Anda di halaman 1dari 16

OPINI PUBLIK DAN KOMUNIKASI MASSA

MAKALAH

Digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah.

Bahasa Indonesia oleh dosen pengampuh.

Muhammad Ramdhani, S.Ag, M.Si..

Kelompok 5/3E

Celvin Moniaga Sipahutar 1610631190038

M. Ihsan Jakaria 1610631190101

M. Rizky Afif Ermianus 1610631190126

Tasya Sutikno 1610631190167

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan
karunianya  kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
dibuat atas tugas dari dosen mata kuliah  Opini Publik yang mengharuskan kami untuk
membuat sebuah makalah mengenai materi  “Opini Publik dan Komunikasi Massa”,
disamping itu sebagai media pembelajaran kami, dalam melengkapi kegiatan perkuliahan.
Didalam makalah ini banyak sekali manfaat yang bisa diambil bagi pembaca, selain
dapat memberi wawasan yang lebih tentang opini publik dan komunikasi massa, kami juga
berharap pembaca dapat memahami maksud dari isi makalah ini.

Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga kami
yang senantiasa selalu mendo’akan kami, kepada dosen mata kuliah Opini Publik yang telah
mempercayakan tugas makalah tentang “Opini Publik dan Komunikasi Massa” ini kepada
kami.

Saya merasa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima dengan lapang hati demi
kesempurnaan makalah ini.

Karawang, 2 Desember 2017


Penyusun Dosen

Muhammad Ramdhani, S.Ag, M.Si.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................i

Daftar Isi.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2

2.1 Pengertian Opini Publik…..............................................................................................2


2.2 Pengertian Komunikasi Massa…....................................................................................3
2.3 Pengaruh Media Massa dalam Opini Publik...................................................................9
2.4 Peran Media Massa dalam pembentukan Opini Publik..................................................9

BAB III PENUTUP.............................................................................................................12

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................................................12

Daftar Pustaka.....................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Opini Publik merupakan pendapat khalayak banyak mengenai suatu isu/masalah yang
kontroversial yang berkembang di lingkungan masyarakat. Opini publik sangat berkaitan
akan pendapat orang banyak dan bersifat luas. Mengenai hal ini komunikasi yang digunakan
didalamnya dapat berupa komunikasi langsung, kelompok, dan komunikasi massa. Karena
konteks komunikasi tersebut meyangkut hal layak banyak. Komunikasi massa merupakan
komunikasi yang yang paling banyak melibatkan orang banyak karena sifatnya yang sangat
luas. Hal tersebut dikarenakan adanya media yang menghubungkan komunikator dan
komunikan sehingga jangkauan dari komunikasi ini sangat luas karena menembus ruang dan
waktu untuk menjangkau khalayak luas. Karena itu Opini Publik dan Komunikasi Massa
saling berkaitan, dari hubungannya, perananannya, dan sampai pengaruhnya. Untuk itu
mengenai hal-hal tersebut akan dibahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Opini Publik?
2. Apa yang dimaksud Komunikasi Massa?
3. Apa ciri dari Komunikasi Massa?
4. Apa Pengaruh Media Massa dalam Opini Publik?
5. Bagaimana Peran Media Massa dalam pembentukan Opini Publik?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Opini Publik
2. Untuk megetahui apa yang dimaksud Komunikasi Massa dan cirinya
3. Untuk mengetahui peran media massa dalam pembentukan opini publik

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Opini Publik

Opini publik adalah pendapat kelompok masyarakat atau sintesis dari pendapat dan
diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan.
Agregat dari sikap dan kepercayaan ini biasanya dianut oleh populasi orang dewasa. Dalam
menentukan opini publik, yang dihitung bukanlah jumlah mayoritasnya (numerical majority)
namun mayoritas yang efektif (effective majority). Subyek opini publik adalah masalah baru
yang kontroversial di mana unsur-unsur opini publik adalah: pernyataan yang kontroversial,
mengenai suatu hal yang bertentangan, dan reaksi pertama/gagasan baru. . Ferdinand Tonnies
(dalam Sunaryo, 1997, 30) menyebutkan ada tiga tahap opini publik dalam
perkembangannya, yaitu:

a. Opini publik luftartig, yaitu opini publik yang laksana uap, di mana dalam
perkembangannya masih terombang-ambing mencari bentuk yang nyata.
b. Opini publik yang flussig, yang mempunyai sifat-sifat seperti air, opini publik ini
sudah mempunyai bentuk yang nyata, tetapi masih dapat dialirkan menurut saluran
yang dikehendaki.
c. Opini publik yang festig, adalah opini publik yang sudah kuat, & tidak mudah
berubah.

Tahap perkembangan atau pembentukan opini publik itu disebabkan perbedaan latar
belakang pengetahuan, pengalaman dari individu-individu yang menaruh minat terhadap
permasalahan, di samping usia, kedekatan terhadap masalah, pendidikan & faktor-faktor dari
luar dirinya seperti banyaknya masalah yang lain, pertentangan pengaruh teman, waktu yang
tersedia, dsb. turut berperan dalam pembentukan atau perkembangan opini publik.

Proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambang atau simbol sebagai media. Tanpa media tidak mungkin pesan
bisa sampai kepada komunikan yaitu penerima pesan. Lambang yang digunakan dalam
penyampaian pesan kepada komunikan adalah bahasa. Bahasa dalam komunikasi dikenal
sebagai media primer ini adalah: kial (gesture), isyarat, gambar, warna, & lain sebagainya.
Jika bahasa sebagai media primer, ada media lainnya, yaitu media sekunder, yang dalam
penyampaiannya menggunakan alat atau sarana misalnya: surat, telepon, surat kabar,

2
majalah, radio, televisi, film, internet, dst. Pada umumnya pembicaraan dalam masyarakat
yang dinamakan media komunikasi adalah media yang ke dua atau sekunder. Jarang sekali
bahasa dianggap media komunikasi, sebab bahasa dengan pesan yang disampaikan menjadi
suatu hal yang tidak bisa dipisahkan. Lain halnya dengan media surat, telepon, radio &
lainnya, tidak selalu digunakan, sedangkan bahasa itu sudah menjadi paket, di mana orang
berkomunikasi pasti memakai bahasa. Jadi dengan demikian media adalah alat atau sarana
yang memungkinkan seseorang atau komunikator bisa menyampaikan pesan kepada
komunikan atau si penerima pesan, & seperti yang telah diutarakan bahwa bahasa termasuk
sebagai totalitas pesan. Bahasa memang yang paling banyak digunakan dalam
berkomunikasi, jadi jika menyebut media yang dimaksud adalah semua alat di luar bahasa.
Sesungguhnya bahasa adalah alat yang paling banyak digunakan dalam berkomunikasi,
karena bahasa sebagai lambang mampu mentransmisikan pikiran, ide, pendapat, & lain
sebagainya. Bila dibayangkan jika tidak ada simbol-simbol untuk sesuatu benda di sekitar
manusia yang selanjutnya menjadi kata-kata, maka sulit sekali manusia berkomunikasi baik
mengenai sesuatu yang konkrit apa lagi abstrak. Karena dilengkapi dengan media di luar
bahasa maka manusia dengan mudah dapat berkomunikasi satu dengan yang lain, karena itu
dalam bentuk komunikasi ditambahkan satu bentuk lagi yaitu komunikasi medio (medio
communication) di samping bentuk komunikasi persona, kelompok, & komunikasi massa.
Bentuk komunikasi massa ini adalah suatu bentuk komunikasi yang memakai media massa.

2.2 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah suatu proses melalui mana komunikator-komunikator


menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara luas dan terus menerus
menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan
beragam dengan melalui berbagai cara. (defleur & mcquail, 1985, mcquail, 2000).

Media Massa (Mass Media) singkatan dari Media Komunikasi Massa (Mass
Communication Media), yaitu sarana, channel, atau media untuk berkomunikasi kepada
publik.Istilah Media Massa sering disingkat “Media” saja, tanpa “Massa”. Media Massa
merupakan suatu sumber informasi, hiburan, dan sarana promosi (iklan). Menurut Leksikon
Komunikasi, media massa adalah “sarana penyampai pesan yang berhubungan langsung
dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar”. Menurut Cangara, media
adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri alat yang digunakan dalam

3
penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi
seperti surat kabar, film, radio dan televisi.

Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara. Massa berasal
dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Dengan demikian,
pengertian media massa adalahperantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam
hubungannya satu sama lain(Soehadi, 1978:38).

Media Massa adalah sarana komunikasi massa dimana proses penyampaian pesan,
gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik) secara serentak.

Media massa merupakan salah satu alat dalam proses komunikasi massa, karena media massa
mampu menjangkau khalayak yang lebih luas dan relatif lebih banyak, heterogen, anonim,
pesannya bersifat abstrak dan terpencar. Dalam kajian komunikasi massa sering dipahami
sebagai perangkat- perangkat yang diorganisir untuk berkomunikasi secara terbuka dan pada
situasi yang berjarak kepada khalayak luas dalam waktu yang relatif singkat (McQuail,
2000:17).  Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran
informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal (Bungin, 2006:7).

Media massa menjadi obyek utama studi komunikasi massa

Media massa tidak hanya sebagai saluran komunikasi tetapi   juga dalam posisinya sebagai
institusi:

 Ekonomi (bisnis)
 Sosial-budaya
 Politik

Menurut Sastroputro (1987, 12), komunikasi massa itu memiliki ciri sebagai berikut:

a. Komunikasi ditujukan kepada massa/orang banyak sebagai komunikan.


Komunikasi dilakukan serempak.
b. Komunikator merupakan suatu organisasi, lembaga, atau orang yang dilembagakan
(institutionalized person).
c. Pesannya bersifat umum.
d. Media yang digunakan adalah media massa, artinya bisa menjangkau sekaligus orang
banyak.
e. Umpan balik (feedback) tidak langsung/terlambat.

4
Berdasarkan ciri-ciri komunikasi massa seperti yang telah diutarakan tersebut, jadi
komunikasi massa itu:

Pertama, bahwa komunikasi massa itu adalah komunikasi yang ditujukan kepada
massa atau orang banyak sebagai komunikannya. Komunikan yang merupakan kumpulan
anggota-anggota masyarakat itu bersifat heterogen. Ini berarti bahwa komunikan yang
terpencar-pencar itu bermacam-macam dalam berbagai hal seperti: jenis kelamin, usia,
pendidikan, agama, pengalaman, pekerjaan, keinginan, cita-cita, pandangan hidup, &
sebagainya. Komunikan yang heterogen itu akan menyebabkan kesulitan seorang
komunikator dalam menyebarkan informasi melalui media massa karena setiap individu dari
khalayak itu menghendaki agar keinginannya terpenuhi. Demikian juga bagi pengelola media
massa tidak mungkin untuk memenuhi keinginan komunikan, & salah satu cara untuk dapat
mendekati keinginan seluruh khalayak komunikan adalah dengan mengelompokan
berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada. Dengan demikian khalayak penonton dapat
dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia pekerjaan, pendidikan, kesenangan, dsb.
Seperti telah dikemukakan pengelompokan yang dilakukan oleh berbagai media massa
dengan mengadakan rubrik-rubrik atau acara tertentu untuk kelompok atau publik:
pembaca surat kabar atau majalah, pendengar radio, penonton televisi.
Hampir semua media massa menyajikan rubrik-rubrik khusus bagi publik masing-masing
medianya. Dalam media mass cetak misalnya diadakan rubrik khusus untuk: anak-anak,
remaja, & dewasa; pemeluk Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, & kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Mahaesa; murid/siswa T.K., S.D., SMP, SMU, & mahasiswa;
penggemar seni teater; teknologi; & kelompok-kelompok lainnya. Pada media televisi pun
diadakan acara-acara khusus sesuai dengan kelompok penonton, seperti: acara anak-anak,
kaum wanita, dewasa, kesenian tradisional, hiburan musik, film khusus anak, film dewasa,
dapur sehat, dialog, dsb.

# Ke dua, komunikasi dilakukan serempak, ini berarti bahwa ciri komunikasi massa dengan
media massa dapat melakukan keserempakkan pada komunikan dalam menerima pesan-
pesan yang disebarkan. Dengan ciri keserempakan itu maka pesan-pesan yang disebarkan
bisa dengan cepat diterima di mana saja di seluruh daerah di Indonesia, & penerimaan
pesannya juga pada saat yang sama. Media massa televisi & radio merupakan media
elektronika yang benar-benar serempak dalam penyajiannya, demikian juga penontonnya
yang mendengarkan & menonton acara yang disiarkan. Media surat kabar, majalah, & film
sedikit berbeda dengan kedua media massa terdahulu. Surat kabar, majalah, & film bisa

5
serempak dalam menyebarkannya tetapi pembaca surat kabar atau majalah & penonton film
di bioskop berbedas dalam membaca & menontonnya, hal ini karena karakteristik khusus
pembaca & penonton film yang tidak sama dengan pendengar radio & penonton televisi yang
pengelola & publiknya bersamaan menyiarkan & menonton atau mendengarnya.

# Ke tiga, komunikatornya merupakan suatu organisasi atau lembaga, & orang yang
dilembagakan. Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga atau
suatu organisasi. Hal ini berbeda dengan komunikator lain seperti dalang yang muncul dalam
suatu forum bisa bertindak lebih bebas, karena ia bertindak atas namanya sendiri.
Komunikator pada komunikasi massa, misalnya wartawan surat kabar, penyiar televisi, ia
bertindak bukan atas namanya sendiri, tetapi atas nama lembaga, sehingga ia tidak bisa
melanggar kebijaksanaan lembaga baik surat kabar maupun stasion televisi yang diwakilinya.
Wartawan atau penyiar televisi tidak mempunyai kebebasan individual, semua berdasarkan
kebijakan lembaga. Komunikator pada media massa itu tidak bekerja sendirian, tetapi
bersama orang lain, & merupakan hasil kerja sama sejumlah orang. Karena itu maka
komunikator media massa perlu betul-betul yang trampil sesuai dengan profesinya, sehingga
bisa menghasilkan kerja yang baik, bermutu, & berdaya guna.

# Ke empat, pesannya bersifat umum. Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat
umum, karena ditujukan kepada umum & mengenai kepentingan umum. Jadi pesan pada
media massa memang tidak ditujukan untuk perseorangan atau kelompok-kelompok tertentu,
walaupun yang membaca, mendengar, atau menontonnya individu-individu tertentu yang
tidak saling mengenai & berhubungan satu sama lain. Memang inilah yang membedakan
media massa dengan media bukan massa. Media surat, telepon, telegram, e-mail, atau teleks
bukan media massa karena ditujukkan kepada orang tertentu. Media massa tidak menyiarkan
pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum, semua pesannya ditujukan untuk
kepentingan umum. Media massa bisa saja meliput atau menyiarkan pejabat pemerintah yang
meresmikan atau membuka proyek pembangunan, tetapi media massa tidak akan meliput atau
menyiarkan resepsi yang bersifat pribadi dari pejabat itu, kecuali kalau pejabat itu kepala
negara atau presiden/wakilnya. Peliputan itu karena kekhususan bagi pejabat yang satu atau
dua orang di suatu negara.

# Ke lima, media yang digunakan adalah media massa. Ciri yang ke lima mengenai media
yang digunakan dalam komunikasi massa, media yang digunakan adalah media massa, yaitu
media yang dapat menjangkau orang banyak. Satu stasion televisi misalnya untuk komunikan

6
yang banyak & tersebar di seluruh tanah air. Hal ini bisa karena memang sifatnya yang masal
dari media massa itu. Lain halnya dengan media cetak surat kabar atau majalah yang asalnya
satu kemudian diperbanyak sesuai dengan perkiraan yang membutuhkan. Tetapi saat diterima
oleh komunikan dapat dibaca oleh leibh dari satu orang. Yang dilihat dari media massa jenis
ini adalah keserempakan diterimanya & juga mungkin dibacanya.

# Ke enam, umpan balik (feedback) tidak langsung/terlambat. Ciri media massa yang terakhir
ini berarti bahwa pesan yang disebarkan itu bersifat satu arah, feedback-nya tidak langsung.
Feedback-nya (sesuatu yang kembalinya) tidak saat itu seperti dalam komunikasi antar
persona yang bentuknya timbal balik. Komunikator dalam komunikasi antar persona dapat
secara langsung mengetahui reaksi yang berasal dari komunikan, sehingga bisa diketahui &
disusun strategi lanjut dari komunikasi itu. Jadi dalam komunikasi massa, komunikator sama
sekali tidak mengetahui arus balik yang berasal dari komunikan (pendengar, penonton,
pembaca) saat itu. Jika ada arus balik atau reaksi itu terlambat atau tertunda, karena harus
menunggu tanggapan yang belum ada. Penyiar radio & televisi atau sutradara film tidak
mengetahui tanggapan khalayak: pembaca, pendengar, atau penonton yang dijadikan sasaran
penyiarannya, penerbitannya, atau peredarannya pada saat itu.

Media dalam Proses Komunikasi

Seperti telah diuraikan di muka proses komunikasi bisa dilakukan dengan dua cara:

Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer yaitu proses penyampaian pesan yang berisi pikiran, ide,
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang atau simbol
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial,
isyarat, gambar, warna, dsb.

Proses komunikasi secara sekunder

Berbeda dengan proses komunikasi secara primer, dalam proses komunikasi secara sekunder
dalam prosesnya memakai alat atau media, media yang dimaksud misalnya: surat, telepon,
teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb. Proses komunikasi sekunder ini
sebenarnya merupakan sumbangan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang
& waktu.

7
Konsepsi Komas Klasik :

Hanya mencakup 5 media massa : (the big five of mass media)

 Surat kabar
 Majalah
 Radio
 Televisi
 Film

 Fungsi sosial media massa (lasswell & wright)

1. Pengawasan lingkungan (social surveillance)


2. Korelasi sosial (social correlation)
3. Sosialisasi (social transmission)
4. Hiburan (entertainment)

Fungsi sosial media massa (lazarsfeld & merton)

1. Memberikan/mengukuhkan status sosial


2. Memperkokoh norma-norma sosialSubstitusi dalam hubungan sosial
3.

Fungsi media massa bagi individu (becker, 1985)

1. Pengawasan atau pencarian informasi


2. Pengembangan diri
3. Fasilitasi dalam hubungan sosial
4. Membantu melegakan emosi/afeksi
5. Sarana pelarian dari ketegangan  dan keterasingan
6. Bagian dari kehidupan ritual rutin (ritualisasi)

Daya tarik isi pesan media massa    :

Novelty

1. Jarak (Dekat atau Jauh)


2. Popularitas
3. Konflik (Pertentangan)

8
4. Komedi (Humor)
5. Seks dan keindahan
6. Emosi/Afeksi
7. Nostalgia
8. Human Interest

2.3 Penagaruh Media Massa Dalam Opini Publik

Informasi yang dimuat dalam media massa akan segera tersebar kepada khalayak
yang besar, heterogen, & anonim. Wrigt (dalam Hennesey, 1981, 206) menyatakan bahwa
pesan-pesan yang disampaikan kepada khalayak itu terbuka, sering dirancang untuk
mencapai kebanyakan anggota khalayak secara simultan, sehingga pesan-pesan itu akan
memberikan opini dari khalayak sebagai komunikan. Pesan yang biasa akan berlalu begitu
saja, tetapi yang berhubungan dengan kepentingan rakyat banyak atau hajat hidup orang
banyak sering kali menghasilkan opini yang dalam, yang cenderung menyerang kebijakan
pemerintah. Dalam situasi saat sekarang, jika ada informasi mengenai kebutuhan pokok
rakyat banyak, seperti minyak goreng, susu bubuk untuk balita, gula pasir, & beras akan
banyak melahirkan opini dari rakyat sesuai dengan golongan-golongan profesinya, yang
selanjutnya melahirkan opini publik. Berita dari media massa sering ditunggu oleh khalayak
karena keingintahuan dari mereka. Sebaliknya juga pembuat keputusan yaitu pemerintah
menjadikan media massa sebagai alat untuk mengetahui pikiran, keinginan masyarakat, sekali
pun tidak diketahui secara pasti apa yang dikehendaki masyarakat banyak. Tetapi di saat ini,
sebenarnya pemerintah dapat dengan mudah apa yang merupakan keinginan atau yang
dikehendaki rakyat. Jika keadaannya kritis sebaiknya pemerintah tidak perlu banyak curiga,
jika opini-opini publik di berbagai kota & daerah terus berlanjut, itu tandanya bahwa opini
rakyat memang ada atau terbukti. Dari contoh tersebut jelaslah bahwa baik pemerintah
maupun rakyat sebenarnya masing-masing saling memperhatikan, media massa menjadi
perantaranya. Yang mempunyai cukup waktu akan menyimak informasi melalui televisi atau
radio. Sebaliknya yang tidak cukup waktu mereka akan membaca media cetak sebagai alat
untuk memuaskan kebutuhannya.

2.4 Peran Media Massa Dalam Pembentukan Opini Publik

Media massa, termasuk televisi, menjadi ikon pembentuk konstruksi sosial. Media
pun menjadi pembentuk kuasa kebenaran dalam realita sosial. Norma-norma kehidupan
cenderung dipegang oleh media. Peran media dalam pembentukan opini semakin masif dalam

9
beberapa dekade terakhir. Semakin pentingnya peran media dalam pembentukan opini publik
tidak terlepas dari pesatnya peningkatan teknologi informasi dan komunikasi. Jika pada 10
tahun sebelumnya seseorang masih sulit untuk dapat mengakses internet, namun hari ini
setiap orang dapat mengakses internet secara mobile. Jika 10 tahun sebelumnya jumlah
stasiun televisi sangat terbatas, namun hari ini jumlah stasiun televisi semakin banyak dan
dengan tingkat coverage yang lebih luas. Bahkan, hari ini kita dapat mengakses jaringan
internasional, sesuatu yang mustahil dilakukan pada beberapa tahun yang lalu.

Walaupun tidak semasif beberapa tahun terakhir, media di masa lalu juga memiliki
peran yang besar dalam membentuk opini publik. Contohnya adalah bagaimana publik
melihat Sukarno sebagai seorang pemimpin besar Indonesia. Lewat radio pada saat itu,
Sukarno berhasil membangun citra pemimpin kharismatik di masyarakat Indonesia, walaupun
sebagian masyarakat mengetahui bahwa dalam praktek Sukarno adalah pemimpin yang
otoriter. Namun sekali lagi, peran media telah menggeser opini publik terhadap citra Sukarno
dari seorang pemimpin diktator menjadi pemimpin yang kharismatik dan dibanggakan oleh
masyarakat Indonesia.

Peranan media masa tersebut tentunya tidak dapat dilepaskan dari arti keberadaan
media itu sendiri. Marshall McLuhan, seorang sosiolog Kanada mengatakan bahwa ”media is
the extension of men”. Pada awalnya, ketika teknologi masih terbatas maka seseorang harus
melakukan komunikasi secara langsung. Tetapi, seiring dengan peningkatan teknologi, maka
media massa menjadi sarana dalam memberikan informasi, serta melaksanakan komunikasi
dan dialog. Secara tidak langsung, dengan makna keberadaan media itu sendiri, maka media
menjadi sarana dalam upaya perluasan ide-ide, gagasan-gagasan dan pemikiran terhadap
kenyataan sosial (Dedy Jamaludi Malik, 2001: 23)

Dengan peran tersebut, media massa menjadi sebuah agen dalam membentuk citra di
masyarakat. Pemberitaan di media massa sangat terkait dengan pembentukan citra, karena
pada dasarnya komunikasi itu proses interaksi sosial, yang digunakan untuk menyusun makna
yang membentuk citra tersendiri mengenai dunia dan bertukar citra melalui simbol-simbol
(Nimmo, 1999). Dalam konteks tersebut, media memainkan peranan penting untuk
konstruksi realitas sosial.

Sebagai seorang praktisi media massa, Direktur Pemberitaan TV One, Karni Ilyas
atau biasa disebut ”Bang One”, telah menunjukan betapa strategisnya peran media dalam
pembentukan realitas sosial. Berbagai contoh seperti pencitraan Presiden Susilo Bambang

10
Yudhoyono pada tahun 2004, kasus Manohara yang mengkonstruksi opini masyarakat bahwa
dia sebagai orang yang perlu dilindungi, dan terakhir adalah citra terhadap KPK sebagai
institusi pemberantasan korupsi; tidak dapat dilepaskan dari peran media dalam membentuk
opini publik.

Namun, Karni Ilyas menyatakan bahwa pembentukan opini publik tidak sepenuhnya
menjadi monopoli media massa. Masyarakat juga memiliki peran dalam mencerna informasi
yang didapat dari media. Dalam hal itu, maka faktor relativisme budaya masyarakat menjadi
hal yang penting dalam proses keberterimaan sebuah opini publik. Dengan perannya yang
sangat besar dalam pembentukan opini publik, maka sudah sejatinya gerakan mahasiswa
dapat memanfaatkan keran-keran media massa dalam melakukan adovokasi kebijakan publik.
Penyebaran diskursus-diskursus dalam publicsphare inilah yang seharusnya lebih
dimaksimalkan oleh gerakan mahasiswa agar gerakan mahasiswa lebih efektif dalam
mencapai tujuan-tujuan gerakannya.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perlu kita ketahui bahwa media massa adalah salah sau alat ytang dapat membuat
suatu opini public secara cepat dan mudah. Sehingga pengawasan dalam media massa harus
dilakukan agar tidak menimbulkan efek buruk pada masyarakat akibat hasil dari informasi
di Media massa

3.2 Saran
Perlu adanya pengawasan dalam media massa agar tidak adanya intervensi yang
nantinya akan berakibat pada munculnya isu isu yang dapat memecah belah masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bandung, Humas. Opini Publik dan Komunikasi Massa. Available at


https://humasbdg.wordpress.com/2008/04/12/opini-publik-komunikasi-massa/
(Diakses pada tanggal 01 Desember 2017)

Waris, Akbar. Peran Media Massa Dalam Pembentukan Opini Publik. Available at:
http://akbarwais.blogspot.co.id/2016/05/peran-media-massa-dalam-
pembentukan.html (Diakses pada tanggal 01 Desember 2017)

Wikipedia. Opini Publik. Available at:: https://id.wikipedia.org/wiki/Opini_publik (Diakses


pada tanggal 01 Desember 2017)

13

Anda mungkin juga menyukai