Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Penelitian Ilmu Komputer, System Embedded & Logic

4(1) : 36 -48 (2016)

PENGGUNAAN TEKNIK ANALISIS DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI


MENGGUNAKAN SOFT SYSTEM METHODOLOGY (SSM)

Malikus Sumadyo
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia
malikus.sumadyo@ui.ac.id

ABSTRACT

Soft Systems Methodology (SSM) is a systematic method of information system development using a structured
approach to understanding an issue, building a conceptual mode, getting the feasibility and the desired changes
and to be implemented. The system being developed using Soft Systems Methodology aimed at addressing
organizational, which is used to respond to the symptoms caused by an underlying problem that has not been
previously known. Organizations can be regarded as an open system so that the relationship between the
organization and the surrounding environment become the systemic relationships that are considered
important. And SSM is a methodology that makes the problem situation in an organization become part of a
perspective view of a problem. The use of CATWOE technique is one of the techniques in SSM stages mainly in
the stage of disclosure in a structured problem situations. However, not all paper explicitly using this
technique. What is the comparison between the use of the technique CATWOE and other techniques in the
development of the information system using the SSM. This paper explains the techniques in implementing SSM
in various areas of the organization

Keyword: Soft System Methodology (SSM), CATWOE, information system development

ABSTRAK

Soft System Methodology (SSM) adalah metode sistematis pengembangan sistem informasi dengan
menggunakan pendekatan terstruktur untuk memahami suatu masalah, membangun mode konseptual,
mendapatkan kelayakan dan perubahan yang diinginkan serta mengimplementasikannya. Sistem Informasi yang
dikembangkan menggunakan Soft System Methodology ditujukan untuk menangani masalah organisasional,
yang digunakan untuk merespon gejala yang disebabkan oleh masalah yang mendasar yang belum diketahui
sebelumnya.Organisasi dapat dikatakan sebagai sebuah sistem terbuka sedemikian rupa sehingga hubungan
antara organisasi dengan lingkungan sekitarnya menjadi hubungan sistemik yang dianggap penting. Dan SSM
adalah metodologi yang menjadikan situasi masalah dalam suatu organisasi sebagai bagian dari cara pandang
melihat sebuah masalah.Penggunaan teknik CATWOE adalah salah satu dari teknik dalam tahapan SSM
terutama dalam tahap pengungkapan situasi masalah secara terstruktur. Namun tidak semua paper secara
eksplisit menggunakan teknik ini. Bagimana perbandingan penggunaan diantara teknik CATWOE maupun
terhadap teknik-teknik lain dalam pengembangan sistem informasi menggunakan SSM. Paper ini menjelaskan
mengenai beberapa teknik dalam mengimplementasikan SSM dalamberbagai bidang organisasi.

Keyword : Soft System Methodology (SSM), CATWOE,pengembangan sistem informasi

1. Pendahuluan produk bagi pelanggan eksternal maupun


Sistem kerja adalah suatu sistem yang internal. Organisasi dapat dipandang sebagai
terdiri dari elemen manusia maupun non kumpulan yang terdiri dari beberapa sistem
manusia yang melakukan pekerjaan kerja bukan hanya sebagai sistem kerja
menggunakan informasi, teknologi dan tunggal yang menggabungkan banyak proses
sumber daya lainnya untuk menghasilkan bisnis independen ataupun dependen.[2].

36 J Piksel 4(1) : 36 -48 (2016)


Penggunaan Teknik Analisis Dalam ...

Memandang suatu sistem dalam sistematis, masalah organisasi yang nyata, dan
organisasi, sistem secara keseluruhan dinilai merupakan tindakan analisis untuk perbaikan
lebih besar cakupannya dibanding jumlah dari dunia nyata.[1].
bagian-bagiannya. Sifat sifat sistem Terdapat beberapa alasan lain mengapa
keseluruhan tidak dapat diterangkan menggunakan SSM dalam membangun sistem
seluruhnya dalam terminologi sifat unsur- informasi, berikut ini adalah alasan yang
unsurnya. Prinsip sistem juga menyiratkan cukup beralasan yang diungkapkan dalam
bahwa dalam mengembangkan aplikasi harus paper Bennetts [4]:
dilakukan pengembangan sistem organisasi 1. Berfikir sistemik, didukung pengenalan
secara keseluruhan dari pada mengembangkan karakteristik yang muncul dalam sistem
dengan fungsi-fungsi secara terpisah. dan kegiatan dilakukan secara bersama
Sebuah organisasi atau perusahaan jika dalam monitoring dan controling.
dipandang dalam pandangan lebih luas dapat 2. Dalam aspek sosial dan organisasi
diidentifikasi situasi masalahnya. Seperti pengembangan sistem informasi, diakui
banyaknya pekerja dan tingginya tagihan dan dalam bentuk arus budaya analisis, yang
keuntungan, sibuknya pengembangan pasar, terus-menerus diperiksa dan diperbarui.
dan hubungan dengan supplier, dalam keadaan 3. Proses teknis yang diperlukan untuk
lain karena terjadi persaingan sengit dengan mengembangkan sistem dapat diwakili
perusahaan lain akhirnya situasi menjadi oleh Logic Streaming Analisis,
berubah dengan adanya daya tawar pemasok, meskipun tidak dengan proses aslinya.
persaingan pemasaran semakin sengit dan 4. Menawarkan proses pembelajaran
akhirnya berdampak pada krisis keuangan. inbuilt.
Akibatnya banyak karyawan diberhentikan, 5. Diasumsikan adanya partisipasi semua
kualitas layanan pelanggan menurun dan lain stakeholder
sebagainya.[3]. 6. Diharapkan adanya historical informasi
Masalah tersebut adalah sebagian 7. Tidak menganggap bahwa semua
contoh dari tahap-tahap awal yang dapat jawaban sudah dapat dikenali, tetapi
ditangkap dalam memandang situasi masalah bertindak sebagai sarana penataan
dalam perusahaan dan menjadi bahan bagi diskusi untuk mengidentifikasi solusi
seorang analis. Masalah dibagi dalam tiga yang tepat dan layak dalam organisasi
kelompok yaitu, masalah struktur, masalah tertentu pada waktu tertentu.
proses dan masalah hubungan diantara 8. Konteks pembangunan sistem informasi
keduanya.[3].SSM itu adalah metodologi yang ditentukan oleh pemangku kepentingan
mencoba untuk menganalisis, dengan fokus (stakeholder).

J Piksel 4(1) : 36 -48 (2016) 37


Malikus Sumadyo

2. Karakteristik SSM tentang situasi-masalah Perusahaan, seperti


SSM adalah cara yang berguna untuk yang dinyatakan oleh Checkland (1981).[6].
menangkap kebutuhan pengguna. SSM Menurut Checkland, SSM berisi penjelasan
berkonsentrasi pada perspektif stakeholder dan yang logis untuk aplikasi ilmiah yang dibagi
dengan demikian memfasilitasi keterlibatan menjadi 7 tahapan sebagai berikut [1]:
pengguna. Selain itu, alat yang digunakan 1. Situasi masalah adalah masalah
(CATWOE dan Rich Picture) mudah untuk terstruktur dan menjadi kunci ketika
digunakan dan dipahami, hal ini prosesnya didefinisikan untuk memulai
memungkinkan partisipasi lanjutan dari tahapan analisis dan review.
kelompok pengguna. Jadi manfaat utama dari Seorang analis dapat melihat struktur
SSM adalah membuat keinginan untuk pindah situasi masalah dalam istilah rancangan
dari masalah tidak terstrukturmenjadi masalah fisik, struktur laporan, pola komunikasi
terstruktursesuai dengan perubahan yang formal dan informal.
diinginkan.[5]. Dengan menggunakan analisis 2. Struktur dan proses organisasi, serta
CATWOE, membantu mengurangi situasi manajemen spesifik dan teknologi
yang kompleks menjadi beberapa kunci yang perangkat keras, ditinjau menggunakan
relevan. teknik tertentu, sehingga dapat
Cara pandang sistemik sangat penting menggambarkan situasi masalah yang
untuk menangani pemecahan masalah dalam digunakan untuk memilih informasi
organisasi. Seorang manajer tugas dasarnya untuk mendukung analisis.
adalah problem solverdan menghabiskan 3. Sistem yang relevan diatasi dengan
sebagian besar waktunya untuk berurusan menggunakan root definitionuntuk
dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan mengungkapkan tujuan utama dari sistem
dengan pemecahan masalah. Memiliki kegiatan yang dipilih dan juga
pandangan global terhadap masalah dalam menggunakan teknik CATWOE,yaitu
organisasi dan berpikir strategis dan solutif, suatu teknik dimana beberapa elemennya
sangat penting untuk meningkatkan digunakan untuk memahami analisis
kemampuan pemecahan masalah organisasi di kalimat root definitiontersebut.
tingkat manajerial. Sehingga untuk menangani 4. Model konseptual dibangun untuk
masalah perilaku manusia, diperlukan menjadi model dari pola pemikiran
metodologi sistem lunak (SSM). Dalam studi manusia yang ketat sesuai dengan definisi
kasus ini, metodologi SSM secara sistemik akar menggunakan satu set minimal
digunakan sebagai pedoman untuk diskusi kegiatan yang dapat ditarik dengan
menerapkan pemikiran sistem.

38 J Piksel 4(1) : 36-48 (2016)


Penggunaan Teknik Analisis Dalam ...

5. Membandingkan model konseptual diidentifikasi dan dibahas agar supaya


dengan kenyataannya. Kembali ke dunia dapat dilakukan langkah tindakan
nyata, berpikir pada pola diadopsi. Model berikutnya.
konseptual (tahap 4) harus dibandingkan 7. Tindakan untuk memperbaiki situasi
dengan ekspresi dunia nyata (tahap 2). masalah dalam rangka mempersiapkan
6. Melakukan pengembangan sistem yang solusi dan menentukan bagaimana
layak dan sesuai keinginan maupun menerapkan sesuai pada langkah 6.
melakukan perubahan, harus
8.

Gambar 1 : Tujuh tahapan model soft system methodology


Dalam pandangan yang lain terhadap tersebut lebih tampak hasil yang harus
tujuh model tahapan SSM, menurut Biggam produksi dari setiap tahapan, seperti terlihan
dalam [5] tahapan tersebut digambarkan dalam dalam bambar berikut.
bentuk yang lebih terstruktur. Dari gambar

Gambar 2 : Tujuh tahapan SSM dalam bentuk struktur hirarki

J Piksel 4(1) : 36 -48 (2016) 39


Malikus Sumadyo

3. Beberapa perbandingan penerapan membantu dalam menjelaskan mengenai tugas


teknik CATWOE dan pokok persoalan. Dalam penulisan ini
Sarana yang digunakan SSM untuk dibandingkan contoh penerapan CATWOE
menjadikan situasi masalah lebih terstruktur dalam organisasi Sekolah Bisnis dan
menggunakan CATWOE. Sarana ini organisasi Rumah Sakit seperti di Tabel 1.
Tabel 1. CATWOE untuk perbandingan Sekolah Bisnis dan Rumah Sakit
Sekolah Bisnis[5] Rumah Sakit[7]
Customer (penerima manfaat Mahasiswa, Sekolah, Dokter, pasien
ataupun akibat dari sistem atau Komunitas Bisnis, Staf
proses tranformasi) Pengembang
Actor (orang-orang yang Tim modul, pemasok, Lembaga/Badan
melakukan proses transformasi) Quality Control, Administratif Rumah Sakit
Akademisi dan Pebisnis,
Mahasiswa, Dosen
Transformation (konversi dari Modul dalam bentuk ide Sistem komunikasi kurang
input ke output) Æ Modul telah terkirim mencukupi Æ sistem
komunikasi mencukupi
Weltanschauung/World view Dengan melihat Rich Sistem komunikasi yang
(prespektif atau cara pandang Picture, tergambarkan bagus dapat meningkatkan
yang membuat transformasi hubungan antar objek kualitas layanan medis
menjadi berarti)
Owner (orang/ kelompok yang Sekolah Lembaga/Badan
bertanggung jawab yang dapat Administratif Rumah Sakit
menghentikan transformasi)
Environment (lingkungan di Lingkungan tempat modul Jumlah pasien, waktu,
luar sistem yang diberikan) diberlakukan kepada misdiagnosis, perawatan
mahasiswa medis yang salah

Terdapat beberapa perbedaan dalam aktor pada orang atau kelompok orang, sedang
menggunakan teknik CATWOE pada kedua pada kasus rumah sakit menempatkan
kasus diatas. Pada bagian customer tidak lembaga. Halni dapat difahami karena pada
begitu berbeda di kedua belah pihak, pada bagian tranformasi, kasus sekolah bisnis
kasus sekolah bisnis menempatkan menganggap bahwa transformasi yang
mahasiswa, komunitas dan staf pengembang dibutuhkan adalah perubahan dari kumpulan
sebagai objek customer sedangkan pada kasus ide-ide menjadi dokumen-dokumen modul,
rumah sakit menempatkan dokter dan pasien konversi input berupa kumpulan ide menjadi
sebagai objek customer. Kedua kelompok output dokumen modul meliputi bayak bagian
objek tersebut memang berperan sebagai objek dan banyak aktor yang berperan, sedang pada
penerima manfaat maupun akibat dari proses kasus rumah sakit menempatkan perubahan
transformasi.Namun pada bagian aktor dari sistem komunikasi dari kurang cukup
terdapat perbedaan yang menyolok, pada menjadi cukup adalah merupakan dapat
kasus sekolah bisnis cenderung menempatkan dilakukan sepenuhnya oleh badan atau

40 J Piksel 4(1) : 36-48 (2016)


Penggunaan Teknik Analisis Dalam ...

lembaga administratif rumah sakit. Sehingga Dalam kasus penerapan SSM di salah
walaupun pada bagian owner keduanya tidak satu rumah sakit swasta di Turki seperti dalam
terlalu berbeda, yaitu menempatkan lembaga tabel diatas, teknik CATWOE dikembangkan
yang berwenang sebagai owner atau pemilik dengan model TSM (Two Strands Model).
proses transformasi. Namun pada bagian Pengalaman dalam bidang perusahaan bidang
environment, sekolah bisnis hanya kesehatan, sebuah rumah sakit swasta di Turki
menempatkan lingkungan mahasiswa karena menerapkan model Two Strands of Soft System
sudah banyak yang terlibat sebagai aktor, dan Methodology dalam enam bagian. Bagian
sebaliknya rumah sakit menempatkan pertama mendiskusikan aspek kunci yang
objeknya lebih banyak, karena aktor yang relevan untuk menyusun dasar teori
terlibat hanya lembaga administratif. pengembangan serta metode implementasi
Salah satu perbedaan yang dilakukan SSM. Bagian kedua, menjelaskan alasan
Biggam dalam kasus sekolah bisnis dalam pemilihan SSM dengan versi Two Strands
paper ini seperti tampak dalam gambar 2 seperti, antara analisis sisi budaya, dan analisis
secara hirarki rich pisture berada dibawah berbasis logika serta asumsi singkat mengenai
CATWOE jadi rich picture disusun setelah kelemahan proses implementasi. Bagian tiga
adanya rumusan CATWOE, sebaliknya Go yaitu, aplikasi model Two Strands SSM.
membuat rich picture terlebih dahulu sebelum Dalam studi kasus di rumah sakit,
menyusun CATWOE. menggunakan SSM untuk menangani
Pada kasus sekolah bisnis Biggam beberapa masalah pelayanan kesehatan.
menyusun rich picture setelah terbentuk Bagian empat, mengevaluasi kesulitas
susunan CATWOE dengan memvisualisasikan metodologi yang ditemukan dalam setiap
kebutuhan customer, peran, ancaman, fakta, tahap SSM kemudian mencari dan
hasil observasi dan lain-lain. Rich picture yang mengajukan solusi yang lebih tepat. Bagian
menonjol yang dapat ditandai dalam kasus lima, penggunaan model. Faktor utama yang
sekolah bisnis adalah[5] : berpengaruh adalah karateristik pimpinan dan
1. Alasan bahwa modul termasuk dalam petunjuk pelaksanaan aplikasi SSM dalam
keamanan komputer proyek[7].
2. Konten modul Pada kasus rumah sakit tersebut, rich
3. Penyediaan sumber daya picture disusun terlebih dahulu, kemudian
4. Minat mahasiswa mengembangkan root definition untuk
5. Dukungan eksternal (akademisi dan mengembangkan teknik CATWOE agar lebih
pebisnis) tepat pada sasaran, namun pada titik-titik
tertentu yang dinilai dapat disesuaikan dengan

J Piksel 4(1) : 36 -48 (2016) 41


Malikus Sumadyo

customer dan aktor. Diantaranya adalah pada pasien menuju output : penuh informasi
bagian transformasi, setelah menggali lebih WHQWDQJ SDVLHQ´ World view berkembang
jauh model konseptual pengembangan proyek menjadi pandangan mengenai sistem dokumen
untuk sistem yang relevan, dengan customer yang membantu dokter mengenai catatan
dan actor yang sama tranformasi merubah penanganan medis pasien. Dan environment-
GHILQLVL PHQMDGL ³NHWLGDNWHUVHGLDDQ VLVWHP nya berkembang menjadi uang dan staff. Jadi
MDEDWDQ PHQXMX NHWHUVHGLDDQ VLVWHP MDEDWDQ´ dalam teknik CATWOE yang diterapkan
Dengan demikian akan mempengaruhi cara dalam kasus rumah sakit, telah dilakukan
pandang / World View menjadi perubahan perbaikan iteratif dalam bagian transformation
radikal mengenai nilai dan norma dalam sehingga ketika root definition terhadapa
rumah sakit mengenai sistem jabatan. Dan masalah dinilai sudah fix selanjutnya akan
environment-nya juga bekembang menjadi menyesuaikan pada bagian world view dan
³SHPEHODMDUDQ SDVLHQ GDQ QLODL QLODL UXPDK environment.
VDNLW´ .HWLND VLVWHP GLWLQJNDWNDQ PHQMDGL Pengalaman implementasi yang lain
dokumen sistem yang sanggup menyimpan mengenai teknik CATWOE telah dilakukan
dan memproses rekaman penanganan medis oleh Bunch pada penerapan SSM untuk
pasien berdasarkan root definition sistem yang pendekatan ekosistem di India. Terdapat dua
berkembang dengan kebutuhan dokumen yang perancangan yang harus dibangun dengan
telah terdefinisi maka CATWOE berkembang menggunakan teknik ini yaitu Sistem Populasi
pada bagian transformasi, world view dan Umum dan Sistem Penampungan Air Limbah
environment. Transformasi berkembang sebagai berikut.[8].
menjadL ³LQSXW NHOHPDKDQ LQIRUPDVL WHQWDQJ
Tabel 2 : CATWOE untuk penanganan ekosistem[8]
Sistem Populasi Umum Sistem Penampungan Air Limbah
Customer (penerima manfaat Warga Warga
ataupun akibat dari sistem atau
proses tranformasi)
Actor (orang-orang yang Warga Badan Suplay Air Bersih dan Air Limbah
melakukan proses transformasi)
Transformation (konversi dari input Limbah rumah tangga / industri Daerah pembuangan membutuhkan
ke output) membutuhkan pembuangan Æ pelayanan sistem air limbah Æ Daerah
Limbah rumah tangga / industri pembuangan air limbah terlayani dengan
terbuang baik
Weltanschauung/World view Limbah rumah tangga / industri harus Limbah harus diolah dengan sebaik-
(prespektif atau cara pandang yang dibuang dengan cara sedemikian rupa baiknya sebelum dilepas ke lingkungan
membuat transformasi menjadi sehingga rumah tangga nyaman
berarti) dengan biaya yang mencukupi
Owner (orang/ kelompok yang Badan Suplay Air Bersih dan Air Badan Suplay Air Bersih dan Air
bertanggung jawab yang dapat Limbah, Otoritas Pengembangan Limbah, Legislator
menghentikan transformasi) Metropolitan, Industri
Environment (lingkungan di luar Sistem Air Limbah yang tidak Anggaran terbatas, beberapa daerah tidak
sistem yang diberikan) efisien, drainase dapat diakses ke mengakses
banyak daerah

42 J Piksel 4(1) : 36-48 (2016)


Penggunaan Teknik Analisis Dalam ...

Dalam memandang ekosistem, Teknologi Informasi dan Komunikasi di


terutama arus limbah, Bunch membaginya Organisasi Pemerintahan di Saudi Arabia.
dalam dua bagian yang berbeda, yaitu sistem Dalam paper tersebut dijelaskan aplikasi
populasi umum dan sistem penampungan air SSM untuk masalah dan hambatan yang
limbah. Dari pandangan beliau mengenai dihadapi organisasi pemerintah Saudi yang
ekosistem tersebut, dirumuskan mengenai mencoba untuk mengelola ICT agar lebih
masing-masing transformasi. Bunch meningkat.[9].
menganggap bahwa dalam populasi umum Hasil studi yang dijelaskan dalam
transformasi yang terjadi adalah perubahan paper tersebut menyarankan kepada para
dari kebutuhan pembuangan limbah menjadi manajer dan profesional bidang teknologi
kondisi dimana limbah dapat terbuang. Dan informasi untuk dapat mengaplikasikan
transformasi kedua adalah perubahan daerah metodologi SSM dalam menangani masalah
penampungan limbah dari yang belum yang kurang terstruktur dan masalah yang
terlayani sistem yang baik menjadi limbah tidak jelas dalam organisasi. Penggunaan
yang terolah dengan baik sebelum disalurkan kusioner dan interview telah mencukupi dan
ke luar sistem. Dalam teknik ini memandang relevan untuk mengidentifikasi problem
melalui world view agar transformasi teknologi informasi. Saleh [9] merumuskan
menjadi lebih berarti. Transformasi akan format umum root definition sistem
menjadikan setiap rumah tangga dan industri informasi komputer menjadi format yang
menjadi nyaman karena limbahnya telah lebih detail dan relevan dengan situasi
dapat terbuang, dan sistem penampungan problem dalam empat bagian yaitu, Jaringan,
limbah mampu menghasilkan output berupa Monitoring, Komunikasi dan Pendidikan.
hasil olahan yang aman bagi lingkungan Dari setiap bagian root definition
diluar sistem. dideskripsikan masing-masing bagian
Penerapan teknik CATWOE yang dengan teknik CATWOE seperti dalam
lebih sistematik diterapkan dalam Tabel 3,4,5,6,7,8,9 sebagai berikut:
pengembangan SSM untuk identifikasi

Tabel 3. Teknik C untuk ICT


Bagian Deskripsi
Format umum Staff Organisasi, Manajer IT, CIO, pengguna jaringan informasi, pengguna
umum
Jaringan Manajemen organisasi publik dan profesional IT
Komunikasi Komite Manajemen Organisasi dan Profesional IT
Monitoring Komite Manajemen Organisasi dan Profesional IT
Pendidikan Komite Manajemen Organisasi dan Profesional IT

J Piksel 4(1) : 36 -48 (2016) 43


Jurnal Penelitian Ilmu Komputer, System Embedded & Logic
4(1) : 44 -48 (2016)

Tabel 4. Teknik A untuk ICT


Bagian Deskripsi
Format umum CIO, profesional IT
Jaringan Profesional jaringan komputer dan IT
Komunikasi Jaringan Komputer, profesional IT dan staf organisasi
Monitoring Jaringan Komputer, profesional IT dan staf organisasi
Pendidikan Jaringan Komputer, profesional IT dan staf organisasi

Tabel 5. Teknik T untuk ICT


Bagian Deskripsi
Format umum Kebutuhan bagi orang-orang yang berpengalaman dilatih untuk menjalankan dan
menggunakan sistem baru
Jaringan Kebutuhan bagi orang-orang yang berpengalaman dilatih untuk menjalankan dan
menggunakan sistem baru
Komunikasi Kebutuhan untuk membangun saluran komunikasi dan kebutuhan identifikasi end-user dan
aplikasinya
Monitoring Kebutuhan untuk membentuk tim monitoring dan maintenance
Pendidikan Kebutuhan bagi orang-orang yang berpengalaman dilatih untuk menjalankan dan
menggunakan sistem baru

Tabel 6. Teknik W untuk ICT


Bagian Deskripsi
Format umum Kebutuhan adanya sistem komputer yang memadai dan berkemampuan untuk bertukar
informasi dan pengalaman pengguna untuk meningkatkan organisasi pubik
Jaringan Diperlukannya organisasi untuk membentuk tim pengarah
Komunikasi Perlunya upaya komunikasi dan koordinasi organisasi
Monitoring Perlunya organisasi membangun tim monitoring dan maintenance yang layak dan sesuai
keinginan
Pendidikan Pelatihan komputer yang memadai yang menawarkan pengetahuan dan pengalaman untuk
semua staf komputer

Tabel 7. Teknik O untuk ICT


Bagian Deskripsi
Format umum Organisasi publik dan penyandang dana
Jaringan Organisasi Internal dan pemerintah
Komunikasi Badan Manajemen organisasi publik
Monitoring Pemerintah dan badan manajemen organisasi publik
Pendidikan Badan manajemen organisasi publik

Tabel 8. Teknik E untuk ICT


Bagian Deskripsi
Format Peraturan pemerintah, budaya, kebijakan organisasi, sumberdaya manusia, dana, masalah
umum teknik dan politik, infrastruktur jaringan, hacker, virus dan perubahan teknologi
Jaringan Budaya,peraturan,tekanan sosial politik,kecepatan perkembangan teknologi,kebijakan dan
aturan organisasi,infrastruktur jaringan,hardware,software,hacker,virus,kendala anggaran
Komunikasi Budaya, peraturan, tekanan sosial politik, kecepatan perkembangan teknologi, kebijakan dan
aturan organisasi, infrastruktur jaringan, hardware,software, hacker, virus, kendala anggaran
Monitoring Budaya, peraturan, tekanan sosial politik, kecepatan perkembangan teknologi, kebijakan dan
aturan organisasi, infrastruktur jaringan, hardware,software, hacker, virus, kendala anggaran
Pendidikan Budaya, peraturan, tekanan sosial politik, kecepatan perkembangan teknologi, kebijakan dan
aturan organisasi, infrastruktur jaringan, hardware,software, hacker, virus, kendala anggaran

44 J Piksel 4(1) : 44 -48 (2016)


Penggunaan Teknik Analisis Dalam ...

Tabel 9. Kebutuhan utama untuk ICT


Bagian Deskripsi
Jaringan - Membentuk tim pengambilan keputusan yang efektif yang memiliki aktor dari
organisasi yang bersangkutan.
- Untuk memberikan dan menggunakan teknik pengambilan keputusan yang efektif.
- Untuk membuat aktor sadar dan akrab dengan teknologi terbaru.
Komunikasi - Tentukan informasi dan pengetahuan yang perlu dibagi.
- Identifikasi aplikasi pengguna akhir yang dibutuhkan.
- Mengatur layanan jaringan dan menyediakan akses ke layanan jaringan.
- Memberikan mekanisme komunikasi yang efektif.
Monitoring - Memonitor kinerja jaringan.
- Menetapkan kriteria jaminan kualitas.
- Tentukan hambatan seperti kurangnya dana, orang, teknologi, dll
- Menyediakan hak keamanan untuk melindungi data kerahasiaan baik dan privasi.
- Menilai dan menyesuaikan layanan jaringan.
- Siapkan spesialis IT untuk kegiatan jaringan.
Pendidikan - Menyediakan alat dan fasilitas yang memadai untuk profesional TI.
- Pasokan instruksi bimbingan dan manual yang dapat dengan mudah dipahami.
- Penawaran program yang sesuai untuk menutupi topik tertentu.
- Menyediakan dosen terlatih.

Seperti halnya pada paper Bunch dan 4. Penerapan SSM tanpa menggunakan
Go, Saleh dalam menerapkan SSM dengan teknik CATWOE
memecah root definition dalam beberapa Ho-Leung dalam [10] mempunyai inisiatif
bagian, hanya saja Saleh lebih rinci dalam untuk membuat tahapan dalam SSM menjadi 8
melihat bagian-bagian pada organisasi. Saleh tahapan. Tahap ke 2 yang telah disusun oleh
mampu memisahkan dan merumuskan definisi Checkland beliau pecah menjadi analisis
tranformasi setiap sub root definisi. Dengan kebutuhan dan analisis individu. Analisis
dibantu cara pandang world view untuk kebutuhan dipandang secara macro
melihat sejauh mana pentingnya setiap (masyarakat umum) dan micro (organisasi),
transformasi yang diharapkan, akhirnya dapat analisis individu dilihat dari sudut tugas,
didefisikan bagian dalam CATWOE pada masalah dan tolok ukur. Hasil dari kedua
setiap sub root definisi. Dengan membagi root analisis tersebut latar belakang pengembangan
definition sedemikian rupa ternyata mampu menjadi terstruktur, yang selanjutnya dapat
membentuk model konseptual yang cukup tersusun root definition atas sistem yang
idel. Model tersebut menggambarkan sistem relevan.
secara ideal dan menampakkan hubungan Pada tahapan perumusan root definition,
setiap elemen-elemennya bahkan setiap Ho-leung fokus pada kajian mengenai tugas
elemen dapat dirinci menjadi sub elemen dan dan tanggung jawab masing-masing bagian
masing-masing sub elemen tampak pula yang berbeda dalam organisasi. Dengan
hubungannya. pertemuan formal dan informal dengan

J Piksel 4(1) : 36 -48 (2016) 45


Malikus Sumadyo

departemen yang terlibat dalam organisasi, model Practicipation SSM Checkland


didapatkanlah saran dan komentar. Sehingga digunakan untuk problem solving, sementara
didapatkan lima ketrampilan dan pengetahuan CDA digunakan untuk mempermasalahkan
kunci yang harus dikembangkan, yaitu : proses problem solving dalam praktek. Selama
1. Analisis, desain dan implementasi meta-proses problematisasi penelitian tersebut,
sistem informasi bisnis Eon menggunakan pendekatan sistem
2. Lingkungan bisnis beserta fungsinya Churchman dan teorinya tentang 'batas kritik'
3. Pemecahan masalah dan bahasa untuk mengeksplorasi isu-isu seperti
pemrograman pemerintahan, ketimpangan kekuasaan, dan
4. Struktur data dan desain database nilai-nilai sosial dalam organisasi.
5. Komponen sistem komputer dan Berdasarkan analisis wacana tentang bahasa
infrastruktur jaringan kepesertaan sosial, lebih lanjut dinyatakan
Pada tahapan ini Ho-leung tidak bahwa wacana kritis pendekatan analitik antar
menerapkan penggunaan teknik analisis sosial mengenai makna, memungkinkan
CATWOE untuk menyusun model konseptual. peneliti untuk meneliti lapisan lebih dalam
Sebab pada tahapan penyusunan model dari tatanan sosial, struktur hirarkis, dan
konseptual telah dibantu oleh program manifestasi linguistik mereka dalam
pengembangan Associate of Science in menafsirkan hubungan antara bahasa dan
Business Information Systems (AScBIS) . konteks serta dalam memahami struktur
Program tersebut telah mengidentifikasi kekuasaan, berikut perjuangannya, dan sifat
kebutuhan pendukung. Semua permasalah perubahan wacana dominan dalam organisasi.
mengenai program baru telah teridentifikasi 5. SSM meningkatkan kreatifitas
berikut tolok ukurnya. SSM dapat digunakan sebagai
Pada penelitian mengenai perancangan metodologi untuk meningkatkan kreativitas
sosial lain dengan pendekatan SSM juga kelompok dalam konteks organisasi. Ini
ditemukan teknik analisis yang tidak analisis teori dasar kreativitas untuk
mengguakan CATWOE. Dan dapat dipastikan memahami faktor-faktor yang meningkatkan
pendekatan SSM tersebut dibantu dengan kreativitas kelompok dalam konteks kerja,
pendekatan lain. Sebagaimana contoh paper seperti lingkungan kelompok dan motivasi
yang ditulis oleh Eon [11], pada penelitian individu dan kepribadian, dengan maksud
beliau melibatkan metodologi Critical untuk memahami bagaimana faktor-faktor ini
Discourse Analysis (CDA) berdasarkan pada diaktifkan melalui SSM.
semiotik sosial Systemic Functional Dengan pemikiran ini, SSM ditinjau
Linguistics (SFL). Dalam praktek sosial, dalam kaitannya dengan aspek kreativitas dan

46 J Piksel 4(1) : 36-48 (2016)


Penggunaan Teknik Analisis Dalam ...

belajarnya. SSM jika digunakan secara tepat, memperluas cara pandang dengan world view,
memungkinkan kreativitas kelompok, dan yang menjadikan transformasi lebih terarah
metodologi yang lebih baik untuk digunakan dan lebih memiliki arti. Langkah berikutnya
dalam desain sistem kerja. Untuk adalah menentukan masing masing peran
menunjukkan aplikasi praktis dari SSM dalam dalam transformasi, seperti siapa yang
menghasilkan output kreatif, beberapa bertanggung jawab terhadap proses tersebut,
lokakarya desain menggunakan SSM, lembaga siapa yang berperan sebagai aktor yang
pemerintah yang besar, yang mengakibatkan melakukan proses, dan siapa yang mendapat
output yang sangat kreatif. manfaat maupun dampak dari semua proses
Kreativitas adalah kemampuan untuk yang terjadi. Dan kemudian bagaimana dan
merespon secara adaptif terhadap kebutuhan apa saja lingkungan dari sistem yang
untuk pendekatan baru dan produk baru. terpengaruh oleh proses transformasi. Melihat
Deskripsi proses berpikir kreatif adalah dari kasus ekosistem tersebut tampak bahwa
sebagai berikut : kesulitan menangkap sebuah ekosistem yang sepertinya merupakan
masalah, adanya kesenjangan informasi, dirasa sebuah kesatuan yang utuh, tapi setelah
adanya elemen yang hilang, terdapat sesuatu dianalisis lebih jauh ternyata mempunyai dua
yang miring, selanjutnya membuat prakiraan transformasi yang berbeda, sehingga dibangun
dan merumuskan hipotesis tentang langkah teknik CATWOE yang berbeda pula.
kekurangan-kekurangan yang ada, Dari pemisahan tersebut semakin jelas pula
mengevaluasi dan menguji dugaan ini dan peran masing-masing subjek dalam melakukan
hipotesis, mungkin merevisi dan pengujian tugas sesuai root definition.
ulang mereka dan akhirnya Penerapan teknik yang tidak
mengkomunikasikan hasilnya.[12]. menggunakan CATWOE dapat dilakukan jika
Dalam organisasi, kreativitas penting terdapat perangkat lain (program atau sub
untuk inovasi serta untuk pengembangan organisasi) untuk menyusun root definition
produk dan proses baru, dan di banyak menjadi model konseptual yang mewakili
organisasi, proses berpikir kreatif diaktifkan semua kebutuhan yang mendukung.
melalui beberapa bentuk intervensi. Unsur yang sangat penting dalam
6. Kesimpulan membangun sistem informasi dengan teknik
Dilihat dari definisi setiap elemen CATWOE adalah kreatifitas. Dengan
CATWOE, kata kunci yang menjadi dasar kreatifitas akan meningkatkan kemampuan
dalam melakukan teknik tersebut adalah untuk merespon secara adaptif atas kebutuhan
transformasi. Dengan transformasi, bagian lain untuk menyelesaikan masalah dan
dalam teknik mulai dikembangkan, mulai dari menentukan peta permasalahan yang ada. Dan

J Piksel 4(1) : 36 -48 (2016) 47


Malikus Sumadyo

proses dengan teknik CATWOE dapat 0DUWLQHOOL ³7KH 6\VWHPLF $SSURDFK


RI 660× 7KH &DVH RI D %UD]LOLDQ
dilakukan secara iteratif hingga menemukan
&RPSDQ\ ´ YRO QR
root definition yang paling tepat.
1 *R ³6RIW 6\VWHPV 0HWKRGRORJ\ LQ $FWLRQ×
Daftar pustaka 7KH ([DPSOH RI D 3ULYDWH +RVSLWDO ´
pp. 325±361, 2014.
3 )UDQFLVFR DQG $ $]HYHGR ³$Q 66M-
0 - %XQFK ³6RIW 6\VWHPV 0HWKRGRORJ\ DQG
Based Approach to Implement a
WKH (FRV\VWHP $SSURDFK× $ 6\VWHP
Dynamic Performance Management
Study of the Cooum River and
6\VWHP ´ SS ±483, 2009.
(QYLURQV LQ &KHQQDL ,QGLD ´ YRO
6 $OWHU ³,W ,QQRYDWLRQ 7KURXJK D :RUN no. 2, pp. 182±197, 2003.
6\VWHPV /HQV ´ It Innov. Adapt.
$ = 6DOHK ³'HYHORSPHQW RI D VRIW V\VWHm
Compet. Ifip Tc8/Wg8. 6 Seventh
model to identify information and
Work. Conf. It Innov. Adapt. Compet.
communications technology issues
May 30-June 2, 2004, Leixlip, Irel.,
and obstacles in government
2004.
RUJDQL]DWLRQV LQ 6DXGL $UDELD ´ J.
3 )HUQDQGHV & 6RILD DQG $ %DUERVD ³$ Theor. Appl. Inf. Technol., vol. 20, no.
decision support approach to 2, pp. 93±104, 2010.
automatic timetabling in higher
T. Ho-/HXQJ ³/RJLFDO 6RIW 6\VWHPV
HGXFDWLRQ LQVWLWXWLRQV ´ J. Sched.,
Methodology for Education
2015.
3URJUDPPH 'HYHORSPHQW ´ Issues
P. D. C. Bennetts, A. T. Wood-harper, and S. Informing Sci. Inf. Technol., vol. 1, pp.
0LOOV ³$Q +ROLVWLF $SSURDFK WR WKH 1027±1035, 2004.
Management of Information Systems
- (RQ < +\R DQG & +RQJ ³6\VWHPLF
Development ² A View Using a Soft
Design for Applying the Combined
Systems Approach and Multiple
Use of SSM and CDA to Social
9LHZSRLQWV ´ YRO SS ±205,
Practices,´ Syst. Pract. Action Res.,
2000.
vol. 29, no. 2, pp. 149±171, 2016.
- %LJJDP DQG $ +RJDUWK ³8VLQJ Soft
- 0ROLQHX[ DQG • 7 +DVOHWW ³7KH 8VH RI
Systems Methodology To Facilitate
Soft Systems Methodology to
the Development of a Computer
(QKDQFH *URXS &UHDWLYLW\ ´ SS ±
6HFXULW\ 7HDFKLQJ 0RGXOH ´
496, 2007.
F. M. Ferrari, C. B. Fares, and D. P.

48 J Piksel 4(1) : 36-48 (2016)

Anda mungkin juga menyukai