Studi Kelayakan
Bisnis
Modul Sesi 15:
Contoh Proposal Hasil Kajian
Studi Kelayakan Bisnis
I. PENDAHULUAN
Laporan hasil studi kelayakan (feasibility study report) sering dibutuhkan oleh
beberapa pihak yang berkepentingan (stakeholders). Pertama laporan
dibutuhkan oleh sponsor yaitu pemrakarsa proyek. Bagi mereka hasil laporan
akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan
yang bersangkutan dengan rencana investasi. Pihak kedua yang memerlukan
laporan studi adalah mereka yang diundang untuk ikut membiayai proyek, baik
sebagai pemegang saham ataupun sebagai kreditur, misalnya bank dan lembaga
keuangan nonbank. Disamping itu kerap kali laporan studi kelayakan juga
diperlukan oleh badan-badan pemerintah, misalnya Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM).
Oleh karena laporan studi kelayakan diperlukan oleh lebih dari satu pihak, maka
dalam menyusun laporan hendaknya diusahakan agar kebutuhan semua pihak
dapat dipenuhi. Susunan kerangka laporan studi kelayakan yang berikut secara
garis besar mencakup kebutuhan berbagai macam pihak yang berkepentingan
dalam rencana investasi proyek. Di dalam menyusun laporan studi kelayakan
hendaknya selalu diperhatikan kaitan antara satu bab dngan bab-bab yang lain,
demikian juga antara pmbahasan satu aspek dngan aspek yang lainnya.
Selain itu hendaknya diperhatikan pula teknik penyajian laporan berikut ini:
1. Pergunakanlah bahasa yang baik.
2. Hindarilah sedapat mungkin pemakaian kalimat yang terlalu
panjang. Janganlah mempergunakan kalimat yang samar-samar atau dapat
diartikan bermacam-macam.
3. Janganlah mempergunakan kata-kata yang emosional.
4. Apabila terhadap sesuatu hal tertentu perlu diajukan ulasan atau pendapat,
hendaknya selalu dijaga faktor obyektivitas. Hindarilah pula ulasan yang
berkepanjangan.
5. Janganlah mengajukan kesimpulan, pendapat atau saran yang sifatnya
spekulatif.
6. Bilamana di dalam pembahasan hal-hal tertentu dipergunakan asumsi,
hendaknya disebutkan dengan jelas.
Laporan studi kelayakan proyek yang disajikan secara profesional, akan banyak
membantu pihak-pihak yang bersangkutan dengan perencanaan dan
pembiayaan pembangunan proyek tersebut.
II. GARIS BESAR ISI LAPORAN
Bab:
1. Pendahulan..
2. Latar belakang proyek dan pemrakarsa
3. Uraian tentang aspek pasar dan pemasaran hasil produksi
4. Uraian tentang aspek teknis dan teknologi proyek yang direncanakan.
5. Uraian tentang aspek manajemen operasional dan tenaga kerja inti.
6. Uraian tentang aspek ekonomi dan keuangan
7. Kesimpulan dan saran
Lampiran-lampiran
BAB 1: RINGKASAN
Bab ini menyajikan hal-hal pokok mengenai proyek yang direncanakan,
pemrakarsa proyek serta kesimpulan dan saran secara keseluruhan. Isi pokok
bab ini adalah sebagai berikut:
1.1 Latar Belakang Proyek dan Pemrakarsa
a) Nama dan alamat pemrakarsa proyek.
b) Jenis investasi:proyek, baru atau perluasan.
c) Produk yang akan dihasilkan.
d) Insentif investasi atau keringanan pungutan yang akan diperoleh dari
pemerintah.
1.2 Aspek Pasar dan Pemasaran
a) Tren perkembangan pemerintah permintaan produk pada masa yang
lampau.
b) Perkiraan jumlah permintaan produk di masa yang akan datang.
c) Perusahaan asing utama, kekuatan dan kelemahan mereka.
1.3 Aspek Teknis dan Teknologi
a) Kapasitas produksi yang direncanakan.
b) Sumber bahan baku dan pembantu.
c) Jenis teknologi yang dipilih.
d) Jenis dan jumlah harta tetap yang diperlukan.
e) Lokasi yang direncanakan.
Jumla
h
BAB 4: ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
Dalam bab ini disajikan hasil evaluasi berbagai macam hal yang bersangkutan
dengan kapasitas produksi ekonomis, teknologi yang dipilih, kebutuhan bahan
baku, bahan pembantu dan bahan pendukung lainnya, serta tenaga kerja
langsung. Dalam bab ini juga diuraikan jenis dan jumlah mesin, peralatan serta
harta tetap lainnya yang diperlukan proyek. Disamping itu disajikan pula hasil
peralatan serta harta tetap lainnya yang diperlukan proyek. Disamping itu
disajikan pula hasil penelitian lokasi proyek dan letak pabrik yang direncanakan,
serta program pembangunan proyek.
4.1 Kapasitas Produksi Ekonomis
a) Uraian tentang hasil penelitian atas faktor-faktor utama yang
menentukan besar kapasitas produksi ekonomis proyek yang
direncanakan.
b) Penentun besar kapasitas produksi ekonomis yang dipilih serta sebab-
sebab atau dasar penentuan yang dipergunakan. Sebutkan pula
beberapa pilihan besar kapasitas produksi yang lain (bilamana ada).
4.2 Rencana Produksi Selama Masa Kehidupan Proyek
a) Uraian dasar-dasar pertimbangan penyusunan rencana produksi
tahunan.
b) Penentuan rencana produksi tahunan, meliputi jenis dan jumlah produk
utama yang akan dihasilkan tiap tahun, serta produk sampingan
(bilamana ada).
Rencana produksi tahunan tersebut di atas hendaknya disusun seperti
dalam Tabel 4-1.
Tabel 4-1. Rencana produksi selama masa kehidupan proyek:
Jenis Produk Jumlah Tahun 1 Tahun N
Utama dan produksi Jumlah % Jumlah
%
Sampingan pada (satuan) kapasitas (satuan)
kapasitas
kapasitas produksi
produksi
penuh
4.3 Teknologi yang Dipilih
a) Uraian tentang berbagai macam teknologi yang dapat dipergunakan oleh
proyek, pertimbangan segi-segi keuntungan dan kerugian tiap jenis
teknologi bagi proyek yang direncanakan.
b) Ketetapan atas jenis teknologi yang dipilih serta sebab-sebab keputusan
tersebut.
c) Sumber dari mana teknologi dapat diperolah, cara mendapatkan
teknologi tersebut serta biaya yang diperlukan.
4.4 Kebutuhan Bahan Baku, Pembantu dan Bahan Pendukung Lainnya
a) Uraian tentang berbagai macam jenis bahan baku, pembantu dan
pendukung lain yang dapat dipergunakan oleh proyek yang
direncanakan. Pertimbangan atas segi-segi keuntungan dan kerugian
masing-masing jenis bahan bagi proyek yang direncanakan.
b) Keputusan terhadap jenis bahan yang dipilih serta dasar keputusan
tersebut. Uraian deskriptif masing-masing bahan, termasuk standar mutu
yang diperlukan.
c) Gambaran tentang sumber bahan baku, pembantu dan pendukung.
Bagaimana cara memperolah bahan tersebut, berapa harga perolehan
sampai tiba di proyek.
Jumlah kebutuhan bahan baku, pembantu dan pendukung yang diperlukan
oleh proyek hendaknya disusun seperti dalam Tabel 4-2.
Tabel 4.2. Kebutuhan bahan baku, pembantu dan pendukung pada kapasitas produksi
penuh
Proyek :��������.
Harga/
Jenis Sumber Anggaran
No Satuan Jumlah satuan
Bahan
Lokal Impor Rp US$ *) Jumlah
Jumlah
*) anggaran pembelian bahan baku, pembantu dan pendukung dalam valuta asing
dapat dijabarkan dalam rupiah dengan mempergunakan kurs mata uang yang
berlaku
4.5 Mesin,Peralatan dan Harta Tetap Lainnya
a) Uraian deskriptif tentang jenis, jumlah, spesifikasi mesin, peralatan dan
harta tetap lain yang diusulkan untuk proyek. Penjelasan perihal alasan
yang dipakai untuk menentukan harta tetap proyek tersebut.
b) Uraian perihal beberapa sumber harta tetap (terutama untuk mesin dan
peralatan) dapat diperoleh. Sebutkan keuntungan dan kerugian masing-
masing bagi proyek yang direncanakan.
c) Saran atas sumber pengadaan harta tetap (terutama untuk mesin dan
peralatan) yang terbaik untuk proyek, sebutkan pula alasannya.
Untuk memudahkan pembaca laporan mengikuti usulan jenis, jumlah dan
spesifikasi harta tetap proyek, hendaknya harta tetap tersebut disusun
dalam tabel seperti dalam contoh Tabel 4-3.
Tabel 4-3. Jenis dddan Jumlah Harta Tetap
Proyek:���������.
No. Jenis Harta tetap Jumlah Spesifikasi Produsen/pemborong
Dalam proyek-proyek besar, jenis dan jumlah harta tetap yang dibutuhkan
acapkali banyak. Untuk menghindari adanya tabel yang terlalu panjang,
disarankan agar untuk tiap kelompok harta tetap pokok disusun satu tabel
tersendiri.
4.6 Kebutuhan Tenaga Kerja Langsung
a) Uraian tentang jenis, kualifikasi dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan
proyek.
b) Penjelasan tentang sumber tenaga kerja yang diharapkan serta cara
memperoleh tenaga tersebut.
c) Anggaran tahunan gaji, upah dan jaminan sosial tenaga kerja yang
dibutuhkan.
Anggaran gaji ,upah dan jaminan sosial tersebut hendaknya disusun dalam
tabel seperti contoh Tabel 4-4 berikut:
Tabel 4-4: Anggaran tahunan gaji, upah dan jaminan sosial tenaga kerja
Kelompok/ Gaji/upah Tahun 1 (% Tahun N (%
Katagori jamsostek rata- kapasitas produksi kapasitas produksi)
rata per bulan Jumlah Anggaran Jumlah Anggaran
(Rp) (Rp)
A. Bagian.....
1.
2.
3.
B. Bagian.....
1.
2.
3.
Jumlah
4.7 Lokasi Proyek dan Tempat Pabrik
a) Uraian perihal beberapa pilihan lokasi, pertimbangan keuntungan dan
kerugian tiap lokasi bagi proyek yang direncanakan.
b) Catatan: Hendaknya diusahakan agar peta tiap lokasi dapat dilampirkan
dalam laporan.
c) Usulan tentang lokasi yang terbaik untuk proyek yang direncanakan,
sebutkan pula alasan pilihan lokasi terutama dalam hubungannya
dengan syarat-syarat teknis lokasi yang diperlukan oleh proyek.
d) Uraian-uraian perihal beberapa pilihan tempat pabrik dalam lokasi yang
diusulkan, pertimbangan keuntungan dan kerugian tiap tempat bagi
proyek yang direncanakan.
e) Usulan tentang tempat pabrik yang terbaik untuk proyek yang
direncanakan, sebutkan pula alasan pilihan tempat tersebut terutama
dalam hubungannya dengan syarat-syarat teknis tempat pabrik yang
diperlukan oleh proyek.
4.8 Progam Pembangunan Proyek
a. Penjelasan tentang seluruh waktu yang dibutuhkan untuk membangun
proyek. Penegasan tentang kapan pembangunan proyek itu akan
dimulai, misalnya segera setelah desain engineering diselesaikan.
b. Jadual program pembangunan proyek.
c. Jadual tersebut hendaknya disusun dalam bentuk bagan balok (�bar-
chart�) seperti nampak dalam contoh Tabel 4-5.
Tabel 4-5: Jadual pembangunan proyek
Bulan ke:
No.Kegiatan
1 2 3 4 5 N
1. Pemesanan mesin
2. Lelang borongan bangunan
3. Pemasangan pondasi
4. Penyelesaian gedung
Pemasangan mesin dan
5.
peralatan
Pemasangan instalasi listrik
6.
dan air
7. Pemasangan alat pendingin
8. Pemasangan tangki
9. Pemasangan diesel
10. Produksi percobaan
11. Produksi komersial
BAB 5: MANAJEMN OPERASONAL DAN TENAGA INTI
Dalam bab ini disajikan hasil evaluasi berbagai macam hal yang bersangkutan
dengan kebutuhan tenaga manajemen, ahli dan inti yang diperlukan untuk
mengelola proyek. Intisari laporan hasil evaluasi aspek manajemen operasional
dan tenaga kerja inti adalah sebagai berikut:
5.1 Kebutuhan Tenaga Manajemen dan Inti
a) Uraian perihal struktur organisasi yang diusulkan untuk mengelola
operasi proyek.
b) Penjelasan perihal jumlah dan kualifikasi tenaga manajemen dan inti
yang diperlukan untuk mengisi organisasi tersebut.
5.2 Sumber Tenaga Kerja dan Anggaran Balas Jasa
a) Uraian perihal sumber tenaga yang diharapkan, jenis dan lamanya
pendidikan tambahan maupun lembaga pendidikan yang dapat
diharapkan bantuannya kelak.
b) Anggaran tahunan balas jasa (finansial dan non-finansial) tenaga
manajemen dan inti yang disusun seperti dalam contoh Tabel 5-1.
Tabel 5-1: anggaran tahunan balas jasa tenaga manajemen dan inti
JabatanIndonesia Asing Jumlah
Jumlah Balas Jumlah Jumlah Balas Jumlah Keseluruhan
tenaga jasa/bulan (Rp) tenaga jasa/budi (Rp*) (Rp)
Jumlah
*) Bilamana sebagian dari balas jasa tenaga asing dibayarkan dalam bentuk valuta
asing, jumlah pembayaran tersebut dapat dijabarkan dalam rupiah dengan
mempergunakan kurs mata uang yang berlaku di pasar.
I. Pra Investasi
1. Perizinan
2. Riset/studi
pendukung
3. Evaluasi partner
4. Lain-lain
Sub Jumlah
II. Tanah
1. Pembelian
2. Penyiapan,
pematangan
3. Prasarana
4. Lain-lain
Sub Jumlah
III. Gedung dan
Bangunan Lain
1. Bangunan
2. Instalasi air, listrik
3. Jalan, selokan,
pagar
4. Sumur
5. Lain-lain
Sub Jumlah
V. Kendaraan
1. Pembelian
2. Pengurusan/surat-
surat
Sub Jumlah
VI. Pengadaan teknologi
VII. Bunga selama
pembangunan
VIII. Produksi percobaan
IX. Biaya tak terduga (5-
10% - I s.d. VIII)
JUMLAH DANA
MODAL TETAP
*) Dapat dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan mempergunakan kurs
yang berlaku.
Untuk menutup kebutuhan dana yang tidak terduga sebelumnya,di atas
pos-pos biaya modal tetap tersebut hendaknya dianggarkan biaya tak
terduga misalnya sebesar 5-10%.
Pada akhir penyajian taksasi kebutuhan tiap pos biaya harta tetap,
hendaknya disusun ringkasan anggaran biaya modal tetap seperti nampak
dalam Tabel 6-1.
Catatan: sebagian besar angka-angka biaya tiap pos biaya modal tetap,
pada dasarnya diambil atau dihitung berdasarkan perhitungan
biaya pos-pos tersebut pada bab-bab terdahulu.
b) Taksasi jumlah kebutuhan dana modal kerja awal (netto). Kebutuhan
dana modal kerja bruto terdiri dari persediaan, piutang dagang dan kas.
Kebutuhan dana modal kerja netto adalah modal kerja bruto dikurangi
dengan hutang jangka pendek tanpa bunga.
Anggaran dana modal kerja awal (netto) hendaknya disusun dalam tabel
seperti contoh Tabel 6-2.
Tabel 6-2: Anggaran Dana Modal Kerja Awal
Proyek : --------------------------------
Kelompok Biaya Dasar Perhitungan Jumlah (Rp)
I. Harta Lancar
1. Persediaan
(a) bahan baku
lokal
(b) bahan baku
------------------bulan
impor
(c) bahan ------------------bulan
II. Utang Lancar
1. Utang dagang
2. Utang lain-lain
Jumlah utang lancar
c) Perhitungan jumlah dana keseluruhan yang dibutuhkan oleh proyek
yang direncanakan. Jumlah dana keseluruhan tersebut adalah
penjumlahan dari kebutuhan dana modal tetap dan dana modal kerja
netto. Walaupun jumlah keseluruhan dapat dijabarkan dalam bentuk
rupiah, namun hendaknya masih dapat dilihat berapa jumlah kebutuhan
valuta asing yang diperlukan oleh proyek (bilamana ada). Agar dapat
melihat pembagian kebutuhan dana rupiah dan valuta asing, hendaknya
jumlah dana keseluruhan yang diperlukan oleh proyek, diringkas seperti
dalam contoh Tabel 6-3.
Tabel 6-3: Anggaran Dana Keseluruhan
Jumlah Dana
Keseluruhan (1+2)
*) Penjabaran ke dalam rupiah hendaknya dilakukan dengan kurs mata uang yang
berlaku dipasar bebas.
6.2 Struktur Permodalan Proyek
Uraian tentang struktur pembiayaan proyek yang diusulkan atau diharapkan,
serta dasar-dasar pertimbangan usulan tersebut, Keuntungan serta
kerugiannya bagi proyek yang direncanakan. Hendaknya disebutkan secara
terperinci sumber pembiayaan yang diharapkan serta syarat minimal yang
ditetapkan oleh setiap jenis sumber. Sebagai contoh, apabila salah satu
sumber pembiayaan yang diharapkan adalah pinjaman dari bank,
hendaknya diutarakan suku bunga pinjaman yang berlaku, jangka waktu
tenggang pembayaran kembali kredit, jumlah angsuran tiap masa tertentu,
cara pembayaran angsuran, jaminan kredit yang diminta dan sebagainya.
Guna memberikan gambaran yang mudah mengenai struktur pembiayaan
proyek yang diusulkan, hendaknya struktur tersebut disusun dalam tabel
seperti contoh Tabel 6-4.
Tabel 6-4. Struktur pembiayaan
Proyek : -------------------
Jumlah
Keterangan
Valuta Asing Rupiah
6.3 Evaluasi Kemampuan Proyek Memenuhi Kewajiban Finansial dan
Mendatangkan Keuntungan
Untuk mengevaluasi kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial
dan mendatangkan kuntungan hendaklah disusun proyeksi tiga macam
daftar keuangan yaitu perkiraan arus kas, daftar laba/rugi dan neraca.
Ketiga macam daftar keuntungan tersebut hendaknya disusun secara
tahunan untuk seluruh masa kehidupan proyek. Adapun bentuk ketiga
macam daftar keuangan tersebut nampak seperti dalam Tabel 6-5 sampai
denganTabel 6-7.
Tabel 6-5. Proyeksi Perkiraan Arus Kas
Proyek :-------------------------
Masa Pembangunan
Produksi komersial
Tahun 0 1 2 3 N
Program Produksi 55% 80% 100% 100%
A. Arus Kas
1. Modal
Sendiri
2. Pinjaman
3. Hasil
Penjualan
Jumlah Kas Masuk
B. Arus Kas
Keluar
1. Investasi
proyek
2. Biaya
penyusutan
minus
`penyusutan
dan bunga
3. Bunga
pinjaman
4. Angsuran
kredit
5. Pajak
6. Dividen
7. Lain-lain
Jumlah Kas Keluar
C. Kas surplus/
defisit
D. Saldo Kas
Awal
E. Saldo Kas
Akhir
Catatan: untuk menghitung NPV dan IRR ke dalam aliran kas juga dimasukkan nilai
sisa harta tetap pada akhir tahun kehidupan.
Daftar keuangan yang kedua adalah daftar laba/rugi. Daftar tersebut juga disusun
secara tahunan untuk seluruh masa kehidupan proyek. Dalam tabel yang berikut
disajikan contoh penyusunan daftar laba/rugi.
Tabel 6-6. Proyeksi Daftar Laba/Rugi
Masa Pembangunan
Produksi komersial
Tahun 0 1 2 3 N
Program Produksi 55% 80% 100% 100%
1. Hasil
penjualan
netto
2. Harga pokok
produksi
3. Laba kotor
4. Biaya
pemasaran
dan distribusi
5. Biaya
keuangan
6. Biaya
administrasi
dan umum
7. Laba sebelum
pajak
8. Pajak Badan
9. Laba setelah
pajak
Adapun daftar keuangan yang ketiga adalah neraca, disusun untuk tiap akhir tahun
selama masa kehidupan proyek. Dalam tabel yang berikut disajikan contoh
penyusunan neraca proyek.
Tabel 6-7: Proyek Neraca
Masa Pembangunan
Produksi komersial
Tahun 0 1 2 3 N
Program Produksi 55% 80% 100% 100%
A. AKTIVA
1. Harta lancar
Kas
Piutang dagang
Persediaan
Jumlah Kas Masuk
2. Harta Tetap *
Tanah
Gedung
Mesin dan
Peralatan
Kendaraan
Jumlah Harta Tetap
3.Harta Tak Berujud
Jumlah Aktiva Tetap
B. PASIVA
1. Hutang Lancar
Hutang dagang
Kredit Jangka
Pendek
Lain-lain
Jumlah Hutang Lancar
2. Pinjaman Jangka
Panjang
3. Modal Sendiri
Modal Saham
Cadangan
4. Laba/Rugi
JUMLAH PASIVA
“Terima Kasih”