Anda di halaman 1dari 35

I.

    PENDAHULUAN

Laporan hasil studi kelayakan (feasibility study report) sering dibutuhkan oleh
beberapa pihak yang berkepentingan (stakeholders). Pertama laporan dibutuhkan
oleh sponsor yaitu pemrakarsa proyek. Bagi mereka hasil laporan akan
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan yang
bersangkutan dengan rencana investasi. Pihak kedua yang memerlukan laporan
studi adalah mereka yang diundang untuk ikut membiayai proyek, baik sebagai
pemegang saham ataupun sebagai kreditur, misalnya bank dan lembaga keuangan
nonbank. Di samping itu kerap kali  laporan studi kelayakan juga diperlukan oleh
badan-badan pemerintah,  misalnya   Badan   Koordinasi    Penanaman    Modal
(BKPM).

Oleh karena laporan studi kelayakan diperlukan oleh lebih dari satu pihak, maka
dalam menyusun laporan hendaknya diusahakan agar kebutuhan semua pihak
dapat dipenuhi. Susunan kerangka laporan studi kelayakan yang berikut secara
garis besar mencakup kebutuhan berbagai macam pihak yang berkepentingan
dalam rencana investasi proyek. Di dalam menyusun laporan studi kelayakan
hendaknya selalu diperhatikan kaitan antara satu bab dngan bab-bab yang lain,
demikian juga antara pmbahasan satu aspek dngan aspek yang lainnya.
 Selain  itu hendaknya diperhatikan pula teknik penyajian laporan berikut ini:
  1. Pergunakanlah bahasa yang baik.
2. Hindarilah   sedapat    mungkin  pemakaian kalimat yang terlalu panjang.
  Janganlah mempergunakan kalimat yang samar-samar atau dapat diartikan
bermacam-macam.
  3. Janganlah mempergunakan kata-kata yang emosional.
4. Apabila terhadap sesuatu hal tertentu perlu diajukan ulasan atau pendapat,
  hendaknya selalu dijaga faktor obyektivitas. Hindarilah pula ulasan yang
berkepanjangan.
5. Janganlah mengajukan kesimpulan, pendapat atau saran yang sifatnya
 
spekulatif.
6. Bilamana di dalam pembahasan hal-hal tertentu dipergunakan asumsi,
 
hendaknya disebutkan dengan jelas.
 Laporan studi kelayakan proyek yang disajikan secara profesional, akan banyak
membantu pihak-pihak yang bersangkutan dengan perencanaan dan pembiayaan
pembangunan proyek tersebut. 

II.    GARIS BESAR ISI LAPORAN

Bab:

1.      Pendahulan..

2.      Latar belakang proyek dan pemrakarsa

3.      Uraian tentang aspek pasar dan pemasaran hasil produksi

4.      Uraian tentang aspek teknis dan teknologi proyek yang direncanakan.

5.      Uraian tentang aspek manajemen operasional dan tenaga kerja inti.

6.      Uraian tentang aspek ekonomi dan keuangan

7.      Kesimpulan dan saran

Lampiran-lampiran

BAB 1:  RINGKASAN

Bab ini menyajikan hal-hal pokok mengenai proyek yang direncanakan, pemrakarsa
proyek serta kesimpulan dan saran secara keseluruhan. Isi pokok bab ini adalah
sebagai berikut:

      1.1    Latar Belakang Proyek dan Pemrakarsa


  a) Nama dan alamat pemrakarsa proyek.
  b) Jenis investasi:proyek, baru atau perluasan.
  c) Produk yang akan dihasilkan.
d) Insentif investasi atau keringanan pungutan yang akan diperoleh dari
 
pemerintah.

                              

      1.2    Aspek Pasar dan Pemasaran

a) Tren perkembangan pemerintah permintaan produk pada masa yang


 
lampau.
  b) Perkiraan jumlah permintaan produk di masa yang akan datang.
  c) Perusahaan asing utama, kekuatan dan kelemahan mereka.

               

      1.3    Aspek Teknis dan Teknologi

               a)   Kapasitas produksi yang direncanakan.

               b)   Sumber bahan baku dan pembantu.

               c)   Jenis teknologi yang dipilih.

               d)   Jenis dan jumlah harta tetap yang diperlukan.

               e)   Lokasi yang direncanakan.

      1.4    Aspek Manajemen Operasional

               a)   Jumlah dam kualifikasi tenaga inti yang diperlukan.

               b)   Sumber pengadaan tenaga inti tersebut.

 
      1.5    Aspek Ekonomi dan Keuangan

a) Jumlah kebutuhan dana modal tetap dan modal kerja awal yang
 
diperlukan.
b) Struktur permodalan, perbandingan antara modal sendiri dan pinjaman;
 
sumber pinjaman yang diharapkan dan persyaratannya.
c)   Kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial, mendatanglkan laba
 
dan manfaat social-ekonomi lainnya.

                 

      1.6    Kesimpulan dan Saran

a) Kesimpulan tentang pemrakarsa dan proyek ditinjau dari masing-masing


 
aspek dan secara keseluruhan.
  b) Saran atas rencana investasi proyek.

BAB 2: LATAR BELAKANG PROYEK DAN PEMRAKARSA

Keberhasilan operasi proyek tidak dapat terlepas dari kedudukan proyek dalam
struktur ekonomi dan industri nasional dan daerah sekitar lokasi proyek. Di samping
itu perkembangan pembangunan dan operasi proyek juga tidak akan terlepas dari
latar belakang pemrakarsanya. Oleh karena itu di dalam laporan studi kelayakan
proyek hendaknya diuraikan pula latar belakang proyek serta pemrakarsanya,
kedudukan proyek dalam struktur ekonomi nasional dan daerah serta peranan
proyek dalam perkembangan industri dimana proyek yang bersangkutan tergolong.
Bila jenis investasi yang direncanakan merupakan perluasan dari proyek yang ada,
perlu pula diuraikan pengaruh timbal balik antara proyek lama dengan proyek yang
akan dibangun,ditinjau dari berbagai macam segi. Adapun garis besar uraian latar
belakang proyek dan pemrakarsanya adalah sebagai berikut:

2.1    Latar Belakang Pemrakarsa

a.   Nama-nama dan alamat pemrakarsa.


b.   Peranan pemrakarsa dalam proyek yang akan dibangun.

c.   Pengalaman mereka dalam bidang usaha pada umumnya serta dunia
usaha yang bersangkutan dengan proyek yang direncanakan.

d.  Kemampuan keuangan mereka, secara umum maupun dalam hubungannya


dengan pembiayaan proyek yang akan direncanakan.

Catatan: Hasil evaluasi prestasi usaha (pemasaran, produksi, keuangan)


perusahaan atau perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh pemrakarsa pada
masa yang lampau hendaknya dilampirkan, termasuk angka-angka penjualan
produk, neraca dan daftar laba/rugi perusahaan selama tiga tahun terakhir.

2.2    Uraian Tentang Proyek yang Direncanakan

a)  Uraian deskriptif tentang proyek; sifat investasi (proyek baru atau


perluasan). Jenis produk pokok dan sampingan (bilamana ada) yang akan
dihasilkan, siapa calon pemakai produk tersebut, daerah pemasaran yang
direncanakan (lokal, nasional, ekspor).

b)   Bagaimana peranan proyek dalam kehidupan ekonomi nasional dan


regional, bagaimana sumbangannya terhadap peningkatan �nilai tambah�
bahan baku yang dipergunakan.

c) Pandangan  pemerintah  terhadap proyek yang direncanakan, merupakan


proyek prioritas, proyek biasa atau proyek yang dianggap sudah jenuh.
Bantuan, insentif investasi dan keringan pungutan apa saja yang dapat
diharapkan akan diperoleh dari pemerintah.
d)   Untuk proyek perluasan hendaknya diuraikan hubungan timbal balik antara
proyek baru dengan proyek yang ada.

2.3    Studi Pendukung

Bilamana selama kegiatan studi kelayakan proyk telah diselenggarakan juga


studi pendukung, hendaknya studi tersebut dicantumkan, beserta uraian
singkat perihal hasil pendukung itu sendiri dapat dipergunakan sebagai
lampiran.

BAB 3: ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Di dalam bab ini disajikan proyeksi permintaan produk sejenis di masa yang akan
datang, serta kemungkinan proyek dapat memperoleh bagian dari jumlah
permintaan keseluruhan tersebut. Tren permintaan produk pada masa yang lampau
disajikan pula dalam bab ini, berikut hasil pembahasannya. Di samping itu dibahas
pula suasana persaingan dewasa ini serta kemungkinannya di masa yang akan
datang,strategi pemasaran yang disarankan, rencana/anggaran penjualan.

3.1    �Trend� Perkembangan Permintaan Produk Hingga Dewasa Ini

a)   Jumlah tahunan produksi dalam negeri, impor dan ekspor produk selama
lima tahun terakhir. Penilaian trend perkembangan permintaan produk
selama masa tersebut.

Pembagian jumlah permintaan tersebut di atas menurut sektor industri,


golongan penduduk, daerah regional ataupun berdasarkan
pembagian/sektor pasar/pemakai yang lain.
 

   Catatan: Apabila produk yang direncanakan merupakan produk baru di


masyarakat, sedapat mungkin dikumpulkan substitusi atau permintaan
produk sejenis di negara lain misalnya Malaysia, Thailand, Filipina, Korea,
dan India.

  Untuk memudahkan pembaca memperoleh gambaran kecen-derungan


perkembangan permintaan efektif produk hingga dewasa ini hendaknya
angka-angka jumlah produksi dalam negeri, impor, ekspor dan perubahan
sediaan produk disusun dalam satu tabel seperti Tabel 3-1.

  Tabel no. 3-1 : Trend perkembangan permintaan produk X,Y dan Z

tahun 20X0 �20X4

  Jenis Produk 20X0 20X1 20X2 20X3 20X4


satuan % satuan % satuan % satuan % satuan    %
  Produk                    
�X�

Produksi dlm

Negeri

Impor
  Sub Jumlah                    
  Ekspor                    
  Sub Jumlah                    
  Perubahan                    
cadangan
  JUMLAH                    
  Produk                    
�Y�
dan
seterusnya

                      Sumber:

  Dalam sebuah penyajian data yang berbentuk angka hendaknya


dicantumkan sumber data tersebut. Sering terjadi angka-angka yang
disajikan dalam tabel merupakan hasil kombinasi angka-angka yang
berbeda dari berbagai sumber macam data. Dalam hal ini hendaknya
disebutkan seluruh sumber data yang dipakai. Angka-angka jumlah
permintaan produk tersebut di  atas  kemudian diperinci menurut sektor
atau kelompok pasar tertentu sesuai dengan keperluan evaluasi.

b)  Penjelasan tentang hasil penelitian atas motivasi pembelian yang


mendominasi keputusan konsumen utama. Uraian perihal faktor-faktor
khusus yang mempengaruhi perkembangan permintaan produk, perkiraan
perkembangan faktor khusus itu sendiri di masa yang akan datang.

3.2    Proyeksi Permintaan Produk

   Proyeksi jumlah permintaan produk selama masa kehidupan proyek yang


akan datang, secara keseluruhan dan menurut sektor-sektor pasar utama.
Bilamana proyek menghasilkan lebih dari satu macam produk, hendaknya
disusun pula proyeksi permintaan produk demi produk, minimal produk-produk
utama.
 

3.3    Faktor Persaingan

  Uraian perihal perusahaan/produk pesaing yang ada dipasar, bagaimana


kekuatan dan kelemahan mereka, dan bagaimana posisi mereka dalam
persaingan. Perkiraan tentang struktur persaingan di masa yang akan datang,
baik antar perusahaan dalam negeri maupun persaingan dengan barang impor.
Perkiraan tentang strategi perdagangan pemerintah dalam rangka melindungi
produk dalam negeri juga perlu dikemukakan.

3.4    Masalah Ekspor    

  Kemungkinan ekspor produk, berapa tiap tahun, dan kemana serta dengan
kondisi penjualan yang bagaimana.

3.5    �Trend� Perkembangan Harga

   Trend perkembangan harga penjualan produk pada masa lampau serta


kemungkinannya di  masa yang akan datang.

3.6    Uraian tentang Rencana Pemasaran Produk yang akan Dihasilkan

a)  Uraian tentang kemungkinan produk yang akan dihasilkan untuk terjun ke


pasar. Strategi pemasaran dan penjualan apa yang disarankan (produk,
harga/syarat penjualan, diskonto, distribusi, syarat pembayaran, promosi
penjualan),dan latar belakang saran strategi tersebut.

b)  Rencana dan anggaran penjualan produk selama masa kehidupan proyek.


 

  Catatan: Apabila proyek yang direncanakan merupakan perluasan,


hendaknya disusun perkiraan dan anggaran penjualan/pemasaran gabungan
antara proyek baru dan lama.

   Perkiraan dan anggaran penjualan produk tersebut hendaknya disusun


seperti Tabel 3-2.

     Tabel 3.2. Proyek dan Anggaran Penjualan Produk

                 Proyek:�����

  Jenis
Harga
Produ
Jual/eceran
Tahun 1   Tahun n
k
Dalam Ekspo Penjualan Anggaran   Penjualan Anggaran
negeri r
  Dala Ekspo Jumla Dala Ekspo Jumla Dala Ekspo Jumla Dala Ekspo Jumlah
m r h m r h  m r h m r
negeri negeri negeri negeri
 
                            
 
Jumla
  h
                          

BAB 4: ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

Dalam bab ini disajikan hasil evaluasi berbagai macam hal yang bersangkutan
dengan kapasitas produksi ekonomis, teknologi yang dipilih, kebutuhan bahan baku,
bahan pembantu dan bahan pendukung lainnya, serta tenaga kerja langsung.
Dalam bab ini juga diuraikan jenis dan jumlah mesin, peralatan serta harta tetap
lainnya yang diperlukan proyek. Disamping itu disajikan pula hasil peralatan serta
harta tetap lainnya yang diperlukan proyek. Disamping itu disajikan pula hasil
penelitian lokasi proyek dan letak pabrik yang direncanakan, serta program
pembangunan proyek.

4.1    Kapasitas Produksi Ekonomis

a)  Uraian tentang hasil penelitian atas faktor-faktor utama yang menentukan


besar kapasitas produksi ekonomis proyek yang direncanakan.

b)  Penentun besar kapasitas produksi ekonomis yang dipilih serta sebab-


sebab atau dasar penentuan yang dipergunakan. Sebutkan pula beberapa
pilihan besar kapasitas produksi yang lain (bilamana ada).

4.2    Rencana Produksi Selama Masa Kehidupan Proyek

a) Uraian dasar-dasar pertimbangan penyusunan rencana produksi tahunan.

b)  Penentuan rencana produksi tahunan, meliputi jenis dan jumlah produk


utama yang akan dihasilkan tiap tahun, serta produk sampingan (bilamana
ada).

   Rencana produksi tahunan tersebut di atas hendaknya disusun seperti dalam


Tabel 4-1.

Tabel 4-1. Rencana produksi selama masa kehidupan proyek:

  Jenis Produk Jumlah Tahun 1   Tahun N


Utama dan produksi  % Jumlah   % Jumlah
Sampingan pada kapasitas (satuan) kapasitas (satuan)
produksi
produksi
kapasitas
 

               

  

4.3    Teknologi yang Dipilih

a)  Uraian tentang berbagai macam teknologi yang dapat dipergunakan oleh


proyek, pertimbangan segi-segi keuntungan dan kerugian tiap jenis
teknologi bagi proyek yang direncanakan.

b) Ketetapan atas jenis teknologi yang dipilih serta sebab-sebab keputusan


tersebut.

c)  Sumber dari mana teknologi dapat diperolah, cara mendapatkan teknologi


tersebut serta biaya yang diperlukan.

4.4    Kebutuhan Bahan Baku, Pembantu dan Bahan Pendukung Lainnya

a)   Uraian tentang berbagai macam jenis bahan baku, pembantu dan
pendukung lain yang dapat dipergunakan oleh proyek yang direncanakan.
Pertimbangan atas segi-segi keuntungan dan kerugian masing-masing jenis
bahan bagi proyek yang direncanakan.
b)   Keputusan terhadap jenis bahan yang dipilih serta dasar keputusan
tersebut. Uraian deskriptif masing-masing bahan, termasuk standar mutu
yang diperlukan.

c)  Gambaran tentang sumber bahan baku, pembantu dan pendukung.


Bagaimana cara memperolah bahan tersebut, berapa harga perolehan
sampai tiba di proyek.

  Jumlah kebutuhan bahan baku, pembantu dan pendukung yang diperlukan


oleh proyek hendaknya disusun seperti dalam Tabel 4-2.

Tabel 4.2. Kebutuhan bahan baku, pembantu dan pendukung pada kapasitas produksi
penuh

                  Proyek :��������.

Harga/
Sumber Anggaran
Jenis satuan
  No Satuan Jumlah
Bahan US$
Lokal Impor   Rp Jumlah
*)
   

   
               
     

   
  Jumlah                

*)  anggaran pembelian bahan baku, pembantu dan pendukung dalam valuta asing dapat
dijabarkan dalam rupiah dengan mempergunakan kurs mata uang yang berlaku
 

4.5    Mesin,Peralatan dan Harta Tetap Lainnya

a)   Uraian deskriptif tentang jenis, jumlah, spesifikasi mesin, peralatan dan
harta tetap lain yang diusulkan untuk proyek. Penjelasan perihal alasan
yang dipakai untuk menentukan harta tetap proyek tersebut.

b)  Uraian perihal beberapa sumber harta tetap (terutama untuk mesin dan
peralatan) dapat diperoleh. Sebutkan keuntungan dan kerugian masing-
masing bagi proyek yang direncanakan.

c)   Saran atas sumber pengadaan harta tetap (terutama untuk mesin dan
peralatan) yang terbaik untuk proyek, sebutkan pula alasannya.

   Untuk memudahkan pembaca laporan mengikuti usulan jenis, jumlah dan


spesifikasi harta tetap proyek, hendaknya harta tetap tersebut disusun dalam
tabel seperti dalam contoh Tabel 4-3.

Tabel 4-3. Jenis dddan Jumlah Harta Tetap

     Proyek:���������.

Jenis Harta
  No. Jumlah Spesifikasi Produsen/pemborong
tetap
 

 
         
 

 
 

   Dalam proyek-proyek besar, jenis dan jumlah harta tetap yang dibutuhkan
acapkali banyak. Untuk menghindari adanya tabel yang terlalu panjang,
disarankan agar untuk tiap kelompok harta tetap pokok disusun satu tabel
tersendiri.

4.6    Kebutuhan Tenaga Kerja Langsung

a)   Uraian tentang jenis, kualifikasi dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan
proyek.

b)  Penjelasan tentang sumber tenaga kerja yang diharapkan serta cara


memperoleh tenaga tersebut.

c)   Anggaran tahunan gaji, upah dan jaminan sosial tenaga kerja yang
dibutuhkan.

   Anggaran gaji ,upah dan jaminan sosial tersebut hendaknya disusun dalam
tabel seperti contoh Tabel 4-4 berikut:

Tabel 4-4: Anggaran tahunan gaji, upah dan jaminan sosial tenaga kerja

Kelompok/ Gaji/upah Tahun N (%


Tahun 1 (%
  Katagori jamsostek rata-   kapasitas
kapasitas produksi
rata per bulan produksi)
Jumlah Anggaran Jumlah Anggaran
   
(Rp) (Rp)
  A.  Bagian.....            
 
1.  
2.
 

3.
           
B.  Bagian.....
1.

4.7    Lokasi Proyek dan Tempat Pabrik

a)   Uraian perihal beberapa pilihan lokasi, pertimbangan keuntungan dan


kerugian tiap lokasi bagi proyek yang direncanakan.

b)   Catatan: Hendaknya diusahakan agar peta tiap lokasi dapat dilampirkan
dalam laporan.

c)   Usulan tentang lokasi yang terbaik untuk proyek yang direncanakan,
sebutkan pula alasan pilihan lokasi terutama dalam hubungannya dengan
syarat-syarat teknis lokasi yang diperlukan oleh proyek.

d)  Uraian-uraian perihal beberapa pilihan tempat pabrik dalam lokasi yang


diusulkan, pertimbangan keuntungan dan kerugian tiap tempat bagi proyek
yang direncanakan.

e)  Usulan tentang tempat pabrik yang terbaik untuk proyek yang


direncanakan, sebutkan pula alasan pilihan tempat tersebut terutama dalam
hubungannya dengan syarat-syarat teknis tempat pabrik yang diperlukan
oleh proyek.

4.8    Progam Pembangunan Proyek


a.  Penjelasan tentang seluruh waktu yang dibutuhkan untuk membangun
proyek. Penegasan tentang kapan pembangunan proyek itu akan dimulai,
misalnya segera setelah desain engineering diselesaikan.

b.   Jadual program pembangunan proyek.

c.   Jadual tersebut hendaknya disusun dalam bentuk bagan balok (�bar-
chart�) seperti nampak dalam contoh Tabel 4-5.

Tabel 4-5: Jadual pembangunan proyek

  Bulan ke:
No.Kegiatan
  1 2 3 4 5   N
  1. Pemesanan mesin              
  2. Lelang borongan bangunan              
  3. Pemasangan pondasi              
  4. Penyelesaian gedung              
Pemasangan mesin dan
  5.              
peralatan
Pemasangan instalasi listrik
  6.              
dan air
  7. Pemasangan alat pendingin              
  8. Pemasangan tangki              
  9. Pemasangan diesel              
  10. Produksi percobaan              
  11. Produksi komersial              

BAB 5: MANAJEMN OPERASONAL DAN TENAGA INTI

Dalam bab ini disajikan hasil evaluasi berbagai macam hal yang bersangkutan
dengan kebutuhan tenaga manajemen, ahli dan inti yang diperlukan untuk
mengelola proyek. Intisari laporan hasil evaluasi aspek manajemen operasional dan
tenaga kerja inti adalah sebagai berikut:

5.1    Kebutuhan Tenaga Manajemen dan Inti

a)   Uraian perihal struktur organisasi yang diusulkan untuk mengelola operasi
proyek.

b)  Penjelasan perihal jumlah dan kualifikasi tenaga manajemen dan inti yang
diperlukan untuk mengisi organisasi tersebut.

5.2    Sumber Tenaga Kerja dan Anggaran Balas Jasa

a)  Uraian perihal sumber tenaga yang diharapkan, jenis dan lamanya


pendidikan tambahan maupun lembaga pendidikan yang dapat diharapkan
bantuannya kelak.

b)  Anggaran tahunan balas jasa (finansial dan non-finansial) tenaga


manajemen dan inti yang disusun seperti dalam contoh Tabel 5-1.

Tabel 5-1: anggaran tahunan balas jasa tenaga manajemen dan inti

  JabatanIndonesia    Asing     Jumlah


Jumlah Balas Jumlah Jumlah Balas Jumlah Keseluruhan
   
tenaga jasa/bulan (Rp) tenaga jasa/budi (Rp*) (Rp)
   

                 

   
  Jumlah              
 

*) Bilamana sebagian dari balas jasa tenaga asing dibayarkan dalam bentuk valuta
asing, jumlah pembayaran tersebut dapat dijabarkan dalam rupiah dengan
mempergunakan kurs mata uang yang berlaku di pasar.

BAB 6: ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

Di dalam bab ini disajikan perhitungan jumlah dana harta tetap dan modal kerja awal
yang diperlukan. Jumlah modal kerja awal hendaklah dihitung secara netto yaitu
jumlah kebutuhan harta lancar dikurangi hutang lancar yang dapat diharapkan
diperoleh dari pihak ketiga. Disajikan juga struktur pembiayaan proyek, kemampuan
proyek memperoleh laba, memenuhi keuangan dan mendatangkan manfaat sosial-
ekonomi yang lain.

6.1    Jumlah Dana Permodalan

a)  Taksasi jumlah kebutuhan dana modal tetap keseluruhan beserta perincian


tiap jenis harta tetap satu demi satu. Kebutuhan dana modal tetap secara
keseluruhan meliputi biaya pra-investasi, pengadaan tanah, gedung pabrik
dan bangunan lain, mesin dan peralatan, kendaraan, pengadaan teknologi,
bunga pinjaman selama masa pembangunan proyek serta biaya produksi
percobaan.

Tabel 6-1: Anggaran Dana Modal Tetap

                                                             Proyek :


Kelompok Biaya Rupiah Valuta asing *) Jumlah (Rp)
I.    Pra Investasi

      Perizinan

    Riset/studi
       
    pendukung

      Evaluasi partner

      Lain-lain
Sub Jumlah      
II.       Tanah

    Pembelian

    Penyiapan,
     
   pematangan

    Prasarana

    Lain-lain
Sub Jumlah      
III.      Gedung dan      

       Bangunan Lain

    Bangunan

    Instalasi air, listrik

    Jalan, selokan,

   pagar
    Sumur

   Lain-lain
Sub Jumlah      
IV.   Mesin dan Peralatan

    Pengadaan

    Pemasangan      

    Instalasi Listrik

Lain-lain
   

Sub Jumlah      
V.   Kendaraan

    Pembelian
     
    Pengurusan/surat-

   surat
Sub Jumlah      
VI.   Pengadaan teknologi

VII.  Bunga selama

      pembangunan
     
VIII. Produksi percobaan

IX.   Biaya tak terduga (5-

      10% - I s.d. VIII)


JUMLAH DANA
     
MODAL TETAP
     *) Dapat dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan mempergunakan kurs yang
berlaku.

   Untuk menutup kebutuhan dana yang tidak terduga sebelumnya,di atas pos-
pos biaya modal tetap tersebut hendaknya dianggarkan biaya tak terduga
misalnya sebesar 5-10%.

     Pada akhir penyajian taksasi kebutuhan tiap pos biaya harta tetap, hendaknya
disusun ringkasan anggaran biaya modal tetap seperti nampak dalam Tabel 6-
1.

Catatan:  sebagian besar angka-angka biaya tiap pos biaya modal tetap, pada
dasarnya diambil atau dihitung berdasarkan perhitungan biaya pos-
pos tersebut pada bab-bab terdahulu.

b)  Taksasi jumlah kebutuhan dana modal kerja awal (netto). Kebutuhan dana
modal kerja bruto terdiri dari persediaan, piutang dagang dan kas.
Kebutuhan dana modal kerja netto adalah modal kerja bruto dikurangi
dengan hutang jangka pendek tanpa bunga.

       

   Anggaran dana modal kerja awal (netto) hendaknya disusun dalam tabel
seperti contoh Tabel 6-2.

Tabel 6-2: Anggaran Dana Modal Kerja Awal


                                                         Proyek : --------------------------------

  Kelompok Biaya Dasar Perhitungan Jumlah (Rp)


I. Harta Lancar
   1.   Persediaan

  (a)   bahan baku

        lokal

  (b)   bahan baku

        impor

  (c)   bahan ------------------bulan

------------------bulan
        setengah jadi
------------------bulan
  (d)   bahan jadi
------------------bulan

    (e)   suku cadang ------------------bulan  

  (f)     lain-lain  

------------------bulan
Piutang dagang
  

 
Kas
  
 
Jumlah harta

   lancar

II.    Utang Lancar
    1.    Utang dagang
    2.    Utang lain-lain
    Jumlah utang lancar

III.    Modal kerja netto  


(I-II)
 
 

c)   Perhitungan jumlah dana keseluruhan yang dibutuhkan oleh proyek yang


direncanakan. Jumlah dana keseluruhan tersebut adalah penjumlahan dari
kebutuhan dana modal tetap dan dana modal kerja netto. Walaupun jumlah
keseluruhan dapat dijabarkan dalam bentuk rupiah, namun hendaknya
masih dapat dilihat berapa jumlah kebutuhan valuta asing yang diperlukan
oleh proyek (bilamana ada). Agar dapat melihat pembagian kebutuhan
dana rupiah dan valuta asing, hendaknya jumlah dana keseluruhan yang
diperlukan oleh proyek, diringkas seperti dalam contoh Tabel 6-3.

Tabel 6-3: Anggaran Dana Keseluruhan

Jumlah
  Kelompok dan Pembiayaan Valuta asing *) Rupiah
(Rp)
      Dana Modal Tetap

      Dana Modal Kerja


       
    Awal (Netto)

 
Jumlah Dana
       
Keseluruhan (1+2)

*) Penjabaran ke dalam rupiah hendaknya dilakukan dengan kurs mata uang yang berlaku
dipasar bebas.

6.2    Struktur Permodalan Proyek


  Uraian tentang struktur pembiayaan proyek yang diusulkan atau diharapkan,
serta dasar-dasar pertimbangan usulan tersebut, Keuntungan serta
kerugiannya bagi proyek yang direncanakan. Hendaknya disebutkan secara
terperinci sumber pembiayaan yang diharapkan serta syarat minimal yang
ditetapkan oleh setiap jenis sumber. Sebagai contoh, apabila salah satu
sumber pembiayaan yang diharapkan adalah pinjaman dari bank, hendaknya
diutarakan suku bunga pinjaman yang berlaku, jangka waktu tenggang
pembayaran kembali kredit, jumlah angsuran tiap masa tertentu, cara
pembayaran angsuran, jaminan kredit yang diminta dan sebagainya.

   Guna memberikan gambaran yang mudah mengenai struktur pembiayaan


proyek yang diusulkan, hendaknya struktur tersebut disusun dalam tabel
seperti contoh Tabel 6-4.

Tabel 6-4. Struktur pembiayaan

                                                                   Proyek : -------------------

  Jumlah
Keterangan
  Valuta Asing Rupiah
  A.   Jumlah Biaya Proyek    

1.      Modal Tetap

a)      Tanah

b)      Bangunan

c)       Mesin dan Peralatan


d)      Teknologi

e)      Pra-investasi

f)         Bunga selama

       pembangunan

g)      Produksi percobaan
  Sub Jumlah    
              h)   biaya tak terduga (5-10%)    
  Jumlah Modal Tetap    
2.        Modal Kerja Netto
     
3.        Jumlah Biaya Proyek
B.     Sumber Dana

1.       Modal Sendiri

2.       Pinjaman

a)      Kredit jangka

      pendek, bank


pemerintah
     

b)     Kredit jangka

      panjang, bank


pemerintah

c)      Kredit jangka

      panjang, Bank/


lembaga keuangan asing
        3.  Jumlah Dana    
 

6.3  Evaluasi Kemampuan Proyek Memenuhi Kewajiban Finansial dan


Mendatangkan Keuntungan

  Untuk mengevaluasi kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial dan


mendatangkan kuntungan hendaklah disusun proyeksi tiga macam daftar
keuangan yaitu perkiraan arus kas, daftar laba/rugi dan neraca. Ketiga
macam daftar keuntungan tersebut hendaknya disusun secara tahunan untuk
seluruh masa kehidupan proyek. Adapun bentuk ketiga macam daftar
keuangan tersebut nampak seperti dalam Tabel 6-5 sampai denganTabel 6-
7.

Tabel 6-5. Proyeksi Perkiraan Arus Kas

                                                          Proyek :-------------------------

  Masa Pembangunan Produksi komersial


  Tahun 0 1 2 3     N
  Program Produksi   55% 80% 100%     100%
A.       Arus Kas

1. Modal

    Sendiri
               
2. Pinjaman

3. Hasil

    Penjualan
  Jumlah Kas Masuk              
  B. Arus Kas              
  Keluar

  1.  Investasi

       proyek

  2.  Biaya

       penyusutan
 minus 

       penyusutan
 dan bunga

  3.  Bunga

       pinjaman

  4.  Angsuran

       kredit

  5.  Pajak

  6.  Dividen

  7.  Lain-lain
  Jumlah Kas Keluar              
C.   Kas surplus/
               
   defisit
D.   Saldo Kas
               
  Awal
E.   Saldo Kas
               
  Akhir
 

Catatan: untuk menghitung NPV dan IRR ke dalam aliran kas juga dimasukkan nilai
sisa harta tetap pada akhir tahun kehidupan.

  Daftar keuangan yang kedua adalah daftar laba/rugi. Daftar tersebut juga disusun
secara tahunan untuk seluruh masa kehidupan proyek. Dalam tabel yang berikut
disajikan contoh penyusunan daftar laba/rugi.

Tabel 6-6. Proyeksi Daftar Laba/Rugi

  Masa Pembangunan Produksi komersial


  Tahun 0 1 2 3     N
  Program Produksi   55% 80% 100%     100%
Hasil

penjualan

  netto              

2. Harga pokok

produksi
     3. Laba kotor              
     4. Biaya              

       pemasaran   

       dan distribusi

   5. Biaya
       keuangan

   6. Biaya
       administrasi
       dan umum
   7. Laba sebelum
               
       pajak
     8. Pajak Badan              
Laba setelah
               
  pajak

  Adapun daftar keuangan yang ketiga adalah neraca, disusun untuk tiap akhir tahun
selama masa kehidupan proyek. Dalam tabel yang berikut disajikan contoh penyusunan
neraca proyek.

Tabel 6-7: Proyek Neraca

  Masa Pembangunan Produksi komersial


  Tahun 0 1 2 3     N
  Program Produksi   55% 80% 100%     100%
A.     AKTIVA

1. Harta lancar

      Kas              

    Piutang dagang

    Persediaan
  Jumlah Kas Masuk              
2. Harta Tetap *

    Tanah

    Gedung
               
    Mesin dan

    Peralatan

    Kendaraan
  Jumlah Harta Tetap              
      3. Harta Tak     
               
          Berujud
  Jumlah Aktiva Tetap              
B.  PASIVA

1.   Hutang Lancar

Hutang dagang
               
Kredit Jangka

Pendek

Lain-lain
Jumlah Hutang
               
Lancar
  2.     Pinjaman Jangka              
Panjang

3.      Modal Sendiri

   Modal Saham
   Cadangan

4.      Laba/Rugi
  JUMLAH PASIVA              
                 

                   * atas pos-pos harta tetap tertentu dikenakan penyusutan

  Evaluasi kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial hendaknya


diadakan baik untuk kewajiban jangka pendek maupun panjang. Untuk
mengukur kemampuan jangka pendek hendaknya dipergunakan kriteria rasio
likuiditas, yang dapat dihitung dengan memperbandingkan angka-angka pos-
pos harta lancar dan kewajiban lancar tiap akhir tahun proyeksi. Kemampuan
memenuhi kewajiban finansial jangka panjang hendaknya diukur dengan
kriteria rasio solvabilitas.

   Sudah barang tentu hasil evaluasi dan saran tidak hanya semata-mata
dibatasi oleh angka-angka rasio. Hasil pengamatan faktor-faktor kualitatif
yang dapat mempengaruhi jalannya operasi proyek harus juga dipikirkan.

  Kemampuan proyek mendatangkan keuntungan hendaknya diukur dengan


kriteria rasio laba atas seluruh aktiva, laba atas modal sendiri, laba atas
penjualan, NPV dan IRR.

6.4    Perhitungan Tingkat Break Even


   Di dalam laporan evaluasi aspek keuangan hendaknya dihitung jumlah hasil
penjualan minimal produk yang harus dicapai tiap tahun agar dapat melampaui
titik break even atau titik impas.

6.5    Pengkajian Faktor Sensitivitas (Kepekaan)

  Apabila dari hasil penelitian diketahui ada faktor-faktor tertentu yang sangat
menentukan keberhasilan operasi proyek, hendaknya disajikan pula beberapa
macam kemungkinan pengaruh positif atau negatif terhadap operasi proyek
bilamana terjadi perubahan pada faktor penetu tersebut.

6.6    Manfaat Sosial/Ekonomi yang lain

   Di dalam laporan evaluasi proyek hendaknya diutarakan pula secara


terperinci berbagai macam manfaat sosial/ekonomi lainnya yang dapat
diharapkan dari proyek.

BAB 7: KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini disajikan kesimpulan hasil evaluasi terhadap pemrakarsa, aspek demi
aspek studi dan kesimpulan hasil evaluasi proyek secara keseluruhan. Berdasarkan
hasil evaluasi tersebut kemudian diajukan saran.

7.1    Kesimpulan

a)   Bagaimana kira-kira kemampuan pemrakarsa dalam pembiayaan proyek,


maupun dalam menangani kegiatan pembangunan dan operasi proyek
yang direncanakan. Di mana letak kekuatan dan kelemahan mereka,
apakah diperlukan bantuan dari luar, kalau diperlukan dalam hal atau
bidang apa.

b)   Bagaimana prospek masa depan kehidupan proyek ditinjau dari segi
pemasaran, teknis,teknologi, manajemen operasional, ekonomi dan
keuangan.

c)  Bagaimana prospek masa depan kehidupan proyek ditinjau dari semua


aspek secara keseluruhan.

d)   Mafaat keuangan dan nonkeuangan, apa yang dapat diperoleh dari proyek,
berapa pula jumlahnya bilamana dapat diukur secara kuantitatif.

e)   Kelemahan pokok apa yang terdapat pada proyek, bagaimana cara
mengatasinya.

7.2    Saran-saran

   Berdasarkan kesimpula diatas, di dalam laporan studi kelayakan proyek


dapat diajukan pilihan saran yang berikut:

a)  Proyek  yang  direncanakan cukup sehat ditinjau dari berbagai macam segi;
prospek masa depannya cukup cerah. Oleh karena itu disarankan agar
rencana investasi proyek diteruskan.

b)   Proyek yang direncanakan tidak cukup sehat ditinjau dari bebagai macam
segi; prospek masa depannya meragukan. Oleh karena itu disarankan agar
rencana investasi proyek dihentikan.

c) Proyek yang direncanakan cukup sehat, tetapi mempunyai kelemahan-


kelemahan tertentu (sebutkan dengan jelas). Oleh karena itu disarankan
agar rencana investasi proyek sementara waktu ditunda sampai diperoleh
kepastian bahwa kelemahan-kelemahan tersebut diatas dapat diatasi.

Anda mungkin juga menyukai