Anda di halaman 1dari 2

1.

Sejarah Model Iterative Development


Metode yang merupakan pengembangan dari prototyping model dan digunakan ketika
requirement dari software akan terus berkembang dalam tahapan-tahapan pengembangan
aplikasi tersebut. Sedikit pengertian tentang requirement software dari developer yang diterapkan
pada tahap pertama iterasi, akan mendapatkan tanggapan dari user. Ketika requirement menjadi
jelas, tahapan iterasi selanjutnya akan dilaksanakan. Pada setiap iterasi, modifikasi desain yang
dibuat dan kemampuan fungsional baru ditambahkan. Ide dasar di balik metode ini adalah untuk
mengembangkan sistem melalui siklus berulang (iteratif) dan dalam porsi yang lebih kecil
pada waktu (incremental).

Model pengembangan sistem yang bersifat dinamis dalam artian setiap tahapan proses
pengembangan sistem dapat diulang jika terdapat kekurangan atau kesalahan. Setiap tahapan
pengembangan system dapat dikerjakan berupa ringkasan dan tidak lengkap, namun pada akhir
pengembangan akan didapatkan sistem yang lengkap pada pengembangan system.

Iterative Development berarti menciptakan versi yang lebih fungsional dari sebuah
system dalam siklus pembangunan pendek. Setiap versi ditinjau dengan klien untuk
menghasilkan persyaratan untuk membuat versi berikutnya. Proses ini diulang sampai semua
fungsionalitas telah dikembangkan. Panjang ideal iterasi adalah antara satu hari (yang lebih dekat
dengan Metodologi Agile) dan tiga minggu. Setiap siklus pengembangan memberikan pengguna
kesempatan untuk memberikan umpan balik, memperbaiki persyaratan, dan kemajuan melihat
(dalam pertemuan sesi fokus grup). Hal ini akhirnya pembangunan berulang yang memecahkan
masalah yang melekat dalam metodologi fleksibel dibuat pada 1970an.

2. Komponen dan Tahapan Pada Model Interatif

a) Pengumpulan kebutuhan: developer dan klien bertemu dan menentukan tujuan umum,
kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya; 
b) Perancangan: perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software
yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype; 
c) Evaluasi Prototype: klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk
memperjelas kebutuhan software.

1
3. Keuntungan dari Model Iteratif
a) User dapat mencoba sistem yg sudah dikembangkan dan kemudian dapat memberikan
masukan keterlibatan user semakin intens dampak positif dalam pengembangan.
b) Prototype relatif lebih mudah dibangun dan tidak memerlukan waktu yang lama.
c) Dengan prototype, kesalahan & kelalaian dalam pengembangan dapat segera diketahui.

4. Kelemahan dari Model Iteratif


a) Setiap iterasi bergantung prototype sebelumnya solusi final umumnya terjadi apabila
ada     perbedaan yg nyata pada prototype sebelumnya.
b) Formal end-of-phasemungkin tidak terjadi, karena sangat sulit menentukan scope dari
suatu prototype > proyek tidak pernah selesai.
c) Dokumentasi seringkali tdk lengkap > fokus pada pembuatan prototype
5. Kasus Yang di Selesaikan Oleh Model Interativ
Dalam model Prototype ini akan mencontohkan Apotek yang memakai database. Kebutuhan
terhadap informasi yang akurat, lengkap dan relevan diperlukan oleh suatu badan usaha apotek
yakni contohnya pada Apotek Leuwi Sehat Majalengka, tetapi pada sistem yang sedang berjalan
hal tersebut belum didapatkan secara optimal. Pada sistem yang sedang berjalan pencatatan
masih dilakukan pada nota-nota atau buku-buku transaksi, hal ini menyebabkan kesulitan bagi
karyawan dalam pencarian data-data transaksi dan pembuatan laporan-laporan. Permasalahan
lain yang terjadi yaitu adanya kesulitan pembuatan kartu stok, karena data obat yang semakin
banyak. Dalam penelitian ini metode pendekatan yang digunakan yaitu terstruktur dengan
pengembangan sistem yang digunakan adalah model prototipe. Adapun perangkat lunak
pendukung yang digunakan untuk membangun aplikasi sistem informasi apotek ini adalah
Borland Delphi 7.0 dan SQL Server 2000. Hasil akhir dari penelitian ini yakni berupa produk
sistem informasi apotek. Dengan sistem informasi apotek yang dibuat diharapkan pencarian data,
pembuatan laporan dan kartu stok dapat dilakukan dengan lebih mudah dan waktu yang relatif
lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai