiliki hubungan interpersonal yang baik lebih sehat secara mental dan fisik.
(baca: Konstruksi Realitas Sosial)
 Komunikasi interpersonal membantu kita memenuhi kebutuhan sosial kita.
Dengan memahami proses komunikasi interpersonal akan memberikan pandangan
terhadap bagaimana suatu hubungan dapat menjadi lebih sukes dan memuaskan.
(baca: Sistem Komunikasi Indonesia)
 Melalui penelitian komunikasi interpersonal dapat membuat kita berpikir
bahwa kita berkomunikasi dalam suatu hubungan dan menyadari bahwa secara
aktual berkomunikasi dalam suatu hubungan adalah sangat berbeda. (baca: Teori
Difusi Inovasi)
Demikianlah uraian singkat mengenai komunikasi interpersonal yang meliputi
pengertian, elemen-elemen komunikasi interpersonal, sifat komunikasi
interpersonal, prinsip-prinsip komunikasi interpersonal, teori komunikasi
interpersonal, serta hubungan interpersonal. Semoga menambah wawasan dan
pengetahuan kita tentang ilmu komunikasi khususnya komunikasi interpersonal.

Sistem Komunikasi Interpersonal –


Pengertian – Komponen
 Post authorBy Site Default
 Post dateMay 29, 2017

Menurut ahli bernama Carl I. Hovland, ilmu komunikasi didefinisikan sebagai cara
yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi
serta pembentukan pendapat dan sikap. Secara umum dapat dikatakan bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian informasi dan pengertian seseorang
terhadap orang lain.

Lebih lanjut R. Wayne Pace memberikan gagasan tentang komunikasi antar orang
atau juga disebut komunikasi interpersonal. Wayne Pace mendefinisikan
komunikasi interpersonal sebagai proses komunikasi antara dua orang ataupun
lebih dengan media tatap muka langsung dimana sang pengirim informasi dapat
memberikan informasinya secara langsung dan sang penerima mendapatkan
informasi secara langsung dan dapat pula langsung memberikan tanggapan.
Informasi yang disampaikan dalam komunikasi interpersonal dapat berupa verbal
dan non-verbal.

Komunikasi interpersonal ini terdiri dari dua unsur pokok, yakni isi informasi dan
bagaimana isi informasi tersebut dikatakan atau diinformasikan baik secara verbal
maupun non verbal. Kedua unsur ini harus diperhatikan secara seksama dalam
kaitannya dengan kondisi dan situasi pembawa dan penerima pesan.

Baca juga:

 Faktor yang mempengaruhi komunikasi


 Teori Komunikasi Menurut Para Ahli
 Bahasa sebagai Alat Komunikasi

Fungsi Komunikasi Interpersonal

Secara umum, komunikasi interpersonal memiliki fungsi untuk meningkatkan


hubungan antar manusia, mengurangi potensi konflik antar orang dan berbagi
pengetahuan ataupun pengalaman dengan orang lain. Komunikasi interpersonal
memiliki peluang untuk meningkatkan hubungnan personal antara pihak yang
melakukan komunikasi interpersonal. Dengan adanya komunikasi interpersonal,
mausia dapat membina hubungan yang baik sehingga mengurangi risiko konflik
yang mungkin terjadi antar pihak tertentu. Fungsi system komunikasi interpersonal
ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

 Untuk mengenal diri sendiri maupun pribadi orang lain. (Baca juga: Jenis-


Jenis Interaksi Sosial)
 Mengetahui lebih dalam tentang lingkungan tempat kita tinggal dan
bersosialiasi.
 Menciptakan dan memelihara hubungan yang baik antar pribadi manusia.
 Mengubah sikap dan perilaku seseorang. (Baca juga: Komunikasi Non-
Verbal)
 Menghibur diri atau bagian dari kesenangan pribadi.
 Membantu orang lain untuk menyelesaikan masalahnya.

Dapat diketahui komunikasi interpersonal memiliki banyak fungsi sesuai dengan


tujuan si pengirim dan penerima informasi. Komunikasi interpersonal pada
dasarnya berfungsi menyampaikan informasi yang feedback-nya dapat langsung
didapatkan saat komunikasi interpersonal tersebut berlangsung. (baca: Teori
Kontruksi Sosial)

Sifat Komunikasi Interpersonal


Sistem komunikasi interpersonal juga dapat dibedakan menurut sifatnya. Berikut
adalah pembagian sifat dari komunikasi interpersonal:

 Komunikasi Diadik

Komunikasi jenis ini adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang dalam
keadaan tatap muka langsung. Jenis komunikasi diadik ini dapat dilakukan melalui
percakapan, dialog dan wawancara. Dalam percakapan, komunikasi diadik berjalan
dalam suasana yang lebih santai dan cenderung bersahabat. Dalam media dialog,
komunikasi berjalan dalam keadaan yang lebih intim dan lebih personal.
Sedangkan dalam proses wawancara, komunikasi interpersonal berjalan dengan
lebih serius. Dalam komunikasi wawancara, ada satu pihak yang lebih dominan
dalam memberikan pertanyaan dan pihak lainnya menjadi penjawab.

 Komunikasi kelompok kecil

Dalam sebuah kelompok kecil, proses komunikasi interpersonal berjalan diantara


tiga orang ataupun lebih secara tatap muka. Seluruh anggota grup melakukan
interaksi antara satu dan lainnya. Dalam komunikasi kelompok kecil ini sering
diklasifikasikan sebagai komunikasi antar personal karena setiap anggotanya
terlibat dalam kegiatan komunikasi langsung yang terjadi dengan tatap muka.
Pembicaraan dalam komunikasi kelompok kecil berlangsung dengan terpotong
potong. Dalam hal ini tidak ada pembicaraan yang mendominasi sehingga setiap
anggota bisa mengutarakan pendapatnya dalam porsi yang seimbang. (Baca
juga: Etika Komunikasi) 

Setiap anggota bisa berperan sebagai pemberi maupun penerima informasi. Peran
anggota dalam komunikasi kelompok kecil memang sulit diidentifikasi karena
pengaruh komunikasi ini bisa bermacam macam terhadap anggota kelompoknya.
Besar kelompok kecil ini memang belum dapat disepakati, namun biasanya jumlah
kelompok kecil ini bisa mencapai 30-50 orang. (baca: Media Komunikasi Modern)

Dalam sifatnya sebagai komunikasi interpersonal, baik komunikasi diadik dan


komunikasi kelompok kecil memiliki ciri bahwa proses komunikasi terjadi antara
dua orang secara tatap muka langsung.

Baca juga:

 Jenis Metode Penelitian Kualitatif


 Teori Public Relations
 Teori Komunikasi Massa

Komponen Sistem Komunikasi Interpersonal


Dalam berbegai perspektif, komunikasi interpersonal bisa menjadi cara yang
efektif maupun tidak efektif. Sistem komunikasi interpersonal ini dapat ditinjau
dari berbagai macam sudut pandang, salah satunya dalam perspektif humanistic.
Dalam perspektif humanistik, sistem komunikasi interpersonal dikaitkan dengan
beberapa sifat seperti keterbukaan, sikap empati mendukung, sikap positif,
kesetaraan komunikasi, proses komunikasi yang jujur, bermakna dan memuaskan
semua pihak. Berikut poin poin penting komponen sistem komunikasi
interpersonal dalam sudut pandang humanistik. (baca: Psikologi Komunikasi)

1. Keterbukaan

Menurut sudut pandang humanistic, proses komunikasi interpersonal harus


menjadi proses yang efektif dimana seorang individu harus terbuka terhadap
individu lain yang diajak berkomunikasi. Kedua belah pihak harus memiliki
kesediaan dalam membuka diri dan memberikan informasi. Baik pembawa dan
penerima informasi juga harus bersedia mengkui perasaannya dan pendapatnya
kepada pihak lain. Selain itu mereka juga harus dapat mempertanggung jawabnya
isi informasi yang disampaikan. Sikap terbuka amat penting dalam membangun
komunikasi interpersonal yang efektif. (baca: Teori Interaksi Simbolik)

2. Empati

Sikap empati didefinisikan sebagai kemampuan manusia dalam menempatkan diri


pada posisi manusia lainnya. Memiliki empati artinya individu harus mampu
memahami apa yang dirasakan oleh orang lain baik secara emosional atau pun
intelektual. Dengan adanya kemampuan empati dari kedua belah pihak, sistem
komunikasi interpersonal dapat berjalan secara efektif dimana pesan dalam
komunikasi dapat tersampaikan dengan baik.

3. Sikap mendukung

Sikap suportif juga sangat penting untuk menciptakan komunikasi interpersonal


yang efektif. Baik pembawa dan penerima informasi harus memberikan sifat
mendukung terhadap isi pesan yang disampaikan. Individu seharusnya mengurangi
sifat sifat menentang informasi karena alasan personal seperti kecemasan,
ketakutan dan hal lainnya. Penentangan yang dilakukan oleh salah satu atau kedua
belah pihak dapat menggagalkan tujuan komunikasi interpersonal. Penentangan
akan membuat individu memahami isi informasi yang diberikan. Untuk itulah sifat
mendukung wajib dimiliki pelaku komunikasi interpersonal. (baca: Sistem
Komunikasi Indonesia)

Pandangan humanistik terhadap sistem komunikasi interpersonal lainnya adalah:

 Sikap positif: Dalam perspektif humanistik, komunikasi interpersonal juga


harus dilandasi oleh sikap positif antar kedua belah pihak. Pemberi dan penerima
informasi harus memiliki pemikiran positif terhadap prang lain dan juga dirinya
sendiri. (baca: Komunikasi Lintas Budaya)
 Sikap kesetaraan: Kesamaan atau kesetaraan perilaku dari pihak pihak
yang melakukan komunikasi interpersonal juga menjadi kunci untuk menciptakan
komunikasi interpersonal yang efektif. Pihak yang memiliki sifat, pemikiran, nilai
dan kebiasaan yang sejalan cenderung dapat membangun komunikasi interpersonal
yang lebih efektif. (baca: Konvergensi Media)

Faktor Pendukung Komunikasi Interpersonal

Tingkat keefektifan komunikasi interpersonal juga didukung oleh beberapa faktor


personal dari individu yang melakukan komunikasi. Faktor faktor pendukung
tersebut antara lain sebagai berikut:

 Kepercayaan

Faktor kepercayaan menjadi hal yang sangat mempengaruhi proses komunikasi


interpersonal. Sifat saling percaya antar individu akan memberikan hubugan yang
saling pengertian sehingga nantinya dapat membangun sikap saling terbuka, saling
mengerti dan mengurangi tingkat kesalahpahaman. Kepercayaan seseorang ini juga
dipengaruhi beberapa hal seperti sikap penerimaan, empati dan kejujuran. Sikap
menerima yang ditunjukan individu akan memberikan sikap percaya terhadap
individu dan juga informasi yang disampaikan.

Sikap empati juga dibutuhkan agar kita dapat memahami apa yang dialami orang
lain sehingga kita dapat memunculkan sikap percaya kepada orang tersebut.
Kejujuran juga akan membuat orang lain percaya terhadap kita. Kepercayaan ini
akan mengurangi ketidakpahaman dan ketidakpuasan antar pihak yang akan
mengagalkan proses komunikasi interpersonal. (baca: Teori Agenda Setting)

 Sikap mendukung

Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, sifat mendukung antar individu dapat


mengurangi tingkat penetangan yang diakibatkan alasan personal. Sikap
mendukung wajib dimiliki pihak yang melakukan komunikasi interpersonal agar
komunikasi yang dilakukan berhasil. (baca: Proses Komunikasi Interpersonal)

 Sikap terbuka

Dengan adanya keterbukaan antara kedua pihak, maka komunikasi interpersonal


dapat berlangsung lebih efektif. Dengan tidak adanya hal yang ditutupi oleh tiap
individu, maka pesan dalam komunikasi dapat tersampaikan secara utuh.
(baca: Komunikasi Internasional)
Dengan adanya kepercayaan, sikap saling mendukung dan sikap terbuka, maka
komunikasi interpersonal akan berjalan lebih efektif. Hal ini didorong karena
individu tersebut sudah padat saling mengerti, menghargai dan memiliki semangat
untuk mengingkatkan hubungan interpersonal antara kedu belah pihak. Ketiga
faktor inilah yang menjadi pendukung keberhasilan suatu sistem komunikasi
interpersonal

Anda mungkin juga menyukai