Anda di halaman 1dari 15

LECTURE NOTES

ISYE6196 – Industrial Feasibility


Analysis
Week ke - 1

Teori Kelayakan Proyek dan


Hubungannya dengan Pengambilan
Keputusan
LEARNING OUTCOMES

1. LO1: Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kelayakan suatu proyek/bisnis dalam sebuah
industri

OUTLINE MATERI :

1. Pengertian Studi Kelayakan Proyek

2. Manfaat Studi Kelayakan Proyek

3. Aspek-aspek Kelayakan Proyek

4. Hasil Studi Kelayakan Proyek

5. Tahapan Studi Kelayakan Proyek

6. Pengertian dan Tujuan Pengambilan Keputusan


7. Faktor-faktor Pengambilan Keputusan
8. Jenis-jenis keputusan
9. Pedoman Proses Pengambilan Keputusan
10. Model Keptusan
TEORI KELAYAKAN PROYEK
I. PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Yang dimaksud studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya
suatu proyek yang berhubungan dengan investasi.
Maksud dari “Layak dan Tidak Layak” disini adalah bahwa proyek tersebut dapat
menghasilkan keuntungan yang layak atau tidak jika dijalankan.
Pengertian “untung” disini bisa berbeda arti, berkaitan dengan pihak yang berbeda orientasi.
Seperti, yang berorientasi pada keuntungan ekonomi itu biasanya adalah pengusaha,
sedangkan yang berorientasi pada keuntungan non-ekonomi itu adalah pemerintah dan
lembaga-lembaga nirlaba lainnya.
Adapun analisa yang dilakukan dalam studi kelayakan proyek ini mencakup aspek teknik
dan teknologi, pasar dan pemasaran, manajemen, hukum, lingkungan dan keuangan.
Sedangkan pengertian Proyek adalah :
- Suatu pendirian usaha baru kedalam suatu bauran produk yang sudah ada dengan
menginvestasikan sumber daya yang bias diniai secara independen.
- Suatu usaha yang direncanakan sebelumnya dan memerlukan sejumlah pembiayaan serta
penggunaan masukkan lain, dengan tujuan tertentu dan dilaksanakan dalam waktu
tertentu pula.

B. MANFAAT STUDI KELAYAKAN PROYEK


Studi kelayakan proyek ini biasanya berupa laporan mengenai situasi dan kondisi di
lapangan, baik primer dan sekunder. Dimana laporan ini yang akan menentukan
pengambilan keputusan dari pihak-pihak yang membutuhkan.
Adapun pihak-pihak yang membutuhkan laporan ini, diantaranya adalah :
1. Investor
Investor adalah pemilik modal yang memiliki kepentingan dalam pendanaan atau
permodalan pada suatu proyek. Oleh sebab itu hasil dari studi kelayakan ini sangat
dibutuhkan oleh investor untuk mengambil keputusan berkaitan dengan pendanaan

ISYE6196 – Industrial Feasibility Analysis>>


/permodalan dan juga untuk mengetahui besarnya keuntungan yang akan diperoleh, serta
jaminan keselamatan atas modal/dana yang akan ditanamkan.
2. Kreditor
Kreditor adalah pemberi dana proyek yang diperoleh dari Bank. Oleh sebab itu, pihak
Bank perlu untuk mengkasi studi kelayakan proyek dilihat dari bonafiditas, dan
tersedianya agunan yang dimiliki oleh perusahaan sebelum Bank memutuskan untuk
memberikan kreditnya.
3. Manajemen Perusahaan
Bagi perusahaan, pembuatan proposal ini merupakan upaya untuk merealisasikan ide
proyek dalam meningkatkan laba perusahaan. Biasanya dipimpin oleh Project Leader
yang wajib mempelajari studi kelayakan ini, seperti : pendanaan, baik dari perusahaan
sendiri maupun dari investor ataupun kreditor.
4. Pemerintah dan Masyarakat
Studi kelayakan proyek ini dapat dilakukan dengan memperhatikan kebijakan
pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kebijakan
perusahaan. Sebagai contoh : Penghematan Devisa Negara, Penggalakkan Eksport Non
Migas, Pemakaian Tenaga Kerja Massal, merupakan kebijakan Pemerintah yang harus
dilaksanakan.
5. Untuk Pembangunan Ekonomi
Studi Kelayakan Proyek harus bermanfaat bagi Pembangunan Nasional, terutama
Pembangunan Ekonomi Nasional.
Adapun aspek-aspek yang perlu dianalisa adalah biaya dan manfaat. Seperti :
- Rencana Pembangunan Nasional,
- Distribusi Nilai Tambah bagi masyarakat,
- Nilai investasi untuk tenaga kerja,
- Pengaruh Sosial, dan
- Analisa Kemanfaatan dan Beban Sosial

C. ASPEK-ASPEK KELAYAKAN PROYEK


Ada beberapa aspek yang perlu dianalisa dalam Studi Kelayakan Proyek, yaitu :
1. Aspek Teknik dan Teknologi
Aspek ini mengevaluasi kebutuhan teknis suatu proyek, seperti :
a. Penentuan Kapasitas Produksi
b. Jenis Teknologi yang digunakan
c. Pemakaian Peralatan dan Mesin
d. Lokasi Proyek dan Letak Proyek yang menguntungkan
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Evaluasi aspek pasar dan pemasaran sangat penting dilakukan karena tidak akan ada
proyek yang berhasil tanpa adanya permintaan barang/jasa yang dihasilkan oleh
proyek tersebut. Adapun tujuan dari analisa pasar dan pemasaran adalah untuk
mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan pangsa pasar dari
produk tersebut. Untuk analisa aspek ini bisa menggunakan cara deskriptif, maupun
inferensial. Sedangkan data-datanya dapat menggunakan data kuantitatif dan
kualitatif.
3. Aspek Yuridis
Analisa aspek yuridis/hukum amat sangat diperlukan untuk kelangsungan proyek dan
untuk meyakinkan para investor dan kreditur bahwa proyek yang akan dibuat sesuai
dengan aturan yang berlaku. Karena banyak sekali pihak-pihak yang memiliki
kepentingan melakukan pelanggaran terhadap kewajibannya, sehingga penegakkan
hukun harus dilakukan.
4. Aspek Manajemen
Ada 2(dua) macam aspek manajemen yang dievaluasi, yaitu :
a. Manajemen saat pembangunan proyek
b. Manajemen saat proyek dioperasionalkan

Banyak proyek yang gagal karena kelemahan manajemen. Oleh sebab itu ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pembanguna proyek, yaitu :

a. Rencana Kerja
b. Siapa yang terlibat
c. Koordinasikan pelaksanaan proyek
d. Pengawsan pelaksanaan proyek

Sedangkan untuk proyek yang sudah beroperasi, perlu dilihat dari seberapa Efisiensi
dan efektivitas dari :

a. Bentuk Badan Usaha


b. Jenis Pekerjaan
c. Struktur Organisasi
d. Pengadaan Tenaga Kerja
5. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan sangat berpengaruh positif dan negative terhadap suatu
perusahaan, karena sifatnya dinamis, maka aspek lingkungan perlu dianalisa.
Beberapa hal yang perlu dianalisa, adalah :
a. Sistem Nilai Masyarakat
b. Sistem Birokrasi
c. Iklim Politik dan Perekonomian
d. Lingkungan alan dan lingkungan hidup
6. Aspek Keuangan
Suatu proyek dapat dikatakan sehat, jika proyek tersebut dapat memberikan
keuntungan dan mampu memenuhi kewajiban keuangannya.
Adapun kegiatan aspek Keuangan adalah :
a. Menghitung perkiraan jumlah dana yang diperlukan sebagai modal kerja awal
b. Menghitung perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk pengadaan harta tetap
proyek
c. Mempelajari struktur pembiayaan yang menguntungkan, apakah lewat pinjaman
atau modal sendiri

Laporan keuangan sendiri merupakan hasil dari proses akuntansi yang berguna untuk
mengkomunikasikan keadaan keuangan dengan pihak yang berkepentingan.
D. HASIL STUDI KELAYAKAN
Hasil studi kelayakan proyek akan berupa dokumentasi lengkap dan tertulis, yang berisi
semua aspek-aspek yang telah dibahas sebelumnya.

E. TAHAPAN STUDI KELAYAKAN PROYEK


Ada beberapa tahapan dalam melakukan Studi Kelayakan Proyek, yaitu :
1. Inisiasi Ide Proyek
Dimana produk yang nanti akan diproduksi harus laku dijual dan menguntungkan.
Oleh sebab itu kebutuhan pasar dan jenis produk dari proyek harus dilakukan.
Kriteria produk harus sbb :
a. Memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum terpenuhi
b. Memenuhi kebutuhan manusia namun belum ada
c. Mengganti produk yang sudah ada dengan produk lain yang bernilai lebih

Sedangkan untuk kebutuhan pasar, produk yang dihasilkan dapat dijual dipasar yang
cukup sehat, dengan permintaan terhadap produk cukup baik dalam jangka panjang.

Ide suatu proyek dapat berdasarkan :

a. Kata hati
b. Kemampuan dalam hal teknis
c. Keyakinan akan kemampuan untuk menghasilkan laba.
2. Penelitian
Adapun prosesnya terdiri dari :
a. Pengumpulan Data
b. Pengolahan Data dengan teori-teori yang relevan
c. Analisa dan interpretasi hasil pengolahan data dengan alat analisa yang sesuai
d. Kesimpulan hasil
e. Pelaporan hasil penelitian
3. Evaluasi Proyek
Evaluasi berarti membandingkan antara sesuatu dengan satu atau lebih
standard/kriteria, yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Contoh : Mengevaluasi biaya yang ditimbulkan dengan manfaat/benefit yang akan
diperoleh.
Ada 3(tiga) macam evaluasi proyek, yaitu :
a. Mengevaluasi usulan proyek yang akan dibangun (Project Appraisal)
b. Mengoperasikan proyek yang sedang dioperasikan
c. Mengevaluasi proyek yang baru selesai dibangun
4. Pengurutan Usulan yang Layak
Pengurutan usulan proyek dilakukan jika terdapat lebih dari satu usulan proyek yang
layak namun terdapat keterbatasan manajemen untuk merealisasikan proyek tersebut.
Sehingga perlu adanya proyek prioritas yang memiliki nilai tingga berdasarkan
kriteria penilaian yang telah ditentukan.
5. Rencana Pelaksanaan Proyek
Adapun hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam rencana pelaksanaan proyek
adalah :
a. Menentukan jenis pekerjaan
b. Waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan
c. Jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana
d. Ketersediaan dana dan sumber daya lain
e. Kesiapan Manajemen
6. Pelaksanaan Proyek
Pada tahap ini semua persiapan sudah dilakukan, seperti tenaga pelaksana proyek.
Mulai dari pemimpin proyek sampai pada tingkat yang paling rendah, mereka harus
dapat bekerja sama sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, walaupun pada
kenyataannya rencana yang telah dibuat tidak sesuai dengan realisasinya.
II. PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Beberapa pengertian mengenai Keputusan menurut pendapat para ahli :
- Merupakan hasil dari proses pemikiran yang berupa pemilihan satu dari beberapa
alternative yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
- Merupakan hasil pemecahan masalah secara tegas berkaitan dengan jawaban atas
pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dalan unsur-unsur perencanaan,
terutama yang terjadi terhadap rencana yang telah ditetapkan.
Beberapa pengertian mengenai Pengambilan Keputusan menurut pendapat para ahli :
- Suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta,
dan penentuan yang matang dari alternative yang dihadapi, dan pengambilan tindakan
yang menurut perhitungan merupakan perhitungan yang tepat.
- Suatu pemilihan alternative perilaku dari dua alternative atau lebih.

Adapun tujuan dari pengambilan keputusan adalah memastikan agar tujuan organisasi dapat
dicapai dengan efektif dan efisien tanpa hambatan yang berarti.

B. FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Ada 3(tiga) factor yang mempengaruhi suatu pengambilan keputusan, yaitu :
1. Kondisi Internal dan Eksternal Organisasi
Beberapa factor penilaian kondisi internal suatu organisasi :
a. Ketersediaan Dana
b. Struktur Organisasi
c. Kualitas SDM
d. Peralatan yang dimiliki
e. Sistem Informasi

Segala keputusan yang diambil dapat mempengaruhi roda kehidupan perusahaan


menuju arah positif maupun negative.

Adapun factor eksternal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan adalah :

a. Sosial
b. Ekonomi
c. Politik
d. Hukum
e. Budaya
2. Ketersediaan Informasi
Hal ini menjadi sangat pentig untuk menilai proses dan kualitas hasil keputusan yang
diambil oleh manajemen karena berkaitan dengan masalah-masalah yang perlu
dicarikan jalan keluarnya. Semakin banyak dan akurat informasi yang diperoleh,
maka akan semakin kecil resiko kesalahan dalam pengambilan keputusan, begitu pula
sebaliknya.
3. Keterampilan Pengambil Keputusan
Nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh seorang pengambil keputusan, adalah :
a. Intelejensi
b. Kapasitas
c. Kapabilitas
d. Rasa tanggungjawab

Adapun type pengambil keputusan dibagi atas 5(Lima), yaitu :

a. Type Ketergantungan, dengan ciri-ciri :


- Kurang memiliki pendirian yang tegas
- Lemah terhadap penguasaan masalah
- Memerlukan bantuan orang lain
Ini disebabkan oleh kurangnya informasi, kecakapan dan keberanian mengambil
resiko yang mungkin akan diakibatkan oleh keputusan yang diambil.
b. Type Eksploitatif, dengan ciri-ciri :
- Ide-ide pengambilan keputusan datang dari orang lain/bawahannya dengan cara
mengeksploitasi mereka untuk kepentingan pribadi untuk menutupi
ketidakmampuannya.
c. Type Tabungan, dengan ciri-ciri :
- Banyak menciptakan ide-ide, namun disimpan sampai pada saat yang tepat untuk
kepentingan pribadinya.
d. Type Pemasaran, dengan ciri-ciri :
- Banyak mngeluarkan ide-idenya hanya untuk tujuan pamer untuk menarik
simpati.
e. Type Produktif, dengan ciri-ciri :
- Memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan, berinisiatif, kreatif, dan
dapat bekerjasama baik dengan bawahan, atasan dan rekan sejawat.
C. JENIS-JENIS KEPUTUSAN
Ada (dua) jenis keputusan, yaitu :
1. Keputusan Terstruktur, dimana :
a. Mempunyai aturan-aturan yang jelas dan teliti
b. Dapat digunakan berulang-ulang
c. Dapat diprogramkan atau didelegasikan kepada orang lain maupun perangkat
computer, contoh : pembayaran gaji karyawan (Jelas kapan waktunya,
pelaporannya, perhitungannya, kapan waktu pembayarannya)
2. Keputusan Tidak Terstruktur, dimana :
a. Munculnya kadang-kadang
b. Keputusan yang diambil bersifat unik
c. Tidak dapat didelegasikan
d. Alat analisa tidak lengkap
e. Didominasi oleh intuisi
D. PEDOMAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Ada 7(tujuh) langkah dalam pengambilan keputusan, yaitu :
1. Mengetahui masalah yang paling prioritas dan segera dicarikan solusinya
2. Mengetahui resiko yang akan diterima, jika masalah tersebut tidak ditangani secara
benar
3. Mengetahui rumusan masalah, dengan melakukan identifikasi masalah dan
membatasi masalah, mengklasifikasi masalah dan spesifik, sehingga terdapat
kejelasan persepsi antara pembuat dan pelaksana keputusan
4. Menggunakan metode ilmiah, melalui tahapan penelitian, seperti : pengumpulan data
secara statistic, menggunakan teori relevan, menggunakan alat ukur untuk
menganalisa data, dll.
5. Mengetahui manfaat positif keterlibatan bawahan dalam proses pengambilan
keputusan yang berkualitas dan berbobot karena mendapatkan banyak masukkan dari
mereka sebagai suatu penghargaan bagi mereka pula karena sudah dihargai
masukkannya.
6. Memiliki keyakinan yang tinggi atas hasil keputusan yang diambil, karena sudah
dianalisa dengan matang dengan segala resiko dan konsekuensinya.
7. Menilai hasil keputusan, apakah sudah sesuai sasaran dan tujuan, atau perlu
perbaikan, atau perlu penggantian keputusan dengan yang lebih baik lagi.
E. MODEL KEPUTUSAN
Menurut Hornby, model merupakan contoh yang mengandung unsur yang bersifat
menyederhanakan untuk ditiru.
Adapun manfaat model dalam analisis adalah :
1. Mengetahui hubungan antara masalah yang dipecahkan dengan unsur-unsur terkait.
2. Mengetahui hubungan antar unsur-unsur tadi
3. Merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan antar unsur.

Menurut Spech dalam Quade, ada 5(lima) macam model, yaitu :

1. Model Matematika
Yang banyak dipakai dalam pengambilan keputusan terutama pada aplikasi linear
programming.
2. Model Simulasi Komputer
Merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya sebagai simulasi yang menyerupai
aslinya.
3. Model Permainan Operasional
Yang menjadi unsur atau elemennya adalah manusia sebagai pengambil keputusan,
yang difasilitasi oleh wahana computer atau video games.
4. Model Verbal
Model keputusan yang berdasarkan analogi yang non kuantitatif.
5. Model Fisik
Merupakan serangkaian keputusan dalam program pembangunan dan pengembangan,
baik fisik maupun jasa yang cukup kompleks. Contohnya : PERT (Program
Evaluation Review Technique) dan CPM (Critical Path Method)
KESIMPULAN

1. Dalam Studi Kelayakan Proyek perlu memahami pengertian, manfaat, aspek-aspek yang
perlu dianalisa, hasil studi kelayakan, sampai tahapan pelaksanaan studi kelayakan.
2. Studi kelayakan proyek ini sangat bermanfaat bagi beberapa pihak, seperti : Investor,
Kreditor, Manajemen Perusahaan, Pemerintah dan Masyarakat, dan Negara, dalam hal ini
Pembangunan Ekonomi Nasional.
3. Beberapa aspek yang menjadi pertimbangan studi kelayakan adalah seperti : aspek
Teknis dan Teknologi, Pasar dan Pemasaran, Yuridis/Hukum, Manajemen, Lingkungan,
dan Keuangan.
4. Hasil dari studi kelayakan ini biasanya berupa dokumentasi yang tertulis.
5. Tahapan studi kelayakan proyek terdiri dari : Inisiasi Ide, Tahap penelitian, Evaluasi
Proyek, Pengurutan usulan proyek yang layak, Perencanaan Proyek dan Pelaksanaan
Proyek.
6. Setelah analisa studi kelayakan dilakukan, maka akan dengan mudah dilakukan
pengambilan keputusan oleh para pimpinan organisasi/perusahaan.
7. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain adalah kondisi internal
dan eksternal, ketersediaan informasi, serta keterampilan pengambil keputusan.
8. Adapun type-type pengambil keputusan adalah : Type Ketergantungan, Eksploitatif,
Tabungan, Pemasaran, dan Produktif.
9. Ada 2(dua) jenis keputusan yang biasa terdapat dalam suatu organisasi, yaitu keputusan
yang terstruktur dan tidak terstruktur.
10. Semua keputusan yang diambil oleh pemimpin suatu organisasi/perusahaan perlu
mempertimbangkan dampak jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, sehingga
perlu pedoman agar proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan tepat dan
cermat dengan segala resiko dan konsekuensinya.
11. Ada beberapa model keputusan yang biasa dilakukan dalam suatu perusahaan, yaitu
Model Matematika, Simulasi Komputer, Permainan Operasional, Verbal dan Fisik.
Dimana semua ini dilakukan untuk menyederhanakan dan sebagai alat analisa situasi
yang kompleks, tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan untuk
memudahkan pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA

//Referensi bacaan untuk topic ini


1. Drs. Husein Umar, SE.MM, MBA, Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Metode, dan Kasus. Cet-1 –
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997 – ISBN- 979-605- 578-3
2. Situmorang, Syafrizal Helmi, Studi kelayakan bisnis (buku II)/oleh Syafrizal Helmi Situmorang dan
Ami Dilham. Cet. 1. – Medan: USU Press, 2007. ISBN – 979-458-296-4

Anda mungkin juga menyukai