Anda di halaman 1dari 3

Dari studi kasus tersebut saya melihat poin poin yang harus dapat dipertimbangan dari seorang perencana

a struktur dalam menentukan alternatif pilihan yang tepat dan juga memperhatikan dampak negatif atau kemungkinan yang akan terjadi dari struktur bangunan tersebut dalam kasus ini yaitu Putri Laut sebagai perencana struktur dan staf quality assurance. Poin poin yang harus diperhatikan yaitu : 1. Penjaminan mutu kontruksi. 2. Etika Profesi dan Profesional Pekerjaan. Dalam pelaksanaan kontruksi pada hari pertama Putri melakukan pekerjaannya dengan baik terlihat pada saat Putri menjalankan prosedur kontruksi atau metoda konstruksi dengan baik yang sesuai dengan kode etik engineer. Putri ikut mengawasi penulangan dan mencatat semua masalah dilapangan untuk kemudian melakukan diskusi dengan pengawas lapangan serta Putri mencari tambahan informasi tentang proses kontruksi dari koleganya. Maka hari pertama dapat dikatakan Putri melakukan pekerjaan konstruksi sesuai dengan prosedur konstruksi. Pada hari kedua Putri tidak melakukan kewajiban profesionalnya ( professional obligation) kepada perusahaannya karena Putri tidak melakukan penjaminan mutu (quality assurance ) yang baik sesuai prosedur kontruksi. Pada pengecoran hari kedua Putri mengetahui bila akan terbentuk cold joint pada betonnya. Inisiatif Putri sudah baik yaitu membongkar kembali beton yang sudah dicor tetapi tidak terealisasikan karena saran dari pengawas, disini terlihat sekali professional pekerjaan dan penjaminan mutu konstruksi diabaikan, Putri seorang perencana struktur yang seharusnya dapat memutuskan alternatif yang terbaik serta melihat dampak negatif yang akan terjadi, serta sebagai quality assurance yang harus meningkatkan penjaminan mutu kontruksi. Kalau menurut saya apabila

memposisikan sebagai Putri pada situasi tersebut yaitu akan membongkar kembali beton tersebut untuk kembali dicor ulang supaya penjaminan mutu kontruksi yang baik dan sesuai rencana. (referensi kode etik : Insinyur harus memegang hal terpenting seperti keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dalam pelaksanaan tugas profesional mereka; Membuat Panduan Standar Pelaksanaan dan Pengoperasian serta penjaminan atas resiko yang dapat membahayakan atau merugikan kepentingan pengguna, masyarakat dan lingkungan hidup saat ini hingga masa mendatang). Pada pelaksana pekerjaan konstruksi maka kegiatan lingkup pelaksanaan meliputi kegiatan memberi perintah, supervisi, inspeksi, evaluasi, koordinasi dan tindakan turun tangga. Dalam proyek kontruksi tindakan tanpa memberi supervisi terlebih dahulu tidak dibenarkan karena hal ini perlu dilakukan untuk pengawasan yang bertujuan untuk memberikan pemeriksaan, bimbingan, dan arahan pada pelaksanaan konstruksi, sehingga dapat tercapainya pengendalian mutu proyek konstruksi sesuai dengan rencana. Apabila misalnya pemimpin perusahaan mengangkat Bambang Ikanegara sebagai pengawas untuk mendampingi Putri dan sudah memiliki banyak pengalaman khususnya pada masalah cold joint, maka menurut analisis saya tidak akan terjadi kegagalan kontruksi tersebut. Karena pengalaman dari Bambang dalam bidang konstruksi dan juga kemampuan serta pengetahuan Putri sebagai konsultan perencana pada hari pertama maka tidak diragukan lagi proyek konstruksi tersebut akan sukses, BMW ( Biaya, Mutu, Waktu ) akan sesuai dengan RKS.

Sumber Referensi : 1. http://alemokids.blogspot.com/2011/05/kode-etik-insinyur-etikaprofesi.html 2. http://id.scribd.com/doc/51871985/8/Supervisi-Pelaksanaan-Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai