Disusun Oleh :
UNIVERSITAS PANCASILA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Husnan dan Muhammad (2004) studi kelayakan bisnis, yang juga disebut studi
kelayakan proyek adalah sebuah penelitian yang menjelaskan tentang dapat tidaknya suatu
proyek (biasanya sebuah proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Istilah
“proyek”diartikan sebagai bentuk pendirian suatu usaha baru atau pengenalan suatu produk
baru, modifikasi produk yang sudah ada.
Menurut Siswanto Sutojo (2002) hal-hal yang harus diketahui dalam studi kelayakan yaitu:
1. Ruang lingkup kegiatan proyek.
2. Bagaimana cara kegiatan proyek itu sendiri dilakukan.
3. Evalusi berbagai aspek-aspek yang dapat menenentukan keberhasiln proyek secara
keseluruhan.
4. Sarana apa yang diperlukan oleh proyek.
5. Hasil dari kegiatan proyek, biaya-biaya yang ditanggun untuk memperoleh hasil proyek
tersebut.
6. Langkah-langkah pendirian proyek atau perluasan proyek, serta jadwal masing-masing
dari proyek
a) Aspek Hukum
Aspek hukum mempelajari tentang:
1. Bentuk badan usaha yang akan digunakan
2. Jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber
dan yang berupa pinjaman
3. Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya.
b) Aspek Manajemen dan SDM
Freddy Rangkuti (2012) mengemukakan bahwa manajemen meliputi dua hal
pokok, yaitu manajemen waktu dan manajemen operasi. Manajemen waktu
mengulas tentang rencana penyusunan dan perkiraan waktu yang akan digunakan
dalam implementasi bisnis (proyek). Sementara manajemen operasional
mengemukakan tentang tiga hal pokok, yaitu jenis pekerjaan yang diperlukan,
struktur organisasi yang dibuat, persyaratan dan penunjukan tenaga-tenaga yang
akan menempati jabatan tertentu, ketiga hal pokok tersebut mengandung:
deskripsi pekerjaan, lingkup tanggung jawab, koordinasi dan lingkup
pengawasan.
Berkaitan dengan aspek manajemen, penekanan utama yang diberikan adalah
pada aspek sumber daya manusia baik pada masa pembangunan bisnis atau
proyek maupun pada saat proyek atau bisnis tersebut telah beroperasi. Perlu
dianalisis kesiapan perusahaan berkaitan dengan sumber daya manusia mulai dari
pengadaan sampai penempatan jabatan tertentu. Manajemen sumber daya
manusia berkaitan dengan kebijaksanaan, prosedur, dan praktik bagaimana
mengelola orang untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Lebih dalam lagi dijelaskan mengenai aspek manajemen dan sumber daya
manusia (Subagyo,2007) :
1. Job Analisiss, yaitu menganalisis jabatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu.
2. Job Specification, yaitu menentukan persyaratan dan kualifikasi yang
diperlukan untuk mengisi suatu jabatan.
3. Mendesain struktur organisasi, yaitu menyusun struktur organisasi yang
menggambarkan jenjang manajemen, kedudukan jabatan dan struktur
pertanggungjawaban dalam perusahaan.
4. Job Descripion, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang
pekerjaan teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu.
5. Mendesain sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur penggajian
secara lengkap untuk semua jabatan dalam pekerjaan berdasarkan garis
structural dan fungsional.
c) Aspek Operasional
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) aspek ini berkaitan dengan penentuan lokasi
proyek atau, tata letak (layout), penyusunan peralatan perusahaan, proses
produksinya dan pemilihan teknologi. Terdapat beberapa tujuan yang ingin
dicapai dalam penilaian terhadapmaspek teknis atau operasi, yaitu:
1. Dapat menentukan lokasi dengan tepat, baik untuk lokasi pabrik, gudang,
cabang, atau kantor pusat
2. Dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses bisnis atau produksi
yang dipilih
3. Dapat menentukan teknologi yang tepat untuk menjalankan bisnis atau
produksinya
4. Dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan saat ini dan
masa yang akan datang
d) Aspek Pasar dan Pemasaran
Pasar dan pemasaran merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Kegiatan pasar selalu disertai oleh pemasaran dan kegiatan dari pemasaran itu
sendiri adalah untuk menciptakan atau mencari pasar. Umar (2005) menyatakan
pasar merupakan tempat dimana bertemunya penjual dan pembeli, atau saling
bertemunya kekuatan permintaan dengan penawaran untuk membentuk suatu
harga. Dalam praktiknya pasar di definisikan lebih luas, transaksi penjualan tidak
hanya dilakukan pada suatu tempat saja melainkan dapat dilakukan melalui sarana
elektronik seperti internet, telepon, dan lain-lain.
Suci Sucipto (2010) mengemukakan bahwa kajian yang dilakukan dalam aspek
pasar dan pemasaran bertujuan untuk menguji sejauh mana pemasaran dari
produk yang dihasilkan perusahaan dapat mendukung pengembangan usaha atau
bisnis yang direncanakan. Agar kajian aspek pasar dan pemasaran sesuai dengan
rencana (pangsa pasar), dan semua itu bergantung pada penerapan strategi
pemasaran yang dipilih. Terdapat empat hal pokok yang dapat ditelaah dalam
aspek pasar, yaitu:
2. Targeting
Pasar yang sudah disegmentasi berdasarkan kebutuhan atau segmennya
kemudian dipilih satu atau lebih segmen yang disebut target untuk dilayani.
Target dipilih dengan mempertimbangkan kemampuan internal organisasi dan
berdasarkan besarnya target yang diperkirakan dapat memberikan profitabilitas
yang tinggi untuk perusahaan. Pada umumnya terdapat beberapa alternatif
untuk pemilihan target pasar antara lain:
a. Sasaran pasar yang sama (Un-differentiated Marketing)
Pada strategi ini, pasar dianggap homogeny. Jadi satu macam
produk atau jasa dipasarkan kepada semua orang tidak hanya satu
atau beberapa kelompok saja. Karena pasar yang dituju bersifat
massal. Strategi semacam ini tidak dipakai perusahaan
b. Sasaran pasar majemuk (Differentiated Marketing)
Strategi ini banyak dipakai perusahaan. Disini perusahaan
mencoba untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok pembeli
tertentu (segmen pasar) dengan membagi pasar kedalam dua
kelompok atau lebih. Pada kelompok pembeli dapat ditawarkan
jenis produk yang berbeda dengan kelompok lain, sehingga satu
perusahaan dapat menjual beberapa macam produk. Jadi,dalam
strategi ini perusahaan berusaha untuk memilih kelompok-
kelompok yang akan dilayani dan merencanakan produk yang
dapat memberikan kepuasan kepada kelompok-kelompok tersebut.
c. Sasaran pasar terkonsentrasi (Concetrated Marketing)
Perusahaan hanya menargetkan beberapa kelompok pembeli saja.
Pada kegiatan ini kegiatan pemasaran akan lebih difokuskan,
strategi ini biasanya akan sesuai dengan perusahaan yang memiliki
sumber daya yang terbatas.
d. Extensive Segmenting
Pasar homogen dibagi dalam bermacam-macam segmen pasar dan
selanjutnya produk ditawarkan kepada segmen pasar yang berbeda
dengan strategi pemasaran yang berbeda pula.
e. Selective Segmenting
Berdasarkan segmen-segmen yang bervariasi seperti pada
extensive segmenting di atas, kemudian dipilih atau seleksi
segmen-segmen yang dianggap memiliki potensi yang besar,
sehingga dengan segmen pasar pilihan dapat dijadikan target pasar
dari suatu perusahaan.
3. Positioning
Menurut Amstrong dan Kotler (2008:p61) Penempatan atau positioning
adalah sebuah pengaturan produk atau bauran pemasaran agar posisi produk
atau jasa jelas, diinginkan dan berbeda, serta menciptakan kesan yang dapat
diingat oleh konsumen. Dengan positioning produk atau jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan dapat dipahami dan dihargai oleh konsumen, melebihi produk
atau jasa para pesaing. Positioning berkaitan dengan nilai (value) dan manfaat
(benefit) yang ditempatkan pada benak konsumen. Terdapat beberapa
pendekatan yang dapat digunakan sebagai penentuan posisi, yaitu:
1. Atribut (attribute positioning) berkaitan dengan penempatan yang
didasarkan pada atribut, seperti derajat kepentingan (importance),
keunikan (distinctiveness), dapat dikomunikasikan
(communicability), mendahului (pre-emptive), keterjangkauan
produk atau jasa baik aspek ekonomi dan fisik (affordability), serta
laba yang diperoleh (profitability)
2. Tarif dan mutu (price and quality positioning), seperti pelayanan
yang cepat, tarif atau harga yang lebih murah, rasa bintang lima
dengan harga kaki lima.
3. Penempatan pesaing (competitor positioning) dimana penempatan
dapat dilakukan berdasarkan manfaat yang ditimbulkan (benefit).
e) Aspek Keuangan
Menurut Siswanto Sutojo (2000) aspek keuangan sendiri adalah rencana
investasi proyek yang disebut juga ilmu pembiayaan investasi proyek atau capital
budgeting. Sedangkan menurut sofyan (2003) analisis aspek keuangan adalah
kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuanrupiah terhadap aspek-aspek
yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha.\
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang
diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan seperti
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali
dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek
akan berkembang terus (Umar,2001).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para
investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang
memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya
kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam
rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk
mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya,
pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi
perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll.
Sitematika studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan
layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan.tujuan utama dilakukan studi kelaykan bisnis
ini tentunya yang akan berdiri bisa berjalan sesuai harapan baik dalam jangka pendek
atau panjang serta untuk mengukur seberapa besar potensi usaha tersebut baik dalam
situasi mendukung maupun situasi yang tidak mendukung.