Anda di halaman 1dari 36

MODUL

STUDI KELAYAKAN BISNIS

PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya


terutama bagi para Investor yang selaku pemrakarsa, Bank selaku pemberi kredit,
dan Pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hokum dan perundang
undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya.
Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari
investasi, Bank berkepentingan untuk mengetahuitingkat keamanan kredit yang
diberikan dan kelancaran pengembalianya, Pemerintah lebih menitik beratkan
manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan
kesempatan kerja dll.

Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidak


pastian, maka diperlukan pertimbangan pertimbangan tertentu karena didalam
studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakanya
sehingga hasil dari pada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah
sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan
dibatalkan.

Hal tersebut diatas adalah menunjukan bahwa dalam setudi kelayak akan
melibatkan banyak tim dari berbahai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek
masing masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi
dan lain sebagainya.

Dan studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang


berdasarkan pada orientasi yang di harapkan oleh suatu perusahaan yaitu
berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik beratkan
pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (social),

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


1
yang dimaksud adalah studi yang menitik beratkan suatu proyek tersebut bisa
dijalankan dan delaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.

Studi Kelayakan Bisnis (Sakka, 2013:1) adalah studi yang menyangkut


berbagai aspek baik itu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi,
aspek keuangan, aspek ekonomi sosial dan budaya, aspek manajemen, yang
semua itu dapat digunakan untuk pengambilan keputusan apakah suata usaha atau
bisnis layak dilakukan atau tidak.
Pengertian lain mengenai Studi Kalayakan Bisnis (Umar, 2005 : 8)
merupakan penelitian tentang layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga
saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.

Menurut Yacob Ibrahim (2009 : 1), studi kelayakan bisnis adalah kegiatan
untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan
suatu kegiatan usaha/proyek.

Menurut Subagyo (2008 : 6), Studi kelayakan bisnis adalah studi


kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan sebuah
usaha.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan


bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu
usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau
tidak usaha tersebut dijalankan.

Tujuan Studi Kelayakan Bisnis dan Penggunanya


Menurut Kasmir dan Jakfar (2012 : 12-13), studi kelayakan bisnis
memiliki lima tujuan mengapa sebelum suatu bisnis dijalankan perlu adanya
dilakukan studi kelayakan, yaitu :
a. Menghindari resiko kerugian

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


2
Untuk menghindari resiko kerugian di masa yang akan datang, karena
di masa yang akan datang terdapat ketidakpastian. Kondisi ini yang
dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi
tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah
untuk meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan baik resiko yang
dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat kita kendalikan.
b. Memudahkan perencanaan
Jika dapat meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan
datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan.
Perencanaan meliputi beberapa jumlah dana yang diperlukan, kapan
usaha akan dijalankan, dimana lokasi akan di bangun, siapa-siapa yang
melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya, berapa besar
keuntungan yang akan diperoleh, serta bagaimana mengawasinya jika
terjadi penyimpangan.
c. Mempermudah pelaksanaan pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat
memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan
bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang dapat dikerjakan.
Sehingga pekerjaan berjalan pada tujuan yang jelas dengan pembagian
tugas-tugas yang telah dirancang dengan baik.
d. Mempermudah pengawasan,
Dengan telah dilaksanakan suatu usaha atau proyek sesuai dengan
rencana yang sudah disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pelaksanaan
pengawasan dapat dilakukan berdasarkan hasil yang ditimbulkan
berdasarkan target dari rencana bisnis tersebut.
e. Mempermudah pengendalian,
Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan
pekerjaan yang melenceng ke arah yang sesungguhnya, berdasarkan
kebijakan-kebijakan tertentu.

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


3
Hasil penilaian melalui suatu studi kelayakan bisnis adalah berupa laporan
tertulis yang menyatakan bahwa suatu rencana bisnis layak direalisasikan. Hasil
penilaian tersebut sangat dibutuhkan dan diperlukan oleh berbagai pihak, terutama
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap usaha atau proyek yang akan
dijalankan. Adapun pihak-pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan
bisnis tersebut antara lain :
a. Pemilik Usaha
Para pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap hasil dari
analisis studi kelayakan yang telah dibuat, hal ini disebabkan para
pemilik tidak mau bila dana yang sudah ditanamkan akan mengalami
kerugian.
b. Pihak Kreditor
Bila uang yang diperoleh dibiayi oleh dana pinjaman bank atau
lembaga keuangan, maka pihak kreditor pun sangat berkepentingan
terhadap hasil studi kelayakan yang telah dibuat. Bank atau lembaga
keuangan tentu tidak menginginkan bila kredit atau pinjaman yang
diberikan akan macet, akibat usaha atau proyek yang sebeneernya tidak
layak untuk dijalankan.
c. Pihak Manajemen Perusahaan
Hasil studi kelayakan bisnis merupakan ukuran kinerja bagi pihak
manajemen perusahaan untuk menjalankan apa-apa yang sudah
ditugaskan.
d. Pihak Pemerintah dan Masyarakat
Pembuatan/ penyusunan sebuah studi kelayakan bisnis harus
memperhatikan peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, secara langsung maupun tidak langsung yang dapat
mempengaruhi kebijakan dan aturan yang ada di perusahaan.
Pemerintah juga berharap bahwa bisnis yang akan dijalankan tidak
merusak lingkungan sekitarnya, baik terhadap manusia, binatang,
maupun tumbuh-tumbuhan.
e. Bagi Tujuan Pembangaunan Ekonomi

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


4
Dalam membuat/ menyusun studi kelayakan bisnis perlu untuk
dianalasis dampak yang akan dirasakan serta biaya yang akan
ditimbulkan oleh bisnis tersebut terhadap pembangunan ekonomi
negara.
Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya juga dapat digunakan untuk
antara lain ( Suryana, 2006 : 184):
1. Merintis usaha baru, yaitu kegiatan yang benar-benar baru dan belum
pernah ada sebelumnya, sehingga ada penambahan usaha baru.
Misalnya membuka toko, membangun parbirk, mendirikan perusahaan
jasa dan lain sebagainya.

2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, yaitu kegiatan memperbesar


usaha yang ada. Misalnya menambah kapasitas pabrik, memperluas
skala usaha, menambah mesin baru, memperluas cakupan usaha dan
lain sebagainya.
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling
menguntungkan, yaitu kegiatan penelitian untuk menentukan usaha
yang paling menguntungkan. Misalnya pilihan usaha dagang, pilihan
usaha barang atau jasa, pabrikan atau perakitan, dan lain sebagainya.

Faktor-faktor yang Menyebabkan Kegagalan Usaha


Secara umum, faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan terhadap hasil
yang dicapai sekalipun telah dilakukan studi kelayakan bisnis secara benar dan
semurna sebagai berikut (Kasmir dan Jakfar, 2013: 9):
a. Data dan informasi tidak lengkap
Pada saat melakukan penelitian data dan informasi yang disajikan
kurang lengkap, sehingga hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian
tidak ada atau dapat pula data yang disediakan tidak dapat dipercaya
atau palsu. Karena itu, sebelum melakukan studi sebaiknya
mengumpulkan data dan informasi selengkap mungkin, melalui
berbagai sumber yang ada yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
b. Tidak teliti

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


5
Dalam melakukan studi kelayakan bisnis, diperlukan tenaga-tenaga
kerja yang benar-benar ahli dibidangnya, sehingga faktor ketelitian
menjadi jaminan. Kecerobohan sekecil apa pun akan sangat
berpengaruh terhadap hasil penelitian.
c. Salah perhitungan
Kesalahan juga dapat terjadi dalam melakukan proses perhitungan.
Misalnya dalam hal penggunaan rumus atau cara menghitung, sehingga
hasil yang dikeluarkan tidak akurat.
d. Pelaksanaan pekerjaan salah
Para pelaksana bisnis sangat memegang peranan penting dalam
keberhasilan menjalankan bisnis. Apabila para pelaksana di lapangan
tidak mengerjakan proyek secara benar atau tidak sesuai dengan
pedoman yang telah ditetapkan, maka kemungkinan bisnis tersebut
gagal sangat besar.
e. Kondisi lingkungan
Kegagalan lainnya dikearenakan karena adanya unsur-unsur yang
terjadi yang memang tidak dapat dikendalikan. Artinya, pada saat
melakukan penelitian dan pengukuran semuanya sudah selesai dengan
tepat dan benar, namun dalam perjalanan akibat terjadinya perubahan
lingkungan akhirnya berimbas pada hasil dalam studi kelayakan bisnis.
Perubahan lingkungan seperti perubahan ekonomi, politik, hukum,
sosial, dan perubahan perilaku masyarakat, atau karena bencana alam.

Tahapan Studi Kelayakan Bisnis


Tahapan dalam studi kelayakan dilakukan unttuk mempermudah
pelaksanaan studi kelayakan dan keakuratan dalam penilaian. Beberapa tahapan
studi yang perlu dilakukan (Umar, 2007:21), sebagai berikut:
1. Penemuan Ide
Produk yang akan dibuat haruslah berpotensi untuk dijual dan
menguntungkan. Oleh karena itu, penelitian terhadap kebutuhan pasar
dan jenis produk atau jasa dari usaha harus dilakukan. Penelitian jenis

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


6
produk dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria bahwa suatu produk
atau jasa dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum
terpenuhi, memenuhi kebutuhan manusia tetapi produk atau jasa
tersebut belum ada.
2. Tahap Penelitian
Setelah ide-ide proyek dipilih, selanjutnya dilakukan penelitian yang
lebih mendalam dengan memakai metode ilmiah. Proses itu dimulai
dengan mengumpulkan data, lalu mengolah data dengan memasukkan
teori-teori yang relevan, menganalisis dan menginterpretasi hasil
pengolahan data dengan alat-alat analisis yang sesuai.
3. Tahap Evaluasi Proyek
Ada tiga macam evaluasi proyek. Pertama, mengevaluasi usulan proyek
yang akan didirikan. Kedua, proyek yang sedang beroperasi. Dan yang
Ketiga, mengevaluasi proyek yang baru selesai dibangun. Evaluasi
berarti membandingkan antara sesuatu dengan satu atau lebih standar
atau kriteria, dimana standar atau kriteria ini bersifat kuantitatif maupun
kualitatif.
4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan proyek bisnis yang dianggap layak
dan terdapat keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk
merealisasikan semua proyek tersebut, maka perlu dilakukan pemilihan
proyek yang dianggap paling penting untuk direalisasikan. Sudah tentu,
proyek yang diprioritaskan ini mempunyai skor tertinggi jika
dibandingkan dengan usulan proyek yang lain berdasarkan kriteria-
kriteria penilaian yang telah ditentukan.
5. Tahap Rencana Pelaksanaan Proyek Bisnis
Setelah suatu usulan proyek dipilih untuk direalisasikan, perlu dibuat
suatu rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri. Mulai
dari menentukan jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga
pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan
manajemen dan lain-lain.

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


7
6. Tahap Pelaksanaan Proyek Bisnis
Setelah semua persiapan yang harus dikerjakan selesai disiapkan, tahap
pelaksanaan proyek pun dimulai. Semua tenaga pelaksana proyek,
mulai dari pemimpin sampai pada tingkat yang paling bawah, harus
bekerja sama dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rencana yang telah
diterapkan.
Sedangkan menurut Kasmir dan Jakfar (2012 : 18-19), tahapan dalam studi
kelayakan mencakup sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dan informasi
Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan , baik bersifat
kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan data dan informasi dapatr
diperoleh dari berbagai sumber seperti lembaga keuangan, dan
sebagainya.
2. Melakukan pengolahan data
Setelah data dan informasi yang dibututhkan trkumpul makan langkah
selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan informasi tersebut.
Pengolahan data dilakukan secara benar dengan metode-metode dan
ukuran-ukuran yang biasa digunakan untuk bisnis.
3. Analisis data
Setelah data diolah, dilakukan analisis data dalam rangka menentukan
kriteria kelayakan dari seluruh aspek. Kelayakan bisnis ditentukan dari
kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai kriteia yang layak
digunakan. Setiap jenis usaha memiliki kriteria tersendiri berdasarkan
aspek yang ada.
4. Mengambil keputusan
Apabila data telah diukur dengan kriteria yang ada dan telah siperoleh
hasil dari pengukura, maka selanjutnya adalah mengambil keputusan
apakah layak atau tidaknya usaha tersebut untuk dijalankan berdasarkan
hasil perhitungan yang ada.
5. Memberikan rekomendasi

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


8
Terakhir, memberikan rekomendasi kepda pihak-pihak tertentu
mengenai hasil laporan studi yang telah disusun. Dalam memberikan
rekomendasi diberikan juga saran-saran serta perbaikan yang
diperlukan.

ASPEK-ASPEK DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

Menurut Hartiwi Prabowo (2012 : 806) dalam jurnal ilmiah Binus


Business Review yang berjudul ‘Kelayakan Investasi Perluasan Pabrik
Penggilingan Plastik PD XYZ’ mengungkapkan bahwa ada beberapa aspek yang
perlu dianalisis dalam melakukan studi kelayakan. Masing-masing aspek tidak
berdiri sendiri melainkan saling berkaitan.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2008 :15-16), aspek-aspek yang perlu
dilakukan pada studi kelayakan adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis,
aspek hukum, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek AMDAL, aspek
ekonomi dan sosial dan aspek keuangan.
Dalam melakukan pembuatan dan penilaian studi kelauakan melalui tahap-
tahap yang telah ditentukan, hendaknya dilakukan secara benar dan lengkap.
Kemudian setiap tahapan memilki berbagai aspek yang harus diteliti, diukur dan
dinilai sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan. Ada beberapa aspek yang
perlu dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu usaha. Masing-masing aspek
tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling berkaitan. Artinya, jika salah satu aspek
tidak dipenuhi maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan.

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


9
Gambar 2. 1 Aspek-aspek Penilaian Studi Kelayakan Bisnis

Sumber : Kasmir dan Jakfar , 2008 :15-16

ASPEK HUKUM

Menurut Hartiwi Prabowo (2012) dalam jurnal ilmiah Binus Business


Review, tujuan dari aspek hukum adalah meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan
keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Suatu usaha dikatakan legal jika
telah mendapatkan izin usaha dari pemerintah daerah setempat melalui instansi
atau lembaga atau departmen atau dinas terkait. Kegiatan usaha dimana pun selalu
memerlukan dokumen penunjang usaha beserta izin-izin yang diperlukan sebelum
menjalankan usahanya.
Dalam penilaian studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu diteliti
keasliannya meliputi badan hukum, izin-izin yang dimilki, surat tanah atau
dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha tersebut. Kegagalan dalam
aspek ini akan berakibat ketidak sempurnanya hasil penelitian, dengan kata lain
apabila dokumen yang tidak saha tay tidak sempurna maka akan menimbulkan
masalah di kemudian hari.

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


10
Dalam praktiknya, untuk menjalankan sebuah kegiatan usaha juga
diperlukan berbagai dokumen yang perlu diteliti sehubungan dengan aspek
hukum. Kasmir dan Jafar (2013: 32) menyebutkan beberapa dokumen yang harus
diteliti di dalam aspek ini adalah :
1. Bentuk Badan Usaha
Menurut Suliyanto (2010 :16) terdapat beberapa jenis-jenis badan usaha di
Indonesia, antara lain:
a. Perseorangan
Perseorangan merupakan badan usaha tanpa adanya pembedaan
pemilikan antara hak milik pribadi dengan hak milik perusahaan.
Dengan tidak adanya pemisah pemilikan antara hak milik pribadi
dengan milik perusahaan maka harta benda pribadi juga merupakan
kekayaan perusahaan, yang setiap saat harus menanggung utang-utang
perusahaan.
b. Firma (Fa)
Firma merupakan perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih
dan menjalankan perusahaan atas nama perusahaan. Maka dari itu, ada
beberapa orang yang bersekutu unbtuk menjalankan suatu perusahaan.
c. Perseroan komanditer (CV)
Perseroan komanditer merupakan persekutuan yang didirikan atas dasar
kepercayaan. Dalam perseroan Komanditer terdapat beberapa sekutu
yang secara penuh bertanggung jawab atas sekutu lainnya. Kemudian
ada satu atau lebih sekutu yang bertindak sebagi pemberi modal.
Tanggung jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada sejumlah
modal yang ditanamkan salam perusahaan.
d. Perseroan Terbata (PT)
Perseroan terbatas adalah badan hukum perusahaan yang paling banyak
digunakan dan diminati oleh para pengusaha. Penyebabnya adalah
karena badan hukum jenis ini memilki banyak kelebihan jika
dibandingkan dengan badan hukum lainnya. Kelebihannya antara lain

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


11
luasnya bidang usaha yang dimiliki, kewenangan, dan tanggung jawab
yang dimiliki terbatas kepada modal yang disetor.
e. Perusahaan negara (PN)
Perusahaan negara adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan
undang-undang. Modal untuk mendirikan PN adalah atas kekayaan
negara yang dipisahkan dan tidak dipisahkan atas saham. Perusahaan
negara dimpimpin oleh seorang kepala atau direksi yang diangkat oleh
pemerintah. Perusahaan negara dibagi ke dalam beberapa jenis antara
lain perusahaan jawatan (Perjan), perusahaan umum (Perum), dan
perusahaan perseroan (Persero).
f. Perusahaan daerah
Perusahaan daerah merupakan perusahaan yang didirikan dengan suatu
peraturan daerah. Modalnya seluruhnya atau sebagian besar milik
pemerintah daerah yang dipisahkan kecuali dengan ketentuan lain
dengan atau berdasarkan undang-undang.
g. Yayasan
Yayasan merupakan badan usaha yang tidak bertujuan untuk mencari
keuntungan dan lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial. Modal
berasal dari sumbangan, wakaf, hibah, atau sumbangan lainnya.
h. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi,sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan atas
kekeluargaan.
2. Bukti Diri
Yaitu kartu identitas diri para pemilik usaha yang dikeluarkan oleh
kelurahan setempat yang dikenal dengan nama kartu tanda penduduk
(KTP).
3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Setiap perusahaan yang akan beroperasi di Indonesia, harusnya
membuat surat-surat tanda daftar perusahaan (TDP) sesuai dengan

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


12
bidang usahanya masing-masing. Dalam hal ini, yang perlu kita teliti
adalah ke departemen teknis yang mengeluarkan surat tanda daftar
perusahaan tersebut. Departemen teknis yang mengeluarkan TDP
adalah Departemen Perindutrian dan Perdagangan.
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan hal yang penting untuk diteliti,
apakah sudah dimiliki atau belum. Pengurusan NPWP juga dilakukan
bersamaan dengan pengajuan akta notaris ke Departemen Kehakiman.
Pentingnya NPWP agar setiap usaha yang dijalankan nantinya
memberikan penghasilan kepada pemerintah.
5. Izin-izin Perusahaan
Selanjutnya adalah meneliti izin-izin yang dimiliki sesuai dengan jenis
bidang usaha perusahaan tersebut. Penelitian keabsahan dokumen izin-
izin ini juga hendaknya dijalankan ke departemen teknis. Izin-izin ini
antara lain :
a. Surat izin usaha perdagangan (SIUP), bagi usaha perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha perdagangan dari Departemen
Perdagangan dan Perindustrian.
b. Surat izin usaha industri (SIUI), bagi perusahaan atau usaha yang
bergerak dalam bidang usaha industri dari Departemen
Perdagangan dan Perindustrian.
c. Izin usaha tambang dari Departemen Pertambangan.
d. Izin usaha perhotelan dan pariwisata dari Departemen Pariwisata
Pos dan Telekomunikasi.
e. Izin usaha farmasi dan rumah sakit dari Departemen Kesehatan.
f. Izin usaha peternakan dan pertanian dari Departemen Pertanian.
g. Izin domisi dimana perusahaan/lokasi proyek berada dari Pemda.
h. Izin mendirikan bangunan (IMB), khusus untuk pendirian gedung
baru atau merehab pembangunan suatu gedung.
i. Izin tenaga kerja asing jika ada.
Dokumen-dokumen diatas perlu diteliti karena layak atau tidaknya sebuah
badan bisnis yang dijadikan badan usaha dapat diperngaruhi dengan faktor resmi
atau tidaknya badan usaha tersebut. Maka dari itu penelitian ini menjadi sangat

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


13
penting mengigat sebelum usaha tersebut dijalankan, maka segala prosedur yang
berkaitan dengan izin-izin atau berbagai persyaratan harus terlebih dahulu sudah
terpenuhi.
Tujuan dari menganalisis aspek hukum adalah (Suliyanto, 2010 : 16)
a. Menganalisis legalitas usaha yang akan dijalankan.
b. Menganalisis ketetapan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan
dilaksanakan.
c. Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan untuk memenuhi
persyaratan perizinan.
d. Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan
dibiayai dengan pinjaman.

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Analisis aspek pasar dan pemasaran memegang peranan yang sangat


penting sebelum memulai bisnis karena sumber pendapatan utama perusahaan
berasal dari penjualan produk yang dihasilkan. Analisis aspek pasar menganalisis
jenis produk yang akan diproduksi, banyaknya produk yang diminta oleh
konsumen, serta menganalisis banyaknya produk yang ditawarkan oleh pesaing.
Sedangkan analisis aspek pemasaran menganalisis cara atau strategi agar produk
yang dihasilkan dapat sampai ke konsumen dengan lebih efisien dibandingkan
pesaing.
Pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lainnya. Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi
dan saling memengaruhi satu sama lainnya. Dengan kata lain, setiap kegiatan
pasar selalu diikutti oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran adalah untuk
mencari atau menciptakan pasar.
Pasar menurut Stanton yang dikutip oleh Husein Umar dalam buku studi
kelayakan bisnis, menemukakan bahwa pengertian dari pasar (2007 : 35) adalah
kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk
belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya.

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


14
Pasar juga merupakan salah satu penetu kelayakan suatu proyek, pasar
diartikan (Dewanti, 2008 : 116) sebagai tempat dimana adanya interaksi antara
pembeli dan penjual. Interaksi menyebabkan hubungan permintaan dan
penawaran, yang menghasilkan terjadinya pertemuan harga pasar yakni
keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Sehingga faktor utama yang
menunjang terjadinya pasar, yaitu orang dengan segala keinginannya, daya
belinya, serta tingkah laku dalam pembeliannya.
Pasar dapat diartikan pula sebagai suatu mekanismen yang terjadi antara
pembeli dan penjual atau tempat pertemuan antara kekuatan permintaan dan
penawaran (Kasmir dan Jakfar, 2013 : 44). Yang dimaksud dengan permintaan
adalah jumlah barang dan jasa tang diminta konsumen pada berbagai tingkat
harga pada suatu waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah jumlah
barang atau jasa yan ditawarkan produsen pada beberapa tingkat harga pada suatu
waktu tertentu.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2013 : 46) pasar dibagi menjadi beberapa
jenis struktur, antara lain :
a. Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar di mana terdapat sejumlah
besar penjual dan pembeli, sehingga tindakan penjual secara individu tidak
dapat memengaruhi harga barang di pasar. Produk yang dihasilkan relatif
sama (homogen), sehingga suatu produsen merupakan pelengkap
sempurna bagi hasil produksi produsen lain.
b. Pasar persaingan monopolistik
Pasar persaingan monopolistik adalah suatu pasar di mana terdapat banyak
penjual atau perusahaan dan memiliki ukuran-ukuran yang relatif sama
besarnya. Produk yang dihasilkan berbeda corak, sehingga secara fisik
mudah dibedakan antara produsen suatu perusahaan dan perusahaan lain.
c. Pasar oligopoli
Pasar oligopoli adalah sebuah struktur pasar yang hanya terdapat sedikit
penjual. Barang yang dihasilkan adalah barang standar (semen, industri
baja) dan barang berbeda corak (mobil).

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


15
d. Pasar monopoli
Pasar monopoli adalah struktur pasar di mana hanya terdapat satu penjual
saja. Barang yang dihasilkan tidak mempunyai barang pengganti yang
mirip.

Yang diperlukan dalam aspek pasar dan pemasaran adalah pasar mana
yang akan dimasuki perusahaan, seberapa besar pasar yang ingin dimasuki atau
yang tersedia di masa yang akan datang. Untuk mengetahui itu perlu dilakukan
pengukuran terhadap permintaan yang diukur berdasarkan permintaan sekarang
dan di masa yang akan datang.
1. Metode Pengukuran Permintaan
Total permintaan pasar suatu produk adalah total volume yang dibeli
oleh sekelompok konsumen tertentu dalam suatu wilayah dalam jangka waktu
tertentu dalam suatu lingkungan pemasaran tertentu. Menurut Husein Umar
(2007 : 40) adalah dengan menggunakan persamaan :
Q=n.p.q
dimana :
Q = total permintaan pasar
n = jumlah pembeli di pasar
p = harga rata-rata satuan
q = jumlah yang dibeli oleh rata-rata pembeli per tahun

2. Metode Peramalan Permintaan Mendatang


Peramalan permintaan mendatang adalah suatu usaha untuk mengethaui
jumlah produk dimasa yang akan datang yang menggunakan beberapa cara
yang dipaparkan sebagai berikut :
a. Survei niat pembeli
Survei niat pembeli yaitu peramalan (forecasting), yang dimana
perusahaan mengantisipasi apa yang mungkin dilakukan pembeli pada
masa yang akan datang.
b. Pendapat para tenaga penjual

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


16
Pendapat para tenaga penjual yaitu perusahaan meminta para tenaga
penjualnya untuk mengestimasi penjualan tiap produk untuk daerah
mereka masing-masing, kemudian semua estimasi individy dijumlahkan
untuk mendapatkan ramalan penjualan secara keseluruhan.
c. Pendapat para ahli
Perusahaan juga dapat mendapatkan peramalan dari para ahli, termasuk
penyalur, distributor, pemasok, konsultan pemasaran, dan asosiasi dagang.
Terkadang, perusahaan akan mengundang sekelompok ahli untuk
menyiapkan peramalan. Para ahli itu bertukar pandangan dan membuat
perkiraan sebagai sebuah kelompok atau secara perorangan, di mana
analisis lain dapat menggabungkannya sebagai satu perkiraan.
d. Analisis penjualan masa lalu
a) Analisis Regresi
Analisis regresi yaitu seperangkat prosedur statistik untuk
menemukan faktor-faktor nyata yang paling penting yang
memperngaruhi penjualan. Dengan menggunakan metode :
Y=a+bX
Dimana :
Y = variable tidak bebas
X = variable bebas
a = nilai intercept
b = koefisien arah regresi
Harga a dihitung dengan rumus :
a= Y
n
Harga b dihitung dengan rumus :
b = XY
∑X²
Dimana :
X = Deret waktu

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


17
Y = Perkiraan permintaan/
penjualan
n = Jumlah tahunan
b) Analisis Deret waktu (Time Series)
Analisis deret waktu membagi deret waktu masa lalu menjadi 4
komponen (tren, siklus, musim, dan tak teratur) dan
memproyeksikannya ke masa depan.
c) Analisis Indeks Musim
Salah satu komponen yang mempenaruhi data time series adalah
komponen musiman. Gerakan musiman (seasonal movement)
merupakan gerakan yang teratur artinya naik turunnya terjadi pada
waktu yang sama. Disebut gerakan musiman oleh karena terjadinya
bertetapan dengan pergantian musim di dalam satu tahun atau
dalam waktu yang singkat.
Untuk memasarkan sebuah produk, pemasar perlu merencanakan aktivitas-
aktivitas pemasaran dan membentuk program pemasaran yang terintegrasi penuh
untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menghantarkan nilai kepada
pelanggan. McCarthy (Kotler, 2009 : 24) mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas
ini sebagai sarana bauran pemasaran yang disebut juga empat P dari pemasaran :
produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion).
1. Produk (Product)
Produk berupa barang dapat dibedakan atau dilasifikasikan menurut
jenis dan macamnya. Pengembangan sebuah produk mengharuskan
perusahaan menetapkan manfaat-manfaat apa yang diberikan oleh produk itu
misalnya dalam bentuk mutu, ciri, dan desain.
Mutu produk menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk
menjalankan fungsinya, ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk
membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing, sedangkan desain
dapat menyumbangkan kegunaan atau manfaat menyumbangkan kegunaan
atau manfaat produk serta coraknya.
2. Harga (Price)

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


18
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan
manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh
pembeli atau penjual melalui tawar-menawar, diterapkan oleh penjual untuk
satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Penentuan harga menjadi
sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga merupakan salah satu
penyebab laku tidaknya produk yang ditawarkan. Salah dalam menentukan
harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat
tidak lakunya produk tersebut di pasar.
3. Distribusi (Place)
Bauran pemasaran yang ketiga adalah penentuan lokasi dan distribusi
baik untuk kantor cabang, kantor pusat, pabrik atau gudang. Penentuan lokasi
dan distribusi beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting,
hal ini disebabkan agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada
serta mendistribusikan barang atau jasa.
Yang harus diperhatikan juga adalah produk harus sampai atau
ditempatkan dengan tepat sesuai sasaran yaitu berada di tengah-tengah
kebutuhan dan keinginan konsumen. Karena itu, agar produksi dapat
didistribusikan dengan lancar, perusahaan harus pandai memilih saluran
distribusi (distributor).
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah arus informasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran. Dalam kegiatan ini setiap perusahaan berusaha
untuk mempromosikan seluruh produk atau jasa yang dimilikinya baik
langsung maupun tidak langsung. Salah satu tujuan promosi adalah
menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik
calon konsumen baru.
Tujuan dari analisis pasar dan pemasaran adalah (Suliyanto, 2010 : 82)
a. Menganalisis perminataan atas produk yang dihasilkan.
b. Menganalisis penawaran atas produk sejenis.

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


19
c. Menganalisis ketersediaan rekanan atas pemasok faktor produksi yang
dibutuhkan.
d. Menganalisis ketetapan strategi pemasaran yang akan digunakan.

ASPEK KEUANGAN

Menurut Freddy Rangkrut (2012 : 7) metode yang biasa digunakan dalam


analisis keuangan studi kelayakan bisnis dan investasi adalah Payback Period
(PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability
Indeks (PI). Semua metode tersebut digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
kinerja keuangan dari investasi yang dikeluarkan.
1. Payback Period (PP)
Metode payback period disebut juga dengan metode non-discounted cash
flow. Metode ini bertujuan untuk melakukan pengukuran investasi dengan melihat
kekuatan pengembalian modal tanpa mempertimbangkan nilai waktu terhadap
uang (time value of money).

PP = Nilai Investasi
X1
Kas Masuk Bersih
Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa cepat waktu
pengembalian investasi. Kriteria penilaian kelayakan bisnis berdasarkan payback
period adalah apabila payback period lebih kecil dari periode investasi, maka
ususlan investasi layak dilanjutkan. Sebaliknya apabila payback period lebih besar
dari periode investasi, maka usulan investasi tidak layak dilanjutkan.
Metode ini pada umunya digunakan untuk memilih dari berbagai usaha
yang mempunyai risiko tinggi, karena modal yang telah ditanamkan harus segera
dapat kembali secepat mungkin. Kelemahan dari metode ini adalah tidak dapat
menganalisis penghasilan usaha setelah modal kembali dan tidak
memepertimbangkan nili waktu uang (time value of money).
Keuntungan metode payback period adalah (Djatmiko, 2012: 217):

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


20
a. Mudah dihitung.
b. Mudah dipahami.
c. Memberikan informasi mengenai risiko likuiditas suatu proyek.
Kelemahan metode payback period adalah (Djatmiko, 2012: 218):
a. Mengabaikan arus kas setelah payback period.
b. Mengabaikan nilai waktu dari uang, karena sewaktu-waktu nilai uang
dapat berubah dengan perkembangan zaman.

2. Net Present Value (NPV)


Metode Net Present Value merupakan penilaian investasi berdasarkasn
nilai sekarang dari cash flow yang masuk di masa yang akan datang. Unsur-unsur
utama dalam menggunakan metode NPV adalah mengidentifikasi nilai discount
rate (nilai r). Discount rate ditentukan berdasarkan biaya modal untuk mengetahui
cash flow di masa yang akan datang. NPV merupakan jumlah dari discount net
cash flow dari waktu ke waktu. Cara perhitungannya dalah dengan seluruh net
cah flow di discount dengan discount rate tertentu ke tahun (t) basis yang sama,
yakni tahun pada saat investasi dilakukan.

+ +....+ - investasi

Di mana :
CF = aliran kas per tahun pada periode t
I0 = investasi awal pada tahun 0
K = suku bunga (discount rate)
Kriteria yang digunakan dalam penilaian NPV adalah :
a. Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasi usaha akan sama dengan tingkat
bunga yang dipakai dalam analisis, atau dengan kata lain usaha tidak
untung maupun rugi.
b. Jika NPV = - (negatif), maka investasi tersebut rugi atau hasilnya dibawah
tingkat bunga yang dipakai, dengan kata lain ususlan protek ditolak.

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


21
c. Jika NPV = + (positif), maka investasi tersebut menguntungkan atau
hasilnya melebihi tingkat bunga yang dipakai, dengan kata lain ususlan
proyek diterima.
Kelebihan dari metode Net Present Value adalah (Suliyanto, 2010 : 204)
a. Memperhitungkan tingkat suku buga yang sebenarnya.
b. Mudah diterapkan karena tidak menggunakan pendekatan trial dan error.
c. Mudah menyesuaikan dengan risiko, yaitu dengan menggunakan tingkat
bunga yang berbeda untuk tahun-tahun berikutnya.
Kekurangan dari metode Net Present Value adalah (Suliyanto, 2010 : 204)
a. Sulitnya menentukan rate minimum yang diinginkan.
b. Tidak menunjukkan rate of return sebenarnya.
c. Adanya asumsi bahwa semua aliran kas masuk bersih segera
diinvestasikan kembali pada rate yang dipilih.

3. Internal Rate of Return (IRR)


Metode IRR merupakan cara untuk menentukan spesifik rate of return dari
cash flow suatu proyek selama masa investasi. Metode IRR dapat
menggambarkan profitabilitas suatu investasi dalam presentase, dan apabila
terdapat banyak ketidakpastian mengenai discount rate atau sangat sulit
menentukan discount rate yang paling sesuai, maka IRR dapat dijadikan
pedoman.

Dengan menggunakan metode IRR, rata-rata pengembalian (average


return) dapat terlihat. Cara menghitung IRR adalah jumlah nilai sekarang dari
keuntungan setelah pajak dibagi nilai sekarang dari investasi total, yang dihitung
selama masa investasi.
Semakin tinggi risiko investasi, penerapan nilai IRR juga harus semakin
tinggi. Metode IRR dan NPV sangat erat kaitannya, karena IRR dapat dilihat
sebagai discount rate yang menjadikan NPV dari investasi sama dengan nol.
Artinya mendiskon seluruh net cash flow sehingga akan menghasilkan jumlah
NPV yang sama dengan nol.

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


22
Di mana :

= Tingkat bunga 1

= Tingkat banga 2

= Net Present Value 1

= Net Present Value 2

Kriteria penilaian kelayakan investasi berdasarkan IRR adalah :


a. Apabila IRR > tingkat pengembalian yang diinginkan, maka usulan
investasi layak
b. Apabila IRR < tingkat pengembalian yang diinginkan, maka usulan
investasi tidak layak.
Semakin tinggi IRR maka semakin menarik investasi tersebut.
Kelebihan dari metode Internal Rate of Return adalah (Suliyanto, 2010 : 213)
a. Menghindari pemilihan rate of return minimum yang diinginkan.
b. Memperoleh rate of return yang sebenarnya.
c. Berdasarkan preferensi rate of return yang sebenarnya.
Kekurangan dari metode Internal Rate of Return adalah (Suliyanto, 2010 : 213)
a. Lebih rumit, terutama jika aliran kas bersih tidak sama untuk setiap
periode.
b. Harus menggunakan analisis sensitivitas.

4. Profitability Indeks (PI)


Profitability Indeks merupakan rasio nilai sekarang dari arus kas bebas
masa depan terhadap pengeluaran awal. Walaupun kriteria investasi NPV
memberikan suatu ukuran nilai absolut dari suatu proyek, profitability indeks
menjadi ukuran relatif yang diingikan proposal investasi. profitability indeks
dapat dinyatakan sebagai berikut:

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


23
Kriteria penilaian investasi dengan menggunakan PI adalah :
a. Jika PI > 1, maka investasi dikatakan layak.
b. Jika PI < 1, maka investasi dikatakan tidak layak.
c. Jika PI = 1, maka investasi dikatakan BEP.

Menurut Freddy Rangkuti (2012 : 13) analisis BEP atau titik impas atau
titik peluang pokok adalah suatu metode yang mempelajari hubungan antara
biaya, keuntungan, dan volume penjualan/produksi.
Aspek keuangan dalam studi kelayakan bertujuan untuk (Suliyanto, 2010 : 184):
a. Menganalisis sumber dana untuk menjalankan usaha.
b. Menganalisis besarnya kebutuhan biaya investasi yang diperlukan.
c. Menganalisis besarnya kebutuhan modal kerja yang diperlukan.
d. Memproyeksikan laporan rugi laba usaha yang akan dijalankan.
e. Memproyeksikan arus kas dari usaha yang akan dijalankan.
f. Memproyeksikan neraca dari usaha yang akan dijalankan.
g. Menganalisis sumber dana untuk menjalankan bisnis.
h. Meningkatkan tingkat pengembalian investasi yang ditanamnkan dengan
berdasarkan beberapa analisis kelayakan investasi, seperti Payback Period
(PP), Net Present Value (NPV), Profitabilitas Indeks (PI), dan Internal
Rate of Return (IRR)

JENIS DAN BENTUK LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan ( Djatmiko, 2012 : 193) adalah hasil transaksi akhir
keuangan pada sebuah perusahaan atau organisasi yang menyangkut kegiatan
operasional organisasi dalam kurun satu tahun beserta akibat dari kegiatan
transaksi tersebut.
Jenis-jenis laporan keuangan yang ada sebagai berikut (Kasmir dan Jakfar, 2013 :
115):
a. Neraca
Neraca meruapakan gambaran suatu keadaan keuangan suatu perusahaan
pada tanggal tertentu yang meliputi harta, utang dan modal.

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


24
b. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan
hasil usaha dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar
jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan
jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
c. Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek
yang terkait dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap kas.

ASPEK TEKNIS

Langkah selanjutnya setelah menganalisis aspek pasar dan pemasaran,


dilanjutkan dengan menganalisis aspek teknis, yang harus dianalisis dalam aspek
ini adalah (Umar, 2007 : 96-105) :
1. Kapasitas produksi
Kapasitas diidentifikasikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari
unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu.
2. Teknologi yang digunakan
Pilihan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa
terus berkembang, kemajuan teknologi yang ada membawa efisiensi yang
tinggi pada proses produksi sekaligus menghasilkan produktivitas yang tinggi
pula.
3. Tata letak
Tata letak (Heizer dan Render, 2009: 532) merupakan suatu keputusan
penting yang menentukan sebuah operasi secara jangka panjang. Tata letak
memilki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing
perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan
kerja, kontak dengan pelanggan, dan citra perusahaan. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pembuatan keputusan mengenai tata letas perusahaan yang
baik, sebagai berikut:

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


25
a. Peralatan penanganan bahan
b. Kapasitas dan persyaratan luas ruang
c. Lingkungan hidup dan estetika
d. Aliran informasi
e. Biaya pergerakan antar wilayah kerja yang berbeda
4. Pengaturan tingkat persediaan
Persediaan barang biasanya digunakan untuk mengantisipasi
permintaan konsumen yang meningkat secara tajam, atau untuk mensuplai
kekurangan bahan baku.
5. Perencanaan jumlah produksi
Aktivitas produksi hendaknya direncanakan dengan baik agar jumlah
produksi yang dihasilkan tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit.
6. Pengawasan kualitas produk
Kualitas produk merupakan suatu kesatuan karakteristik produk dan
jasa dari pemasaran, rekayasa, manufaktur, dan pemeliharaan yang memebuat
produk dapat memenuhi harapan-harapan para konsumen.
7. Lokasi bisnis
Lokasi bisnis adalah lokasi dimana bisnis yang akan dijalankan, baik
lokasi untuk lahan pabrik maupun lokasi untuk perkantoran (administrasi).
Lokasi bisnis mempunyai pengaruh yang besar terhadap biaya operasional dan
biaya investasi. Penentuan lokasi bisnis yang salah akan menimbulkan beban
yang tak terbatas bagi prusahaan.
Tujuan aspek teknis adalah (Kasmir dan Jakfar, 2007:146) :
a. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk
lokasi pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat.
b. Agar perusahaan bisa menentukan layout yang sesuai dengan proses
produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi.
c. Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam
menjalankan produksinya.
d. Agar perusahaan dapat menentukan metode persediaan yang paling
baik untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
Teori penentuan lokasi menurut Jay dan Berry (2009:489):
1. Keputusan Negara :
a. Risiko politik, peraturan, sikap dan intensif pemerintah

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


26
b. Permasalahan budaya dan ekonomi
c. Lokasi pasar
d. Bakat, sikap, produktivitas dan upah tenaga kerja
e. Ketersediaan pasokan, komunikasi, dan energy
f. Risiko nilai tukar dan mata uang
2. Keputusan Wilayah
a. Keinginan perusahaan
b. Daya Tarik dari wilayah tersebut
c. Ketersediaan tenaga kerja, serta sikap mereka terhadap serikat pekerja
d. Biaya dan ketersediaan layanan umum
e. Peraturan negara bagian dan kota tentang lingkungan hidup
f. Intensif dari pemerintah dan kebijakan fiscal
g. Kedekatan pada bahan mentah dan pelanggan
h. Biaya tanah/pembangunan
3. Keputusan lokasi
a. Ukuran dan biaya lokasi
b. System transportasi udara, kereta, jalan bebas hambatan dan
transportasi air lain
c. Pembatasan daerah
d. Kedekatan pada jasa/pasokan yang dibutuhkan
e. Permasalahan dampak lingkungan hidup

ASPEK MANAJEMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Menurut Husein Umar (2007 : 115), Manejemen dalam pembangunan


proyek bisnis maupun manajemen dalam implementasi rutin bisnis adalah sama
dengan manajemen lainnya. Manajemen merupakan aspek yang penting untuk
dianalisis, karena suatu usaha yang dilaksanakan tanpa didukung dengan
manajemen dan organisasi yang baik, usaha tersebut memiliki potensi untuk
mengalami kegagalan. Maka dari itu agar sebuah usaha maupun proyek dapat
berhasil, dibutuhkan orang-orang profesional yang bertujuan untuk
merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengendalikannya apabila terjadi
penyimpangan.
Tujuan sebuah perusahaan juga akan lebih mudah tercapai jika memenuhi
kaidah-kaidah atau tahapan dalam proses manajemen. Proses manajemen tersebut
tergambar dalam fungsi yang ada dalam manajemen. Adapun fungsi-fungsi
manajemen, terdiri dari (Djatmiko, 2012 : 30) :

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


27
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan,
kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut
dilaksanakan. Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap
berikut ini (Djatmiko, 2012 : 3):
a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
Perencanaan dimulai dengan membuat keputusan-keputusan tentang
keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.
b. Merumuskan keadaan saat ini
Yang harus dilakukan pada tahap ini adalah memahami keadaan organisasi
atau perusahaan saat sekarang, termasuk jumlah sumber dana yang
tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
Untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan, segala
kekuatan dan kelemahan, serta kemudahan dan hambatan juga perlu
diidentifikasikan.
d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan
Pada tahap terakhir ini, terdapat beberapa kegiatan yang sangat berkaitan
dengan pilihan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagi solusi untuk
mencapai tujuan. Kegiatan tersebut meliputi pengembangan berbagai
alternatif dalam pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif dan
pemilihan alternatif terbaik di antara berbagai alternatif yang ada.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan
atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata
dengan jelas antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan
kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


28
Pengelompokkan kegiatan, tugas dan aktivitas dalam pengorganisasian dapat
diuraikan sebagi berikut:
a. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi.
b. Membagi pekerjaan agar setiap orang dapat bertanggung jawab terhadap
setiap tugasnya.
c. Mengadakan dan mengembangkan suatu mekanisme untuk
mengoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan
yang terpadu dan harmonis.
3. Kepemimpinan (leading)
Menciptakan visi untuk organisasi dan mengomunikasikan, membimbing,
melatih, dan memotivasi orang lain untuk bekerja secara efektif untuk mencaai
tujuan dan sasaran organisasi. Menurut Budi Djatmiko ada 4 persyaratan utnuk
menjadi seorang pemimpin yaitu :
a. Harus menjadi teladan.
b. Harus dapat memantau kegiatan kerja bawahannya atau orang yang
dipimpinnya.
c. Dapat mengembangkan karyawannya.
d. Harus menggunakan kekuasaannya dengan kebijaksanaan yang tidak
merugikan bawahannya.

4. Pengendalian (controlling)
Pengendalian adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan
tugas apakah telah sesuai rencana. Fungsi manajemen ini yang melibatkan
penetapan standar yang jelas untuk menentukan apakah sebuah organisasi
mengalami kemajuan terhadap tujuan dan sasarannya, memberi ganjaran kepada
orang-orang untuk melakukan pekerjaan yang baik, dan mengambil tindakan
korektif jika tidak. Tahap-tahap dalam pengendalian, antara lain :
a. Penetapan standar perencanaan.
b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan.
c. Perbandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan.
d. Pengambilan tindakan koreksi bila perlu.

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


29
Selanjutnya perlu dianalisis manajemen sumber daya manusia, menurut
Budi Djatmiko (2012:138) Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan
pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu,
organisasi, dan masyarakat.
Empat faktor yang mempengaruhi kegiatan pemenuhan kebutuhan sumber
daya manusia yaitu :
a. Repurtasi perusahaan di mata angkatan kerja.
b. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja.
c. Tersedianya tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan dan keterlampilan
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
d. Bidang pekerjaan yang sesuai harapan pekerja.
Berdasarkan hal tersebut, sumber daya manusia merupakan tenaga
kerja yang secara keseluruhan menempati suatu tempat atau posisi yang dalam
posisinya itu memilki suatu tanggung jawab untuk melaksanakan tugas atau
pekerjaan. Hal tersebut harus didukung oleh kemampuan atau keterampilan
yang dimiliki oleh seorang tenaga kerja sehingga tugas pekerjaan dapat
diaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Perencanaan sumber daya manusia (Kasmir dan Jakfar, 2013:175)


merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk meramalkan
atau memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia dalam suatu bisnis atau
perusahaan.
Sedangkan menurut Budi Djatmiko (2012:138), perencanaan sumber daya
manusia adalah upaya untuk mengantisipasi bisnis pada masa depan dan
permintaan lingkungan pada organisasi, serta untuk memenuhi kebutuhan atas
karyawan yang ditentukan oleh kondisi-kondisi tersebut. Secara keseluruhan,
Budi Djamiko (2012:139) juga mengungkapkan sistem perencanaan sumber daya
manusia yang terpada berisikan hal-hal berikut ini:

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


30
a. Persediaan sumber daya manusia, digunakan untuk menganalisis sumber
daya manusia yang ada (keahlian da kemampuan) dan bagaimana
penggunaan sumber daya manusia tersebut.
b. Perkiraan suplai dan kebutuhan sumber daya manusia pada waktu yang
mendatang.
c. Rencana-rencana kerja (seperti rekrutmen, pelatihan, promosi ataupun
perputaran kerja) untuk memenuhi prakiraan kebutuhan sumber daya
manusia.
d. Prosedur pengendalian dan evaluasi, digunakan untuk menilai efektivitas
sistem perencanaan sumber daya manusia dengan memantau tingkat
pencapaian tujuan sumber daya manusia.
Tujuan dari menganalisis aspek manajemen dan sumber daya manusia (Suliyanto,
2010:158):
a. Menganalisis penjadwalan pelaksanaan pembangunan bisnis.
b. Menganalisis jenis-jenis pekerjaan yang diperlukan untuk pembangunan
bisnis.
c. Menganalisis waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap jenis
pekerjaan yang diperlukan untuk pembangunan bisnis.
d. Menganalisis biaya yang diperlukan untuk melaksanakan setiap jenis
pekerjaan yang diperlukan untuk pembangunan bisnis.
e. Menganalisis persyaratan yang diperlukam untuk memangku
pekerjaan pada suatu bisnis.
f. Menganalisis metode pengadaan tenaga kerja untuk menjalankan
bisnis

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL

Dalam menyusun sebuah studi kelayakan bisnis, sebagai titik tolak untuk
melakukan analisis, diperlukan informasi eksternal perusahaan untuk mengetahui
seberapa jauh lingkungan luar tersebut memberikan peluang sekaligus ancaman
dalam rencana bisnis.
1. Dilihat dari sudut ekonomi
Begitu banyak data makroekonomi yang tersebar di berbagai
dilingkungan masyarakat (Umar, 2007 : 245). Data makroekonomi tersebut

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


31
banyak yang dapat dijadikan sebagai indikator ekonomi yang dapat diolah
menjadi informasi penting dalam studi kelayakan bisnis, misalnya PDB
(Produk Domestik Bruto), investasi, inflasim nilai tukar mata uang, kredit
perbankan, anggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan, perdagangan luar
neferi dan neraca pembayaran.
2. Dilihat dari sudut sosial
Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-
besarnya. Namun demikian, perusahaan tidak dapat hidup sendirian.
Perusahaan hidup bersama-sama dengan dukungan masayarakat. Dapat
dikatakan bahwa perusahaan hidup bersama-sama dalam satu tatanan
kehidupan yang beragam dan kompleks yang hendaknya selalu berada dalam
suatu titik keseimbangan. Dalam rangka mencapai keseimbangan, perusahaan
hendaknya memiliki tanggung jawab sosial, yaitu rasa peduli akan lingkungan
sekitar dan berusaha untuk meningkatkan kualitas masyarakat.
Adanya rumor/spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang
diciptakan pemerintah akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu
produk. Maka dari itu hendaknya aspek politik perlu dikaji untuk
memeperkirakan bahwa situasi politik saat bisnis dibangun dan
diimplementasikan tidak akan sangat mengganggu sehingga kajianya menjadi
layak.

Kasmir dan Jafar (2012: 200) menyebutkan beberapa dampak yang


akan mempengaruh beberapa pihak seperti perusahaan, pemerintah ataupun
masyarakat luas, baik itu positif maupun negatif sebagai berikut :
a. Dampak positif bagi masyarakat karena adanya sebauh bisnis ditinjau dari
aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat. Sedangkan bagi pemerintah damapk positif yang
akan diperoleh adalah dari aspek ekonomi yang mendapatkan pendapatan.
Selain itu pemerintah juga merasa terbantu dengan adanya yang mengatur
dan mengelola sumber daya alam yang belum terjamah.

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


32
b. Dampak negatif sebuah bisnis ditinjau dari aspek ekonomi adalah
eksplorasi sumber daya alam yang berlebihan, masuknya pekerja dari luar
daerah sehingga mengurangi peluang bagi masyarakat sekitarnya.
c. Dampak positif sebuah bisnis berdasarkan aspek sosial dari tinjauan
masyarakat secara umum adalah tersedianya sarana dan prasarana yang
dibutuhkan seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana
lainnya.
d. Dampak negatif sebuah bisnis ditinjau dari aspek sosial dari tinjauan
pemerintah adalah adanya perubahana demografi disuatu wilayah,
perubahan budaya dan kesehatan masyarakat.
e. Diharapkan dari aspek ekonomi dan sosial, yang dijalankan akan
memberikan dampak positif yang lebih banyak. Artinya dengan berdirinya
sebuah bisnis secara ekonomi dan sosial lebih banyak memberikan
manfaat dibandingkan dengan kerugiannya.

ASPEK AMDAL

AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) (Umar, 2007 : 303) adalah suatu


hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncakanan dan diperkirakan
mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. Analisis yang dilakukan
terhadap aspek ini bermanfaat untuk mengidentifikasi kelayakan bisnis yang
dijalankan sesuai dengan standar lingkungan hidup yang ada. Beberapa negara
maju sudah mengembangkan analisis ini dengan nama Environment Impact
Analysis atau Environment Impact Assessment yang biasa disebut EIA.
AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan bisnis dengan
dua alasan pokok, yaitu :
1. Karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian.
Hal ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang kurang
memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan
proyeknya sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak yang akan
dirasakan lingkungan.

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


33
2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan
beroperasinya proyek-proyek industri. Kegunaan dari AMDAL adalah :
a. Dalam pengelolaan lingkungan, aktivitas pengelolaan lingkungan baru
dapat dilakukan apabila rencana pengeloalaan lingkungan telah
disusun berdasarkan perkuiraan dampak lingkungan yang timbul
akibat dari proyek yang akan dibangun. AMDAL dapat dijadikan
sebagai standar dalam menyusun perkiraan dampak yang timbul dari
proyek yang akan dilaksanakan. Jika pada kenyataannya, apabila
dampak lingkungan yang telah diperkirakan jauh berbeda dengan
kenyataannya, maka mungkin saja terjadi karena perusahaan melaukan
kesalahan dalam menyusun AMDAL atau perusahaan tidak
menjalankan proyeknya sesuai AMDAL.
b. Dalam pengelolaan proyek, AMDAL merupakan salah satu syarat yang
harus dipenuhi untuk mendapatkan perizinan selain aspek-aspek
kelayakan yang lainnya seperti aspek teknis dan ekonomis.
c. Sebagai dokumen penting, laporan AMDAL merupakan dokukmen
pentingnsumber informasi yang detail mengenai keadaan lingkungan
pada waktu penelitian proyek dan gambaran keadaan lingkungan di
masa setelah proyek dibangun. Dokumen ini juga digunakan untuk
evaluasi, untuk membangun proyek yang lokasinya berdekataan dan
dapat digunakan sebagai alat legalitas.

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


34
2.6 Kerangka Pemikiran

PT. PUTRA TANJUNG JAYA

Rencana Pembukaan Cabang Baru

Indikator :
Aspek Pasar dan
Pemasaran

Aspek Teknis

Aspek Manajemen dan


Sumber Daya Manusia

Aspek Hukum

Aspek Keuangan

Aspek Ekonomi dan Sosial

Aspek AMDAL

Alternatif Kelayakan

Layak Tidak Layak

Sumber : Hasil Pengolahan Data


Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran

Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis


35
Muh. Asdar Studi Kelayakan Bisnis
36

Anda mungkin juga menyukai