Anda di halaman 1dari 3

NAMA : VALENTINA FEBBY P

NIM : 041059526
JURUSAN : AKUNTANSI
MATA KULIAH : STUDI KELAYAKAN BISNIS

1. Mengapa suatu proyek bisnis perlu mempertimbangkan dampak positif dan dampak
negatif kegiatannnya terhadap lingkungannya!
2. Coba jelaskan, bisnis apa saja yang terkena peraturan AMDAL!
3. Jelaskan Sistem pembinaan AMDAL di Indonesia!

JAWABAN

1. Karena AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negative
dari suatu rencana kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah
suatu kegiatan/proyek layak atau tidak layak lingkungan. Kajian dampak positif dan
negatif tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi,
sosial-ekonomi, sosialbudaya dan kesehatan masyarakat.

Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jikaberdasarkan hasil
kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh
teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi
dampak negatif lebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan,
maka rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana
kegiatan yang diputuskan tidak layak lingkungan tidak dapat dilanjutkan
pembangunannya.

Perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh


terhadaplingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini
adalah aspekabiotik, biotik dan kultural.Fungsi :
 Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
 Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan
hidupdari rencana usaha dan/atau kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana
usahadan/atau kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauanlingkungan hidup
 Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari
suaturencana usaha dan atau kegiatan
 Awal dari rekomendasi tentang izin usaha
 Sebagai Scientific Document dan Legal Document
 Izin Kelayakan Lingkungan

2. Jenis Usaha atau Kegiatan Wajib AMDAL


Jenis usaha atau kegiatan yang wajib AMDAL adalah kegiatan-kegiatan yang berskala
besar, kompleks, dan berbatasan langsung atau bisa mempengaruhi fungsi kawasan
sensitif sehingga dapat menimbulkan dampak penting, yang meliputi :
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
b. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak terbaharui;
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam
dalam pemanfaatannya;
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumberdaya dan/atau perlindungan cagar budaya;
f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jasad renik;
g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati;
h. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup;
i. Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi, dan/atau mempengaruhi pertahanan negara.

Penetapan Jenis Studi AMDAL


Dalam PP 51 Tahun 1993 yang diperbaharui dengan PP 27 Tahun 1999, ditetapkan empat
jenis pendekatan studi AMDAL bagi rencana usaha atau kegiatan yang masuk dalam
kriteria wajib AMDAL, yaitu :
a. AMDAL Proyek, untuk suatu rencana usaha atau kegiatan yang berada dalam
wewenang suatu instansi sektoral. Contoh : AMDAL Pabrik Tekstil, AMDAL Rumah
Sakit.
b. AMDAL Usaha atau Kegiatan Terpadu / Multisektor, untuk suatu rencana usaha
atau kegiatan yang sifatnya terpadu (terkait dalam perencanaan, pengelolaan, dan
proses produksinya), berada dalam satu kesatuan ekosistem dan melibatkan
kewenangan lebih dari satu instansi. Contoh : AMDAL untuk Pabrik Pulp & Paper
yang didukung oleh HTI, PLTU, Pelabuhan, dan Jalan Raya. Jenis AMDAL ini
ditangani oleh komisi AMDAL Kegiatan Terpadu yang dikoordinasi oleh
BAPEDAL.
c. AMDAL Kawasan, untuk suatu rencana usaha atau kegiatan yang berlokasi dalam
suatu kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instansi.
Contoh : AMDAL untuk Kawasan Industri, AMDAL untuk Kawasan Parawisata.
Semua kegiatan dalam areal ini tidak perlu lagi membuat AMDAL masing-masing.
d. AMDAL Regional, untuk suatu rencana usaha atau kegiatan dalam satu kesatuan
ekosistem zona rencana pengembangan wilayah sesuai dengan Rencana Umum Tata
Ruang Daerah dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi. Contoh : AMDAL
untuk pembangunan kota-kota baru.

3. Sistem Pembinaan AMDAL Di Indonesia


Untuk membina pelaksanaan sistem AMDAL di Indonesia, dilaksanakan berbagai
pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan AMDAL. Khusus untuk
memasyarakatkan wawasan pelaksanaan studi AMDAL bagi masyarakat luas,
diselenggarakan kursus AMDAL yang terdiri dari kursus-kursus yang ditujukan kepada :
a. Kelompok masyarakat luas agar dapat memiliki wawasan pengetahuan dasar tentang
AMDAL;
b. Kelompok sasaran calon penyusun AMDAL agar dapat memiliki kemampuan
menyusun AMDAL;
c. Calon penilai AMDAL, seperti Komisi, Tim Teknis, dan LSM untuk dapat menilai
dokumen AMDAL; dan
d. Kursus – kursus yang spesifik tentang AMDAl; misalnya AMDAL Pelabuhan,
AMDAL Perikanan, Penyelenggaraan dilaksanakan oleh Pusat Studi Lingkungan
yang bekerja sama BAPEDAL dan organisasi lain.

Anda mungkin juga menyukai