Anda di halaman 1dari 15

Tugas Manajemen Kualitas / Mutu

Bab 1 :

Tinjauan Manajemen Kualitas

Oleh :

Nama : Nova Yuniza 14059019

Dedrizaldi 14059005

Jurusan : Manajemen

Dosen : Muthia Roza Linda, S.E, M.M

Program Studi Manjemen Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang

2016
Daftar Isi

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat

Bab II Pembahasan

1. Pengertian dan Pentingnya Kualitas

2. Falsafah Kualitas

3. Dimensi Kualitas

4. Prespektif Kualitas dan Sejarah Kualitas

Bab III Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Dalam menjalankan sebuah usaha maka faktor kualitas adalah hal pertama yang
harus diperhatikan. Karena kualitas disini merupakan salah satu faktor utama kriteria pilihan
pelanggan. Maka dapat kita ambil kesimpulan kecil bahwasannya kualitas produk, kualitas
layanan merupakan salah satu faktor penentu loyalnya seorang pelanggan kepada suatu merk
atau perusahaan.
Tentu ini merupakan teori yang sudah cukup lama, namun ini juga sangat penting
diterapkan pada bisnis-bisnis di saat ini. Karena loyalitas ini sesungguhnya asset lunak yang
sangat menentukan kebedaradaan sebuah merk atau perusahaan kedepannya.
Nah karena pentingnya loyalitas pelanggan ini sebagai salah satu pengunci penjualan
produk kita di masa yang akan datang, maka tentunya kita harus mengetahui apa saja kriteria
seorang pelanggan untuk menentukan pilihannya / untuk menempatkan hatinya kepada
suabuah merk usaha.
Yang paling mudah dan yang paling banyak dicari seorang pelanggan terhadap suatu
merk produk atau layanan adalah kualitas. Maka kualitas produk ini merupakan salah satu
kriteria yang akan dicari pada sebuah produk. Tentunya seorang pelanggan tidak akan terus
menerus melakukan pembelian terhadap suatu jasa atau barang yang tidak memiliki kualitas.
Nah disinilah nilai kualitas barang menjadi penting bagi sebuah merk atau jasa yang dijual.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian dan pentingnya kualitas ?
2. Apa saja falsafah kualitas ?
3. Apa saja yang termasuk dimensi kualitas ?
4. Bagaimana perspektif dan sejarah kualitas ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dan pentingnya kualitas
2. Untuk mempelajari falsfah kualitas
3. Untuk mempelajari dimensi manajemen kualitas
4. Untuk mengetahui bagaimana prespektif dan sejarah kualitas

D. Manfaat
1. Memberikan informasi tentang arti kualitas dan apa saja pentingnnya kualitas
2. Sebagai bahan referensi bagi penulis dan pembaca selanjutnya dalam membahas
masalah ini dikemudian hari
3. Sebagai bahan acuan perkuliah manajemen kualitas
4. Memberikan informasi tinjauan manajemen kualitas
Bab II

Pembahasan

1. Pengertian dan Pentingnya Kualitas

Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, bervariasi dari konvensional
sampai yang lebih strategic. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan
karakteristik langsung dari suatu produk seperti kinerja (performance), keandalan
(reliability), kemudahan dalam penggunaan (easy of use), estetika (esthetics), dan sebagainya.
Bagaimanapun cara manajer dari perusahaan yang sedang berkompetisi dalam pasar global
harus memberikan perhatian serius pada definisi kualitas yang bersifat strategik yaitu kualitas
adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan (meeting the needs of
customers). Manajemen kualitas didefinisikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan
performansi secara terus menerus pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area
fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan
modal yang tersedia.
Dalam Quality vocabulary, kualitas didefinisikan sebagi totalitas dari karakteristik
suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dispesifikasikan atau ditetapkan. Kualitas seringkali diartikan sebagai kepuasan pelanggan
(customer satisfaction) atau kesesuaian terhadap kebutuhan atau persyaratan (conformance to
the requirements).
Manajemen kualitas adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang
menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka
mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan
ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan
management kualitas.

Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yaitu :

1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.


2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat
ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
4. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Pengertian Kualitas Menurut Para Ahli atau Guru Kualitas :

Menurut ISO-8402 (Loh, 2001:35), Kualitas adalah totalitas fasilitas dan


karakteristik dari produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan, tersurat maupun
tersirat.
Tjiptono (2004:11), Mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian untuk digunakan
(fitness untuk digunakan). Definisi lain yang menekankan orientasi harapan
pelanggan pertemuan.
Kadir (2001:19), Menyatakan bahwa kualitas adalah tujuan yang sulit dipahami
(tujuan yang sulit dipahami), karena harapan para konsumen akan selalu berubah.
Setiap standar baru ditemukan, maka konsumen akan menuntut lebih untuk
mendapatkan standar baru lain yang lebih baru dan lebih baik. Dalam pandangan ini,
kualitas adalah proses dan bukan hasil akhir (meningkatkan kualitas kontinuitas).
Feigenbaum, Kualitas adalah keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang
meliputi marketing, engineering, manufacture, dan maintenance, dimana produk dan
jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan
pelanggan.
Juran, kualits adalah kesesuaian antara tujuan dan manfaatnya
Goetch dan Davis, Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan
produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan yang memenuhi apa yang
diharapkan.
Deming, Tujuan kualitas yaitu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang sekarang
dan masa depan.
Scherkenbach, Kualitas adalah ditentukan oleh pelanggan, pelanggan menginginkan
produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada satu tingkat
harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut.
Elliot, Kualitas adalah sesuatu yang berbeda dan tergantung pada waktu yang tepat
atau dikatakan sesuai dengan tujuan.
Pentingnya manajemen kualitas :

Kualitas merupakan elemen yang penting dalam operasi, ada tiga alasan kualitas itu
penting, yaitu:

Reputasi Perusahaan.

Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan, kebiasaan
pekerjanya, dan hubungan pemasoknya.

Kehandalan Produk.

Pengadilan terus berusaha menghukum organisasi-organisasi yang merancang,


memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya mengakibatkan
kerusakan atau kecelakaan. Contohnya: Consumer Product Safety Act.

Keterlibatan global.

Kualitas adalah suatu perhatian internasional. Produk-produk perusahaan yang akan


bersaing di pasar internasional harus memenuhi ekspetasi akan kualitas, desain, dan harganya
secara global. Karena kualitas dalam era globalisasi telah menjadi harapan dan keinginan
semua orang khususnya pelanggan. Oleh karena itu, para pelaku bisnis dan produsen harus
terus berusaha mengembangkan konsepsi dan teknologi kualitas sejalan dengan trend
globalisasi. Bahkan banyak perusahaan yang secara progresif mencari pola manajemen yang
dianggap paling efektif untuk menyiasati kualitas dalam era globalisasi. Pola manajemen
kualitas yang dianggap paling efektif tersebut harus mampu menjadi strategi kompetisi yang
paling dapat diandalkan.

2. Falsafah Kualitas

Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang


menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam
kegiatan organisasi. Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan
sifat sistem mutu serta komitmen manajemen untuk bekerja dalm berbagai cara. Manajemen
mutu sangat memerlukan figure pemimpin yang mampu memotivasi agar seluruh anggota
dalam organisai dapat memberikan konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal
tersebut dapat dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu
suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi menjadi
tanggung jawab seluruh anggota dalam organisasi.
Dugaan dan penafsiran tersebut di atas kurang tepat untuk dijadikan dasar dalam
menganalisa dan menilai mutu suatu produk atau pelayanan. Tidak jauh berbeda dengan
kebiasan mendefinisikan mutu dengan cara membandingkan satu produk dengan
produklainnya. Misalnya jam tangan Seiko lebih baik dari jam tangan Alba.
Kedua pengertian mutu tersebut pada dasarnya mengartikan tingkat keseragaman yang dapat
diramalkan dan diandalkan, disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat diterima oleh
pelanggan.
Secara singkat mutu dapat diartikan: kesesuaian penggunaan atau kesesuaian tujuan
atau kepuasan pelanggan atau pemenuhan terhadap persyaratan. Mutu Harus Berfokus pada
Kebutuhan Pelanggan.
Manajemen mutu adalah aspek dari seluruh fungsi manajemen yang menetapkan dan
melaksanakan kebijakan mutu. Pencapaian mutu yang diinginkan memerlukan kesepakatan
dan partisipasi seluruh anggota organisasi, sedangkan tanggung jawab manajemen mutu ada
pada pimpinan puncak. Untuk melaksanakan manajemen mutu dengan baik dan menuju
keberhasilan, diperlukan prinsip-prinsip dasar yang kuat. Prinsip dasar manajemen mutu :

1. Setiap orang memiliki pelanggan

2. Setiap orang bekerja dalam sebuah system

3. Semua sistem menunjukkan variasi

4. Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi

5. Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai perencanaan

6. Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup

7. Manajemen berdasarkan fakta dan data

8. Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada hasil out put.
Sistem Manajemen Mutu merupakan sebuah sistem yang berevolusi dari sistem
pemeriksaan mutu, kendali mutu, kemudian berkembang menjadi sistem penjaminan mutu
sampai kemudian menjadi sistem manajemen mutu terpadu.

Pemeriksaan mutu (quality inspection) dan pengendalian mutu (quality control)


merupakan sebuah upaya untuk menghasilkan mutu yang bekerja hanya pada pengendalian
produk saja. Setelah sebuah proses dilakukan kemudian akan menghasilkan sebuah produk.
Dari produk tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dapat meliputi dua hal
yaitu; 1) pemeriksaan terhadap kesesuaian produk dengan baku mutu produk, atau 2)
pemeriksaan kesesuaian produk dengan persyaratan pelanggan. Dari pemeriksaan tersebut
kemudian diketahui apakah suatu produk sudah dapat dipasarkan atau diserahkan kepada
pelanggan, ataukan harus diproses ulang karena tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Untuk menghindari produk yang tidak sesuai dan kemudian dilakukan pemrosesan
ulang tersebut itulah kemudian melahirkan proses penjaminan mutu (quality assurance).
Berbeda dengan proses pemeriksaan mutu dan pengendalian mutu yang melakukan
pengecekkan pada saat produk jadi. Pada proses penjaminan mutu, pelaksanaan pengecekkan
dilakukan pada saat proses pembuatan sebuah produk. Kondisi ini mendasarkan pada asumsi
bahwa produk yang baik selalu dihasilkan dari proses yang baik, sehingga memastikan bahwa
proses berjalan dengan baik harus dilakukan sehingga tidak akan terjadi kesalahan produk
yang akan menyebabkan dilakukannya perbaikan atau pemrosesan ulang sebuah produk yang
sudah jadi.

3. Dimensi Kualitas

Dimensi kualitas produk dapat dikelompokkan menjadi delapan dimensi, yaitu :

Dimensi Performance atau biasa disebut kinerja.


Dimensi ini menyangkut karakteristik fungsi produk. Maksudnya sejauh mana
produk dapat berfungsi sebagaimana fungsi utama produk tersebut. Misalnya, jam
tangan memiliki fungsi utama penunjuk waktu. Maka sejauh mana jam tangan
tersebut dapat memberi kita informasi mengenai waktu secara akurat. Dimensi
performance ini merupakan hal terpenting bagi pelanggan dan hal terpenting bagi
pelanggan adalah apakah kualitas produk menggambarkan keadaan yang sebenarnya
atau tidak
Dimensi Features dimensi yang menyangkut karakteristik pelengkap
Istilah lain dari dimensi ini adalah dimensi range and type of feature. Dimensi
ini menyangkut kelengkapan fitur-fitur tambahan. Maksudnya, suatu produk selain
punya fungsi utama, biasanya juga dilengkapi dengan fungsi-fungsi lain yang
bersifat komplemen. Misalnya, produk handphone, selain dapat digunakan untuk
berkomunikasi lisan dan tulisan, juga banyak yang dilengkapi dengan fitur-fitur
tambahan seperti dapat digunakan untuk membuat skedul, catatan, memiliki fungsi
jam, penunjuk lokasi, kalkulator, permainan dan lain-lain. Jadi, selain fungsi utama
dari suatu produk dan pelayanan, pelanggan sering kali tertarik pada kemampuan /
keistimewaan yang dimiliki produk dan pelayanan).

Dimensi Keandalan atau Reliability


Dimensi ini menyangkut kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian. Artinya,
apakah produk sering tidak dapat dioperasikan sesuai fungsi utama karena adanya
masalah-masalah teknis ataukah lancar-lancar saja? Misalnya, produk smartphone
BB, saat dihidupkan ternyata memerlukan waktu yang lama untuk setup dan sering
prosesnya terhenti atau orang menyebutnya heng dan harus direset ulang. Atau
motor baru sering macet saat digunakan. Masalah-masalah tersebut menyangkut
dimensi reliabiliti.

Dimensi Conformance atau kesesuaian.


Dimensi ini melihat kualitas produk dari sisi apakah bentuk, ukuran, warna,
berat dan lain-lain sesuai dengan yang diinginkan dan apakah pengoperasiannya
sesuai dengan standard tertentu ataukah tidak. Intinya, sejauh mana karakteristik
desain dan operasi memenuhi standard.

Dimensi daya tahan atau Durability


Dimensi ini berkaitan dengan seberapa lama produk dapat terus digunakan
selama jangka waktu tertentu. Tentunya dengan pola penggunaan dan perawatan
yang masuk akal alias rasional. Misalnya, sepeda motor digunakan di jalan
perkotaan, dengan perawatan tertentu akan dapat bertahan hingga misalnya 4 tahun.
Dimensi Serviceability
Ada yang menyebut dimensi ini dengan istilah yang lebih lengkap yakni
dimensi maintainability dan servicability. Dimensi ini melihat kualitas barang dari
kemudahan untuk pengoperasian produk dan kemudahan perbaikan maupun
ketersediaan komponen pengganti. Jadi dimensi ini terkait dengan sejauh mana
kemudahan produk untuk dapat dilakukan perawatan sendiri oleh penggunanya. Bila
suatu barang, dalam hal perawatan membutuhkan perawatan khusus dan
membutuhkan pihak ketiga, maka dapat dikatakan serviceability dari barang tersebut
relatif rendah. Makin rendah lagi bila selain membutuhkan pihak ketiga untuk
merawatnya, pihak ketiga yang bisa merawat barang tersebut sulit dicari. Cerita
yang lain terkait serviceability suatu barang, misalnya adalah apakah bila terjadi
kerusakan pada suatu komponen barang tersebut, maka komponen atau sparepart
dari barang tersebut dapat dengan mudah diperoleh ataukah untuk mendapatkan
sparepart tersebut harus dengan pengorbanan tertentu misalnya harus dilakukan
dengan prosedur tertentu yang sedikit rumit, butuh waktu relatif lama untuk
menunggu ketersediaannya, atau harus mencarinya di kota tertentu.

Dimensi Estetika
Istilah lain untuk menyebut dimensi ini adalah dimensi sensory characteristic.
Dimensi ini melihat kualitas suatu barang dari penampilan, corak, rasa, daya tarik,
bau, selera, dan beberapa faktor lainnya mungkin menjadi aspek penting dalam
kualitas. Dimensi ini menyangkut keindahan, keserasian atau kesesuaian yang
membuat enak dipandang, atau dirasakan sehingga memberikan suatu daya tarik
tersendiri kepada konsumen.

Dimensi Perceived, citra dan reputasi produk


Sering disebut juga dimensi ethical profile dan image. Dimensi ini berbicara
tentang kualitas dari sisi persepsi konsumen. Persepsi konsumen tersebut dapat
terkait nama besar atau reputasi perusahaan, atau merek. Dari dimensi ini, kualitas
adalah bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap produk dan pelayanan
4. Prespektif Kualitas Dan Sejarah Kualitas

Pendekatan yang dikemukakan Davis menegaskan bahwa kualitas bukan hanya


menekankan pada aspek akhir yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas
manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk
dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan produk yang berkualitas.

Davis dalam Yamit mengidentifikasikan lima pendekatan perspektif kualitas yang


dapat digunakan oleh para praktisi bisnis, yaitu :

1. Transcendental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit
didefinisikan dan dioperasionalkan maupun diukur.
2. Product-based Approach
Kulitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat
diukur. Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaan atribut yang dimiliki
produk secara objektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam
selera dan preferensi individual.
3. User-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung
pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan preferensi
seseorang atau cocok dengan selera (fitnes for used) merupakan produk yang
berkualitas paling tinggi.

4. Manufacturing-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari sudut pandang
produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan persyaratan
(conformance quality) dan prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian
spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu, yang
menentukan kualitas adalah standar standar yang ditetapkan perusahaan, dan bukan
konsumen yang menggunakannya.
5. Value-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi nilai dan harga.
Kualitas didefinisikan sebagai affordable ascellence. Oleh karena itu kualitas dalam
pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi
belum tentu produk yang paling bernilai. Produk yang paling bernilai adalah produk
yang paling tepat beli.

Sejarah Kualitas

Pada mulanya sistem untuk memonitor dan memanager kualitas hanya berupa
pengukuran (inspection), yang akhirnya banyak mengalami perkembangan sehingga dikenal
dengan adanya sistem pengendalian kualitas (Quality Control) serta jaminan kualitas (Quality
Assurance).Sejak tahun 1970, sistem-sistem tersebut diatas yaitu Inspection, Quality Control
dan Quality Assurance dikembangkan dan disempurnakan menjadi Total Quality
Management (TQM). Dimana TQM ini mengintegrasikan semua level di atas menjadi satu
kesatuan untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas.

TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas
dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada
kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada
anggota organisasi (sumber daya manusianya) dan masyarakat TQM juga diterjemahkan
sebagai pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan manajemen
yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu
organisasi. Proses TQM memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan, dan harapan
pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi
barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan (output).
Tujuan utama Total Quality Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-
menerus.Dengan demikian, juga Quality Management sendiri yang harus dilaksanakan secara
terus-menerus. Sejak tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu terpadu atau TQM sudah
muncul di daratan Amerika dan Jepang dan akhirnya Koji Kobayashi, salah satu CEO of
NEC, diklaim sebagai orang pertama yang mempopulerkan TQM, yang dia lakukan pada saat
memberikan pidato pada pemberian penghargaan Deming prize di tahun. Banyak perusahaan
Jepang yang memperoleh sukses global karena memasarkan produk yang sangat bermutu.
Perusahaan/organisasi yang ingin mengikuti perlombaan/ bersaing untuk meraih laba/manfaat
tidak ada jalan lain kecuali harus menerapkan Total QualityManagement. Philip Kolter
(1994) mengatakan Quality is our best assurance of custemer allegiance, our strongest
defence against foreign competition and the only path to sustair growth and earnings.
Bab III

Penutup
A. Kesimpulan
1. Bahwasannya kualitas merupakan salah satu faktor penentu loyalnya seorang
pelanggan kepada suatu merk atau perusahaan.
2. Kualitas meningkatkan performansi secara terus menerus pada setiap level operasi
atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan
menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.
3. Manajemen kualitas adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang
menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi.

4. Pentingnya kualitas bagi reputasi perusahaan, kehandalan produk, dan keterlibatan


global.
5. Sistem Manajemen Mutu merupakan sebuah sistem yang berevolusi dari sistem
pemeriksaan mutu, kendali mutu, kemudian berkembang menjadi sistem penjaminan
mutu sampai kemudian menjadi sistem manajemen mutu terpadu.
6. Dimensi kualitas meliputi cakupan kualitas produk secara keseluruhan dari segala
aspek.
7. Kualitas bukan hanya menekankan pada aspek akhir yaitu produk dan jasa tetapi
juga menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan.
8. Sistem pengukuran dan pengendalian kualitas dikembangkan menjadi Total Quality
Management (TQM).

B. Saran

1. Diharapkan kepada perusahaan pada umumnya, untuk mengimplementasikan


Manajemen Kualitas dalam upaya untuk meningkatkan kualitas produk maupun
perusahaan.
2. Diharapkan kepada manajer perusahaan mampu menjaga kualitas produk dan
perusahaannya agar tidak turun untuk menjaga loyalitas konsumen.
3. Diharapkan bagi penulis selanjutnya agar dapat melengkapi, menyempurnakan dalam
penulisan makalah ini.
Daftar Pustaka

Tinjauan Pustaka Manajemen Mutu.pdf

file:///E:/Tugas/Kuliah/Semester5/Manajemen/Kualitas/Mutu/Bab1/KUALITAS
/DAN0/MANAJEMEN/KUALITAS/tariecliple.html

http://aerilynbellvania.blogspot.co.id/2014/09/makalah-manajemen-operasional-
manajemen.html

file:///E:/Tugas/Kuliah/Semester/Manajemen/Kualitas/Mutu/Bab/5Pengertian/K
ualitas/Menurut/Para/Ahli.html

file:///E:/Tugas/Kuliah/Semester/5/Manajemen/Kualitas/Mutu/Bab/Dimensi/Ku
alitas/Produk/REFERENSI/MANAJEMEN/KUALITAS.html

Anda mungkin juga menyukai