Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN

MANAJAMEN RISIKO DAN AKUTANSI

MODUL 1, 2 DAN 3

OLEH

RUSTAM HUNTUA

NIM : 030581023

UNIVERSITAS TERBUKA 2020.2

ADBI421
1
MODUL 1

KETIDAKPASTIAN DAN RISIKO

KEGIATAN BELAJAR 1

1. Pengertian Ketidakpastian

Pendahuluan Istilah ketidakpastian dan risiko sering dianggap dua istilah yang sama. Namun kedua
istilah tersebut sebenarnya berbeda. Ketidakpastian mengacu pada pengertian risiko yang tidak
diperkirakan (unexpected risk), sedangkan istilah risiko itu sendiri mengacu kepada risiko yang
diperkirakan (expected risk).
Apa itu ketidakpastian?
Ketidakpastian atau uncertainty sering diartikan dengan keadaan di mana ada beberapa
kemungkinan kejadian dan setiap kejadian akan menyebabkan hasil yang berbeda. Tetapi, tingkat
kemungkinan atau probabilitas kejadian itu sendiri tidak diketahui secara kuantitatif. Kata
ketidakpastian berarti suatu keraguan, dan dengan demikian pengertian ketidakpastian dalam arti yang
luas adalah suatu pengukuran dimana validitas dan ketepatan hasilnya masih diragukan. Contoh
Ketidakpastian Prakiraan cuaca mengatakan bahwa "besok pagi mungkin turun hujan". Perkataan
"mungkin" menunjukkan ketidakpastian dari pakar cuaca karena ketidaksempurnaan pengetahuannya
dalam membuat prakiraan.
2. Tingkatan Ketidakpastian
Ketidakpastian selalu berhubungan dengan keadaan yang memiliki beberapa kemungkinan
kejadian dan dampaknya. Ketidakpastian (uncertainty) sering disebut "unexpected risk" atau risiko
tak terduga dari sebuah kejadian.
Ada beberapa tingkat ketidakpastian dengan karakteristiknya masing-masing.
a. Ketidakpastian Sangat Tinggi (Relatif Pasti) Pada tingkatan ketidakpastian yang tidak ada
(sudah pasti), hasil bisa diprediksi dengan relatif pasti. Pada tingkatan ini kondisi kepastian sangat
tinggi. Hukum alam merupakan contoh ketidakpastian tersebut. Sebagai contoh, kita bisa
memprediksi dengan pasti bahwa bumi mengitari matahari selama 360 hari (satu tahun).
b. Ketidakpastian Objektif Tingkatan selanjutnya adalah ketidakpastian obyektif, dengan contoh
adalah dadu, jika kita melempar dadu, ada enam kemungkinan yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 (ada
enam kemungkinan hasil). Kita bisa menghitung probabilitas masing-masing angka untuk keluar yaitu
1/6.
c. Ketidakpastian Subjektif Ketidakpastian subjektif mengandung pengertian psikologis yaitu
suasana pemikiran yang diliputi keraguan atau kesadaran akan kurangnya pengetahuan mengenai
hasil dari suatu peristiwa. Sebagai contoh, jika kita pergi ke luar dengan mobil, berapa besar
probabilitas kita mengalami kecelakaan mobil? dan jika terjadi kecelakaan, kerusakan atau kerugian
yang bagaimana yang akan kita dapatkan? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan tersebut.
d. Ketidakpastian Sangat Tidak Pasti Ketidakpastian sangat tidak pasti adalah ketidakpastian
yang jelas-jelas sulit untuk memprediksi atau mengidentifikasi hasil dari suatu peristiwa. Contoh
eksplorasi angkasa.
3. Hidup Penuh Ketidakpastian
Setiap manusia dalam perjalanan kehidupannya selalu dihadapkan akan berbagai ketidakpastian dan
perubahan, yang dapat menimbulkan sebuah bencana atau musibah, yang dapat mengganggu atau
meluluhlantakkan tatanan dan kenyamanan kehidupan yang selama ini telah dimiliki dan dijalani.
Ketidakpastian ini merupakan sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa, yang dapat terjadi di segala
waktu terhadap setiap orang, dan bila kemudian ternyata terjadi maka akan menimbulkan penderitaan,
kesakitan, dan/atau kerugian keuangan yang tidak sedikit.

KEGIATAN BELAJAR 2

1. Pengertian dan Komponen Risiko

ADBI421
1
Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari. Biasanya kata tersebut
mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari.
Sebagai contoh, jika kita jalan keluar dengan mobil, maka ada risiko mobil kita bertabrakan dengan
mobil lainnya (kejadian yang tidak kita inginkan)

Apa yang dimaksud dengan risiko?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan risiko sebagai akibat yang kurang
menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Adapun Joel G.
Siegel dan Jae K. Shim mendefinisikan risiko pada tiga hal:

-Pertama, adalah keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus, ketika hasilnya dapat
diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambil keputusan.

-Kedua, adalah variasi dalam keuntungan, penjualan, atau variabel keuangan lainnya.

-Ketiga, adalah kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang memengaruhi kinerja operasi
perusahaan atau posisi keuangan seperti risiko ekonomi, ketidakpastian politik, dan masalah industry.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, sebenarnya dapat disimpulkan bahwa risiko adalah bentuk
keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan
yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.

Sering orang mempersamakan pengertian risiko dengan peril dan hazard. Memang ketiga istilah
tersebut berkaitan erat satu sama lain akan tetapi berbeda dalam pengertian. Peril adalah suatu
peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan hazard adalah keadaan yang dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril. Ada empat tipe hazard, antara lain

(1) Physical Hazards adalah hazards yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dari risiko yang
dapat memengaruhi timbulnya atau besarnya suatu kerugian, baik dari segi sering atau jarang
terjadinya (frequency) maupun dari segi tingkat keparahan dari kerugian atau kerusakannya
(severity). contoh physical hazard. 1) Dinding yang terbuat dari kayu dll

(2) Moral Hazards adalah hazards yang berkenaan dengan sikap dan tingkah laku orang-orang
yang terkait dengan suatu risiko. Moral hazards ini sangat berpengaruh terhadap besarnya atau tingkat
keparahan kerugian. Contoh dari moral hazards adalah seseorang mempertanggungkan rumah
tinggalnya terhadap risiko kebakaran

(3) Morale hazards adalah adanya peningkatan bahaya-bahaya kerugian karena risiko yang timbul
dari sikap berbeda tertanggung yang disebabkan sudah adanya jaminan asuransi. Contoh adalah
seseorang yang memiliki kendaraan dan telah ia asuransikan.

(4) Legal Hazard Sering kali berdasarkan peraturan atau perundang-undangan yang bertujuan
melindungi masyarakat dalam kenyataan sehari-hari justru diabaikan atau tidak dihiraukan.

2. Komponen Risiko Suatu risiko

Risiko Suatu risiko dapat terjadi bila terdapat 4 unsur yaitu sumber, ancaman, perubahan, dan akibat.

KEGIATAN BELAJAR 3

1. Kategori Risiko

1) Pure Risk dan Speculative Risk Risiko murni (pure risk) adalah suatu risiko yang jika terjadi
menimbulkan kerugian semata, misalnya kebakaran gedung, Jenis utama dari risiko murni
ADBI421
1
yang dapat membuat rasa tidak aman secara keuangan meliputi (1) risiko pribadi, (2) risiko
properti, dan (3) risiko tanggung jawab.

2) Static Risk dan Dynamic Risk Static risk (risiko statis) adalah risiko-risiko yang selalu ada
walaupun tidak terjadi perubahan-perubahan keadaan. Risiko statis cenderung serupa dengan
apa yang digambarkan dalam risiko murni. Contoh risiko statis antara lain risiko terkena petir
merupakan risiko yang muncul dari kondisi alam tertentu sedangkan Risiko dinamis adalah
risiko-risiko yang timbul akibat dari suatu keadaan yang terus berubah, seperti keadaan sosial
yang berubah, lingkungan yang berubah, perubahan teknologi risiko bisnis, dan sebagainya.

3) Financial Risk dan Non Financial Risk Suatu risiko dapat diukur secara finansial (financial
risk) maupun tidak dapat diukur secara finansial (non financial risk). Contoh dari satu risiko
yang dapat dinilai dengan uang adalah kecelakaan yang menyebabkan kerusakan kendaraan
bermotor.

4) Fundamental Risk dan Particular Risk Particular risk (risiko khusus) atau disebut juga risiko
tidak sistematis (unsystematic risk) adalah risiko yang hanya terjadi pada pihak tertentu saja
sehingga akibat yang terjadi dapat dilokalisir, misalnya kebakaran suatu pabrik. Sedangkan
risiko fundamental (fundamental risk) atau disebut juga risiko sistematik (systematic risk)
adalah suatu risiko yang jika terjadi dapat berakibat luas baik peristiwanya maupun
dampaknya misalnya kerusuhan sosial Jakarta dan beberapa kota di Indonesia di tahun 1998,
perang, gempa bumi, tsunami, dan lainnya.

5) Risiko subyektif (subjective risk) adalah suatu risiko yang secara psikologis bersumber pada
diri manusia yang dipengaruhi oleh sikap mental, tingkah laku, pandangan hidup, pengalaman,
dan cara berfikir. Sedangkan risiko obyektif (objective risk) merupakan perbedaan atau
penyimpangan relatif antara kemungkinan dan kenyataan berdasar halhal yang terjadi di masa
lalu dan perkiraan atau kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang, ketika
pengaruh sikap mental seseorang sedikit atau bahkan tidak ada.

6) Risiko perusahaan adalah fluktuasi dari eksposur perusahaan sebagai akibat keputusan atau
kondisi saat ini. Besaran risiko perusahaan terkait dengan ketidakpastian dari nilai perusahaan
dan kekayaan pemegang saham. Risiko perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat
jenis, yaitu: (1) risiko risiko keuangan, (2) risiko operasional, (3) risiko strategi, dan (4) risiko
eksternalitas.

MODUL 2
ADBI421
1
MANAJEMEN RISIKO

KEGIATAN BELAJAR 1

1. Pengertian , Tujuan dan Mamfaat Manajemen Risiko

Ada béberapa faktor yang mendorong perkembangan tersebut yaitu kompleksitas risiko, kondisi
eksternal, dan risiko produk pengelolaan risiko. Sebuah. Kompleksitas Risiko Semakin sederhana
risiko, semakin mudah pengelolaannya. Setiap karyawan atau manajer bertanggung jawab atas risiko
di unit kerja masing-masing. Mereka harus memasukkan risiko yang dapat dihitung (risiko yang
dihitung atau disebut juga risiko yang diharapkan) ke dalam perencanaan.#

Ada banyak devinisi risiko diantaranya

1. Redja, E George (2008: 42) Mendifinisikan manajemen risiko adalah proses yang mengidentifikasi
eksposur kerugian yang dihadapi oleh suatu organisasi dan memilih teknik yang paling tepat untuk
memperlakukannya

(2) Bank Indonesia mendefinisikan manajemen risiko sebagai prosedur dan metodologi yang
digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengukur, dan mengendalikan risiko dari kegiatan
usaha bank.

(3) Widigdo Sukarman mendefinisikan manajemen risiko sebagai keseluruhan sistem manajemen
dan pengendalian risiko yang mengatur bank yang terdiri atas alat-alat seperangkat, teknik, proses
manajemen (termasuk kewenangan dan sistem operasional) dan organisasi yang mengatur untuk
meningkatkan tingkat profitabilitas dan tingkat keschatan bank yang telah ditetapkan dalam rencana
perusahaan atau rencana strategis perusahaan lainnya sesuai dengan tingkat kesehatan perusahaan
yang tepat.

(4) William T. Thomhill mendefinisikan manajemen risiko sebagai sebuah disiplin pengelolaan yang
mengelola adalah untuk memproteksi aset dan laba sebuah organisasi dengan mengurangi potensi
kerugian sebelum hal tersebut terjadi, dan pembiayaan melalui asuransi atau cara lain atas
kemungkinan rugi besar karena bencana alam, keteledoran manusia , atau karena keputusan
pengadilan.

Definisi manajemen risiko George menekankan pada proses eksposur kerugian yang diperoleh dari
suatu organisasi dan memilih teknik yang paling tepat untuk perawatan eksposur tersebut. Definisi
manajemen risiko versi Bank Indonesia yang didasarkan pada manajemen risiko itu sendiri. Definisi
yang diberikan Widigdo Sukarman lebih fokus pada tujuan manajemen risiko, ketika dibutuhkan
proses dan pemberdayaan seluruh perangkat kerja yang ada untuk mengendalikan risiko, demi
meningkatkan tingkat profitabilitas dan kesehatan bank yang telah ditetapkan dalam rencana
perusahaan atau rencana strategic bank.

2. Tujuan Manajemen Risiko

Tujuan manjemen risiko menurut Redja, E George (2008:43)

a) Pre-Loss Objectives Tujuan yang ingin dicapai sebelum terjadi kerugian, meliputi
ekonomi,pengurangan kecemasan dan memenuhi kewajiban hokum.

b) Post-Loss Objectives Tujuan yang ingin dicapai setelah kerugian terjadi

3. Mamfaat Manajemen Risiko

a) Memberi sumbangan langsung pada laba perusahaan.Contoh manajemen reisiko dapat


menurunkan biaya melalui pencegahan atau penurunan kerugian yang takterduga
b) Memeberi sumbangan tidak langsung pada laba perusahaan
c) Menentukan kelangsungan hidup dan kegagalan perusahaan

ADBI421
1
KEGIATAN BELAJAR 2

1. Manajemen Risiko Perusahaan

Manajemen risiko perusahaan adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dikelola oleh perusahaan
secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan.

Istilah manajemen risiko perusahaan di beberapa literatur kadang-kadang disebut Enterprise Risk
Management (ERM. Organization Risk Management (ORM), Integrated Risk Management (IRM),
atau Total Risk Management (TRM). Manajemen risiko terdiri atas elemen-elemen, antara lain
prasarana

Ada empat pilar yang harus diperhatikan dalam penerapan manajemen risiko seperti berikut.

1) Melaksanakan tata kelola manajemen risiko perusahaan sesuai praktik terbaik.

2) Menyediakan kerangka manajemen risiko yang memadai.

3) Mengupayakan kecukupan proses manajemen, risiko, dan risiko serta menyediakan sistem
informasi manajemen risiko secara memadai, dan menycdiakan sumber daya manusia yang
dibutuhkan baik secara kuantitas maupun kualifikasi sesuai kebutuhan.

4) Melaksanakan sistem pengendalian intern secara menyeluruh, Bidang-bidang yang berkaitan


dengan fungsi manajemen risiko antara lain: akuntansi, keuangan, pemasaran, personel, poduksi,
hukum, dan pihak ketiga.

Manajemen risiko pada dasarnya melalui proses-proses berikut ini. (1) Identifikasi risiko, (2)
Evaluasi dan pengukuran risiko, dan (3) Pengelolaan risiko.

ADBI421
1
MODUL 3

RISIKO KEUANGAN DAN OPERASIONAL

KEGIATAN BELAJAR 1

1. Risiko Keuangan

Risiko keuangan adalah fluktuasi target keuangan atau ukuran moneter perusahaan karena gejolak
variabel makro. Risiko keuangan atas empat jenis risiko yaitu risiko likuiditas, risiko kredit, risiko
permodalan, dan risiko pasar.

a) Risiko likuiditas dapat dilihat dari risiko likuiditas dan risiko likuiditas aset. Risiko likuiditas
dana adalah ketidakpastian atau kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban
pembayaran pendek atau pengeluaran tak terduga, sehingga memberi pengaruh kepada
terganggunya aktivitas perusahaan ke posisi tidak berjalan secara normal. Sedangkan risiko
likuiditas aset berarti kemungkinan penjualan suatu aset perusahaan dengan diskon yang
tinggi karena sulitnya mencari pembeli.
b) Risiko kredit adalah ketidakmampuan suatu lembaga, lembaga maupun pribadi dalam
menyelesaikan kewajibannya secara tepat waktu baik pada saat jatuh tempo atau sesudah jatuh
tempo seperti tertuang dalam kesepakatan.
c) Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas penjualan kredit atau di industri
perbankan perbankan aktivitas bank penyaluran pinjaman, kegiatan tresuri dan investasi, dan
kegiatan pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam buku bank.
d) Risiko permodalan disebut juga risiko solvensi yang risiko yang perusahaan disebut
kemungkinan tidak dapat menutup kerugian. Besarnya risiko permodalan dapat dilihat dari
rasio antara pinjaman dan ekuitas.
e) Risiko pasar adalah risiko yang berkaitan dengan potensi penyimpangan hasil keuangan
karena pergerakan variabel pasar. Risiko pasar disebut juga risiko sistemik atau risiko
korelasi karena perubahan nilai pasar dari aset perusahaan bertalian dengan faktor-faktor yang
bersifat sistemik

ADBI421
1
KEGIATAN BELAJAR 2

1. Risiko Operasional

Risiko operasional (operasional risk) adalah potensi penyimpangan dari hasil yang diharapkan
karena tidak berfungsinya suatu sistem, SDM, teknologi, kebijakan, kebijakan dan struktur
organisasi.

Khusus dalam industri perbankan dapat mengidentifikasi sejumlah jenis kegagalan operasional yang
dapat menjadi akar dari Risiko SDM adalah risiko yang terkait dengan permasalahan SDM suatu
perusahaan. Risiko SDM terjadi akibat tindakan yang sengaja maupun yang dilakukan oleh SDM
pada bagian tertentu dari suatu organisasi.

Risiko teknologi merupakan penyimpangan hasil karena teknologi yang digunakan tidak lagi sesuai
dengan kondisi saat ini. Risiko teknologi juga dapat terjadi karena adanya perubahan kualitas dan
spesifikasi bahan baku yang menyebabkan pengolahan saat ini tidak lagi sesuai.

Risiko inovasi adalah potensi penyimpangan hasil karena pembaruan, modernisasi, atau
transformasi dalam beberapa aspek bisnis.

Risiko sistem (system risk) yaitu potensi penyimpangan hasil karena adanya cacat atau
ketidaksesuaian sistem dalam operasi perusahaan

ADBI421
1

Anda mungkin juga menyukai