Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN EVALUASI PROYEK, ASPEK-ASPEKNYA DAN METODE

MEMPEROLEH GAGASAN
A. KONSEP EVALUASI PROYEK
1. Pengertian Evaluasi Proyek
Evaluasi Proyek, juga dikenal sebagai studi kelayakan proyek (atau studi kelayakan bisnis
pada proyek bisnis), merupakan pengkajian suatu usulan proyek (atau bisnis), apakah
dapat dilaksanakan (go project) atau tidak (no go project), dengan berdasarkan berbagai
aspek kajian. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek dapat
dilaksanakan dengan berhasil, sehingga dapat menghindari keterlanjuran investasi modal
yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
Dilihat dari kapan evaluasi dilakukan pada proyek, dapat dibedakan 4 jenis evaluasi
proyek:
Evaluasi terhadap usulan proyek yang akan didirikan (pre-project evaluation);
Evaluasi terhadap proyek yang sedang dibangun (on-construction project evaluation);
Evaluasi terhadap proyek yang telah dioperasionalisasikan (on-going project
evaluation).
Evaluasi terhadap proyek yang telah berakhir (post-project evalution study).
2. Hal-Hal yang Perlu Diketahui dalam Evaluasi Proyek
Sebelum dilakukan suatu evaluasi proyek, perlu diidentifikasikan hal-hal berikut:
Ruang Lingkup Kegiatan Proyek, yakni pada bidang-bidang apa saja proyek akan
beroperasi (mission statement of business).
Cara kegiatan proyek dilakukan, yakni apakah proyek akan ditangani sendiri, atau
ditangani juga oleh (beberapa) pihak lain?
Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan keberhasilan seluruh proyek, yakni
mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan proyek.
Sarana yang diperlukan oleh proyek, menyangkut bukan hanya kebutuhan seperti:
material, tenaga kerja, dan sebagainya, tetapi juga fasilitas-fasilitas pendukung seperti
jalan raya, transportasi, dan sebagainya.
Hasil kegiatan proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk
memperoleh hasil tersebut.
Akibat-akibat yang bermanfaat ataupun yang tidak dari adanya proyek tersebut.
Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal masing-masing
kegiatan tersebut.
3. Perbedaan Intensitas Evaluasi Proyek
Tidak setiap proyek akan diteliti dengan intensitas yang sama. Beberapa proyek mungkin
harus diteliti dengan sangat mendalam, dengan mencakup berbagai aspek yang

berpengaruh. Beberapa lainnya mungkin cukup diteliti pada beberapa aspek saja. Bahkan
ada yang diteliti secara sederhana dan tidak formal.
Beberapa faktor menentukan intensitas studi evaluasi proyek:
a. Besarnya dana yang ditanamkan: semakin besar dana yang ditanamkan, intensitas studi
akan semakin mendalam.
b. Tingkat ketidakpastian proyek: semakin sulit memperkirakan penghasilan penjualan,
biaya, aliran kas, dan lain-lain, maka biasanya studi evaluasi proyek akan semakin hatihati.
c. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek: semakin kompleks faktorfaktor yang mempengaruhi proyek, semakin hati-hati dan mendalam studi evaluasi
proyek tersebut.
4. Lembaga-Lembaga yang Membutuhkan Evaluasi Proyek:
Telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa kegagalan proyek dapat merugikan:
investor, pihak penyedia pembiayaan, pemerintah. Oleh karena itu, mereka lah lembagalembaga yang membutuhkan evaluasi proyek.
Pemilik proyek (investor) dan calon mitra usaha: akan memperhatikan prospek usaha,
yakni tingkat keuntungan yang diharapkan beserta tingkat risiko investasi. Biasanya,
semakin tinggi tingkat keuntungan diiringi dengan semakin tinggi risiko proyek.
Pihak penyedia pembiayaan (bank kreditur, perusahaan leasing, perusahaan modal
ventura, underwriter bila melalui bursa efek, lembaga kredit ekspor barang modal, dan
lembaga donor yang mungkin ikut membiayai proyek): memperhatikan segi keamanan
dana yang mereka pinjamkan, karena mereka mengharapkan agar bunga dan angsuran
pokok pinjaman dapat dibayarkan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, mereka akan
memperhatikan pola aliran dana selama jangka waktu pinjaman tersebut.
Pemerintah: berkepentingan atas manfaat atau dampak dari proyek terhadap
perekonomian nasional maupun dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat.
5. Dua Jenis Evaluasi Kelayakan
Untuk meminimalkan biaya dan efektifitas kegiatan, evaluasi kelayakan proyek dilakukan
dalam dua tahap:
Evaluasi Pendahuluan (Preliminary study atau Pre-evaluation study)
Tujuan Evaluasi Pendahuluan adalah untuk mengetahui faktor-faktor pengambat kritis
(critical factors) yang dapat menghambat jalannya operasi bisnis proyek yang akan
dibangun. Kemungkinan keputusan dari tahap ini adalah pembatalan rencana investasi,
revisi rencana investasi, atau meneruskan evaluasi rencana investasi proyek ke tahap
berikutnya, yakni studi kelayakan proyek.
Evaluasi Kelayakan Proyek (Project Feasibility Study)
Fokus utama studi kelayakan proyek paling sedikit terpusat pada empat aspek: (1)
aspek pasar dan pemasaran terhadap barang atau jasa yang akan dihasilkan proyek; (2)
aspek produksi, teknis dan teknologis; (3) aspek manajemen dan sumberdaya manusia;
dan (4) aspek keuangan dan ekonomi.
6. Tahapan-Tahapan Evaluasi Proyek
Evaluasi Proyek dapat dibagi menjadi beberapa tahap:

Tahap Penemuan ide, yakni penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis produk
dari proyek. Jika terdapat lebih dari satu ide, maka biasanya pengambil keputusan akan
dipengaruhi oleh tiga faktor: (1) intuisi bisnis dari pengambil keputusan; (2) pengambil
keputusan memahami teknis dari proyek; (3) keyakinan bahwa proyek mampu
menghasilkan laba.
Tahapan Penelitian; yakni meneliti beberapa alternatif proyek dengan berbagai
metode ilmiah. Dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah data berdasarkan
metode yang relevan, menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
dengan alat-alat analisis yang sesuai; menyimpulkan hasil sampai pada pekerjaan
membuat laporan hasil penelitian.
Tahap Evaluasi (Evaluasi Pendahuluan dan Evaluasi Kelayakan Proyek). Evaluasi
berarti membandingkan sesuatu berdasarkan satu atau lebih standar atau kriteria,
dimana standar atau kriteria ini dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Hal yang
diperbandingkan dalam evaluasi kelayakan proyek biasanya adalah manfaat (benefit)
dengan seluruh biaya yang akan timbul.
Tahap Pengurutan Usulan yang Layak. Apabila terdapat lebih dari satu usulan
rencana proyek yang dianggap layak, dan bila manajemen memiliki keterbatasan dalam
menjalankan proyek-proyek tersebut, maka manajemen dapat menentukan prioritas
usulan yang layak berdasarkan kriteria-kriteria pengurutan ( ranking) yang telah
ditentukan.
Tahap Rencana Pelaksanaan. Setelah ditentukan rencana proyek mana yang akan
dijalankan, perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan (konstruksi) proyek;
mulai dari penentuan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan;
jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana; ketersediaan dana dan sumberdaya lainnya;
kesiapan manajemen, dll.
Tahapan Pelaksanaan, yakni tahap merealisasikan konstruksi proyek tersebut. Jika
proyek selesai dikonstruksi, maka proyek dioperasionalisasikan. Dalam operasionalisasi
ini, diperlukan juga kajian-kajian untuk mengevaluasi operasionalisasi proyek. Hasil
evaluasi ini dapat dijadikan sebagai feedback bagi perusahaan untuk selalu mengkaji
ualng proyek secara terus-menerus.

B. DESAIN STUDI KELAYAKAN DAN ASPEK-ASPEK EVALUASI PROYEK


Evaluasi Proyek mengkaji kelayakan proyek dari berbagai komponen proyek: pasar,
internal perusahaan, dan lingkungan.
No
Komponen
Aspek yang dikaji
1
Pasar
Pasar konsumen dan pasar produsen (persaingan)
2
Internal Perusahaan
Pemasaran; Teknik dan Teknologi;
Manajemen; Sumberdaya Manusia;
Keuangan.
Politik, Ekonomi, Sosial; Lingkungan Industrial;
3
Lingkungan
Yuridis (Legal); Lingkungan Hidup.
Suatu aspek mungkin terkait dengan aspek lainnya dalam Evaluasi Proyek. Misalnya:
Aspek pemasaran membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek pasar dan
persaingan, serta aspek-aspek lingkungan;

Aspek manajemen akan membutuhkan data-data dan asumsi dari seluruh internal
perusahaan dan seluruh aspek lingkungan.
Aspek sumberdaya manusia membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek teknik dan
teknologi, pasar dan pemasaran, dan manajemen untuk menentukan jumlah dan
spesifikasi tenaga kerja dan program pengembangannya.
Aspek keuangan akan membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek pasar,
pemasaran, manajemen, teknik dan teknologi untuk menentukan besar pendapatan dan
biaya yang harus ditanggung badan usaha.

Modifikasi terhadap aspek-aspek studi kelayakan adalah dimungkinkan, disebabkan oleh


batasan-batasan dalam penelitiannya, seperti:
Apakah rencana bisnis hanya terbatas pada suatu produk baru atau pada rencana
pembentukan SBU atau yang lainnya.
Apakah pasar yang dituju berskala internasional, nasional, atau lokal.
Apakah produk yang akan dihasilkan berupa barang atau jasa atau gabungan
keduanya.
Apakah analisis akan dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif atau gabungan
keduanya.
Dsb.
Berikut desain studi kelayakan:
Bab 1. IKHTISAR / EXECUTIVE SUMMARY
Deskripsi Obyek penelitian; Waktu penelitian, Anggota tim peneliti, Ringkasan hasil studi;
dan Rekomendasi hasil studi.
Bab 2. ASPEK PASAR
Bertujuan untuk mengetahui permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh
proyek.
Bentuk Pasar: Penjelasan aspek pasar produsen dan konsumen yang dipilih.
Luas pasar, pertumbuhan permintaan dan market share dari proyek terhadap seluruh
industri.
Kondisi persaingan antar produsen dan siklus hidup produk: introduksi, bertumbuh,
dewasa, atau menurun.
Mengukur dan Meramal Permintaan dan Penawaran: Penjelasan kondisi permintaan dan
penawaran produk sejenis, baik pada saat ini maupun prediksi masa mendatang.
Bab 3. ASPEK PEMASARAN
Adalah kegiatan untuk menjual produk dan menciptakan hubungan jangka panjang
(yang saling menguntungkan) dengan pelanggan.
Menentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih (target market).
Menentukan strategi untuk dapat meraih dan memuaskan pasar.
Urutan-urutan penulisannya:
A. Sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen: Penjelasan mengenai sikap, perilaku, dan
kepuasan konsumen terhadap produk sejenis saat ini.
B. Segmentasi-Target-Posisi di Pasar: Segmentasi Pasar, Target Pasar dan stratetegi
positioning untuk menguasai target pasar.

C. Situasi persaingan di lingkungan industri: Penjelasan situasi persaingan antar


perusahaan yang memproduksi produk sejenis dengan produk yang akan diproduksi
perusahaan di pasar yang dipilih.
D. Manajemen Pemasaran (Bauran pemasaran): Bagaimana kebijakan bauran
pemasaran yang akan dilaksanakan.
Bab 4. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
Menentukan strategi dan teknologi produksi/operasi yang akan dipilih: kapasitas
produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi, dan tataletak pabrik yang paling menguntungkan.
Urutan-urutannya:
A. Pemilihan strategi produksi.
B. Pemilihan dan perencanaan produk yang akan diproduksi.
C. Rencana kualitas.
D. Pemilihan teknologi.
E. Rencana kapasitas produksi.
F. Perencanaan letak pabrik.
G. Perencanaan tata letak (layout).
H. Perencanaan jumlah produksi.
I. Manajemen Persediaan.
J. Pengawasan kualitas produk.
Bab 5. ASPEK MANAJEMEN
Menentukan manajemen baik dalam konstruksi proyek maupun saat operasional rutin
proyek: pihak perencana, pelaksana manajerial, koordinasi dan pengawasan, bentuk
badan usaha, struktur-organisasi.
Urutan-urutannya:
A. Pembangunan Proyek:
1. Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk.
2. Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi.
3. Pengarahan dan motivasi, termasuk kepemimpinan.
4. Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif.
B. Operasionalisasi Proyek
1. Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk.
2. Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi.
3. Pengarahan dan motivasi, termasuk kepemimpinan.
4. Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif.
Bab 6. ASPEK SUMBERDAYA MANUSIA
Menentukan peran SDM baik dalam konstruksi proyek maupun saat operasional rutin
proyek: jenis pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, cara rekrutmen, renumerasi, lama
bekerja, cara bekerja, dan pengembangan SDM.
Menjelaskan kajian terhadap sepuluh tahapan Manajemen SDM bagi dua kegiatan
utama proyek, yakni pembangunan proyek dan operasionalisasinya.
Urutan-urutannya:
A. Perencanaan SDM
B. Analisis pekerjaan

C. Rekrutmen, seleksi dan orientasi


D. Produktivitas
E. Pelatihan dan pengembangan
F. Prestasi kerja
G. Kompensasi
H. Perencanaan karir
I. Keselamatan dan kesehatan kerja
J. Pemberhentian
BAB 7. ASPEK EKONOMI, SOSIAL, DAN POLITIK
Menjelaskan Pengaruh bagiamana kondisi lingkungan perekonomian, sosial dan politik
daerah dan negara diperkirakan akan mempengaruhi rencana proyek, begitu pula
sebaliknya, bagaimana pengaruh proyek terhadap perekonomian, sosial dan politik
daerah dan negara.
A. Aspek Ekonomi (Sisi Rencana Pembangunan Nasional/Daerah, Distribusi Nilai
Tambah, Investasi per tenaga kerja,
1. Pengaruh Lingkungan Ekonomi terhadap Proyek
2. Pengaruh Proyek terhadap Lingkungan Ekonomi
B. Aspek Sosial
1. Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap Proyek
2. Pengaruh Proyek terhadap Lingkungan Sosial
C. Aspek Lingkungan Alam
2. Pengaruh Lingkungan Alam terhadap Proyek
3. Pengaruh Proyek terhadap Lingkungan Alam (AMDAL)
D. Aspek Politik
3. Pengaruh Lingkungan Politik terhadap Proyek
4. Pengaruh Proyek terhadap Lingkungan Politik
BAB 8. ASPEK KEUANGAN
Menentukan pengaturan rencana keuangan: penghitungan perkiraan jumlah dana yang
dibutuhkan, struktur pembiayaan yang paling menguntungkan, analisa keuangan
kemampulabaan, aliran kas, dsb.
Urutan-urutannya:
A. Kebutuhan Dana dan Sumber Dana
B. Biaya Modal (Cost of Capital)
1. Biaya Hutang
2. Biaya Modal Sendiri
C. Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis)
D. Kelayakan Finansial Proyek
1. Proyeksi Kemampulabaan (Projected Income Statement)
2. Proyeksi Aliran Kas (Projected Cashflow)
3. Benefit-Cost Ratio
4. Internal Rate of Return
5. Analisa kelayakan finansial lainnya

C. IDENTIFIKASI KESEMPATAN BERUSAHA


Identifikasi kesempatan usaha merupakan langkah pertama dalam studi kelayakan. Caracara yang dapat digunakan untuk identifikasi kesempatan usaha dapat dilakukan dengan
modus-modus berikut:
Mempelajari impor. Impor menunjukkan bahwa masih terdapat (sebagian) pasar yang
masih belum bisa dipenuhi oleh pasar dalam negeri. Bila impor ini mempunyai
kecenderungan yang semakin meningkat, bisa diprediksi bahwa masih terdapat
permintaan dari dalam negeri untuk produk/jasa tersebut.
Menyelidiki keberadaan material lokal. Jumlah material yang melimpah, dengan
harga yang murah dan/atau mutu yang baik merupakan kesempatan yang dapat
dimanfaatkan.
Mempelajari keterampilan tenaga kerja. Beberapa industri, seperti misalnya industri
kerajinan atau industri berbasis pengetahuan, menempatkan tenaga kerja sebagai
faktor yang sangat penting. Tersedianya tenaga kerja yang berketerampilan mungkin
dapat digunakan untuk membuat produk yang sejenis, namun terdiferensiasi
dibandingkan produk yang telah ada di pasaran.
Mempelajari Industri. Berbagai kesempatan dapat diperoleh dalam industri yang
sedang berkembang. Misalnya, meningkatnya jumlah dan harga ekspor udang galah
berkualitas super menunjukkan bahwa masih terbukanya kesempatan usaha pada
bidang pembudidayaan udang maupun industri hulunya (misalnya: bidang pakan udang,
pembibitan udang, pembuatan kolam udang, dsb)
Eksploitasi Kemajuan Iptek. Perubahan teknologi memungkinkan investor
memanfaatkan kesempatan itu sebelum pihak lain memulainya. Langkah masuk
mendahului pesaing ke pasar yang baru mungkin dapat memberikan first mover
advantage yang bila di-manage, akan menjadi competitive advantage yang
menguntungkan.
Mempelajari hubungan antar industri. Pertumbuhan suatu industri hampir bisa
dipastikan akan menciptakan kesempatan bagi industri lainnya. Contoh, pertumbuhan
industri pembudidayaan kerang mutiara memberikan kesempatan bagi industri
pembibitan dan pakan kerang mutiara (industri hulu) maupun industri kerajinan berbasis
mutiara dan perdagangan mutiara (industri hilir). Identifikasi kesempatan ini dapat
dilakukan dengan menganalisa bagaimana input dan output industri tersebut saling
terkait.
Menilai rencana/program pembangunan. Rencana atau Program Pembangunan
Nasional maupun Daerah atau masterplan pembangunan yang dilakukan pemerintah,
atau proyek-proyek besar oleh swasta akan menciptakan kebutuhan akan produk/jasa
lain yang belum ada.
Melakukan pengamatan di tempat lain. Pembangunan di daerah, wilayah, maupun
negara lain mungkin dapat diterapkan di daerah kita.

1.1

Pengantar

Dan Dialah Allah SWT, yang menundukkan lautan (untukmu) agar


kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar (ikan) dan
kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan
kamu melihat bahtera berlayar kepada-Nya dan supaya kamu
mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu
bersyukur(An-Nahl:14).Dengan luas perairan yang mencapai 5,8
juta km tersebut,
Dahuri, (2002) mengungkapkan bahwa
Indonesia memiliki
kelimpahan sumberdaya kelautan dan
perikanan dengan sejumlah keunggulan komperatif dan kompetitif
yang sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan harga di tingkat
produsen tahun 2000, nilai produksi ikan tangkap mencapai Rp
18,46 triliun.

Berdasarkan UU. No 31 tahun 2004.


Perikanan adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya ikan dan
lingkungannya
mulai
dari
praproduksi,produksi
pengolahan
sampai
dengan
pemasaran,yang
dilaksanakan dalam satu sistem bisnis
perikanan.

Sedangkan sumberdaya ikan adalah potensi semua jenis ikan, ikan


sendiri adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian
dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan.Indonesia
termasuk salah satu negara bahari sekaligus negara kepulauan
terbesar di dunia. Luas perairannya mencapai sekitar 5,8 juta km
atau 75% dari total luas wilayahnya. Wilayah perairan ini tersebar
dalam bentukpulau, berjumlah sekitar 17.506 pulau yang dikelilingi
oleh 81.000 km garis pantai (Dahuri, 2003) dalam Mimit P. (2011
d.)

Dengan luas perairan yang mencapai 5,8 juta km tersebut, Dahuri,


(2002) mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki kelimpahan
sumberdaya kelautan dan perikanan dengan sejumlah keunggulan

komperatif dan kompetitif yang sangat tinggi. Berdasarkan


perhitungan harga di tingkat produsen tahun 2000, nilai produksi
ikan

Untuk benih ikan laut mencapai mencapai Rp 8,07 milyar,


sedangkan untuk budidaya laut yang meliputi ikan, rumput laut,
kerang-kerangan, tiram, teripang, mutiara mencapai produksi
senilai Rp 1,36 triliun.Potensi produksi perikanan Indonesia
mencapai 65 juta ton per tahun. Dari potensi tersebut hingga saat
ini dimanfaatkan sebesar 9 juta ton. Namun, potensi tersebut
sebagian besar berada di perikanan budidaya yang mencapai 57,7
juta ton per tahundan baru dimanfaatkan 2,08%. Sedangkan
potensi perikanan tangkap (laut dan perairan umum) hanya sebesar
7,3 juta ton per tahun dan telah dimanfaatkan sebesar 65,75%.
Rendahnya potensi perikanan tangkap tersebut dikarenakan dari 9
Wilayah Penangkapan Perikanan (WPP), 3 WPP sudah over fishing, 4
WPP sudah mendekati overfishing. Sehingga tinggal 2 WPP yang
memiliki potensi penangkapan (Sukandar, 2007) dalam (Hasan,
2009).

Usaha perikanan khususnya budidaya air tawar/payau sekarang


tidak lagi dijadikan sebagai usaha sampingan, tetapi banyak
masyarakat menjadikan usaha ini sebagai usaha pokok. Usaha
perikanan darat sebagai salah satu sumber penghasilan petani ikan
memegang peranan penting dalam kegiatan ekspor. Produksi
perikanan darat dengan areal dan potensi yang ada memungkinkan
untuk ditingkatkan, yaitu dengan cara memperbaiki kombinasi
faktor-faktor produksi dan pembaharuan teknologi. Sektor
perikanan darat memperlihatkan prospek dengan pengembangan
yang cukup besar baik dari sumber dan potensi maupun identifikasi
usahanya.

Dalam pasal 25 UU. No 31 tahun 2004. Usaha perikanan


dilaksanakan dalam system bisnis perikanan yang meliputi
praproduksi, produksi, pengolahan dan pemasaran.Secara garis
besar berdasarkan cara menghasilkan produknya usaha perikanan
dapat dibagi menjadi tiga jenis usaha yaitu : usaha penangkapan,
usaha budidaya dan usaha pengolahan. Penangkapan ikan adalah
kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam
keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk
kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut,

menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah


mengawetkannya. UU. No 31 tahun 2004 pasal 1 poin 5.

dan/atau

Budidaya perikanan adalah usaha manusia dengan segala tenaga


dan kemampuannya untuk meningkatkan produksi ikan dengan cara
memasukan ikan kedalam tempat dengan kondisi tertentu atau
dengan cara menciptakan lingkungan yang memiliki kondisi alam
yang cocok bagi ikan (Murtidjo, 1992).Seperti kita ketahui ikan
merupakan bahan pangan yang mudah rusak (membusuk). Hanya
dalam waktu sekitar 8 jam sejak ikan ditangkap dan didaratkan
sudah akan timbul proses perubahan yang mengarah pada
kerusakan. Karena itu, agar ikan dan hasil perikanan lainnya dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin, perlu dijaga kondisinya.
Pengolahan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan
ikan dari proses pembusukan sehingga mampu disimpan lebih lama
sampai tiba waktunya untuk dijadikan bahan konsumsi (Adawyah,
2007).

Dewasa ini semakin tinggi kesadaran masyarakat perikanan untuk


memanfaatkan hasil perikanan yang melimpah. Selain dengan
mengaplikasikan cara-cara pengawetan yang telah dikenal,
pemanfaatan hasil perikanan juga semakin berkembang dengan
disosialisasikannya diversifikasi produk olahan hasil perikanan.
Secara umum tujuan dari diversifikasi produk perikanan adalah
meningkatan nilai ekonomis produk hasil perikanan, memperbaiki
cita rasa produk hasil perikanan, meningkatkan daya simpan
produk, dan memperluas distribusi atau pemasaran produk
(Zaelanie, 2004).

Sasaran akhir yang dituju dalam studi pendahuluan ini adalah


pengungkapan dan pemahaman tentang arti penting, ruang lingkup,
desain dan identifikasi Evaluasi Proyek. Ini adalah landasan dasar
dari upaya bagaimana kita bisa mengelola potensi perikanan dengan
berbagai kegiatan yang dilakukan stakeholder dalam rangka usaha
perikanan yang sustainable.
1.2 Tujuan
Penguasaan materi dalam modul ini, yang dirancang sebagai landasan
dasar Evaluasi Proyek , akan dapat
Menjelaskan pengertian Evaluasi Proyek dan ruang lingkup yang
terdapat dalam pembangunan suatu proyek.

Menjelaskan beberapa aspek dalam Evaluasi Proyek, alat, kerangka


desainnya, dan identifikasi serta hubungannya dengan penegelolaan
suatu proyek di bidang perikanan dan kelautan.
1.2.

Definisi Evaluasi Proyek

Evaluasi Proyek usaha adalah suatu studi untuk melakukan


penilaian tehadap instansi pada proyek tertentu yang sedang atau
akan dilaksanakan. Studi ini digunakan untuk memberikan arahan
apakah investasi pada proyek tertentu itu layak dilaksanakan atau
tidak. Atas dasar risk and uncertainty (risiko dan ketidak pastian)
dimasa yang akan datang, diperlukan studi secara multidisipliner
sebelum pengambilan keputusan. Hal ini berdampak bahwa untuk
melakukan studi ini melibatkan team work dari berbagai keahlian
disiplin ilmu yang kuat misalnya : managerial skill, rekayasa
teknologi (teknokrat), hukum (advokat), ekonomi, policy maker
(birokrat), akuntan, psikologi kesehatan dan lain-lain yang terkait
dengan investasi proyek tertentu.

Apabila Evaluasi Proyek ini akan dilaksanakan pada investasi proyek


dengan social oriented, maka akan dilakukan studi tentang layak
tidaknya investasi tersebut secara sosial dengan pertimbangan
benefit sosial ekonomis. Sedangkan untuk investasi pada proyek
dengan profit oriented, maka feasibility study dilakukan untuk
penilaian layak tidaknya investasi proyek tersebut dengan
pertimbangan benefit ekonomis.

2. ARTI PENTING EVALUASI PROYEK

Setiap investasi bertujuan untuk efisensi dalam penggunaan sumber


daya yang dimiliki baik berupa sumber daya alam dan sumber daya
manusia, sehingga dari penggunaan sumber daya tersebut dapat
memberikan imbalan yang menguntungkan sampai dengan grace
period investasi proyek tersebut (investasi proyek).

Karena penilaian dalam Evaluasi Proyek ini lebih ditekankan kepada


analisa/rasio finansial, maka diperlukan analisa dalam jangka
pendek dan jangka panjang. Penilaian tersebut menggunakan
konsep nilai waktu luang, sehingga penting sekali pengetahuan
kurang Evaluasi Proyek ini agar ada kesadaran untuk menggunakan
uang cash daripada uang cash. Sebagai contoh dalam hal bernama
modal, baik PMA ataupun PMDN. Banyak sekali benefit (manfaat)
yang didapatkan, seperti : peningkatan produksi dengan teknologi
modern, penghematan devisa (export-import), penyerapan tenaga

kerja sehingga dengan pengingkatan proyek investasi akan memacu


kegiatan ekonomi yang terkait dan benefit pun akan nampak baik
secara sosial ataupun profit.

Untuk lebih mendekati kepada faktual, maka dalam Evaluasi Proyek


ini juga dianalisa discount faktor, dimana disesuaikan dengan
tingkat inflasi yang terjadi. Disamping itu analisis sensitivitas akan
digunakan untuk mendekati keadaan perusahaan yang mungkin
terjadi selama investasi proyek dengan cara membuat skenario
biaya meningkat, dan gross benefit turun atau kedua scenario
sekaligus. Itulah beberapa arti penting Evaluasi Proyek.
2.1.

Lembaga yang melakukan Evaluasi Proyek terdiri atas Pemerintah,


sebab pemerintah biasanya terkait dengan permasalahanpermasalahan
peningkatan
devisa
(surplus),
mengatasi
pengangguran dengan membuka kesempatan kerja baru,
meningkatkan export non migas, seperti hasil maka akan
berdampak
ada
kemudahan-kemudahan
bagi
sektor-sektor
perikanan untuk di fasilitasi dan di prioritaskan.
Lembaga keuangan/ perbankan, sebab disini terjadi yang cepat,
sehingga diperlukan kapasitas pola, sehingga pihak penabung pun
akan dapat memberikan kepercayaan, karena tingkat dari pihak
peminjam jelas dengan usaha yang menjanjikan secara profit.
PMA/PMDN, sebab penanaman modal dalam jumlah besar,
sangatlah besar resiko dan ketidakpastiannya, sehingga pihak-pihak
yang akan menanamkan modal mengetahui proyek tingkat
pengembalian investasi dan tingkat keuntungan, bila menanamkan
modalnya di proyek tersebut.
Perguruan tinggi PTN/PTS, sebab mempersiapkan lulusan PTN/PTS
dalam membuat laporan feasibility study pada masing-masing
bidang keahlian (peternakan, perikanan, perbankan dan lain-lain)
sehingga dapat memudahkan mahasiswa didalam penerapan
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang menjadi tuntutan
pendidikan tinggi di masa mendatang.
2.2.

RUANG LINGKUP EVALUASI PROYEK

ASPEK-ASPEK PENILAIAN

Menurut Husnan dan Suwarsono (1994), untuk membahas evaluasi


proyek, ada beberapa aspek yang dapat digunakan. Namun dalam
realisasinya evaluasi proyek tidaklah meneliti semua aspek yang
ada, tapi setidaknya ada beberapa aspek utama yang harus diteliti.
Aspek-aspek tersebut menurut Suratman (2001) adalah sebagai
berikut :

Aspek Hukum mengkaji tetang legalitas usulan proyek yang akan


dibangun atau sedang dioperasikan. Hal ini berarti bahwa proyek
tersebut harus memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku
di wilayah tersebut.
Aspek ekonomi yaitu aspek yang akan menentukan tentang besar
atau kecilnya sumbangan suatu proyek terhadap pembangunan
ekonomi sacara keseluruhan. Dengan melakukan analisis ekonomi
diharapkan analisis proyek dapat menilai apakah proyek akan
membebani perekonomian nasional atau bahkan justru membantu
perekonomian nasional
(Mimit P,2003). Aspek sosial
mengkaji tentang dampak keberadaan proyek terhadap kehidupan
masyarakat terutama masyarakat setempat dari sisi sosial.

Aspek Pemasaran, kajian aspek pemasaran berkaitan dengan


strategi pemasaran usaha yakni upaya yang dilakukan oleh calon
investor atau pengusaha dalam mempengaruhi keputusan
konsumen untuk melakukan pembelian hasil produksinya (Husnan
dan Suwarsono, 1994).

Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan


teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai
dibangun. Beberapa variabel terutama yang perlu mendapat
perhatian dalam penentuan aspek teknis adalah :ketersediaan
bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik, ketersediaan
air, supply tenaga kerja dan fasilitas-fasilitas lain yang terkait
(Husnan dan Suwarsoso, 1994).- dalam Mimit P. (2011 e.)

Aspek Manajemen, pada aspek manajemen terdapat beberapa


fungsi sebagai bagian dari proses manajemen tersebut antara lain :
Fungsi Perencanaan (Planning) Fungsi ini merupakan tindakan
untuk menentukan sasaran dan arah yang dipilih. Perencanaan ini
dituntut adanya kemampuan untuk meramalkan, mewujudkan dan
melihat ke depan dengan dilandasi tujuan-tujuan tertentu. Fungsi
Pengorganisasian (organizing)merupakan tindakan membagi bidang
pekerjaan antara kelompok yang ada serta menetapkan dan
merincinya.Fungsi Pergerakan (actuating) Fungsi ini merupakan
tindakan untuk memotivasi anggota-anggota kelompok agar
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibebankan dengan baik dan
antusias. Fungsi Pengawasan (controlling) hal ini merupakan
tindakan untuk mengawasi aktivitas yang ada, agar dapat berjalan
sesuai rencana yang telah dibuat dan disepakati bersama (Rahardi,
1997) dalam Mimit P. (2012)

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) dalam Firdaus (2010), Keempat


fungsi tersebut bukanlah fungsi yang yang berjalan secara terpisah-

pisah, tetapi merupakan fungsi yang saling berkaitan sehingga


membutuhkan tindakan-tindakan yang simultan dan berhubungan
dalam melaksanakannya. Aspek manajemen dalam suatu usaha
diantaranya mencakup Manajemen Operasional, Manajemen
Sumberdaya
Manusia
Manajemen
Pemasaran,
Manajemen
Keuangan dan Manajemen Risiko.

Aspek finansial, menurut Riyanto (1995) dalam Mimit P.


(2006)bahwa aspek finansial adalah inti dari pembahasan
keseluruhan aspek, karena studi kelayakan bertujuan untuk
mengetahui potensi keuntungan dari usaha yang direncanakan.
Aspek finansial berkaitan dengan penentuan kebutuhan jumlah
dana dan sekaligus pengalokasiannya serta mencari sumber dana
yang bersangkutan secara efisien, sehingga memberikan tingkat
keuntungan yang menjanjikan bagi investor. Aspek finansial ini
menyangkut tentang perbandingan antara pengeluaran uang
dengan pemasukan uang atau return dalam suatu proyek
(Suratman, 2001).

Aspek lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada


saat ini karena setiap proyek yang dijalankan akan sangat besar
dampaknya terhadap lingkungan disekitarnya, baik terhadap darat,
air dan udara yang pada akhirnya akan berdampak terhadap
kehidupan manusia dan makhluk hidup lain disekitarnya (Kasmir
dan Jakfar, 2003)

3. ANALISA
3.1.

KERANGKA ANALISA

Untuk menganalisa aspek pasar, bisa dipergunakan berbagai sisi


untuk memperkirakan permintaan produk yang akan dibuat.
Peramalan permintaan bisa dianalisa dengan metode ekstrapolasi
mekanis (noncausal method), dan metode-metode lain seperti trend
kuadratik, metode koefisien teknis.

Perlu dilakukan survey khusus untuk bisa memperoleh informasi


yang lebih baik. Survey ini menyangkut masalah tentang :Perilaku
pasar, pengetahuan produk, keinginan rencana pembelian, motif
pembelian, kepuasan terhadap produk saat ini, kebutuhan yang
belum terpenuhi, sikap terhadap berbagai produk, karakteristik
sosial ekonomiKesemua survey tersebut sering dikelompokkan
sebagai survey tentang consumer behavior .

Gabungan dari metode-metode tersebut akan memberikan hasil


yang lebih baik karena saling menunjang. Inti dari analisa pasar
sebenarnya adalah untuk memperkirakan berapa penjualan yang
bisa dicapai oleh perusahaan, karena dari estimasi penjualan,
semua aspek lainnya mengikuti. Provitabilitas investasi tergantung
sebagian besar taksiran penjualan dimana penjualan tersebut
sangat terkait dengan tingkat permintaan dan penawaran yang ada.

Untuk aspek teknik dan produksi analisa perlu dilakukan oleh yang
menguasai pengetahuan teknis dan manajemennya. Beberapa alat
analisa yang bisa dipergunakan untuk aspek teknis dan produksi
adalah :Analisa perilaku biaya, mencoba mengidentifikasi fungsi
biaya, analisa perbandingan biaya, untuk memilih alternatif
produksi yang lebih baik.Analisa pergantian aktiva dan penyediaan
mesin stand by machine,metode transportasi untuk menentukan
lokasi gudang fasilitas penjualan, pemilihan lokasi dengan
metodescoringatau perbandingan biaya.Analisa hubunganlink
analisis untuk mengukur layout fasilitas produksi, time and motion
study untuk pengaturan jadwal kerja yang seharusnya.
3.2.

ALAT ANALISA

Untuk menganalisa aspek keuangan bisa digunakan beberapa alat,


seperti :Metode penilaian investasi, metode penentuan kebutuhan
dana, baik modal kerja maupun aktiva tetap. Pemilihan metode
sumber dana. Teoritis perlu memperhatikan biaya modal
keseluruhan dari perusahaan. Praktis mungkin digunakan analisa
rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri, atau
pertimbangan aspek likuiditas. Analisa Break Event, linier maupun
non linier. Aspek ketidakpastian [erlu dimasukkan. Proyek aliran kas
(anggaran kas) untuk memperkirakan kemampuan memenuhi
kewajiban finansial.Analisis sumber dan penggunaan dana. Analisa
resiko investasi. Dihubungkan dengan penilaian profitabilitas
investasi.

Aspek manajemen perlu menggunakan analisa :Analisa jabatan,


untuk menentukan deskripsi dan spesifikasi jabatan. Analisa beban
kerja dan angkatan kerja untuk menentukan kebutuhan akan
jumlah tenaga kerja. Analisa struktur organisasi, untuk menentukan
kedalaman, dasar pengelompokan kegiatan dan hubungan antar
departemen.

Untuk melihat manfaat ekonomi dan sosial, bisa dilakukan analisa


dengan :Melakukan penyesuaian terhadap manfaat komersial
(finansial) sehingga mencerminkan manfaat ekonomi bagi negara.
Analisa manfaat dan pengorbanan sosial untuk melihat pengaruh
proyek tersebut pada aspek yang lebih luas.

4. DESAIN EVALUASI PROYEK

Desain Evaluasi Proyek membicarakan tentang apa yang perlu


diperhatikan dalam menyusun laporan studi kelayakan, yaitu aspekaspek apa saja yang perlu diperhatikan. Langkah pertama yang
perlu
ditentukan
adalah
sejauhmana
aspek-aspek
yang
mempengaruhi proyek akan diteliti. Kemudian untuk masing-masing
aspek perlu dianalisa sehingga bila mempunyai gambaran kelayakan
masing-masing aspek. Dengan demikian alat dan kerangka analisa
perlu disiapkan. Setelah itu perlu diterapkan data dan sumber data
untuk analisa tersebut. Mungkin bisa mengandalkan sebagian data
sekunder, tetapi mungkin juga harus menggunakan dan mencari
data primer. Umumnya data merupakan kombinasi dari jenis ini.

5. IDENTIFIKASI USAHA PERIKANAN

1.

Identifikasi jenis usaha merupakan fase pertama dalam melakukan


studi kelayakan. Umumnya tahap-tahap untuk melakukan proyek
adalah :
Identifikasi

Pada tahap ini investor melihat adanya kesempatan untuk investasi yang
menguntungkan. Pengamatan dilakukan terhadap lingkungan untuk
memperkirakan kesempatan dan ancaman dari usaha tersebut.

2.

Perumusan

Tahap untuk menterjemahkan kesempatan investasi kedalam suatu proyek


yang konkrit, dengan faktor-faktor yang penting dijelaskan secara garis
besar.

3.

Penilaian

Melakukan analisa dan menilai aspek pasar, teknis, keuangan dan


perekonomian.

4.

Pemilihan

Melakukan pemilihan dengan mengingat segala keterbatasan dan tujuan


yang akan dicapai.

5.

Implementasi

Menyelesaikan proyek tersebut dengan berpegang pada anggaran.

Identifikasi kesempatan usaha yang merupakan tahap pertama dalam


studi evaluasi proyek, bisa dilakukan dengan melakukan berbagai cara :

Anda mungkin juga menyukai