Anda di halaman 1dari 15

PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN

A.

Pengertian dan Kegunaan

Dalam Peraturan pemerintahan mengenai dampak lingkungan pasal 1 ayat (4) disebutkan
bahwa Penyajian Informasi Lingkungan adalah suatu telaahan secara garis besar tentang
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan., rona lingkungan tempat kegiatan, kemungkinan
timbulnya dampak lingkungan oleh kegiatan tersebut dan rencana tindakan pengendalian
dampak negatifnya.
Kegunaan PIL tercantum dalam pasal 10 ayat (1) berbunyi : berdasarkan hasil penilaian
komisi atas penyajian informasi lingkungan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 23 ayat
(3) dan pasal 25 ayat (3) instasi yang bertanggung jawab memutuskan perlu atau tidaknya
dibuat analisis dampak lingkungan untuk rencana kegiatan yang bersangkutan.
Dua pasal tersebut telah menjelaskan bahwa PIL adalah :
a.

Telaah secara garis besar

Secara gais besar telaah dilakukan terhadap proyek, rona lingkungan , dampak yang akan
terjadi dan rencana pengendalian dampak. Hal yang paling penting untuk mengetahui
sebelum melakukan studi PIL aialah batasan yang jelas tentang arti dari istilah garis besar
tersebut. Perlu dipahami sejauh mana detail yang harus disajikan dalam proyek, rona
lingkungan dan dampaknya.
b.

Kegunaan dari PIL

PIL digunakan untuk memutuskan apakah proyek tersebut perlu Andal atau Tidak. Tujuan
dari pembuatan PIL inilah yang harus menjadi pegangan bagi tim sejauh mana detail telaah
yang perlu disajikan. Untuk memahami data dan informasi apa saja yang diperlukan agar
dapat dianggap lengkap dapat digunakan dua pendekatan sebagai berikut:
Mengikuti pedoman penyusunan PIL yang dikeluarkan pemerintah.
Berdasarkan kriteria-kriteria apa yang diperluka untuk memutuskan ada dampak penting
atau tidak, baik secara ilmiah maupun kriteria pemerintah.

Pengunaan PIL ini bukan di Indonesia saja banyak negara yang juga menggunakannya
dengan nama Initial Environmental Evaluasionatau Initial Environmental Examination yang
disepakati sebagai IEE
Beberapa definisi yang diberikan oleh beberapa negara mengenai IEE adalah sebagai berikut:
a.
Pilipina : Initial Environmental Examination (IEE) adalah suatu study pendahuluan
mengenai dampak yang mungkin terjadi dari suatu aktivitas yang diusulkan dilaksanakan
didalam lingkungan manusia. IEE ini diperlukan sebagai dasar oleh instasi yang bertanggung
jawab untuk memutuskan apakah usulan aktifitas tersebut perlu Andal atau tidak (NEPC,
1978).

b. Thailand : Initial Environmental Examination (IEE) adalah suatu studi untuk melakukan
perkiraan dampak lingkungan yang mungkin terjadi agar dapat dipakai untuk mentetapkan
apakah study Andal diperlukan atau tidak.
c.
Kanada : Initial Environmental Evaluation (IEE) adalah dokmen pendugaan kosekuensi
lingkungan dar setiap usulan aktifitas yang mungkin mempunyai potensi dampak lingkungan
yag dilakukan atau dilaksankan sedini mungkin dalam pase pelaksanaan pembangunan oleh
pemrakarsa aktivitas (FEARO, 1979) hasil study IEE ini akan dipergunakan untuk menetukan
apakah proyek tersbut perlu Andal atau tidak atau proyeknya ditolak untuk dibangun
(FEARO,1984).

B.

Data dan Informasi yang Perlu Disajikan

Dalam pasal 3 ayat (2) dari Peraturan Pemerintah Indonesia tetang Penyusunan Andal telah
ditentukan bahwa dampak penting dari suatu kegiatan proyek yang berarti dapat menentukan
perlu tidak Andal ialah :
a.

Jumlah manusia yang akan terkena dampak.

b.

Luas wilayah sebaran dampak.

c.

Lamanya dampak berlangsung.

d.

Intensitas dampak.

e.

Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak.

f.

Sifat kumulatif dampak tersebut.

g.

Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

Pedoman yang dikelarkan oleh beberapa negara sering tidak jelas menyebutkan kriteria apa
yang haerus digunakan untuk menentukan apakah prooyek tersebut perlu Andal atau tidak.
Juga sering tidak disebutkan tipe dampak yang bagaimana yang perlu dipakai dalam
mengambil keputusan. Sehingga sering tim study PIL membuat laporan sama seperti
membuat Laporan Study Andal. Hal ini tidak benar karena akan mempersulit instasi yang
bertangung jawab untuk memutuskan perlu Andal atau tidak karena data dan informasi tidak
lengkap.
Dinegara yang sudah maju pun sering kurang jelas bakan beberapa negara tidak memberikan
pedoman sama sekali, hanya dimintakan dampak yang akan terjadi.contoh dapat dilihat dari
penyaringan proyek. Dalam penyaringan proyek disebutkan bahwa yang perlu dilakukan
adalah :
a.
Proyek yang tkak menimbulkan dampak negatif yang nyata (signifigan) tidak perlu di
Andal.
b.
Proyek yang menimbulkan dampak yang nyata harus melaksankan Andal. Apabila
dampaknya tidak dketahuimaka perlu penelitian lebih detail lagi, beratri pelu dilakukan
Andal.

c.
Proyek yang dampak negitifnya tidak dapat diterima oleh pemerintah maka proyek
tersebut harus diubah desainya dan harus dilakukan study yang lebih mendalam atau Andal
atau ditolak pembangunannya.
d.
Proyek yang dampaknya tida nyata atau walaupun dampaknya nyata tetapi kalu cara
pengendalian dampaknyasudah diketahui teknologinya untuk menghilangkan atau
mengendaliannya tidak diperlukan Andal.

Membandingkan berbagai pedoman dalam penyusunan PIL dan mendengar pengalaman ahliahli dalam cara melakukan evaluasi laporan PIL dan penyaringan proyek tampa PIL, maka
instasi yang mengambil keputusan perlu Andal atau tidak, dapat disajikan kedalam 3
kelompok data dan informasi yang penting, yaitu :
a.

Dampak negatif pada lingkungan.

b.

Teknologi pengendalian dampak.

c.

Kebijakan pemerintah dan penilaian masyarakat.

1.

Dampaknegatip pada lingkungan

Dampak negatif mana yang biasanya dianggap penting dalam menentukan keputusan ialah :
a.
Apakah ada dampak yang diketahui atau diketahui tetapi tidak pasti baik bentuk
dampaknya atau besarnya dampak. Dampak semacamnya ini perlu diteliti lebih mendalam,
berarti putusan perlu Andal.
b.
Dampak yang terjadi jelas diketahui secara pastidan nyata atau penting atau besar.
Karena dampak yang akan terjadi dinilai penting maka perlu diteliti lebih lanjut samapi
sejauh mana kerugian akibat dampak negetif tersebut dan cara pengendalian yang bagaimana
yang perlu dilakukan. Dapak yng sering mendapat prioritas dianggap penting adalah dampak
yang merugikan nilai ekologi dan sosial-ekonomi yang nyata. Kriteria yang digunakan
diantaranya ialah :
i.

Jumlah manusia yang akan terkena dampak penting.

ii.

Luas wilayah penyebaran dampak penting.

iii.

Lama dan frekuensi dampak peting berlangsung.

iv.

Dampak berbalik atau tidak tidak berbalik (irriversiblle)

v.

Sifat-sifat khusus dari dampak penting kalau ada.

c.
Dampak penting yang si peneliti belum ada teknologi untuk mengendalikannya.
Biasanya proyek yang seperti ini ditolak atau ditunda sampai teknologi pengendalian
dikemukakan.
d.
Dampak penting yang sipeneliti belum tahu teknologi apa yang akan dipakai proyek
semacam ini biasanya juga memerlukan Andal.

Penyajian dam[pak dalam laporan PIL tidak cukup hanya membuat daftar mengenai dampak
yang terjadi saja, karena study PIL bukanlah dstudy yang mendalam maka penilaian dampak
kecil, sedang dan besar tidak mudah.

2.

Teknologi pengendalian dampak.

Pengendalian dampak sering juga disebut nitigation sistem dan kemampuan teknologi sangat
menentukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hal teknologi pengendalian damapak
ialah :
a.
Apabila belum tersedia teknologi untuk menghilangkan atau mengurangi sampai batas
yang yang diijinkan biasanya proyek semacam ini ditolak atau ditunda.
b. Apabila belum diketahui secara pasti teknologi man yang akan terjadi dapat ditekan
sampai sesuai dengan persyaratan dengan baku mutu emisi dan embien, amak perlu diadakan
studtlebih lanjut.
c.
Biaya dari teknologi yang disarankan untuk digunakan perlu dipertimbngkan dengan
kemampuan dari proyek.
Teknologi pengendalian dampak negatif yang disarankan serta kesangupan pemrakarsa
proyek perlu digunakan dalam mempertimbangkan kebijakan instasi yang akan mengambil
keputusan.

3.

Kebijaksanaan pemerintah dan penilaian masyarakat.

Kebijakan pemerintah terhadap dampak yang terjadi biasanya didasarkan pada rencana
pembangunan negara, pengelolaan lingkungan, dan penilaian masyarakat secara umum
terhadap proyek pembagunan dan nilai lingkungan. Penilaian masyarakat setempat terutama
yang terkena dampak. Perlu diperhitungkan.
a.
Kebijakan pemerintah dapat dilihat pada berbagai perundangan yang tela ada. Bentuk
dampak dan komponen-komponen yang disebut dalam pereturan-peraturan merupakan
sumber penentu kputusan.
b.
Hubungan dengan pembangunan lain. Hubungan yang dibahas untuk pertimbangan
adalah hubungan dengan proyek-proyek yang sudah ada didekatnya, proyek yang saling
menunjang dan berkaitan serta proyek-proyek yang akan dibangun didaerah yang sama.
c.
Peniaian proyek dan komponen lingkungan oleh masyarakat. Yang biasanya diberi nilai
sosial ekonomi dan sosial-budaya yang dianggap penting merupakan penentu keputusan yang
ada atau pemakaian lingkungan oleh masyarakat yang ada.
C.

Penyajian Dalam Laporan PIL

Terdapat 2 hal dalam penyajian yang pertama penyajian adalah bentuk datar isi yang dapat
mencerminkan data dan inforasi yang diharuskan, dan yang kedua adalah penyajan data dan
informasi dalam evaluasi atau pembahasan mengenai dampak proyek sebaga bahan
pertimbangan dalam memutuskan perlu Andal atau tidak.

1.

Penyajian dalam daftar isi laporan.

Secaragars besar daftar isi laporan PIL juga sudah tecantum dalam pedoman resmiyang
dikeluarkan oleh pemerintah. Tetapi sebenarnya pedoman tersebut hanya merupakan saran
dan tim penyusun dapat menyesuaikan daftar isinya sesuai dengan proyek dan rona
lingkungannya. Susunan daftar isi ditiap negara berbeda-beda bahkan beberapa negara tidak
memberikan pedoman isi yang jelas tetapi hanya memberikan hal-hal penting yang
diperlukan untuk menilai atau mengepaluasinya. Tebal tipisnya laporan juga sangat
bervariasi. Beberapa contoh daftar isi yang disarankan dari negaratetangga adalah sebagi
berikut.

1)

Thailand

a. Deskripsi proyek. Berisikan deskripsi proyek secara garis besar, yang cukup memberikan
gambaran aktivitas-aktivitas yang berhubungan degan kemungkinan timbulnya dampak.
b. Pembahasan mengenai timbulnya dampak. Berdasarkan data yan terbatas (data sekunder
dan lapangan terbatas), tiap komponen lingkungan yang akan tekena dampak harus dibahas
dan dievaluasi.
c. Tabulasi hasil evaluasi awal. Dengan menggunakan suatu tabulasi yang sudah disusun
pedomannya. hasil pembahasan tesebut diringkaskan dalam tabel tersebut.
d. Kesimpulan. Kesimpulan mengenai penilaian dampak proyek tersebut apakah perlu Andal
atau tidak dan penjelasan-penjelasan atau alasan-alasannya. Acuan yang jelas dan berisi halhal apa saja yang perlu diteliti lebih mendetail dan besarnya biaya.
2)

Pilipina.

Bentuk laporan PIL di Pilipina dibuat secara garis besar saja sebagai berikut :
a. Gambaran lokasi dengan jelasdengan peta.
b. Informasi mengenai kemungkinan perkembangan dimasa depan.
c. Diskripsi proyek :
i.

Tipe

ii.

Sasaran, tujuan, kegunaan dan kebutuhan proyek.

iii.

Ukuran dan skala umum.

iv.

Perkiraan biaya.

v.

Gambaran kasar keadaan disekitar.

d.
Indentifikasi dan evaluasi dampak lingkungan (dengan menggunakan suatu checklist
yang sudah tersedia)
e.
Saran-saran dari pemrakarsa proyek (baik yang mengenai ketentuan yang negatif
maupun yang positif).

f.

Tindakan penekanan dampak dan alternatif-alternatifnya.

g.

Pelaksanaan study PIL.

h.

Dikeluarkan oleh pemrakarsa proyek).

3)

Indonesia

Dalam pedoman penyusunan PIL Indonesia, laporan PIL secar garis besar ediri dari 3 bab
yaitu : rencana kegiatan pembangunan, rona lingkungan awal, evaluasi dampak lingkungan
dan penanganannya. Secara garis besar isi laporan Amdal tersebut sebagai berikut :
a.

Identitas pemrakarsa

o Identifikasi pemrakarsa.
o Identifikasi penyusunan PIL
b.

Rencana kegiatan pembagunan

o Jenis rencana kegiatan.


o Rencana lokasi (lampiran peta).
o Perkiraan umur kegiatan.
o Rencana kegiatan.
Tahap konstruksi.
Tahap pasca produksi.
o Hubungan dengan kegiatan lain.
c.

Rona lingkunga awal.

o Iklim
o Fisiografi
o Hidrologi
o Hidrooseanografi.
o Ruang, tanah dan lahan.
o Biologi.
o Sosial-ekonomi dan sosial budaya.
d.

Evaluasi dampak lingkungan dan penanganannya.

o Perkiaan terhadap biogeofisika kimia maupun sosial-ekonomi dan sosial-budaya


masyarakat.
o Evaluasi berat dan ringan atau besar dan kecilnya dampak lingkungan dan penaganannya.
e.

Bahan pusaka.

f.

Biodatapenyusunan PIL.

2.

Penyajian dalam evaluasi hasil.

Bagian ini merupakan bagian yang sangat penting tetapi jarang ada pedoman yang
menyajikan cara evaluasi. Berbagai cara dapat digunakan untuk merangkum atau meringkas
semua dampak yang elah diduga ciri-cirinya. Cara yag biasa diguanakan mengunakan metode
matriks atau cheklist daftar omponen-koponen lingkungan yang terkena dampak dengan ciriciri dan sifat dampak dialjur yang lain.
Ciri dan sifat dampak dan teknologi penekaan dampaknya.
Komponen
Lingkungan
Yang terkena dampak negaf penting

Rancangan Pengelolaan Lingkungan


Pengelolaan lingkungan adalah Upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup yang meliputi : kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup
RKL adalah Upaya penanganan dampak besar dan penting (+/-) terhadap lingkungan
hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan
Pemantauan lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan/atau pengamatan yang
dilakukan secara sistematis, berulang dan periodik, dan terencana.
Fungsi RKL: meningkatkan dampak positif dan mencegah / meminimisasi /
mengelola dampak negative
SISTEMATIKA RKL

Pendahuluan (maksud & tujuan, pernyataan kebijakan, kegunaan)


Pendekatan pengelolaan lingkungan (Pendekatan teknologi, sosial ekonomi, institusi)
Rencana pengelolaan lingkungan hidup
Pustaka
Lampiran

ISI PENGELOLAAN

Jenis Dampak
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak

Tujuan Rencana Pengelolaan LH


Rencana pengelolaan LH
a. Pendekatan (Tek./Sos.Ek./Inst)
b. Lokasi KL
c. Periode KL

Institusi Pengelolaan LH
a. Pelaksana
b. Pengawas
c. Pelaporan

ISI PEMANTAUAN

Dampak Penting yang dipantau


Sumber Dampak Penting
Parameter LH yang dipantau
Tujuan Rencana Pemantauan LH
Rencana pemantauan LH
a. Metode Pengumpulan dan Anlisis Data
b. Lokasi Pemantauan PL
c. Jangka Waktu PL
d. Frekuensi PL
Institusi Pemantauan LH
a. Pelaksana
b. Pengawas
c. Pelaporan

TUJUAN PENGELOLAAN

Meningkatkan dampak positif


Mencegah dampak negatif
Meminimisasi dampak negatif
Mengelola Dampak negatif

TUJUAN PEMANTAUAN

Mengevaluasi Keberhasilan Pengelolaan


Mengubah metode pengelolaan
Merevisi RKL-RPL

PENDEKATAN PENGELOLAAN LH

Pendekatan teknologi

Penanggulangan limbah dengan cara mengolah limbah atau cara lain ?

Mengembangkan konsep terasering


Mereklamasi bekas galian

Pendekatan SosEkBud

Melibatkan masyarakat
Memperhatikan kearifan lokal
Bantuan fasilitas umum
Menjalin interaksi sosial yang baik
Kompensasi yang saling menguntungkan

Pendekatan institusi

Kerjasama dengan instansi terkait


Pengelolaan melibatkan institusi

Catatan
Lokasi pengelolaan dan pemantauan

Sama ?
Berbeda ?

Periode pengelolaan dan jangka waktu pemantauan

Perhatikan Tahap Apa !


Lama Kegiatan ?
Besar dampak ?
Tingkat kepentingan dampak ?

Pembiayaan pengelolaan dan pemantauan

Sesuai struktur organisasi


Kaitan dengan pendekatan Pengelolaan
Mitra atau tunggal

Institusi pengelolaan dan pemantauan

Pelaksana
Pengawas
Pelaporan

Kesesuaian dengan struktur organisasi

Pengawas = Pelaporan ?
Nama instansi spesifik !

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam usaha budidaya udang terbpadu dengan
sistem kurungan laut, antara lain tahap pra-kontruksi, kontruksi, operasi, dan pasca perasi.
Keempat tahapan ini berpotensi memberi dampak terhadap komponen lingkungan hidup
seperti pada aspek abiotic, aspek biotik, dan aspek culture.
Dampak terhadapa aspek abiotic, aspek biotik, dan aspek culture adalah dapat
mempengaruhi beberapa parameter di dalam lingkungan hidup, sebagai berikut.

Tahap Pra-Kontruksi : Berdampak pada Sosial Budaya Masyarakat yaitu adanya keresahan

masyarakat saat sosialisasi dan perekrutan kerja


Tahap Kontruksi
: Berdampak pada aspek abiotis atau lingkungan laut, dimana terjadi
gangguan terhadap microhabitat dasar laut, perubahan kualitas air laut yang meliputi
perubahan dalam parameter air laut seperti ammonia, nitrat, pospat, pH, konduktivitas,
turbiditas, DO, COD, BOD dan lain-lain. Dampak terhadap aspek biotis adalah perubahan
biota laut khususnya keanekaragaman jenis fitoplankton dan zooplankton. Dan dampak
terjadiya aspek culture adalah meliputi masalah K3, terganggunya aktivitas warga, dan

adanya pendapatan tambahan bagi warga masyarakat.


Tahap Operasi
: Berdampak pada aspek abiotik yaitu perubahan dalam parameter air
laut seperti ammonia, nitrat, pospat, pH, konduktivitas, turbiditas, DO, COD, BOD dan lainlainnya. Dampak pada aspek biotik meliputi terganggunya mikrofauna, mikroflora, plankton,
nekton dan bentos. Dan dampak pada aspek culture meliputi K3 dan adanya peluang kerja

serta penambahan penghasilan bagi warga masyarakat.


Tahap Pasca Operasi : Dampak terhadap aspek abiotic meliputi gangguan terhadap
microhabitat dasar laut, perubahan dalam parameter air laut seperti ammonia, nitrat, pospat,
pH, konduktivitas, turbiditas, DO, COD, BOD dan lain-lainnya. Dampak terhadap aspek
biotik meliputi terganggunya mikrofauna, mikroflora, plankton, nekton dan bentos. Dampak
terhadap aspek culture melipti K3 dan pemutusan hubungan kerja.
Dari analisis dampak yang muncul seperti yang tersebut di atas, ada dua dampak
positif yang terjadi yakni memberikan kesempatan atau peliang kerja bagi masyarakat lokal
dan peluang untuk meningkatkan penghasilan bagi buruh setempat, sedangkan yang lainnya

memberikan dampak negative tetapi hanya bersifat sementara, tidak permanen dan dalam
jangka waktu pendek.
Berkaitan dengn kondisi di atas maka perlu direncanakan pengelolaan terhadap dampak yang
mucul. Dimulai dari usaha atau kegiatan yang dilakukan secara tepat dan ber kesinambungan,
sehingga potensial dampak yang mucul dapat ditanggulangi lebih dini.
Untuk memudahkan pengenalan berbagai potensi dampak yang mungkin akan terjadi,
termasuk upaya pengelolaannya maka uraian berikut ini menjelaskan secara rinci mengenai
tahapan-tahapan dalam upaya pengelolaan lingkungan.

TAHAP-TAHAP DALAM UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


Sosialisasi
Culture
Sumber dampak
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan tahap pra-kontruksi adalah diselanggarakannya
sosialisasi, rencana perekrutan tebaga kerja, dan pengakutan komponen kurungan laut dan
kelengkapannya. Persepsi masyarakat terhadap ketiga kegitan ini dapat memberikan dampak
positif dan negatif.
Aspek Lingkungan yang Terkena Dampak
Pada tahap ini komponen dan aspek yang terkena dampak adalam komponen Culture
yang meliputi aspek social ekonomi dan social budaya. Aspek social ekonomi terlihat pada
adanya peluang untuk mendapatkan social ekonomi dan social budaya.
Jenis dampak
Jenis dampak yang muncul adalah keresahan masyarakat akibat presepsi masyarakat
bahwa area perairan laut yang digunakan untuk pembudidayaan sudah dikapling oleh
perusahaan. Selain itu muncul harapan masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan dan
peluang untuk membuka usaha lain.
Tolak Ukur Dampak

Tolak ukur dampak yang digunakan dalam kegiatan tahap pra-kontruksi ini adalah
adanya perubahan persepsi masyarakat terhadapa perkaplingan laut oleh perusahaan, tenaga
kerja yang direkrut oleh perusahaan berasal dari masyarakat lokal, dan adanya pelatihan
kewiraysahaan bagi masyarakat sekitar, sert des akan mendapatkan kontribusi dari program
CSR yang dicanangkan oleh perusahaan.
Tujuan Upaya Pengelolaan
Tujuan upaya pengelolaan dari aspek social budaya ini adalah untuk mengurangi dan
merubah persepsi masyarakat yang bersifat negative menjadi positif dan persepsi positif
menjadi lebih realitis.
Upaya Pengelolaan Lingkungan
Dampak yang muncul akibat ini adalah (1) Mengadakan sosialisasi (2) Sosialisasi
program perusahaan (3) Sosialisasi yang terbuka dan saling memahami kebijakan perusahaan
(4) Kerja sama antara desa dinass dan desa pekraman setempat dengan perusahaan yang
saling menguntungkan antara kedua belah pihak.
Lokasi Pengelolaan
Dilakukan di balai Desa Sangsit Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng.
Periode Pengelolaan
Dilakukan sebelum proyek berlaangsung dan saat tahap pra-kontruksi berjalan.

TAHAP KONTRUKSI
Sumber dampak pada tahap ini adalah dengan adanya kegiatan yang dilakukan seperti
:

Pembokaran kemasan komponen Bola Kurungan Laut


Perakitan Bola Kurungan Laut
Penarikan Bola kurungan Laut ke Tengah Laut (Tampak Proyek)
Pengikatan dengan mooring di dasar laut
1. Penempatn beton
2. Pengikatan bola kurungan laut dengan sistem mooring
3. Penempatan pelampung penanda

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL)

A.

Penjelasan Umum

1.

Lingkup rencana pemantauan lingkungan hidup

Pemantauan lingkungan hidup dapat digunakan untuk memahami fenomena fenomena yang
terjadi pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat proyek sampai ke tingkat kawasan atau
bahkan regional.
2.

Kedalaman rencana pemantauan lingkungan hidup

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dokumen rencana
pemantauan lingkungan hidup yakni:
1.
Komponen/ parameter lingkungan hidup yang dipantau hanyalah yang mengalami
perubahan mendasar, atau terkena dampak besar dan penting.
2.
Keterkaitan yang akan dijalin antara dokumen ANDAL, RKL, dan RPL. Aspek
aspek yang dipantau perlu memperhatikan dampak besar dan penting yang dinyatakan dalam
ANDAL, dan sifat pengelolaan dampak lingkungan hidup yang dirumuskan dalam dokumen
RKL.
3.
Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak dan atau terhadap
komponen/ parameter lingkungan hidup yang terkena dampak.
4.

Pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi.

5.
Rancangan pengumpulan dan analisis data, aspek aspek yang perlu dipantau
mencakup:

Jenis data yang dikumpulkan

Lokasi pemantauan

Frekuensi dan jangka waktu pemantauan

Metode pengumpulan data (termasuk peralatan dan instrumen yang digunakan untuk
pengumpulan data)

Metode analisis data

Dokumen RPL perlu memuat tentang kelembagaan pemantauan lingkungan hidup, yaitu
institusi yang bertanggung jawab sebagai penyandang dana pemantauan, pelaksana
pemantauan, pengguna hasil pemantauan, dan pengawas kegiatan pemantauan.

B.

Sistematika Penyusunan Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

Bab I.
Pendahuluan
Pendahuluan mencakup latar belakang dan tujuan perlunya diadakan pemantauan
lingkungan hidup yang diuraikan secara sistematis, singkat, dan jelas.
Bab II.
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Uraikan secara singkat dan jelas masing masing dampak yang ditimbulkan dengan urutan
pembahasan sebagai berikut:
a.

Dampak besar dan penting yang dipantau

Cantumkan secara singkat:

Jenis komponen atau parameter lingkungan hidup yang dipandang strategis untuk
dipantau

Indikator dari komponen dampak besar dan penting yang dipantau (misal: kualitas air
limbah ditinjau dari pH, BOD, suhu, warna, bau, kandungan minyak dan logam berat).

Sumber dampak

a.
Jika dampak timbul sebagai akibat langsung dari rencana usaha dan kegiatan, maka
uraikan jenis usaha yang merupakan penyebab timbulnya dampak besar dan penting.
b.
Jika dampak besar dan penting timbul sebagai akibat berubahnya komponen
lingkungan hidup yang lain, maka utarakan komponen atau parameter lingkungan hidup yang
merupakan penyebab timbulnya dampak besar dan penting.
c.

Parameter lingkungan hidup yang dipantau

b.
Parameter yang diuraikan meliputi aspek biologi, kimia, fisika, dan aspek sosial
ekonomidan budaya.
1.

Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup

Uraikan secara spesifik tujuan dipantaunya suatu dampak besar dan penting lingkungan
hidup, dengan memperhatikan dampak besar dan penting yang dikelola, bentuk rencana
pengelolaan lingkungan hidup, dan dampak besar dan penting turunan yang ditimbulkannya.
2.

Metode pemantauan lingkungan hidup

Uraikan secara singkat metode yang digunakan untuk memantau indikator dampak besar dan
penting, yang mencakup:
a.

Metode pengumpulan dan analisis data

Cantumkan secara singkat dan jelas metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data
berikut dengan jenis peralatan, instrumen, atau formulir isian yang digunakan.
b.

Lokasi pemantauan lingkungan hidup

Cantumkan lokasi pemantauan yang tepat disertai dengan peta berskala yang memadai dan
menunjukkan lokasi pemantauan yang dimaksud.
c.

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan ditetapkan dengan mempertimbangkan sifat dampak
besar dan penting yang dipantau (intensitas, lama dampak berlangsung, dan sifat kumulatif
dampak).
d.

Institusi pemantauan lingkungan hidup

Pada setiap rencana pemantauan lingkungan hidup cantumkan intitusi atau kelembagaan yang
akan berurusan, berkepentingan, dan berkaitan dengan kegiatan pemantauan lingkungan
hidup, sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku baik di tingkat nasional
maupun daerah.
Pemantauan perlu dilakukan oleh berbagai alasan:

Dalam ilmu yang tidak eksak seperti prediksi dampak, pemantauan berharga untuk
mengkonfirmasikan kebenaran dampak yang diprediksi, sehingga dapat digunakan sebagai
umpan balik dalam penyempurnaan teknik prediksi di kemudian hari.

Pemantauan dapat menunjukkan keberhasilan atau kegagalan upaya penanganan


dampak.

Pemantauan berguna untuk mengidentifikasikan dampak lingkungan yang sulit


diperkirakan. Hal ini misalnya berkaitan dengan terakumulasinya polutan di lingkungan atau
sifat sinergik dari dampak.
Pemantauan juga diperlukan untuk melihat kesesuaian dengan baku mutu yang telah
ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA
http://gadogado427.blogspot.co.id/2012/08/penyajian-informasi-lingkungan-amdal.html

Anda mungkin juga menyukai