KULIAH TUGAS 2
Jawaban No. 1
Just-in-time (JIT) pada dasarnya adalah sistem untuk mengurangi waktu produksi dan waktu
respons dari pemasok dan pelanggan. Toyota memperkenalkan sistem ini untuk pertama kalinya di
Jepang pada 1960-an dan 1970-an. Sedangkan prinsip persediaan just in time adalah suatu metode
pengendalian persediaan yang di dalamnya membawa berbagai material ke dalam proses
produksi, ke gudang atau ke pelanggan secara tepat waktu agar bisa digunakan, yang pada
akhirnya mampu mengurangi kebutuhan menyimpan material persediaan yang berlebihan di
gudang. Manajemen just in time pun diklaim mampu mengurangi biaya dan pemborosan, sekaligus
mampu memaksimalkan efisiensi dan juga keuntungan perusahaan.
a) Tujuan yang paling utama dalam menerapkan sistem manajemen persediaan just in time
adalah:
1. Manajemen rantai pasokan yang strategis, membangun suatu rantai pasokan yang lebih
efisien tapi lengkap yang sudah dipenuhi dengan vendor dengan tingkat keandalan yang
tinggi dan juga performa yang sudah terbukti dalam memenuhi KPI yang memang
sangat penting untuk proses produksi perusahaan.
2. Perubahan pada sistem produksi dan juga strategi persediaan yang mampu
memaksimalkan tingkat efisiensi dan juga akurasi untuk mengurangi pemborosan serta
menghilangkan keperluan akan tingkat persediaan yang berlebih, biaya dan juga ruang
penyimpanan di gudang.
3. Optimalisasi proses melalui analisa waktu nyata dan juga peningkatan yang
berkelanjutan untuk menargetkan area masalah dan juga meningkatkan performa
perusahaan.
b) Berdasarkan sistem persediaan dalam manajemen just in time, biaya persediaan akan menurun
karena tidak adanya kebutuhan untuk biaya penyimpanan dalam membayar kelebihan
persediaan. Selain itu, just ini time juga mampu mengurangi biaya dan meningkatkan
keunggulan yang kompetitif melalui:
1. Jangka waktu proses produksi pendek yang mampu memberikan kelincahan yang lebih
besar pada pihak produsen untuk mampu memenuhi permintaan konsumen yang bisa
terus berubah.
2. Meminimalisir tingkat pengeluaran gudang dan juga bahan baku. Pesanan pun dibuat
untuk mampu memenuhi permintaan.
3. Penghematan tambahan agar nantinya tidak harus membawa persediaan yang
diproduksi untuk mampu memenuhi pesanan yang dibatalkan ataupun tidak valid.
4. Laporan arus kas yang lebih baik. Pengurangan pengeluaran modal mampu
membebaskan model kerja Anda agar bisa diinvestasikan ke dalam proyek lain dan juga
pengembangan produk. Hal ini sangat penting untuk usaha kecil dengan anggaran yang
minim.
Jawaban No. 2
Berdasarkan penelitian Francis & Woodcock (1994) terhadap berbagai perusahaan baik dalam
skala kecil maupun besar di dunia mengenai hambatan organisasi dalam pengelolaan karyawan .
Berdasarkan penelitian itu, maka terdapat 14 hambatan umum dalam organisasi dalam
pengelolaan karyawan . Hambatan-hambatan tersebut adalah :
1. Tujuan yang tidak jelas – (Unclear Aims)
Dimana alasan dalam pelaksanaan tugas tidak dijelaskan dengan baik sehingga pelaksana
tidak mengetahui apa sebenarnya yang ingin dicapai.
2. Nilai-nilai yang tidak jelas – (Unclear Values)
Dimana nilai-nilai organisasi tidak diketahui oleh anggota organisasi.
3. Filosofi manajemen yang tidak layak – (Inappropriate Management Philosophy)
Dimana prinsip-prinsip manajemen yang mendasari pengambilan keputusan dan
membentuk atmosfer kerja tidak berpijak pada kenyataan yang ada dan tidak berpihak
pada kemanusiaan.
4. Kurangnya perencanaan dan pengembangan manajemen – (Lack of Succession Planning
and Management Development)
Dimana persiapan akan tujuan organisasi di masa depan tidak diantisipasi dan tidak
direncanakan dengan matang.
5. Struktur organisasi yang membingungkan - (Confused Organizational Structure)
Dimana orang-orang di dalam organisasi kurang terurus secara efektif dan efisien.
6. Kontrol yang tidak memadai – (Inadequate Control)
Dimana keputusan yang buruk akan didapat karena informasi yang kurang tepat dan
kurang ditangani oleh orang yang tepat pula.
7. Rekrutmen dan seleksi yang tidak tepat – (Inadequate Recruitment and Selection)
Dimana orang-orang yang direkrut kurang memiliki pengetahuan, kepribadian, atau
keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
8. Imbalan yang tidak adil – (Unfair Rewards)
Dimana orang-orang didalam organisasi tidak dihargai sepantasnya, atau sistem penggajian
tidak berjalan dengan baik.
9. Training yang kurang – (Poor Training)
Dimana orang-orang di dalam organisasi kurang dapat belajar secara efisien dalam
mengerjakan tugasnya dan kurang dapat meningkatkan hasil kinerjanya.
10. Stagnasi personel – (Personnel Stagnation)
Dimana orang-orang di dalam organisasi tidak mencerminkan sikap yang dapat mendorong
keefektifan pengerjaan tugas dan pertumbuhan organisasi.
11. Komunikasi yang tidak berjalan lancar – (Inadequate Communication)
Dimana visi organisasi tidak dimengerti, koordinasi antar anggota organisasi lemah, iklim
organisasi rusak dan para pembuat keputusan kekurangan informasi.
12. Tim kerja yang tidak berjalan baik – (Poor Teamwork)
Dimana orang-orang di dalam organisasi yang seharusnya dapat bekerja sama tidak dapat
menjalankan perannya dalam kelompok dan menemui banyak hambatan dalam bekerja
sama.
13. Motivasi rendah – (Low Motivation)
Dimana orang-orang dalam organisasi kurang memiliki perhatian terhadap permasalahan
organisasi dan kurang mengerahkan upayanya dalam mencapai tujuan organisasi.
14. Kreativitas rendah – (Low Creativity)
Dimana ide-ide untuk pengembangan tidak dimanfaatkan secara tepat dan terjadi stagnasi
dalam mengembangkan ide-ide baru.
Jawaban No. 3