Malikus Sumadyo
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia
malikus.sumadyo@ui.ac.id
ABSTRACT
Soft Systems Methodology (SSM) is a systematic method of information system development using a structured
approach to understanding an issue, building a conceptual mode, getting the feasibility and the desired changes
and to be implemented. The system being developed using Soft Systems Methodology aimed at addressing
organizational, which is used to respond to the symptoms caused by an underlying problem that has not been
previously known. Organizations can be regarded as an open system so that the relationship between the
organization and the surrounding environment become the systemic relationships that are considered
important. And SSM is a methodology that makes the problem situation in an organization become part of a
perspective view of a problem. The use of CATWOE technique is one of the techniques in SSM stages mainly in
the stage of disclosure in a structured problem situations. However, not all paper explicitly using this
technique. What is the comparison between the use of the technique CATWOE and other techniques in the
development of the information system using the SSM. This paper explains the techniques in implementing SSM
in various areas of the organization
ABSTRAK
Soft System Methodology (SSM) adalah metode sistematis pengembangan sistem informasi dengan
menggunakan pendekatan terstruktur untuk memahami suatu masalah, membangun mode konseptual,
mendapatkan kelayakan dan perubahan yang diinginkan serta mengimplementasikannya. Sistem Informasi yang
dikembangkan menggunakan Soft System Methodology ditujukan untuk menangani masalah organisasional,
yang digunakan untuk merespon gejala yang disebabkan oleh masalah yang mendasar yang belum diketahui
sebelumnya.Organisasi dapat dikatakan sebagai sebuah sistem terbuka sedemikian rupa sehingga hubungan
antara organisasi dengan lingkungan sekitarnya menjadi hubungan sistemik yang dianggap penting. Dan SSM
adalah metodologi yang menjadikan situasi masalah dalam suatu organisasi sebagai bagian dari cara pandang
melihat sebuah masalah.Penggunaan teknik CATWOE adalah salah satu dari teknik dalam tahapan SSM
terutama dalam tahap pengungkapan situasi masalah secara terstruktur. Namun tidak semua paper secara
eksplisit menggunakan teknik ini. Bagimana perbandingan penggunaan diantara teknik CATWOE maupun
terhadap teknik-teknik lain dalam pengembangan sistem informasi menggunakan SSM. Paper ini menjelaskan
mengenai beberapa teknik dalam mengimplementasikan SSM dalamberbagai bidang organisasi.
Memandang suatu sistem dalam sistematis, masalah organisasi yang nyata, dan
organisasi, sistem secara keseluruhan dinilai merupakan tindakan analisis untuk perbaikan
lebih besar cakupannya dibanding jumlah dari dunia nyata.[1].
bagian-bagiannya. Sifat sifat sistem Terdapat beberapa alasan lain mengapa
keseluruhan tidak dapat diterangkan menggunakan SSM dalam membangun sistem
seluruhnya dalam terminologi sifat unsur- informasi, berikut ini adalah alasan yang
unsurnya. Prinsip sistem juga menyiratkan cukup beralasan yang diungkapkan dalam
bahwa dalam mengembangkan aplikasi harus paper Bennetts [4]:
dilakukan pengembangan sistem organisasi 1. Berfikir sistemik, didukung pengenalan
secara keseluruhan dari pada mengembangkan karakteristik yang muncul dalam sistem
dengan fungsi-fungsi secara terpisah. dan kegiatan dilakukan secara bersama
Sebuah organisasi atau perusahaan jika dalam monitoring dan controling.
dipandang dalam pandangan lebih luas dapat 2. Dalam aspek sosial dan organisasi
diidentifikasi situasi masalahnya. Seperti pengembangan sistem informasi, diakui
banyaknya pekerja dan tingginya tagihan dan dalam bentuk arus budaya analisis, yang
keuntungan, sibuknya pengembangan pasar, terus-menerus diperiksa dan diperbarui.
dan hubungan dengan supplier, dalam keadaan 3. Proses teknis yang diperlukan untuk
lain karena terjadi persaingan sengit dengan mengembangkan sistem dapat diwakili
perusahaan lain akhirnya situasi menjadi oleh Logic Streaming Analisis,
berubah dengan adanya daya tawar pemasok, meskipun tidak dengan proses aslinya.
persaingan pemasaran semakin sengit dan 4. Menawarkan proses pembelajaran
akhirnya berdampak pada krisis keuangan. inbuilt.
Akibatnya banyak karyawan diberhentikan, 5. Diasumsikan adanya partisipasi semua
kualitas layanan pelanggan menurun dan lain stakeholder
sebagainya.[3]. 6. Diharapkan adanya historical informasi
Masalah tersebut adalah sebagian 7. Tidak menganggap bahwa semua
contoh dari tahap-tahap awal yang dapat jawaban sudah dapat dikenali, tetapi
ditangkap dalam memandang situasi masalah bertindak sebagai sarana penataan
dalam perusahaan dan menjadi bahan bagi diskusi untuk mengidentifikasi solusi
seorang analis. Masalah dibagi dalam tiga yang tepat dan layak dalam organisasi
kelompok yaitu, masalah struktur, masalah tertentu pada waktu tertentu.
proses dan masalah hubungan diantara 8. Konteks pembangunan sistem informasi
keduanya.[3].SSM itu adalah metodologi yang ditentukan oleh pemangku kepentingan
mencoba untuk menganalisis, dengan fokus (stakeholder).
Terdapat beberapa perbedaan dalam aktor pada orang atau kelompok orang, sedang
menggunakan teknik CATWOE pada kedua pada kasus rumah sakit menempatkan
kasus diatas. Pada bagian customer tidak lembaga. Halni dapat difahami karena pada
begitu berbeda di kedua belah pihak, pada bagian tranformasi, kasus sekolah bisnis
kasus sekolah bisnis menempatkan menganggap bahwa transformasi yang
mahasiswa, komunitas dan staf pengembang dibutuhkan adalah perubahan dari kumpulan
sebagai objek customer sedangkan pada kasus ide-ide menjadi dokumen-dokumen modul,
rumah sakit menempatkan dokter dan pasien konversi input berupa kumpulan ide menjadi
sebagai objek customer. Kedua kelompok output dokumen modul meliputi bayak bagian
objek tersebut memang berperan sebagai objek dan banyak aktor yang berperan, sedang pada
penerima manfaat maupun akibat dari proses kasus rumah sakit menempatkan perubahan
transformasi.Namun pada bagian aktor dari sistem komunikasi dari kurang cukup
terdapat perbedaan yang menyolok, pada menjadi cukup adalah merupakan dapat
kasus sekolah bisnis cenderung menempatkan dilakukan sepenuhnya oleh badan atau
lembaga administratif rumah sakit. Sehingga Dalam kasus penerapan SSM di salah
walaupun pada bagian owner keduanya tidak satu rumah sakit swasta di Turki seperti dalam
terlalu berbeda, yaitu menempatkan lembaga tabel diatas, teknik CATWOE dikembangkan
yang berwenang sebagai owner atau pemilik dengan model TSM (Two Strands Model).
proses transformasi. Namun pada bagian Pengalaman dalam bidang perusahaan bidang
environment, sekolah bisnis hanya kesehatan, sebuah rumah sakit swasta di Turki
menempatkan lingkungan mahasiswa karena menerapkan model Two Strands of Soft System
sudah banyak yang terlibat sebagai aktor, dan Methodology dalam enam bagian. Bagian
sebaliknya rumah sakit menempatkan pertama mendiskusikan aspek kunci yang
objeknya lebih banyak, karena aktor yang relevan untuk menyusun dasar teori
terlibat hanya lembaga administratif. pengembangan serta metode implementasi
Salah satu perbedaan yang dilakukan SSM. Bagian kedua, menjelaskan alasan
Biggam dalam kasus sekolah bisnis dalam pemilihan SSM dengan versi Two Strands
paper ini seperti tampak dalam gambar 2 seperti, antara analisis sisi budaya, dan analisis
secara hirarki rich pisture berada dibawah berbasis logika serta asumsi singkat mengenai
CATWOE jadi rich picture disusun setelah kelemahan proses implementasi. Bagian tiga
adanya rumusan CATWOE, sebaliknya Go yaitu, aplikasi model Two Strands SSM.
membuat rich picture terlebih dahulu sebelum Dalam studi kasus di rumah sakit,
menyusun CATWOE. menggunakan SSM untuk menangani
Pada kasus sekolah bisnis Biggam beberapa masalah pelayanan kesehatan.
menyusun rich picture setelah terbentuk Bagian empat, mengevaluasi kesulitas
susunan CATWOE dengan memvisualisasikan metodologi yang ditemukan dalam setiap
kebutuhan customer, peran, ancaman, fakta, tahap SSM kemudian mencari dan
hasil observasi dan lain-lain. Rich picture yang mengajukan solusi yang lebih tepat. Bagian
menonjol yang dapat ditandai dalam kasus lima, penggunaan model. Faktor utama yang
sekolah bisnis adalah[5] : berpengaruh adalah karateristik pimpinan dan
1. Alasan bahwa modul termasuk dalam petunjuk pelaksanaan aplikasi SSM dalam
keamanan komputer proyek[7].
2. Konten modul Pada kasus rumah sakit tersebut, rich
3. Penyediaan sumber daya picture disusun terlebih dahulu, kemudian
4. Minat mahasiswa mengembangkan root definition untuk
5. Dukungan eksternal (akademisi dan mengembangkan teknik CATWOE agar lebih
pebisnis) tepat pada sasaran, namun pada titik-titik
tertentu yang dinilai dapat disesuaikan dengan
customer dan aktor. Diantaranya adalah pada pasien menuju output : penuh informasi
bagian transformasi, setelah menggali lebih WHQWDQJ SDVLHQ´ World view berkembang
jauh model konseptual pengembangan proyek menjadi pandangan mengenai sistem dokumen
untuk sistem yang relevan, dengan customer yang membantu dokter mengenai catatan
dan actor yang sama tranformasi merubah penanganan medis pasien. Dan environment-
GHILQLVL PHQMDGL ³NHWLGDNWHUVHGLDDQ VLVWHP nya berkembang menjadi uang dan staff. Jadi
MDEDWDQ PHQXMX NHWHUVHGLDDQ VLVWHP MDEDWDQ´ dalam teknik CATWOE yang diterapkan
Dengan demikian akan mempengaruhi cara dalam kasus rumah sakit, telah dilakukan
pandang / World View menjadi perubahan perbaikan iteratif dalam bagian transformation
radikal mengenai nilai dan norma dalam sehingga ketika root definition terhadapa
rumah sakit mengenai sistem jabatan. Dan masalah dinilai sudah fix selanjutnya akan
environment-nya juga bekembang menjadi menyesuaikan pada bagian world view dan
³SHPEHODMDUDQ SDVLHQ GDQ QLODL QLODL UXPDK environment.
VDNLW´ .HWLND VLVWHP GLWLQJNDWNDQ PHQMDGL Pengalaman implementasi yang lain
dokumen sistem yang sanggup menyimpan mengenai teknik CATWOE telah dilakukan
dan memproses rekaman penanganan medis oleh Bunch pada penerapan SSM untuk
pasien berdasarkan root definition sistem yang pendekatan ekosistem di India. Terdapat dua
berkembang dengan kebutuhan dokumen yang perancangan yang harus dibangun dengan
telah terdefinisi maka CATWOE berkembang menggunakan teknik ini yaitu Sistem Populasi
pada bagian transformasi, world view dan Umum dan Sistem Penampungan Air Limbah
environment. Transformasi berkembang sebagai berikut.[8].
menjadL ³LQSXW NHOHPDKDQ LQIRUPDVL WHQWDQJ
Tabel 2 : CATWOE untuk penanganan ekosistem[8]
Sistem Populasi Umum Sistem Penampungan Air Limbah
Customer (penerima manfaat Warga Warga
ataupun akibat dari sistem atau
proses tranformasi)
Actor (orang-orang yang Warga Badan Suplay Air Bersih dan Air Limbah
melakukan proses transformasi)
Transformation (konversi dari input Limbah rumah tangga / industri Daerah pembuangan membutuhkan
ke output) membutuhkan pembuangan Æ pelayanan sistem air limbah Æ Daerah
Limbah rumah tangga / industri pembuangan air limbah terlayani dengan
terbuang baik
Weltanschauung/World view Limbah rumah tangga / industri harus Limbah harus diolah dengan sebaik-
(prespektif atau cara pandang yang dibuang dengan cara sedemikian rupa baiknya sebelum dilepas ke lingkungan
membuat transformasi menjadi sehingga rumah tangga nyaman
berarti) dengan biaya yang mencukupi
Owner (orang/ kelompok yang Badan Suplay Air Bersih dan Air Badan Suplay Air Bersih dan Air
bertanggung jawab yang dapat Limbah, Otoritas Pengembangan Limbah, Legislator
menghentikan transformasi) Metropolitan, Industri
Environment (lingkungan di luar Sistem Air Limbah yang tidak Anggaran terbatas, beberapa daerah tidak
sistem yang diberikan) efisien, drainase dapat diakses ke mengakses
banyak daerah
Seperti halnya pada paper Bunch dan 4. Penerapan SSM tanpa menggunakan
Go, Saleh dalam menerapkan SSM dengan teknik CATWOE
memecah root definition dalam beberapa Ho-Leung dalam [10] mempunyai inisiatif
bagian, hanya saja Saleh lebih rinci dalam untuk membuat tahapan dalam SSM menjadi 8
melihat bagian-bagian pada organisasi. Saleh tahapan. Tahap ke 2 yang telah disusun oleh
mampu memisahkan dan merumuskan definisi Checkland beliau pecah menjadi analisis
tranformasi setiap sub root definisi. Dengan kebutuhan dan analisis individu. Analisis
dibantu cara pandang world view untuk kebutuhan dipandang secara macro
melihat sejauh mana pentingnya setiap (masyarakat umum) dan micro (organisasi),
transformasi yang diharapkan, akhirnya dapat analisis individu dilihat dari sudut tugas,
didefisikan bagian dalam CATWOE pada masalah dan tolok ukur. Hasil dari kedua
setiap sub root definisi. Dengan membagi root analisis tersebut latar belakang pengembangan
definition sedemikian rupa ternyata mampu menjadi terstruktur, yang selanjutnya dapat
membentuk model konseptual yang cukup tersusun root definition atas sistem yang
idel. Model tersebut menggambarkan sistem relevan.
secara ideal dan menampakkan hubungan Pada tahapan perumusan root definition,
setiap elemen-elemennya bahkan setiap Ho-leung fokus pada kajian mengenai tugas
elemen dapat dirinci menjadi sub elemen dan dan tanggung jawab masing-masing bagian
masing-masing sub elemen tampak pula yang berbeda dalam organisasi. Dengan
hubungannya. pertemuan formal dan informal dengan
belajarnya. SSM jika digunakan secara tepat, memperluas cara pandang dengan world view,
memungkinkan kreativitas kelompok, dan yang menjadikan transformasi lebih terarah
metodologi yang lebih baik untuk digunakan dan lebih memiliki arti. Langkah berikutnya
dalam desain sistem kerja. Untuk adalah menentukan masing masing peran
menunjukkan aplikasi praktis dari SSM dalam dalam transformasi, seperti siapa yang
menghasilkan output kreatif, beberapa bertanggung jawab terhadap proses tersebut,
lokakarya desain menggunakan SSM, lembaga siapa yang berperan sebagai aktor yang
pemerintah yang besar, yang mengakibatkan melakukan proses, dan siapa yang mendapat
output yang sangat kreatif. manfaat maupun dampak dari semua proses
Kreativitas adalah kemampuan untuk yang terjadi. Dan kemudian bagaimana dan
merespon secara adaptif terhadap kebutuhan apa saja lingkungan dari sistem yang
untuk pendekatan baru dan produk baru. terpengaruh oleh proses transformasi. Melihat
Deskripsi proses berpikir kreatif adalah dari kasus ekosistem tersebut tampak bahwa
sebagai berikut : kesulitan menangkap sebuah ekosistem yang sepertinya merupakan
masalah, adanya kesenjangan informasi, dirasa sebuah kesatuan yang utuh, tapi setelah
adanya elemen yang hilang, terdapat sesuatu dianalisis lebih jauh ternyata mempunyai dua
yang miring, selanjutnya membuat prakiraan transformasi yang berbeda, sehingga dibangun
dan merumuskan hipotesis tentang langkah teknik CATWOE yang berbeda pula.
kekurangan-kekurangan yang ada, Dari pemisahan tersebut semakin jelas pula
mengevaluasi dan menguji dugaan ini dan peran masing-masing subjek dalam melakukan
hipotesis, mungkin merevisi dan pengujian tugas sesuai root definition.
ulang mereka dan akhirnya Penerapan teknik yang tidak
mengkomunikasikan hasilnya.[12]. menggunakan CATWOE dapat dilakukan jika
Dalam organisasi, kreativitas penting terdapat perangkat lain (program atau sub
untuk inovasi serta untuk pengembangan organisasi) untuk menyusun root definition
produk dan proses baru, dan di banyak menjadi model konseptual yang mewakili
organisasi, proses berpikir kreatif diaktifkan semua kebutuhan yang mendukung.
melalui beberapa bentuk intervensi. Unsur yang sangat penting dalam
6. Kesimpulan membangun sistem informasi dengan teknik
Dilihat dari definisi setiap elemen CATWOE adalah kreatifitas. Dengan
CATWOE, kata kunci yang menjadi dasar kreatifitas akan meningkatkan kemampuan
dalam melakukan teknik tersebut adalah untuk merespon secara adaptif atas kebutuhan
transformasi. Dengan transformasi, bagian lain untuk menyelesaikan masalah dan
dalam teknik mulai dikembangkan, mulai dari menentukan peta permasalahan yang ada. Dan