Anda di halaman 1dari 106

TUGAS AKHIR

ANALISA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT SPEEDOMETER


RODA DUA DI PT. INDONESIA NIPPON SEIKI

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat


dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Disusun oleh :
Nama

: Ahmad Rofhiudin

NIM

: 41613120062

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2015

LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama

: Ahmad Rofhiudin

N.I.M

: 41613120062

Jurusan

: Teknik Industri

Fakultas

: Teknik

Jusul Skripsi : Analisa Perencanaan Produksi Speedometer Roda


Dua di PT. Indonesia Nippon Seiki.
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat
ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di
kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau menjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas
Mercu Buana.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,

(Ahmad Rofhiudin)

LEMBAR PENGESAHAN

Analisa Perencanaan Produksi Agregat Speedometer Roda Dua di PT.


Indonesia Nippon Seiki

Disusun Oleh :
Nama

: Ahmad Rofhiudin

NIM

: 41613120062

Jurusan

: Teknik Industri

Pembimbing,

(Agung Chandra, ST. MT)

Mengetahui,
Koordinator Tugas Akhir / Ketua Program Studi

(Ir. M. Kholil, MT)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Analisa
Perencanaan Produksi Agregat Speedometer Roda Dua di PT. Indonesia Nippon
Seiki. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi
serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik
Industri Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jakarta.
Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda
tercinta Hasanudin Mahmud dan Ibunda yang kusayangi Sri Mulyani, Adik-adiku
Tercinta Ririn Nuryani, Ghina Athiyyah dan Kartika N. Putri dan Abangku
Raymond S. Lapian yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta
perhatian moril maupun materil. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat,
Kesehatan, Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang
telah diberikan kepada penulis.
Penghargaan dan terima kasih penulis berikan kepada Bapak Agung
Chandra, ST. MT. selaku Pembimbing yang telah membantu penulisan skripsi ini.
Serta ucapan terima kasih kepada :
1. Yth. Bapak M. Kholil, MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
Universitas Mercu Buana.
2. Yth. Ibu Puspita Dewi Widayat, ST. MT. selaku dosen penguji sidang
skripsi yang memberikan banyak masukan.
3. Seluruh Staff Pengajar Fakultas Teknik Industri Universitas Mercu Buana
yang senantiasa memberikan banyak ilmu.
4. Teman-teman seperjuangan Teknik Industri Program Kelas Karyawan
Universitas Mercu Buana Angkatan 24 yang telah banyak membantu
3

dalam memberikan tambahan referensi dalam penulisan skripsi ini dan


selalu solid dalam menjalani masa-masa perkuliahan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak dan
apabila ada yang tidak tersebutkan mohon maaf serta menyadari bahwa laporan
ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, baik dari isi, tata
bahasa dan cara penulisan. Semoga laporan ini bermanfaat tidak hanya bagi
penulis, tetapi bagi instansi terkait dan semua pembaca.

Jakarta, 5 Juli 2015

Ahmad Rofhiudin

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini untuk melihat perencanaan produksi secara optimal selama
satu tahun kedepan menggunakan perencanaan agregat dengan tiga metode, yaitu level
strategy, chase strategy dan mixed strategy. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meminimalkan biaya manufaktur dengan melakukan penyesuaian terhadap perencanaan
di tingkat produksi, tenaga kerja dan persediaan serta beberapa variable lain yang dapat
dikendalikan sehingga perusahaan bisa memilih perencanaan produksi yang paling minim
biayanya. Bentuk penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, objek penelitiannya
yaitu speedometer. Metode analisis data yang digunakan adalah pembuatan rencana
produksi peramalan (forecasting) dengan memadankan tingkat produksi sesuai
permintaan, mengurangi atau menambah tenaga kerja sesuai permintaan,
memfluktuasikan tingkat persediaan atau menggabungkan tingkat produksi dengan
tingkat permintaan. Sehingga dari opsi-opsi tersebut peneliti bisa melakukan perencanaan
mana yang akan direkomendasikan untuk perusahaan terutama yang paling minimum
biayanya. Dari hasil analisa dan penelitian ini penulis menetapkan perencanaan agregat
dengan chase strategi yang dipilih, karena biaya yang diperlukan perusahaan untuk
produksi paling minimum. Setelah semua perencanaan tersebut dipilih untuk digunakan
oleh perusahaan maka perusahaan bisa langsung membuat jadwal induk produksi.
Kata kunci : Peramalan, Perencanaan agregat, dan Jadwal Induk Produksi.

ABSTRACT
The background of this research is to see production planning optimally for one year
planning fore uses aggregate with three methods , namely the level of strategy , chase
strategy and mixed strategy. The purpose of this research is to minimize the cost of
manufacturing with adapt planning at the level of production labor and supplies as well
as some other variable that can be controlled so the company can choose production
planning the most minimum cost. This study using the form of quantitative methods , the
object of his research that is a speedometer .The method of analysis the data used was
making the production of forecasting plan by combining production level on demand ,
reduce or increase the labor on demand , fluctuations in the level of supplies or combine
production level with the level of demand. So researchers can do the options of planning
which would most especially to the company recommended minimum cost .The result of
this research sets the author of the analysis and planning strategy chosen on aggregate
with chase , because the cost of production required companies to the minimum .After all
the planning is chosen to be used by companies and companies to immediately make the
master production schedule.
Keyword : Forecasting, Aggregate Planning, and Master Production Scheduling.

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................4
1.3 Batasan Masalah.........................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................................4
1.5 Objek Penelitian.........................................................................................5
1.6 Metode Penelitian.......................................................................................5
1.7 Sistematika Penulisan.................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
2.1 Production Planning and Inventory Control (PPIC)...................................8
2.2 Perancangan Produksi................................................................................9
2.3 Perencanaan Produksi.................................................................................9
2.3.1 Karakteristik Produksi....................................................................10
2.4 Teori Peramalan........................................................................................11
2.4.1 Definisi Peramalan (Forecasting)..................................................11
2.4.2 Peranan dan Kegunaan Peramalan.................................................13
2.4.3 Jenis-jenis Peramalan.....................................................................14
2.4.4 Teknik Peramalan...........................................................................17
2.4.5 Perlunya Ketelitian Peramalan.......................................................19
2.5 Perencanaan Agregat................................................................................19
2.5.1 Strategi Perencanaan Agregat........................................................21
2.5.2 Jadwal Induk Produksi (JIP)..........................................................24
2.5.3 Perencanaan Kapasitas dan JIP......................................................24
2.6 Pengendalian Produksi.............................................................................25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................26
3.1 Metodologi Penulisan...............................................................................26
3.2 Asumsi asumsi Penelitian......................................................................26
3.3 Pembatasan Penelitian..............................................................................27
3.4 Skema Penelitian......................................................................................29
3.4.1 Level Strategy.................................................................................30
7

3.4.2 Chase Strategy...............................................................................30


3.4.3 Mixed Strategy...............................................................................31
3.5 Metode Kalkulasi......................................................................................31
3.5.1 Formula-formula yang digunakan..................................................31
3.5.2 Tools dan Software yang digunakan..............................................31
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA..............................32
4.1 Perencanaan Produksi...............................................................................32
4.1.1 Prakiraan (Forecasting).................................................................33
5.1.2 Pola Data........................................................................................34
5.1.3 Perencanaan Agregat......................................................................35
BAB V ANALISA HASIL....................................................................................45
5.1 Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy...........................45
5.2 Analisa Biaya Masing-masing Strategi....................................................54
5.3 Analisa Hasil Masing-masing Strategi.....................................................55
5.4 Discussion.................................................................................................56
5.5 Jadwal Induk Produksi (JIP).....................................................................56
BAB VI PENUTUP..............................................................................................58
6.1 Kesimpulan...............................................................................................58
6.2 Saran.........................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................60
LAMPIRAN..........................................................................................................62

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alur Perencanaan Produksi PT. Indonesia Nippon Seiki.....................28
Gambar 2. Skema 1 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat.....................................29
Gambar 3. Skema 2 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat.....................................30
Gambar 4. Grafik Forecasting Tahun 2015............................................................34

DAFTAR TABEL
Halaman
Table 1. Rencana Produksi PT. INS Tahun 2015...................................................32
Table 2. Hasil Perhitungan Forecast Dengan 3 Metode.........................................33
Table 3. Hasil Forecast Tahun 2015 Menggunakan Metode Moving Average......34
Table 4. Forecast PT. INS pada bulan April-Desember 2015................................39
Table 5. Demand PT. INS Periode April-Des 2015...............................................40
Table 6. Kapasitas produksi Speedometer PT. INS................................................41
Table 7. Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Operasional Gudang.........................46
Table 8. Kapasitas Penyimpanan perbulan Level Strategic...................................46
Table 9. Biaya Penyimpanan Level Strategi periode April-Desember 2015.........47
Table 10. Perhitungan biaya Level Strategi periode April-Des 2015.....................47
Table 11. Jumlah TK Chase Strategi periode April-Desember 2015.....................49
Table 12. Biaya TK Chase Strategi Periode April-Des 2014.................................49
Table 13. Perhitungan Biaya Chase Strategi periode April-Des 2015...................50
Table 14. Biaya Penyimpanan Mixed Strategi periode April-Des 2015................54
Table 15. Perhitungan Biaya Mix Strategi periode April-Des 2015......................54
Table 16. Analisa Biaya Metode Level, Chase dan Mixed Strategi.......................55
Table 17. Hasil Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategi
Perencanaan Agregat..............................................................................................55
Table 18. Jadwal Induk Produksi Speedometer April-Mei 2015...........................56

10

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Forecasting 2015 Metode Weight Moving Average...........................62
Lampiran 2. Grafik forecasting 2015 Weight Moving Average..............................62
Lampiran 3. Forecast 2015 Metode Exsponential Smoothing...............................63
Lampiran 4. Grafik forecasting 2015 Exponential Smoothing..............................63
Lampiran 5. Perencanaan Agregat Level Strategic pada PT. INS tahun 2015.......64
Lampiran 6. Perencanaan Agregat Chase Strategic pada PT. INS tahun 2015......64
Lampiran 7. Perencanaan Agregat Mixed Strategic pada PT. INS tahun 2015.....65
Lampiran 8. Statistik Produksi Aktual Sepeda Motor............................................66
Lampiran 9. Struktur Organisasi PPC PT. INS......................................................67
Lampiran 10.Katalog Produk Speedometer PT. INS.............................................68

11

BAB I
PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang
Industri manufaktur adalah kelompok perusahaan yang mengolah bahanbahan atau bahan baku (raw material) menjadi barang setengah jadi atau menjadi
barang jadi yang pada akhirnya akan mempunyai nilai tambah yang lebih besar.
(Prawirosentono, 2007).Salah satu contohnya adalah industri manufaktur
otomotif yang melakukan produksi kendaraan bermotor untuk memenuhi
kebutuhan manusia akan alat transportasi. Seiring berjalannya waktu dan
perkembangan jaman, manusia dituntut untuk serba cepat dalam berbagai hal yang
mengakibatkan pergeseran kebutuhan masyarakat, dari kendaraan roda dua yang
tidak bermesin banyak diminati oleh masyarakat menjadi kendaraan roda dua
bermesin yang lebih lagi disukai banyak orang, karena kendaraan tersebut dapat
langsung digunakan tanpa menggunakan tenaga manusia. Data permintaan
tersebut dapat dilihat pada lampiran, Statistik produksiAsosiasi Industri Sepeda
Motor Indonesia (AISI).
Tingginya permintaan pasar, perusahaan dituntut untuk menghasilkan
produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, berkualitas, dan sesuai dengan
permintaan konsumen, tidak hanya itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan

faktor persaingan. Untuk itu, setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat
agar tidak kehilangan pasar. Dalam mengadakan kegiatan produksi perusahaan
dituntut untuk dapat memprediksi tingkat permintaan pasar, kapasitas produksi
pabrik, tempat dan biaya penyimpanan serta tenaga kerja yang diperlukan,
sehingga mengefisiensikan biaya produksi dan operasi namun mengoptimalkan
output produk. Untuk memenuhi hal itu perusahaan memerlukan sistem
perencanaan produksi yang tepat. Dengan adanya perencanaan yang baik, maka
biaya produksi akan lebih efektif serta permintaan pasar dapat terpenuhi. Oleh
karena itu perencanaan produksi merupakan aspek penting yang harus
diperhatikan perusahaan.
Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis adalah bertujuan
memberikan keputusan yang optimum berdasarkan sumberdaya yang dimiliki
perusahaan dalam memenuhi permintaan produk yang akan dihasilkan. Dengan
maksud utama adalah menetapkan kombinasi yang optimal dari tingkat produksi,
jumlah tenaga kerja, dan tingkat persediaan, sehingga diperoleh biaya minimal
dalam horizon perencanaan tertentu.
Beberapa faktor penting dalam perencanaan produksi adalah forecasting
(peramalan) yang merupakan acuan target kapasitas produksi yang akan dicapai
untuk memenuhi permintaan konsumen baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang, kapasitas gudang sebagai stasiun perhentian terakhir produk sebelum
menuju konsumen, serta faktor faktor lain yang mempengaruhi proses produksi.
Salah

satu

metode

untuk

perencanaan

produksi

adalah

menggunakan

Perencanaan Produksi Agregat. Menurut Handoko (2000), Perencanaan Agregat


adalah proses perencanaan kuantitas dan pengaturan waktu keluaran selama

periode waktu tertentu (biasanya antara 3 bulan sampai 1 tahun) melalui


penyesuaian variabel variabel tingkat produksi, karyawan, persediaan dan
variabel variabel yang dapat dikendalikan lainnya.
Kendaraan bermotor roda dua, terdiri atas beberapa komponen untuk
dirakit menjadi produk yang mempunyai fungsi. Salah satunya adalah
speedometer yaitu alat pengukur kecepatan kendaraan darat, yang merupakan
perlengkapan standar setiap kendaraan yang beroperasi di jalan. Speedometer
berfungsi agar pengemudi mengetahui kecepatan kendaraan.
Perkembangan negara yang semakin modern dan fleksibel, pada saat ini
ada beberapaindustri manufaktur yang memproduksi speedometer dikarenakan
tingginya permintaan masyarakat akan kendaraan bermotor roda dua. Menurut
data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) pada tahun1996 produksi
sepeda motor di Indonesia sebanyak 1.425.373 unit, tahun 2006 mencapai
produksi 4.458.886 unitsepeda motor, dan pada tahun 2010 produksi sepeda
motor naik lagi hingga7.395.390 unit (http://www.aisi.or.id/statistic/). Dan
industri pembuatan komponen speedometer di Indonesia salah satunya adalah
Nippon Seiki Indonesia, Co.,Ltd
PT. Indonesia Nippon Seiki merupakan perusahaan manufaktur yang hasil
produksinya adalah komponen kendaraan bermotor roda dua dan roda empat,
khususnya speedometer. PT. Astra Honda Motor adalah bagian dari pemegang
saham dan salah satu customer tetap perusahaan. Selain AHM, PT. INS juga
memiliki beberapa customer antara lain PT. Astra Daihatsu Motor, PT. Honda
Prospect Motor, PT. Yamaha Indonesia Manufacturing, PT. Suzuki Indonesia
Motor, dan PT. Kawasaki Motor Indonesia. Hal inilah yang menjadi pertimbangan

untuk memilihtopik Analisa Perencanaan Produksi Agregat Periode April


Desember 2014 dalam kegiatan penelitiana di PT. Indonesia Nippon Seiki.

I.2

Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diangkat oleh penulis dalam penulisan
laporan tugas akhir ini adalah bagaimana merancang perencanaan produksi
speedometer periode Mei 2015 Desember 2015 yang optimal dengan
menggunakan perencaan agregat, sehingga dapat meminimalkan biaya produksi
serta tercapainya efisiensi dan efektifitas produksi.

I.3

Batasan Masalah
Penelitian ini diharapkan tertuju pada benang merah masalah yang sudah
ditetapkan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam perumusan masalah.
Agar penelitian ini tidak melebar atau melampau ruang lingkup masalah, maka
penulias mencoba memberikan batasan masalah :
a. Ruang lingkup penelitian hanya mencangkup satu tahun terakhir yaitu
Januari 2014 Desember 2014.
b. Hanya mencangkup ruang lingkup Department Produksi dan PPIC pada
PT. Indonesia Nippon Seiki.

I.4

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk meminimumkan biaya manufaktur dengan melakukan penyesuaian
terhadap perencanaan di tingkat produksi, tingkat tenaga kerja, dan tingkat
persediaan, serta beberapa variabel lain yang dapat dikendalikan.

2. Untuk mencapai perencanaan produksi satu tahun kedepan dengan cara


menganalisis metodelevel, chase dan mixed strategi dalam perencanaan
produksi agregat serta dipilih yang paling minimum biayanya.
I.5

Objek Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, objek penelitian yang dipilih penulis adalah
sebuah komponen elektrik sepeda motor roda dua yaitu speedometer. Adapun
pemilihan speedometer ini sebagai objek penelitian dengan alasan bahwa
perencanaan produksi pada PT. Indonesia Nippon Seiki masih menggunakan cara
lama yaitu dengan menganalisa perencanaan produksi berdasarkan pengalaman
dari tahun-tahun sebelumnya.

I.6

Metode Penelitian
Metode yang dilakukan penulis meliputi studi lapangan dan studi pustaka
dengan langkah langkah sebagai berikut :
a. Menetapkan tujuan penelitian
b. Melakukan studi awal di lokasi dan studi pustaka
c. Mengidentifikasi masalah
d. Melakukan pengumpulan data
e. Melakukan pengolahan data
f. Melakukan analisis
g. Menetapkan model perbaikan masalah
h. Mengusulkan konsep pemecahan masalah
i. Kesimpulan

I.7

Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini disusun berdasarkan suatu sistematika penulisan
yang secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut :
BAB I

Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pokok
permasalahan,

tujuan

penelitian,

pembatasan

masalah

dan

metodologi penulisan serta sistematika penulisan.


BAB II

Tinjauan Pustaka
Bab ini menerngkan secara singkat tentang teori-teori yang
berhubungan dan berkaitan erat dengan masalah yang akan dibahas
serta merupakan tinjauan kepustakaan yang menjadi kerangka dan
landasan berfikir dalam proses pemecahan masalah penelitian.

BAB III

Metodologi Penelitian
Dalam bab ini penulis memberikan informasi yang berisi data-data
yang dapat digunakan sebagai landasan atau pedoman untuk
mengolah data hasil riset yang berguna dalam memecahkan
masalah.

BAB IV

Pengumpulan dan Pengolahan Data


Pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan
dalam proses produksi, pengendalian waktu secara garis besar.
Dijelaskan pula mengenai pengambilan data yang diperlukan di
dalam

pemecahan

masalah,

hasil

pengamatan

terhadap

permasalahan dan hasil analisa pengujian data yang diperoleh dari


perusahaan.

BAB V

Hasil dan Analisa


Pada bab ini diuraikan mengenai pembahasan dari hasil yang telah
diperoleh sesuai dengan pedoman pada landasan teori serta
dibuatkan langkah-langkah penyelesaian berdasarkan alternative
yang ada.

BAB VI

Penutup
Bab ini merupakan bab yang berisi suatu kesimpulan dari hasil
penelitian dan pengolahan data yang telah diperoleh pada bab
sebelumnya disertai dengan saran-saran yang diusulkan penulis
agar dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Production Planning and Inventory Control (PPIC)


Menurut Handoko (2000), Production Planning and Inventory Control

(PPIC) berarti perencanaan produksi dan pengendalian persediaan. Setiap


perusahaan dituntut untuk memiliki tenaga kerja supervisor PPIC yang handal
dalam membuat perencanaan dan pengendalian produksi, serta membantu manajer
produksi dalam menjalankan kegiatan produksi pada sebuah industri.Tujuan dari
perencanaan produksi dan pengendalian persediaan adalah merencanakan dan
mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam, dan keluar pabrik sehingga
posisi

keuntungan

dicapai.Pengendalian

optimal

yang

produksi

merupakan

dan

tujuan

persediaan

perusahaan

dimaksudkan

dapat
untuk

mendayagunakan sumber daya produksi yang terbatas secara efektif, terutama


dalam usaha memenuhi permintaan konsumen dan menciptakan keuntungan bagi
perusahaan.Oleh karena itu PPIC dapat mengevaluasi perkembangan permintaan
konsumen, posisi modal, kapasitas produksi, tenaga kerja, dan lain sebagainya.
Tugas aktivitas PPIC adalah menginterprestasikan tujuan yang saling
berlawanan antara bagian produksi, bagian penjualan, bagian keuangan dan
menjabarkannya ke dalam rencana produksi dan kebijaksanaan persediaan untuk

mencari keputusan optimal. Di dalam suatu organisasi, PPIC berguna untuk


meningkatkan produktivitas, meminimasi pemborosan dengan mengkoordinasikan
ketersediaan tenaga kerja, peralatan dan bahan baku, dengan dapat meningkatkan
kinerja PPIC secara khusus, maka perbaikan produktivitas juga dapat ditingkatkan
dengan cara mengatur rancangan tata cara kerja produksi dengan baik (Handoko,
2000).
2.2

Perancangan Produksi
Salah satu fungsi manajerial terpenting dalam semua jenis organisasi itu

adalah menjamin bahwa masukan-masukan berbagai sumber daya organisasi


menghasilkan produk-produk atau jasa-jasa yang dirancang secara tepat, atau
keluaran-keluaran yang dapat memuaskan kenginan para langganan (Handoko,
2000). Perbaikan produktivitas dapat dilakukan dengan meningkatkan rancangan
dan tata cara kerja produksi sehingga menjadi efisien (Kusuma, 1999).
2.3

Perencanaan Produksi
Kegiatan perencanaan produksi dimulai dengan melakukan forecasting

(prakiraan) untuk mengetahui terlebih dahulu apa dan berapa yang perlu
diproduksi bermaksud untuk memperkirakan permintaan akan barang-barang atau
jasa-jasa perusahaan (Handoko, 2000). Dikemukakan oleh Kusuma (1999), bahwa
peramalan kebutuhan merupakan titik awal kegiatan pengendalian produksi,
peramalan dilakukan dalam satu jangka waktu perencanaan yang disebut horison
perencanaan. Organisasi yang sehat, para perencana terus-menerus merencanakan
jadwal terinci aktivitas untuk beberapa periode mendatang, merencanakan

10

bagaimana kondisi optimal ketersediaan sumber daya dengan ekspetasi


permintaan produk, serta mengembangkan strategi penggunaan sumber daya itu.
Perencanaan produksi adalah pernyataan suatu rencana produk dalam
bentuk agregat.Perencanaan produksi merupakan dasar untuk membuat Jadwal
Induk Produksi (JIP).Empat langkah utama perencanaan produksi yaitu
peramalan, pemerataan pengunaan kapasitas, menentukan alternative produksi
yang layak dan mengalokasikan permintaan ke periode produksi.
Dasar dari dibuatnya perencanaan produksi adalah bahwa terdapat masalah
dalam suatu proses produksi, yaitu fluktuasi permintaan pasar yang tidak dapat
diidentifikasi. Sehingga perlu adanya alternatif penyelesaian masalah tersebut
yaitu

penyesuaian

tenaga

kerja,

sistem

persediaan

dan

jam

kerja

lembur.Keberhasilan pemakaian alternative ini diukur dari ongkos yang


dikeluarkan seminimal mungkin dan kebutuhan sebanyak mungkin.
2.3.1

Karakteristik Produksi

Perencanaan produksi mempunyai beberapa karakteristik, antara lain :


1. Tidak rinci, rencana dibuat untuk famili atau kelompok produk.
2. Periode perencanaan biasanya bulanan.
3. Horizon perencanaan bisa sama panjang dengan rencana bisnis, biasanya
lima tahun.

11

2.4

Teori Peramalan
Untuk menyelesaikan masalah di masa datang yang tidak dapat dipastikan,

orang senantiasa berupaya menyelesaikannya dengan model pendekatanpendekatan yang sesuai dengan perilaku aktual data, begitu juga dalam melakukan
peramalan.
Peramalan (forecasting) permintaan akan produk dan jasa di waktu
mendatang dan bagian-bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan
pengawasan produksi. Suatu peramalan banyak mempunyai arti, maka peramalan
tersebut perlu direncanakan dan dijadwalkan sehingga akan diperlukan suatu
periode waktu paling sedikit dalam periode waktu yang dibutuhkan untuk
membuat suatu kebijaksanaan dan menetapkan beberapa hal yang dipengaruhi
kebijaksanaan tersebut.
Peramalan diperlukan disamping untuk memperkitakan apa yang akan
terjadi dimasa yang akan datang juga para pengambil keputusan perlu untuk
membuat planning.
2.4.1

Definisi Peramalan (Forecasting)


Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan

untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa
yang akan datang. Oleh karena itu, peramalan pada dasarnya merupakan suatu
taksiran, tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu peramalan dapat lebih
daripada hanya satu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu
taksiran yang ilmiah meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan
oleh adanya keterbatasan kemampuan manusia.

12

Sebelum menjabarkan tentang metode peramalan ini, maka terlebih dahulu


diuraikan definisi dari peramalan itu sendiri.
Menurut (Biegel, 1999):
Peramalan adalah kegiatan memperkirakan tingkat permintaan produk yang
diharapkan untuk suatu produk

atau beberapa produk dalam periode waktu

tertentu di masa yang akan datang.


Dalam peramalan (forecasting) tidak jarang terjadi kesalahan misalnya
saja penjualan sering tidak sama dengan nilai eksak yang diperkirakan. Sedikit
variasi dari perkiraan sering dapat diserap oleh kapasitas tambahan, sediaan
penjadwalan permintaan. Tetapi, variasi perkiraan yang besar dapat merusak
operasi. Ada tiga cara untuk mengakomodasi perkiraan, yaitu : yang pertama
adalah mencoba mengurangi kesalahan melakukan pamerakiraan yang lebih baik.
Yang kedua adalah, membuat fleksibilitas pada operasi dan yang terakhir adalah
mengurangi waktu tunggu yang dibutuhkan dalam prakiraan. Tetapi kemungkinan
kesalahan terkecil adalah tujuan yang konsisten dengan biaya prakiraan yang
masuk akal.
Menurut (Elwood, 1996):
Peramalan atau forecasting diartikan sebagai penggunaan teknik-teknik statistik
dalam bentuk gambaran masa depan berdasarkan pengolahan angka-angka
historis.
Menurut (Makridakis, 1988):
Peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan
manajemen.

13

Organisasi selalu menentukan sasaran dan tujuan, berusaha menduka


faktor-faktor lingkungan, lalu memilih tindakan yang diharapkan akan
menghasilkan pencapaian sasaran dan tujuan tersebut. Kebutuhan akan peramalan
meningkat

sejalan

dengan

usaha

manajemen

untuk

mengurangi

ketergantungannya pada hal-hal yang belum pasti. Peramalan menjadi lebih


ilmiah sifatnya dalam menghadapi lingkungan manajemen. Karena setiap
organisasi berkaitan satu sama lain, baik buruknya ramalan dapat mempengaruhi
seluruh bagian organisasi. (Makridakis, 1988)
2.4.2

Peranan dan Kegunaan Peramalan


Beberapa bagian organisasi dimana peramalan kini memainkan peranan

yang penting antara lain (Makridakis, 1988):


a. Penjadwalan sumberdaya yang tersedia
Penggunaan sumber daya yang efisien memerlukan penjadwalan produksi,
transportasi, kas, personalia dan sebagainya.
b. Penyediaan sumber daya tambahan
Waktu tenggang (lead time) untuk memperolah bahan baku, menerima
pekerja baru, atau membeli mesin dan peralatan dapat berkisar antara
beberapa hari sampai beberapa tahun. Peramalan diperlukan untuk
menentukan kebutuhan sumber daya di masa mendatang.
c. Penentuan sumber daya yang diinginkan
Setiap organisasi harus menentukan sumber daya yang ingin dimiliki
dalam jangka panjang. Keputusan semacam itu bergantung pada
kesempatan pasar, faktor-faktor lingkungan dan pengembangan internal
dari sumber daya financial, manusia, produk dan teknologis. Semua

14

penentuan ini memerlukan ramalan yang baik dan manajer dapat


menafsirkan perkiraan serta membuat keputusan yang tepat.
Walaupun terdapat banuyak bidang lain yang memerlukan peramalan
namun tiga kelompok di atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan
jangka pendek, menengah dan panjang dari organisasi saat ini. Dengan adanya
serangkaian kebutuhan itu, maka perusahaan perlu mengembangkan pendekatan
berganda untuk memperkirakan peristiwa yang tidak tentu dan membangun suatu
sistem peramalan. Pada gilirannya, organisasi perlu memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang meliputi paling sedikit empat bidang yaitu identifikasi dan
definisi masalah peramalan, aplikasi serangkaian metode peramalan, prosedur
pemilihan metode yang tepat untuk situasi tertentu dan dukungan organisasi untuk
menerapkan dan menggunakan metode peramalan secara formal.
Tiga kegunaan peramalan antara lain adalah :
1. Menentukan apa yang dibutuhkan untuk perluasan pabrik.
2. Menentukan perencanaan lanjutan bagi produk-produk yang ada untuk
dikerjakan dengan fasilitas yang ada.
3. Menentukan penjadwalan jangka pendek produk-produk yang ada untuk
dikerjakan berdasarkan peralatan yang ada.
2.4.3

Jenis-jenis Peramalan
Situasi peramalan sangat beragam dalam horizon waktu peramalan, faktor

yang menentukan hasil sebenarnya, tipe pola dan berbagai aspek lainnya. Untuk
menghadapi penggunaan yang luas seperti itu, beberapa teknik telah
dikembangkan. Peramalan pada umumnya dapat dibedakan dari berbagai segi
tergantung dalam cara melihatnya.

15

Dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, peramalan dapat dibedakan atas
dua macam, yaitu:
a. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk
penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah
tahun atau tiga semester. Lebih tegasnya peramalan jangka panjang ini
berorientasi pada dasar atau perencanaan.
b. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk
penyusunan hasil ramalan yang dilakukan kurang dari satu setengah tahun
atau tiga semester.
Penetapan jadwal induk produksi untuk bulan yang akan datang atau
periode kurang dari satu tahun sangat tergantung pada peramalan jangka pendek.
Apabila dilihat dari sifat penyusunannya, maka peramalan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
1. Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau
intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan atau
ketajaman pikiran orang yang menyusunnya sangat menentukan baik
tidaknya hasil peramalan.
2. Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang
relevan pada masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik dan metodemetode dalam penganalisaan data tersebut.
Dilihat dari sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan
atas dua macam, yaitu:
1. Peramalan kualitatif atau teknologis, yaitu peramalan yang didasarkan atas
data kualitatif masa lalu. Hasil peramalan yang ada tergantung pada orang

16

yang menyususnnya, karena peramalan tersebut sangat ditentukan oleh


pemikiran yang bersifat intuisi, judgement (pendapat) dan pengetahuan
serta pengalaman dari penyusunnya. Metoda kualitatif dibagi menjadi dua
metode, yaitu:
a. Metode eksploratif
Pada metoda ini dimulai dengan masa lalu dan masa kinoi sebagai awal
dan bergerak ke arah masa depan secara heuristik, sering kali dengan
melihat semua kemungkinan yang ada.
b. Metode normatif
Pada metode ini dimulai dengan menetapkan sasaran tujuan yang akan
datang, kemudian bekerja mundur untuk melihat apakah hal ini dapat
dicapai berdasarkan kendala, sumber daya dan teknologi yang tersedia.
2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data
kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat tergantung pada
metode yang digunakan dalam peramalan tersebut. Metode yang baik
adalah metode yang memberikan nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan
yang mungkin.
Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi
sebagai berikut (Makridakis, 1988):
1. Informasi tentang keadaan masa lalu.
2. Informasi tersebut dapat dikualifikasikan dalam bentuk data numerik.
3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus
berkelanjutan pada masa yang akan datang.

17

Metode peramalan kuantitatif terbagi atas dua jenis model peramalan yang
utama, yaitu:
1. Model deret berkala (time series), yaitu:
Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan
antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang
merupakan deret waktu.
2. Model Kausal
Yaitu metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola
hubungan antara variabel lain yang mempengaruhinya, yang bukan waktu
yang disebut metode korelasi atau sebab akibat.
a. Metode regresi dan korelasi
b. Metode ekonometri
c. Metode input dan output
2.4.4

Teknik Peramalan

Teknik peramalan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:


A. Metode Time Series (Deret Waktu)
Secara garis besar metode time series dapat dikelompokkan menjadi:
1. Metode Averaging
Dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda
mempunyai bobot yang sama sehingga fluktasi random data dapat direndam
dengan rata-ratanya. Biasanya dipakai untuk peramalan jangka pendek.
Adapun metode-metode yang termasuk didalamnya, antara lain:

18

a. Simple Average
Rumus yang digunakan:
T +(n1)

FT +n = X=

i=n

Xi
( Rumus 1)
T

Dimana :
X bar = F

= Hasil ramalan

= Periode

Xi

= Demand pada periode t

b. Simple Moving Average


Apabila diperoleh data yang stasioner, metode ini cukup baik untuk
meramalkan keadaan. Rumus yang digunakan:
X 1 + X 2+ + X n ( Rumus2.2)
FT +n = X=
T
Dimana :
X bar = F

= Hasil ramalan

= Periode

Xi

= Demand pada periode t

2. Metode Smoothing (Pemulusan)


Dipakai pada kondisi dimana bobot data pada periode yang satu berbeda
dengan data pada periode sebelumnya dan membentuk fungsi Exponential
yang biasa disebut Exponential Smoothing.
Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential
Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan data
karena tidak perlu lagi menyimpan data historis. Pengaruh besar kecilnya a
berlawanan arah dengan pengaruh memasukan jumlah pengamatan. Metode
ini selalu mengikuti setiap trend dalam data sebenarnya karena yang dapat

19

dilakukannya tidak leboh dari mengatur ramalan mendatang dengan suatu


persentase dari kesalahan terakhir. Untuk menentukan a mendekati optimal
memerlukan beberapa kali percobaan.
Rumus yang digunakan:
Ft +1=F t + ( X tF t ) ( Rumus 2.3)
Ft +1

Dimana:

2.4.5

= Hasil peramalan untuk periose t + 1

= Konstsnta pemulusan

Xt

= Data demand pada periode t

Ft

= Periode Sebelumnya

Perlunya Ketelitian Peramalan


Tanpa

mempermasalahkan

bagaimana

memperolehnya,

ketelitian

peramalan adalah suatu hal yang pokok dan perlu sekali. Kebijaksanaan dalam
perusahaan secara langsung atau tidak langsung akan didasarkan oleh ramalanramalan. Oleh karena itu, ketidak telitian dan kesalahan dalam ramalan-ramalan
dapat menghasilkan kebijaksanaan yang tidak menguntungkan. Dengan suatu
pasar yang persaingannya tinggi, berhasil atau gagal tergantung pada tingkat
pengendalian melalui ramalan-ramalan yang baik.
2.5

Perencanaan Agregat
Perencanaan produksi agregat adalah perencanaan produksi yang dibuat

untuk seluruh produk dengan menggunakan sumber yang sama tanpa rinci ke
dalam masing-masing produk yang berbeda.

20

Tujuan perencanaan produksi agregat adalah untuk mengembangkan suatu


rencana produksi secara menyeluruh yang fleksibel dan optimal. Fleksibel berarti
dapat memenuhi permintaan pasar dan sesuai dengan kapasitas yang ada. Optimal
berarti menggunakan sumber daya yang efektif dan mengeluarkan biaya
seminimal mungkin.
Biaya-biaya yang termasuk dalam perencanaan produksi agregat adalah :
1. Biaya Jam Kerja Normal (Regular time cost)
2. Biaya Jam Kerja Lembur (Over Time Cost)
3. Biaya Persediaan (Inventory Cost)
4. Biaya Subkontrak
5. Biaya Penambahan Tenaga Kerja (Hiring Cost)
6. Biaya Pengurangan Tenaga Kerja (Lay Off Cost)
Menurut Heizer dan Render (2005), perencanaan agregat adalah sebuah
pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka
menengah antara tiga hingga delapan belas bulan. Perencanaan agregat berfungsi
untuk menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi
dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan,
pekerjaan lembur dan tingkat subkontrak, yang dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Rencana Produksi = (Permintaan Total Inventori awal) + Inventori akhir

21

2.5.1

Strategi Perencanaan Agregat


Terdapat tujuh strategi yang dipakai dalam perencanaan agregat yaitu

melakukan variasi tingkat persediaan, melakukan variasi jam kerja, melakukan


variasi jumlah tenaga kerja, subkontrak, menggunakan tenaga kerja paruh waktu,
mempengaruhi permintaan dan pemesanan tertunda selama permintaan tinggi,
tidak semua sistem produksi dengan menggunakan semua alternatif tersebut, tiaptiap alternatif dapat dikombinasikan pemakaiannya untuk mendapatkan strategi
produksi terbaik dengan biaya produksi minimum. Berikut ini penjelasan dari
ketujuh perencanaan agregat :
1. Variasi tingkat persediaan
Jumlah karyawan dan waktu kerja tetap sehingga rata-rata produksi tetap,
kelebihan produksi disimpan untuk kemudian digunakan pada saat
permintaan melebihi tingkat produksi.
2. Variasi jam kerja
Jumlah karyawan tetap untuk suatu tingkat produksi tertentu.Jika
permintaan naik, diadakan penambahan jam kerja untuk menambah
produksi, sedangkan jika permintaan turun dilakukan pengurangan jam
kerja.
3. Variasi jumlah tenaga kerja
Jika permintaan tinggi dilakukan penambahan tenaga kerja, jika
sebaliknya maka akan dilakukan pengurangan tenaga kerja.

22

4. Subkontrak
Permintaan bertambah sementara kapasitas produksi tidak cukup dan
perusahaan tidak menghendaki hilangnya permintaan atau pelanggan
penting.
5. Penggunaan pekerja paruh waktu
Biaya rendah dan lebih fleksibel daripada menggunakan tenaga kerja
tetap.Namun mengakibatkan pergantian tenaga kerja dan biaya pelatihan
lebih tinggi, serta mempengaruhi konsistensi produk.
6. Mempengaruhi permintaan
Jika permintaan turun, perusahaan berusaha menaikkan permintaan dengan
diskon, iklan, promosi dan lain-lain
7. Pemesanan tertunda selama periode permintaan tinggi
Pemesanan tertunda adalah pemesanan barang atau jasa yang diterima
perusahaan tetapi baru dapat dipenuhi kemudian setelah perusahaan
mempunyai persediaan
Menurut Maarif dan Tanjung (2003), Secara garis besar, terdapat dua
strategi pokok yang digunakan dalam perencanaan agregat yaitu : Chase Strategy
dan Level Strategy.

23

1) Chase Strategy
Chase Strategy adalah strategi yang ditempuh dengan cara menetapkan
produksi sama dengan forecast.Ciri-ciri Chase Strategy adalah :

Memadankan tingkat produksi dengan tingkat permintaan.


Menambah/mengurangi tenaga kerja sesuai dengan tingkat

permintaan.
Jumlah tenaga kerja tetap, tetapi jam kerja tidak tetap.
2) Level Strategy
Level Strategy adalah startegi yang ditempuh dengan cara menjaga tingkat
output, produksi, tenaga kerja yang konstan. Ciri-ciri Level Strategy adalah :
Mempertahankan tingkat produksi yang tetap.
Memfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs dan lost sales
3) Mixed Strategy
Mixed Strategy adalah startegi yang ditempuh dengan cara penggabungan
antara Chase dan Level Strategy. Ciri-ciri MixedStrategy adalah :

Menggabungkan tingkat produksi dengan tingkat permintaan dan

tetap.
Menggabungkan dari dua metode level dan chase tingkat
persediaan, order backlogs dan lost sales

24

2.5.2

Jadwal Induk Produksi (JIP)


Menurut Handoko (2000), suatu rencana terperinci tentang apa dan berapa

banyak perusahaan merencanakan untuk memproduksi masing-masing produk


akhir dalam setiap periode waktu (biasanya minggu) untuk beberapa bulan yang
akan datang. JIP merupakan rencana induk perusahaan dan telah disetujui akan
mengendalikan

sistem

Production

Planning

Inventory

Control

(PPIC).

Bagaimanapun juga, hal ini dapat diubah secara periodik untuk mencerminkan
pesanan-pesanan baru atau ramalan-ramalan baru dengan berjalannya waktu.
2.5.3

Perencanaan Kapasitas dan JIP


Menurut Handoko (2000), penyusun jadwal harus mengetahui kira-kira

berapa banyak jam kerja karyawan, atau ton, atau berbagai ukuran beban kerja
menyeluruh lainnya yang akan dibebankan pada setiap departemen utama untuk
mengerjakan pesanan-pesanan yang telah diterima. Hal ini menunjukan kuantitas
dan waktu kapasitas yang tersedia dalam setiap departemen. Selanjutnya perlu
juga diperhatikan urutan pembebanan kerja dalam departemen-departemen yang
berbeda agar tidak terjadi penundaan-penundaan. JIP untuk pesanan-pesanan yang
direncanakan untuk diselesaikan dan dikirim per periode waktu, sehingga
pemberian perintah dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disusun.
Menurut Heizer dan Render (2005), kapasitas adalah jumlah maksimum unit yang
diproduksi dalam suatu waktu tertentu.
Kapasitas desain adalah output maksimum sistem secara teoritis dalam
suatu waktu tertentu. Sebagian besar organisasi mengoperasikan
fasilitasnya pada tingkat yang lebih rendah dari kapasitas desain. Mereka

25

melakukannya secara sadar karena mereka dapat beroperasi secara lebih


efisien bila sumber daya digunakan tidak melampaui batas maksimum.
Kapasitas efektif adalah kapasitas yang diharapkan dapat dicapai oleh
sebuah perusahaan dengan keterbatasan operasi yang ada.
Utilisasi adalah persentase kapasitas desain yang sesungguhnya telah
dicapai. Utilisasi = Output aktual/kapasitas desain.
Efisiensi adalah persentase kapasitas efektif yang sesungguhnya telah
dicapai. Efisiensi = Output aktual/kapasitas efektif.
2.6

Pengendalian Produksi
Menurut Kusuma (1999), pengendalian produksi berkepentingan dengan

peramalan atau perkiraan keluaran, penentuan masukan yang dibutuhkan, serta


perencanaan dan penjadwalan pengolahan bahan baku berdasarkan urutan
produksi atau konversi yang dibutuhkan. Peran pengendalian produksi adalah
meminimisasi pemborosan dengan mengkoordinasikan ketersediaan tenaga kerja,
peralatan dan bahan. Pada sistem manufaktur yang kontinyu, masalah
pengendalian produksi terletak pada:
1) Ketersediaan bahan baku baku pada saat yang tepat dengan jumlah dan
jenis yang tepat.
2) Menghindarkan terjadinya bottle-neck pada lintas produksi.
3) Pemindahan dan distribusi produk jadi dari lintas produksi ke titik
penyimpanan atau penjualan.

26

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Metodologi Penulisan
Penelitian dilakukan di PT. Indonesia Nippon Seiki yang berlokasi di

Kawasan Industri Modern Cikande, Jl. Utama Modern Industri Blok E Desa
Barengkok, Kecamatan Kibin, Serang Banten.Metode penulisan dalam penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif.Dalam mengumpulkan data atau informasi
yang diperlukan pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode yaitu
Data Primer dan Data Sekunder.Setelah data yang diperlukan terkumpul kemudian
dilakukan perencanaan produksi agregat, pengolahan data dengan menggunakan
metode Chase Strategy, Level Strategy dan Mixed Strategy.
3.2 Asumsi asumsi Penelitian
Adapun asumsi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Tenaga kerja yang dimasukan kedalam penelitian ini adalah TK yang
produktif.
b) Output yang dihasilkan konstan.
c) Mesin dalam keadaan normal.
d) Pemakaian listrik, air dan telepon diasumsikan sama tidak fluktuasi

27

e) Biaya tenaga kerja diasumsikan sama rata sesuai dengan ketentuan


UMP kota tsb.
f) 3.3 Pembatasan Penelitian
g)

Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan


yang dimaksud, dalam skripsi ini penulis membatasinya pada ruang
lingkup penelitian sebagai berikut :

a) Data-data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah data tahun 2014.
b) Tipe barang yang dilakukan penelitian adalah speedometer, salah satu
komponen elektrik pada sepeda motor.
c) Penelitian hanya dilakukan di bagian PPIC dan Produksi Assembling.

28

h)

Mulai

CUSTOMER
Mengirimkan rencana pemesanan bulanan

SALES AND COST


Menerima dan mengirimkan pesanan kepada PPC

PRODUCTION PLAN CONTROL


Menyusun Rencana poduksi dan pengendaliannya

PCR, PIS, PRS, dan SYS


Menerima planning ppc dan mengatur stock untuk dipersiapkan produksi

tidak

Disetujui?

ya
ASSEMBLING
Melakukan proses produksi dan operasi serta melaporkan kendala-kendala yang timbul dalam proses produksi.

QUALITY CONTROL
Melakukan double check dan pengujian mutu produk

tidak

Disetujui?

ya
WAREHOUSE FINISHING GOOD
Menginput hasil produksi aktual dan melakukan rencana pengiriman

Selesai

Gambar 1. Alur Perencanaan Produksi PT. Indonesia Nippon Seiki

29

3.4 Skema Penelitian


i) Dalam penelitian ini, penulis membuat skema penelitian agar lebih mudah
dimengerti. Untuk skemanya adalah sbb :
j)
k)

Skema 1

Skema 2

Gambar 2. Skema 1 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat

Jadwal Induk Produksi


(Master Production Schedule)

Skema 2

30

l)
m)
n)
o)
p)
q)
r)
s)
t)
u)
v)
w)

Pilih Strategy dengan Biaya Paling Minimum

x)
y)
z)
aa)
ab)
ac) Gambar 3. Skema 2 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat
ad) 3.4.1

Level Strategy

ae) Level strategic dimana tingkat produksi tetap namun demand berubahubah, ciri strategi ini:

Mempertahankan tingkat produksi yang tetap.


Memfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs and lost seads.
af) 3.4.2

Chase Strategy

ag) Chase strategic dimana tingkat produksi disesuaikan dengan demand.


Ciri strategi ini:

Menyesuaikan tingkat produksi dengan tingkat permintaan/ order.


Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan permintaan.

31

ah) 3.4.3

Mixed Strategy

ai) Mix strategic merupakan metode pengabungan antara Level dan Chase
Stategic. Ciri strategi ini:

Memiliki tingkat produksi yang tetap pada beberapa periode dan


berfluktuasi sesuai perubahan permintaan berdasarkan periode yang di

tetapkan
Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan dengan permintaan
aj) 3.5 Metode Kalkulasi
ak) 3.5.1

Formula-formula yang digunakan

Plan Produksi = {(Total Demand Inventori awal) + Inventori akhir}.(1)


Demand (dB) = (d)................................................................................(2)
Initial Inventory (In I)= (ss).......................(3)
Rencana Produksi (Rprod) = Average (dB)..........................(4)
Kapasitas Prod Optimal Pekerja (KOP) = Average (KOT).........(5)
Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan1.(8)
Inv cost = Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan2.....(9)
al) 3.5.2Tools dan Software yang digunakan
am)

Tools yang digunakan dalam pengolahan data skripsi ini adalah

menggunakan POM QM For Windows Version 3.2 & Microsoft Excel versi 2007
dengan formula-formula yang sudah di informasikan sesuai rumus diatas.
an)

1 Disesuaikan dengan UMR regional pembulatan (serang-Banten)


2 Asumsi berdasarkan dummy perusahaan (lihat lampiran)

32

ao)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


ap) 4.1 Perencanaan Produksi
aq)

Perencanaan produksi diperlukan karena didalam setiap unit

produksi ada manusia, mesin, dan material yang dimanfaatkan sebaik baiknya,
agar menghasilkan laba. Produksi yang modern bersifat kompleks, baik secar
teknologi
ar)

maupun administratif, oleh karena itu harus direncanakan dengan

teliti untuk memperhitungkan keterbatasan yang mungkin ada.


as)

Rencana Produksi harus mengacu pada permintaan total, sehingga

secara umum formula untuk rencana total adalah:


at) Plan Produksi

= {(Total Demand Inventori awal) + Inventori

akhir}.............(1)
au) Maka rencana produksi tahun 2015 pada PT. INS dapat dihitung
sebagai berikut:
av) Table 1. Rencana Produksi PT. INS Tahun 2015
aw) Spee
dome
ter

ax)

ay)

Tipe

Tipe

az) T
i
p

ba)

bb) T

Tip

O
T

33

e
A
L
bf)

bc) Total
Perm
intaa

Y
2

bh) 4

2
bd)
2.66

be)

bg)

1.53

5.47

1
.
7

bl)

t
5

it

bn) 6

9
.

0
bi)

Inve
ntory

bj)
34.4

bk)

27.6

bm)

1.72

Awal

9
u

br)

it

t
3
bt)

8
bo) Inve
ntory
Akhi

36.5

bq)

ana

14.9

bs)

1.72

5
0

bu) Renc

0
bp)

bv)
2.66

bw)
1.51

it

t
bx) 2
1

by)
5.47

bz) 4
.

Prod

uksi

34

9
8

it

ca) Sumber : Data forecast hasil (POM) PT.Indonesia Nippon Seiki 2014

33

cb) Keterangan:
cc) Total permintaan

: Didapatkan dari total rencana produksi

(forecast)
cd) Inventory awal : Diperoleh dari data stock awal bulan Maret 2015
ce) Inventory akhir : Diperoleh dari data stock akhir bulan Maret 2015
cf) Rencana produksi

: Rumus diatas

cg) Type speedometer ditentukan berdasarkan nama dari customer diatas

ch) 4.1.1
ci)

Prakiraan (Forecasting)

Merupakan seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa

depan (Heizer dan Render, 2005). Pada PT. INS menggunakan horizon waktu
perkiraan jangka menengah yaitu satu sampai lima tahun. Untuk pendekatan
dalam prakiraan, PT. INS menggunakan metode kulitatif dengan tinjauan
permintaan pasar (sales force compoite), maksud dari metode ini adalah setiap
tenaga

penjualanan

pada

PT. INS

yang

melakukannya

adalah

pihak

kedua/customer dalam meramalkan berapa jumlah penjualan yang bisa dilakukan


pada perusahaan customer dan pesanan ditujukan ke pada PT. INS untuk
dibuatnya forecasting oleh PPC pada Tabel 1 dan Tabel 2 hasil perbandingan dari
3 metode time series.

34

cj) Table 2. Hasil Perhitungan Forecast Dengan 3 Metode


ck)
cl)
cm)
cn)
co)
cp)

a)

b)

c)

d)

Er

f)

g)

h)

49

j)

k)

l)

Average

17.

46

m) Exponential

n)

o)

p)

22

75

e) Moving Average

i) Weight

Smoothing

Moving

35

cq) Table 3. Hasil Forecast Tahun 2015 Menggunakan Metode Moving


Average

v)
E
r

q) M

x)

36

r)

s)

De

t)

u)

w)

h
J

a
n
u
a

y)

38

z)

aa)

ab)

ad)
ac)

ae) F
e
b
r
u
a

af)

41

ag)

ah)

ai)

ak)
aj)

al) M
a
r

am)

49

an)

ao)

ap)

ar)
aq)
ax) 5

5
8
2
2

as) A

at)

au)

av)

aw)

ay)

50

0.

be) 1
9
0
5
8
7
6

az) M
a
y

ba)

bb)

bc)

bd)

51

bf)

bl) 4

37

cr) 5.1.2
cs)

Pola Data

Pola data menginformasikan pemintaan produksi sepeda motor

selama beberapa bulan, pola data permintaan cukup stabil. Hal ini dapat dilihat
dari sebagian besar jumlah permintaan setiap bulan berada disekitar 500.000 unit
speedometer. Untuk lebih jelas lihat Gambar 4.

Forecast Poduksi speedometer 2015


800000
600000
Produksi
400000 Aktual
unit

Forecast

Error

200000
0
1
-200000

9 10 11 12

-400000

ct)
cu)

cv)

cw)
cx)
cy)
cz)
da)

Gambar 4. Grafik Forecasting Tahun 2015

db)5.1.3
dc)

Perencanaan Agregat

Perencanaan Agregat adalah perencanaan dari keseluruhan proses

produksi untuk menetapkan kombinasi yang optimal dari tingkat produksi,


jumlah tenaga kerja, dan tingkat persediaan sehingga diperoleh biaya dari horizon
perencanaan waktu tertentu. Hal ini memiliki arti proses perencanaan kuantitas
dan

pengaturan

waktu

keluaran

selama

periode

waktu

tertentu,

dan

38

mengabungkan prakiraan- prakiraan barang atau jasa menjadi unit unit yang
homogen.
dd)

Perencanaa agregat menyangkut penentuan jumlah dan kapan

produksi akan dilangsungkan dalam waktu dekat, sering kali tiga sampai delapan
belas bulan kedepan. Dalam hal ini menajer operasi dituntut untuk mampu
menentukan cara terbaik untuk memenuhi ramalan permintaan dengan
menyesuaikan antara tingkat produksi, tingkat kebutuhan tenaga kerja, tingkat
persediaan, waktu lembur, tingkat nilai sub kontrak, dan semua variabel yang
dapat dikendalikan, dengan tujuan meminimisasi biaya sepanjang periode
perencanaan.
de)

Perencanaan agregat merupakan bagian dari sistem perencanaan

produksi yang lebih besar, sehingga peramalan mengenai keterkaitan antara


rencana dan beberapa faktor internal dan eksternal merupakan sesuatu yang
berguna,manajer operasi tidak hanya menerima input dari ramalan permintaan
yang dilakukan departemen pemasaran, tapi juga berurusan dengan keuangan,
karyawan, kapasitas dan ketersediaan bahan mentah.
df)

Dalam perencanaan agregat ada beberapa metode yang umum

digunakan yang mencakup manipulasi tingkat persediaan, produksi, tingkat tenaga


kerja, kapasitas serta variabel variabel yang mungkin dikendalikan. Menurut
Heizer & Render (2001), ada delapan pilihan metode, lima pilihan pertama
disebut pilihan kapasitas karena pilihan ini tidak mencoba mengubah untuk
mengubah permintaan tetapi berupaya untuk menyerap fluktuasi permintaan. Tiga
pilihan lainnya merupakan pilihan permintaan, agar dapat memuluskan perubahan
perubahan sepanjang periode perencanaannya.

39

a. Pilihan Kapasitas
1. Tingkat persediaan yang berubah ubah, manajer dapat menambah
persediaan sepanjang satu periode dimana tingkat permintaan rendah, untuk
memenuhi tingkat permintaan yang tinggi, pada periode yang akan datang.
Jika memilih strategi murni ini, maka biaya biaya yang berkaitan dengan
penyimpanan, asuransi penanganan, kelalaian, pencurian, dan modal yang di
investasikan akan meningkat. Dipihak lain, ketika perusahaan memasuki
periode dimana permintaan meningkat, dapat terjadi kekurangan stok
sehingga tidak terjadi penjualan yang semestinya dapat dihasilkan, karena
waktu antara yang kemungkinan lebih lama dan pelayanan konsumen yang
lebih buruk.
2. Mengubah

jumlah

tenaga

kerja

dengan

cara

merekrut

ataupun

memberhentikan tenaga kerja. Satu cara untuk memenuhi permintaan adalah


mempekerjakan

atau

memberhentikan

para

pekerja

produksi

untuk

menyesuaikan dengan tingkat produksi. Namun,sering kali pekerja baru perlu


dilatih dan produktivitas akan menurun selagi mereka terserap kedalam
perusahaan. Pemberhentian atau pemecatan dapat menurunkan moral para
pekerja dan dapat mengarah pada produkivitas yang lebih rendah lagi.
3. Mengubah tingkat produksi berdasarkan waktu lembur atau waktu kosong.
Kadangkala mungkin bagi kita untuk mempertahankan jumlah tenaga kerja
yang konstan, tetapi jam kerjanya yang akan diubah. Meskipun demikian,
walaupun dalam keadaan permintaan meningkat, waktu lembur yang realistis
tentu ada batasnya. Upah lembur jumlahnya lebih besar, dan waktu lembur
yang terlalu panjang dapat membuat pekerja letih, sehingga produktivitas

40

menurun secara drastis. Waktu lembur juga mengindikasikan biaya pabrikase


yang bertambah karena fasilitas produksinya berjalan. Dipihak lain ketika
permintaan menurun, perusahaan harus dengan cara apa pun menyerap waktu
kosong pekerja, hal ini biasanya merupakan proses yang sulit.
4. Subkontrak. Perusahaan dapat juga memperoleh kapsiats sementara dengan
melakukan subkontrak pada beberapa pekerja selama permintan konsumen
berada pada periode puncak. Meskipun demikian, tindakan melakukan
subkontrak sangat merugikan. Pertama subkontrak memakai biaya, kedua
subkontrak membuka kemungkinan klien akan lari kepesaing, ketiga sering
kali sulit menemukan pemasok subkontrak yang sangat tepat, yaitu pemasok
yang selalu memasok produk yang bermutu baik, tepat pada waktunya.
5. Mempekerjakan tenaga tenaga kerja paruh waktu. Khususnya disektor jasa,
pekerja paruh waktu dapat mengisi kebutuhan akan pekerja tak terlatih.
b. Pilihan Permintaan
1. Mempengaruhi Permintaan. Pada saat permintaan rendah, sebuah perusahaan
dapat mencoba meningkatkan permintaan melalui periklanan, promosi,
penjualan sistem personal selling, dan potongan potongan harga.
2. Pesanan cadangan dalam memenuhi permintaan pada periode permintaan
tinggi. Pesanan cadangan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima
perusahaan namun tidak dapat dilayani pada saat itu (baik karena sengaja
maupun kebetulan), namun pendekatan ini dapat menghilangkan kesempatan
menjual barang barang atau jasa yang lain.

41

3. Product mix antar musim. Teknik pemulusan aktif yang banyak digunakan
secara

luas

diantara

perusahaan

perusahaan

manufaktur

adalah

pengembangan product mix untuk barang barang yang berlawanan musim


ramainya. Namun, perusahaan jasa (juga manufaktur) yang menerapkan
pendekatan iniakan menemukan bahwa mereka terlibat dalam pelayanan jasa
atau produk yang di luar jangkauan keahlian mereka atau diluar pasar target
mereka.
dg)

Meskipun kedua strategi diatas dapat memproduksi jadwal agregat

yang efektif dari segi biaya , kombinsai dari pilihan pilihan tersebut, (strategi
campuran) sering kali lebih berhasil. Strategi campuran mencakup pengabungan
dua atau lebih variabel variabel yang dapat dikendalikan untuk menetapkan
rencana produksi. Misalnya, perusahaan dapat menggunakan kombinasi dari jam
lembur, subkontrak, dan pemerataan persediaan, ataupun ribuan kombinasi
berbeda, karena tidak selalu memungkinkan bagi kita untuk menemukan satu
rencana agregat yang optimal.
dh)

Startegi strategi yang umum digunakan dalam perencanaan

agregat adalah sebagai berikut:


di) Table 4. Forecast PT. INS pada bulan April-Desember 2015
dk) UNIT SPEEDOMETER ASSY ANALOG DAN DIGITAL
dj)

do) T

dq) T

Bu

dp) Ti

pe

W
dz)

ea) 2

Y
eb) 15

ec) 2

dr) T
i
p
e

Z
ed) 1

ds) T
o
t
a
l
ee) 4

42

1
5
Ap

97

79.

6
7

ef)
Me

3
6

6
4
ek) 4

eg) 2

ei) 2

ej) 8

eh) 17

23

45.

el)
Ju

4
4
9
2

eo) 2
en) 17

86

66

8
7

ep) 2
9
8
.
6
7

Jul

6
4
3
.
7

0
7
2
4
3
.
9
7
ew) 5

es) 3
er)

4
eq) 5

em) 3
0

et) 17

86

08.

eu) 2
4

ev) 5

2
6
9
8
.

ex)

ey) 3

ez) 17

fa) 2

fb) 5

3
fc) 5

Ag

78

26

43

3
fi) 5

fe) 3
2
fd)
Se

ff) 18

34

66.

fg) 2

fh) 6
2

fj)
Ok

fm) 2

fn) 3

fq) 2

fs) 2

8
5

fp)
No

fv)
De

fl) 16
47
16

fr) 16

25

74.

fw) 2

fy) 2

fx) 15

41

14.

6
9
6
4
.
9
3
fo) 4

fk) 2

8
6
1
7
5
.
9
6
fu) 4
8
5

ft) 2

3
.
3
3
ga) 4
5
9

fz) 2

gb) Sumber: Data forecast PT. Indonesia Nippon Seiki Tahun 2015

.
2
7

44

gc)

gd) Ket: tipe speedometer dari customer yang diproduksi pada mesin & peralatan
yang sama
ge) Tipe W : KV, KY, KW, KX, dan KM
gf) Tipe X : XA,XB,XC, dan XD
gg) Tipe Y : S1, S2, dan S3
gh) Tipe Z

: C123, C122, dan C121

gi)
gj) Adapun untuk pengumpulan dan pengolahan data adalah sebagai
berikut :
a) Demand adalah jumlah permintaan pasar akan produk yang dihasilkan,
demand yang diperoleh melalui jumlah pesanan, maupun forecast dari bagian
PPC.
gk)

dB

(d).............................................................................................(2)
gl) dB
gm)
gn)

= demand produk/bulan
d

= demand masing masing jenis produk/bulan

45

go)

(d) April

= (Tipe W + Tipe X + Tipe Y + Tipe Z)

gp)

= (250.227 + 159.779 + 21462 + 1692)

gq)

= 433.160 unit Speedometer

gr) Table 5. Demand PT. INS Periode April-Des 2015


ef) B
ul
a

eg) Jumlah
Perminta

Bu

an

n
en) A
pr

eh)

ei) Jumlah
Permintaa
n

ep)
eo) 433.160

Se

eq) 536.965

il
er) M
ei
ev) J
u
ni
ez) J
ul

et)
es) 472.644

ew)

507.2
44

Ok

eu) 486.176

ex)
No

ey) 485.163

fb)
fa) 512.698

De

fc) 495.495

i
fd) A
g
u
st

ff)
fe) 518.157

Ra

fg) 490.189

u
s
gs)
b) Initial Inventori (In I) adalah jumlah stock yang disimpan pada akhir periode
produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi kekurangan

46

permintaan pada periode berikutnya. Initial Inventori di peroleh dari jumlah


produk yang dialokasikan pada periode sebelumnya.
gt) In I

= (ss)............................(3)

gu)

In I

gv)

Ss

gw)

In I

= inventori awal
= safety stock
= 34.478 + 27.664 + 5.906 + 1.721 = 69.769 unit.

c) Rencana Produksi (Prod) adalah jumlah produk yang akan dihasilkan dalam
suatu periode dan menjadi acuan dalam Jadwal Induk Produksi, yang dapat
berubah sesuai kebutuhan maupun faktor faktor tertentu.
gx)

Rprod

= Rata rata (dB)........................................

(4)
gy) Rprod

= Rencana produksi bulanan

gz) dB

= demand produk/bulan

ha)

Rprod

= (433.160 + 472.644 + 507.244 + 512.698 + 518.157 +

536.965 +
hb)
hc)

486.176 + 485.163 + 459.495) / 9


=

490.189

unit/bulannya.

490.800+512.629+492.970+510.253+ 482.788+ 490.567+500.923+494.063+ 439.813


9
d) Kapasitas produksi optimal pekerja (KOP) adalah

jumlah produk yang

mampu dihasilkan pekerja selama satu periode kerja dalam kondisi normal.

47

hd)

KOP

Rata

rata

(KOT)....

............................................(5)
he)

KOP

= Kapasitas produksi optimal pekerja

hf)KOT

= kapasitas produksi tenaga kerja/bulan

hg)
fh)

hh)Table 6. Kapasitas
produksi
Speedometer PT.
INS
hi)

L
in

fj)

fi)

Ka

an

pasi

tas/

jam

er

hj)
hk)
hl)

si

fn)

S
A

fo)

unit

fq)

S
A

fr)

S
A

fu)

S
A

fx)

ga) 212
unit

gd) 100
unit

gf)

S
A

gg) 212
unit

gi)

S
D
1

gl)

S
D
2

go) S
D
3

218
unit

gc) S

212
unit

fz)

hm)
fp)

22

hn)
fs)

22

ho)
hp)

fw) S

212
unit

ft)

218

gj)

168
unit

gm)
93 unit

gp) 106
unit

fv)

22

fy)

22

gb) 22

ge) 17

gh) 22

gk) 8

gn) 8

gq) 9

hq)

48

KOP SA 1 dan 4 :
hr)1 jam = 218 speedometer; maka 1 shift = 218 x 8 jam kerja = 1.744
unit/shift
Dalam satu bulan = 1.744 x 223hari = 38.368 unit

hs)

speedometer/bulan dalam satu shift.

ht)

Maka 1 orang tenaga kerja mampu menghasilkan:

hu)

38.368
22 TK/shift = 1.744speedometer/bulan.

KOP SA 2,3,5,7, dan 8 :


hv)

1 jam = 212 speedometer; maka 1 shift = 212 x 8 jam kerja

= 1.696 unit/shift
hw)

Dalam satu bulan = 1.696 x 22 hari = 37.312 unit

speedometer/bulannya dalam 1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu


menghasilkan:
37.312
22 TK/shift = 1.696 speedometer/bulan.

hx)

KOP SA 6 :
hy)

1 jam = 100 speedometer; maka 1 shift = 100 x 8 jam kerja = 800

unit/shift

3 Rata-rata hari kerja perbulan

49

hz)

Dalam

satu

bulan

800

22

hari

17.600

unit

speedometer/bulannya dalam 1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu


menghasilkan:
17.600
ia) 17 TK/shift = 1.035 speedometer/bulan.

KOP SD 1 :
ib) 1 jam = 168 speedometer; maka 1 shift = 168 x 8 jam kerja = 1.344
unit/shift
ic) Dalam satu bulan = 1.344 x 22 hari = 29.568 unit speedometer/bulannya
dalam 1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu menghasilkan:
29.568
id) 8 TK/shift = 3.696 speedometer/bulan.

KOP SD 2 :
ie)

1 jam = 93 speedometer; maka 1 shift = 93 x 8 jam kerja =

744 unit/shift
if)

Dalam satu bulan = 744 x 22 hari = 16.368 unit

speedometer/bulannya dalam 1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu


menghasilkan:

ig)

KOP SD 3 :

16.368
8 TK/shift = 2.046 speedometer/bulan.

50

ih)

1 jam = 106 speedometer; maka 1 shift = 106 x 8 jam kerja

= 848 unit/shift
ii)

Dalam satu bulan = 848 x 22 hari = 18.656 unit

speedometer/bulannya dalam 1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu


menghasilkan:
18.656
9 TK/shift = 2.073 speedometer/bulan.

ij)

ik) Maka diperoleh akumulasi tingkat produksi optimal pekerja sebagai


berikut:
il) KOp

= Rata rata (KOT)..................................................

..(6)
im) Kop

(2x1.744) (5x1.696) 1.035 3.696 2.046 2.073


11 Lini Produksi

in)

= 1.892 speedometer/bulan.

io) Maka berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan satu orang


tenaga kerja mampu memproduksi 1.892 speedometer dalam waktu
satu bulan.

ip) TK

................................................(7)
iq) TK

= Jumlah Tenaga kerja

ir) dB

= demand produk/bulan

dB
KOp ..

51

is) KOP

= Kapasitas produksi optimal pekerja

490.189 speedomete r/bulan


it) TK pada bulan April = 1.892 speedomete r/TK
= 259,0850951

iu) Maka menurut Level strategic jumlah Tenaga Kerja yang diperlukan
pada bulan April adalah 259 orang tenaga kerja.
iv) Ingat: karena tingkat produksi tetap setiap bulannya maka jumlah
tenaga kerja konstan dari bulan April sampai pada akhir periode pada
bulan Desember. Jika tidak terjadi penambahan jumlah produksi pada
periode ini.

iw)

BAB V

ANALISA HASIL
ix) 5.1 Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy
1. Level strategic dimana tingkat produksi tetap namun demand berubah ubah
iy) Ciri strategi ini:

Mempertahankan tingkat produksi yang tetap.

Memfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs and lost seads.


iz)

Perhitungan biaya pada Level Strategic:

1. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan


kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh
pekerja untuk perusahaan.
ja)

Biaya

Tenaga

Kerja

TK

Gaji

Pokok

karyawan4.(1)
jb)

Biaya TK bulan April = 259 orang x Rp 2.020.0001,-= Rp

523.180.000

4 Disesuaikan dengan UMR regional pembulatan (serang-Banten)


45

jc)

Karena TK pada setiap bulan adalah konstan maka biaya tenaga

adalah:
jd)

Rp 523.180.000 x 9 bulan = Rp 4.708.620.000,-

45

46

2. Biaya Penyimpanan (Inventory cost) adalah biaya yang diperlukan dalam


proses penyimpanan, baik perawatan gudang, biaya tenaga kerja, sewa
peralatan bergerak, dan biaya listrik.
je)

Inv cost = Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan5...

..(2)
jf) Table 7. Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Operasional Gudang
jk)

jg)
N

jh)

Keteranga
n

ji)
Har

J
u
m
l
a
h

jl)

B
i
a
y
a

o
b
j
e
k

jj)
J

(
R
p
)
jx)

jt)
js)
1

Upah
tenaga
kerja

ju)
2,02

jv)
2

1
8
3
,
6
3
6
.
3
6

jw) 2
4
kd)

jz)
jy)
2

Pembelian
air minum
galon

ka)
17,0

kb)
2

1
,
0
3
0
.
3
0

kc) 1
6
kj)

kf)
ke)
3
kk)
4

kl)

Neon
philip 100
watt
Komputer
scan
barang

kg)
79,0

kh)
2

km)
1,70

kn)
2

5 Asumsi berdasarkan dummy perusahaan (lihat lampiran)

6
5
ko) 2

1
9
,
4
5
0
.
7
6

ki)

kp)
1
2

47

,
8
7
8
.
7
9
kv)

kq)
5

kr)

ks)
1,05

Iuran
listrik

1
9
,
8
8
6
.
3
6

kt)
2
ku) 5
kx)

2
3
6
,
8
8
2
.
5
8
kw) TOTAL

kz)
1
9
,
7
4
0
.
2
1
ky) Asumsi Satu Tahun

lb)
1
,
6
4
5
.
0
2
la)

Asumsi 12 Lokasi Storage

lc)
ld) Table 8. Kapasitas Penyimpanan perbulan Level Strategic

lf) Apr
lj) Mei
ln) Jun

le) INVENTORY AKHIR (unit)


lg) 126.
lh) Aug
799
lk) 144.
ll) Sep
344
lo) 127.
lp) Okt
289

li) 76.812
lm) 30.036
lq) 34.049

48

ls) 104.

lr) Jul

780

lt) Nop
lx) Des

lz) Maka biaya penyimpanan adalah:


ma)

April = 126.799 unit x Rp 1.645,mb)

mc)

= Rp 208.584.355,-

lu) 39.075
ly) 69.769

49

md)

Table 9. Biaya Penyimpanan Level Strategi periode April-

Desember 2015
gr)

gs) Biaya

gt)

gu) Biaya

Penyimpanan

Bu

Penyimpanan

(Rp)

(Rp)

gv)

gx)

gw)

Se

237,445,880

gz)

gy) 49,409,220

hb)

Ok

ha) 209,390,405

hd)

hc) 56,010,605

hf)

No

he) 17,236,310

hh)

hg) 64,278,375

hj)

De

hi) 126,355,740

hk) 114,770,005

me)
mf)

Table 10. Perhitungan biaya Level Strategi periode April-Des


2015
mh)

mg)

B
ulan

mm)

A
pril

mq)Mei
mu)Juni
my)Juli
nc) Agust
us

mj) Reguler

mn)523,180
,000
mr) 523,180
,000
mv)523,180
,000
mz)523,180
,000
nd) 523,180
,000

Dalam Rupiah (Rp)


mk)
Biay
a
Invento

ml) Total
Cost

ry
mo)208,584,
355

mp)731,764,
355

ms) 237,445,
880

mt) 760,625,
880

mw) 209,
390,405

mx)732,570,
405

na) 17,236,3
10

nb) 540,416,
310

ne) 126,355,
740

nf) 649,535,
740

50

ng) Septe

nh) 523,180

mber
nk) Oktob

,000
nl) 523,180

er
no) Nope

,000
np) 523,180

mber
ns) Dese

,000
nt) 523,180

mber

,000

ni) 49,409,2
20

nj) 572,589,
220

nm)56,010,6
05

nn) 579,190,
605

nq) 64,278,3
75

nr) 587,458,
375

nu) 114,770,
005

nv) 637,950,
005
nx) 5,792,
100,895

nw)Total Cost
ny)

nz)

Berdasarkan perhitungan data pada Lampiran dan Tabel 10 di atas

dapat disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Level Strategi
pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp.5.792.100.895,2. Chase strategic dimana tingkat produksi disesuaikan dengan demand. Ciri
strategi ini:

Menyesuaikan tingkat produksi dengan tingkat permintaan / order

Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan permintaan


oa)

Secara umum rumus dan data adalah sama dengan Level Strategic.

Namun perbedaan ada pada jumlah kapasitas produksi, jumlah tenaga kerja,
Inventori akhir dan total biaya perencanaan.
a) Demand adalah jumlah permintaan pasar akan produk yang dihasilkan,
demand yang diperoleh melalui jumlah pesanan, maupun forecast dari bagian
PPC.
ob)

dB

(d)............................................................................................(3)
b) Initial Inventori (In I) adalah jumlah stock yang disimpan pada akhir periode
produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi kekurangan

51

permintaan pada periode berikutnya. Initial Inventori di peroleh dari jumlah


produk yang dialokasikan pada periode sebelumnya.
oc)

In I

(ss).........................

..(4)
c) Rencana Produksi (Prod) adalah jumlah produk yang akan dihasilkan dalam
suatu periode dan menjadi acuan dalam Jadwal Induk Produksi, yang dapat
berubah sesuai kebutuhan maupun faktor faktor tertentu
od)

Karena tingkat produksi disesuaikan dengan jumlah forecast maka

tidak dilakukan penghitungan, terhadap rencana kapasitas produksi.


d) Kapasitas produksi optimal pekerja (KOP) adalah jumlah produk yang mampu
dihasilkan pekerja selama satu periode kerja dalam kondisi normal.

oe)

TK

dB
KOp ..

....................................(5)

of)TK April
og)

433.160
= 1.892

= 228,9429175 orang

Maka berdasarkan perhitungan Chase strategic jumlah Tenaga

Kerja yang diperlukan pada periode April Desember 2015 dapat dilihat pada
Tabel 11 ini:

52

hm)

hl) Bu

hn) Bul

Tenaga

lan

an

kerja

kerja

hr) Sep

hp) Me

tem

hq) 250

hs) 284

ber

hv) Okt

ht) Jun

obe

hu) 268

hw)

257

hz) Nov

hx) Jul

emb

hy) 271

ia) 256

er

ib) Ag

id) Des

ust

emb

ic) 274

us

ho) Tenaga

ie) 243

er

oh) Table 11. Jumlah TK Chase Strategi periode April-Desember 2015


perhitungan biaya pada Chase Strategic:
1. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada
pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja
untuk perusahaan.
oi)

Biaya Tenaga Kerja

= TK x Gaji Pokok karyawan.

.......(6)
oj)

Biaya TK bulan April = 229orang x Rp 2.020.000,- = Rp

462.580.000,ok)

Berdasarkan perhitungan diatas, biaya tenaga kerja dengan metode

Chase startegic dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini:


ol) Table 12. Biaya TK Chase Strategi Periode April-Des 2014
om)
Bul

on)
Tenag

oo) Bu

op)
Tenag

53

a kerja

lan

n
oq) M

a
kerja

or) Rp

os) Se

ot) Rp

505.00

pte

573.68

0.000

mb

0.000

er
ou) J

ov) Rp

ow)

ox) Rp

541.36

Oktob

519.14

0.000

er

0.000

i
oy) J

oz) Rp

pa) No

pb) Rp

547.42

ve

517.12

0.000

mb

0.000

i
pc) A

er
pd) Rp

pe) De

pf) Rp

553.48

se

490.86

0.000

mb

0.000

er

t
u
s
2. Biaya Penyimpanan adalah biaya yang diperlukan dalam proses
penyimpanan, baik perawatan gudang, biaya tenaga kerja, sewa peralatan
bergerak, dan biaya listrik.
pg)

(Inv cost) = Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan...

...........(7)
ph)

Dikarenakan jumlah inventori adalah konsiten yaitu pada titik

buffer stock, maka biaya penyimpanan juga konsisten pada setiap bulannya,
yaitu :

54

pi)

Inv = 69.769 x Rp 1.645,- = Rp. 114.770.005,-

pj)

Maka total biaya penyimpanan pada periode April Desember

adalah:
pk)

Rp. 114.770.005,- x 9 = Rp. 1.032.930.045,-

pl) Table 13. Perhitungan Biaya Chase Strategi periode April-Des


2015

55

if) Bulan

ii) Regu
ler

80,00
0
iq) 505,0

ip) Mei

00,00
0
iu) 541,3

it) Juni

60,00
0
iy) 547,4

ix) Juli

20,00
0
jc) 553,4

jb) Agustus
jf) Septembe
r

jj) Oktober
jn) Nopembe
r

jr) Desembe
r

80,00
0
jg) 573,6
80,00
0
jk) 519,1
40,00
0
jo) 517,1
20,00
0
js) 490,8
60,00
0

jv) Total Cost


pm)

Inven
tory

im) 462,5
il) April

ig) Dalam Rupiah


ij) Biaya

ik) Total
Cost

in) 114,7

io) 577,3

70,00
5

50,00
5

ir) 114,7

is) 619,7

70,00
5

70,00
5

iv) 114,7

iw) 656,1

70,00
5

30,00
5

iz) 114,7

ja) 662,1

70,00
5

90,00
5

jd) 114,7

je) 668,2

70,00
5

50,00
5

jh) 114,7

ji) 688,4

70,00
5

50,00
5

jl) 114,7

jm) 633,9

70,00
5

10,00
5

jp) 114,7

jq) 631,8

70,00
5

90,00
5

jt) 114,7

ju) 605,6

70,00
5

30,00
5

jw) 5,743,
570,0
45

56

pn)

Berdasarkan perhitungan Chase Strategipada Lampiran dan Tabel

13, dapat disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Case
Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp. 5.743.570.045,po)
2. Mix strategic merupakan metode pengabungan antara Level dan Case
Stategic.Ciri strategi ini:

Memiliki tingkat produksi yang tetap pada beberapa periode dan


berfluktuasi sesuai perubahan permintaan berdasarkan periode yang di
tetapkan
Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan dengan permintaan
a) Demand adalah jumlah permintaan pasar akan produk yang dihasilkan,
demand yang diperoleh melalui jumlah pesanan, maupun forecast dari bagian
PPC.
pp)

dB

(d)............................................................................................(1)
b) Initial Inventori (In I) adalah jumlah stock yang disimpan pada akhir periode
produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi kekurangan
permintaan pada periode berikutnya. Initial Inventori di peroleh dari jumlah
produk yang dialokasikan pada periode sebelumnya. Data dan rumus yang
digunakan sama dengan Level Strategic.
pq)
(2)

In I

= (ss)..........................

57

c) Rencana Produksi (Prod) adalah jumlah produk yang akan dihasilkan dalam
suatu periode dan menjadi acuan dalam Jadwal Induk Produksi, yang dapat
berubah sesuai kebutuhan maupun faktor faktor tertentu.
pr)Rprod = (Rata rata dB periode I) + (Rata rata dB periode II)+dst................
(3)
ps)Rprod (3 bulanan) maka dapat di hitung sebagai berikut:
pt)

58

pu)

433.160 472.644 507.244


3
= (
)

Periode April Juni


pv)

pw)

= 471.016

Periode Juli September

512.698 518.157 536.965


3
)

px)

py)

= 522.607

486.176 485.163 459.495


3
Periode Oktober Desember = (
)

pz)

= 476.945

d) Kapasitas produksi optimal pekerja (KOP) adalah jumlah produk yang mampu
dihasilkan pekerja selama satu periode kerja dalam kondisi normal.

qa)

TK

dB
KOp .........

.....................................(4)

qb)

qc)

TK April Juni

TK Juli September

qd)TK Oktober- Desember

471.016
= 1.892

= 249 orang

522.607
= 1.892

= 276orang

476.945
= 1.892

= 252orang

59

qe)

Maka berdasarkan perhitunganMix strategic jumlah Tenaga Kerja

yang diperlukan pada periode April Desember 2015untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Lampiran .
qf)

60

Perhitungan biaya pada Mix Strategic:


1. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada
pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja
untuk perusahaan.
qg)

Biaya Tenaga Kerja

= TK x Gaji Pokok

karyawan....(5)
qh)

Biaya TK bulan April Juni = 249 orang x Rp 2.020.000


qi)

qj)

Biaya TK bulan Juli Sept


qk)

ql)

Biaya TK bulan Okt Des


qm)

= Rp 502.980.000,= 276 orang x Rp 2.020.000


= Rp 557.520.000,= 252 orang x Rp 2.020.000
= Rp 509.040.000,-

2. Biaya Penyimpanan adalah biaya yang diperlukan dalam proses


penyimpanan, baik perawatan gudang, biaya tenaga kerja, sewa peralatan
bergerak, dan biaya listrik.
qn)

(Inv cost) = Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan.....

.............(6)
qo)

Maka Biaya penyimpanan adalah:

qp)

Inv April = 107.629 x Rp 1.645,- = Rp.177.044.770,-

qq)

61

qr)

Untuk biaya penyimpanan setiap bulannya adalah sebagai berikut:


qs) Table 14. Biaya Penyimpanan Mixed Strategi periode April-Des
2015
jx)
B

ka) Biaya

jy) Biaya

jz) Bula

Penyimpa

nan (Rp)

kd) Sept
kc) 174,366,7

emb

10

kh) Okto

kg) 114,771,6
50

ki) 99,583,36
5

kl) Nov
kk) 131,070,3

emb

10

er

kn)
A

60

ber

kj)
J

ke) 114,768,3

er

kf)
J

anan
(Rp)

kb)
M

Penyimp

km)

86,06
4,755

kp) Dese
ko) 138,388,9

mbe

15

kq) 114,770,0
05

qt)
qu)Table 15. Perhitungan Biaya Mix Strategi periode April-Des 2015

qv) Bulan

qy) Regul
er

80,00
0
rg) 502,9

rf) Mei

80,00
0
rk) 502,9

rj) Juni

Inven
tory

rc) 502,9
rb) April

qw)Dalam Rupiah
qz) Biaya

80,00
0

ra) Total
Cost

rd) 177,0
44,77
0

re) 680,0
24,77
0

rh) 174,3
66,71
0

ri) 677,3
46,71
0

rl) 114,77
1,650

rm) 617,7
51,65
0

62

ro) 557,5
rn) Juli

rp) 131,0
70,31
0

rq) 688,5
90,31
0

rt) 138,3
88,91
5

ru) 695,9
08,91
5

rx) 114,76
8,360

ry) 672,2
88,36
0

sb) 99,58
3,365

sc) 608,6
23,36
5

sf) 86,06
4,755

sg) 595,1
04,75
5

sj) 114,77
0,005

sk) 623,8
10,00
5

20,00
0
rs) 557,5

rr) Agust

20,00

us

0
rw) 557,5

rv) Septe

20,00

mber

0
sa) 509,0

rz) Oktob

40,00

er

0
se) 509,0

sd) Nope

40,00

mber

0
si) 509,0

sh) Dese

40,00

mber

sm) 5,85
9,448,
840

sl) Total Cost

sn)

Berdasarkan perhitungan Mix Strategi data pada Lampiran dan

Tabel 15 diatas, dapat disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan


metode Mix Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp.5.859.448.840,so) 5.2 Analisa Biaya Masing-masing Strategi
sp) Perbandingan biaya hasil perhitungan masing masing strategi, maka
dapat disimpulkan pada Tabel 16 berikut ini:
sq) Table 16. Analisa Biaya Metode Level, Chase dan Mixed Strategi
sr) Metode

sv) Biaya

Tenaga

Kerja (Rp)

ss) Level

st) Chase

su) Mixed

Strat

Strate

Strate

gic
sx) 4,710,
640,0
00

gic
sy) 4,708,
620,0
00

egic
sw) 4,708
,620,
000

63

sz) Biaya
Penyimpanan
(Rp)
td) Total

Biaya

(Rp)

ta) 1,083
,480,
895

tb) 1,032,
930,0
45

tc) 1,150,
828,8
40

te) 5,792
,100,
895

tf) 5,743,
570,0
45

tg) 5,859,
448,8
40

th) 5.3 Analisa Hasil Masing-masing Strategi


ti) Perbandingan hasil perhitungan masing masing strategi, maka dapat
disimpulkan pada Tabel 17 berikut ini:
tj)
tk) Table 17. Hasil Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategi
Perencanaan Agregat

tl) Metod
e
tp) Total
Biaya

tm) Level

tn) Chase

Strategic

Strategi

tq) Rp.
5.792.100
.895,-

c
tr) Rp.
5.743.57
0.045,-

Produ

Strategic
ts) Rp.
5.859.448.8
40,tw) Tetap

tt) Tingk
at

to) Mix

tu) Tetap

tv) Fluktuat
if

ksi

dalam
beberapa
periode dan
fluktuatif

tx) Tingk

ty) Kedua

tz) Pertama

ua) Ketiga

atan
Biaya
Biaya rendah
ub) Hasil Membatasi
permintaan pasar

Biaya Tinggi
Tidak membatasi
permintaan

Biaya lebih rendah dari


metode chase
Tidak membatasi
permintaan

uc)

Bahwa dalam Perencanaan Agregat periode April Desember

2015 pada PT. INS metode yang memiliki biaya produksi paling minim adalah

64

Chase dan Level strategi. Maka metode yang paling baik untuk diterapkan adalah
Chase strategic karena memiliki biaya lebih kecil di bandingkan Level Strategic.
ud)5.4 Discussion

Jumlah Tenaga Kerja yang konstan cenderung menghasilkan output stabil

dibandingkan dengan TK yang fluktuatif.


Tenaga kerja yang fluktuatif cenderung memberikan image perusahaan,

kondisi financial yang kurang stabil.


Fungsi recruitment dalam administrasi juga menjadi lebih banyak jika
terlalu banyak merekrut dan berganti-ganti man power.

ue)

5.5

uf)

Sistem JIP berasal dari perencanaan agregatspeedometer PT. INS

Jadwal Induk Produksi (JIP)

secara keseluruhan, JIP untuk bulan April 2015 dibuat pada saat bulan Maret
2015. JIP produk pada bulan April 2015 berasal dari Costumer Order (pesanan
konsumen) yaitu433.160 unit speedometer. Dalam pembuatan JIP pesanan
konsumen dinaikan 10%. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari kekurangan
jumlah produk yang diakibatkan dari cacat produk dan perubahan permintaan
sebesar 5%. Dibawah ini merupakan langkah untuk membuat JIP periode April
Mei 2015 sebagai berikut :
ug) Table 18. Jadwal Induk Produksi Speedometer April-Mei 2015
uh)

Bul
an

ui)

April

uj)
uo)

uk)

Min

ul)

ggu

uv)

ur)

us)

ut)

VI

VI

um)

un)

up)

II

ux)

uy)

uz)

va)

vb)

vc)

vd)

ve)

108.

108.

10

108.

118.

118.

11

11

vi)

vj)

vl)

vn)

vp)

vq)

vs)

vu)

II

uu)

Mei

uq)
IV

uw)

GR
vf)
CO

vg)

vh)

127.

122.

65

vk)

vm)

vo)

vr)

vt)

vv)

127.

12

127.

122.

12

12

wa)

wb)

wc)

we)

wf)

wg)

vx)
vw)

vy)

vz)

wd)

69.
OH

wh)
wi)

wk)

wl)

wm)

wn)

wo)

wp)

wq)

wr)

57.2

127.

12

127.

122.

122.

12

12

wu)

wv)

ww)

wx)

wy)

wz)

xa)

xb)

57.2

127.

127.

12

122.

122.

122.

12

xf)

xg)

xh)

xi)

xj)

xk)

xl)

xm)

xn)

wj)

JIP

ws)
wt)
JIP

xd)

xe)

xc)

AP

1. Gross Requerment adalah jumlah produk yang akan di produksi pada periode
tertentu, jumlah ini diperoleh melalui forecast bulanan yang di breakdown
menjadi target produksi mingguan.
2. Customer

Order adalah jumlah pesanan konsumen yang harus dipenuhi

sesuai waktu yang ditentukan (diasumsikan dari hasil produksi bulanan).


3. On Hand inventory merupakan jumlah stock yang disimpan pada akhir
periode produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi
kekurangan permintaan pada periode berikutnya.
4. JIP R (JIP Requerment/Real) adalah suatu jumlah produk yang diharapkan
untuk diselesaikan dan tersedia pada periode tertentu.
5. JIP-S (JIP Schedule) adalah rencana produksi yang akan dilakukan, JIP S
ditentukan satu periode sebelumnya.
6. Available-to-Promise (AP) adalah jumlah stok yang tersedia pada periode
tertentu setelah order sudah dipenuhi (siap untuk memenuhi order baru).

58

xo)

BAB VI

PENUTUP

6.1

Kesimpulan
xp)

Dari

hasil

analisa

dan

perhitungan

Perencanaan

Agregat

Speedometer Roda Dua di PT. Indonesia Nippon Seiki menggunakan metode


Chase, Level dan Mixed Strategy dengan metode peramalan penjualan yang
mendapatkan error terkecil dan grafik ramalan penjualanyang paling responsive
adalah metode deret berkala (time series methode), yaitu Moving Average. Maka
diperoleh hasil biaya yang paling minimum yaitu Chase Strategy sebesar Rp. Rp.
5.743.570.045,-Sehingga perusahaan bisa menentukan dan memilih perencanaan

produksi satu tahun kedepan dengan optimal serta dapat mempertimbangkan biaya
yang paling minim.

58

59

6.2

Saran
xq)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan rekomendasi untuk

para pihak yang terkait diantaranya adalah sebagai berikut:

Dari hasil perencanaan produksi yang telah dibuat hendaknya perusahaan


menerapkan sistem perencanaan produksi agregat satu tahun kedepan.
Sehingga perusahaan dapat melakukan perencanaan yang optimal dan
meningkatkan keuntungan perusahaan, karena perencanaan produksi yang

digunakan oleh perusahaan masih berdasarkan pengalaman atau histori.


Peneliti dalam melakukan penelitian memiliki keterbatasan, diantaranya
berkaitan dengan subjek penelitian yang terbatas pada divisi Production
Planning & Inventory Control. Penulis menyarankan melakukan penelitian
lebih lanjut pada bagian Purchasing untuk menentukan Kebutuhan
Material (Material Requrement Planning) yang akan di produksi dan
perencanaan Jadwal Induk Produksi yang lebih mendetail.

DAFTAR PUSTAKA

AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia). Statistic Motorcycle


Production Wholesales Domestic and Exports. 5 Januari 2015.
http://www.aisi.or.id/statistic/

Assauri, S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Assauri, S. 1984. Teknik dan Metode Peramalan Penerapannya Dalam


Ekonomi dan Dunia Usaha. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI.

Buffa, Elwood S dan Sarin, Rakesh K.1996. Manajemen Operasi &


Produksi Modern. Ed ke-8. Jakarta: Binarupa Aksara.

[FT UI] Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. 2007. Inhouse Training


20-24 Agustus 2007. Jakarta : Universitas Indonesia.

Handoko, T. Hani. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan


Operasi. Ed ke-1. Yogyakarta: BPFE.

Heizer, jay dan Reinder, B. 2005 dan 2006. Manajemen Operasi. Ed ke7. Jakarta: Salemba Empat.

Ishak, Aulia. 2010. Manajemen Operasi. Jakarta: Graha Ilmu.

Kusumah, Hendra.1999. Manajemen Produksi. Ed ke-3. Yogyakarta:


Andi.

Makridakis. 1993. Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Bina


Aksara.

Maarif, M.S. dan H. Tanjung. 2003. Manajemen Operasi (edisi 3).


Jakarta: Grasindo.

Samuel. 2010. Perencanaan Agregat PT. Aqua Golden Missisipi Plant


Mekarsari [Tugas Akhir]. Bogor: Perencanaan dan Pengendalian
Produksi Manufaktur/Jasa. Direktorat Program Diploma Institut
Pertanian Bogor.

LAMPIRAN

62

Lampiran 1. Forecasting 2015 Metode Weight Moving Average

Mo
nth
Jan
uar
y
Fe
bru
ary
Ma
rch

Ap
ril

D
e
m
a
n
d(
y)
38
94
22
41
24
99
49
75
58

Ma
y

Jun
e

Jul
y
Au
gu

Err
or^
2

50
78
74

51
63
00

51
39
21

52
42
50
57
27

|
E
rr
o
r|

E
rr
o
r

F
o
r
e
c
a
s
t

4
1
5
1
3
7
4
5
6
7
4
7
.
8
5
0
4
1
2
0
.
3
5
1
1
6
9
0
.
5
5
1

9
2
7
3
7

5
9
5
5
2.
1
9

9
8
0
0.
6
9

1
2
5
5
9.
5
5
5

9
2
7
3
7
5
9
5
5
2.
1
9
9
8
0
0.
6
9

1
2
5
5
9.
5
5
5

860
015
100
0

354
646
300
0

|
%
E
rr
o
r|

0.
1
8

0.
1
2

960
534
70

0.
0
2

157
741
000
312
391

0.
0
2
0.
1

62

st

24

Se
pte
mb
er

36
15
54

Oct
ob
er

52
12
12

No
ve
mb
er

49
57
20

De
ce
mb
er

TO
TA
LS

37
97
30

56
92
76
4

6
8
3
2
5
2
7
1
6
4
.
5
5
1
3
2
9
2
4
9
3
7
4
8
.
7
4
3
7
1
3
4
.
3

8
9
2
1
6
5
6
1
0.
5

AV
ER
AG
E
Ne
xt
per
iod

47
43
97

4
8
9
1

1
6
5
6
1
0.
5

7
9
2
0

7
9
2
0

1
9
7
1.
3
4
5
7
4
0
4.
3
1
1
7
4
1
7.
9
1

1
9
7
1.
3
4

8
9
2

1
9
3
5.
3
2
(
B
ia
s)

600
0

274
268
400
00

627
264
00

388
619
6

0.
4
6

0.
0
2

5
7
4
0
4.
3
1
4
6
3
4
4
7.
5
5
1
4
9
4.
1
7
(
M
A
D

329
525
500
0

463
130
300
00

514
589
300
0
(MS
E)

0.
1
5

1.
0
7

0.
1
2
(
M
A
P

63

3
4
.
3

)
St
d
er
r

E
)

813
39.7

Lampiran 2. Grafik forecasting 2015 Weight Moving Average

64

Lampiran 3. Forecast 2015 Metode Exsponential Smoothing

Mo
nth
Jan
uar
y

Fe
bru
ary

D
e
m
a
n
d(
y)
38
94
22

41
24
99

Ma
rch

49
75
58

Ap
ril

50
78
74

Ma
y

51
63
00

Jun
e

51
39
21

Jul
y
Au

52
42
50
57

F
o
r
e
c
a
s
t

E
rr
o
r

3
8
9
4
2
2
3
9
6
3
4
5
4
2
6
7
0
9
4
5
1
0
5
8
.
5
4
7
0
6
3
1
4
8
3
6
1
8
4

|
E
rr
o
r|

2
3
0
7
7
1
0
1
2
1
3

8
1
1
6
5

6
5
2
4
1.
5

4
3
2
9
0

4
0
6
3
2
7

Err
or^
2

2
3
0
7
7
1
0
1
2
1
3
8
1
1
6
5
6
5
2
4
1.
5
4
3
2
9
0
4
0
6
3
2
7

|
%
E
rr
o
r|

532
547
900

102
440
500
00
658
776
200
0

425
645
700
0
187
403
000
0

0.
2

0.
2

0.
1

165
096
200
0
591

0
0.

65

gu
st

27
24

Se
pte
mb
er

36
15
54

Oct
ob
er

52
12
12

No
ve
mb
er

49
57
20

De
ce
mb
er

37
97
30

9
5
8
0
7
.
6
5
1
8
8
8
2
.
5
4
7
1
6
8
4
4
8
6
5
4
2
.
4
4
8
9
2
9
5
.
7

6
9
1
6.
4
1
5
7
3
2
8.
5

4
9
5
2
8

9
1
7
7.
6
1
0
9
5
6
5.
7
2
2
3
3
4
6.
4
2
0
3
0
4.
2
(
B

TO
TA
LS

56
92
76
4

AV
ER
AG
E
Ne
xt

47
43
97

4
5

6
9
1
6.
4
1
5
7
3
2
8.
5
4
9
5
2
8

9
1
7
7.
6

613
300
0

247
522
700
00

0.
4

245
302
600
0

842
288
00

1
0
9
5
6
5.
7
7
5
7
1
3
4.
8
6
8
8
3
0.
4
(
M

120
046
300
00

703
561
000
00
639
600
900
0
(MS
E)

0.
3

1.
7

0.
2
(
M

66

6
4
2
6

per
iod

ia
s)

A
D
)
St
d
er
r

A
P
E
)

884
15.8

Lampiran 4. Grafik forecasting 2015 Exponential Smoothing


67

Lampiran 5. Perencanaan Agregat Level Strategic pada PT. INS tahun 2015

Bulan

Ap

ril

ei

Ju

Jul

ni

Se

Ag

pte

ust

us

be

Ok

Initial

be
r

25

Kerja

Tingkat

Deman
Forecasting

ve

se

be

be

Tota
l

25

25

25

25

25

25

25

25

9.0

9.0

9.0

9.0

9.0

9.0

9.0

9.0

9.0

85

85

85

85

85

85

85

85

85

09

09

09

09

09

09

09

09

09

Produksi

De

Tenaga

Lembur

76

69.

Inventori

No

to

49

49

49

49

49

49

49

49

49

4.41

0.1

0.1

0.1

0.1

0.1

0.1

0.1

0.1

0.1

1.70

89

89

89

89

89

89

89

89

89

43

47

50

51

51

53

48

48

45

4.41

3.1

2.6

7.2

2.6

8.1

6.9

6.1

5.1

9.4

1.70

60

44

44

98

57

65

76

63

95

68

Inventori

12

(akhir)

14

12

10

76.

30.

34.

39.

69.

6.7

4.3

7.2

4.7

81

03

04

07

76

99

44

89

80

Lampiran 6. Perencanaan Agregat Chase Strategic pada PT. INS tahun 2015

Bulan

Initial

Ap

Tingkat

Produksi

Deman
Forecasting

pte

242
.86
205
07

485

7.2

.69

.15

.96

.17

.16

.49

44

.16

472
.64

50
7.2

512
.69

518
.15

536
.96

486
.17

485
.16

459

.64

.16

433

tal

256
.42
864
69

To

ber

486

em

er

256
.96
405
92

des

mb

536

283
.80
813
95

518

No
ve

er

er

273
.86
733
62

Ok
tob

512

mb

us

270
.98
202
96

Se

ust

50

472

Ag

26
8.0
99
36
58

433

Jul

249
.81
183
93

Lembur

228
.94
291
75

Kerja

Ju
ni

769

Tenaga

69.

Me

ril

Inventori

4.4
11.
70
2

459
.49

4.4
11.

69

Inventori
(akhir)

69.
769

44

69.

69.

76

769

69.

769

69.

69.

769

69.

769

69.

769

70

69.

769

769

Lampiran 7. Perencanaan Agregat Mixed Strategic pada PT. INS tahun 2015

Bulan

Initial

Ap

69.
769

24
8.9
51
37
4

Tenaga
Kerja

Lembur

Tingkat
Produksi

Me

ril

Inventori

24
8.9
51
37
4

471
.01
6

Juli

Se
pte

27
6.2
18
81
6

ve

25
2.0
85
09
5

25
2.0
85
09
5

ot

ber

al

25
2.0
85
09
5

476
.94
4

em

476
.94
4

des

er

522
.60
6

mb

27
6.2
18
81
6

No

er

522
.60
6

tob

27
6.2
18
81
6

Ok

er

522
.60
6

mb

471
.01
6

ust

24
8.9
51
37
4

Ag
us

471
.01
6

Jun

476
.94
4

70

4,
41
1,
69
8

Deman

433
.16
0

472
.64
4

507
.24
4

512
.69
8

518
.15
7

536
.96
5

486
.17
6

485
.16
3

459
.49
5

107
,62
9

106
,00
1

69,
773

79,
681

84,
130

69,
771

60,
539

52,
320

69,
769

Forecasti
ng

Inventori
(akhir)

71

4.
41
1.
70
2

Lampiran 8. Statistik Produksi Aktual Sepeda Motor

Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor (AISI) 2010

72

73

Lampiran 9. Struktur Organisasi PPC PT. INS


74

Lampiran 10.Katalog Produk Speedometer PT. INS

75

Anda mungkin juga menyukai