Anda di halaman 1dari 13

STUDI KELAYAKAN BISNIS

TUGAS MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh :

DANNY PRATAMA 7017210

IZMY NURKHOLIFAH 7017210085

TASSYA ZEVANYA 7017210179

UNIVERSITAS PANCASILA

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para
investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang
memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya
kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka
untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui
tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih
menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian,
pemerataan kesempatan kerja, dll.
Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka
diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat
berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi
tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan
atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah menunjukan bahwa dalam
studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang
atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi
dan lain sebagainya.
Dan studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada
orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang
dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan
orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu
proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan
ekonomis.

1.2 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis


Studi Kelayakan dibuat untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak dan masing-masing
pihak mempunyai kepentingan serta keinginan yang berbeda. Menurut Kasmir dan Jakfar
(2007) studi kelayakan bisnis memiliki lima tujuan mengapa studi kelayakan perlu dilakukan
sebelum melakukan sebuah proyek atau usaha, yaitu:
a) Menghindari resiko kerugian
Bertujuan untuk meminimalkan risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak
dapat dikendalikan. Kondisi masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian
sehingga perlu untuk melakukan analisis studi kelayakan untuk menimimalisasi
resiko
b) Mempermudah perencanaan
Dengan adanya peramalan masa yang akan datang, maka perencanaan akan mudah
untuk dilakukan. Perencanaan itu sendiri meliputi jumlah modal yang diperlukan,
waktu pelaksanaan, lokasi, cara pelaksanaan, besarnya keuntungan serta keuntungan
serta bagaimana pengawasan bila terjadi penyimpangan.
c) Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan yang disusun dapat mempermudah implementasi bisnis, proses bisnis
dapat dilakukan secara sistematik sehingga para karyawan dapat memiliki pedoman
dan tetap fokus pada tujuan, sehingga rencana bisnis dapat tercapai sesuai dengan apa
yang direcanakan.
d) Memudahkan Pengawasan
Dengan pelaksanaan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun, maka
pengawasan terhadap proses bisnis menjadi lebih mudah. Pengawasan dilakukan,
agar pelaksanaan usaha tetap pada jalur dan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan.
e) Memudahkan Pengendalian
Bila terjadi penyimpangan, maka akan mudah untuk memperbaikinya dan dapat
langsung dikendalikan sehingga tidak terlalu jauh penyimpangan yang terjadi.

1.3 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis


Kasmir dan Jakfar (2012) Hasil penelitian studi kelayakan sangat diperlukan oleh berbagai
pihak terutama para pihak yang berkepentingan terhadap proyek atau usaha yang akan
dijalankan (stakeholder). Hasil penelitian yang dianggap layak harus dapat dipertanggung
jawabkan, sehingga para stakeholder merasa yakin dan percaya terhadap hasil dari studi
kelayakan yang telah dilakukan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil studi
kelayakan, yaitu:
a) Pemilik usaha
Pihak yang paling memiliki kepentingan langsung terhadap hasil dan analisis dari
studi kelayakan yang telah dibuat. Bila implementasi dari studi kelayakan mengalami
kerugian maka para pemilik usaha yang paling merasakan dampaknya.
b) Pihak Kreditur
Pihak bank atau lembaga keuangan lainnya tidak ingin sampai kredit atau pinjaman
yang diberikan macet, akibat proyek atau usaha yang akan direalisasikan tidak layak
untuk dijalankan.
c) Pihak Manajemen Perusahaan
Bagi manajemen hasil studi kelayakan bisnismerupakan suatu ukuran kinerja atau
petunjuk apa saja yang di tugaskan. Kinerja tersebut dapat dilihat dari hasil yang telah
dicapai, sehingga terlihat sejauh mana prestasi kinerja pihak manajemen dalam
menjalankan suatu proyek atau usaha.
d) Pihak Pemerintah
Studi kelayakan yang disusun perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, karena secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi kebijakan perusahaan.

e) Pihak Masyarakat luas


Proyek atau usaha yang dibangun dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat
sekitar maupun masyarakat lain dimana suatu proyek atau usaha akan dibangun.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis


Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) “studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan”.
Menutut Umar H (2007) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian sebuah rencana bisnis
yang bukan hanya menganalisis layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan, tetapi juga
pengontrolan kegiantan operasionalnya secara rutin dalam rangka untuk pencapaian tujuan
serta keuntungan yang maksimal untuk jangka waktu yang tidak ditentukan

Menurut Husnan dan Muhammad (2004) studi kelayakan bisnis, yang juga disebut studi
kelayakan proyek adalah sebuah penelitian yang menjelaskan tentang dapat tidaknya suatu
proyek (biasanya sebuah proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Istilah
“proyek”diartikan sebagai bentuk pendirian suatu usaha baru atau pengenalan suatu produk
baru, modifikasi produk yang sudah ada.

Menurut Siswanto Sutojo (2002) hal-hal yang harus diketahui dalam studi kelayakan yaitu:
1. Ruang lingkup kegiatan proyek.
2. Bagaimana cara kegiatan proyek itu sendiri dilakukan.
3. Evalusi berbagai aspek-aspek yang dapat menenentukan keberhasiln proyek secara
keseluruhan.
4. Sarana apa yang diperlukan oleh proyek.
5. Hasil dari kegiatan proyek, biaya-biaya yang ditanggun untuk memperoleh hasil proyek
tersebut.
6. Langkah-langkah pendirian proyek atau perluasan proyek, serta jadwal masing-masing
dari proyek

2.2 Tahapan dalam Studi Kelayakan Bisnis


Tahapan dalam studi kelayakan dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan dalam studi
kelayakan juga untuk keakuratan penilaian. Berikut tahap-tahap studi kelayakan yang
umumnya dilakukan (Husein Umar 2003:p21) :
a) Penemuan Ide
Ciptakan produk atau jasa yang dapat berpotensi terjual dan dapat
menguntungkan. Penelitian terhadap permintaan dan kebutuhan pasar, serta jenis
produk atau jasa yang akan dibuat harus dilakukan. Penelitian tersebut harus
mengacu pada pemenuhan kebutuhan pasar yang masih belum terpenuhi.
b) Tahap Penelitian
Pada tahap ini, penelitian yang lebih dalam dilakukan dengan menggunakan
metode-metode ilmiah. Dimuali dari pengumpulkan data, pengolah data
menggunakan teori-teori yang relevan, serta melakukan analisis dan interpretasi
hasil pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai.
c) Tahap Evaluasi Proyek
Terdapat tiga evaluasi proyek. Pertama, melakukan evaluasi terhadap usulan
proyek yang akan dijalankan. Kedua, melakukan evaluasi proyek yang sedang
berjalan. Dan yang Ketiga, melakukan evaluasi pada proyek yang baru selesai
dibangun.
d) Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Apabila terdapat lebih dari satu usulan proyek yang dianggap layak dan terdapat
keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk menjalankan proyek-
proyek tersebut. Pemilihan proyek yang dianggap paling penting harus dilakukan
e) Tahap Rencana Pelaksanaan Proyek Bisnis
Setelah terdapat proyek yang sudah terpilih untuk dijalankan, maka perlu dibuat
suatu rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri. Dimulai dari
menentukan jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana,
ketersediaan dana dan sumber daya yang diperlukan dan lain-lain.
f) Tahap Pelaksanaan Proyek Bisnis
Setelah semua persiapan selesai, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan proyek

2.3 Aspek Menilai Studi Kelayakan


Menurut Jakfar dan Kasmir (2012) terdapat tahap-tahap yang telah ditentukan dalam
pembuatan dan penilaian studi kelayakan. Setiap tahapan mempunyai berbagai aspek yang
harus diukur, diteliti serta dinilai berdasarkan ketentuannya. Setiap aspek saling terkait, jadi
jika ada salah satu aspek yang tidak terpenuhi, maka harus dilakukan penambahan atau
perbaikan yang diperlukan.

a) Aspek Hukum
Aspek hukum mempelajari tentang:
1. Bentuk badan usaha yang akan digunakan
2. Jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber
dan yang berupa pinjaman
3. Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya.
b) Aspek Manajemen dan SDM
Freddy Rangkuti (2012) mengemukakan bahwa manajemen meliputi dua hal
pokok, yaitu manajemen waktu dan manajemen operasi. Manajemen waktu
mengulas tentang rencana penyusunan dan perkiraan waktu yang akan digunakan
dalam implementasi bisnis (proyek). Sementara manajemen operasional
mengemukakan tentang tiga hal pokok, yaitu jenis pekerjaan yang diperlukan,
struktur organisasi yang dibuat, persyaratan dan penunjukan tenaga-tenaga yang
akan menempati jabatan tertentu, ketiga hal pokok tersebut mengandung:
deskripsi pekerjaan, lingkup tanggung jawab, koordinasi dan lingkup
pengawasan.
Berkaitan dengan aspek manajemen, penekanan utama yang diberikan adalah
pada aspek sumber daya manusia baik pada masa pembangunan bisnis atau
proyek maupun pada saat proyek atau bisnis tersebut telah beroperasi. Perlu
dianalisis kesiapan perusahaan berkaitan dengan sumber daya manusia mulai dari
pengadaan sampai penempatan jabatan tertentu. Manajemen sumber daya
manusia berkaitan dengan kebijaksanaan, prosedur, dan praktik bagaimana
mengelola orang untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Lebih dalam lagi dijelaskan mengenai aspek manajemen dan sumber daya
manusia (Subagyo,2007) :
1. Job Analisiss, yaitu menganalisis jabatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu.
2. Job Specification, yaitu menentukan persyaratan dan kualifikasi yang
diperlukan untuk mengisi suatu jabatan.
3. Mendesain struktur organisasi, yaitu menyusun struktur organisasi yang
menggambarkan jenjang manajemen, kedudukan jabatan dan struktur
pertanggungjawaban dalam perusahaan.
4. Job Descripion, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang
pekerjaan teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu.
5. Mendesain sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur penggajian
secara lengkap untuk semua jabatan dalam pekerjaan berdasarkan garis
structural dan fungsional.

c) Aspek Operasional
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) aspek ini berkaitan dengan penentuan lokasi
proyek atau, tata letak (layout), penyusunan peralatan perusahaan, proses
produksinya dan pemilihan teknologi. Terdapat beberapa tujuan yang ingin
dicapai dalam penilaian terhadapmaspek teknis atau operasi, yaitu:
1. Dapat menentukan lokasi dengan tepat, baik untuk lokasi pabrik, gudang,
cabang, atau kantor pusat
2. Dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses bisnis atau produksi
yang dipilih
3. Dapat menentukan teknologi yang tepat untuk menjalankan bisnis atau
produksinya
4. Dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan saat ini dan
masa yang akan datang
d) Aspek Pasar dan Pemasaran
Pasar dan pemasaran merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Kegiatan pasar selalu disertai oleh pemasaran dan kegiatan dari pemasaran itu
sendiri adalah untuk menciptakan atau mencari pasar. Umar (2005) menyatakan
pasar merupakan tempat dimana bertemunya penjual dan pembeli, atau saling
bertemunya kekuatan permintaan dengan penawaran untuk membentuk suatu
harga. Dalam praktiknya pasar di definisikan lebih luas, transaksi penjualan tidak
hanya dilakukan pada suatu tempat saja melainkan dapat dilakukan melalui sarana
elektronik seperti internet, telepon, dan lain-lain.
Suci Sucipto (2010) mengemukakan bahwa kajian yang dilakukan dalam aspek
pasar dan pemasaran bertujuan untuk menguji sejauh mana pemasaran dari
produk yang dihasilkan perusahaan dapat mendukung pengembangan usaha atau
bisnis yang direncanakan. Agar kajian aspek pasar dan pemasaran sesuai dengan
rencana (pangsa pasar), dan semua itu bergantung pada penerapan strategi
pemasaran yang dipilih. Terdapat empat hal pokok yang dapat ditelaah dalam
aspek pasar, yaitu:

1. Potensi Pasar (Market Potential)


Sucipto (2010) menyatakan bahwa potensi pasar adalah peluang
penjualan optimum yang dapat dicapai oleh seluruh penjualan baik saat
ini maupun yang akan datang atau potensi pasar adalah seluruh
permintaan/kebutuhan konsumen yang didasarkan pada dua faktor yaitu
jumlah konsumen potensial dan daya beli. Konsumen potensial adalah
konsumen yang memiliki keinginan/hasrat untuk membeli, sedangkan
daya beli adalah kemampuan konsumen untuk membeli barang/produk.
Dengan melihat potensi pasar maka dapat dilakukan evaluasi apakah ada
atau tidak potensi untuk memasarkan barang/produk di pasar.
2. Pengukuran dan Peramalan Permintaan
Apabila perusahaan menemukan suatu pasar yang menarik, maka
perusahaan perlu mengestismasi berapa besarnya pasar di masa sekarang
dan di masa yang akan datang dengan cermat Kottler (2003). Apabila
perusahaan tidak melakukan pengukuran dan permalan permintaan
dengan cermat (mengestimasi pasar terlalu kecil atau terlalu besar),
perusahaan akan mengalami kerugian. Peramalan permintaan dilakukan
untuk memperkirakan permintaan yang akan terjadi di masa yang akan
datang pada saat sekarang.
a) Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini
Manajemen perlu mengestimasi tiga aspek dari permintaan pasar
sekarang. Ada tiga metode praktis untuk mengestimasi
permintaan saat ini, yaitu:
 Mengestimasi Total Permintaan Pasar.
 Mengestimasi Wilayah Permintaan Pasar
 Mengestimasi Penjualan Aktual dan Pangsa Pasar
b) Meramal Permintaan Mendatang

Jakfar dan Kasmir (2012). Riset pasar dan pemasaran dilakukan


dengan menganalisis data sekunder maupun data primer dengan
jalan , melakukan pengamatan dan wawancara. Terdapat
beberapa cara yang digunakan untuk meramalkan permintaan,
setiap cara memiliki kelebihannya masing-masing. Berikut
beberapa cara melakukan peramalan permintaan di masa yang
akan datang:
 Survey niat pembeli
 Pendapat para tenaga penjual (Wiraniaga)
 Pendapat para ahli
 Analisis regresi
 Analisis deret waktu.

Semua strategi pemasaran dibuat berdasarkan STP. Langkah pertama adalah


melakukan segmentasi (segmentation) yaitu dengan melakukan pengelompokan
dari sekeluruhan pasar, langkah penetapan sasaran pasar yaitu memilih satu atau
lebih segmen pasar untuk dimasuki (Targeting), dan yang terakhir adalah
penentuan posisi pasar (Positioning)
1. Segmentation
Menurut Fandy Tjiptono (2008:211), segmentasi pasar adalah proses
pengelompokan keseluruhan pasar yang berbeda kedalam kelompok-
kelompok atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam
keinginan, kebutuhan dan prilaku serta respon terhadap program-
program pemasaran spesifik. Perusahaan mencari berbagai cara yang
berbeda dalam memilih pasar dan mengembangkan profil semua segmen
pasar yang didapatkan.
a) Segmentasi Pasar Konsumen, dibagi menjadi empat variabel,
yakni:
 Segmentasi Geografis. Segementasi ini membutuhkan
pembagian pasar menjadi unit geografis yang berbeda
seperti negara, wilayah, daerah, kota atau bahkan
lingkungan sekitar.
 Segmentasi Demografis. Segmentasi ini membagi pasar
menjadi klompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis
kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga,
pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi,
dan kebangsaan. Faktor demografis adalah dasar paling
umum yang digunakan untuk menetapkan segmentasi
kelompok pelanggan.
 Segmentasi Psikografis. Segmentasi ini membagi membeli
menjadi kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya
hidup atau juga karakteristik kepribadian dalam suatu
kelompok demografis yang sama.
 Segmentasi Prilaku. Segmentasi ini membagi pembeli
menjadi kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap,
penggunaan, atau respon terhadap sebuah produk.

b) Segmentasi Pasar Bisnis


Konsumen dan pemasar bisnis menggunakan banyak variabel yang
sama untuk menetapkan segmen pasar mereka. Pembeli bisnis
dapat disegmentasikan secara Geografis, Demografis, atau lewat
pencarian manfaat. tetapi pemasar bisnis juga menggunakan
variabel tambahan seperti karakteristik operasi, pendekatan
pembelian, faktor situasional dan karakteristik pribadi pelanggan.
Dengan mengejar segmen dan bukannya seluruh pasar, perusahaan
dapat menghantarkan proposisi nilai yang tepat bagi masing-
masing segmen yang dilayani.
c) Segmentasi Pasar International
Perusahaan dapat melakukan segmentasi pasar international
dengan suatu kombinasi variabel. Perusahaan dapat menetapkan
segmen berdasarkan letak Geografis, Pasar dunia juga bisa
disegmentasikan berdasarkan faktor ekonomi. Selain itu faktor
politik, hukum, dan budaya juga bisa dijadikan kombinasi variable
untuk segmentasi pasar secara international.

2. Targeting
Pasar yang sudah disegmentasi berdasarkan kebutuhan atau segmennya
kemudian dipilih satu atau lebih segmen yang disebut target untuk dilayani.
Target dipilih dengan mempertimbangkan kemampuan internal organisasi dan
berdasarkan besarnya target yang diperkirakan dapat memberikan profitabilitas
yang tinggi untuk perusahaan. Pada umumnya terdapat beberapa alternatif
untuk pemilihan target pasar antara lain:
a. Sasaran pasar yang sama (Un-differentiated Marketing)
Pada strategi ini, pasar dianggap homogeny. Jadi satu macam
produk atau jasa dipasarkan kepada semua orang tidak hanya satu
atau beberapa kelompok saja. Karena pasar yang dituju bersifat
massal. Strategi semacam ini tidak dipakai perusahaan
b. Sasaran pasar majemuk (Differentiated Marketing)
Strategi ini banyak dipakai perusahaan. Disini perusahaan
mencoba untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok pembeli
tertentu (segmen pasar) dengan membagi pasar kedalam dua
kelompok atau lebih. Pada kelompok pembeli dapat ditawarkan
jenis produk yang berbeda dengan kelompok lain, sehingga satu
perusahaan dapat menjual beberapa macam produk. Jadi,dalam
strategi ini perusahaan berusaha untuk memilih kelompok-
kelompok yang akan dilayani dan merencanakan produk yang
dapat memberikan kepuasan kepada kelompok-kelompok tersebut.
c. Sasaran pasar terkonsentrasi (Concetrated Marketing)
Perusahaan hanya menargetkan beberapa kelompok pembeli saja.
Pada kegiatan ini kegiatan pemasaran akan lebih difokuskan,
strategi ini biasanya akan sesuai dengan perusahaan yang memiliki
sumber daya yang terbatas.
d. Extensive Segmenting
Pasar homogen dibagi dalam bermacam-macam segmen pasar dan
selanjutnya produk ditawarkan kepada segmen pasar yang berbeda
dengan strategi pemasaran yang berbeda pula.
e. Selective Segmenting
Berdasarkan segmen-segmen yang bervariasi seperti pada
extensive segmenting di atas, kemudian dipilih atau seleksi
segmen-segmen yang dianggap memiliki potensi yang besar,
sehingga dengan segmen pasar pilihan dapat dijadikan target pasar
dari suatu perusahaan.
3. Positioning
Menurut Amstrong dan Kotler (2008:p61) Penempatan atau positioning
adalah sebuah pengaturan produk atau bauran pemasaran agar posisi produk
atau jasa jelas, diinginkan dan berbeda, serta menciptakan kesan yang dapat
diingat oleh konsumen. Dengan positioning produk atau jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan dapat dipahami dan dihargai oleh konsumen, melebihi produk
atau jasa para pesaing. Positioning berkaitan dengan nilai (value) dan manfaat
(benefit) yang ditempatkan pada benak konsumen. Terdapat beberapa
pendekatan yang dapat digunakan sebagai penentuan posisi, yaitu:
1. Atribut (attribute positioning) berkaitan dengan penempatan yang
didasarkan pada atribut, seperti derajat kepentingan (importance),
keunikan (distinctiveness), dapat dikomunikasikan
(communicability), mendahului (pre-emptive), keterjangkauan
produk atau jasa baik aspek ekonomi dan fisik (affordability), serta
laba yang diperoleh (profitability)
2. Tarif dan mutu (price and quality positioning), seperti pelayanan
yang cepat, tarif atau harga yang lebih murah, rasa bintang lima
dengan harga kaki lima.
3. Penempatan pesaing (competitor positioning) dimana penempatan
dapat dilakukan berdasarkan manfaat yang ditimbulkan (benefit).

e) Aspek Keuangan
Menurut Siswanto Sutojo (2000) aspek keuangan sendiri adalah rencana
investasi proyek yang disebut juga ilmu pembiayaan investasi proyek atau capital
budgeting. Sedangkan menurut sofyan (2003) analisis aspek keuangan adalah
kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuanrupiah terhadap aspek-aspek
yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha.\

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang
diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan seperti
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali
dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek
akan berkembang terus (Umar,2001).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para
investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang
memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya
kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam
rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk
mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya,
pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi
perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll.
Sitematika studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan
layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan.tujuan utama dilakukan studi kelaykan bisnis
ini tentunya yang akan berdiri bisa berjalan sesuai harapan baik dalam jangka pendek
atau panjang serta untuk mengukur seberapa besar potensi usaha tersebut baik dalam
situasi mendukung maupun situasi yang tidak mendukung.

Anda mungkin juga menyukai