Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK 6 DASAR DASAR HUMAS OPINI PUBLIK Dosen: ibu juliana, K.

Msi

DISUSUN OLEH : 1.APRIZAL OKTOVIANDRIY (1370200013) 2.ANI ROSI FARIDA (1370200014)

ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIAH BENGKULU 2014

A.Pengertian Opini Publik Tugas public relations erat hubungannnya dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap yang menguntungkan perusahaan atau instansi. Yakni mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap tindakan dan kebijakan perusahaan atau instansinya. Penciptaan pendapat umum (opini publik) yang menguntungkan atau mendukung lembaga sosial, ekonomi dan politik adalah tujuan utama public relations. Opini publik atau pendapat umum (public opinion) mempunyai kedudukan yang penting dalam kegiatan penerangan dan public relations. Oleh karena itu perlu diketahui beberapa hal tentang pengaruh dan sifat-sifat pendapat umum. Opini publik berasal dari dua kata berbahasa Latin, yakni opinari dan publicus. Opinari berarti berpikir atau menduga. Kata opinion sendiri mengandung akar kata onis yang berarti harapan. Kata opinion sendiri dalam Bahasa Inggris berhubungan erat dengan kata option dan hope, yang berasal dari Bahasa Latin optio yang artinya pilihan atau harapan. Sedangkan kata pulicus mempunyai arti milik masyarakat luas. Dengan demikian, hubungan antara kedua kata ini, Opini Publik menyangkut hal seperti dugaan, perkiraan, harapan dan pilihan yang dilakukan orang banyak. Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun secara pasif. Opini dapat dinyatakan secara verbal, terbuka dengan kata-kata yang dapat ditafsirkan secara jelas, ataupun melalui pilihan-pilihan kata yang sangat halus dan tidak secara langsung dapat diartikan (konotatif). Opini dapat pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut muka, simbol-simbol tertulis, pakaian yang dikenakan dan oleh tanda-tanda lain yang tak terbilang jumlahnya, melalui referensi, nilai-nilai, pandangan, sikap serta kesetiaan.Akar opini sebenarnya adalah persepsi. Persepsi ini ditentukan oleh faktor-faktor seperti latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut, serta berita-berita yang berkembang. Interpretasi seseorang akan melahirkan pendirian. Pendirian adalah apa yang sebenarnya dirasakan oleh seseorang. Pendirian sering disebut juga sikap, merupakan opini yang masih tersembunyi di dalam batin seseorang. Setelah memahami mengenai terbentuknya persepsi, pendirian dan opini; kita dapat menyimpulkan bahwa opini tidaklah terbentuk secara langsung dengan sendirinya. Opini publik harus dibentuk oleh suatu perusahaan atau instansi.

Sedangkan menurut beberapa ahli, opini publik (pendapat umum) ini memiliki beberapa definisi. Di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Prof. W. Doob, dalam bukunya Public Opinion and Propaganda; Pendapat umum ini menunjukkan sikap orang-orang menjadi anggota dari satu golongan sosial terhadap suatu soal. 2. Prof. Karterhood, dalam bukunya Dictionary of Educations; Pendapat rata-rata atau persesuaian pendapat antara orang-orang dari suatu golongan sosial tentang masalahmasalah atau hal-hal kemasyarakatan. 3. William Albig, dalam bukunya Modern Public Opinion; Pendapat publik adalah ekspresi segenap anggota suatu kelompok yang berkepentingan atas suatu masalah. 4. Leonard W Doob, dalam bukunya Public Opinion (1948); Opini publik menyangkut sikap orang-orang mengenai sesuatu soal, di mana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama. Beliau juga menyebutkan bahwa yang membentuk opini publik itu adalah sikap pribadi seseorang ataupun sikap kelompoknya karena itu sikapnya ditentukan oleh pengalamannya, yaitu pengalaman dari dan dalam kelompoknya itu pula. 5. Ferdinand Tonnies; Beliau mengatakan ada tiga tahap opini publik dalam perkembangannya yaitu die luftartige, die flussige dan die feste. Opini publik luftartig adalah opini publik laksana uap di mana tahap perkembangannya masih terombangambing mencari bentuk yang nyata. Opini publik flussig mempunyai sifat-sifat seperti air, opini publik ini sudah mempunyai bentuk yang nyata akan tetapi masih dapat dialirkan menurut saluran yang kita kehendaki, sedangkan opini publik festig adalah opini publik yang sudah kuat, tidak mudah berubah. B.Faktor-faktor yang mempengaruhi opini Pendapat yang muncul pada seorang individu dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum dipengaruhi oleh 2 faktor (Yulianita, 1996:7), yaitu : 1. Faktor internal, yakni bakat atau fisik pembawaan sejak lahir. Contoh : Pada masa kanak-kanak, beberapa tunarungu merasa malu, minder dalam bergaul. Sedikitnya, mereka kecewa akan kekurangan fisiknya. Mereka memiliki opini bahwa dunia/Tuhan kejam karena mereka lahir dengan kondisi fisik berbeda dengan yang lain. Opininya negatif, terutama dalam menghadapi lingkungan. 2. Faktor eksternal, umpamanya : lingkungan, sejarah hidup, agama, aliran politik, kedudukan sosial ekonomi dalam masyarakat, dan sebagainya.

Contoh : Saat tumbuh menjadi remaja dan dewasa, beberapa tunarungu di atas opininya berubah, tidak negatif (minimal tidak senegatif) seperti pada masa kanakkanak. Lingkungan (masyarakat) menerima kehadiran mereka apa adanya. Dukungan keluarga dan masyarakat begitu besar. Mereka bisa memperoleh pendidikan keahlian musik dan massage, seperti di Wiyata Guna, Jl. Pajajaran, Bandung. Sebagai muslim, mereka menyadari bahwa dunia tidak kejam. Mereka dapat berkiprah dan berkarya meski memiliki keterbatasan. Mereka beropini, Kami memiliki keterbatasan. Tetapi kami tidak berbeda dengan orang lain. Keterbatasan tidak membuat kami menjauh dari lingkungan. Dan Allah telah memberi kami kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Allah telah mencukupi kami dengan keahlian, rezeki dan kawan serta keluarga yang setia. Itu membuat kami siap dalam menjalani kehidupan. Contoh lain: Seorang muslim yang taat biasanya memiliki penilaian (opini) yang kurang positif terhadap partai-partai sekuler. Ia lebih menyukai partai Islam. Opini mereka, Partai sekuler (basis non agama) tidak akomodatif terhadap kepentingan umat Islam. Jadi, untuk apa memilih partai sekuler!. Mahasiswa yang berasal dari keluarga berada akan berbeda pendapatnya dengan yang berasal dari keluarga kurang mampu mengenai kenaikan biaya kuliah di sebuah universitas. Mahasiswa yang kurang mampu, apalagi anak yatim, akan mengalami kesulitan membayar biaya kuliah. Seusai memberi kuliah Opini Publik, Rabu, 15 November 2006, pukul 10 pagi di Unisba, penulis bertemu ibu dari seorang mahasiswa psikologi, yang bekerja sebagai guru. Dengan wajah yang tampak sedih, ibu itu mengungkapkan (opini), Untuk mencari biaya kuliah sebesar 5 juta -an sangat sulit. Saya berharap Unisba akan memberi keringanan pembayaran kepada anak saya. Opini publik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, diantaranya : 1. Pendidikan Pendidikan, baik formal maupun non formal, banyak mempengaruhi dan membentuk persepsi seseorang.Orang berpendidikan cukup, memiliki sikap yang lebih mandiri ketimbang kelompok yang kurang berpendidikan.Yang terakhir cenderung mengikut. 2. Kondisi Sosial Masyarakat yang terdiri dari kelompok tertutup akan memiliki pendapat yang lebih sempit dari pada kelompok masyarakat terbuka. Dalam masyarakat tertutup, komunikasi dengan luar sulit dilakukan. 3. Kondisi Ekonomi Masyarakat yang kebutuhan minimumnya terpenuhi dan masalah survive bukan lagi merupakan bahaya yang mengancam, adalah masyarakat yang tenang dan demokratis. 4. Ideologi

Ideologi adalah hasil kristalisasi nilai yang ada dalam masyarakat. Ia juga merupakan pemikiran khas suatu kelompok. Karena titik tolaknya adalah kepentingan ego, maka ideologi cenderung mengarah pada egoisme atau kelompokisme. 5. Organisasi Dalam organisasi orang berinteraksi dengan orang lain dengan berbagai ragam kepentingan. Dalam organisasi orang dapat menyalurkan pendapat dan

keinginannya.Karena dalam kelompok ini orang cenderung bersedia menyamakan pendapatnya, maka pendapat umum mudah terbentuk. 6. Media Massa Persepsi masyarakat dapat dibentuk oleh media massa. Media massa dapat membentuk pendapat umum dengan cara pemberitaan C. PROSES PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK Sosiolog dan ahli komunikasi Jerman, Ferdinand Tonnties, mengemukakan tiga tahap pembentukan opini publik berikut : 1. Die Luftartigen position, yaitu posisi bagaikan angin yang dimana yang merupakan tahap dimana suatu masalah masih acak; tidak menentu; sebatas kabar angin. 2. Die Fleissigen position, yaiu tahap pembicaraan mengenai suatu masalah mulai terarah untuk membentuk pola yang jelas. Pada tahap ini muncul pro dan kontra; isu bisa disetujui bisa juga tida. 3. Die Festigen position, yaitu tahap yang dapat menyatukan pendapat anggota kelompok dari tahap-tahap sebelumnya. Adapun kesepakatan bagaimana seharusnya masalah diselesaikan. D. METODE MERUBAH DAN MEMBENTUK OPINI PUBLIK Perubahan opini publik harus dititikberatkan pada prinsip-prinsip psikologis. Berdasarkan pengalaman, tindakan yang perlu ditambahkan adalah: 1. Hindari perdebatan atau pertentangan terbuka 2. Hendaknya mengemukakan fakta-fakta 3. Pernyataan harus positif Sedangkan usaha-usaha untuk mempengaruhi opini, mengubah sikap dan tingkah laku publik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Coersif (memaksa); yaitu suatu tindakan yang bersifat memaksa yang dapat dilakukan dengan teror, pemerasan, boikot, menerapkan kekuasaan, dan cara-cara lain yang dapat menekan batin dan menegangkan jiwa sehingga menimbulkan ketakutan di kalangan publik. 2. Persuasif; yaitu suatu tindakan yang menggarap aspek psikologis secara halus guna membangkitkan kesadaran individu melalui komunikasi yang informatif. Komunikasi yang bersifat persuasif baik yang dilakukan secara lisan (pidato, ceramah, propaganda, dsb), maupun tertulis menggunakan gambar-gambar, isyarat, tanda-tanda dan sebagainya memerlukan pengetahuan serta persiapan matang. E.KEMAMPUAN OPINI PUBLIK 1. Peristiwa-peristiwa yang bersifat luar biasa dapat mengubah opini publik seketika. Opini publik tersebut tidak akan stabil sebelum peristiwa ini menunjukkan perkembangan yang jelas. 2. Opini publik sangat peka terhadap berbagai peristiwa penting 3. Opini pada umumnya lebih banyak ditentukan oleh peristiwanya dari pada oleh katakata, kecuali jika kata-kata itu sendiri merupakan suatu peristiwa 4. Pernyataan lisan dan tindakan penanggulangan hanya bisa dilakukan pada saat opini belum terbentuk dan pada waktu orang-orang masih dalam keadaan bimbang dan mencari keterangan dari sumber yang dapat dipercaya 5. Pada umumnya, opini publik tidak mendahului kejadian tetapi hanya bereaksi terhadap kejadian atau keadaan 6. Opini mudah berubah, kecuali jika orang-orang merasa bahwa kepentingan pribadinya benar-benar bersangkutan atau jika opini yang dibangkitkan oleh kata-kata diperkuat oleh peristiwa nyata 7. Secara psikologis, opini pada dasarnya ditentukan oleh kepentingan pribadi. Berbagai peristiwa, kata-kata dan hal-hal lain mempengaruhi opini bila ada hubungannnya dengan kepentingan pribadi, dll. 8. Jika kepentingan pribadi sudah tersangkut, maka tidaklah mudah untuk mengubah opini publik 9. Bila kepentingan pribadi sudah tersangkut, maka opini publik dalam negara demokrasi cenderung untuk mendahului atau bahkan mendikte kebijakan pemerintah atau pihak lain yang berwenang

10. Jika suatu opini didukung oleh mayoritas yang tidak begitu kuat, atau jika opini tidak mempunyai dasar-dasar yang kuat, maka peristiwa berikutnya mudah mengubah opini dan arah penerimaanya 11. Pada saat-saat kritis, setiap orang menjadi lebih peka terhadap kemampuan pemimpinannya dan apabila mereka mempunyai kepercayaan terhadapnya, maka mereka akan bersedia untuk memberikan lebih banyak tanggung jawab kepadanya dari pada biasanya. Tetapi apabila kepercayaana mereka itu berkurang, maka toleransi mereka pun akan berkurang dari biasanya 12. Masyarakat biasanya segan untuk menentang keputusan yang telah diambil oleh pimpinannya dalam keadaan kritis, apalagi bila mereka merasa diikutsertakan dalam pengambilan keputusan tersebut 13. Membentuk opini tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan suatu tujuan tertentu lebih mudah dari pada membentuk opini mengenai metode-metode yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu 14. Opini publik, sama halnya dengan opini pribadi, mengandung suatu keinginan. Apabila opini itu hanya didasarkan pada keinginan saja, bukan pada suatu penerangan, maka hal itu cenderung untuk menunjukkan perhatian yang besar sekali pada suatu peristiwa 15. Semakin luas pengetahuan masyarakat tentang perkembangan kejadian dan gagasan mengenai kepentingannya sendiri, mereka semakin cenderung untuk melontarkan opini yang lebih ojektif

DAFTAR PUSTAKA Anggoro, M. Linggar. 2005. Teori dan Profesi Kehumasan; Serta Aplikasi di Indonesia. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Kasali, Renaldi. 2003. Manajemen Public Relations; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti. Rahmadi, F. 1996. public Relations dalam Teori dan Praktek; Aplikasi dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai