Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

UMKM MEBEL PENGRAJIN KAYU NNN


DI INDRALAYA

Disusun oleh
Haryandi
NIM: 01021281320006

Mata Kuliah : Ekonomi Skala Kecil

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Produktivitas merupakan nisbah atau rasio antara hasil kegiatan (output,
keluaran) dan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut
(input, masukan) (Kussriyanto, 1984, p.1). Input bisa mencakup biaya produksi
(production cost) dan biaya peralatan (equipment cost). Sedangkan output bisa
terdiri dari penjualan (sales), earnings (pendapatan), market share, dan kerusakan
(defects) (Gomes,1995, p.157).
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam
mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling
strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen.
Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian,
2002, p.2). Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor penting dalam
mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; pertama,
karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari
biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, karena masukan
pada faktor-faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1993, p.1).
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan pelaku bisnis
yang bergerak pada berbagai bidang usaha, yang menyentuh kepentingan
masyarakat. Di Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah sering disingkat
(UMKM), UMKM saat ini dianggap sebagai cara yang efektif dalam pengentasan
kemiskinan. Dari statistik dan riset yang dilakukan, UMKM mewakili jumlah
kelompok usaha terbesar. UMKM telah diatur secara hukum melalui Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam
masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis
ekonomi.
Selain menjadi sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap
pembangunan nasional, UMKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup
besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu upaya
mengurangi pengangguran dan menjaga perekonomian tetap berjalan dengan baik
walaupun dilanda krisis sehingga perekonomian tidak tepuruk. UMKM juga
memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di suatu daerah
yang belum diolah secara komersial.UMKM dapat membantu mengolah Sumber
Daya Alam yang ada di setiap daerah. Hal ini berkontribusi besar terhadap
pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. Kami mengambil
contoh pada usaaha kerajinan kayu yang berlokasi di Indralaya sebagai objek
penelitian UMKM yang menghasilkan berbagai macam kusen, jendela, pintu,
meja dan semacamnya

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana produktivitas tenaga kerja UMKM pengrajin kayu


NNN?

2. Bagaimana meningkatkan produktivitas tenaga kerja UMKM


pengrajin kayu NNN?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui produktivitas tenaga kerja UMKM pengrajin kayu NNN

2. Mengetahui cara peningkatkan produktivitas tenaga kerja UMKM


pengrajin kayu NNN
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian UMKM


UMKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang
pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang. Menurut Undang-Undang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 definisi
UMKM adalah :
1. Usaha Mikro, adalah Usaha produktif milik orang perorangan dan atau
badan usaha perorangan. Memiliki kekayaan bersih paling banyak 50 juta
rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan dan hasil penjualan tahunan
paling banyak 300 juta rupiah.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan maupun kelompok. Memiliki kekayaan
bersih lebih dari 50 juta rupiah sampai 500 juta rupiah, dan memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari 300 juta rupiah sampai 2,5 milyar rupiah

3. Usaha Menengah adalah usaha produktif yang memiliki kekayaan bersih


lebih dari 500 juta rupiah sampai paling banyak 10 milyar rupiah, dan
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 2,5 milyar rupian sampai
paling banyak 50 milyar rupiah.

Peranan UMKM secara nyata dapat kita lihat dalam mengatasi krisis
ekonomi indonesia pada masa reformasi dan saat perusahaan-perusahaan besar
mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini,UMKM telah
berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara
Indonesia.

2.2 Produktivitas Tenaga Kerja


Salah satu dari masalah utama dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah
produktivitas tenaga kerja yang rendah. Pada masa ini dimana jaman yang terus
berubah, demikian juga keadaan perekonomian yang selalu meningkat, dimana
sistem perekonomian pasar lebih dominan yang mengakibatkan semakin ketat
persaingan antar perusahaan yang sejenis. Perusahaan diharapkan terus
berkembang serta mencapai laba yang memuaskan seperti yang telah ditetapkan
oleh perusahaan. Perusahaan harus dapat mengikuti perkembangan perekonomian
agar dapat bertahan dalam persaingan, perusahaan harus memikirkan aspek
kualitas dan terus-menerus meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya.
Dalam perkembangan perusahaan dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor intern
dan faktor ekstern. Yang termasuk faktor ekstern antara lain merupakan banyak
perusahaan pesaing, minat konsumen pada produk, lokasi geografis perusahaan
itu. Sedangkan yang termasuk dalam faktor intern adalah tingkat output yang
diproduksi, biaya produksi, volume penjualan, kualitas produk, dan lain-lain.
Dalam mengatasi masalah intern usaha yang harus dilakukan perusahaan
merupakan meningkatkan produktivitas sumber daya manusianya. Selain menjadi
harta terpenting bagi perusahaan, tenaga kerja juga adalah salah satu komponen
biaya terbesar dalam perusahaan.
Manajemen perusahaan harus memperhatikan produktivitas tenaga kerja,
sebab produktivitas adalah salah satu indikator untuk mengatur tingkat efisiensi.
Pencapaian prestasi manajemen sangat tergantung pada produktivitas kerja,
dalam hal ini merupakan produktivitas sumber daya manusia. Menurut hasil
penelitian mengenai produtivitas tenaga kerja sektor aneka industri yang
dilakukan PEP-LIPI tahun 1996 membenarkan kecenderungan turunnya
produktivitas tenaga kerja .
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan produktivitas, faktor-
faktor itu merupakan gaya hidup industrial, posisi dan status pekerja, sistem upah,
sistem bonus, kepuasan dan terbatasnya inisiatif dan juga hubungan sosial yang
kurang serasi, menciptakan situasi yang tidak kondusif pada tumbuhnya semangat
kompetitif dikalangan pekerja, yang berpengaruh pada munculnya sikap yang
cepat puas diri pada hasil pekerjaan, sikap yang skeptis dan statis di kalangan
pekerja. Perusahaan dalam usahanya untuk meningkatkan produktivitas tenaga
kerjanya harus terlebih dahulu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
dan menentukan produktivitas dari tenaga kerja. Dalam peningkatan
produktivitas, sumber daya manusia memegang peranan utama yang
menguntungkan bagi perusahaan, sebab teknologi dan produksi adalah hasil karya
manusia. Produktivitas merupakan peningkatan produksi dimana terjadi
perbandingan yang membaik jumlah sumber daya yang digunakan dengan jumlah
barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi (keluaran). Peningkatan
produktivitas terjadi bila keluaran yang sama dapat dihasilkan dari masukan yang
lebih sedikit atau menghasilkan keluaran yang lebih banyak untuk masukan yang
sama.
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam
mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling
strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen.
Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian,
2002, p.2). Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor penting dalam
mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; pertama,
karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari
biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, karena masukan
pada faktor-faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1993, p.1).

2.2.1 Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja

Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut system pemasukan fisik


perorangan/perorang atau per jam kerja orang diterima secara luas, namun dari
sudut pandangan/ pengawasan harian, pengukuran-pengukuran tersebut pada
umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang
diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu,
digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun).
Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai
jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya
yang bekerja menurut pelaksanaan standar.
Karena hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam waktu,
produktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai suatu indeks yang sangat
sederhana:

Hasil dalam jam-jam yang standar : Masukan dalam jam-jam waktu.

Untuk mengukur suatu produktivitas perusahaan dapatlah digunakan dua


jenis ukuran jam kerja manusia, yakni jam-jam kerja yang harus dibayar dan jam-
jam kerja yang dipergunakan untuk bekerja. Jam kerja yang harus dibayar
meliputi semua jam-jam kerja yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang tidak
digunakan untuk bekerja namun harus dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit,
tugas luar dan sisa lainnya. Jadi bagi keperluan pengukuran umum produktivitas
tenaga kerja kita memiliki unit-unit yang diperlukan, yakni: kuantitas hasil dan
kuantitas penggunaan masukan tenaga kerja (Sinungan, 2003, p.24-25).

Menurut Wignjosoebroto, (2000, p.25), produktivitas secara umum akan dapat


diformulasikan sebagai berikut:
Output
Produktivitas = Input

Jadi dalam hal ini pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat diformulasikan
sebagai berikut:

NilaiTotal Output
Produktivitas Tenaga Kerja = Jumlah Tenaga Kerja
BAB 3
GAMBARAN UMUM

3.1. Profil Industri

Pengrajin Kayu NNN adalah sebuah industri skala kecil dan menengah
yang berlokasi di Jalan Tasik, Dusun 3 Desa Tanjung Seteko, Kecamatan
Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Industri ini mengolah bahan
mentah menjadi bahan setengah jadi atau output yang siap dipasarkan. Pengrajin
Kayu NNN memproduksi berbagai jenis kerajinan kayu seperti kusen pintu,
pintu, jendela, lemari, ranjang, meja, kursi, dan sebagainya.
Bapak Umar nama pemilik industri ini tinggal tidak jauh dari lokasi usaha.
Industri Pengrajin Kayu NNN menurut Bapak Umar merupakan ekspansi usaha
dari Usaha Sewa Tenda NNN yang juga berlokasi tidak jauh dari lokasi usaha
Pengrajin Kayu NNN. Dalam hal permodalan, Bapak Umar menggunakan
profit yang diterima dari Usaha Sewa Tenda NNN dengan rincian sebagai
berikut:
Modal awal:
1. Modal Peralatan : Rp. 8.000.000,00
2. Modal bahan baku dan tempat usaha : Rp. 25.000.000,00
3. Tanah : Rp. 20.000.000,00

Dalam menjalankan usahanya, Bapak Umar mempekerjakan pegawai


sebanyak dua orang. Beban gaji yang dikeluarkan Bapak Umar dihitung dari
jumlah pesanan yang diterima dengan rincian:
1. Satu buah kusen, pegawai menerima Rp. 25.000,00
2. Satu buah jendela, pegawai menerima Rp. 50.000,00
3. Satu buah pintu, pegawai menerima Rp. 150.000,00

Nilai output usaha ini adalah sebesar Rp. 5.000.000,00 perbulannya.

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Peranan UMKM


Pembangunan ekonomi di Indonesia UMKM selalu digambarkan sebagai
sektor yang mempunyai peranan yang penting, karena sebagian besar jumlah
penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik
disektor tradisional maupun modern. Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian
yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan. Pembinaan
dan pengembangan UMKM saat ini dirasakan semakin mendesak dan sangat
strategis untuk mengangkat perekonomian rakyat, maka kemandirian UMKM
dapat tercapai dimasa mendatang. Dengan berkembangnya perekonomian rakyat
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka kesempatan
kerja, dan memakmurkan masyarakat secara keseluruhan. Ketahanan UMKM
terhadap krisis ekonomi glabal yang lalu membuktikan bahwa UMKM bisa
dijadikan salah satu strategi dalam penanggulangan masalah yang timbul akibat
dilanda krisis

4.2 Produktifitas Tenaga Kerja

Menurut Wignjosoebroto, (2000, p.25), produktivitas secara umum akan dapat


diformulasikan sebagai berikut:
Output
Produktivitas = Input
Jadi dalam hal ini pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat diformulasikan
sebagai berikut:

NilaiTotal Output
Produktivitas Tenaga Kerja = Jumlah Tenaga Kerja

Jadi dalam UMKM Pengrajin Kayu NNN produktivitas tenaga kerjanya adalah:

NilaiTotal Output
Produktivitas Tenaga Kerja = Jumlah Tenaga Kerja

5.000 .000
Produktivitas Tenaga Kerja = 2 = 2.500.000

Nilai produktivitas tenaga kerja pada usaha Pengrajin Kayu NNN adalah
sebesar Rp. 2.500.000,00.

4.3 Upaya Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas kerja sebagai salah satu orientasi manajemen dewasa ini,


keberadaannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap produktivitas pada dasarnya dapat diklasifikasikan
kedalam dua jenis, yaitu pertama faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung,
dan kedua faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung.

4.3.1 Remunerasi

Remunerasi adalah merupakan imbalan atau balas jasa yang diberikan


perusahaan kepada tenaga kerja sebagai akibat dari prestasi yang telah
diberikannya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Pengertian ini
mengisyaratkan bahwa keberadaannya di dalam suatu organisasi perusahaan tidak
dapat diabaikan begitu saja. Sebab, akan terkait langsung dengan pencapaian
tujuan perusahaan. Remunerasi yang rendah tidak dapat dipertanggungjawabkan,
baik dilihat dari sisi kemanusiaan maupun dari sisi kelangsungan hidup
perusahaan.

Secara teoritis dapat dibedakan dua sistem remunerasi, yaitu yang


mengacu kepada teori Karl Mark dan yang mengacu kepada teori Neo-klasik.
Kedua teori tersebut masing-masing memiliki kelemahan. Oleh karena itu, sistem
pengupahan yang berlaku dewasa ini selalu berada diantara dua sistem tersebut.
Berarti bahwa tidak ada satupun pola yang dapat berlaku umum. Yang perlu
dipahami bahwa pola manapun yang akan dipergunakan seyogianya disesuaikan
dengan kebijakan remunerasi masing-masing perusahaan dan mengacu kepada
rasa keadilan bagi kedua belah pihak (perusahaan dan karyawan).

Besarnya tingkat remunerasi untuk masing-masing perusahaan adalah


berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhinya diantaranya, yaitu permintaan dan penawaran tenaga kerja,
kemampuan perusahaan, kemampuan dan keterampilan tenaga kerja, peranan
perusahaan, serikat buruh, besar kecilnya resiko pekerjaan, campur tangan
pemerintah, dan biaya hidup.

Dilihat dari sistemnya pembelian remunerasi dapat dibedakan atas prestasi


kerja, lama kerja, senioritas atau lama dinas, kebutuhan, dan premi atau upah
borongan

4.3.2. Pendidikan dan Latihan

Pendidikan dan latihan dipandang sebagai suatu invesatasi di bidang


sumber daya manusia yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dari
tenaga kerja. Oleh karena itu pendidikan dan latihan merupakan salah satu faktor
penting dalam organisasi perusahaan. Pentingnya pendidikan dan latihan
disamping berkaitan dengan berbagai dinamika (perubahan) yang terjadi dalam
lingkungan perusahaan, seperti perubahan produksi, teknologi, dan tenaga kerja,
juga berkaitan dengan manfaat yang dapat dirasakannya. Manfaat tersebut antara
lain: meningkatnya produktivitas perusahaan, moral dan disiplin kerja,
memudahkan pengawasan, dan menstabilkan tenaga kerja.

Agar penyelenggaraan pendidikan dan latihan berhasil secara efektif dan


efisien, maka ada 5 (lima) hal yang harus di pahami, yaitu 1) adanya perbedaan
individual, 2) berhubungan dengan analisa pekerjaan, 3) motivasi, 4) pemilihan
peserta didik, dan 5) pemilihan metode yang tepat.
Pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja dapat diklasifikasikan kepada dua
kelompok, pertama, yakni pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja yang termasuk
kepada kelompok tenaga kerja operasional, kedua, pendidikan dan latihan bagi
tenaga kerja yang termasuk kepada kelompok tenaga kerja yang menduduki
jabatan manajerial. Untuk masing-masing kelompok tenaga kerja tersebut
diperlukan metode pendidikan yang berbeda satu sama lain

4.4. Analisis Strategi

4.4.1 Matriks SWOT

Model SWOT atau disebut juga Metode SWOT atau Analisis


SWOTadalah salah satu cara untuk menganalisis posisi kompetitif suatu
perusahaan. Analisis SWOT menggunakan teknik atau alat yang disebutMatriks
SWOT untuk mengaudit atau menilai sebuah organisasi beserta lingkungannya.
Dalam kerangka analitis perumusan strategi, Analisis SWOT merupakan langkah
pertama dalam Tahap Pencocokan. Dalam menyusun Matriks SWOT, para
pengambil keputusan meletakkan fokus pada masalah-masalah utama, yang
kemudian membantu mereka untuk merumuskan perencanaan strategi.

Setiap huruf dalam kata SWOT mengandung istilah yang sangat


kuat: (S)trength = kekuatan,(W)eakness = kelemahan, (O)pportunities = peluang,
dan (T)hreats = ancaman. Matriks SWOT merupakan sebuah alat pencocokan
yang penting untuk membantu para pengambil keputusan dalam mengembangkan
empat jenis strategi, yaitu Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi
WO(kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatan-ancaman) dan Strategi
WT (kelemahan-ancaman). Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal
utama merupakan bagian tersulit dalam mengembangkan Matriks SWOT dan
membutuhkan penilaian yang baikdan tidak ada satu pun paduan yang paling
benar.

Strengths (kekuatan)
Pengalaman usaha pemilik
Pengalaman usaha yang telah dimiliki pemilik usaha mebel nnn
sebelumnya digunakan sebagai landasan membuat strategi bisnis
Modal besar
Dengan modal yang cukup besar usaha mebel nnn bisa membeli peralatan
untuk produksi walaupun masih sederhana
Pemilik memiliki link luas
Dari usaha sebelumnya tentu pemilik memilik banyak pelanggan dan
kenalan yang bisa menjadi pelanggan lagi untuk usaha mebelnya.

Weakness (kelemahan)
Peralatan yang masih sederhana sehingga proses produksi tidak bisa cepat
Produk belum memiliki corak yang bagus

Opportunities
Harga yang miring dengan produk yang cukup bagus sehingga bisa
menarik para pelanggan
Berlokasi di tanjung seteko dimana banyak pembangunan rumah oleh
penuduk

Threats
Harus bersaing dengan industri mebel besar yang sudah lama berdiri
Penutupan usaha apabila mendapatkan bahan baku kayu dengan cara yang
menlanggar hokum
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang (O) Pemilik usaha yang Perbarui / modernisasi
memiliki banyak peralatan dan
pengalaman dan link perlengkapan usaha.
pemasaran luas dapat
memasarkan hasil Perbanyak motif, corak,
produksi secara serta pilihan dari produk
maksimal salah satunya yang dihasilkan.
adalah pemasaran di
lokasi pembangunan
kompleks perumahan
baru.
Ancaman (T) Gunakan pengalaman Modernisasi peralatan
yang telah didapatkan serta perbanyak pilihan
dalam hal persaingan dari produk yang
terhadap kompetitor. dihasilkan

Manfaatkan link-link Mencari pasar baru


yang dimiliki untuk untuk memasarkan hasil
mencari supplier bahan produksi dan menguasai
baku lebih banyak pasar seluas-luasnya.

4.4.2. Matriks SPACE


Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation), digunakan untuk
evaluasi posisi strategi. Analisa ini merupakan pendekatan yang digunakan untuk
menentukan posisi strategi perusahaan dan individu bisnisnya. Ini merupakan
pengembangan dari metode portofolio dua dimensi, seperti halnya portofolio
produk BCG (Boston Consuling Group)atau metode Mc. Kinseys Attractiveness
Industry / Company Strength Matrix.

Pendekatan analisa SPACE berusaha untuk mengatasi keterbatasan metode


metode lainnya, dengan menambahkan dua dimensi lagi pada matriks. Setiap
dimensi dilihat sebagai gabungan dari beberapa faktor yang dievaluasi secara
terpisah. Dengan memasukkan sejumlah faktor, manajer dapat melakukan evaluasi
alternatif strategi tertentu dari beberapa perspektif, dalam posisi yang lebih baik
untuk menentukan strategi yang dipilih.

Internal Dimension
Nilai
Financial Strength
Arus Kas 4
Likuiditas Perusahaan 3
Pengembalian Modal 4

Internal Dimension
Nilai
Competitive Advantage
Kualitas -6
Referensi Pelanggan -4
Market Share -3

External Dimension
Nilai
Environmental Stability
Perubahan Teknologi -2
Tingkat Permintaan -5
Elastisitas Permintaan -1

External Dimension
Nilai
Industry Strength
Potensi Pertumbuhan 5
Potensi Profit 4
Stabilitas Finansial 3

Rata-Rata Nilai dari Setiap Dimensi


Financial Strength 3,7
Competitive Advantage -4,3
Environmental Stability -2,7
Industry Strength 4

Analisis SPACE Matriks:


Sumbu X horizontal (Competitive Advantage + Industry Strength)
= -4,3 + 4
= -0,3
Sumbu Y vertical ( Financial Strength + Environmental Stability)
= 3,7 + (-2,7)
=1

6
Konservatif 5 Agresif
4
Strategi Pengrajin 3
Kayu NNN 2
1
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
-1
-2
-3
Defensif -4 Kompetitif
-5
-6
Dengan demikian usaha Pengrajin Kayu NNN tergolong dalam konservatif pada
strategi yang di pilihnya, yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar,
pengembangan produk, dan diversifikasi terkait. Berdasarkan SPACE Matriks ini
maka Pengrajin Kayu NNN mempunyai kecenderungan untuk konservatif dalam
bergerak di pasaran.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Tenaga kerja yang ada di Pengrajin Kayu NNN dapat dikatakan
produktif.
2. Dalam mengembangkan dan meningkatkan produktifitas setiap tenaga
kerjanya, Pengrajin Kayu NNN dapat melakukan remunerasi berupa
pemberian imbalan dan apresiasi serta melakukan pelatihan dan
pendidikan kepada tenaga kerja.
3. Berdasarkan Analisis SPACE Matriks, Pengrajin Kayu NNN mempunyai
kecenderungan untuk konservatif dalam bergerak di pasaran.

5.2 Saran
Sebagai salah satu bentuk UMKM pengrajin kayu NNN untuk kedepannya
harus meningkatkan kualitas pekerjaannya sehingga menarik minat para
konsumen dan memperluas skala usaha yang tidak hanya bergantung pada kayu,
karna terbatasnya supply, dan memperluas lapangan pekerjaan serta
meningkatkan lagi SDM yang dimiliki sehingga produk yang dihasilkan lebih
inovatif.

DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Kumorotomo, Wahyudi., 2008. Perubahan Paradigma Peran Pemerintah


dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM, Makalah ditulis sebagai
Background Study RPJMN Tahun 2010-2014 Bidang Pemberdayaan Koperasi
dan UMKM, Bappenas.

Http://www.ekonomirakyat.org/edisi_20/artikel_7.htm

Syarief, Teuku., Prospek dan Kendala KUR dalam Mendukung Perkuatan


Permodalan UMKM. Diskusi rutin pemberdayaan Koperasi dan UKM
Kalangan Penelti dan pejabat struktural di lingkungan Kementerian Negara
Koperasi dan UKM tanggal 7 Januari 2011.

http://albanjarirohman.blogspot.co.id/2014/11/analisis-dan-pilihan-strategi-
matriks.html

http://www.okeygan.com/2011/05/contoh-pengerjaan-space-matrix.html

https://manajemenstrategis.wordpress.com/2011/06/26/matriks-space/

https://massofa.wordpress.com/2008/04/02/pengertian-dan-faktor-faktor-
yang-mempengaruhi-produktivitas-kerja/

http://ipsgampang.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-produktivitas-tenaga-
kerja.html

Anda mungkin juga menyukai