Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG

PEMBANGUNAN PROYEK SUMUR RESAPAN


PT HONORIS INDUSTRY
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Proyek

Disusun oleh:
Kelompok 5 MNI B1

Nabilla Siti Khairunissa J3K117072


Meilani Dewi Rahmatika J3K117084
Fahsya Alma Reftiani J3K117103
M. Ibadurrahman A J3K217213
M. Aryadimas J3K217218

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
i

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Tugas ini telah kami susun dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan Tugas Manajemen Proyek.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki karya tulis ini.

Akhir kata kami berharap semoga tugas mata kuliah pemecahan maslah dan
pengambilan keputusan ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Bogor, 4 November 2019

Kelompok 5
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR TABEL iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Ruang Lingkup 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Profil Perusahaan 3
2.2 Work Breakdown Structures (WBS) dan Struktur Organisasi 4
2.3 Matrix Responsibility 7
2.4 Gantt Chart dan Expense Chart 8
2.4.1 Gantt Chart 8
2.4.2 Exspense Chart 9
2.5 Jadwal Jaringan 9
2.5.1 AON (Activity On Node) 10
2.5.2 AOA (Activity On Arc) 10
2.6 Mempercepat Kegiatan dengan Menggunakan Metode PERT 13
BAB III PENUTUP 17
3.1 Kesimpulan 17
3.2 Saran 17
LAMPIRAN 18

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Work Breakdown Structure 4


Gambar 2. Struktur Organisasi 5
Gambar 3. Gantt Chart 8
Gambar 4. Expense Chart 9
Gambar 5. AON (Activity On Node) 10
iii

Gambar 6. AOA (Activity On Arc) 11


Gambar 7. Perhitungan Te dan TL 13

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Work Breakdown Structure 6


Tabel 2. Hasil perhitungan Te dan Vp 16
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian manajemen secara umum adalah suatu proses yang terdiri dari
rangkaian kegiatan seperti; perencanaan (planning), pengorganisasian,
pergerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya melalui pemanfaatan berbagai macam sumberdaya.
Manajemen Proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan
juga keterampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber data yang
terbatas untuk mencapai sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan agar
mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu, dan
keselamatan kerja.
Sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali
dengan kedalaman tertentu. Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air
secara buatan dengan cara mengijeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran
lokasi sumur resapan yaitu di kawasan budidaya, permukiman, perkantoran,
pertokoan, industri, sarana dan prasarana olahraga serta fasilitas umum lainnya.
PT Honoris Industry sedang membangun sebuah proyek sumur resapan.
Karena di perusahaan ini ada beberapa proses produksi yang menggunakan air.
Air tersebut berasal dari air hujan yang ditampung dan dialirkan ke dalam sumur
resapan. Tujuan pembangunan sumur resapan pada PT Honoris Industry yaitu
untuk meminimalisir biaya yang dikeluarkan terhadap pemakaian air dan
menjaga keseimbangan ketersediaan air bawah tanah dengan memanfaatkan air
hujan.

1.2 Tujuan
Kegiatan praktikum lapang mata kuliah Manajemen Proyek merupakan
kegiatan aplikatif yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk melihat
langsung bagaimana merencenakan suatu kegiatan proyek di perusahaan dan
membandingkan teori-teori yang didapat di kelas kuliah dengan keadaan nyata
di lapangan. Adapun tujuan dari kegiatan praktikum lapang, yaitu:
2

1. Mengetahui rencana kegiatan atau Work Breakdown Structure (WBS) pada


suatu proyek di PT Honoris Industry
2. Mengetahui Matrix Responsibility berdasarkan Work Breakdown Structure
(WBS)
3. Mengetahui aplikasi Gant Chart dan Expense Chart berdasarkan Work
Breakdown Structure (WBS)
4. Mengetahui jadwal jaringan berdasarkan Work Breakdown Structure (WBS)
5. Mengetahui scenario kegiatan yang dipercepat menggunakan metode PERT
berdasarkan Work Breakdown Structure (WBS)
1.3 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup dalam setiap kegiatan ilmiah berfungsi untuk membuat
sebuah kegiatan ilmiah menjadi lebih fokus dan konsisten pada tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, ruang lingkup dapat mempermudah
mahasiswa dalam pencapaian tujuan awal yang telah ditetapkan sebelumnya.
Aspek dikaji adalah Manajemen Proyek dimana materi khusus yang akan
dibahas adalah:
1. Work Breakdown Structures (WBS)
2. Matrix Responsibility
3. Gant Chart dan Expense Chart
4. Jadwal jaringan
3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Perusahaan
Honoris Industry berdiri pada tahun 1982. Pada awalnya PT Honoris
Industry hanya memproduksi barang-barang dibidang kamera dan optical
seperti Kamera Fuji Film, optical part(Chinnontech, Schott Glass dan Leica)
dan terus berproduksi sampai tahun 2007. Kemudian pada tahun 1994 sampai
tahun 2005 PT HONORIS INDUSTRY mulai memproduksi car audiomerek
PIONEER dan pada tahun 2000 sampai dengan 2009 PT HONORIS
INDUSTRY memproduksi metal honeycomb SHOWA. Sampai dengan saat
ini, PT Honoris Industry telah banyak memproduksi produk seperti plastic
injection, elektronic manufacturing, KWH Meter dan Hori lighting yang bisa
digunakan untuk berbagai macam bidang industri.
Hori Lighting menjadi salah satu produk unggulan dari PT Honoris Industry
yang telah berhasil meraih berbagai macam penghargaan, salah satunya adalah
sertifikasi (ISO 9001-2008, SNI, CE(EMC & LVD / Certification of
Complieance). Hori Lighting menawarkan solusi pencahayaan yang hemat
energi dan ramah lingkungan.
Hori Lighting dapat digunakan untuk berbagai macam bidang mulai dari
bidang industri, perkantoran, pertokoan dan perumahan. LED Candle, LED
Bulb, Flood Light LED Strip, Sreet Light, High Bay Light, Down Light, Tube
T8, Par dan Spot merupakan beberapa jenis produk Hori Lighting dari Honoris
Industry. Selain itu, Hori Lighting dibagi menjadi dua jenis produk yaitu HORI
– Compact Fluorescent Lamp Manufaturing dan Hori LED Lighting
Manufacturing.
4

2.2 Work Breakdown Structures (WBS) dan Struktur Organisasi


Work Breakdown Structure (WBS) adalah daftar kegiatan atau target dari
ruang lingkup suatu proyek yang terorganisir dan biasa dibuat dengan
menggunakan project management tools. WBS menyediakan sebuah struktur
hirarki yang bertindak sebagai jembatan atau penghubung antara ruang lingkup
proyek dan rencana rinci proyek yang akan dibuat. Berikut WBS dari kegiatan
proyek pembangunan bak penampung air hujan sebagai sumur resapan :

Pembuatan Proyek Sumur Resapan

Mengajukan Surat Mencari Penyedia


Survey Desain Pembangunan Uji Fungsi
Pesanan kerja Jasa

Perencanaan dan Membuat surat Membuat surat


Persetujuan
Pembentukan Tim perancangan penawaran biaya pemesanan
Kepala Divisi
konsep kerja material

Persetujuan
Membuat
Turun Lapang Pelaporan Kepala
Purchase order
Department

Persetujuan
Pembelian
Pelaporan Department
material dan jasa
purchasing

Gambar 1. Work Breakdown Structure


Keterangan :

1 Survei
Hal yang pertama dilakukan oleh PT Honoris Industry adalah survei
mengenai lahan yang akan digunakan untuk pembuat proyek ini, lahan yang
digunakan merupakan milik PT Honoris Industry. Dalam survei tersebut,
perusahaan juga membentuk tim agar pekerja lebih fokus pada tugas masing
– masing.
2 Design
Setelah itu, dilanjut dengan pembuatan design sumur resapan. Dimulai
dengan membuat perancangan dan perencanaan konsep. Setelah itu
melakukan pelaporan mengenai design yang telah di buat.
5

3 Mengajukan surat pesanan kerja


Proses selanjutnya mengajukan surat persetujuan pembuatan proyek
kepada kepala divisi, departemen purchasing dan kepala departemen.
4 Mencari penyedia jasa (kontraktor)
Setelah mendapatkan persetujuan mengenai proyek yang akan dibuat,
proses selanjutnya ialah mencari penyedia jasa pembuatan proyek sumur
resapan. Lalu membuat surat penawaran biaya kerja dan surat pemesanan
material, apabila kontraktor tersebut setuju dilanjut dengan pembuatan
purchase order dan pembelian material dan jasa (pembayaran).
5 Pembangunan
Dilakukan pembangunan proyek sumur resapan oleh tukang bangunan
dengan menggunakan material hebel, pipa air, cat, pasir, dan lain-lain.
6 Uji Fungsi
Dilakukannya uji fungsi proyek, apakah proyek tersebut sudah layak
digunakan oleh perusahaan atau belum.

STRUKTUR ORGANISASI
PROYEK

PJ PROYEK
Didi (HRD)

SUPERVISOR
JASA UMUM
Ahmad

KOORDINATOR KOORDINATOR
KOORDINATOR PEMELIHARAAN KOORDINATOR
PENGAWAS PENGADAAN KEUANGAN
Sumarno DAN UTILITY
Dedi Buyung Candra

Gambar 2. Struktur Organisasi


Penanggung jawab proyek pembangunan bak penampung air hujan (sumur
resapan) adalah bapak didi sebagi HRD, kemudian dibantu oleh bawahannya
yaitu supervisor jasa umum. Supervisor bertanggung jawab atas beberapa
koordinator, diantaranya koordinator pengawas, koordinator pengadaan,
koordinator pemeliharaan dan utility, dan koordinator keuangan.
6

Tabel 1. Work Breakdown Structure


7

2.3 Matrix Responsibility


Matrix Responsibility merupakan matriks yang menggambarkan peran
berbagai pihak dalam penyelesaian suatu pekerjaan dalam suatu proyek atau
proses bisnis. Matriks ini terutama bermanfaat dalam menjelaskan peran dan
tanggung jawab antarbagian di dalam suatu proyek atau proses. Data yang
diperlukan dalam membuat matrix responsibility yaitu WBS dari kegiatan
proyek. Berikut matrix responsibility kegiatan pembangunan bak penampung
air hujan sebagai sumur resapan :
No Penanggun Supervis Koor. Koor. Koor. Koor.
Project Task g jawab or Jasa Pengawa pengadaan Pemeliharaan keuang
or Activity Proyek umum s dan utility an
Didi Ahmad Sumarno Dedi Buyung Candra
1 Pembentukan
N P
Tim
2 Turun Lapang N P A
3 Pelaporan P N
4 Perencanaan &
Perancangan N P S N
Konsep
5 Pelaporan P N
6 Persetujuan
Kepala N P
Departemen
7 Persetujuan
N P
Kepala Divisi
8 Persetujuan
Depart N P
Purchase
9 Membuat surat
penawaran N P A
biaya kerja
10 Membuat surat
pesanan N P P A
material
11 Membuat
N P
purchase order
12 Pembelian jasa
N
dan material
13 Pembangunan N N P S
14 Uji Fungsi N N S S P
Keterangan :
P : Tanggung Jawab Primer
S : Tanggung Jawab Sekunder
N : Harus diketahui (mengetahui)
A : Harus ada persetujuan (Menyetujui)
8

Berdasarkan tabel matrix responsibility memperlihatkan bahwa disetiap


kegiatan / work package terdapat pekerja yang bertanggung jawab. Seluruh
kegiatan harus diketahui oleh penanggung jawab, sedangkan supervisor jasa
umum memiliki beberapa tanggung jawab primer dan mengetahui beberapa
kegiatan saja.

Bagian koordinator pengawas, pengadaan dan pemeliharaan memiliki


beberapa tanggung jawab primer dan tanggung jawab sekunder dalam kegiatan
– kegiatan tertentu, sedangkan pada koordinator keuangan selain memiliki
tanggung jawab primer juga perlu menyetujui beberapa kegiatan tersebut.

2.4 Gantt Chart dan Expense Chart


2.4.1 Gantt Chart
Gantt Chart merupakan sebuah grafik yang bermanfaat dalam
merencanakan penjadwalan dan memantau kegiatan pada suatu proyek,
mengkomunikasikan kegiatan – kegiatan yang harus dilaksanakan
beserta status pelaksanaannya. Dalam Gantt Chart juga dapat dilihat
urutan kegiatan yang harus dilakukan berdasarkan prioritas waktu
tertentu. Berikut grafik Gantt Chart pada proyek pembangunan bak
penampung air hujan sebagai sumur resapan :

Jadwal Pembangunan Sumur Resapan PT Honoris Industry


29-Jul 3-Aug 8-Aug 13-Aug 18-Aug

Pembentukan Tim
Turun Lapang
Pelaporan
Perencanaan & Perancangan Konsep
Pelaporan
Persetujuan Kepala Departemen
Persetujuan Kepala Divisi
Persetujuan Depart Purchase
Membuat surat penawaran biaya kerja dan…
Membuat purchase order
Pembelian jasa dan material
Pembangunan
Uji Fungsi

Gambar 3. Gantt Chart


9

2.4.2 Exspense Chart


Expense Chart Periodic menggambarkan grafik yang berisi mengenai
durasi waktu dengan biaya yang dikeluarkan selama durasi waktu
tersebut. Berikut expens chart penggunaan biaya pembangunan bak air
hujan sebagai sumur resapan.

Biaya Pembangunan Sumur Resapan PT Honoris Industry


Rp9,000,000.00
Rp8,000,000.00
Rp7,000,000.00
Rp6,000,000.00
Rp5,000,000.00
Rp4,000,000.00
Rp3,000,000.00
Rp2,000,000.00
Rp1,000,000.00
Rp0.00
Tuesday, July 30, 2019

Saturday, August 10, 2019


Wednesday, July 31, 2019

Saturday, August 3, 2019

Monday, August 5, 2019

Monday, August 12, 2019

Saturday, August 17, 2019

Monday, August 19, 2019


Monday, July 29, 2019

Sunday, August 4, 2019

Wednesday, August 7, 2019

Sunday, August 11, 2019

Sunday, August 18, 2019


Tuesday, August 6, 2019

Tuesday, August 13, 2019


Wednesday, August 14, 2019

Tuesday, August 20, 2019


Wednesday, August 21, 2019
Thursday, August 1, 2019
Friday, August 2, 2019

Thursday, August 8, 2019


Friday, August 9, 2019

Thursday, August 15, 2019


Friday, August 16, 2019
Gambar 4. Expense Chart

2.5 Jadwal Jaringan


Jadwal jaringan merupakan penyusunan jadwal kerja sebuah proyek dalam
bentuk jaringan. Berikut jadwal kerja proyek pembangunan bak penampung air
hujan sebagai sumur resapan

Kegiatan Immediate Waktu


Predecessor a m b
A 3 5 7
B A 1 2 5
C B 0 1 3
D C 1 2 5
E D 0 1 3
F E 3 5 7
G E 1 2 5
H E 1 2 5
I F,G,H 2 3 7
J I 1 2 4
10

K J 1 2 4
L J 4 5 10
M K,L 7 10 12
N M 3 7 10

A : Pembentukan Tim H : Persetujuan Depart Purchasing


B : Turun Lapang I : Membuat surat penawaran biaya
kerja
C : Pelaporan
J : Membuat surat pesanan material
D : Perencanaan dan
perancangan konsep K : Membuat Puchase Order
E : Pelaporan L : Pembelian jasa dan material
F : Persetujuan Kepala M : Pembangunan
Department
N : Uji Fungsi
G : Persetujuan Kepala Divisi

2.5.1 AON (Activity On Node)


Diagram AON (Activity On Node) merupakan diagram yang berisi
mengenai kegiatan dan digambarkan pada node serta dalam hal ini garis
panah sebagai hubungan logis antar kegiatan. Pada diagram AON
terdapat jalur dalam pengerjaan proyek sebagai penentu jalur kritis
maupun nonkritis.

5 2 1 2 1 2 3 2 2 10 7

A B C D E G I J K M N

2 5

H L

Gambar 5. AON (Activity On Node)

2.5.2 AOA (Activity On Arc)


Diagram AOA (Activity On Arc) merupakan diagram yang berisi
mengenai kegiatan dan digambarkan pada garis panah serta dalam hal ini
node merupakan suatu peristiwa/Kegiatan. Dari keempat jalur yang ada
(jalur kritis dan nonkritis) dapat dilihat waktu efektif untuk
menyelesaikan proyek (Time Earliest / Time Efective), waktu
11

kelonggaran penyelesaian kegiatan (Time Lateness) dan gap antara


waktu ideal dengan waktu tercepat (Slack)
K
A B C D E F I J 2
1 2 3 1 4 2 5 1 6 5 7 3 8 9
5 2 2
L
5
10 M 11 N 12
10 7

G
2
H
2

Gambar 6. AOA (Activity On Arc)


Berikut perhitungan Time Earliest (Te) pada kegiatan proyek
pembangunan bak penampungan air hujan :
1) Jalur I (A-B-C-D-E-F-I-J-K)
te1=0 ; te2=5 ; te3=7 ; te4=8 ; te5=10 ; te6=11 ; te7 =16 ; te8 =19 ; te9 =21
; te10 =23
2) Jalur II (A-B-C-D-E-F-I-J-L-M-N)
te1=0 ; te2=5 ; te3=7 ; te4=8 ; te5=10 ; te6=11 ; te7 =16 ; te8 =19 ; te9 =21
; te10 = 26 ; te11 = 36 ; te12 = 43
3) Jalur III (A-B-C-D-E-G)
te1=0 ; te2=5 ; te3=7 ; te4=8 ; te5=10 ; te6=11 ; te7=13
4) Jalur IV (A-B-C-D-E-H)
te1=0 ; te2=5 ; te3=7 ; te4=8 ; te5=10 ; te6=11 ; te7=13
Berdasarkan perhitungan te pada jalur 1,jalur 2,jalur 3 dan jalur 4
didapatkan jalur kritis yaitu pada jalur 2.
Berikut perhitungan Time Lateness (TL) dan Slack pada kegiatan
proyek pembangunan bak penampungan air hujan sebagai sumur
resapan :
1) Jalur I (A-B-C-D-E-F-I-J-K)
TL1=43 ; TL2=41 ; TL3=39 ; TL4=36 ; TL5=31 ; TL6=30 ; TL7=28 ;
TL8=27 ; TL9=25 ; TL10=20
Slack :
K = 43 – 2 – 21 = 20
J = 41 – 2 – 19 = 20
I = 39 – 3 – 16 = 20
F = 36 – 5 – 11 = 20
12

E = 31 – 1 – 10 = 20
D = 30 – 2 – 8 = 20
C = 28 – 1 – 7 = 20
B = 27 – 2 – 5 = 20
A = 25 – 5 – 0 = 20
Slack memiliki nilai 20 yang berarti terdapat kelonggaran waktu 20
hari pada jalur 1. Akan tetapi hanya dapat dirubah pada Kegiatan K
saja karena kegiatan A – J termasuk ke dalam jalur kritis sehingga
tidak dapat dirubah.
2) Jalur II (A-B-C-D-E-F-I-J-L-M-N)
TL1=43 ; TL2=36 ; TL3=26 ; TL4=21 ; TL5=19 ; TL6=16 ; TL7=11 ;
TL8=10 ; TL9=8 ; TL10=7 ; TL11=5 ; TL12=0
Slack :
N = 43 – 7 – 36 =0
M = 36 – 10 – 26 =0
L = 26 – 5 – 21 =0
J = 21 – 2 – 19 =0
I = 19 – 3 – 16 =0
F = 16 – 5 – 11 =0
E = 11 – 1 – 10 =0
D = 10 – 2 – 8 =0
C =8–1–7 =0
B =7–2–5 =0
A =5–5–0 =0
Slack memiliki nilai 0 yang berarti jalur tersebut merupakan jalur
kritis tidak tersedia kelonggaran sehingga proyek harus selesai
dikerjakan dalam waktu 43 hari kerja pada jalur 2.
3) Jalur III (A-B-C-D-E-G)
TL1=43 ; TL2=41 ; TL3=40 ; TL4=38 ; TL5=37 ; TL6=35 ; TL7=30
Slack :
G = 43 – 2 – 11 = 30
E = 41 – 1 – 10 = 30
D = 40 – 2 – 8 = 30
C = 38 – 1 – 7 = 30
B = 37 – 2 – 5 = 30
A = 35 – 5 – 0 = 30
Slack memiliki nilai 30 yang berarti terdapat kelonggaran waktu 30
hari pada jalur 3. Akan tetapi hanya dapat dirubah pada Kegiatan G
saja karena kegiatan A – E termasuk ke dalam jalur kritis sehingga
tidak dapat dirubah.
13

4) Jalur IV (A-B-C-D-E-H)
TL1=43 ; TL2=41 ; TL3=40 ; TL4=38 ; TL5=37 ; TL6=35 ; TL7=30
Slack :
H = 43 – 2 – 11 = 30
E = 41 – 1 – 10 = 30
D = 40 – 2 – 8 = 30
C = 38 – 1 – 7 = 30
B = 37 – 2 – 5 = 30
A = 35 – 5 – 0 = 30
Slack memiliki nilai 30 yang berarti terdapat kelonggaran waktu 30
hari pada jalur 4. Akan tetapi hanya dapat dirubah pada Kegiatan H
saja karena kegiatan A – E termasuk ke dalam jalur kritis sehingga
tidak dapat dirubah.
TL1=20 TL1=25 TL1=27 TL1=28 TL1=30 TL1=31 TL1=36 TL1=39 TL1=41
TL1=20
TE1=0 TE1=5 TE1=7 TE1=8 TE1=10 TE1=11 TE1=16 TE1=19 TE1=21 K TE1=0
A B C D E F I J 2
1 2 3 1 4 2 5 1 6 5 7 3 8 9
5 2 2
L TE2=26 TE2=36 TE2=43
TL2=0 TL2=5 TL2=7 TL2=8 TL2=10 TL2=11 TL2=16 TL2=19 TL2=21 5
TL3=30 TL3=35 TL3=37 TL3=38 TL3=40 TL3=41 10 M 11 N 12
TL4=30 TL4=35 TL4=37 TL4=38 TL4=40 TL4=41 10 7
TL2=26 TL2=36 TL2=43
G
2 TE3=13
TL3=43
H
2
Gambar 7. Perhitungan Te dan TL

2.6 Mempercepat Kegiatan dengan Menggunakan Metode PERT


Dalam melakukan percepatan kegiatan suatu proyek diperlukan waktu
optimis, waktu normal dan waktu pesimis. Berikut perhitungan Te (Expected
Time) dan Vp (Variance) :
1) Jalur I
Te (Expected Time) :
𝑎 + 4𝑚 + 𝑏 𝑇𝑒𝐸 =
0+4(1)+5
= 1.17
𝑇𝑒 = 6
6
3+4(5)+7
3+4(5)+7 𝑇𝑒𝐹 = =5
𝑇𝑒𝐴 = =5 6
6
2+4(3)+7
1+4(2)+5 𝑇𝑒𝐼 = = 3.5
𝑇𝑒𝐵 = = 2.33 6
6
1+4(2)+4
0+4(1)+3 𝑇𝑒𝐽 = = 2.17
𝑇𝑒𝐶 = = 1.17 6
6
1+4(2)+4
1+4(2)+5 𝑇𝑒𝐾 = = 2.17
𝑇𝑒𝐷 = = 2.33 6
6

Total Te jalur 1 adalah 24.84


14

Vp ( Variance)
𝑏−𝑎 2 3−0 2
𝑉𝑝 = ( ) 𝑉𝑝𝐸 = ( ) =0.25
6 6
7−3 2 7−3 2
𝑉𝑝𝐴 = ( ) =0.44 𝑉𝑝𝐹 = ( ) =0.44
6 6
5−1 2 7−2 2
𝑉𝑝𝐵 = ( ) =0.44 𝑉𝑝𝐼 = ( ) =0.69
6 6
3−0 2 4−1 2
𝑉𝑝𝐶 = ( ) =0.25 𝑉𝑝𝐽 = ( ) =0.25
6 6
5−1 2 4−1 2
𝑉𝑝𝐷 = ( ) =0.44 𝑉𝑝𝐾 = ( ) =0.25
6 6

Total Vp jalur I adalah 3.45


2) Jalur II
Te (Expected Time) :
3+4(5)+7 2+4(3)+7
𝑇𝑒𝐴 = =5 𝑇𝑒𝐼 = = 3.5
6 6
1+4(2)+5 1+4(2)+4
𝑇𝑒𝐵 = = 2.33 𝑇𝑒𝐽 = = 2.17
6 6
0+4(1)+3 4+4(5)+10
𝑇𝑒𝐶 = = 1.17 𝑇𝑒𝐿 = = 5.67
6 6
1+4(2)+5 7+4(10)+12
𝑇𝑒𝐷 = = 2.33 𝑇𝑒𝑀 = = 9.83
6 6
0+4(1)+5 3+4(7)+10
𝑇𝑒𝐸 = = 1.17 𝑇𝑒𝑁 = = 6.83
6 6
3+4(5)+7
𝑇𝑒𝐹 = =5
6

Total Te jalur II adalah 45


Vp ( Variance)
7−3 2 7−2 2
𝑉𝑝𝐴 = ( ) =0.44 𝑉𝑝𝐼 = ( ) =0.69
6 6
5−1 2 4−1 2
𝑉𝑝𝐵 = ( ) =0.44 𝑉𝑝𝐽 = ( ) =0.25
6 6
3−0 2 10−4 2
𝑉𝑝𝐶 = ( ) =0.25 𝑉𝑝𝐿 = ( ) =1
6 6
5−1 2 12−7 2
𝑉𝑝𝐷 = ( ) =0.44 𝑉𝑝𝑀 = ( ) =0.69
6 6
3−0 2 10−3 2
𝑉𝑝𝐸 = ( ) =0.25 𝑉𝑝𝑁 = ( ) =1.36
6 6
7−3 2
𝑉𝑝𝐹 = ( ) =0.44
6

Total Vp jalur II adalah 6.25


15

3) Jalur III
Te (Expected Time) :
3+4(5)+7 1+4(2)+5
𝑇𝑒𝐴 = =5 𝑇𝑒𝐷 = = 2.33
6 6
1+4(2)+5 0+4(1)+5
𝑇𝑒𝐵 = = 2.33 𝑇𝑒𝐸 = = 1.17
6 6
0+4(1)+3 1+4(2)+5
𝑇𝑒𝐶 = = 1.17 𝑇𝑒𝐺 = = 2.33
6 6

Total Te jalur III adalah 14.33


Vp (Variance) :
7−3 2 5−1 2
𝑉𝑝𝐴 = ( ) =0.44 𝑉𝑝𝐷 = ( ) =0.44
6 6
5−1 2 3−0 2
𝑉𝑝𝐵 = ( ) =0.44 𝑉𝑝𝐸 = ( ) =0.25
6 6
3−0 2 5−1 2
𝑉𝑝𝐶 = ( ) =0.25 𝑉𝑝𝐺 = ( ) =0.44
6 6

Total Vp jalur III adalah 2.26


4) Jalur IV
Te (Expected Time) :

3+4(5)+7 1+4(2)+5
𝑇𝑒𝐴 = =5 𝑇𝑒𝐷 = = 2.33
6 6
1+4(2)+5 0+4(1)+5
𝑇𝑒𝐵 = = 2.33 𝑇𝑒𝐸 = = 1.17
6 6
0+4(1)+3 1+4(2)+5
𝑇𝑒𝐶 = = 1.17 𝑇𝑒𝐻 = = 2.33
6 6

Total Te jalur IV adalah 14.33

Vp (Variance) :

7−3 2 3−0 2
𝑉𝑝𝐴 = ( ) =0.44 𝑉𝑝𝐸 = ( ) =0.25
6 6
5−1 2
𝑉𝑝𝐵 = ( ) =0.44 5−1 2
6 𝑉𝑝𝐻 = ( ) =0.44
6
3−0 2
𝑉𝑝𝐶 = ( ) =0.25
6
5−1 2
𝑉𝑝𝐷 = ( ) =0.44
6

Total Vp jalur IV adalah 2.26


16

Tabel 2. Hasil perhitungan Te dan Vp


Path (Event) T = Σ te V = Σ Vp
A-B-C-D-E-F-I-J-K 24.84 3.45
A-B-C-D-E-F-I-J-L-M-N 45 6.25
A-B-C-D-E-G 14.33 2.26
A-B-C-D-E-H 14.33 2.26

Berdasarkan perhitungan Te (Expected Time) dan Vp (variance) pada jalur


1, Jalur 2, Jalur 3 dan jalur 4 didapatkan jalur kritis (critical path) atau aktivitas
terlama yaitu pada jalur 2 karena memiliki nilai Te terbesar.
Perkiraan lama proyek berdasarkan penyelesaian dalam waktu minimum,
secara normal, dan dalam waktu maksimum yaitu selama 45 hari kerja.
Skenario 1 : 43 Hari ? Berapa peluang proyek terealisasikan? (Te = 45
Hari)
Skenario 2 : Peluang untuk berhasil 95%? Berapa lama proyek
terealisasikan? (Z=1,65)
𝑇𝑠 − 𝑇𝑒
1) 𝑍 = √𝑉𝑝
43 − 45
𝑍= = - 0.8 → 21.19% ~ 22%
√6.25

Berdasarkan hasi perhitungan tersebut, peluang proyek pembangunan bak


penampungan air hujan sebagai sumur resapan jika di percepat menjadi 43
hari sebesar 22% .
𝑇𝑠 − 𝑇𝑒
2) 𝑍 = √𝑉𝑝
43 − 45
1.65 = √6.25

1.65 x 2.5 = Ts – 45
Ts = 4.12 + 45
Ts = 49.12 ~ 50 Hari
Berdasarkan Hasil perhitungan tersebut, peluang 95% proyek pembangunan
Ritel Bersama terealisasikan yaitu selama 50 Hari.
17

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proyek pembangunan bak penampung air hujan sebagai sumur resapan
bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat yang diberlakukan kepada setiap
perusahaan. Proyek pembangunan bak penampung air hujan sebagai sumur
resapan ini diperkirakan akan menghabiskan waktu selama 49 hari. Namun,
setelah dilakukan perhitungan waktu efektif untuk menyelesaikan proyek
(Time Earliest / Time Efective), waktu kelonggaran penyelesaian kegiatan
(Time Lateness) dan gap antara waktu ideal dengan waktu tercepat (Slack)
waktu penyelesaian efektif proyek pembangunan bak penampungan air hujan
yaitu selama 45 hari kerja dan memerlukan biaya sebesar Rp 8.950.000.
Apabila proyek pembangunan bak penampung air sebagai sumur resapan ini
di percepat menjadi 43 Hari, maka peluang terealisasikannya sebesar 22%.
Peluang 95% proyek tersebut terealisasikan membutuhkan waktu selama 50
hari.

3.2 Saran
Untuk membuat proyek bak penampungan air hujan ini membutuhkan biaya
yang tidak sedikit dan waktu yang tidak sebentar, beberapa aspek yang perlu
diperhatikan untuk membuat proyek ini agar tetap bersih dan tidak menyebabkan
kelembaban di sekitarnya. Proyek seharusnya dapat diselesaikan dengan cepat
dan baik agar dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
18

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai