Anda di halaman 1dari 30

OPERATIONS MANAGEMENT

BAB IX
By :Dr.Dadi Komardi ME

SCHOOL OF BUSINES
PELITA INDONESIA
OPERATION MANAGEMENT
IX Perencanaan Agregate dan Master Scheduling
9.1 Proses Perencanaan
Sebelum kita membicarakan perencanaan aggregate sebaiknya kita
lihat ilustrasi bagaimana manajer menerjemaahkan ramalan-ramalan ini
ke perencanaan jangka Panjang, menengah, dan pendek.
Rencana jangka Panjang, menjadi tanggung jawab manajemen puncak,
menyediakan data untuk rencana perusahaan beberapa tahun.
Rencana jangka Panjang memerlukan kebijakan dan strategi yang
berkaitan dengan masalah-masalah seperti kapasitas dan modal
investasi, lokasi fasilitas, produk baru, dan proses serta pengembangan
rantai pasokan, dan ini menjadi kewenangan dari Pimpinan puncak.
Hubungan Rencana jangka Panjang, rencana jangka menengah, serta
rencana jangka pendek

Rencana jangka Panjang ( lebih dari 1 tahun)


Keputusan kapasitas sangat penting untuk rencana jangka Panjang.
Masalah:
Penelitian dan pengembangan, Rencana produk baru, Investasi modal, Lokasi fasilitas/kapasitas
Pimpinan puncak
Rencana jangka menengah (3 sampai 18 blln)
Telknik Perencanaan Agregat.
Masalah:
Perencanaan penjualan dan operasi, Perencanaan produksi dan penganggaran, Menetapkan pekerjaan,
persediaan, dan tingkat subkontrak, menganalisis rencana operasi
Manajer Operasi & Tim penjualan dan operasi

Rencana jangka pendek (hingga 3 bln)


Telknik penjadwalan, membantu manajer mempersiapkan rencana jangkja pendek.
Masalah:
Penugasan pekerjaan, pemesanan, penjadwalan pekerjaan, pengiriman, waktu
lembur, dan bantuan tenaga paruh waktu
Penyelia & Mandor
 Rencana jangka menengah didesain konsisten dengan rencana dan strategi
jangka Panjang dari manajemen puncak serta berfungsi dengan sumber daya
yang telah ditentukan oleh keputusan strategis sebelumkaitan
nya.Tantangannya adalah rencana produksi sering harus menyesuaikan dengan
permintaan yang berubah-ubah.
 Rencana jangka menengah adalah merupakan pekerjaan manajer operasi ,
bekerja dengan bidang fungsional lain dari perusahaan, Rencana jangka
menengah ini yang akan diuraikan pada bagian ini dan berkaitan dengan
rencana agregat.
 Rencana jangka pendek, yang merupakan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab karyawan operasi.Manajer operasi bekerja dengan penyelia dan
mandor untuk menterjemaahkan rencana jangka menengah ke rencana jangka
pendek yang meliputi jadwal mingguna, harian serta jam.
 Perencanan jangka menengah ini dimulai dengan proses yang dikenal dengan
perencanaan penjualan dan operasi atau sales and operation planning (S&OP)
9.2 Perencanaan Penjualan dan operasi
 Sales and operating planning (S&OP), Suatu proses untuk
menyeimbangkan sumber daya dan permintaan yang diramalkan,
menyelaraskan permintaan bersaing organisasi dari rantai pasokan
dengan pelanggan akhir, sementara mengaitkan perencanaan strategis
dengan operasi di semua rentang waktu perencanaan.
 Perencanaan jangka menengah yang baik membutuhkan koordinasi
ramalan permintaan dengan bidang-bidang fungsional perusahaan dan
rantai pasokannya. Karena setiap bagian fungsional dari perusahaan
dan rantai pasokannya memiliki keterbatasan dan kendala, kadang
koordinasi sulit dilakukan.
 Untuk upaya-upaya mengatasi kendala- kendala tersebut diatas,
sekarang berkembang suatu proses yang disebut dengan sales and
operating planning (S&OP) atau perencanaan penjualan dan operasi,
seperti ditunjukan pada ilustrasi gambar dibawah ini:
 Hubungan dari S&OP dan rencana agregat

Keputusan Riset &


Produk Teknologi
Pasar

Perencanaan
Kapasitas
Dukungan rantai
psokan
Ramalan Perencanaan penjualan dan
Permintaan operasi mengembangkan
rencana agregat untuk
operasi
Persediaan/inve
ntoty di tangan
Jadwal produksi
Tenag dan system MRP
Kepastian
a eksternal
Kerja (subkontraktor)
Jadwal kerja
terperinci
 Salah satu tugas dari S&OP adalah menentukan rencana mana yang layak
untuk beberapa bulan kedepan dan mana rencana yang tidak
layak.Keterbatasan apapun didalam perusahaan dan di rantai pasokan , harus
dinyatakan dalam rencana jangka menengah yang mempertemukan penjualan
dari hari kehari dan operasi yang sebenarnya.
 Ketika sumberdaya pada dasarnya tampak bertentangan dengan harapan
pasar, S&OP memberikan peringatan lanjutan bagi manajemen puncak.Jika
rencana jangka pendek tidak bisa diimplementasikan, Latihan perencanaan
tidak berguna, selanjutnya jika rencana tidak bisa dijalankan dalam jangka
Panjang, maka perubahan strategis perlu dibuat.
 Untuk menjaga rencana agregat dan mendukung peran perencanaan jangka
menengah, S&OP menggunakan ramalan bergulir yang sering diperbaharui,
seringkali ramalan mingguan atau bulanan.
 Keluaran dari S&OP adalah rencana agregat.Rencana agregat berkaitan
dengan penentuan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah pada
masa mendatang, Biasanya 3 sampai 12 bulan kedepan.
 Rencana agregat menggunakan informasi mengenai kelompok atau lini produk
jadi bukan individu.Rencana ini berkaitan dengan total, atau agregate dari
lini produk individu.
9.3 Perencanaan Agregate
Pada umumnya, variasi musim dalam permintaan tidaklah
dapat dihindari, juga termasuk dalam pelayanan publik.Hal
ini menyebabkan suatu otganisasi tidak secara tepat
memprediksi kondisi yang akan dihadapi di masa depan.
Sehingga dibutuhkan perencanaan yang meng-integrasikan
keseluruhan dalam manajemen operasi pada masa depan.
Kebutuhan ini mencakup tingkat produksi, tingkat
kebutuhan tenaga kerja, dan tingkat kebutuhan persediaan.
Perencanaan agregate ada kaitannya dengan
beberapa kegiatan secara keseluruhan terutama
dengan perencanaan kapasitas.

Hubungan antara Perencanaan kapasitas,


Perencanaan Agregate dan Penjadwalan jangka
pendek termasuk Operasional Schedule dapat
diilustarikan seperti tersebut dibawah ini;
Gambar 9.3 : Hubungan antara Perencanaan kapasitas, Perencanaan
Agregate dan Penjadwalan jangka pendek termasuk Operasional
Schedule

Capacity Planning (Long term:years) Capacity Plan and for New Facilities
Change in Facility Adjust capacity to the demand suggested by
Change in Equipment strategic plan

Agregate Planning ( Intermediate Agregate Production plan


term;quarterly or monthly) (Determine personel or subcontracting
Facilities utilization, Personal changes necessary to match agregate demand to
Subcontracting existing facilities/capacity)

Master Schedule (Intermediated term;weekly) Master Production Schedule (determine


Material requirements planning weekly capacity schedule)
Disagregate the agregate plan

Short-Term Schedulling (Short Work assigned to Specifiv personel and


term;days,hours,minute) Work Centers
Work center loading (Make finite capacity schedule by matching
Job sequencing/dispatching specific task to specific people and machine
Agregate Production Plan excample

Month 1 1
Bike Production 800 850

Master Production Schedule for bike Models

Month 1 Month 2
Week 1 2 3 4 5 6 7 8

Model 22 200 200 200 200


Model 24 100 100 150 100
Model 26 100 100 100 100
9.4 Pemahaman Rencana Agregat
 Perencanaan agregate merupakan perencanaan kapasitas, yang
melebihi waktu 3 sampai 12 bulan.
 Perencanaan agregate untuk mencapai suatu rencana produksi,
agar dapat efektif dalam menggunakan sumber-sumber daya
organisasi untuk dapat memenuhi permintaan yang
diharapkan.
 Perencanaan agregate dimaksudkan sebagai penetapan tingkat
operasi produksi dari kelompok atau grup untuk jangka waktu
menengah.
 Maksud perencanaan agregate adalah untuk menspesialisasikan
kombinasi yang optimal dari tingkat operasi produksi, tingkat
kebutuhan tenaga kerja dan tingkat persediaan yang ada.
9.5 Konsep Perencanaan Agregate
 Perencanaan agregate umumnya menghindari untuk berfokus
pada produk-produk individu, kecuali suatu organisasi yang
menghasilkan satu produk utama.
 Pada konsep perencanaan Agregate ini ditekankan pada
kelompok produk yang sama, atau satu lini produk yang
menyeluruh.
 Sebagai contoh, perencana dalam satu perusahaan produk
televisi, mereka menetapkan tidak hanya fokus pada set 21-
inch, tetapi mencoba membandingkan dengan set 25-inch, 27-
inch atau yang lainnya.Kemudian perencana menentukan untuk
menghasilkan seluruh model secara bersama, dan berurusan
dengan ketiga-tiganya, sehingga menjadikannya perencanaan
agregate.
9.6 Rencana Operasi Agregate
 Rencana operasi agregate berkaitan dengan penetapan
tingkat produksi dari kelompok produk, dalam jarak waktu
menengah, yaitu 3 sampai 12 bulan.
 Maksud utama dari perencanaan agregate adalah untuk
menspesifikasikan kombinasi yang optimal dari tingkat
produksi, tingkat kebutuhan tenaga kerja, dan besarnya
persediaan yang ada ditangan.
 Rencana agregate berbentuk laporan, yang diformulasikan
dengan berisi tujuan dari rencana dan dasar pikiran.
9.7 Teknik Perencanaan Agregate
 Terdapat beberapa teknik yang dapat membantu tugas
dalam penyusunan perencanaan agregate, tetapi pada
umumnya dikelompokan dalam dua cara, Metode-metode
grafik atau Graphical techniques yang umum digunakan
dan model matematis.
 Secara detail dapat dilihat pada referensi bahan ajar
(Operation Manajemen: Sustainability and Supply Chain
management, by Jay Heizer-Barry Render)
 Perencanaan agregate terdiri dari langkah-langkah yaitu:
1.Menentukan besarnya permintaan untuk setiap periode
2.Menentukan besarnya kapasitas dalam waktu reguler,
overtime dan subkontrak, untuk setiap periode.
3.Mengidentifkasikan kebijakan perusahaan yang jitu,
sperti untuk perawatan, persediaan aman sebesar lima
persen dari permintaan, dan perawatan untuk kestabilan
tenaga kerja.
4.Menentukan biaya per unit untuk waktu reguler,
overtime, subkontrak, inventori yang ditangan, back-
orders, lay-offs,dan biaya relevan lainnya.
5.Mengembangan rencana alternatif dan menghitung
biaya untuk masing-masing
9.8 Perencanaan Agregate Dalam bisnis jasa
 Perencanaan agregate dalam bisnis jasa adalah untuk
memproyeksikan permintaaan pelanggan, besarnya
kapasitas, dan kapabilitas tenaga kerja.
 Hasil rencana agregate digunakan bagi lamanya atau
jumlah waktu yang akan dilalui dan kebutuhan staf jasa.
 Pada umumnya perencanaan agregate bagi industri
manufaktur mempunyai kesamaan dengan perencanaan
agregate untuk bisnis jasa, terutama dalam penekanan
perhatian, walaupun terdapat beberapa perbedaan yang
terkait dengan perbedaan dalam ciri umum antara
manufaktur dan jasa.
Perbedaan Perencanaan agregate dalam bisnis jasa
terlihat, yaitu:
1.Jasa terjadi apabila konsumen mengajukan pesanan
atau permintaan.Bisnis jasa ini berbeda dengan hasil
manufaktur, dimana jasa tidak dapat disimpan, sehingga
tidak ada persediaan.
2.Permintaan akan jasa adalah sulit untuk diperkirakan,
terutama karena volume permintaan akan sangat variabel.
3.Ketersediaan kapasitas jasa adalah sangat sulit di
prediksi.
4.Fleksibilitas tenaga kerja dapat memudahkan atau
menguntungkan bagi bisnis jasa
Proses Perrencanaan agregate pada bisnis jasa berbeda
dengan proses di industri manufaktur, contoh-contoh
perencanaan agregate dalam bisnis jasa:
1. Rumah Sakit
Perencanaan agregate dalam Rumah sakit akan digunakan
untuk pengalokasian dana, staf dan pasokan persediaan
untuk memenuhi permintaan layanan dari pasien.
Umumnya digunakan untuk layanan jasa medis mereka,
seperti rencana kapasitas tempat tidur, banyaknya
pasokan peralatan bedah dan banyaknya kebutuhan
personalia, yang didasarkan pada prakiraan ramalan bedah
pasien.
2. Jasa Penerbangan
Perencanaan agregate dalam Industri penerbangan
bersifat lebih rumit.Perencanaan ini sangat tergantung
pada perhatian atau penekanan pada luasnya faktor
kebutuhan, seperti pesawat terbang, tenaga penerbang
dan tenaga dalam penerbangan, serta personalia di
darat, dan berapa banyak rute penerbangan, serta
tempat landing, depature. Selain itu juga perlu
diperhatikan pertimbangan persentase tempat duduk,
yang dialokasikan untuk berbagai tarif kelas guna
memaksimalkan keuntungna atau yield.
 Pada dasarnya dalam bisnis jasa, haruslah ada
upaya untuk memaksimalkan keuntungan atau
yield. Dalam hal ini harus digunakan yield
management yang meng-alokasikan strategi
harga, untuk mengalokasikan kapasitas di antara
berbagai katagori permintaan.
 Yield management adalah suatu pendekatan,
dalam mencari upaya memaksimalkan revenue,
dengan menggunakan strategi variable pricing,
dimana harga ditetapkan secara relatif untuk
kapasitas yang tersedia.
 Selama periode permintaan rendah, harga yang
ditawarkan adalah dengan pemberian diskon,
untuk dapat menarik populasi yang luas.
 Dalam hal ini, adalah sebaliknya untuk selama
peak periods, harga ditawarkan relatif tinggi
untuk dapat mengambil keuntungan dari pasokan
atau suply yang terbatas secara relatif terhadap
permintaan.Penggunaan yield management
umumnya dimanfaatkan dalam perusahaan-
perusahaan penerbangan, retoran, teater, hotel,
resort, cruise lines, parking lots.
9.9 Master Schedulling
 Master schedulling adalah inti dari suatu rencana dan
pengendalian produksi. Master schedulling ini
menentukan besarnya jumlah unit yang dibutuhkan,
untuk dapat memenuhi permintaan, dengan
menggunakan seluruh sumber daya.
 Hal ini akan menjadi keputusan kunci atas kegiatan yang
dijalankan organisasi perusahaan, Master Schedulling
akan menjadi keputusan antar muka antara pemasaran,
perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan
perencanan distribusi.
 Master Schedulling merupakan upaya untuk dapat
memenuhi delivery yang tepat, terhadap pergudangan
dan pelanggan akhir.
 Dengan demikian, Master Schedulling dapat memampukan
produksi dan mengevaluasi kebutuhan kapasitas. Master
Schedulling juga memberikan informasi yang
dibutuhkan untuk produksi dan pemasaran.
 Dengan Master Schedulling dapat didorong
terlaksananya sistem perencanaan kebutuhan material
atau Material Requirement Planning (MRP).
 Dalam hal ini orang penting yang berperan dalam proses
master schedulling adalah disebut master scheduler.
 Seorang master scheduler haruslah dapat melakukan
tugas-tugas:
1) Mengevaluasi dampak dari suatu pesanan yang baru
2) Menetapkan tanggal waktu deliveri untuk pesanan itu, dan
3) Melakukan deal untuk masalah-masalah keterlambatan
produksi, atau keterlambatan deliveri barang.
 Disamping itu, juga melakukan revisi master schedulling
bila dibutuhkan, karena tidak cukupnya pasokan atau
kapasitas .
 Akhirnya master scheduller harus dapat memberikan
contoh atas ketidak cukupan kapasitas, yang harus
menjadi perhatian dari personalia produksi dan
pemasaran, sehingga mereka harus dapat berpartisipasi
dalam memecahkan konflik,bila terjadi.
 Perlu disadari, proses master schedulling bukanlah untuk
menggambarkan rencana produksi.Hal ini karena, seperti
diketahui bahwa master schedule hanyalah
menggambar-kan jumlah dan waktu, seperti waktu
deliveri, untuk suatu produk atau kelompok produk.
 Dalam beberapa contoh, adalah lebih
ekonomis untuk menghasilkan output dalam
jumlah yang besar, daripada menghasilkan
hanya dalam jumlah yang kecil.
 Hal ini karena kelebihan output secara
temporer, akan dapat ditempatkan dalam
persediaan, sampai dengan waktu yang
dibutuhkan.
 Master Schedulling produksi atau Master
Production Schedulle (MPS) menunjukan jumlah
dan waktu dari perencanaan produksi. Dalam
jadwal ini, harus diperhatikan jumlah deliveri
yang diinginkan dan waktunya, seperti jumlah
inventory yang harus dipersiapkan harus ada
ditangan.
 Master Schedulling produksi merupakan satu dari
proses master scheduling yang posesnya
diilustrasikan pada gambar 8.7 dibawah ini;
KELUARAN
MASUKAN

Persediaan
Persediaan
Proyeksi
awal
MASTER
SCHEDULLING Schedule Master
Perkiraan
Produksi
Ramalan

Pesanan Uncommited
Pelanggan Inventory
# Terima kasih *

Anda mungkin juga menyukai