Anda di halaman 1dari 23

Perencanaan Komunikasi Pemasaran

A. Pengertian
Dalam perencanaan komunikasi pemasaran dibutuhkan strategi marketing yang lazim
digunakan yang disebut dengan SOSTAC. Salah satu model perencanaan program komunikasi
yang sering digunakan yaitu analisis SOSTAC + 3Ms planning system (P.R. Smith, 1998:31-
50). Terdiri dari Situation (Situasi), Objective (Tujuan), Strategy (Strategi), Tactics (Taktik),
Action (Aksi/Implementasi), Control (Kontrol), ditambah dengan Men (sumber daya manusia),
Money (dana), dan Minutes (batasan waktu).
Berikut penjabaran SOSTAC secara bertahap dan perananannya untuk menciptakan posisi
yang strategis sehingga dapat menghasilkan marketing plan yang efektif pada suatu
perusahaan atau pemasaran suatu produk. Elemen-elemen tersebut dijelaskan lebih lanjut
sebagai berikut :
1. Situation Analysis (Situasi)
Merupakan tahap pertama pada metode SOSTAC bertujuan untuk menganalisa situasi
dari proses pemasaran yang sedang berjalan pada perusahaan. Pada tahap pertama ini
perusahaan berperan mengumpulkan berbagai informasi dan data data yang dibutuhkan
mengenai keadaan internal dan eksternal perusahaan sehingga mereka mengetahui kondisi
perusahaan mereka pada kondisi pasar sesungguhnya (market place). Salah satunya
melakukan analisis kondisi atau tingkat keefektifan dari kegiatan pemasaran yang sudah
berjalan, sehingga dihasilkan analisia yang dapat digunakan sebagai bahan menyusun
strategi marketing yang baru nantinya.
Pada tahap situation analysis dapat dibantu dengan menggunakan analisis SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity, Threats). SWOT merupakan penyederhanaan dari
Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oportunity (peluang) dan Threat (ancaman).
Pada customer dan lingkungan pasar yang terpenting adalah bagaimana brand
perception akan produk perusahaan tersebut yang mempengaruhi kinerja perencanaan
pemasaran, sehingga pada tahap pertama ini akan ditemukan kira kira seperti gambaran
marketing plan dan indikator indikator baik dari dalam maupun luar perusahaan. Hasil
kajian terhadap situasi di sekitar usaha komunikasi pemasaran (situation analysis),
termasuk di dalamnya:
a) Masalah yang dihadapi;
b) Kapasitas organisasi;
c) Usaha komunikasi pemasaran sebelumnya;
d) Kajian khalayak;
e) Kajian kompetisi;
f) Hal-hal lain yang bisa mempengaruhi usaha komunikasi pemasaran

SWOT
Dalam situation analysis dikenal dengan istilah SWOT. Analisis SWOT adalah alat
yang benar-benar berguna untuk melakukan analisis strategis serta untuk memahami posisi
terkini suatu organisasi dalam lingkungannya (internal dan eksternal). Analisis SWOT
memberikan informasi untuk membantu mencocokan (match) tujuan/program/kemampuan
organisasi dengan lingkungan sosial dimana beroperasi.
Ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam analisis SWOT,
diantaranya, faktor internal terdiri atas kekuatan dan kelemahan yang berasal dari
lingkungan organisasi internal, sedangkan faktor eksternal terdiri atas peluang dan
ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal organisasi.

Berikut metode SWOT dengan semua faktor-faktor yang mempengaruhi suatu


usaha dapat dibagi menjadi empat kategori:
a) Stretght (Kekuatan) : atribut positif baik yang tangible (dapat
disentuh/kasat mata) maupun intangible yang dimiliki dan dapat dikendalikan
(dikontrol) oleh organisasi untuk mendukung pencapaian tujuan.
b) Weakness (Kelemahan) : faktor internal yang dapat dikontrol oleh
organisasi yang mengalangi/ menghambat dalam usaha mencapai tujuan.
Salah satu model unruk mengidentifikasi faktor internal (SW) adalah PRIMO-F:
People, Resource, Ideas/Innovation, Marketing, Operations, Finance .
c) Opportunities (Peluang) : faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh
organisasi, yang menjadi dasar/alasan bagi eksistensi dan perkembangan
organisasi identifikasikan berdasarkan "time frame".
d) Threats (Ancaman) : faktor eksternal yang dapat dikontrol oleh
organisasi yang dapat menghambat atau menggagalkan usaha organisasi untuk
mencapai tujuan.
Salah satu model untuk menganalisi faktor eksternal (OT) atau lingkungan
(enviromet) adalah PEST : Political, Economical, Social, Technological.
Analisis SWOT mencakup tiga langkah utama:
a) Pertama, memahami kekuatan dan kelemahan lingkungan internal.
b) Kedua, kita harus mempelajari lingkungan/organisasi dengan memahami peluang
dan ancaman yang ada dalam lingkungan tersebut (lingkungan eksternal).
c) Akhirnya, menganalisis kekuatan mana yang dapat digunakan untuk mengambil
keuntungan dari peluang yang khusus, dan kelemahan mana yang dapat
menghadapi ancaman tertentu, sehingga dapat merencanakan opsi strategis yang
lebih baik.
Cara untuk melakukan analisis SWOT yaitu dengan langkah pertama Identifikasi
kelemahan dan ancaman yang paling urgent untuk diatasi secara umum pada semua
komponen. Langkah kedua yaitu identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan
cocok untuk upaya mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi lebih
dahulu pada langkah pertama. Langkah ketiga, masukkan butir-butir hasil identifikasi
(langkah pertama dan langkah kedua) ke dalam bagan analisis SWOT. Langkah ini dapat
dilakukan secara keseluruhan, atau jika terlalu banyak, dapat dipilah menjadi
analisis SWOT untuk komponen masukan, proses, dan keluaran. Langkah keempat yaitu
merumuskan strategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman,
termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut. Selanjutnya
langkah kelima yaitu menentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman, dan
susunlah suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan.
a) Segmentasi dan Targeting Marketing
Segmentasi merupakan suatu aktivitas membagi atau mengelompokkan pasar
yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam hal
minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian maupun gaya hidup. Kotler (2003)
menyatakan: “Market segmentation is the process of breaking a heterogeneous group
of potential buyer into smaller homogeneous groups of buyer, that is with relatively
similar buying characteristics or needs”. Selanjutnya Thompson (2000) menyatakan
bahwa tantangan dalam pemasaran adalah untuk mengidentifikasi pasar potensial yang
menguntungkan untuk dilayani karena jarang sekali satu program pemasaran dapat
memuaskan pasar yang heterogen yang berbeda selera dan karakteristik untuk itu
diperlukan segmentasi pasar.
Segmentasi tersebut memiliki peran penting karena beberapa alasan; pertama,
segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan
sumber daya. Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen akan memberikan
gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen mana yang akan dilayani. Selain
itu segmentasi memungkinkan perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas
mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar perusahaan (Kotler, Kartajaya,
Huan dan Liu, 2003). Kedua, segmentasi merupakan dasar untuk menentukan
komponen-komponen strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target
market akan memberikan acuan dalam penentuan positioning. Ketiga, segmentasi
merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar dari
sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing.
a) Segmen pasar : Sub kelompok orang-orang atau organisasi yang memiliki satu
atau lebih karakteristik yang sama menyebabkan mereka memiliki produk yang
serupa.
b) Segmentasi pasar : proses membagi sebuah pasar ke segmen-segmen atau
kelompok-kelompok yang bermakna, relative sama dan dapat diidentifikasikan.
Tujuan segmentasi pasar adalah membuat para pemasar mampu menyelesaikan
bauran pemasaran untuk memenuhi kebutuhan satu atau lebih segmen pasar
tertentu.
Menentukan Dasar Segmentasi
Dalam menentukan dasar segmentasi yang akan digunakan dapat disesuaikan
dengan kondisi yang paling relevan. Sebagaimana diketahui konsumen berbeda dalam
banyak hal dan masing – masing berpotensi membentuk segmen, namun kenyataan
tidak semua variabel ini akan bermanfaat untuk semua situasi. Dengan demikian perlu
kehati-hatian dalam memilih variabel segmentasi agar sesuai dengan perusahaan. Agar
strategi segmentasi tersebut tepat perusahaan harus pertama, memandang pasar dari
sudut yang unik dan dengan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing. Kedua
metode segmentasi yang digunakan harus sejauh mungkin mencerminkan perilaku
pembelian atau penggunaan serta menentukan alasan pelanggan untuk membeli.
Karena alasan inilah dynamic atribut segmentation lebih unggul dibandingkan static
atribut segmentation, sebab atribut ini lebih mengarah kepada perilaku pembelian,
metode ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi perumusan strategi
pemasaran yang cocok untuk mempengaruhi perilaku konsumen tersebut (Kotler,
Kartajaya, Huan dan Liu, 2003). Segmentasi geografis dan demografis lebih mudah
dilakukan, karena data yang akurat dan tepat sudah tersedia. Namun metode ini tidak
memberikan gambaran yang yang jelas tentang bagaimana konsumen memilih dan
membeli suatu produk. Sehingga akan sulit untuk membangun strategi yang lengkap
yang menyertakan perumusan positioning, marketing mix, penjualan, pelayanan,
proses dan membangun brand dengan keakuratan yang baik.
Syarat Segmentasi Yang Efektif
Dalam melakukan segmentasi perusahaan perlu memperhatikan efektifitas
segmentasi tersebut. Syarat segmentasi yang efektif adalah (Kotler, 2003):

a) Measurable (terukur)
Measurable berarti segmen pasar harus dapat membantu perusahaan dalam
mengukur potensi pasar, daya beli konsumen serta ukuran alokasi sumber daya.
b) Substansial (banyak)
Substansial berarti segmen tersebut harus besar dan profitable untuk dilayani.
c) Accessible (dapat diakses)
Accessible berarti segmen tersebut harus mudah dijangkau untuk dilayani.
d) Differentiable (dapat dibedakan)
Differentiabel berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.
e) Actionable (dapat dilayani)
Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber
daya yang dimiliki perusahaan.

Dasar Segmentasi
Dalam menetapkan dasar segmentasi Kotler (2003) ada dua cara yang dapat
dilakukan, yaitu pertama, consumen characteristic (karakteristik konsumen) yang
merupakan variabel utama dalam segmentasi tersebut.
Secara sederhana pengertian segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar sesuai
dengan sifat dan karakteristik pasar. Dengan kata lain, segmen pasar adalah membagi
pasar sesuai perilaku konsumen yang terdapat dalam pasar. Menurut Kotler dalam Oka
A. Yoeti (2002), yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi
pasar ke dalam kelompok-kelompok secara tegas, dan tiap kelompok itu dipilih
atau ditetapkan sebagai target pasar yang akan dipengaruhi dengan menggunakan
strategi bauran pemasaran (marketing mix). Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan
dan Liu (2003) menyatakan bahwa segmentasi adalah melihat pasar secara kreatif,
segmentasi merupakan seni mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang
yang muncul di pasar. Pada saat yang sama segmentasi merupakan ilmu (science)
untuk memandang pasar berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis dan
perilaku. Menurut Mill dan Morrison dalam Oka A. Yoeti (2002) ada beberapa
variabel utama yang dapat digunakan untuk melakukan segmentasi yaitu:
a) Geografis Segmentasi
Pada segmentasi georafi pengelompokan dilakukan berdasarkan faktor
geografinya, yang membagi pasar ke dalam unit-unit geografis, misalnya
seperti berdasarkan daerah asal atau tempat tinggal konsumen ini dapat berupa
negara, provinsi, kota, kabupaten, kota dan kecamatan.
b) Demografi Segmentasi
Pada segementasi demografi pengelompokan dilakukan berdasarkan variabel usia,
jenis kelamin dan pekerjaan konsumen juga membagi pasar ke dalam pendapatan,
pendidikan, agama dan kebangsaan.
c) Psychographic segmentation
Pada psychographic segmentation pengelompokkan didasarkan pada karakteristik
setiap konsumen, seperti motivasi, kepribadian, persepsi, interest, minat dan
sikap. Juga yang membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasar kelas
sosial dan gaya hidup.
d) Attitudes Segmentation (berdasar perilaku)
Yaitu yang membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasar pengetahuan
mereka, sikap, penggunaan atau tanggapan terhadap suatu produk.
Kemudian ada consumer responses (respon konsumen) yang terdiri dari benefit
segmentation (segmentasi manfaat) yaitu pengelompokan yang didasarkan kepada
manfaat yang diharapkan konsumen dari suatu produk atau jasa, use occasion (saat
pemakaian) dan brand atau merek.
Dengan ini konsumen akan dikelompokkan berdasarkan respon mereka terhadap
produk atau jasa, seperti ada konsumen yang mementingkan kualitas dan ada
konsumen yang mementingkan harga yang murah.
Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) mengelompokkan pendekatan
dalam melakukan segmentasi pasar menjadi tiga, yaitu :
a) Static Atribut Segmentation
Static Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut-atribut
statis yang serupa, yang tidak selalu mencerminkan perilaku pembelian atau
penggunaan dan tidak secara langsung mempengaruhi keputusan konsumen dalam
membeli. Jenis atribut ini mencakup variabel geografi dan demografi.
b) Dynamic Atribut Segmentation
Dynamic Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut
dinamis yang serupa, atau atribut-atribut yang mencerminkan karakteristik
konsumen. Atribut ini mencakup variabel psikografis dan behavioral.
c) Individual Segmentation
Individual Segmentation mengelompokkan pasar atas unit terkecil atau individu.

Sedikit berbeda dengan pendapat di atas, dalam bukunya Rhenald Kasali


(2003), mengenalkan konsep lain selain pendekatan demografi dan
psikografi, yaitu cohort dan teknografi. Konsep cohort mengacu pada sosiolog
Norman Ryder. Menurutnya, cohort adalah sekelompok individu yang diikat oleh
pengalaman dan kejadian-kejadian yang sama yang terbentuk pada suatu kurun
waktu tertentu. Sedangkan Teknografi adalah segmentasi untuk membidik
konsumen barang-barang teknologi modern seperti barang-barang elektronik
(televisi, radio, CD player, cassette recording, video game), komputer, software,
barang-barang hiburan, mesin-mesin fotokopi, telekomunikasi (telepon, faks,
handphone, internet), dan sebagainya. Cara segmentasi yang paling luas dan sering
digunakan dalam pemasaran memang ada dua yaitu dengan pendekatan demografi
maupun pendekatan psikografi. Namun segmentasi sebenarnya tidak hanya
demografi dan psikografi karena kadang kala pendekatan keduanya dapat
menyesatkan (misalnya pembagian pasar menurut usia). Konsep psikogafi juga
terkadang tidak mudah dipakai segmentasi geografis dan demografis lebih mudah
dilakukan, karena data yang akurat dan tepat sudah tersedia. Namun metode
ini tidak memberikan gambaran yang yang jelas tentang bagaimana konsumen
memilih dan membeli suatu produk. Sehingga akan sulit untuk membangun
strategi yang lengkap yang menyertakan perumusan positioning, marketing
mix, penjualan, pelayanan, proses dan membangun brand dengan keakuratan yang
baik. Sehingga kemudian dikenalkan konsep cohort dalam marketing yang tidak
hanya mengenai segmentasi pasar, tapi juga cara-cara berkomunikasi dan
bagaimana mengendalikan marketing mix .
2. Objectives (Tujuan)
Setelah selesai tahap pertama selanjutnya yaitu objectives, setelah mengetahui posisi
perusahaan saat ini selanjutnya perusahaan menentukan poin poin tujuan yang ingin
dicapai perusahaan. Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat vital karena merupakan
tahapan sebagai pedoman perusahaan nantinya untuk mengambil strategi strategi yang
sesuai dengan harapan target penjualan yang diinginkan perusahaan, dengan kata lain
perusahaan menjadi fokus dengan tahapan tahapan menuju goal / tujuan perusahaan
tersebut, tidak ada waktu atau energi yang terbuang untuk mengurusi hal lain yang berada
di luar outline tujuan perusahaan. Dan tentunya pada akhir pelaksanaan program
program penjualan nantinya akan mempermudah dalam tahap evaluasi karena sudah dibuat
batasan batasan tujuannya (objectives). Perumusan tujuan-tujuan program komunikasi
secara spesifik dan terukur (secara kuantitatif) dalam suatu kerangka waktui tertentu. Di
dalamnya terdapat secara terpisah Tujuan Pemasaran dan Tujuan Komunikasi.
Langkah ini yang memastikan apa yang akan kita lakukan ?. Dengan kriteria dan
segmentasi yang telah ada di situasi analisis sebelumnya. Tentunya tujuan ini untuk
memberikan keuntungan pada organisasi atau usaha tersebut. Dengan adanya tujuan ini
akan memberikan gambaran strategi pemasarn berikutnya. Dalam tujuan ini ada 2 tipe
yaitu: tujuan marketing dan tujuan komunikasi.
a) Tujuan Marketing

b) Tujuan komunikasi
1) Dagmar
2) Aida

3. Strategy (Strategi)
Selanjutnya merupakan tahap strategy, yang mana juga merupakan salah satu bagian
terpenting pada metode SOSTAC, pada tahap ketiga ini dirumuskan strategi- strategi
digital marketing atau e-marketing yang akan digunakan dan diselaraskan dengan tujuan
tujuan pada tahap sebelumnya. Dapat dibuat beberapa rencana strategi kemudian dipilih
strategi mana yang terbaik untuk digunakan dan rencana strategi lainnya dapat sebagai
cadangan strategi jika mungkin terjadi suatu worse scenario pada pelaksanaan nantinya.
Poin poin penting sebagai bahan perhatian seperti product, price, promotion, positioning,
place, business model, segmentation market, targeting dan brand proposition. Sebagai
inti strategi tersebut yang merupakan pedoman yang dijalankan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk mencapai goals dan targets berdasarkan
keadaan sekarang (situasi). Strategi merupakan paying atau ringkasan dari taktik-taktik
yang akan digunakan.

4. Tactics (Taktik)
Merupakan tahapan dimana berisikan langkah langkah berdasarkan strategi yang
telah disusun perusahaan. Pada tahap ini perusahaan dituntut untuk mampu memikirkan
dan mengimplementasikan sebuah taktik yang paling pas pada eksekusi di lapangan
nantinya. Taktik merupakan penjabaran detail dari langkah-langkah atau tahap-tahap
yang akan dilakukan untuk pelaksanaan sebuah strategi yang akan digunakan guna
mencapai tujuan tujuan marketing secara khusus maupun tujuan perusahaan secara
umum. Karena istilahnya dalam dunia perang strategi tanpa taktik yang tidak jelas akan
sia sia dan hanya siap sebagai korban keganasan perang, demikian halnya dalam digital
marketing sangat berkaitan erat antara keduanya. Rincian pelaksanaan strategi untuk
mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan. Pada implementasi taktik akan berbagai
kombinasi alat komunikasi yang mengadopsi dari terminology marketing sebagai
Integrated Marketing Communications. Taktik juga tujuan, khalayak sasaran, serta
sumberdaya, dan waktu yang dibutuhkan (misalnya : iklan TV, seminar, promosi,
penjualan, dan sebagainya).

5. Actions (Tindakan)
Setelah taktik selesai dirumuskan maka saatnya untuk menjalankan taktik tersebut
di lapangan market place yang sebenarnya. Dapat dibuat berupa rangkaian proses kerja
yang terstruktur dan terjadwal dapat berupa flow chart, gantt chart, table table activity
based time dan tak kalah penting mempersiapkan manajemen resiko yang mungkin terjadi
saat eksekusi taktik di lapangan dan juga mempersiapkan siapa, kapan dan bagaimana
yang bertanggung jawab pada tiap tiap business process, perencanaan budget, alokasi
sumber daya secara detail, sehingga dapat menimalisir hal hal yang dapat menghambat
mencapai tujuan perusahaan. Pelaksanaan rancangan strategi dan taktik sebenarnya
merupakan perincian lebih jauh daripada penjabaran taktik. Suatu rancang tindak (action
plan), berupa rumusan program kerja yang tertata menyangkut jenis program, waktu
pelaksanaan dan penanggung jawab program sampai berisi hal-hal kecil seperti apa
saja yang harus dilakukan.

6. Control (Kendali)
Pada tahap terakhir yaitu proses control, merupakan tahapan untuk memeriksa atau
mengevaluasi secara berkala apakah action sesuai tujuan perusahaan sudah berhasil atau
berjalan belum dengan maksimal, dan jika masih belum maksimal hal hal apa yang
menjadi penghambat di lapangan sehingga dapat menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan
strategi selanjutnya. Hampir sama dengan prinsip orang tehnik yaitu tidak ada metode
yang sempurna tapi pasti ada metode yang lebih baik. Merupakan penjabaran dari
bagaimana hasil akhir dan proses program komunikasi tersebut dipantau dan dievaluasi.
Mengacu pada tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan dengan menjabarkan kapan
pemantauan. George E. Belch dan Michael A. Belch (2007) mengemukakan bahwa tahap
akhir dalam perencanaan IMC adalah pemantauan, evaluasi dan control program
komunikasi pemasaran hingga jenjang operasional. Sisi yang menarik adalah evaluasi
ketepatan strategi dan mengukur tiga lapis efektivitas program dibandingkan target
yang dicanangkan: output yang mengukur sebatas pemunculan atau pemuatan
pesan melalui media (message transmission); outgrowth yang mengukur sejauh
mana pesan bias dipahami public (message reception) sementara outcome
mengukur pengaruh pesan terhadap perubahan opini, persepsi, sikap dan perilaku
khalayak (message effect).
Pada resume ini akan dipaparkan pengertian dan peranan SOSTAC pada digital
marketing dari berbagai sumber baik e-book maupun ulasan ulasan dari internet, secara
umum SOSTAC pada digital marketing merupakan suatu metode dalam perencanaan
pemasaran (marketing plan) agar lebih efektif dalam pengimplementasian digital
marketing pada suatu perusahaan atau pemasaran produk tertentu.
Bisa dikatakan sebagai kerangka perancanaan yang relatif sederhana untuk
mengidentifikasi masalah masalah marketing pada suatu pemasaran produk atau
perusahaan kemudian dibahas satu persatu mulai dari Situation Analysis, Objectives,
Strategy, Tactics, Action dan yang terakhir Control disingkat
menjadi SOSTAC. Sejarah SOSTAC awal mulanya dikembangkan oleh Paul R. Smith
pada tahun 1990-an. Berikut lampiran gambar SOSTAC secara gambaran umum yang
dikutip dari sumber sumber yang terlampir.

Rencana pemasaran harus menentukan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kegiatannya. Sebagai catatan sederhana yang dapat gunakan sebagai checklist saat menulis atau
mengkaji ulang rencana pemasaran disingkat dengan 3M. Setiap rencana harus memiliki unsur 3M
ini. Jika sebuah rencana tidak memiliki unsur 3M ini, maka rencana tersebut tidak akan tersusun
secara profesional dan tidak lengkap. Itulah pentingnya 3 sumber daya utama tersebut, yang harus
digunakan seluruhnya untuk menyusun rencana yang baik.
2. Men (manusia) berarti pria dan wanita – disebut sumber daya manusia.
3. Money berarti anggaran – berapa besar biaya yang digunakan
4. Minutes berarti waktu – merupakan sumber daya yang paling terbatas.

1. Men (Manusia)
Berarti pria dan wanita. Apakah tim dari dalam organisasi yang akan melakukannya
atau agen dari luar yang harus menanganinya? Apakah dibutuhkan sebuah tim penjualan
jarak jauh (telesales)? Sudah cukupkah jumlah sumber daya manusianya? Siapakah yang
akan menangani pelaksanaan pemasaran, konferensi penjualan, atau peluncuran sebuah
produk? Siapa yang akan melakukan riset pemasaran? Apakah diperlukan mengangkat
beberapa orang sarjana sebagai asisten pemasaran? Apakah tim pemasaran memiliki
keahlian yang cukup? Rincian dari organisasi yang menjalankan program komunikasi
ini, termasuk pihak-pihak yang di dalam organisasi maupun pihak-pihak yang
mengerjakan kontrak-kontrak dari organisasi.
2. Money (Keuangan/Budget).
Pemasaran membutuhkan biaya. Berapa besar uang yang harus dikeluarkan?
Apakah uang itu dikeluarkan untuk keperluan yang tepat? Dapatkah diukur efektivitas dan
produktivitas dari berbagai macam aktivitas pemasaran? Dapatkah diukur tingkat
pengembalian atau keuntungan yang dihasilkan dari aktivitas pemasaran? Apa yang dapat
mempengaruhi suatu cashflow bisnis? Apakah tersedia uang kas? Apakah direktur
menyetujui permintaan anggaran? Banyak sekali cara yang dapat digunakan untuk
menyusun anggaran pemasaran. Dengan pengalaman, menyusun anggaran menjadi lebih
mudah. Namun, selalu ingat untuk menempatkan uang dalam anggaran tak terduga untuk
kejadian yang tidak diharapkan. Rencana pemasaran harus meliputi masalah uang.
Gambaran keuangan harus meliputi pengeluaran seperti halnya penjualan, biaya,
kontribusi, dan keuntungan bersih. Tingkat pengembalian investasi (return on investment)
dapat dihitung berdasarkan beberapa aktivitas pemasaran, seperti direct mail dan pameran.
Angka-angka tidak dapat dihindari dalam sebuah rencana pemasaran. Perkiraan penjualan
biasanya menjadi bagian inti dari rencana pemasaran. Perkiraan penjualan menyediakan
informasi yang sangat penting untuk perencanaan cash flow, perencanaan produksi, dan
tentu saja, perencanaan pemasaran. Ada banyak teknik peramalan yang tersedia, beberapa
di antaranya lebih rumit dibandingkan lainnya. Pendekatan bottom-up yang sederhana
untuk meramalkan penjualan seringkali digunakan bersama-sama dengan pendekatan dari
atas ke bawah yang lebih rumit dengan menggunakan model peramalan berdasarkan
komputer. Dari bawah ke atas, dalam hal ini, setiap perwakilan penjualan (sales
representatives) menghitung apa yang mereka pikir dapat mereka jual. Manajer penjualan
kemudian menambahkannya untuk mendapatkan sebuah pendekatan guna memperkirakan
penjualan. Rencana harus menggambarkan apa yang dapat. Perincian dana yang
dikeluarkan untuk menjalankan semua program komunikasi ini.

3. Minutes (Waktu)
Menit berarti waktu. Waktu seringkali menjadi sumber daya yang sangat terbatas
dibandingkan sumber daya lainnya. Terkadang waktu 24 jam sehari tidaklah cukup, bahkan
7 hari seminggu pun belum tentu cukup, Bukan suatu hal yang mengejutkan jika kursus
manajemen waktu sangat populer pada saat ini. Waktu adalah sumber daya yang sangat
langka. Dibutuhkan waktu paling tidak 3 bulan untuk menyiapkan kampanye sebuah iklan
baru di televisi, atau untuk mengembangkan sebuah potret surat yang baru. Mungkin butuh
waktu 12 bulan untuk menciptakan sebuah kemasan baru. Sementara untuk menciptakan
sebuah produk baru membutuhkan waktu yang lebih lama lagi. Waktu adalah sumber daya
yang terbatas yang digunakan dengan cara yang berbeda.
Jadi, rencana pemasaran harus memiliki skala waktu, batas waktu, dan juga
jadwal. Rencana pemasaran juga harus memiliki anggaran dan pembicaraan mengenai
jumlahnya. Tentu saja, rencana tersebut juga harus menetapkan siapa melakukan apa dan
kapan. Manusia, uang, dan waktu, setiap rencana harus memiliki ketiganya.
Rincian jangka waktu penjadwalan kerja dari masing-masing taktik. Terdapat
banyak sekali pendekatan yang berbeda dalam membangun sebuah perencanaan
komunikasi pemasaran dan ada beberapa elemen-elemen esensial yang harus dimiliki
dalam rencana pemasaran. Salah satu yang dapat mengcover semuanya adalah model
analisis SOSTAC di atas. Kelebihan dari model perencanaan ini adalah sederhana namun
memberikan panduan dalam menganalisis secara detail sarana komunikasi pemasaran dan
menuntun pada tindakan yang lebih strategis. Ada pula model perencanaan komunikasi
pemasaran yang dikemukakan oleh George E. Belch dan Michael A. Belch yang terdiri
dari delapan tahap, yaitu: 1) review rencana pemasaran; 2) analisis situasi program
promosi; 3) analisis proses komunikasi; 4) penetapan anggaran tentatif program; 5) sasaran
dan strategi komunikasi pemasaran; 6) strategi pesan dan media: 7) integrasi
implementasi strategi komunikasi pemasaran; dan 8) pemantauan, evaluasi dan
pengendalian program. Bila dibandingkan dengan model SOSTAC, pada model
perencanaan komunikasi pemasaran yang digambarkan oleh Belch & Belch menurut
penulis memiliki kelebihan, yaitu ada tahap tersendiri untuk menganalisis proses
komunikasin melalui analisis faktor SMCR (sender, message, channel dan receiver), selain
juga menetapkan tujuan dan sasaran komunikasi pada tahap itu. Kemudian rencana
strategi komunikasi pemasaran maupun strategi pesan dan media juga tidak dimasukkan
dalam satu komponen yang sama melainkan dipisahkan. Ini membuat perencanaan
komunikasi pemasaran dapat lebih detail menetapkan kedua strategi tersebut.
Komponen pemantauan dan evaluasi di model perencanaan ini juga sudah
dibedakan dalam tiga elemen yaitu output, outgrowth dan output.
Komunikasi strategis juga merupakan cara yang sederhana untuk
mempengaruhi persepsi, sikap dan kepercayaan audiens utama dalam mendukung
tujuan-tujuan organisasi. Seorang pemimpin yang menguasai wilayah udara, darat dan
laut dalam perencanaan dan eksekusi militer, maka dia dapat dan harus mengintegrasikan
kemampuan komunikasi yang strategis. Pertama, perencana harus menjelaskan lingkungan
informasi dan dimensi-dimensi fisik, informasional, serta kognitifnya. Bagaimana target
audiens menerima informasi (TV, radio, internet, gossip, pelayanan religi, dan lain- lain),
bagaimana budaya mengambil peran dalam pesan?, siapa komunikator yang kredibel?.
Selanjutnya, perencana perlu untuk menyadari efek keinginan dalam dimensi kognitif.
Apakah tujuannya termasuk mengubah persepsi, mempengaruhi orang, memperoleh
penerimaan, memperoleh kredibilitas dan kepercayaan atau memperoleh dukungan?
Pada dasarnya komunikasi strategis yang dibahas disini ada kesamaanya dengan
perencanaan komunikasi pada umumnya. Seperti misalnya efek kognitif yang diinginkan
dari lingkungan. Bahkan di sini juga dibedakan antara komunikasi strategis dengan
information operations. Kreasi dan adopsi strategic communication planning
mencitrakan pergeseran budaya dalam organisasi untuk merancang aktivitas
komunikasi yang lebih jelas dan terarah. Strategic communication planning akan
membantu organisasi untuk membangun reputasi, dukungan, dan kepercayaan masyarakat
dan lingkungan sekitar. Untuk menjaga dan memastikan efektivitas kegiatan komunikasi,
sangat penting untuk menjaga komunikasi dalam konteks corporate goals, tujuan
pemasaran korporat dan kebutuhan komunikasi, serta karakteristik target audiens.
Perkembangan pemikiran pemasaran, sejalan dengan perkembangan peradaban dan
pemikiran masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena pemikiran di bidang pemasaran selalu
melekat dalam kehidupan masyarakat yang selalu berfikir alternatif. Maksudnya adalah
dimana masyarakat selalu dihadapkan pada suatu pilihan dan sumber daya yang terbatas
untuk mampu memaksimumkan kepuasan. Marketing plan ini saling berkaitan dengan
SOSTAC dalam bagian strategi pemasaran.
CONTOH KASUS

Analisis dan Implementasi Manajemen dan Penyelesaian Kasus

Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh SAMSUNG dalam model
SOSTAC:

1. SITUATION (Situasi)
Situasi di dalam SAMSUNG yang berbeda dengan situasi perusahaan
ditempat lain, karena memiliki karakteristik tertentu. Lingkungan di SAMSUNG
relatif homogen karena terdiri dari sebagian besar pada gerak usaha manufactur di
bidang elektronika, dimana staf pekerja SAMSUNG adalah , marketing, pemasran,
pekerja pabrik, dan sebagian besar dari non anggota pemasaran.Suasana yang terasa
di SAMSUNG ini adalah suasana pabrikan, terasa sekali semangat dan di tuntut
untuk mencapai target kualitas produk agar tetap mampu bersaing,sehingga bisa
dikatakan situasi kondisinya logis tenaga industri secara langsung ataupun
supporting sistem. Sehingga untuk menjadi perhatian , keluasan usaha, cakrawala
pengetahuan dalam bidang manufaktur, riset dan pemasaran menjadi hal yang
penting.
Analisis SWOT yang adalah :

a. Strength (kekuatan)
SAMSUNG memulai kiprahnya sebagai operator GSM nasional yang
mendambakan penawaran harga sederhana, transparan dan bersaing.
Penawaran seperti itulah yang akhirnya dijadikan sebagai motto AXIS
dengan tagline “GSM yang Baik”.
SAMSUNG menawarkan kepada pelanggan telekomunikasi di Indonesia
sesuatu yang benar-benar baru dan teknologi yang mempu mengikuti
perkembangan jaman. Sebagai layanan Alat-alat elektronik terutama televisi
yang terjangkau dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat segala lapisan
sosial dengan berbagai macam jenis dan produknya.
Bahwa barang elektronika sudah merupakan kebutuhan yang dasar bagi
semua manusi, merupakan kebutuhan pokok sebagais sarana, hiburan,
rekreasi, pendidikan dan informasi, terutama untuK Televisi dan radio.
Perkembangan pemilikan televisi meningkat begitu tajam pada seperempat
abad ini, hampir semua lapisan masyarakat memilikinya.
Harganya pun bervariasi dan rata-rata terjangkau, adapaun mereka sudah
bisa memilih merek apa saja tanpa terkecuali asalkan sesuai dengan kualitas,
kemampuan dan isi katong mereka.
b. Weaknest (kelemahan)
Kelemahan yang dihadapi adalah bagimana membangun image kepada
pelanggan yang sudfah memiliki ketergantungan dengan merek tertentu,
seperti merek national misalnya, sehingga ada perjuangan kuat untuk
menerobos pasar. Kekuatan merek Jepang yang menguasai pangsa pasar di
Indonesia telah membawa masyarakat Indonesia lebih memilih merek-
merek Jepang. Sehingga merek-merek Jepang mampu menguasai pasr
mayoritas rakyat Indonesia.

Merek Jepang yang sudah lebih dahulu masuk ini menjadikan kelemahan
khusus bagi Samsung untuk membangun image bahwa SAMSUNG adalah
produk yang bisa mengimbangi produk Jepang. Sehingga perang hargalah
yang bisa dilakukan untuk menjaring masyar4akat kelas dua yang memiliki
keterbatasan anggaran dan dana.

c. Oportunity (Peluang)
Peluang pemasaran SAMSUNG masih cukup luas di Indonesia karena
produk elektronik tersebut sangat dibutuhkan oleh berjuta-juta rakyat
Indonesia. Produk terbesar adalah produk elektronik yang merupakan
kebutuhan pasar yang cukup dinamis. Kebutuhan alat-alat elektronik terus
meningkat, sejalan dengan pertumbuhan penduduk.
Peluang m,uncul dimana berbagai inovasi baru samsung dan permintaan
akan elektonik yang terus berkembang, dan masyarakats selalu berkeinginan
untuk memiliki produk elektronik yang baru, yang mempu menjangkau
pasar, sehingga inovasi-inovasi vasililitas elektronik perlu ditingkatkan dan
dikembangkan. Masyarakat dewasa ini sudah tidak mementingkat merek
tetapi adalah fasilitas layanan, harga dan teknologi terbaru.
Pertumbuhan masyarakat, pasangan usia muda, kemudian tingkat
kebutuhan masyarakat akan barang elektronik untuk memenuhi kebutuhan
mereka meningkatkan keinginan untuk memiliki produk terbaru.
d. Treath (Ancaman)
Pangsa pasar yang menjanjikan menunjukkan bahwa berbagai pesaing akan
muncul di dalam pengembangan usaha elektronik terutama televisi ini.
Munculnya produk baru dan inovasi baru dari perusahaan lain. Kemudian
munculnya globalisasi mendorong tiada batasnya pemeasarn elektronik.
Perusahaab eropa telah merambah dan melakukan penetrasi di
Indoneisa.Ketidakstabilan ekonomi Indonesia telah menjadikan kesulitan
dalam memprediksi harga. Terutama krisis global Amerika menjadikan
ketidakstabilan nilai mata uang. Sehingga menjadikan gangguan dinamis
dalam hal strutur nilai mata uang dan daya beli masyarakat.
2. OBJECTIVES (Sasaran)
Dengan melihat situasi yang terasa sekali nuansa pemasaran,tentunya pengaruh
untuk turut serta dalam kegiatan menambah dan meningkatkan target yang
dibutuhkan cukup tinggi, dan ingin menjadi orang pemasaran yang pintar,
berpikiran logis, kritis, analitis dan berwawasan luas. SAMSUNG ingin
menanamkan image diri sebagai perusahaan elektronik yang memiliki jatidiri,
karakter, tanggung jawab, visi dan misi untuk melayani masyarakat yang optimal
dalam pelayanan komunkasi dan informasi terutama dengan perusahaan televsisi
dengan melakukan berbagai macam terobosan dan kerja sama. Sehingga jika orang
lain atau masyarakat melihat SAMSUNG, mereka menganggap SAMSUNG
sebagai calon pemimpin perusahaan Elektronik terkemuka di Dunia kelak .
Diharapakan oleh SAMSUNG ,dengan image SAMSUNG yang demikian melekat
dalam ingatan orang-orang, sehingga kelak, jika sudah pada waktunya nanti, hal ini
akan membantu dalam loyalitas pelanggan SAMSUNG, karena SAMSUNG
dianggap sebagai perusahaan yang memiliki kredibilitas yang tinggi, bisa
memimpin perusahaan elektronik lainnya. Hal ini membuat SAMSUNG akan di
perhitungkan dalam bursa elektronik kelak.
Sasarannya adalah sektor elektronik seperti hanya perusahaan Elektronik lainnya.
SAMSUNG telah menerapkan penggunaan 5 P dan SMART dalam menjalankan
kegiatannya. Hal ini menjelaskan penerapan Manajemen berdasarkan Sasaran.
Mengejar pangsa pasar Indonesia bagian timur merupakan terobosan sasaran yang
tepat, karena pengusaan Perusahaan Elektronik merek mapan dari Jepang dalam hal
ini adalah Hitachi, Pansonics, Sony dan Toshiba yang sudah mengusai sebagian
besar Indonesia bagian barat. Sasaran berikutnya adalah eksekutif muda yang baru
mempunyai daya beli dan menikmati pendapatan mereka dalam penggunaan alat
elektronik, maka harga yang murah menjadi pilihan mereka. Komunitas mereka
lebih luas dan masyarakat komunitas cukup efektif untuk menjadi sasaran.
3. STRATEGY
SAMSUNG berusaha menarik perhatian dan simpati public atau masayarakat
dengan berbagai isu dan pemberitaan serta berangkat dari sesuatu yang dikesankan
negative menjadi positif. Merupakan perjuangan yang berat. Caranya dengan aktif
dalam kegiatan iklan dan pemasaran dengan berbagai macam strategi menarik
minat publik untuk menjadi pemakai barang-barang produk SAMSUNG, aktif
membuka diri dari berbagai pertanyaan dengan membuat situs WEB dalam internet,
berdiskusi dengan publik dan pelanggan, aktif dalam menaggapi saran-saran publik.
Web SAMSUNG aktif bergaul,berkomunikasi dan berdiskusi dengan semua
lapisan masyarakat atau public tanpa mengenal suku, daerah pengiriman ataupun
usia dengan berkomunikasi yang baik, yang menampilkan SAMSUNG mempunyai
jati diri, tanggung jawab dan rela melayani semuanya demi kepentingan bersama.
Strategi harga dalam bauran kebijakan cukup penting meski bersifat tradisional,
namun merupakan sebuah postulat yang tak pernah lekang bahwa konsumen akan
menekan biaya semurah-murahnya dalam biaya hidup mereka selama mereka
mampu. Karena harga yang murah akan memberikan peluang konsumen
menggunakan dengan lebih efektif dan efisien sebagai pelanggan yang mampu
menggunakan dananya untuk kegiatan dengan pendapatan terbatas dan kebutuhan
hidup yang lebih banyak dan bervariasi. Kebutuhan dana yang cukup besar dan
investasi jangka panjang dengan sasaran yang tepat dibutuhkan oleh investor. Maka
kepercayaan investor perlu dijaga agar tetap menanamkan investasinya pada
SAMSUNG. Hal ini merupakan sebuah tantangan SAMSUNG ke depan bahwa
kepercayaan Investor perlu dijaga dan dijamin keutuhannya, sehingga pertumbuhan
usaha terus dijaga dengan meningkatkan pelanggan, ifisiensi, provitabilitas yang
tinggi dan memiliki pangsa pasar yang luas dan loyal. Stragi pemasaran di atas
dilakukanoleh SAMSUNG dalam mengahdapi berbagai persaingan perusahaan
Elektronik. Maka perlu kualitas sumber daya manusia dalam bidang pemasaran
yang handal yang didukung oleh produk yang handal, promosi yang mendukung,
dan harga yang terjangkau.
4. TACTICS
Taktik yang SAMSUNG gunakan adalah berpikir luas,mengadakan hubungan
dengan sumber luar agar jaringan dan dukungan luas. Taktik yang lain adalah selalu
menjadi nomor satu dari bidang elektronik, nilai kepribadian dengan merek yang
baik.
Akankah SAMSUNG tetap hanya dengan strategi perang harga, namun
SAMSUNG seperti halnya penjelasan di atas mengembangkan berbagai macam
strategi. Kiranya taktik perang harga tidak selamanya baik dan benar karena akan
memunculkan boomerang bagi perusahaan. Namun dukungan pelayanan,
prosduksi, kualitas dan fasilitas layanan itu harus ditingkatkan dan dipertahankan,
agar pelanggan hanya tidak memperoleh harga murah tapi pelayanan yang buruk.
Pengiklanan yang jujur dan baik penting sehingga tidak melahirkan kekecewaan di
kalangan konsumen.

5. ACTION (Tindakan)
Action (tindakan) yang dilaksanakan SAMSUNG adalah belajar sungguh-sungguh,
membaca banyak keinginan publik untuk menambah ilmu, aktif mengikuti
perkembangan SAMSUNG, rela bekerja keras demi kepentingan bersama.
Semua aksi atau tindakan tidak akan berhasil tanpa kerjasama tiap bagian organisasi
perusahaan, sehingga kerjasama dari semua bagian cukup dibutuhkan, agar sasaran
yang diinginkan dapat tercapai. Tindakan yang tepat sasran, strategi yang matang
dan taktik yang jitu cukup dibutuhkan dalam organisasi.

6. CONTROL (Pengawasan)
Mengontrol atau mengawasi semua strategi dan kegiatan yang sudah kita jalankan,
dengan mengecek penerimaan image publik yang ada, dengan mengambil sampel
acak bertanya tentang tanggapannya dan teknik lainnya untuk menggali kesan
mereka tentang SAMSUNG . Perlu adanya riset yang lebih dalam tentang layanan,
persepsi pelanggan, persepsi pasar, loyalitas pelanggan dan kekuatan dalam
persaingan, karena persaingan mereka cukup bebas dan mendekati bentu sempurna.
Sebagai bentuk pengakuan dari investasinya di Indonesia, Samsing telah
memperoleh sertifikat Uji Layak Operasi(ULO), ISO 9002 dan ISO 14002.

Kesimpulan
Dalam analisis SOSTAC tedapat kelemahan yang diantaranya analisis strategi dan
taktik tidak komperhensif sehingga analisis controlnya tidak terfokus. Kelebihannya
adalah memberikan panduan dalam menganalisis secara detail sarana komunikasi
penciptaan kesan diri. Walaupun masih terdapat beberapa kelemahan tetapi setidaknya
dapat memberikan panduan melangkah dalam tindakan yang lebih strategic, sehingga
memunculkan keyakinan akan mencapai hasil yang lebih baik
Bukan hal yang mustahil,dengan pencapaian corporate branding ini menuntun pada
pencapaian cita-cita yang lebih tinggi. Dalam jangka pendek ini, SAMSUNG berhasil
melabel dirinya sebagai pemimpin operator seluler. Kedepannya dalam jenjang
berikutnya SAMSUNG menjadi operator seluler yang sangat diperhitungkan dalam
kepemimpinan persaingan perusahaan sejenis. Jika image ini bertahan terus sampai
nanti, SAMSUNG yakin akan menempatkan posisi operator seluler pada kedudukan
yang penting dalam berbagai bidang terutama di dalam organisasi Perusahaan operator
Seluler untuk memimpin persaingan perusahaan seluler. SAMSUNG merupakan
Operator seluler dengan bran image Operator Baik, Operator Murah, Operatur Jaringan
Internasional, Operator jaringan Nasional yang Luas. SAMSUNG merupakan
organisasi yang merupakan lembaga yang menggunakan Model SOSTAC dalam
usahanya. SAMSUNG telah melakukan kontrol. Internal Perusahaan dan Eksternal
yaitu pemerintah sebagai Operatot seluler yang bertanggung jawab.
Alat analisis yang ada dalam SOSTAC dapat membantu menjalankan roda usaha di
dalam persaingan usaha yang makin berat dengan persaingan dengan perusahaan
sejenis yang mapaan dan baru yang kreatif dan capital yang bersaingin. Maka perlu
strategi yang baik, sasaran yang tepat, analisis situasi yang handal, taktik yang tepat
sasaran, tindakan yang tepat dan pengawasan yang terpadu baik dari dalam dan luar
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai