PENDAHULUAN
Laporan hasil studi kelayakan (feasibility study report) sering dibutuhkan oleh
beberapa pihak yang berkepentingan (stakeholders). Pertama laporan dibutuhkan
oleh sponsor yaitu pemrakarsa proyek. Bagi mereka hasil laporan akan
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan yang
bersangkutan dengan rencana investasi. Pihak kedua yang memerlukan laporan
studi adalah mereka yang diundang untuk ikut membiayai proyek, baik sebagai
pemegang saham ataupun sebagai kreditur, misalnya bank dan lembaga keuangan
nonbank. Di samping itu kerap kali laporan studi kelayakan juga diperlukan oleh
badan-badan pemerintah, misalnya Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM).
Oleh karena laporan studi kelayakan diperlukan oleh lebih dari satu pihak, maka
dalam menyusun laporan hendaknya diusahakan agar kebutuhan semua pihak
dapat dipenuhi. Susunan kerangka laporan studi kelayakan yang berikut secara
garis besar mencakup kebutuhan berbagai macam pihak yang berkepentingan
dalam rencana investasi proyek. Di dalam menyusun laporan studi kelayakan
hendaknya selalu diperhatikan kaitan antara satu bab dngan bab-bab yang lain,
demikian juga antara pmbahasan satu aspek dngan aspek yang lainnya.
Selain itu hendaknya diperhatikan pula teknik penyajian laporan berikut ini:
1. Pergunakanlah bahasa yang baik.
2. Hindarilah sedapat mungkin pemakaian kalimat yang terlalu panjang.
Janganlah mempergunakan kalimat yang samar-samar atau dapat diartikan
bermacam-macam.
3. Janganlah mempergunakan kata-kata yang emosional.
4. Apabila terhadap sesuatu hal tertentu perlu diajukan ulasan atau pendapat,
hendaknya selalu dijaga faktor obyektivitas. Hindarilah pula ulasan yang
berkepanjangan.
5. Janganlah mengajukan kesimpulan, pendapat atau saran yang sifatnya
spekulatif.
6. Bilamana di dalam pembahasan hal-hal tertentu dipergunakan asumsi,
hendaknya disebutkan dengan jelas.
Laporan studi kelayakan proyek yang disajikan secara profesional, akan banyak
membantu pihak-pihak yang bersangkutan dengan perencanaan dan pembiayaan
pembangunan proyek tersebut.
Bab:
1. Pendahulan..
4. Uraian tentang aspek teknis dan teknologi proyek yang direncanakan.
5. Uraian tentang aspek manajemen operasional dan tenaga kerja inti.
Lampiran-lampiran
BAB 1: RINGKASAN
Bab ini menyajikan hal-hal pokok mengenai proyek yang direncanakan, pemrakarsa
proyek serta kesimpulan dan saran secara keseluruhan. Isi pokok bab ini adalah
sebagai berikut:
1.5 Aspek Ekonomi dan Keuangan
a) Jumlah kebutuhan dana modal tetap dan modal kerja awal yang
diperlukan.
b) Struktur permodalan, perbandingan antara modal sendiri dan pinjaman;
sumber pinjaman yang diharapkan dan persyaratannya.
c) Kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial, mendatanglkan laba
dan manfaat social-ekonomi lainnya.
Keberhasilan operasi proyek tidak dapat terlepas dari kedudukan proyek dalam
struktur ekonomi dan industri nasional dan daerah sekitar lokasi proyek. Di samping
itu perkembangan pembangunan dan operasi proyek juga tidak akan terlepas dari
latar belakang pemrakarsanya. Oleh karena itu di dalam laporan studi kelayakan
proyek hendaknya diuraikan pula latar belakang proyek serta pemrakarsanya,
kedudukan proyek dalam struktur ekonomi nasional dan daerah serta peranan
proyek dalam perkembangan industri dimana proyek yang bersangkutan tergolong.
Bila jenis investasi yang direncanakan merupakan perluasan dari proyek yang ada,
perlu pula diuraikan pengaruh timbal balik antara proyek lama dengan proyek yang
akan dibangun,ditinjau dari berbagai macam segi. Adapun garis besar uraian latar
belakang proyek dan pemrakarsanya adalah sebagai berikut:
c. Pengalaman mereka dalam bidang usaha pada umumnya serta dunia
usaha yang bersangkutan dengan proyek yang direncanakan.
Di dalam bab ini disajikan proyeksi permintaan produk sejenis di masa yang akan
datang, serta kemungkinan proyek dapat memperoleh bagian dari jumlah
permintaan keseluruhan tersebut. Tren permintaan produk pada masa yang lampau
disajikan pula dalam bab ini, berikut hasil pembahasannya. Di samping itu dibahas
pula suasana persaingan dewasa ini serta kemungkinannya di masa yang akan
datang,strategi pemasaran yang disarankan, rencana/anggaran penjualan.
a) Jumlah tahunan produksi dalam negeri, impor dan ekspor produk selama
lima tahun terakhir. Penilaian trend perkembangan permintaan produk
selama masa tersebut.
Produksi dlm
Negeri
Impor
Sub Jumlah
Ekspor
Sub Jumlah
Perubahan
cadangan
JUMLAH
Produk
�Y�
dan
seterusnya
Sumber:
Kemungkinan ekspor produk, berapa tiap tahun, dan kemana serta dengan
kondisi penjualan yang bagaimana.
Proyek:�����
Jenis
Harga
Produ
Jual/eceran
Tahun 1 Tahun n
k
Dalam Ekspo Penjualan Anggaran Penjualan Anggaran
negeri r
Dala Ekspo Jumla Dala Ekspo Jumla Dala Ekspo Jumla Dala Ekspo Jumlah
m r h m r h m r h m r
negeri negeri negeri negeri
Jumla
h
Dalam bab ini disajikan hasil evaluasi berbagai macam hal yang bersangkutan
dengan kapasitas produksi ekonomis, teknologi yang dipilih, kebutuhan bahan baku,
bahan pembantu dan bahan pendukung lainnya, serta tenaga kerja langsung.
Dalam bab ini juga diuraikan jenis dan jumlah mesin, peralatan serta harta tetap
lainnya yang diperlukan proyek. Disamping itu disajikan pula hasil peralatan serta
harta tetap lainnya yang diperlukan proyek. Disamping itu disajikan pula hasil
penelitian lokasi proyek dan letak pabrik yang direncanakan, serta program
pembangunan proyek.
a) Uraian tentang berbagai macam jenis bahan baku, pembantu dan
pendukung lain yang dapat dipergunakan oleh proyek yang direncanakan.
Pertimbangan atas segi-segi keuntungan dan kerugian masing-masing jenis
bahan bagi proyek yang direncanakan.
b) Keputusan terhadap jenis bahan yang dipilih serta dasar keputusan
tersebut. Uraian deskriptif masing-masing bahan, termasuk standar mutu
yang diperlukan.
Tabel 4.2. Kebutuhan bahan baku, pembantu dan pendukung pada kapasitas produksi
penuh
Harga/
Sumber Anggaran
Jenis satuan
No Satuan Jumlah
Bahan US$
Lokal Impor Rp Jumlah
*)
Jumlah
*) anggaran pembelian bahan baku, pembantu dan pendukung dalam valuta asing dapat
dijabarkan dalam rupiah dengan mempergunakan kurs mata uang yang berlaku
a) Uraian deskriptif tentang jenis, jumlah, spesifikasi mesin, peralatan dan
harta tetap lain yang diusulkan untuk proyek. Penjelasan perihal alasan
yang dipakai untuk menentukan harta tetap proyek tersebut.
b) Uraian perihal beberapa sumber harta tetap (terutama untuk mesin dan
peralatan) dapat diperoleh. Sebutkan keuntungan dan kerugian masing-
masing bagi proyek yang direncanakan.
c) Saran atas sumber pengadaan harta tetap (terutama untuk mesin dan
peralatan) yang terbaik untuk proyek, sebutkan pula alasannya.
Proyek:���������.
Jenis Harta
No. Jumlah Spesifikasi Produsen/pemborong
tetap
Dalam proyek-proyek besar, jenis dan jumlah harta tetap yang dibutuhkan
acapkali banyak. Untuk menghindari adanya tabel yang terlalu panjang,
disarankan agar untuk tiap kelompok harta tetap pokok disusun satu tabel
tersendiri.
a) Uraian tentang jenis, kualifikasi dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan
proyek.
c) Anggaran tahunan gaji, upah dan jaminan sosial tenaga kerja yang
dibutuhkan.
Anggaran gaji ,upah dan jaminan sosial tersebut hendaknya disusun dalam
tabel seperti contoh Tabel 4-4 berikut:
Tabel 4-4: Anggaran tahunan gaji, upah dan jaminan sosial tenaga kerja
3.
B. Bagian.....
1.
b) Catatan: Hendaknya diusahakan agar peta tiap lokasi dapat dilampirkan
dalam laporan.
c) Usulan tentang lokasi yang terbaik untuk proyek yang direncanakan,
sebutkan pula alasan pilihan lokasi terutama dalam hubungannya dengan
syarat-syarat teknis lokasi yang diperlukan oleh proyek.
c. Jadual tersebut hendaknya disusun dalam bentuk bagan balok (�bar-
chart�) seperti nampak dalam contoh Tabel 4-5.
Bulan ke:
No.Kegiatan
1 2 3 4 5 N
1. Pemesanan mesin
2. Lelang borongan bangunan
3. Pemasangan pondasi
4. Penyelesaian gedung
Pemasangan mesin dan
5.
peralatan
Pemasangan instalasi listrik
6.
dan air
7. Pemasangan alat pendingin
8. Pemasangan tangki
9. Pemasangan diesel
10. Produksi percobaan
11. Produksi komersial
Dalam bab ini disajikan hasil evaluasi berbagai macam hal yang bersangkutan
dengan kebutuhan tenaga manajemen, ahli dan inti yang diperlukan untuk
mengelola proyek. Intisari laporan hasil evaluasi aspek manajemen operasional dan
tenaga kerja inti adalah sebagai berikut:
a) Uraian perihal struktur organisasi yang diusulkan untuk mengelola operasi
proyek.
b) Penjelasan perihal jumlah dan kualifikasi tenaga manajemen dan inti yang
diperlukan untuk mengisi organisasi tersebut.
Tabel 5-1: anggaran tahunan balas jasa tenaga manajemen dan inti
Jumlah
*) Bilamana sebagian dari balas jasa tenaga asing dibayarkan dalam bentuk valuta
asing, jumlah pembayaran tersebut dapat dijabarkan dalam rupiah dengan
mempergunakan kurs mata uang yang berlaku di pasar.
Di dalam bab ini disajikan perhitungan jumlah dana harta tetap dan modal kerja awal
yang diperlukan. Jumlah modal kerja awal hendaklah dihitung secara netto yaitu
jumlah kebutuhan harta lancar dikurangi hutang lancar yang dapat diharapkan
diperoleh dari pihak ketiga. Disajikan juga struktur pembiayaan proyek, kemampuan
proyek memperoleh laba, memenuhi keuangan dan mendatangkan manfaat sosial-
ekonomi yang lain.
Perizinan
Riset/studi
pendukung
Lain-lain
Sub Jumlah
II. Tanah
Pembelian
Penyiapan,
pematangan
Prasarana
Lain-lain
Sub Jumlah
III. Gedung dan
Bangunan
pagar
Sumur
Lain-lain
Sub Jumlah
IV. Mesin dan Peralatan
Pengadaan
Pemasangan
Lain-lain
Sub Jumlah
V. Kendaraan
Pembelian
Pengurusan/surat-
surat
Sub Jumlah
VI. Pengadaan teknologi
VII. Bunga selama
pembangunan
VIII. Produksi percobaan
Untuk menutup kebutuhan dana yang tidak terduga sebelumnya,di atas pos-
pos biaya modal tetap tersebut hendaknya dianggarkan biaya tak terduga
misalnya sebesar 5-10%.
Pada akhir penyajian taksasi kebutuhan tiap pos biaya harta tetap, hendaknya
disusun ringkasan anggaran biaya modal tetap seperti nampak dalam Tabel 6-
1.
Catatan: sebagian besar angka-angka biaya tiap pos biaya modal tetap, pada
dasarnya diambil atau dihitung berdasarkan perhitungan biaya pos-
pos tersebut pada bab-bab terdahulu.
b) Taksasi jumlah kebutuhan dana modal kerja awal (netto). Kebutuhan dana
modal kerja bruto terdiri dari persediaan, piutang dagang dan kas.
Kebutuhan dana modal kerja netto adalah modal kerja bruto dikurangi
dengan hutang jangka pendek tanpa bunga.
Anggaran dana modal kerja awal (netto) hendaknya disusun dalam tabel
seperti contoh Tabel 6-2.
lokal
impor
------------------bulan
setengah jadi
------------------bulan
(d) bahan jadi
------------------bulan
(f) lain-lain
------------------bulan
Piutang dagang
Kas
Jumlah harta
lancar
II. Utang Lancar
1. Utang dagang
2. Utang lain-lain
Jumlah utang lancar
Jumlah
Kelompok dan Pembiayaan Valuta asing *) Rupiah
(Rp)
Dana Modal Tetap
Jumlah Dana
Keseluruhan (1+2)
*) Penjabaran ke dalam rupiah hendaknya dilakukan dengan kurs mata uang yang berlaku
dipasar bebas.
Jumlah
Keterangan
Valuta Asing Rupiah
A. Jumlah Biaya Proyek
1. Modal Tetap
a) Tanah
b) Bangunan
e) Pra-investasi
pembangunan
g) Produksi percobaan
Sub Jumlah
h) biaya tak terduga (5-10%)
Jumlah Modal Tetap
2. Modal Kerja Netto
3. Jumlah Biaya Proyek
B. Sumber Dana
2. Pinjaman
a) Kredit jangka
b) Kredit jangka
c) Kredit jangka
1. Modal
Sendiri
2. Pinjaman
3. Hasil
Penjualan
Jumlah Kas Masuk
B. Arus Kas
Keluar
1. Investasi
proyek
2. Biaya
penyusutan
minus
penyusutan
dan bunga
3. Bunga
pinjaman
4. Angsuran
kredit
5. Pajak
6. Dividen
7. Lain-lain
Jumlah Kas Keluar
C. Kas surplus/
defisit
D. Saldo Kas
Awal
E. Saldo Kas
Akhir
Catatan: untuk menghitung NPV dan IRR ke dalam aliran kas juga dimasukkan nilai
sisa harta tetap pada akhir tahun kehidupan.
Daftar keuangan yang kedua adalah daftar laba/rugi. Daftar tersebut juga disusun
secara tahunan untuk seluruh masa kehidupan proyek. Dalam tabel yang berikut
disajikan contoh penyusunan daftar laba/rugi.
penjualan
netto
2. Harga pokok
produksi
3. Laba kotor
4. Biaya
pemasaran
5. Biaya
keuangan
6. Biaya
administrasi
dan umum
7. Laba sebelum
pajak
8. Pajak Badan
Laba setelah
pajak
Adapun daftar keuangan yang ketiga adalah neraca, disusun untuk tiap akhir tahun
selama masa kehidupan proyek. Dalam tabel yang berikut disajikan contoh penyusunan
neraca proyek.
1. Harta lancar
Kas
Persediaan
Jumlah Kas Masuk
2. Harta Tetap *
Tanah
Gedung
Mesin dan
Peralatan
Kendaraan
Jumlah Harta Tetap
3. Harta Tak
Berujud
Jumlah Aktiva Tetap
B. PASIVA
1. Hutang Lancar
Hutang dagang
Kredit Jangka
Pendek
Lain-lain
Jumlah Hutang
Lancar
2. Pinjaman Jangka
Panjang
Modal Saham
Cadangan
4. Laba/Rugi
JUMLAH PASIVA
Sudah barang tentu hasil evaluasi dan saran tidak hanya semata-mata
dibatasi oleh angka-angka rasio. Hasil pengamatan faktor-faktor kualitatif
yang dapat mempengaruhi jalannya operasi proyek harus juga dipikirkan.
Apabila dari hasil penelitian diketahui ada faktor-faktor tertentu yang sangat
menentukan keberhasilan operasi proyek, hendaknya disajikan pula beberapa
macam kemungkinan pengaruh positif atau negatif terhadap operasi proyek
bilamana terjadi perubahan pada faktor penetu tersebut.
Dalam bab ini disajikan kesimpulan hasil evaluasi terhadap pemrakarsa, aspek demi
aspek studi dan kesimpulan hasil evaluasi proyek secara keseluruhan. Berdasarkan
hasil evaluasi tersebut kemudian diajukan saran.
7.1 Kesimpulan
b) Bagaimana prospek masa depan kehidupan proyek ditinjau dari segi
pemasaran, teknis,teknologi, manajemen operasional, ekonomi dan
keuangan.
d) Mafaat keuangan dan nonkeuangan, apa yang dapat diperoleh dari proyek,
berapa pula jumlahnya bilamana dapat diukur secara kuantitatif.
e) Kelemahan pokok apa yang terdapat pada proyek, bagaimana cara
mengatasinya.
7.2 Saran-saran
a) Proyek yang direncanakan cukup sehat ditinjau dari berbagai macam segi;
prospek masa depannya cukup cerah. Oleh karena itu disarankan agar
rencana investasi proyek diteruskan.
b) Proyek yang direncanakan tidak cukup sehat ditinjau dari bebagai macam
segi; prospek masa depannya meragukan. Oleh karena itu disarankan agar
rencana investasi proyek dihentikan.