1) Mengenai penggunaan bahasa Indonesia di media sosial saat ini
yang banyak di singkat , tanda baca berlebih, bahasa alay, atau yang menyinggung SARA , sikap saya cenderung menjauhinya dan lebih menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, terlebih dalam menyampaikan informasi, menurut saya masih wajar-wajar saja bila seseorang menulis kata yg di singkat seperti yang menjadi yg, atau menggunakan bahasa alay dengan maksud memberi joke atau membuat komedi sehingga membuat yg membaca atau mendengarkannya tertawa, tetapi ketika menyinggung sara tentu saja ini sangat sensisitif, kita tahu belum lama ini ada Gubernur dan journalist yang masuk penjara karena isu SARA, tentu kita harus berhati-hati dengan ini jangan sampai kata-kata kita di media sosial menjadi bahan bakar amarah orang lain atau menjadi boomerang buat kita sendiri. Mungkin hanya sebagian orang yang menggunakan bahasa indonesia dengan baik di media sosial, terlebih ia adalah publik figur dan tentunya orang yang terpelajar akan terlihat dari cara ia menggunakan media sosialnya. 2) ONOMATOPE merupaka kata yang di gunakan untuk menirukan suara dari bunyi sumber yang di gambarkan berdasarkan benda mati ataupun mahluk hidup, onomatope juga bisa di gunakan untuk memperkenalkan nama benda atau hewan kepada anak-anak, misalnya menyebut anjing dangan gukguk atau kucing dengan meong, namun berbeda dalam bahasa jepang anjing ( wanwan ) dan kucing (nyannyan). Hal tersebut terjadi karena perbedaan sistem bunyi bahasa, maka tiruan bunyi yang di hasilkanpun berbeda walau sumber suara yang di hasilkan sama.