Anda di halaman 1dari 3

Tugas Turtorial 2

1. Definisi tradisional tentang stakeholders yang disampaikan oleh Freeman (I984) adalah
kelompok atau individu yang dapat dipengaruhi dan mempengaruhi
terhadapbpencapaian tujuan organisasi. Mengacu pada definisi Freeman ini, secara
umum pendekatan ini menekankan adanya redefinisi tentang organisasi, konsep
tentang apa dan bagaimana seharusnya organisasi dikonseptualisasikan. Friedman
(2006) menyatakan bahwa organisasi itu sendiri seharusnya disebutkan sebagai
kelompok stakeholders dan tujuan organisasi seharusnya dikelola berdasarkan
kepentingan, kebutuhan, dan sudut pandang para stakeholders tersebut. Ada tiga teori
yang digunakan dalam memahami stakeholders, yaitu
- normative stakeholders theory, teori mengenai bagaimana para manajer atau
stakeholders seharusnya bertindak dan memandang tujuan organisasi berdasarkan
prinsip-prinsip etika;
- descriptive stakeholders theory, teori yang memandang bagaimana para manajer dan
stakeholders seharusnya berperilaku dan bagaimana memandang tindakan serta peran
perannya;
- instrumental stakeholders theory, teori yang memandang bagaimana pars manajer
seharusnya bertindak jika mereka merasa dan bekerja untuk memenuhi
kepentingannya. Definisi tentang stakeholders mengalami perkembangan sejalan
dengan perubahan dan perkembangan organisasi itu sendiri. Freeman dalam publikasi
terbarunya mendefinisikan stakeholders sebagai kelompok yang memiliki peran penting
dalam kesuksesan sebuah korporasi. Definisi ini mengandung konsep bahwa
pertimbangan tentang stakeholders dan aktivitas- aktivitasnya sangat penting untuk
dimasukkan ke dalam pengelolaan perusahaan. Freeman menyatakan, prinsip
perubahan konsep Stakeholders. Stakeholders dimungkinkan membawa sebuah
tindakan yang akan melawan pimpinan menuju sebuah kegagalan kinerja yang menjadi
tujuan perusahaan. Stakeholders' adalah kelompok atau individu yang dukungannya
diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi. Clarkson membagi
stakeholders menjadi dua: stakeholders primer dan stakeholders sekunder.
Stakeholders primer adalah pihak di mana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan
organisasi tidak dapat bertahan', Contohnya, adalah pemegang saham, investor,
pekerja, pelanggan, dan pemasok. Menurut Clarkson, suatu perusahaan atau organisasi
dapat didefínisikan sebagai suatu sistem stakeholders primer, yang merupakan
rangkaian kompleks hubungan antara kelompok-kelompok kepentingan yang
mempunyai hak, tujuan, harapan, dan tanggung jawab yang berbeda. Stakeholders
sekunder didefinisikan sebagai 'pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak
begitu penting untuk kelangsungan hidup perusahaan.' Contohnya adalah media dan
berbagai kelompok kepentingan tertentu. Perusahaan tidak bergantung pada kelompok
ini untuk kelangsungan hidupnya, tapi mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan
dengan mengganggu kelancaran bisnis perusahaan. Menurut Rhenald Khasali (2003),
stakeholders adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun luar perusahaan
yang mempunyai peran dalam menentukan perusahaan. Stakeholders bisa berarti pula
setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan. Penulis manajemen
yang lain menyebutkan bahwa "stakeholders terdiri atas berbagai kelompok penekan
(pressure group) yang mesti di pertimbangkan perusahaan."
2. Ruang lingkup stakeholder internal dalam komunikasi bisnis mencakup (a) pemilik (b)
manajemen, dan (c) karyawan. Komunikasi dengan stakeholders internal dilakukan oleh
public relations perusahaan, yang harus diperhatikan adalah hubungan dengan para
karyawan dan atau manajer, kesejahteraan, motivasi kerja karyawan dalam kondisi baik,
pemilik saham merasa nyaman menanamkan sahamnya, suplier merasa senang memasok
keperluan perusahaan, kepala divisi merasa dihargai, dan merasa ikut memiliki
perusahaan (sense of belonging), direktur merasa terlibat dengan seluruh kepentingan
perusahaan, pemilik perusahaan merasa selalu termotivasi untuk semakin
mengembangkan usahanya. Ada sebuah kasus yang baik tentang hal ini, tentang
perusahaan perbankan di tahun 2003, karena merger besar-besaran antara beberapa Bank
untuk menjadi sebuah bank besar bernama Mandiri. Setiap merger pasti akan berakibat
pada pengurangan jumlah karyawan, juga mutasi jabatan pada beberapa orang manajer.
Ada opsi yang diberikan pada waktu itu, tetap menjadi karyawan dengan tidak ada
jaminan Bank baru itu akan seperti apa, atau pensiun dini dengan diberikan pesangon
yang cukup memadai. Salah satu upaya untuk mengatasi gejolak yang ada dalam benak
karyawan mereka, manajemen membentuk divisi communication division. Tugasnya
adalah mengatasi masalah komunikasi karyawan menghadapi masa transisi ini. Salah satu
hal yang dilakukan pada waktu itu adalah membuat coffee morning with management, di
mana setiap pagi sebelum jam kerja dimulai manajemen turun ke bawah dan
menyempatkan waktu untuk berdialog dengan karyawan menjelaskan tentang opsi yang
ditawarkan sehingga karyawan memiliki pemahaman yang benar untuk mengambil
keputusan. Dan cara itu ternyata sangat efektif, sehingga tidak ada masalah yang berarti
sampai akhirnya sekarang bank tersebut menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia.
Ruang lingkup stakeholder eksternal dalam komunikasi bisnis mencakup (a) pelanggan,
(b) penyalur, (c) agen regulator, (d) pemasok. Dalam kerangka yang lebih luas, kepuasan
stakeholders ini bisa dijadikan indikator keberhasilan organisasi perusahaan.
Stakeholders eksternal adalah unsur-unsur yang berada di luar kendali perusahaan
(uncontrollable). Misalnya pelanggan adalah raja yang memiliki hak untuk memilih dan
menentukan produk yang akan digunakan. Penyalur adalah kelompok yang menguasai
jaringan distribusi, mereka hanya mau menyalurkan produk yang dikehendaki pelanggan.
Agen regulator dalam hal ini pemerintah adalah penentu kebijakan sekaligus menuntut
adanya kepatuhan terhadap peraturan. Sedangkan pemasok menginginkan adanya
transaksi yang memuaskan. Tujuan komunikasi eksternal dalam komunikasi bisnis adalah
untuk membina hubungan yang baik dengan pihak luar organisasi/lembaga bisnis, di
mana pihak tersebut dapat menentukan keberhasilan organisasi/lembaga bisnis.
3. Karena untuk mengetahui siapa khalayak komunikasi kita. Ungkapan lama yang
menyatakan "kenali lawan bicara Anda agar komunikasi efektif". Begitu kita tahu lawan
bicara kita, maka kita bisa memutuskan strategi komunikasi apa yang tepat, pesan seperti
apa yang mesti disampaikan dan bagaimana cara pesan dikemas. Kategori yang di
gunakan untuk mengidentifikasi khalayak ada 3 yaitu: (1) demografis, (2) geografis, dan
(3) psikografis. ldentifikasi khalayak berdasarkan faktor-faktor demogralis mencakup
usia, Jenis kelamin, status keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan/jabatan, tingkat
pendapatan, agama, ras, dan etnis. Berdasarkan demogralis tersebut, mialnya kita
mengidentifikasi jabatan seseorang yang berdasarkan identifikasi ini kita menentukan
cara dan si pesan komunikasi yang disampaikan. Ini terlihat seperti dalam contoh tadi,
cara berkomunikasi dengan atasan dan bawahan berbeda. Identifikasi berdasarkan lokasi
geografis berkaitan dengan budaya, tempat tinggal (kota besar, kota madya, kota kecil;
desa atau kota pantai atau pegunungan). Berdasarkan identifikasi khalayak seperti itu,
pesan yang disampaikan untuk penduduk kota besar tentu ada bedanya dengan pesan
yang akan disampaikan pada penduduk desa, karena ruang pengalaman dan orientasi
budayanya berbeda. ldentifikasi berdasarkan faktor-faktor psikografis berkaitan dengan
persepsi, disonansi kognitif, proses belajar, kebiasaan, motivasi dan kebutuhan. (lihat
Wells,et.al., 1989). Identifikasi atas khalayak dengan pendekatan psikososial bisa juga
kita lakukan. Proses identifikasinya dimulai dengan mengenali komponen-komponen
sosio-psikologis manusia yang dibagi menjadi 3, yaitu (1) komponen aktif yang berkaitan
dengan perasaan; (2) komponen kognitif yang berkaitan dengan pengetahuan; dan (3)
komponen konatif yang berkaitan dengan dunia tindakan manusia. Masing-masing
komponen ini memiliki kebutuhannya sendiri. Namun satu sama lain saling berkaitan
karena ketiganya berada pada diri seorang manusia. Kebutuhan masing-masing
komponen itu dapat dicontohkan sebagai berikut: ketika kita membutuhkan rasa kasih
sayang dari orang lain maka komponen afektiflah yang sedang bekerja. Manakala kita
membutuhkan / informasi baru untuk mengetahui gejala alam yang ganjil maka
komponen kognitif kita sedang meminta kebutuhannya dipenuhi. Namun, manakala kita
ingin melakukan sesuatu maka komponen konatiflah yang sedang meminta dipenuhi
kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut berkaitan dengan motif, yang dipandang
merupakan dasar terbentuknya kebutuhan. Motif manusia itu biasanya dibagi menjadi:
(1)motif primer yang sifatnya biologis yang tentunya melahirkan kebutuhan yang
biologis pula, seperti: makan, minum, dan bersebadan; (2) motif sekunder yang sifatnya
sosiogenis yang melahirkan kebutuhan yang bersifat sosiogenis pula, seperti kebutuhan
untuk berprestasi.

Anda mungkin juga menyukai