Anda di halaman 1dari 6

Garuda Indonesia (PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah maskapai penerbangan

nasional Indonesia. dengan Slogan “The Airline Of Indonesia”,


Strategi yang pernah dan diterapkan oleh PT Garuda Indonesia
Melakukan revitalisasi dan restrukturisasi berskala besar pada awal berdirinya untuk operasi
dan armadanya. mengembangkan program pelatihan yang komprehensif untuk awak kabin
dan awak darat Garuda Indonesia dan mendirikan fasilitas pelatihan khusus di Jakarta Barat
dengan nama Garuda Indonesia Training Center.

Melakukan penyelesaian seluruh restrukturisasi utang Perusahaan mengantarkan Garuda


Indonesia siap untuk mencatatkan sahamnya ke publik pada 11 Februari 2011.

Membangun dan memiliki 5 (lima) Entitas Anak yang fokus pada produk/jasa pendukung
bisnis Perusahaan induk, yaitu PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Aero Wisata,
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems Indonesia, dan PT Citilink
Indonesia.
Menghadirkan standar baru kualitas layanan dalam industri air travel, Garuda Indonesia saat
ini melayani penerbangan ke 91 destinasi pilihan yang terdiri dari 69 destinasi local dan 22
destinasi internasional

Perluasan jaringan internasioanl dengan bergabung dengan aliansi global, SkyTeam


Memperkenalkan layanan khas “Garuda Indonesia Experience” untuk meningkatkan layanan
kepada pengguna jasa yang menghadirkan kerahmahtamahan, budaya, dan segala hal terbaik
dari Indonesia melalui kelima panca indera, yaitu sight, sound, taste, scent, dan touch, untuk
diimplementasikan dalam layanan pre-journey, pre-flight, in-flight, postflight, dan post-
journey.

Analisis Visi dan Misi Perusahaan

VISI
Perusahaan Penerbangan Pilihan Utama di Indonesia dan Berdaya Saing di Internasional

MISI
Perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang
mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional
dengan memberikan pelayanan yang professional

Visi menjelaskan jenis perusahaan yaitu Jasa penerbangan menjadi perusahaan penerbangan
yang beroperasi secara berkelanjutan berdaya internasional fokus orientasi inti pada
pengalaman dan kepuasan pelanggan
Analisis lingkungan eksternal makro

Ekonomi
• Prediksi pertumbuhan perekonomian dapat mencapai di atas 5,1% pada tahun 2017 (Bank
Indonesia), dengan laju inflasi akan dijaga pada tingkat dibawah 3% pada tahun 2017
(prediksi Bank Indonesia) .

Sosial
• Maskapai penerbangan melakukan program CSR sebagai bentuk kepedulian sosial serta
juga difungsikan untuk meningkatkan citra perusahaan.

Politik
• Tidak dilewatinya Ukraina pada rute penerbangan JakartaAmsterdam mengingat kondisi
keamanan di Ukraina yang masih tidak stabil akibat adanya pemberontakan dari kelompok
separatis pro-Rusia

Teknologi
• Dengan jajaran armada baru yang didukung teknologi mutakhir dan hemat bahan bakar,
maka Perusahaan akan dapat melakukan efisiensi di tahun-tahun mendatang.

Ekologi
• Perusahaan juga berpartisipasi dalam program Eart Hour dan mencatat pertumbuhan angka
efisiensi penggunaan listrik yang signifikan yaitu mencapai 12.883.370 watt pada tahun 2014,
serta 12.873.716 watt pada tahun 2015. • GMF juga melaksanakan penggantian lampu
konvensional di area Hangar dengan lampu hemat energy sejak 2015. Penggantian lampu
menurunkan pemakaian energy listrik sebesar 2.087.040.000 watt hour per tahun (setara
penghematan biaya listrik sebesar Rp5,5 Milyar per tahun).

Internasional
• Potensi di pasar internasional juga akan semakin kuat apabila perusahaan bergabung dengan
aliansi global (dimana hal tersebut sudah tercapai dengan diberikannya sertifikasi pelayanan
jasa penerbangan bintang 5 dari Skytrax serta bergabungnya perusahaan dengan aliansi
penerbangan Skyteam.

INDUSTRY Entry Barrier • Modal (capital requirement) yang besar diperlukan untuk masuk
dalam industri penerbangan, dimana cost terbesar adalah biaya pengadaan/penyewaan
pesawat, bahan bakar, dan sistem operasional perusahaan yang membutuhkan rangkaian
sinergi seperti sumber daya manusia yang kompeten dan didukung sistem informasi yang
baik.

ANALISIS SWOT
KEKUATAN PERUSAHAN
Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.

Konsep layanan “Garuda Indonesia Experience” yang didasarkan pada 5 senses yaitu sight,
sound, smell, taste, and touch, yang menjadikan ciri khas tersendiri.

Adanya layanan “Immigration on Board” yang merupakan inovasi Garuda dan merupakan
satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat.

Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, profesional, kompeten, berdaya
saing tinggi dan helpful serta dilandasi atas nilai-nilai FLY-HI .

Maskapai paling diminati untuk penerbangan internasional, dengan pangsa pasar 16,54 %
atau sebanyak 4,17 juta penumpang dari total penumpang internasional sepanjang 2015.

Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan dengan TI tercanggih di Indonesia.

Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola perusahaan (Good
Corporate Governance).

Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar domestik dan
internasional (kualitas pelayanan dan keselamatan dengan standar 5-star airline).

Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan dan bina
lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada masyarakat.

KELEMAHAN PERUSAHAAN

Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlah cockpit dan cabin crew
sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan.

Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam jumlah
kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang masih harus dibayar.

Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis sehingga
apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan terganggu.

Biaya operasional yang tinggi (dengan konsep pelayanan fullservice) menjadikan harga tiket
pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya.

PELUANG & KESEMPATAN PERUSAHAAN

Dimana bila dibandingkan dengan negara lainnya, lalu lintas udara Indonesia masih relatif
kecil dibandingkan dengan jumlah populasi (hanya 42% atau 106 juta pengguna jasa
dibandingkan dengan total penduduk sebesar 249,9 juta). Hal ini jelas menyimpan potensi
peningkatan pengguna jasa yang besar.

Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan yang bernama
SkyTeam Global Airline Alliance yang menjadi presensi baik bagi perusahaan dalam rangka
peningkatan jangkauan dan akses terbang terhadap berbagai destinasi lintas negara
(memperluas cakupan pasar internasional).

Peningkatan terhadap proyek pengembangan dan pembangunan bandara utama dan baru di
Indonesia dengan total estimasi anggaran proyek mencapai USD 4,2 Milyar (2014 - 7
bandara, 2015 – 5 bandara, 2016 – 2 bandara, 2017-2018 – 4 bandara) yang implementasinya
tersebar merata di seluruh tanah air.

ANCAMAN TERHADAP PERUSAHAAN

Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol yang
menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP), seperti landasan
pacu/runway yang terbatas.

Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari Pertamina,
sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat tergantung dengan
Pertamina.

Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia.

Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute
penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain.

Bencana Alam dan faktorfaktor yang tidak terhindarkan lainnya.

TIPE STRATEGI PERUSAHAAN ANALISIS

ANALISIS STRATEGI INTEGRASI

Forward Integration
• Garuda Indonesia tidak melakukan Forward Integration

Backward Integration
• Pada tanggal 26 April 2002, Garuda Indonesia mendirikan PT. GarudaMaintenance Facility
AeroAsia yang bergerak dalam bidang usaha jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang
termasuk mesin dan komponennya. Garuda Indonesia bermaksud memperoleh keuntungan
yang lebih dengan memiliki penyelenggara jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang
termasuk mesin dan komponennya sendiri.

Horizontal Integration • Garuda Indonesia melakukan Horizontal Integration dengan


mendirikan PT Citilink Indonesia pada tanggal 6 Januari 2009. Tujuan Garuda Indonesia
adalah dengan mendirikannya Citilink diharap dapat menjangkau konsumen yang mencari
penerbangan berbiaya murah (low cost)
ANALISIS STRATEGI INTENSIVITAS

Market Penetration

 Mempertahankan citra Garuda sebagai maskapai full service carrier di Indonesia


 Masuknya Garuda sebagai anggota dari Aliansi Global SkyTeam

Market Development
• Perusahaan merencanakan pengembangan usaha dengan memfokuskan pemenuhan
keanggotaan Garuda Indonesia sebagai anggota Aliansi Global. • Garuda mencoba
mengembangkan pasar menjadi lebih luas lagi. Selain itu untuk memenuhi pasar low cost
carrier, Garuda akan mengisi pasar ini melalui perusahaan anak Citilink. Product
Development

• Dalam pengimplementasian strategi ini Garuda telah melakukan pengembangan armada


berdasarkan pertumbuhan dan potensi pasar internasional dan domestik, sekaligus
meremajakan dan menyederhanakan tipe pesawat terbang yang digunakan.

ANALISIS STRATEGI DIVERSIFIKASI

Membangun dan memiliki 5 (lima) Entitas Anak yang fokus pada produk/jasa pendukung
bisnis Perusahaan induk
PT Citilink Indonesia, PT Aero Wisata (Aerowisata), PT Garuda Maintenance Facility Aero
Asia (GMFAA), PT Abacus Distribution Systems Indonesia (Abacus DSI) PT Aero Systems
Indonesia (Asyst)

ANALISIS STRATEGI INTERNASIONAL

PT Garuda Indonesia menggunakan strategi global. Hal ini dapat dilihat dari ekspansi yang
dilakukan melalui penambahan rute dan frekuensi penerbangan secara bertahap,
pengoperasian pesawat-pesawat baru, program efisiensi perusahaan serta peningkatan
utilisasi aset, telah memberikan hasil kinerja yang signifikan, baik dalam aspek finansial
maupun kinerja operasional.
Rute baru Garuda Indonesia yang ditambahkan pada tahun 20122016, yaitu: Denpasar ke
Haneda Jakarta ke Taipei (Sekarang ditutup) Jakarta - Abu Dhabi – Amsterdam (Digantikan
langsung Jakarta – Amsterdam)

Garuda Indonesia sebagai maskapai unggulan Indonesia memiliki strategi yang cukup matang
dalam menghadapi kompetisi pasar penerbangan yang sangat ketat. Walaupun pada awal
milenia tahun 2000, perusahaan sempat berada dalam kondisi yang tidak baik (dilarang
terbang ke Eropa terkait aspek keselamatan), namun Garuda Indonesia berhasil bangkit
kembali. Hal ini dikarenakan adanya perbaikan manajemen yang meliputi seluruh aspek
perusahaan mulai dari human capital, teknologi, hingga ke budaya organisasi. Dari tipe
strategi yang Garuda terapkan, Garuda lebih menekankan pada strategi insentif dan
diversifikasi.
Industri penerbangan yang semakin jenuh, dan munculnya banyak maskapai low cost carrier,
mengharuskan Garuda untuk menyusun strategi jauh ke depan. Melalui tujuan jangka panjang
yang tertuang dalam Quantum Leap dari tahun 2011-2015, Garuda membuat langkah-langkah
dalam pencapaian yang ingin perusahaan raih. Keberhasilan Garuda Indonesia menjadi
“global player” melalui program “Quantum Leap” merupakan fondasi kuat bagi
pengembangan perusahaan ke depan.

Anda mungkin juga menyukai