PERUSAHAAN
Disusun Oleh:
Nama : Greatty Claudia
NPM : 12215945
Kelas : 1EA18
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2015/2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiratNya kita panjatkan,
Greatty Claudia
NPM : 12215945
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .
.
II
1
1.1 Latar Belakang ..
.
3
2.1 Pengertian MSDS .....................
. 3
2.2 Komponen MSDS .....................
4
2.3 Fungsi MSDM .........................
.
6
2.4 Perkembangan MSDM ............
.
9
29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu badan lembaga ataupun organisasi pasti memerlukan tenaga manusia
untuk melakukan suatu pekerjaan. Tenaga manusia yang dimaksud adalah sumber daya
manusia. Berbagai macam pekerjaan pasti memerlukan tenaga manusia untuk mencapai suatu
tujuan perusahaan.
Suatu perusahaan terdiri dari pengusaha/pemilik, karyawan, dan pemimpin atau
manajer. Karyawan merupakan aset terpenting dalam perusahaan, karena tanpa keterlibatan
mereka aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Sedangkan, dengan keterlibatan karyawan
sebagai penjual jasa dan pikiran, maka aktivitas perusahaan akan terjadi. Manajer sebagai
pimpinan perusahaan pun harus mempunyai sifat yang baik dan adil terhadap karyawan.
Pengusaha sebagai pemilik perusahaan pun harus bisa menghargai pegawai yang terdiri dari
manajer dan karyawan karena untuk keberlangsungan perusahaan juga. Keterlibatan inilah
yang bisa disebut sebagai sumber daya manusia
Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan aset perusahaan untuk mencapai
tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipe
sumber daya, seperti Finansial, Fisik, Manusia dan Kemampuan Teknologi. Sumber daya ini
pun sangat penting bagi perusahaan.
Pada bab pembahasan saya akan membahas mengenai Manajemen Sumber Daya
Manusia dalam Perusahaan. Di dalam bab tersebut saya akan membahas antara lain, yaitu
pengertian, komponen, fungsi, perkembangan, metode pendekatan, dan peranannya, serta
penerapannya dalam perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian MSDM
Manajemen Sumber Daya Manusia atau yang biasa disingkat MSDM merupakan
proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan terhadap sumber daya
manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
2
Atau dengan kata lain manajemen sumber daya manusia adalah suatu ilmu atau cara
bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh
individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai
tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.
MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia bukan
mesin dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.
Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut para ahli:
1. Menurut Malayu SP. Hasibuan.
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif
dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2. Menurut Henry Simamora
MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan
jasa dan
pengelolaan
terhadap
individu
anggota
organisasi
atau
kelompok
1. Pengusaha
Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk memperoleh
pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba yang
dicapai perusahaan tersebut.
2. Karyawan
Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan
mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam
menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang ingin dicapai.
Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) dan mendapat kompensasi yang
besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib dan terikat untuk mengerjakan
pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh kompensasi sesuai dengan perjanjian.
Posisi karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan atas karyawan operasional dan
karyawan manajerial (pimpinan).
a. Karyawan Operasional
Karyawan operasional adalah setiap orang yang secara langsung harus mengerjakan
sendiri pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan.
b. Karyawan Manajerial
Karyawan manajerial adalah setiap orang yang berhak memerintah bawahannya untuk
mengerjakan sebagian pekerjaannya dan dikerjakan sesuai dengan perintah. Mereka
mencapai tujuannya melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Karyawan manajerial ini
dibedakan atas manajer lini dan manajer staff.
1) Manajer Lini
Manajer lini adalah seorang pemimpin yang mempunyai wewenang lini (line
authority), berhak dan bertanggung jawab langsung merealisasi tujuan
perusahaan.
2) Manajer Staf
Manajer staf adalah pemimpin yang mempunyai wewenang staf (staff
authority) yang hanya berhak memberikan saran dan pelayanan untuk
memperlancar penyelesaian tugas-tugas manajer lini.
3. Pemimpin atau Manajer
Chester I. Barnard
Manajer personalia pendekatannya hanya dengan sistem kerja sama sosial atau
cooperative social system approach, sebab dalam pelaksanaan tugas-tugasnya tidak
menyangkut metode kerja, mesin-mesin, dan equipment, karena dia tidak merealisasi
tujuan perusahaan secara langsung.
Menurut John Frech dan Bertram Raven, faktor yang dapat mendukung manajer
dalam memimpin para bawahannya antara lain sebagai berikut.
1. Otoritas-otoritas manajer untuk coercive power, reward power, legitimate power,
expert power, dan reference power.
2. Para karyawan masih mempunyai kebutuhan yang sama, yaitu kebutuhan makan,
hidup berkelompok, kebutuhan sosial, kebutuhan kerja sama, dan kebutuhan untuk
memperoleh keputusan kerja.
3. Orang-orang mau bekerja sama dan hidup berkelompok karena adanya keterbatasan
(limit factors), yaitu keterbatasan fisik dan mental.
kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan,
pendisiplinan,
dan
pemberhentian.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan
menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan
koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart). Organisasi hanya merupakan alat
untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan
secara efektif.
3. Pengarahan
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja
sama dan bekerja secara efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan
menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
4. Pengendalian
Pengendalian (controling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati
peraturan perusahaan-perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat
penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana.
6
Pengendalian
karyawan
meliputi
kehadiran,
kedisiplinan,
perilaku,
kerjasama,
11. Pemberhentan
Pemberhentan (separation) adalah pusatnya hubungan kerja seseorang dari suatu
perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan
perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini
diatur oleh Undang-undang No. 12 Tahun 1964.
2.4 Perkembangan MSDM
Perkembangan MSDM didorong oleh kemajuan peradaban, pendidikan, ilmu pengetahuan,
dan tuntutan daya saing produksi barang dan jasa yang dihasilkan.
MSDM sudah ada sejak adanya kerja sama dan pembagian kera di antara dua orang atau
lebih dalam mencapai tujuan tertentu. MSDM ini pada mulanya terpadu dalam manajemen
atau belum menjadi ilmu yang berdiri sendiri.
Para ahli pada abad ke-20 mengembangkan MSDM menjadi suatu bidang studi yang khusus
mempelajari peranan dan hubungan manusia dalam mencapai tujuan organisasi.
Perkembangan MSDM didorong oleh masalah-masalah ekonomis, politis, dan sosial.
Masalah-masalah ekonomis meliputi hal-hal berikut.
1. Semakin terbatasnya faktor-faktor produksi menuntut agar sumber daya manusia dapat
bekerja lebih efektif dan efisien.
2. Semakin disadari bahwa sumber daya manusia paling berperan dalam mewujudkan tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
3. Karyawan akan meningkatkan moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerjanya jika
kepuasan diperolehnya dari pekerjaannya.
4. Terjadinya persaingan yang tajam untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas di
antara perusahaan.
5. Para karyawan semakin menuntut keamanan ekonominya pada masa depan.
Masalah-masalah politis meliputi hal-hal berikut.
1. Hak asasi manusia semakin mendapat perhatian dan kerja paksa tidak diperkenankan lagi.
2. Organisasi buruh semakin banyak dan semakin kuat mengharuskan perhatian yang lebih
baik terhadap sumber daya manusia.
3. Campur tangan pemerintah dalam mengatur perburuhan semakin banyak.
4. Adanya persamaan hak dan keadilan dalam memperoleh kesempatan kerja.
5. Emansipasi wanita yang menuntut kesamaan hak dalam memperoleh pekerjaan.
manajer. Sejarah pendekatan masa lalu kita pergunakan sebagai cermin yang akan
diimplementasikan pada masa yang akan datang.
1. Pendekatan Mekanis
Mekanisasi (otomatisasi) adalah mengganti peranan tenaga kerja manusia dengan tenaga
mesin untuk melakukan pekerjaan. Penggantian ini didasarkan kepada pertimbangan
ekonomis, kemanusiaan, efektivitas, dan kemampuan yang lebih besar dan lebih baik.
Pendekatan mekanis ini menitikberatkan analisanya kepada spesialisasi, efektivitas,
standardisasi, dan memperlakukan karyawan sama dengan mesin. Spesialisasi semakin
mendalam dan pembagian kerja semakin mendetail sebagai akibat perkembangan
perusahaan dan kemajuan teknologi canggih. Dalam hal ini seorang pekerja hanya
mengerjakan satu jenis pekerjaan saja.
Keuntungan spesialisasi ini, pekerja semakin terampil dan efektivitas semakin besar.
Kelemahannya, pekerjaan membosankan para pekerja, mematikan kreatifitas, dan
kebanggaan mereka dalam bekerja semakin berkurang.
Standarisasi diterapkan sehingga terjadi pemindahan pekerjaan dari manusia kepada
mesin antara komponen yang satu dengan komponen yang lain dapat saling dipertukarkan
serta spesialisasi mesin-mesin, peralatan, tata letak, dan pabrik pada umumnya.
Standarisasi diterapkan cukup mendalam dan jika ada suku cadang mesin yang rusak
dapat diganti serta penggantian ini dapat dilakukan sepenuhnya. Misalnya, busi kotor,
spesialisasinya hanya untuk menyambung api dan telah distandardisasi. Jika busi tersebut
rusak maka dapat diganti dengan busi yang baru dan tidak menimbulkan masalah karena
dapat dikuasai sepenuhnya.
Praktek semacam penggantian busi tadi tidak dapat diterapkan kepada karyawan karena
tidak dapat dikuasai sepenuhnya sebab karyawan itu mempunyai pikiran, perasaan, citacita, harga diri, dan sebagainya.
Manajer tidak dapat seenaknya saja memberhentikan seorang karyawan dan
menggantinya dengan karyawan baru (seperti mengganti suku cadang mesin), sebab
pemberhentihan (PHK) telah diatur dalam undang-undang perburuhan. Misalnya,
Peraturan Menaker No. 04/1986 yang mengatur tata cara PHK dan uang pesangon jasa
dan ganti kerugian; PHK adalah legal menurut Undang-undang No. 22/1957.
Pendekatan mekanis ini akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah berikut.
10
a.
b.
c.
d.
Pengangguran teknologis
Keamanan ekonomis
Organisasi buruh
Kebanggan dalam pekerjaan
a. Pengangguran Teknologis
Mekanisasi berarti bahwa pekerjaan yang dilaksanakan dengan metode padat karya
(labor intensive) nmenjadi metode utama modal (capital intensive). Penggantian
metode kerja ini akan mengakibatkan banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya,
sebab tenaga satu mesin dapat mengganti pekerjaan dari banyak orang.
Misalnya, menghitung bunga kredit Rekening Koran secara manual dilakukan oleh
10 orang pekerja, pekerjaan ini akan dapat dilakukan hanya dengan satu komputer
dengan hasil lebih baik dan lebih cepat, sedang komputer tadi operatornya hanya satu
orang saja. Jadi, akan menimbulkan 9 orang penganggur dan penganggur inilah yang
disebut penganggur teknologis.
Modernisasi ini janganlah terlalu ditakuti, karena secara makro ekonomis pendapatan
nasional semakin besar yang berarti semakin banyak proyek yang akan dibuka dan
lapangan kerja juga akan semakin banyak.
b. Keamanan Ekonomis
Keamanan ekonomis dimaksudkan ketika seseorang karyawan takut di-PHK,
sehingga dia kehilangan pekerjaan yang mengakibatkan kehilangan pendapatannya.
Ketidakpastian pekerjaan karena mekanisasi, apalagi usia dan tanggungannya yang
semakin berat maka perasaan semakin tidak aman dalam arti ekonomi. Jelasnya
keamanan ekonomis ini selalu menghantui perasaan tidak aman, takut di-PHK akibat
dari mekanisasi ini.
c. Organisasi Buruh
Pengangguran teknologi, keamanan ekonomis dan politis mendorong terbentuknya
organisasi buruh atau serikat-serikat buruh. Organisasi buruh ini mulanya terbentuk
dalam setiap perusahaan, tetapi kemudian berkembanglah organisai buruh nasional
dan internasional.
Organisasi buruh ini berkembang dan semakin kuat dengan tujuan utama melindungi
kepentingan buruh dari perlakuan yang sewenang-wenang oleh majikan atau manajer
serta ditunggangi oleh unsur-unsur politis dari golongan-golongan tertentu.
11
12
Tegasnya karyawan dianggap serta diperlakukan oleh manajer sebagai anak-anaknya saja.
Pendekatan ini mengakibatkan karyawan menjadi manja, malas, sehingga produktivitas
kerjanya turun. Akhirnya laba berkurang bahkan perusahaan bisa rugi dan kelangsungan
hidupnya terancam. Hal ini mendorong timbulnya pendekatan sistem sosial.
3. Pendekatan Sistem Sosial
Pendekatan sistem sosial ini memandang bahwa organisasi/perusahaan adalah suatu
sistem yang kompleks yang beroperasi dalam lingkungan yang kompleks yang bisa
disebut sebagai sistem yang ada di luar.
Manajer mengakui dan menyadari bahwa tujuan organisasi/perusahaan baru akan tercapai
jika terbina kerja sama yang harmonis antara sesama karyawan, bawahan dengan atasan,
serta terjadi interaksi yang baik di antara semua karyawan. Pemikiran ini didasarkan pada
adanya saling ketergantungan, interaksi, dan keterkaitan di antara sesama karyawan.
Setiap karyawan betapapun rendah kedudukannya dan kecil jasanya harus tetap mendapat
penghargaan yang baik agar tujuan perusahaan tercapai. Karena pada hakekatnya ego
manusia selalu menganggap dirinya adalah penting.
Sistem adalah suatu proses yang terdiri dari berbagai unsur atau komponen yang satu
sama lain berkaitan secara struktural dan fungsional, saling menunjang dan mengisi,
sesuai dengan peran dan kedudukan masing-masing namun keseluruhannya secara mutlak
didukung oleh setiap komponen, betapapun kecil nilainya.
Jadi setiap sistem mengandung masukan (input), proses, keluaran (output), dan
merupakan suatu kebutuhan yang bekerja sendiri.
Akan tetapi, setiap sistem senantiasa berkaitan, baik dengan sebuah sistem yang lebih luas
dan lebih tinggi tingkatnya, maupun dengan subsistem-subsistemnya sendiri yang
mewakili integrasi berbagai sistem dari tingkat yang lebih rendah. Organisasi/perusahaan
akan tumbuh dan berkembang menjadi sistem sosial terintegrasi dalam satu sistem yang
harmonis serta berinteraksi dengan baik. Sistem sosial yang dimaksud adalah satuan
sistem internal dan satuan sistem eksternal (serikat buruh, pemerintah, dan berbagai
kelompok masyarakat).
Jelasnya, pendekatan sistem sosial ini mengutamakan kepada hubungan harmonis,
interaksi yang baik, saling menghargai, saling membutuhkan, dan saling mengisi
sehingga terdapat suatu total sistem yang baik.
13
Untuk mencapai tujuan yang baik, hendaknya manajer menyadari bahwa dia
membutuhkan bantuan, loyalitas, dan partisipasi dari karyawan (bawahannya).
Sebaliknya karyawan pun harus menyadari bahwa kedudukannya akan dapat terpenuhi
jika perusahaan mendapatkan keuntungan. Jadi, adanya saling membutuhkan dan
ketergantungan yang istilah populernya hidup berdampingan lebih baik.
Pendekatan sistem sosial ini hendaknya menekankan kesadaran atas tugas dan tanggung
jawab setiap individu maupun kelompok agar kepuasan kerja karyawan dan tujuan
perusahaan mencapai hasil yang optimal.
Pendekatan sistem sosial ini akan berkembang dengan baik, interaksi vertikal dan
horizontal yang mulus, partisipasi dan loyalitas karyawan yang tinggi, hanya akan
tercapai jika komunikasi formal dan informal sering dilakukan dalam organisasi.
Komunikasi yang diterapkan hendaknya komunikasi dua arah (two way trafic) dan umpan
balik (feed back) yang positif. Dengan komunikasi dua arah maka akan terbina saling
pengertian, yang akhirnya terbentuk suatu hubungan sosial yang baik dan
menguntungkan.
2.6 Peranan MSDM
Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan mewujudkan hasil tertentu melalui
kegiatan orang-orang. Hal ini berarti bahwa sumber daya manusia berperan penting dan
dominan dalam manajemen.
MSDM mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang mencakup masalah-masalah
sebagai berikut.
1. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan
kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification, job requirement,
dan job evaluation.
2. Menerapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the right
man in the right place and the right man in the right job.
3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan pemberhentian.
4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang akan
datang.
5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan perusahaan
pada khususnya.
14
upaya
memenangkan
kompetisi
global,
kami
secara
berkesinambungan
15
multi exit sebagai bagian dari upaya revitalisasi dan penigkatan efisiensi SDM Telkom sejak
tahun 2002.
2. Pengelolaan SDM
Kami telah menyusun Human Capital Master Plan untuk mengoptimalkan potensi human
capital yang ada di Telkom Group. Penyusunan Human Capital Master Plan dilakukan secara
terpadu dengan merujuk pada perencanaan korporasi jangka panjang maupun tahunan serta
strategi bisnis masing-masing perusahaan yang tergabung di Telkom Group. Penyusunan
Human Capital Master Plan juga didasarkan pada analisis penawaran dan permintaan yang
akurat serta terukur, yaitu dengan menggunakan referensi data acuan, terutama acuan rasio
produktivitas pada beberapa Perusahaan sejenis.
Informasi yang ada dalam Human Capital Master Plan Telkom Group terdiri dari:
Proyeksi mengenai jumlah human capital yang dihitung berdasarkan portofolio bisnis
selama periode lima tahun ke depan.
Proyeksi tentang komposisi human capital secara rinci dengan mengacu pada komposisi
job stream, pendidikan, usia dan jabatan.
Rencana ketenagakerjaan yang berisi rencana SDM tahunan di masing-masing
Perusahaan yang termasuk jajaran Telkom Group.
Penyusunan Human Capital Master Plan Telkom Group yang terpadu membantu Perusahaan
dalam:
memproyeksikan kebutuhan human capital secara tepat, baik dari sisi jumlah dan
kompetensinya;
menyusun rencana pengalokasian karyawan dan rencana pengembangan karir; dan
mengukur produktivitas human capital.
Pemenuhan kebutuhan SDM serta infrastruktur terkait dilakukan dengan berdasar pada
prinsip sinergi dan optimalisasi sumber daya internal yang ada di jajaran Telkom Group.
Strategi pengelolaan SDM kami menekankan pada harmonisasi jumlah dan kompetensi SDM
searah dengan portofolio bisnis yang semakin fokus pada TIMES. Kami juga berupaya
meningkatkan sinergi dan efisiensi di antara Perusahaan di jajaran Telkom Group dan terus
menekankan
penerapan
nilai-nilai
Perusahaan
yang
telah
ditetapkan.
Upaya
ini
16
depan dan rencana ketenagakerjaan setiap tahun agar dapat memberikan informasi yang lebih
akurat untuk mendukung kemajuan usaha perusahaan.
Rencana pengalokasian karyawan disusun paling lambat pada triwulan keempat setiap tahun
dan berlaku selama satu tahun ke depan. Rencana pengalokasian karyawan berisi berbagai
informasi diantaranya: nama posisi yang sudah, atau sedang dan akan dijabat oleh karyawan;
layer posisi; job stream; lokasi kerja; jumlah formasi; rencana pengaturan karyawan tiap
bulan termasuk promosi, mutasi, status penugasan (berjangka waktu/tidak berjangka waktu);
dan mutasi masuk dan keluar (in/out).
Rencana ketenagakerjaan disusun dengan mengidentifikasi kebutuhan karyawan, yang
mengacu pada Human Capital Plan atau Rolling Human Capital Plan Telkom Group. Fokus
dari rencana ketenagakerjaan adalah pada peningkatan produktivitas dan efisiensi dengan
merujuk pada acuan yang kompetitif. Kami berharap dapat meningkatkan efisiensi dengan
mengurangi jumlah tenaga kerja yang ada di samping tetap melakukan rekrutmen sekitar 20%
dari jumlah karyawan yang keluar.
Rencana ketenagakerjaan mencakup penjelasan mengenai profil sumber daya yang dihitung
berdasarkan aktivitas bisnis dari tiap perusahaan di jajaran Telkom Group, serta penjelasan
berdasarkan pekerjaan, posisi, umur dan latar belakang pendidikan.
1) Rekrutmen SDM
Pelaksanaan rekrut SDM kami dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya internal
melalui sinergi di jajaran Telkom Group dengan tujuan mengedepankan efisiensi dalam hal
biaya pergantian karyawan di masing-masing perusahaan, serta untuk mendapatkan
kandidat terbaik sesuai kualifikasi yang dibutuhkan. Selain itu, sinergi ini dengan sendirinya
juga memfasilitasi pengembangan karir setiap karyawan di jajaran Telkom Group. Jika
dimungkinkan, kebutuhan karyawan akan dipenuhi oleh kandidat yang berasal dari dalam.
Untuk rekrutmen dari ekstenal, kami bermaksud memperbaiki komposisi karyawan dari segi
usia dan pendidikan. Oleh karena itu rekrut dari eksternal kami fokus pada rekrutasi fresh
graduate dengan pendidikan strata-1 dan strata-2 dengan bidang studi yang sejalan dengan
portofolio bisnis. Kami mencari talent yang memiliki softskill dan hardskill yang hebat
untuk menjadi future leader perusahaan.
17
Pelaksanaan rekrutasi tahun 2013 telah dilakukan sebanyak tiga kali melalui sumber job
fair. Lingkup pelaksanaan sinergi meliputi:
Pada tahun 2013, kami telah merekrut karyawan baru sebanyak 838 orang.
meliputi
di
bidang
teknologi,
pemasaran
dan
manajemen
(Executive
Development
Program,
termasuk
fasilitas
Knowledge
Management
dimana
setiap
karyawan
berkesempatan untuk bertukar ide, konsep dan berbagi informasi melalui artikel yang
dapat diakses oleh semua karyawan.
Agar karyawan tergerak mengikuti jalur pengembangan kompetensi Perusahaan, kami
telah menerapkan sistem penilaian yang obyektif atas kinerja karyawan. Penilaian atas
kinerja masing-masing karyawan terkait dua aspek, yaitu aspek hasil, berdasarkan
sasaran kerja individu dan aspek proses, berdasarkan kompetensi-kompetensi yang
dipersyaratkan. Pelaksanaannya dilakukan secara online terhadap sejumlah indikator
perilaku terkait yang ditunjukkan oleh karyawan saat bekerja (demonstrated
behavior).
b. Telkom CorpU
Dalam mengaplikasikan value perusahaan yakni commitment to long term dan caring
meritocracy, kami melakukan investasi pada aspek SDM (invest in people). Untuk
merealisasikannya, maka pembinaan pimpinan (leader) dan karyawan (people)
merupakan strategic initiative pertama dan utama yang diformulasikan sebagai
Center of Excellence. Sebagai upaya mewujudkan center of excellence tersebut,
maka pada tanggal 28 September 2012 dibentuklah Telkom Corporate University
(Telkom CorpU) yang diharapkan dapat menciptakan suatu sistem yang dapat
melahirkan leader dan people yang unggul. Adapun fungsi utama Telkom CorpU
sebagai center of excellence ada tiga yaitu:
Center of chiefship (creating great leader)
Telkom CorpU diharapkan mampu melahirkan leader-leader masa depan yang
semakin berkualitas dan berkelas internasional, yang secara berkesinambungan
mampu melakukan estafet kepemimpinannya sesuai tuntutan jaman. Kami
meyakini bahwa leader yang berhasil, akan mampu melahirkan leader-leader
berikutnya yang jauh lebih berhasil. Dengan demikian, melalui Telkom CorpU ini
maka akan terjadi kaderisasi yang sukses.
Center of competence (creating great people)
20
Program Telkom CorpU lainnya pada tahun 2013 yaitu international certification di
berbagai bidang bagi 1.471 orang.
3) Remunerasi Karyawan
Kami memberikan paket remunerasi yang kompetitif sesuai dengan harga pasar, yang
terdiri dari gaji pokok dan tunjangan, benefit serta insentif dan bonus yang dikaitkan
dengan kinerja dan berbagai fasilitas termasuk fasilitas kesehatan bagi karyawan dan
keluarganya. Kami juga menyediakan program pensiun dan program kesehatan paska
kerja. Paket remunerasi ini senantiasa dievaluasi agar pergerakan gaji karyawan sesuai
21
dengan harga pasar.Untuk pemberian bonus, kami telah melakukan pencatatan (accrued)
dalam tahun berjalan namun baru akan mendistribusikannya pada tahun berikutnya.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kami telah membayarkan bonus tahunan
berkisar antara Rp326,9 miliar sampai Rp513,9 miliar. Terkait pemberian bonus tahun
2013, kami akan berpegang pada penyelesaian audit atas Laporan Keuangan 2013 serta
persetujuan dari RUPS. Entitas anak juga memberikan paket remunerasi yang
kompetitif bagi karyawannya.
4) Penghargaan Karyawan
Setiap tahun, secara simultan kami memberikan beberapa bentuk penghargaan sebagai
apresiasi terhadap karyawan yang berprestasi dalam mendukung pencapaian target
bisnis. Pemberian penghargaan diatur dalam kebijakan Telkom Employee Reward yang
diberikan secara individual dan kelompok dalam berbagai jenis dan bentuk sesuai
dengan tingkat kepentingan Perusahaan yang meliputi pemberian apresiasi berupa
kesempatan melaksanakan ziarah/ibadah keagamaan, benchmarking ke industri
telekomunikasi dan perusahaan berskala global, serta kesempatan mengikuti seminar
internasional, dan pemberian insentif khusus. Program penghargaan juga dilakukan oleh
perusahaan di jajaran Telkom Group dalam rangka memotivasi karyawan mereka.
5) Pelayanan SDM Berbasis TI
Untuk memfasilitasi proses kerja seluruh karyawan, kami membangun infrastruktur
komunikasi yang terintegrasi untuk mempermudah koordinasi kebijakan dan sosialisasi
strategi bisnis Perusahaan antara pembuat kebijakan, pengelola SDM dan karyawan.
Infrastruktur tersebut adalah website Human Capital & General Affairs yang dapat
diakses oleh karyawan yang ingin mengetahui berbagai kebijakan dan informasi lain
terkait pengelolaan dan pengembangan SDM.
Pengembangan aplikasi SDM dirancang untuk memenuhi kebutuhan Telkom Group
yaitu IHCMS Telkom Group (Integrated Human Capital Management System Telkom
Group). Layanan-layanan SDM berbasis TI terdiri dari Sasaran Kerja Individu (SKI)
online, absensi online, Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) online, cuti online,
career online dan Setoran Pajak Tahunan/Surat Pemberitahuan (SPT) online. Kami
juga menerapkan berbagai aplikasi TI seperti proses otomatisasi bisnis Perusahaan baik
berupa nota dinas elektronik, virtual meeting, shared files, online survei, dan intranet.
Dalam penerapan program Go Green , kami mengganti pengadministrasian SDM
dengan aplikasi Employee Self Service (ESS).
22
Pada prinsipnya kami telah menerapkan Go Green, yaitu administrasi SDM telah
digantikan oleh aplikasi ESS (Employee Self Service), sehingga bisa dikategorikan
Paperless Office.
6) Program Pensiun
Usia pensiun untuk seluruh karyawan kami adalah 56 tahun. Kami memiliki dua
program pensiun, yaitu:
a. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) yang ditujukan bagi karyawan tetap yang
direkrut sebelum tanggal 1 Juli 2002, dan
b. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang berlaku bagi karyawan tetap lainnya.
a. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
Perhitungan pensiun bagi peserta PPMP didasarkan atas masa kerja, dan besaran gaji
dasar pada saat pensiun. Manfaat Pensiun dibayarkan kepada karyawan setelah mereka
berhenti bekerja dan dapat dialihkan kepada tanggungan jika karyawan tersebut
meninggal. Dana Pensiun Telkom bertugas mengelola program ini dan sumber utama
pendanaan. Dana Pensiun Telkom berasal dari iuran karyawan dan Perusahaan.
Partisipasi karyawan dalam program ini sebesar 18% dari gaji pokok (sebelum bulan
Maret 2003, tingkat kontribusi karyawan adalah sebesar 8,4%) sedangkan Perusahaan
memberikan kontribusi sisanya. Minimum manfaat pensiun bulanan untuk karyawan
yang pensiun sekitar Rp425.000 setiap bulannya. Kontribusi kami kepada Dana
Pensiun Telkom mencapai Rp187 miliar, Rp186 miliar dan Rp182 miliar masingmasing untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember, 2011, 2012 dan 2013.
Telkomsel juga melaksanakan PPMP bagi karyawannya. Dengan program ini,
karyawan berhak mendapatkan manfaat pensiun yang dihitung berdasarkan gaji dasar
atau gaji bersih terakhir yang diterima, dan masa bakti karyawan. PT Asuransi
Jiwasraya (Persero) mengelola program ini berdasarkan kontrak asuransi tahunan.
Hingga tahun 2004, kontribusi karyawan kepada program ini adalah sebesar 5% dari
gaji yang dibayarkan bulanan sementara Telkomsel membayar sisa kontribusi yang
ditetapkan. Sejak tahun 2005, kontribusi terhadap program dilakukan sepenuhnya oleh
Telkomsel. Infomedia juga menyelenggarakan PPMP bagi karyawannya.
23
Kami menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti bagi karyawan tetap yang
direkrut sejak tanggal 1 Juli 2002. PPIP dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK), dimana karyawan dapat memilih di antara berbagai DPLK yang
menyelenggarakan program ini. Kontribusi tahunan kami terhadap PPIP ditetapkan
berdasarkan persentase tertentu dari gaji dasar karyawan peserta, yaitu mencapai Rp5
miliar, Rp5 miliar dan Rp6 miliar masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir 31
Desember 2011, 2012 dan 2013.
Untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih efektif dan kompetitif, kami juga
memiliki program Pensiun Dini (Pendi). Program ini sejalan dengan pelaksanaan
Human Capital Master Plan 2013-2017 yang diperkirakan akan mengurangi jumlah
karyawan Telkom sebanyak 1.548 karyawan. Program ini ditawarkan secara sukarela
kepada karyawan yang dianggap telah memenuhi persyaratan tertentu terkait
pendidikan, usia, jabatan dan kinerja. Sejak tahun 2002 hingga 31 Desember 2013,
kami telah mengeluarkan dana sebesar Rp7,3 triliun sebagai kompensasi bagi 14.195
karyawan yang mengikuti program ini. Pada tahun 2013, kami tidak melaksanakan
program pensiun dini.
7) Program Pelayanan Kesehatan
a. Pengelolaan Kesehatan Karyawan
Kami percaya bahwa peningkatan kesejahteraan karyawan diharapkan berdampak
pada perbaikan produktivitas perusahaan. Untuk itu, kami menyediakan layanan
kesehatan bagi karyawan dan pensiunan beserta keluarga intinya yang dikelola oleh
Yayasan Kesehatan (Yakes). Hingga 31 Desember 2013, total karyawan dan
pensiunan beserta keluarga intinya yang menjadi peserta layanan kesehatan Yakes
mencapai 113,629 orang.
b. Pelayanan Kesehatan Pasca Kerja
Perhatian Perusahaan terhadap kesejahteraan juga berlanjut hingga karyawan
memasuki masa pensiun, yaitu di antaranya dengan menyediakan jaminan
kesehatan untuk seluruh karyawan yang telah pensiun, termasuk istri atau suami
dan anak. Kami menyediakan dua jenis pendanaan untuk jaminan kesehatan
pensiun, yakni:
i.
Entitas anak memberikan tunjangan kesehatan melalui program jaminan kesehatan yang
disponsori oleh pemerintah yang dikenal sebagai Jamsostek.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
26
Agar kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Sebaiknya dari
pihak perusahaan memberikan tunjangan kepada para karyawannya. Ini pun bisa
meningkatkan kinerja karyawan dan bisa semakin semangat dalam bekerja di perusahaan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
28
2. http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0043_sdm.html
3. http://www.academia.edu/9917399/MAKALAH_MANAJEMEN_SUMBER_DAYA_MA
NUSIA
29