Anda di halaman 1dari 3

1.

Konsep stakehoders pertama kali digunakan dalam sebuah memorandum internal 1963 di
Stanford Research, mendefinisikan pemangku kepentingan (stakeholders) sebagai kelompok-
kelompok yang tanpa dukungan, organisasi akan berhanti untuk eksis. Teori ini dikembangkan
dan diperjuangkan oleh R. Edward Freeman pada 1980-an. Definisi tradisional disampaikan
oleh Freeman (1984) adalah kelompok atau individu yang adapat dipengaruhi dan
mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Secara umum pendekatan ini
menekankan adanya redefinisi tentang organisasi, konsep tentang apa dan bagaimana
seharusnya organisasi dikonseptualisasikan. Definisi tentang stakeholders mengalami perubahan
dan perkembangan, Freeman dalam publikasi terbarunya mendefinisikan stake holders sebagai
kelompok yang memiliki peran penting dalam kesukseskan sebiah korporasi. Definisi ini
mengandung konsep bahwa pertimbangan tentang stakeholders dan aktivitas-aktivitasnya sangat
penting untuk dimasukan ke dalam pengelolaan perusahaan. Clarkson membagi stakeholders
menjadi dua yaitu stakeholders primer dan sekunder. Stakeholders primer adalah pihak dimana
tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan. Misalnya pemegang
saham, insventor, pekerja, pelanggan dan pemasok. Stakeholders sekunder adalah pihak yang
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksasi
perusahaan dan tidak begitu penting untung kelangsungan hidup perusahaan. Misalnya media
dan kelompok kepentingan tertentu. Menurut Rhenald Khasali (2003), stake holder adalah
setiap kelompok yang berada didalam maupun diluar perusahaan yang mempunyai peran dalam
menentukan perusahaan. Stakeholders bisa berarti pula setiap orang yang mempertaruhkan
hidupnya pada perusahaan.

2. Hal pertama yang harus menjadi rujukan dalam komunikasi bisnis adalah memetakan
stakeholders, yaitu siapa yang diharapkan menjadi komunikan atas pesan yang
dikomunikasikan. Ruang Lingkup Stakeholders dalam komunikasi bisnis terbagi menjadi dua
yaitu Stakeholders internal dan eksternal. Stakeholders internal mencakup pemilik, manajemen
dan karyawan. Sedangkan stakeholders eksternal mencakup pelanggan, penyalur, pemasok dan
agen regulator. Dengan demikian komunikasi internal dan eksternal harus dilakukan perusahaan
guna menunjang pencapaian tujuan organisasi. Kepada pemilik saham kita bisa menjalankan
fungsi informatif seperti meyampaikan laporan perkembangan organisasi atau fungsi persuasive
yang meminta pemilik untuk menambah dana guna pengembangan organisasi bisnis. Pada
karyawan kita bisa lakukan komunikasi yang berfungsi koordinasi dan control. Kepada
manajeman, bisa dikalankan komunikasi yang berfungsi informatif guna menunjang proses
pengambilan keputusan. Yang harus diperhatikan dalam komunikasi internal adalah hubungan
dengan karyawan dana atau manajer, kesejahteraan, motivasi kerja karyawan dalam kondisi
baik, pemilik saham merasa nyaman menanamkan sahamnya, supplier merasa senang memasok
keperluan perusahaan, kepala divisi merasa dihargai dan merasa ikut memiliki peusahaan (sense
of belonging), direktur merasa terlibat dengan seluruh kepentingan perusahaan, pemilik
perusahaan merasa selalu termotivasi unrtuk semakin mengembangkan usahanya. Sedangkan
komunikasi eksternal bertujuan untuk membina hubungan baik dengan pihak luar perusahaan
dimana pihak tersebut dapat menentukan keberhasilan tujuan perusahaan. Pelanggan merupakan
aset perusahaan yan paling berharga, mereka merupakan sumber penjualan mereka. Penyalur
merupakan bagian jaringan distribusi produk sehingga hubungan antara organisasi/lembaga
bisnis dan penyalut merupakan pola kemitraan artinya kerja sama dilandasi hubungan baik dan
saling menguntungkan. Regulator adalah lembaga atau individu yang mewakili lembaga
berwenang yang memberi perhatian atau tekanan berlebih tehadap poin-poin atau kasus-kasus
tertentu serta mengurangi perhatian pada hal lainnya. Berfungsi sebagai gate keeper namun
berada di luar institusi media yang menghasilkan berita Pemasok adalah salah satu kelompok
eksternal yang sama pentingnya dengan kelompok lain, sebab dari merekalah perusahaan
memperoleh bahan baku untuk produksi. Oleh karena itu perusahaan sangat tergantung kepada
pamasok. Komunikasi eksternal bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan yang relevan dengan
bisnis kita. Kegiatan bisa dalam bentuk promosi, publisitas, event, client service quality, media
iklan, sponsorship, siaran pers, konfrensi, surat menyurat, persentasi dan sebagainya.

3. Dalam komunikasi bisnis, penting untuk mengetahui siapa khalayak komunikasi kita. Begitu kita
tahu siapa khalayak kita maka kita bisa memutuskan strategi apa yang mesti disampaikan dan
bagaimana cara penyampaiannya. Untuk memudahkan pengidentifikasian khalayak dibuat
kategori-kategori khalayak. Secara umum ada tiga kategori yaitu, demografis, geografis dan
psikografis. Identifikasi khalayak berdasarkan faktor demografis mencakup usia, jenis kelamin,
status keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan/jabatan, tingkat pendapatan, agama, ras dan etnis.
Berdasarkan demografis tersebut misalnya kita mengindentifikasi jabatan seseorang yang
berdasarkan identifikasi ini kita mentukan cara dan isi pesan komunikasi yang ingin
disampaikan. Cara berkomunikasi dengan atasan dan bawahan tentu berbeda. Identifikasi
berdasarkan lokasi geografis berkaitan dengan budaya, tempat tinggal ( kota besar, kota madya,
kota kecil desa atau kota, pantai atau pegunungan. Berdasarkan identifikasi khalayak seperti itu,
pesan yang disampaikan untuk penduduk kota besar tentu beda adanya dengan pesan yang
disampaikan pada penduduk desa, karena ruang pengalaman dan orientasi budaya berbeda.
Identifikasi berdasarkan faktor-faktor psikologis berkaitan dengan persepsi, disonansi kognitif,
proses belajar, kebiasaan, motivasi dan kebutuhan Proses identifikasinya dimulai dengan
mengenali komponen-komponen sosio-psikologis manusia yang dibagi menjadi tiga, yaitu
komponen afektif yang berkaitan dengan perasaan, komponen kognitif yang berkaitan dengan
pengetahuan dan komponen yang berkaitan dengan dunia tindakan manusia. Masing-masing
komponen ini memiliki kebutuhannya sendiri. Namun satu sama lain saling berkaitan karena
ketiganya ada didalam diri manusia. Misalnya mengidentifikasi wisatawan berdasarkan perilaku
mereka dan kebutuhan mereka terhadap obejk wisata yang dikunjunginya.

Anda mungkin juga menyukai