Anda di halaman 1dari 2

Menurut Lasswell dalam Littlejohn (1989), ada empat dorongan seseorang menggunakan media

massa, Yaitu dorongan untuk pengawasan lingkungan, membina hubungan atau korelasi,
transmisi budaya, dan hiburan.

 Pertama,  motivasi pengawasan lingkungan, dalam hal ini seseorang menggunakan media massa
karena adanya keinginan untuk mengkonsumsi informasi mengenai kejadian di lingkungan
sekitar,  peringatan,  privatisasi, dan narkotisme. Penggunan media massa dalam kehidupan
sehari-hari menjadi penting guna mendukung kelangsungan bermasyarakat. Pelestarian
lingkungan yang didukung media massa melalui slogan maupun iklan layanan masyarakat
memiliki dampak positif kesadaran yang tinggi dari masyarakat. Bahkan didukung dengan
adanya peraturan yang melarang penebangan pohon tanpa izin. Kendati demikian media massa
juga menjadi tolak ukur perkembangan suatu negara atau wilayah, informasi yang disampaikan
dapat memberikan aspirasinya kepada masyarakat lain. Pemeliharaan lingkungan juga diatur
dalam UU No.32 tahun 2008. Undang-undang ini mengatur tentang pemberdayaan lingkungan
dengan memperhatikan potensi dari lingkungan, kemampuan ekonomi, luas wilayah dll. Baik
buruknya suatu lingkungan berdampak bagi masyarakat sekitar, oleh sebab itu peran aktif
masyarakat sangat penting.

Kedua,  motivasi korelasi dengan lingkungan, dalam hal ini merupakan keinginan untuk
mempermudah pemahaman atau interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
rangka melakukan reaksi terhadap lingkungan.  Individu memakai media massa untuk efisiensi,
relasi, mengantisipasi berita yang diterima, mengurangi kecemasan dan mengurangi
ketertutupan. Dalam perannya sebagai pengawas lingkungan, media massa amat memerlukan
peran aktif masyarakat. Diperlukan kegiatan-kegiatan yang menjadi wadah antar warga. Peran
media massa tak hanya memiliki peran dalam hal kebersihan dan penghijauan. Media massa
dalam penyebaran informasinya juga harus selektif sehingga hal yang berdampak negatif bisa
dihindari, misalnya saja informasi tentang kekerasan sering kali ditampilkan dengan reka
adengan yang mudah ditiru oleh anak-anak. Hal ini berhubungan dengan fungsi editorial
sehingga diperlukan bimbingan dan koreksi yang tinggi dari masyarakat

Ketiga, untuk transmisi budaya dalam hal ini dividu mengkonsumsi media massa dalam rangka
memperoleh pendidikan dan pengetahuan yang bermanfaat serta belajar mengintegrasikan
dirinya dengan lingkungan. Kebudayaan menurut Andreas Eppink, adalah segala sesuatu atau
tata nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat, termasuk didalamnya pernyataan intelektual
dan nilai-nilai artistik yang menjadi ciri khas masyarakat. Keadaan masyarakat yang berbeda-
beda inilah yang memberikan nuansa dan warna dalam hubungan antar masyarakat. Sedangkan
transmisi budaya merupakan regenerasi budaya dari waktu ke waktu. Misalnya saja lagu anak-
anak yang diciptakan oleh ibu kasur, sampai saat ini masih sering didendangkan oleh anak-anak.
Media massa dalam perannya sebagai transmisi social budaya juga dapat diartikan sebagai media
pendidikan sehingga nilai-nilai dan norma-norma yang ada tidak punah begitu saja.

Keempat, motivasi untuk memperoleh hiburan, dalam kaitannya dengan hiburan khalayak


menggunakan media massa karena mereka ingin melakukan relaksasi melepaskan kepenatan
meningkatkan kepastian cita rasa estetis atau bahkan hal-hal yang tidak fungsional seperti
pelarian diri pengasingan dan memperendah citarasa. Media sebagai saran hiburan berfungsi
untuk melepaskan diri dari kejenuhan, bersantai, mengisi waktu,penyaluran emosi dll. Dengan
aktifitas masyarakat yang sering kali menyita waktu sehingga media massa seperti media televisi
merupakan senjata ampuh untuk releks sejenak dari rasa lelah. Tontonan komedi maupun siaran
musik dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat. Namun sangat disayangkan jika fungsi
media massa ini tidak terkontrol oleh aturan yang berlaku. Misalnya jam tayang untuk siaran
dewasa masih sering hadir dijam-jam anak. Atau pun sinetron yang acapkali mencontohkan kata-
kata yang tidak pantas. Media massa sebagai institusi masyarakat yang berkembang pesat inilah
perlunya hukum-hukum yang berlaku yang mengatur alur perkembangannya, misalnya undang-
undang film No.8 tahun 1992. Tak hanya televisi sebagai media massa, begitu juga dengan
media lainnya seperti radio, majalah, surat kabar dll

Sumber :

BMP/SKOM4314/MODUL 6/

jadhie.wordpress.com/2012/01/26/media-massa

Anda mungkin juga menyukai