Anda di halaman 1dari 9

Analisis Implementasi Supplier Relationship Management pada UMKM dan

Perannya Terhadap Kualitas Pemasok dan Kinerja UMKM


di Indonesia
Paradaisy Pidy Paragony, Moh. Sofitra, Dedi Wijayanto
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Pontianak 78124
E-mail: paradaisypidy@gmail.com
ABSTRAK
Pemasok memiliki peranan penting dalam berjalannya suatu usaha. Dalam Supply Chain Management (SCM)
terdapat proses bisnis yang berfokus terhadap pengelolaan hubungan suatu perusahaan dengan pemasoknya, yaitu
Supplier Relationship Management (SRM). Pada sejumlah penelitian terdahulu, penerapan SRM ini telah terbukti
memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Namun, penelitian terkait SRM yang telah dilakukan pada umumnya
hanya dilakukan terhadap perusahaan besar. Padahal, perekonomian di Indonesia hingga saat ini masih sangat
didominasi oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Mengingat adanya perbedaan dalam pola relasi
pembelian antara pembeli dan pemasok pada perusahaan besar dengan perusahaan kecil, penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengeksplorasi peran dari implementasi SRM terhadap kualitas pemasok dan kinerja usaha
UMKM di Indonesia. Dari penelitian ini juga diharapkan dapat menghasilkan usulan terkait aktivitas SRM yang dapat
diterapkan oleh UMKM sehingga dapat meningkatkan kualitas pemasok dan kinerja usahanya.
Penelitian ini dilakukan dari perspektif UMKM sebagai buyer firm. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner pada pelaku UMKM di Indonesia
dan memperoleh 171 tanggapan yang dapat diolah. Praktik SRM yang diteliti dalam penelitian ini adalah identifikasi
key supplier, information sharing, decision synchronization dan evaluasi supplier. Metode yang digunakan untuk
menguji hipotesis model dalam penelitian ini adalah PLS-SEM dengan menggunakan perangkat lunak SmartPLS v3.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas model pengukuran dan model
struktural. Dari hasil evaluasi model pengukuran dan model struktural, maka diperoleh model akhir yang kemudian
digunakan untuk pengujian hipotesis.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini memberikan hasil bahwa praktik SRM secara simultan memiliki pengaruh
signifikan terhadap kualitas pemasok, dan kualitas pemasok memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM.
Dari keempat praktik SRM yang diuji pada penelitian ini, diperoleh hasil bahwa supplier evaluation memiliki efek
terbesar terhadap kualitas pemasok, sedangkan information sharing memiliki efek terendah terhadap kualitas pemasok.

KEYWORDS
PLS-SEM, Supplier Relationship Management, UMKM, Supplier.
1. Pendahuluan mengurangi biaya pembelian material atau komponen
Supplier Relationship Management merupakan salah produksi [16].
satu proses bisnis kunci pada supply chain management Pada sejumlah penelitian terdahulu, penerapan SRM
yang mengelola hubungan perusahaan dengan ini telah terbukti memiliki pengaruh terhadap kinerja
pemasoknya. Secara sederhana, SRM adalah proses perusahaan. Perusahaan yang mampu meningkatkan
dimana suatu perusahaan mengintegrasikan sumber daya, proses pembelian atau pengadaan barang yang meliputi
teknologi, alat dan proses yang tepat untuk kualitas, harga, dan pelayanan dari pemasok akan dapat
mengkoordinasikan perusahaan dengan suppliernya meningkatkan kinerja perusahaan [18]. Namun, penelitian
sehingga dapat menciptakan suatu hubungan yang kuat terkait SRM yang telah dilakukan pada umumnya hanya
dan dapat menguntungkan kedua belah pihak. SRM dilakukan terhadap perusahaan besar. Padahal,
memiliki peran yang penting terhadap kesuksesan suatu perekonomian di Indonesia hingga saat ini masih sangat
perusahaan, hal ini disebabkan karena diperkirakan 50- didominasi oleh usaha mikro, kecil dan menengah
90% dari biaya produksi adalah merupakan biaya (UMKM). Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan
pembelian material atau bahan baku dan komponen Pusat Statistik (BPS), 99.8% dari seluruh jenis usaha yang
produksi. Sehingga secara teoritis, pengelolaan hubungan ada di Indonesia merupakan usaha mikro, kecil dan
dengan pemasok yang tepat dapat membantu perusahaan menengah. Sedangkan, usaha besar tidak mencapai 0.2%.

- 37 -
Meskipun beberapa peneliti menyatakan bahwa 2.1.2 Information Sharing
perusahaan besar dan kecil memiliki pola relasi Information sharing merupakan kemampuan
pembelian yang sama antara pembeli dan pemasoknya, perusahaan dalam berinteraksi dengan partner bisnisnya
terdapat sanggahan mengenai hal ini mengingat dalam hal berbagi informasi guna menyusun strategi
pembelian yang dilakukan oleh perusahaan kecil relatif bersama [14]. Information sharing sering kali digunakan
tidak besar dan tidak terspesialisasi [13]. Khususnya pada sebagai dimensi dalam mengukur hubungan rantai pasok.
bisnis kecil, perhatian terhadap proses Hal ini dikarenakan pembagian informasi merupakan
pembelian/pengadaan barang hanya sedikit. [5]. Untuk dasar dalam menjalin suatu hubungan. Information
beberapa alasan tertentu, pengelolaan hubungan dengan sharing pada UMKM diukur dengan adanya pertukaran
pemasok ini belum cukup dipahami dan diterapkan pada informasi mengenai perubahan kondisi bisnis, strategi
mayoritas usaha mikro, kecil dan menengah. Supplier bisnis dan hambatan yang dialami selama proses kerja
sering kali tidak dianggap penting terhadap kesuksesan sama.
usaha. Pelaku UMKM umumnya menyadari pentingnya
pelanggan bagi usaha mereka, sehingga pemilik usaha 2.1.3 Decision Synchronization
hanya berfokus untuk berusaha memberikan pelayanan Decision Synchronization (sinkronisasi keputusan)
dan menjaga hubungan yang baik dengan pelanggannya atau pengambilan keputusan bersama oleh perusahaan
saja. Padahal tidak hanya kolaborasi dengan pelanggan, dan pemasok memungkinkan perusahaan untuk
tetapi pengelolaan hubungan dengan supplier yang baik mengurangi terjadinya konflik pada hubungan rantai
juga akan mengarah pada perbaikan kinerja keseluruhan pasok. Decision synchronization merupakan salah satu
suatu perusahaan [17]. dimensi yang mampu mengukur kolaborasi atau suatu
Hal ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan hubungan antara perusahaan dengan pemasoknya.
mengenai bagaimana implementasi supplier relationship Decision synchronization menunjukkan seberapa baik
management pada UMKM. Penelitian ini dilakukan untuk perusahaan dapat berkoordinasi dan mengambil
menganalisis implementasi SRM dan apakah dengan keputusan bersama-sama dengan pemasoknya yang dapat
menerapkan SRM mampu mempengaruhi kualitas menguntungkan seluruh pihak [4].
pemasok dan apakah dengan implementasi SRM ini 2.1.4 Evaluasi Supplier
UMKM dapat meningkatkan kinerja usahanya. Oleh
Evaluasi kinerja pemasok merupakan salah satu
karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menggali lebih
praktik dalam Supplier Relationship Management [3].
dalam mengenai implementasi SRM pada UMKM serta
Implementasi Supplier Relationship Management ini
perannya terhadap kualitas pemasok & kinerja UMKM.
berperan dalam mengukur dan memonitor hasil kinerja
2. Tinjauan Pustaka pemasok. Hasil dari evaluasi kinerja pemasok bisa
2.1 Supplier Relationship Management dijadikan dasar dalam pengalokasian order di masa yang
akan datang. Tolak ukur suatu usaha telah melakukan
Supplier Relationship Management (SRM)
evaluasi pemasok dengan baik antara lain adalah
merupakan salah satu proses bisnis dari Supply Chain
senantiasa melakukan evaluasi terkait ketepatan jumlah
Management yang menyediakan struktur mengenai
pesanan yang dikirim, ketepatan waktu pembayaran &
bagaimana menjaga dan mengembangkan hubungan atau
pengiriman dan evaluasi terkait kualitas material dari
relasi dari suatu focal company dengan pemasoknya.
pemasok serta memberikan feedback yang berupa
Dalam penelitian ini, peneliti mengadaptasi beberapa
masukan ataupun reward kepada pemasok secara berkala.
teori terdahulu mengenai aktivitas SRM dan disesuaikan
2.2 Kualitas Pemasok
dengan kondisi UMKM dan diperoleh 4 aktivitas yang
akan diteliti yaitu identifying key suppliers, information Penting bagi suatu perusahaan untuk memiliki
sharing, decision synchronization, dan supplier pemasok yang berkualitas untuk dapat berkembang [12].
evaluation. Namun harus diingat bahwa penting untuk melakukan
pengukuran dengan instrumen yang tepat. Salah satu
2.1.1 identifying key supplier metode yang digunakan untuk mengukur kinerja pemasok
Perusahaan perlu membangun hubungan cross dikembangkan oleh Yp Fun dan Js Hung (1997). Metode
functional dengan key supplier. Sebaliknya, dengan ini dikenalkan dalam jurnalnya yang berjudul “A new
supplier lain yang tidak terlalu kritis vital perannya bagi measure for supplier performance evaluation”. Dimana
perusahaan, perusahaan dapat menjaga hubungan baik indikator pengukuran performa pemasok yang digunakan
sebagai “penjual-pembeli” biasa [4]. Untuk dapat adalah QCDFR (Quality, Cost, Delivery, Flexibility,
melakukan hal tersebut, perusahaan harus mampu Responsiveness) [11].
mengidentifikasi key supplier. 2.3 Kinerja Usaha

- 38 -
Kinerja merupakan sebuah gambaran mengenai Ha11: Supplier evaluation memiliki pengaruh
tingkat pencapaian suatu pekerjaan dalam organisasi signifikan terhadap kinerja UMKM
dalam upayanya untuk mewujudkan target, tujuan, visi 4. Metodologi Penelitian
dan misi dari organisasi tersebut. Apapun kegiatan
perusahaan, termasuk SRM harus bertujuan untuk Teknik pengumpulan yang digunakan dalam
meningkatkan kinerja usahanya [1]. Pada umumnya penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode
kinerja perusahaan diukur dalam penilaian empiris survei kuesioner yang disebarkan secara daring melalui
berdasarkan kinerja keuangan (financial performance), google form. Berdasarkan penentuan sampel
kinerja operasional (operational performance) dan menggunakan teori Cohen (1998) dan software g*power,
kinerja berbasis pasar (market based performance) [10]. sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
sebanyak minimal 129 sampel.
3. Kerangka Penelitian Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 450 pelaku
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya UMKM (omzet per tahun < Rp. 50 M) di Indonesia yang
hubungan antara aktivitas-aktivitas SRM yang terdiri dari bekerja sama dengan minimal 1 supplier. Hasil
decision synchronization, information sharing, penyebaran kuesioner diperoleh 21 tanggapan. Dari 212
identifying key supplier dan supplier evaluation terhadap tanggapan tersebut, 41 tanggapan dieliminasi karena tidak
kualitas pemasok dan kinerja UMKM, sebagaimana memenuhi kriteria sehingga jumlah tanggapan yang dapat
ditunjukkan dalam Gambar 1. digunakan adalah sebanyak 171 tanggapan. Data ini
kemudian diolah menggunakan PLS-SEM untuk menguji
reliabilitas dan validitas model.
Diagram alir di bawah ini menunjukkan tahapan atau
metodologi penelitian.

Gambar 1 Kerangka Penelitian


Hipotesis yang diuji berdasarkan kerangka penelitian di
atas antara lain:
Ha1: Implementasi SRM memiliki pengaruh signifikan
terhadap kualitas pemasok
Ha2: Kualitas pemasok memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja UMKM
Ha3: Implementasi SRM memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja UMKM
Ha4: Kemampuan UMKM dalam mengidentifikasi key
supplier memiliki pengaruh signifikan terhadap
kualitas pemasok
Ha5: Information sharing memiliki pengaruh signifikan
terhadap kualitas pemasok
Ha6: Decision synchronization memiliki pengaruh
signifikan terhadap kualitas pemasok
Ha7: Supplier evaluation memiliki pengaruh signifikan
terhadap kualitas pemasok
Ha8: Kemampuan UMKM dalam mengidentifikasi key
supplier memiliki pengaruh signifikan terhadap
kinerja UMKM
Ha9: Information sharing memiliki pengaruh signifikan
Gambar 2 Diagram Alir
terhadap kinerja UMKM
Ha10: Decision synchronization memiliki pengaruh 5. Hasil Penelitian
signifikan terhadap kinerja UMKM

- 39 -
Pada model penelitian ini, terdapat 6 variabel laten tinggi dengan konstruknya masing-masing dibandingkan
yang semuanya diukur secara reflektif. Sehingga, tahapan dengan konstruk lain.
evaluasi yang dilalui dalam penelitian ini adalah evaluasi
model pengukuran reflektif, dan kemudian dilanjutkan Tabel 1
dengan evaluasi model struktural. Setelah dilakukan Validitas Konvergen dan Reliabilitas
evaluasi, diperoleh model akhir dan dilakukan pengujian Indi- Outer Composite Cronbach's
AVE
hipotesis terhadap model tersebut. kator Loading Reliability alpha
5.1 Evaluasi Model Pengukuran DS1 0.822
Evaluasi model pengukuran dilakukan untuk menguji DS2 0.843
0.692 0.9 0.851
validitas dan reliabilitas konstruk. Karena seluruh DS3 0.826
konstruk pada penelitian ini diukur oleh indikatornya DS4 0.835
secara reflektif, maka pengujian yang dilakukan antara
EV1 0.797
lain adalah validitas konvergensi (AVE), reliabilitas
indikator (outer loadings), reliabilitas konsistensi internal EV2 0.776
0.584 0.849 0.762
(composite reliability dan cronbach’s alpha) dan validitas EV3 0.700
diskriminan. EV4 0.780
Tabel 1 menunjukkan nilai AVE, Composite
IS1 0.843
Reliability, Cronbach’s alpha, dan outer loading yang
merupakan kriteria dalam evaluasi validitas konvergensi IS2 0.874 0.717 0.884 0.805
dan reliabilitas model pengukuran. Berdasarkan tabel IS3 0.824
tersebut, dapat dilihat nilai AVE untuk konstruk DS, EV, KP1 0.691
IS, KP, dan KS berkisar antara 0.54 hingga 0.72, yang
KP2 0.742
artinya telah memenuhi batas minimal yang disarankan
yaitu 0.5 [6]. Composite Reliability seluruh konstruk telah KP3 0.730
0.537 0.874 0.829
melebihi batas minimal yang disarankan yaitu 0.7, KP4 0.749
sedangkan untuk nilai cronbach’s alpha konstruk DS, KP5 0.734
EV, IS dan KP telah memenuhi batas yang disarankan,
KP6 0.750
konstruk KS mendekati batas tersebut sedangkan
konstruk PU tidak memenuhi batas yang disarankan. Dari KS1 0.816
tabel juga dapat dilihat bahwa indikator PU4 dan PU5 KS2 0.748 0.621 0.831 0.694
memiliki outer loading yang sangat rendah. Indikator KS3 0.797
dengan outer loading rendah (< 0.40) sangat dianjurkan PU1 0.796
untuk dieliminasi dari model [2 & 7].
Tabel 2 menunjukkan hasil eliminasi indikator PU4 PU2 0.627
dan PU5 yang menyebabkan adanya peningkatan dari PU3 0.766 0.36 0.71 0.508
nilai AVE, composite reliability dan Cronbach’s alpha
PU4 0.318
pada konstruk PU. Dari Tabel 2 dapat dilihat Cronbach’s
alpha pada konstruk KS dan PU sedikit di bawah batas PU5 0.291
minimal yang disarankan (> 0.70). Meskipun begitu, Tabel 2
disebutkan bahwa Cronbach’s alpha cenderung meng- Validitas Konvergen dan Reliabilitas
underestimate reliabilitas konsistensi internal, sehingga Construc Average Variance Composite Cronbach's
composite reliability merupakan pengukuran yang lebih t Extracted (AVE) Reliability Alpha
diandalkan [7]. Sehingga, karena seluruh konstruk (DS, DS 0.692 0.9 0.851
IS, EV, KP, KS dan PU) telah mencapai nilai AVE dan
EV 0.584 0.849 0.762
composite reliability yang memuaskan, dapat
disimpulkan bahwa validitas konvergensi dan reliabilitas IS 0.717 0.884 0.805
model pengukuran ini telah tercapai. Evaluasi model KP 0.537 0.874 0.829
pengukuran reflektif berikutnya adalah pengujian KS 0.621 0.831 0.694
validitas diskriminan. Penelitian ini menggunakan kriteria
PU 0.578 0.802 0.649
Fornell-Larcker, cross loading dan HTMT. Evaluasi cross
loading menunjukkan bahwa seluruh indikator yang
digunakan dalam model memiliki loadings yang lebih Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa evaluasi validitas
diskriminan menggunakan kriteria Fornell Larcker

- 40 -
menghasilkan nilai akar kuadrat AVE pada tiap konstruk Tabel 5
lebih tinggi dibandingkan dengan korelasinya dengan R square
konstruk lain. Begitu pula pada Tabel 4 diketahui bahwa Konstruk R Square R Square Adjusted Keterangan
HTMT tiap indikator berada dalam batas yang ditentukan
KP 0.381 0.377 Sedang
(< 0.9) [9].
PU 0.151 0.146 Lemah
Tabel 3
SRM 0.998 0.998 Kuat
Validitas diskriminan (Kriteria Fornell-Larcker)
DS EV IS KP KS PU Tabel 5 menunjukkan hasil evaluasi R square. Nilai
dari R2 merupakan koefisien yang menunjukkan variansi
DS 0.832
sebuah variabel endogen yang dapat dijelaskan oleh
EV 0.250 0.764 variabel eksogennya. Model memprediksi variansi KP
IS 0.109 0.117 0.847 dengan koefisien 0,38. Artinya sebesar 38% variansi dari
KP 0.480 0.417 0.288 0.753 Kualitas Pemasok yang dapat dijelaskan oleh SRM.
KS 0.341 0.343 0.205 0.376 0.788 Koefisien ini dievaluasi sebagai kemampuan prediktif
model yang sedang. Sedangkan R2 dari konstruk PU
PU 0.295 0.328 0.256 0.389 0.386 0.762
(Kinerja UMKM) dinilai sebagai kemampuan prediktif
Tabel 4
model yang lemah. Sebesar 15,1% variansi Kinerja
Validitas Diskriminan (HTMT) UMKM yang mampu dijelaskan oleh SRM dan KP,
sedangkan sisanya merupakan faktor-faktor lain di luar
DS EV IS KP KS PU
penelitian ini.
DS
EV 0.31 Tabel 6
IS 0.154 0.159 f2 effect size
KP 0.55 0.533 0.343 Konstruk KP PU Keterangan
KS 0.443 0.465 0.279 0.491 KP 0.178 Sedang
PU 0.36 0.441 0.369 0.495 0.539 SRM 0.615 Kuat
2
Berdasarkan hasil evaluasi ketiga kriteria validitas Relevansi prediktif (Q ) dari path model dievaluasi
diskriminan yang telah dilakukan, diketahui bahwa tidak dengan menjalankan prosedur blindfolding. Tabel 7
terdapat permasalahan multicollinearity pada model menunjukkan hasil dari proses tersebut. Dapat dilihat,
pengukuran. Dengan begitu, model pengukuran telah nilai Q2 dari ketiga variabel endogen bernilai lebih dari 0.
memenuhi seluruh kriteria dan evaluasi model dapat Sehingga, dapat disimpulkan bahwa model dalam
dilanjutkan pada evaluasi berikutnya yaitu evaluasi model penelitian ini memiliki relevansi prediktif dengan
struktural. tingkatan lemah untuk konstruk PU dan kuat untuk
5.2 Evaluasi Model Struktural konstruk KP.
Evaluasi model struktural antara lain menguji Tabel 7
kolinearitas, koefisien determinasi R2 variabel laten, Relevansi Prediktif Q2
relevansi prediktif keseluruhan model, dan tingkat Konstruk SSO SSE Q² (=1-SSE/SSO)
signifikansi hubungan antar variabel. Untuk menguji
KP 855.000 683.694 0.200
permasalahan kolinearitas, digunakan nilai VIF sebagai
kriteria. Rentang VIF yang disarankan adalah antara 0.2 - PU 513.000 474.103 0.076
5. Berdasarkan nilai inner VIF, dapat disimpulkan bahwa SRM 2394.000 1753.303 0.268
model struktural pada penelitian ini tidak memiliki
permasalahan kolinearitas. Model akhir yang telah memenuhi seluruh evaluasi model
Langkah selanjutnya adalah menjalankan pengukuran dan evaluasi model struktural dapat
Bootstrapping dengan 5000 sampel bootstrap untuk digunakan pada tahapan selanjutnya yaitu pengujian
memperoleh tingkat signifikansi. Dengan hipotesis. Gambar 2 menunjukkan path model akhir yang
mengasumsikan alpha 5%, maka seluruh variabel dalam akan digunakan dalam pengujian hipotesis.
model struktural memiliki hubungan yang signifikan.
Hasil dari prosedur bootstrapping dapat dilihat pada
Tabel 5 dan Tabel 6.

- 41 -
Gambar 3 Path Model

5.3 Pengujian Hipotesis


Gambar 4 menunjukkan IPMA dari konstruk DS, IS, KS
Tabel 8 menunjukkan hasil pengujian hipotesis. dan EV terhadap KP. Sumbu X merepresentasikan total
Koefisien jalur dan t-values menunjukkan arah dan efek keempat konstruk terhadap KP. Sedangkan sumbu
kekuatan dari masing-masing hubungan yang diuji. Y merepresentasikan skor kinerja variabel DS, EV, IS
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil dan KS.
yang signifikan (p value < 0.05) untuk Ha1 - Ha11
sehingga keputusan yang diambil adalah dengan
menerima Ha1 - Ha11, yang artinya terdapat hubungan
signifikan antar tiap variabel yang diuji.
Tabel 8
Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Koef TStats PValues Kesimpulan

SRM -> KP Ha1 0.629 13.462 0.000 Menerima


KP -> PU Ha2 0.392 6.486 0.000 Menerima
SRM -> PU Ha3 0.246 5.447 0.000 Menerima
DS -> KP Ha4 0.347 8.328 0.000 Menerima
EV -> KP Ha5 0.249 6.769 0.000 Menerima Gambar 4 IPMA Konstruk
IS -> KP Ha6 0.137 3.380 0.001 Menerima 5 Pembahasan
KS -> KP Ha7 0.200 7.919 0.000 Menerima Penelitian ini memberikan hasil bahwa penerapan
DS -> PU Ha8 0.136 5.033 0.000 Menerima SRM di UMKM memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap kualitas pemasok dan kinerja UMKM itu
EV -> PU Ha9 0.098 4.281 0.000 Menerima
sendiri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
KS -> PU Ha10 0.054 2.925 0.003 Menerima UMKM di Indonesia telah menerapkan aktivitas SRM
IS -> PU Ha11 0.078 4.687 0.000 Menerima dengan rentang tingkat kinerja rendah (45%) hingga
cukup baik (74.1%). Identifying key supplier dan

- 42 -
supplier evaluation terbukti telah diterapkan dengan 6 Kesimpulan
cukup baik oleh UMKM di Indonesia, sedangkan Supplier Relationship Management memiliki
decision synchronization dan information sharing pengaruh signifikan terhadap kualitas pemasok (γ =
belum diterapkan dengan baik karena masih di bawah 0.629, p value = 0.000) dan kualitas pemasok memiliki
50%. pengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM (γ =
Adapun dari penelitian ini dapat diketahui supplier 0.392, p value = 0.000). Sehingga dapat diambil
evaluation memiliki total efek yang paling besar kesimpulan bahwa apabila suatu UMKM menerapkan
terhadap kualitas pemasok dan kinerja UMKM, Supplier Relationship Management dengan baik, maka
sehingga disarankan bagi UMKM untuk menjadikan kualitas pemasoknya akan meningkat begitu pula
penerapan supplier evaluation ini sebagai prioritas. Dari dengan kinerja usahanya. Namun karena jumlah
keempat instrumen yang mengukur aktivitas supplier variansi kinerja UMKM yang mampu dijelaskan oleh
evaluation, instrumen yang memiliki efek paling besar SRM dan kualitas pemasok hanya 15% (R2 = 0.151),
adalah EV4 (memberikan feedback / input). Artinya, sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor
penting bagi UMKM untuk mengevaluasi kinerja lain di luar penelitian ini, maka untuk meningkatkan
supplier, namun pihak UMKM juga harus memberikan kinerja UMKM secara optimal penerapan SRM ini harus
input perbaikan kepada pemasoknya. Dengan begitu, dilaksanakan bersama-sama dengan proses bisnis SCM
baik UMKM maupun supplier akan sama-sama lainnya.
melakukan improvement dalam kinerjanya. Selain itu, Rekomendasi terkait aktivitas SRM yang dapat
memberikan feedback berupa reward juga penting untuk diterapkan oleh UMKM untuk meningkatkan kinerjanya
sesekali dilakukan sebagai bentuk apresiasi apabila antara lain adalah merancang kontrak khusus dan
supplier telah memiliki kinerja yang memuaskan. melakukan kerja sama jangka panjang dengan key
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kemampuan supplier, senantiasa melakukan evaluasi terkait kinerja
UMKM dalam mengidentifikasi key supplier memiliki supplier dan memberikan saran perbaikan kepada
pengaruh signifikan terhadap kualitas pemasoknya. supplier, serta melakukan negosiasi sehingga pihak
Merancang dan mengembangkan kontrak khusus serta supplier bersedia melakukan joint decision making.
melakukan kerja sama jangka panjang dengan key Sedangkan untuk information sharing pada penelitian
supplier memungkinkan UMKM untuk ini ditemukan memiliki pengaruh yang relatif rendah
mengoptimalkan alokasi sumber daya yang dimiliki terhadap kualitas pemasok dan kinerja UMKM.
UMKM kepada supplier yang tepat. Dari penelitian ini
juga ditemukan bahwa UMKM harus meningkatkan 7 Batasan dan Penelitian Lanjutan
penerapan decision synchronization (DS). Hal ini Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
disebabkan karena DS belum diterapkan dengan baik implementasi Supplier Relationship Management pada
oleh UMKM di Indonesia. Rendahnya penerapan DS ini UMKM dari perspektif UMKM sebagai buyer. Pada
oleh UMKM kemungkinan disebabkan karena UMKM penelitian selanjutnya, dapat dilakukan penelitian
kurang memiliki kekuatan dalam mempengaruhi dengan menggunakan perspektif supplier atau meneliti
supplier. Untuk mengatasi hal ini, UMKM disarankan hubungan secara mutual dari perspektif supplier dan
untuk memberikan penawaran khusus yang sekiranya UMKM (buyer). Kemudian penelitian ini dilakukan
dapat memberikan keuntungan bagi supplier. terhadap UMKM yang berada di Indonesia secara
Tunjukkan komitmen UMKM dalam merencanakan general. Pada penelitian lanjutan dapat dilakukan
bisnisnya sehingga supplier akan merasa yakin dan penelitian yang lebih mendalam mengenai implementasi
bersedia untuk melakukan negosiasi dan melakukan SRM terhadap satu kelompok UMKM dengan
joint decision making. menggunakan instrumen penelitian yang lebih spesifik.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa information Selain itu, variabel yang digunakan dalam penelitian ini
sharing memiliki efek yang relatif rendah terhadap merupakan hasil adaptasi dari beberapa teori terdahulu
kualitas pemasok dibandingkan dengan ketiga variabel yang disesuaikan dengan kondisi UMKM saat ini.
lainnya. Penelitian terdahulu menyebutkan information Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain
sharing memiliki positif yang signifikan terhadap atau menambahkan & mengembangkan variabel yang
kinerja supplier. Rendahnya efek serta penerapan diteliti sehingga akan menghasilkan instrumen
information sharing ini kemungkinan disebabkan penelitian yang lebih baik dan lengkap.
karena adanya perbedaan antara perusahaan besar
dengan usaha mikro, kecil dan menengah.

- 43 -
DAFTAR PUSTAKA to Sustainable Competitive Advantage. The Journal
[1] Allen R.S., and Helms M.M., 2006, “Linking of Supply Chain Management, 37: 38–47.
Strategic Practices and Organizational Performance [14] Simatupang, T.M. & Sridharan, R. (2004).
to Porter’s Generic Strategies”, Business Process Benchmarking Supply Chain Collaboration: An
Management Journal, Vol. 12, No. 4, pp. 433-454. Empirical Study. Benchmarking: An International
[2] Bagozzi, R. P., Yi, Y., & Philipps, L. W. (1991). Journal, 11 (5): 484-503.
Assessing construct validity in organizational [15] Stank, T.P., Keller, S.B., and Daugherty, P.J.
research. Administrative Science Quarterly, 36, (2001). “Supply chain collaboration and logistical
421–458. service performance”, Journal of Business
[3] Douglas M. Lambert, “The Eight Essential Supply Logistics, Vol. 22, No. 1, pp. 29-48.
Chain Management Processes,” Supply Chain [16] Telgen, J. (1994), Inzicht en overzicht; de
Management Review, Vol. 8, No. 6 (2004), pp. 18- uitdagingen van Besliskunde en
26. Supply Chain Management Review. 8. 18-26. Inkoopmanagement, Oratie, Twente 1994.
[4] Dyer, J., Cho, D., & Cgu, W. (1998). Strategic [17] Vereecke A. & Muylle S. Performance
Supplier Segmentation: The Next “Best Practice” improvement through supply chain collaboration in
in Supply Chain Management. California Europe. International Journal of Operations and
Management Review, 40(2), 57-77. doi: Production Management 2006; 26, 11: 1176 – 1198.
10.2307/41165933 [18] W. John Morrissey, Luke Pittaway. (2006). Buyer-
[5] Ellegaard, C. (2009). The Purchasing Orientation Supplier Relationships in Small Firms: The Use of
of Small Company Owners. Journal of Business & Social Factors to Manage Relationships. Vol. 24,
Industrial Marketing, 24 (3/4): 291-300 Issue 3, 272-298/
[6] Fornell, C and Larcker, D. F. 1981. Evaluating
Structural Equation Models with Unobservable Biografi Penulis
Variables and Measurement Error. Journal Of Paradaisy Pidy Paragony, lahir di Depok, Jawa Barat
Marketing Research, 18 (1): 39-50 pada tanggal 11 Februari 1999. Anak pertama dari 3
[7] Hair, J. F., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2011). bersaudara dari pasangan suami istri Bapak Dadang
PLS-SEM: Indeed a silver bullet. Journal of Kadarusman dan Ibu Gusti Elvira. Sebelumnya
Marketing Theory and Practice, 19, 139–151. menempuh pendidikan di SDI Al-Azhar 20 Cibubur dan
[8] Hair, J. F., Hult, G. T., Ringle, C. M., & Sarstedt, lulus pada tahun 2010, SMP Karakter dan lulus pada
M. (2017). A Primer on Partial Least Squares tahun 2013, dan SMA Negeri 99 Jakarta dan lulus pada
Structural Equation Modeling (PLS-SEM), 2nd tahun 2016. Penulis menjadi mahasiswi di Jurusan
edition. Los Angeles: Sage Publications, Inc. Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
[9] Henseler, J., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2015). Tanjungpura mulai dari tahun 2016 dan menyelesaikan
A new criterion for assess- ing discriminant validity studi program sarjana dengan gelar Sarjana Teknik (S.T)
in variance-based structural equation model- ing. pada tahun 2020.
Journal of the Academy of Marketing Science, 43,
115–135. Mohamad Sofitra, lahir di Jakarta, 16 Juni 1974. Tahun
[10] Jahanshahi, A. A., Rezaie, M., Nawaser, K., 1997 beliau memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)
Ranjbar, V., & Pitamber, B. K. (2012, June 6). dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
Analyzing the Effect of Electronic Commerce on dengan bidang keahlian Teknik Industri. Kemudian
Organizational Performance : Evidence from Small melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung dan
and Medium Enterprises. African Journal of memperoleh gelar Magister Teknik (M.T.) pada tahun
Business Management, 6(15), 6486- 6496. 2002 dengan bidang keahlian Sistem Manufaktur.
[11] Li, C. C., Fun, Y. P., and Hung, J. S. 1997. A New Kemudian beliau memperoleh gelar Doktor Engineering
Measure for Supplier Performance Evaluation. IIIE dari Hiroshima University tahun 2015 bidang
Transactions, 29(9): 753-758. manajemen rantai pasok. Sejak tahun 1999 hingga saat
[12] Purdy, L. and Safayeni, F. (2000), “Strategies for ini beliau mengajar di Jurusan Teknik Industri
supplier evaluation: a framework for potential Universitas Tanjungpura, Pontianak.
advantages and limitations”, IEEE Transactions on Dedi Wijayanto lahir di Pontianak, 08 Agustus 1979.
Engineering Management, 47 (4), 435- 443. Tahun 1998 beliau memperoleh gelar Sarjana Teknik
[13] Ramsey, J. (2001). The Resource Based (S.T) di Universitas Islam Indonesia (UII) bidang
Perspective, Rents, and Purchasing’s Contribution keahlian Teknik Kimia. Kemudian memperoleh gelar
Magister Teknik (M.T) di Universitas Gadjah Mada

- 44 -
(UGM) bidang keahlian Teknologi Informasi tahun
2005. Selanjutnya beliau memperoleh Magister Teknik
(M.T) di Institut Teknologi Bandung (ITB) bidang
keahlian Teknik Manajemen Industri tahun 2009. Sejak
tahun 2008 sampai dengan sekarang merupakan dosen
tetap di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura.

- 45 -

Anda mungkin juga menyukai