Anda di halaman 1dari 4

No Tugas Tutorial

1. Apakah menurut saudara, jika kedisiplinan memiliki hubungan yang kuat dengan
peningkatan kinerja perusahaan?Berikan penjelasan saudara!
 
Bagaimana peran dan kontribusi manajemen sumber daya manusia dalam
2.
menyelesaikan masalah yang ada di dalam perusahaan?Kelaskan menurut perspektif
  pribadi saudara! 
 3. Bagi para wirausahawan, mereka cenderung terjerumus dalam masalah manajemen
keuangan organisasi. Menurut saudara apa saja masalah tersebut dan berikan solusi
  alternatifnya!
   
 
 
 

Jawaban :
1. Disamping ketegasan pemimpin, kedisiplinan karyawan juga dapat dibentuk dari budaya
kerja perusahaan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan
kedisplinan karyawan, antara lain:

1.Aturan harus ditetapkan dengan jelas.

Misalkan aturan jadwal kerja. Jadi dalam SOP Perusahaan sudah harus disebutkan jam
berapa karyawan datang, toleransi keterlambatan, jam istirahat, dan jam berapa karyawan
bisa pulang. Semua itu harus jelas dan sesuai dengan aturan-aturan perusahaan yang
berlaku pada umumnya.

2.Penerapan konsekuensi terhadap kedisiplinan dan ketidakdisiplinan yang jelas.

Konsekuensi yang jelas akan mendorong karyawan untuk lebih disiplin. Misal
pemotongan tunjangan. Hal ini biasanya membuat karyawan takut untuk tidak disiplin
dan memilih untuk mengubah perilaku buruknya.

3.Kedisiplinan merupakan bagian dari penilaian kinerja.

4.Ketidakdisiplinan haruslah diidentifikasi penyebabnya, baik itu secara langsung


maupun tidak langsung.
Semua ini diharapkan mampu meningkatkan kedisiplinan karyawan yang akan
berdampak positif terhadap perusahaan. Ingat sekali lagi, bahwa ketegasan pemimpin
adalah faktor utama penentu kedisiplinan karyawan karena “Pemimpin adalah ketegasan
tanpa ragu”.
2. Peran manajer MSDM sebagai pencari solusi dari masalah-masalah yang terjadi atau
(problem solver).

Contoh masalah yang sering terjadi di antaranya para pekerja atau karyawan tidak hadir
dan terlambat datang terlalu sering. Mereka harus mendalami masalah tersebut dan
memikirkan apakah kebijakan yang selama ini ditetapkan sudah tepat atau kurang.
Yang dapat dilakukan tentu mengumpulkan berbagai informasi yang terkait dan
menganalisisnya
a. Perspektif Politik. Pentingnya MSDM pada perspektif ini lebih banyak mengarah
pada sudut makro, bahwa sumber daya manusia merupakan asset yang penting yang
dimiliki oleh suatu organisasi mulai dari level makro (Negara), bahkan internasional,
hingga level mikro. Sumber day amanusia ynag terdidik, trampil, cakap, disiplin,
tekun, kreatif, idealis, mau bekerja keras, kuat fisik/mental, setyia pada cita-cita dan
tujuan organisasi, akan sangat berpengaruh positif pada keberhasilan dan kemajuan
organisasi. Jadi sumber dya manusia memegang peranan sentral dan paling
menentukan. Tanpa MSDM yang handal pengolahan, penggunaan dan pemanfaatan
sumber-sumber lainnya itu akan menjadi tidak efektif, efisien dan produktif.
b. Perspektif Ekonomi Dari perspektif ekonomi orang sering beranggapan bahwa
pemahaman MSDM tidak lainkarena untuk kepentingan ekonomi semata-mata.
Anggapan yang demikian dijustifikasikan oleh kenyataan bahwa manusia sering
dipandang sebagai salah satu factor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
oleh satuan-satuan ekonomi. Manusia tidak bias diasamakan dengan begitu saja
dengan mesin, peralatan, modal, metode dan pasar. Hal seperti tersebut merupakan
tindakan yang mengingkari kenyataan bahwa manusia sebagai makhluk yang
dinamis, penuh cinta, rasa, dan karsa. Jadi manusia adlah pusat segalanya bagi suatu
organisasi. Manusia bisa menjadi pusat persoalan organisasi manakala tidak
dikembangkan dan tidak ditingkatkan potensi-potensinya. Sebaliknya manusia
merupakan pusat segala keberhasilan organisasi manakala segala dayanya
dikembangkan secara wajar dan meyakinkan.
c. Perspektif Hukum Dalam organisasi terdapat berbagai peraturan, ketentuan, atu
perjanjian yang kesemuanya dasarnya mengatur tentang hak dan kewajiban secara
timbal balik antar organisasi dengan anggotanya, antara orang yang memperkerjakan
dengan orang yang dipekerjakan. Pemeliharaan keseimbangan tersebut menuntut
adanya kejelasan mengenai hak dan kewajiban itu sendiri dari masing-masing pihak
dalam organisasi. Semua itu bisa menjadi jelas dan bisa diwujudkan hanya melalui
suatu sitem Jurnal Warta Edisi : 51 Januari 2017 | ISSN : 1829 - 7463 Universitas
Dharmawangsa amnajemen yang tepat. MSDM yang dikelola secara tepat dan teratur
merupakan alternative yang paling relevan.
d. Perspektif Sosial Kultural Ada dua alasan utama yang mendasari perspektif ini
yaitu: Pertama, sisi yang satu ini lebih peka karena berkaitan langsung harkat dan
martabat manusia. Kesempatan berkarya merupakan upaya untuk meningkatkan
harkat dan martabatnya. Harkat dan martabat tidak bisa diukur dengan hal-hal yang
bersifat kebendaan tetapi juga non fisisk, diman bekerja tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan fisik saja melainkan juga untuk diwujudkannya kebutuhan sosio-
psikologis. Kedua, ditekankan bahwa sulit diperoleh suatu system MSDM yang bebas
nilai. Pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis teriakt pada norma-norma sosial yang
berlaku didalam masyarakat dimana ornag itu menjadi bagian. Nilai-nilai itulah yang
akan menentukan baik-buruknya,wajar-tidaknya, dan sekaligus menjadi barometer
penilaian bagi seseorang.
e. Perspektif Administrasi Perspektif ini menekankan bhawa peranan organisasi pada
jama modern ini menjadi semakin penting. Manusia moder sekarang lebih mengenal
pameo manusia organisasional. Tanpa organisasi tanap bantuan orang lain tiadk akan
bisa mewujudkan impiannya. Ketergantungan kepada orang lain inilah yang
mendorong manusia untuk berorganisasi. Ini mengindikasikan bahwa maju atau
mundurnya kehidupan manusia tergantung pada kemampuannya untuk mengatur dan
memanfaatkan sumber daya yang ada pada organisasi. Disinilah letak relevansi dan
pentingnya MSDM.
f. Perspektif Teknoloogi Relevansi dan pentingnya MSDM tidak terlepas dari berbagi
perkembangan dan kemajuan yang dicapai dibidang IPTEK. Manusia diharapkan agar
dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan terbut. Untuk itu manusia
perlu berbekal kemampuan, kecakapan, ketrampilna yang sesuai. Hal ini hanya bisa
dicapai melalui suatu system manjemen sumber daya manusia yang tepat. (Faustino,
2003: 15).

3. 1. TIDAK ADA PEMISAHAN REKENING ANTARA UNTUK USAHA DENGAN


PRIBADI
Sebagian besar pemilik bisnis UMKM masih mencampurkan uang antara untuk
keperluan pribadi (rumah tangga) dengan keperluan bisnis. Uang masuk dari hasil
penjualan usaha berada pada rekening yang sama dengan uang yang digunakan untuk
keperluan pribadi. Setiap ingin membayar tagihan listrik rumah, tagihan telpon, beli pulsa
pribadi, dan semacamnya, sang bisnis owner langsung membayar dari rekening yang
digunakan juga untuk usaha.
Apa resikonya?

Resiko yang paling sederhananya adalah Anda tidak dapat mengukur dengan pasti
performa usaha Anda. Apakah untung atau rugi. Apakah usaha Anda memiliki arus kas
yang surplus atau defisit. Resiko yang paling parahnya adalah ketika ternyata uang usaha
Anda lebih banyak digunakan untuk keperluan pribadi sehingga tidak mampu belanja
modal lagi atau tidak mampu membayar operasional usaha. Maka usaha Anda akan tutup.

2. TIDAK MEMILIKI PERENCANAAN KEUANGAN YANG MATANG


Biasanya para pemilik bisnis UMKM masih mengerjakan semuanya sendirian. Atas dasar
itu maka mereka merasa punya alasan yang cukup kuat untuk tidak membuat laporan
keuagan. Segala sesuatu pengeluaran dan pembelanjaan dilakukan berdasarkan instring
atau suka – suka pemilik bisnis.

Sebagai contoh, kami cukup sering mendapatkan status bisnis owner klien kami yang
bilang “Wah, sebentar lagi lebaran nih. Harus cari proyek buat bayar THR”. Pertanyaan
sederhana kami adalah, ” Lah, kemarin – kemarin pas proyek lagi banyak, uangnya
dipakai kemana?”

Ada bisnis owner yang setiap dapat uang masuk langsung belanja Aset. Alasannya adalah
“ini kan investasi”. Memang betul, itu investasi. Tapi ketersediaan cash flow usaha kita
juga harus kita pikirkan. Beberapa pakar mengatakan bahwa paling tidak sebuah bisnis
harus menyisakan saldo kas sebesar 3 – 6 x pengeluaran bulanan usaha.

Resiko terburuk dari masalah ini adalah bisnis tersebut tidak mampu membayar
kebutuhan rutin dan urgent. Sehingga bisa berdampak bagi keberlangsungan bisnis.
Walaupun secara diatas kertas cukup ada banyak PO / order.

3. TIDAK MEMILIKI LAPORAN KEUANGAN

Nah, ini adalah masalah yang cukup vital. 2 permasalahan sebelumnya bisa dibantu untuk
didiagnosa ketika sebuah bisnis memiliki laporan keuangan. Dengan memiliki Laporan
Keuangan standar bisnis, Anda akan mengetahui berapa banyak uang usaha yang sudah
Anda gunakan untuk keperluan pribadi. Juga berapa besar nilai aset Anda dibandingkan
dengan revenue yang dihasilkan atau ketersediaan kas.

Masalahnya, masih banyak pelaku usaha UMKM yang belum paham apa itu laporan
keuangan. Banyak yang menyangka bahwa yang disebut laporan keuangan adalah
laporan uang keluar masuk. Setiap uang masuk dianggap pendapatan. Setiap uang keluar
dianggap biaya. Dan selisihnya (sisanya) dianggap untung. Ini tentu sangat keliru.
Bahkan cukup berbahaya.Yang disebut dengan laporan keuangan itu minimal Anda
memiliki NERACA, LABA RUGI, dan ARUS KAS. Masing-masing laporan tersebut
memiliki fungsi informasi yang berbeda – beda. Apakah sulit membuatnya? bagi Anda
yang seorang bisnis owner dan tidak berlatar belakang akuntansi, mungkin sulit. Namun,
terlepas apakah Anda lulusan akuntansi atau bukan, sebaiknya bisnis owner fokus saja
menjalankan usaha Anda. Urusan laporan keuangan bisa diserahkan ke pihak yang
kompeten dan profesional.

Anda mungkin juga menyukai