Anda di halaman 1dari 27

MAJALAH TENTANG KELAYAKAN USAHA

Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan


Kelas :A
Nama Kelompok : Kelompok 6
Anggota :
1. Alfatma Sutrianingsih NIM. 153022023A002
2. Meiliana Dwi Susanti NIM. 153022023A013
3. Nurul Yulianti NIM. 153022023A024
4. Rias Estetika NIM. 153022023A026
5. Rita Apriliani NIM. 153022023A027
6. Siti Kodijah NIM. 153022023A028
7. Enah Rohenah
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pembahasan mengenai studi kelayakan bisnis tidak terlepas dari pemahaman
manajemen ditambah dengan melihat beberapa aspek yang terkait disana seperti aspek
ekonomi, teknologi, politik-hukum dan sosial-budaya. Dimana kesemua aspek ini saling
memiliki keterkaitan satu sama lainnya untuk mendukung kelayakan suatu bisnis baik dilihat
dari segi mikro dan makro.

Aspek-aspek ini didalam manajemen dilihat sebagai bagian yang mampu


mempengaruhi keputusan bisnis, terutama sebagaimana dikatakan oleh Iman Soeharto (1999:
76) bahwa pengkajian yang bersifat menyeluruh dan mencoba menyoroti segala aspek
kelayakan proyek atau investasi dikenal sebagai studi kelayakan. Sedangkan Yakob Ibrahim
(1996: 92) mendefinisikan studi kelayakan bisnis merupakan gambaran kegiatan usaha yang
direncanakan, sesuai dengan kondisi, potensi, serta peluang yang tersedia dari berbagai
aspek.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Kelayakan Usaha


Menurut Kasmir dan Jakfar (2003: 10) Studi kelayakan bisnis atau usaha adalah
kegiatan yang mempelajari secara mendalam atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak tidaknya usaha tersebut dijalankan[1]
Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang
layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus.
Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan
dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial
sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena
akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.[2]
Studi kelayakan usaha juga merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak
hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan
secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak
ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru.[3]
Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk:
1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan perusahaan
jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menembah kapasitas pabrik,
memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin baru, memperluas
cakupn usaha, dan lain sebagainya.
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya pilihan
usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau proyek
B, dan lain sebagainya.[4]
B. Tujuan Studi Kelayakan Usaha
Ketika ingin mengetahui kelayakan usaha kita, tentunya kita harus mengetahui
tujuannya. Dalam hal ini Kasmir dan Jakfar, (2003: 20) mengatakan “paling tidak ada lima
tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi
kelayakan”, yaitu:
1. Menghindari resiko kerugian. Untuk mengatasi resiko kerugian pada masa yang akan datang
harus ada semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi
atau terjadi tanpa dapat diramalkan. Fungsi studi kelayakan adalah meminimalkan resiko
yang tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat
dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan. Apabila sudah dpat meramalkan yang akan terjadi pada masa
yang akan datang, kita dapat melakukan perencanaan dan hal-hal yang perlu direncakan.
3. Memudahkan pelaksaan pekerjaan. Berbagai rencana yang sudah disusun akan memudahkan
pelaksaan usaha. Pedoman yang telah tersusun secara sistematis, menyebabkan usaha yang
dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
4. Memudahkan pengawasan. Pelaksanaan usaha yang sesuai dengan rencana yang sudah
disusun, akan memudahkan kita untuk melakukan pengawasan terhadapa jalanya usaha.
Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
5. Memudahkan pengendalian. Apabila dalam pelaksanaan telah dilakukan pengawasan, jika
terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat di lakukan pengendalian atas
penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah mengendalikan agar tidak melenceng
dari rel yang sesungguhnya, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.[5]

C. Pihak-pihak yang Berkepentingan


Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha di
antaranya:
1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)
Memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada sudah barang tentu
memerlukan pengorbanan yang cukup besar dan selalu dihadapkan pada ketidakpastian.
Dalam kewirausahaan, studi kelayakan usaha sangat penting dilakukan agar kegiatan usaha
tidak mengalami kegagalan dan memberi keuntungan sepanjang waktu. Studi kelayakan
berfungsi sebagai laporan, pedoman, dan bahan pertimbangan untuk merintis dan
mengembangkan usaha atau melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan
meyakinkan wirausaha itu sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
2. Investor dan Penyandang Dana
Bagi investor dan penyandang dana, studi kelayakan usaha sangat penting untuk
memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang
ditanamkan atau dipinjamkan, apakah investasi yang dilakukannya memberikan jaminan
pengembalian investasi yang memadai atau tidak. Oleh investor, studi kelayakan sering
digunakan sebagai bahan pertimbangan layak atau tidaknya investasi dilakukan.
3. Masyarakat dan Pemerintah
Bagi masyarakat, studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian
apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau
sebaliknya justru merugikan, seperti bagaimana dampak lingkungan, apakah positif atau
negatif. Bagi pemerintah, studi kelayakan sangat penting untuk mempertimbangkan izin
usaha atau penyediaan fasilitas lainnya.[6]

D. Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha


Secara umum suatu pengerjaan proyek/ usaha yang akan dilakukan
dianggapfeasible (layak) adalah apabila memenuhi kriteria dibawah ini:
1. Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut mampu memberikan manfaat yang berarti
kepada publik (masyarakat).
2. Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah dianggap mampu berkembang(expand) dan
yang terpenting memiliki kondisi kontinuitas usaha yang tinggi.
3. Proyek/usaha yang akan dikerjakan itu nantinya diperkirakan akan mampu tahan terhadap
berbagai goncangan ekonomi (economic fluctuation) baik karena faktor domestik maupun
global.
4. Proyek/usaha yang dikerjakan tahan terhadap berbagai masalah termasuk jika timbulnya
krisis kepercayaan.
5. Proyek/usaha tersebut diharapkan akan bisa menampung lapangan pekerjaan atau secara
tidak langsung telah mencoba mengurangi angka pengangguran(unemployment).
6. Proyek/usaha yang akan dilaksanakan tersebut diharapkan mampu memberikan suatu
keuntungan yang wajar dengan juga mampu untuk mengembalikan cicilan bunga beserta
pokoknya secara tepat waktu.
7. Proyek/ usaha yang sedang dilaksanakan adalah searah dengan konsep rencana pembangunan
pemerintah baik pemda dan pusat.
8. Manajer yang membawahi pengerjaan proyek/usaha tersebut adalah orang yang memiliki
pengalaman dan pendidikan yang cukup.
9. Manajer dan karyawan yang mengerjakan proyek/usaha tersebut adalah
memiliki performance yang dapat dipertanggungjawabkan secara konsep manajemen
modern, seperti kedisiplinan, loyalitas, kejujuran dan keinginan untuk terus memperbaiki
kesalahan.
10. Diharapkan proyek/usaha tersebut berkeinginan dalam jangka panjang untuk menerapkan
penggunaan teknologi modern guna mengantisipasi perkembangan teknologi yang dinamis
juga untuk mengantisipasi akan munculnya para pesaing.[7]
Beberapa aspek yang tidak bisa dihilangkan dalam kajian kelayakan yaitu:
1) Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam hal membangun proyek bisnis, ketersediaan SDM-nya, yaitu manajer proyek
dan staf proyek hendaknya dikaji secara cermat. Kesuksesan suatu perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan sebuah proyek bisnis sangat tergantung pada SDM yang solid,
yaitu manajer dan timnya. Membangun sebuat tim yang efektif merupakan suatu kombinasi
antara seni dan ilmu pengetahuan. Dalam membangun sebuah tim yang efektif, pertimbangan
harus diadakan bukan hanya pada keahlian teknis para manajer atau anggota tim semata,
tetapi juga pada peranan penting mereka dan keselarasan mereka dalam bekerja.[8]

2) Aspek Teknis
Evaluasi aspek teknis mempelajari kebutuhan teknis proyek, sperti penentuan kapasitas
produk, jenis teknologi yang digunakan, penggunaan peralatan, dan mesin serta lokasi usaha
yang paling menguntungkan.
Setiap gagasan kewirausahaan- baik produksi barang maupun penyediaan jasa-
mempunyai aspek teknis yang hatus dianalisis seblum usaha implementasi gagasan
dilaksanakan. Ada dua langkah penting dalam proses ini, yaitu:
a. Identifikasi spesifikasi teknis penting
Evaluasi gagasan ventura baru hendaknya dimulai dengan identifikasi persyaratan
teknis yang kritis terhadapa pasar sehingga mampu memenuhi harapan dari pelanggan
potensial. Persyaratan teknis yang paling penting adalah:
1. Desain fungsional produk dan daya tarik penampilannya
2. Fleksibilitas, memungkinkan adanya modifikasi cirri luar dari produk untuk memenuhi
permintaan konsumen atau perubahan teknologi dan persaingan.
3. Daya tahan bahan baku produk dapat diandalkan, kinerja produk seperti yang diharapkan
pada kondisi operasi normal
4. Keamanan produk, tidak menimbulkan bahaya pada kondisi operasional daya guna yang bisa
diterima
5. Kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah
6. Standariasasi melalui dihilangkannya suku cadang yang tidak perlu
7. Kemudahan untuk diproduksi dan diproses dan kemudian untuk ditangani
b. Pengembangan dan uji coba produk
Pengembangan dan uji coba produk termasuk juga studi rekayasa, uji laboratorium,
evaluasi bahan baku alternative, serta fabrikasi model dan prototype untuk uji lapangan.
Untuk setiap tahap pengujian, hasil negative dan positif harus ditimbang dan dilakukan
penyesuaian yang perlu.[9]

3) Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahulu harus
melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi pemasaran yang
memadai berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis atau
dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau tidak. Dalam analisis pasar,
biasanya terdapat beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, di antaranya:
a. Kebutuhan dan keinginan konsumen, jika kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi,
berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan
konsumen.
b. Segmentasi pasar, pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan
geografi, demografi, dan sosial budaya.
c. Target, terget pasar menyangkut banyaknya konsumen yan g dapat diraih.
d. Nilai tambah, wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap rantai
pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga konsumen akhir.
e. Masa hidup produk, harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan lama atau
tidak.
f. Struktur pasar, harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan dipasarkan termasuk pasar
persaingan tidak sempurna atau sempurna.
g. Persaingan dan strategi pesaing, harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau
rendah, jika persaingan tinggi berarti peluang pasar rendah.
h. Ukuran pasar, ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan.
i. Pertumbuhan pasar, pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan.
j. Laba kotor, apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah.
k. Pangsa pasar, pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang diminta
dengan jumlah barang dan jasa ditawarkan.

4) Aspek Produksi
Beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis adalah:
a. Lokasi operasi, untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan efisien, baik
bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pelanggannya.
b. Volume operasi, volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan,
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas.
c. Mesin dan peralatan, mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa
kini dan yang akan datang.
d. Bahan baku dan bahan penolong, bahan baku dan bahan penolong yang diperlukan harus
cukup tersedia.
e. Tenaga kerja, jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan keperluan jam kerja
dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.
f. Tata letak, tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi harus tepat dan prosesnya
praktis sehingga dapat mendukung proses produksi.

5) Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen, terdapat beberapa unsur yang harus
dianalisis, seperti:
a. Kepemilikan, bentuk kepemilikan perusahaan hendaknya dipilih yang tidak berisiko terlalu
tinggi dan menguntungkan.
b. Organisasi, bentuk organisasi perusahaan harus tepat dan efisien.
c. Tim manajemen, bila bisnis merupakan skala besar, maka sebaiknya dibentuk tim
manajemen yang solid.
d. Karyawan, karyawan harus disesuaikan dengan jumlah dan kualifikasi yang diperlukan.

6) Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan.
b. Sumber dana, yaitu sumber dana internal dan modal eksternal.
c. Proyeksi neraca, sangat penting untuk mengetahui kekayaan perusahaan.
d. Proyeksi laba rugi, proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun menggambarkan perkiraan laba
atua rugi di masa yang akan datang.
e. Proyeksi arus kas, dari arus kas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban-kewajiban keuangannya.[10]

7) Aspek Kemanfaatan
Aspek kemanfaatan yang dimaksud disini adalah bahwa proyek/usaha yang dikerjakan
tersebut nantinya diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat dan juga telah turut
membantu menyukseskan program pemerintah dalam pembangunan. Aspek ini dimaksudkan
untuk meyakini apakah secara yuridis rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Jika
suatu rencana bisnis yang tidak layak tetap direalisasikan, bisnis berisiko besar akan
dihentikan oleh pihak yang berwajib atau oleh masyarakat. Dalam aspek ini menyangkut
siapa pelaksana bisnis, bisnis apa yang dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, dimana
bisnis dilaksanakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8) Aspek Kesempatan Kerja


Disini diharapkan bahwa proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah mampu untuk
membuka lapangan pekerjaan baru kepada masyarakat yang otomatis itu adalah membantu
pemerintah untuk mengurangi jumlah angka pengangguran. Misalnya pada usaha yang
sifatnya padat karya, jelas untuk usaha seperti ini penyerapan jumlah tenaga kerja akan terasa
sangat signifikan terjadi.

9) Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan menyangkut berbagai hal yang berhubungan dengan lingkungan dan
dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan suatu perusahaan seperti pencemaran dan
kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya. Keseimbangan ekosistem lingkungan harus
selalu dijaga pada saat kerusakan lingkungan sudah terjadi maka mengembalikan kembali
kepada keseimbangan semula adalah sangat sulit karena proses stabilitas lingkungan itu
adalah memakan waktu yang sangat lama.[11]

10) Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik


a. Aspek Ekonomi, meliputi :
1. Rencana Pembangunan Nasional
2. Distribusi Nilai Tambah
3. Keuntungan Ekonomi Nasional
4. Hambatan di bidang ekonomi, dan
5. Dukungan Pemerintah
b. Aspek Sosial, meliputi:
1. Perusahaan sebagai lembaga sosial
2. Perubahan kondisi sosial yang kompleks
3. Perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik
c. Aspek Politik, diutamakan pada good news dan bad news dari situasi poitik bagi suasana
bisnis, khususnya terhadap nilai kurs.[12]

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Studi kelayakan usaha merupakan cara untuk mengetahui hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam memulai suatu bisnis atau usaha. Dalam memulai usaha banyak yang
harus diperhatikan, mulai dari lokasi, barang yang akan di gunakan untuk usaha, sasaran atau
objek yang akan menerima barang, dana yang yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha
tersebut. Sehingga perlunya studi kelayakan usaha.
Didalam melakukan usaha atau bisnis harus diperhatikan hal-hal yang yang penting,
antara lain: tujuan kelayakan usaha, pihak yang berkepentingan seperti pemilik perusahaan,
invester atau pemberi dana, masyarakat dan pemerintah, serta perlunya mengetahui aspek-
aspek mengenai kelayakan usaha, yaitu : Aspek Sumber daya manusia, produksi, pemasaran,
teknis, keuangan, kemanfaatan barang, kesempatan kerja, manajamen, lingkungan, social,
ekonomi, dan politik. Agar nantinya dalam berwirausaha berjalan lancer dan sesuai dengan
target atau tujuan yang kita inginkan sehingga menjadi wirausaha yang sukses.

DAFTAR PUSTAKA

Rusdiana, A. 2014. KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik. Bandung: CV Pustaka Setia.


Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Umar, Husein. 2007. Studi Kelayakan Bisnis Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Fahmi, Irham. Dkk. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Teori Dan Aplikasi. Cet-2.Bandung: Alfabeta.

[1] A. Rusdiana, KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik, (Bandung: CV Pustaka


Setia, 2014), hal. 211
[2] Suryana, Kewirausahaan, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hal. 184.
[3] Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2007), hal. 9
[4] Suryana, Op. Cit., hal. 184
[5] A. Rusdiana, Op. Cit., hal. 212
[6] Suryana, Op. Cit., hal. 184-185
[7] Irham Fahmi, dkk, Studi Kelayakan Bisnis Teori Dan Aplikasi, Cet-
2, (Bandung: Alfabeta, 2010),hal. 19-20
[8] Husein Umar, Op. Cit., hal. 158
[9] A. Rusdiana, Op. Cit., hal. 213-214
[10] Suryana, Op.Cit., hal. 187-191
[11] Irham Fahmi, dkk, Op. Cit., hal. 25-27
[12] Husein Umar, Op. Cit., hal. 244

STUDI KELAYAKAN USAHA


Studi kelayakan usaha/bisnis juga sering disebut studi kelayakan proyek adalah
penelitian tentang dapat tidaknya suatu usaha/proyek dilaksanakan dengan berhasil. Istilah
proyek mempunyai arti suatu pendirian usaha baru atau pengenalan sesuatu (barang atau jasa)
yang baru ke dalam suatu produk mix yang sudah ada selama ini. . Pengertian keberhasilan
bagi pihak yang berorientasi profit dan pihak non profit bisa berbeda. Bagi pihak yang
berorientasi profit semata biasanya mengartikan keberhasilan suatu proyek dalam artian yang
lebih terbatas dibandingkan dengan pihak nonprofit, yaitu diukur dengan keberhasilan proyek
tersebut dalam menghasilkan profit. Sedangkan bagi pihak nonprofit (misalnya pemerintah
dan lembaga nonprofit lainnya), pengertian berhasil bisa berupa misalnya, seberapa besar
penyerapan tenaga kerjanya, pemanfaatan sumber daya yang melimpah ditempat tersebut,
dan faktor-faktor lain yang dipertimbangkan terutama manfaatnya bagi masyarakat luas.
Studi kelayakan usaha menilai keberhasilan suatu usaha dalam satu keseluruhan
sehingga semua faktor harus dipertimbangkan dalam suatu analisis terpadu yang meliputi
faktor-faktor yang berkenaan dengan aspek teknis, pasar,keuangan, manajemen, hukum serta
manfaat proyek bagi ekonomi nasional. Penjelasan secara ringkas aspek-aspek tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Aspek teknis berkenaan dengan kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja, kebutuhan fasilitas
infrastuktur dan faktor-faktor produksi lainnya.
2. Aspek pasar berkenaan dengan kesempatan pasar yang ada dan prospeknya serta strategi
pemasaran yang tepat untuk memasarkan produk atau jasa.
3. Aspek keuangan ditinjau dari profitabilitas komersial dan kemampuan memenuhi kebutuhan
dana dan segala konsekuensinya.
4. Aspek Manajemen, menilai kualitas dan kemampuan orang-orang yang akan menangani
usaha.
5. Aspek hukum meliputi segala aspek hukum yang relevan bagi kelangsungan usaha.

TUJUAN STUDI KELAYAKAN USAHA


Tujuan yang ingin dicapai dalam konsep studi kelayakan usaha adalah :
1. Bagi pihak investor, studi kelayakan usaha/bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari
kelayakan usaha untuk menjadi masukan yang berguna karena sudah mengkaji berbagai
aspek seperti aspek pasar, aspek tenis dan operasi, aspek organisasi dan manajemen, aspek
lingkungan dan aspek finansial sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membuat
keputusan investasi yang lebih obyektif.
2. Bagi analisis studi kelayakan, adalah suatu alat yang berguna, yang dapat dipakai sebagai
penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu usaha baru,
pengembangan usaha baru, atau menilai kembali usaha yang sudah ada.
3. Bagi masyarakat, merupakan suatu peluang untuk meningkatkan kesejahteraan dan
perekonomian rakyat baik yang terlibat langsung maupun yang muncul karena adanya nilai
tambah sebagai sebab akibat adanya usaha atau proyek tersebut.
4. Bagi pemerintah, dari sudut pandang mikro, hasil dari studi kelayakan bagi pemerintah
terutaman untuk tujuan pengembangan sumber daya manusia, berupa penyerapan tenaga
kerja. Selain itu adanya usaha baru atau berkembangnya usaha lama sebagai hasil dari studi
kelayakan usaha yang dilakukan individu atau badan usaha tertentu akan menambah
pemasukan pemerintah, baik dari pajak penambahan nilai maupun pajak penghasilan dan
retribusi berupa biaya perizinan, biaya pendaftaran, biaya administrasi dan lainnya yang
layak diterima sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Secara makro pemerintah dapat
berharap dari keberhasilan studi kelayakan usaha ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi daerah ataupun nasional sehingga tercapai pertumbuhan dan kenaikan income per
kapita.

Agar Studi kelayakan usaha ini dapat mencapai sasaran dari berbagai pihak, tentu
saja harus memenuhi beberapa persyaratan berikut :
1. Studi harus dilakukan dengan teliti dan dengan penuh kehati-hatian
2. Studi harus dilakukan dengn dukungan data yang lengkap
3. Studi harus dilakukan dengan kejujuran dan ketulusan hati
4. Studi harus dilakukan dengan obyektif
5. Studi harus dilakukan dengan adil, tidak memihak kepentingan tertentu
6. Studi harus dapat diuji ulang jika diperlukan untuk menguji kebenaran hasil studi

TAHAPAN STUDI KELAYAKAN USAHA


Tahap 1 Kegiatan Menemukan Ide/Gagasan Usaha
Pada tahap ini, orang yang membuat studi kelayakan usaha diharuskan untuk
melakukan kegiatan menemukan ide/gagasan usaha yang layak untuk
diwujudkan. Ide/gagasan usaha biasanya dapat timbul melalui serangkaian kegiatan berikut :
a. Melalui bacaan. Bacaan yang banyak kontribusinya adalah bacaan yang berkaitan langsung
dengan bidang yang diminati. Dengan cara ini akan dapat diketahui sudah seberapa jauh
perkembangan bidang usaha tersebut saat ini, apa saja yang harus dilakukan, teknologi yang
sudah digunakan sampai saat ini. Setelah itu akan muncul pertanyaan untuk melihat apakah
masih ada peluang, jika ada, kira-kira bagaimana caranya untuk merealisasikan peluang
tersebut.
b. Melalui survei. Orang sengaja merancang suatu survei secara umum dalam salah satu bidang
usaha. Misalnya melakukan survei ke salah satu pabrik mengamati apa saja yang dikerjakan
oleh pabrik tersebut, kegiatan yang belum dapat dilakukan oleh pabrik tersebut dengan baik
atau adakah limbah pabrik yang terbuang begiru saja, dan pada saat itu muncul ide/gagasan
untuk memanfaatkan limbah tersebut dan masih banyak lagi ide/gagasan yang muncul untuk
mendirikan dan mengembangkan usaha.
c. Melalui pengalaman kerja. Ide/gagasan muncul setelah orang mengalami sendiri kegiatan
apa saja yang harus dilakukan jika suatu usaha akan menghasilkan produk atau jasa. Dalam
konteks ini proses penciptaan produk/jasa sudah dikuasai dengan baik, sehingga akan dapat
menganalisis apakah masih ada peluang dan apakah mudah/mungkin baginya untuk memulai
usaha sendiri seperti yang dilakukannya sekarang. Ide/gagasan yang muncul akan terealisasi
jika didukung oleh keinginan atas dasar pengalaman yang sudah dimiliki saat ini.

Tahap 2 Mempertimbangkan Alternatif Usaha


Ide/gagasan yang telah ditemukan dan menurut pertimbangan layak untuk diwujudkan
maka tahap berikutnya adalah melakukan studi kemungkinan pemilihan bentuk usaha yang
tepat untuk ide/gagasan tersebut. Pilihan itu antar lain usaha menghasilkan barang (usaha
industri), usaha peningkatan dari usaha yang memang sudah ada sebelumnya atau usaha
perdagangan. Pertimbangannya haruslah dilakukan secara obyektif setelah dilakukan
pengumpulan data. Artinya keputusan yang dibuat memang sudah diperhitungkan dengan
dukungan data yang cukup dan benar. Cara membandingkan dari masing-masing alternatif
ditinjau dari segi modal, tenaga kerja, pengalman, kemudahan, teknologi, bahan baku,
kemungkinan produk/jasa, dan teknik pembuatan produk/jasa, mudah untuk dipasarkan, dan
tidak bertentangan dengan peraturan dan kebijakan pemerintah.
Tahap 3 Tahap Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan merupakan hasil dari keputusan yang dibuat pada tahap
kedua secara detai dan cermat. Secara berurutan analisisnya meliputi hal-hal berikut :
1. Analisis pasar dalam usaha menentukan besarnya penerimaan dan biaya yang dibutuhkan
untuk memasarkan produk atau jasa yang sudah direncanakan sebelumnya.
2. Analisis teknis dan manajemen ditujukan untuk menentukan mesin dan peralatan, bahan
baku, SDM, prosedur produksi dan sebagainya yang semuanya harus tertuang lengkap
kedalam kebutuhan dan dana yang diperlukan untuk dapat memproduksi barang atau jasa
sesuai dengan rencana.
3. Analisis lingkungan. Tujuan yang ingin dicapai dari analisis lingkungan adalah untuk
memastikan dampak apa yang terjadi jika produksi atau usaha jasa yang sudah direncanakan
itu terlaksana, baik mengenai dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan usaha yang
direncanakan.
4. Analisis finansial. Analisis ini merupakan analisis terakhir yang harus dilakukan dalam studi
kelayakan usaha dan sekaligus sebagai fokus dari seluruh kegiatan mjulai dari tahap 1 sampai
dengan tahap 3. Oleh karena itu, jika data atau informasi yang diberikan sebagai hasil
analisis pada tahap ini kurang dapat dipercaya atau kurang lengkap maka hasil yang akan
dicapai pada tahap ini juga akan menjadi tidak optimal. Dengan kata lain, baik burknya hasil
analisis finansial sangat tergantung tahap-tahap sebelumnya.

http://daysgreen-days.blogspot.com/2011/10/studi-kelayakan-usaha.html

MAKALAH: https://welniandriani.blogspot.com/2016/08/studi-kelayakan-usaha.html

https://www.slideshare.net/sumardiarahbani/analisis-kelayakan-usaha-38090520

ANALISIS KELAYAKAN USAHA


Analisis Kelayakan Usaha adalah untuk mengetahui dan mengukur layak dan
tidakanya suatu bisnis atau usaha untuk dijalankan.

A. Analisis Aspek Pemasaran


1.Kebutuhan dan Keinginan Konsumen. (Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan
konsumen, berapa banyak yang mereka butuhkan, kapan mereka membutuhkannya,
bagaimana daya beli mereka.)

2. Segmentasi Pasar. (Mengidentifikasi dan mengelompokan konsumen berdasarkan


demografi, geografi, dan sosial budaya).
3. Target Pasar. (Menargetkan berapa kira-kira jangkauan pasar yang bisa dicapai)
4. Nilai Tambah (mengukur dan menetapkan harga dalam rantai pemasaran, berapa harga
pabrik, harga di agen dan harga di pengecer)
5. Masa Hidup Produk (Apakah masa hidup produk atau jasa bertahan lama atau tidak)
6. Struktur Pasar (Apakah produk akan memasuki pasar persaiangan sempurna atau tidak
sempurna)
7. Persaingan dan Strategi (Bagaimana tingkat persaingan pasar itu tinggi atau rendah, bila
persaingan tinggi maka strategi pemasaran harus diperkaya)
8. Ukuran dan Pertumbuhan Pasar (mengukur tingkat atau volume penjualan kecil atau
besar, bila penjualan tinggi perharinya berarti masuk pasar potensial)
9. Masa Hidup Produk (Apakah masa hidup produk atau jasa bertahan lama atau
sementara waktu tertentu)
10. Laba Kotor Apakah perkiraan margin laba itu tinggi atau rendah, jika profit magin kotor
di atas 20%, berarti pasar itu potensial )
11. Pangsa Pasar bisa dilihat dari selisih jumlah barang yang diminta dengan jumlah barang
yang ditawarkan, jika pangsa pasar menurut proyeksi meningkat, berarti usaha yang akan
dikembangkan memiliki pangsa pasar yang tinggi)

B. Analisis Aspek Produksi


1. Lokasi (Apakah usaha yang akan dijalankan tempatnya strategis apa tidak. Idealnya,
dekat pemasok, dekat sumberdaya, dekat konsumen dan mudah transportasi)
2. Volume Operasi (harus bisa memprediksi berapa banyak barang yang akan diproduksi,
sehingga tidak terjadi penggudangan dan masa kadaluarsa, akhirnya mempengaruhi harga
pokok penjualan)
3. Bahan Baku Dapat diketahui apakah bahan baku cukup tersedia dan berkesinambungan
apa tidak)
4. Tenaga Kerja (berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan, bagaimana kualifikasinya)

C. Analisis Aspek Manajemen


1. Kepemilikan Apakah usaha yang akan didirikan itu milik pribadi atau milik bersama, Cv,
PT atau bentk usaha lain. Apa saja keuntungan dan kerugiannya)
2. Organisasi (Jenis organisasi apa yang diperlukan, lini, staf lini dan staf atau yang
lainnya)
3.Tim Manajemen Apakah usahanya akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain secara
profesional)
4. Karyawan (Bagaimana sistem dan hubungan kerja karyawan dengan perusahaan)

http://saaduddinlubis.blogspot.com/2014/05/pengertian-analisis-kelayakan-usaha.html

Sistematika penyusunan studi kelayakan bisnis:

A. Pendahuluan
Yang perlu diuraikan di dalam bab pendahuluan
antara lain : latar belakang masalah yang memberikan
jawaban dari beberapa pertanyaan seperti jenis-jenis
kegiatan usaha yang akan direncanakan, alasan memilih
usaha, serta manfaat apa saja yang dapat diperoleh
dengan adanya usaha tersebut
Gagasan usaha yang disajikan juga dijelaskan, apakah
dalam bentuk usaha baru atau merupakan perluasan
dari usaha yang telah ada serta jenis produk yang
dihasilkan. Dilihat dari segi manfaat dari gagasan usaha
yang akan direncanakan perlu diuraikan benefit yang
dapat diterima akibat adanya gagasan usaha tersebut.
Baik yang bersifat financial benefit maupun yang
bersifat social benefit

B. Aspek pasar dan pemasaran adalah inti dari


penyusunan studi kelayakan bisnis, kendatipun secara
teknis telah menunjukan hasil yang feasible untuk
dilaksanakan, tapi tidak artinya apabila tidak dibarengi
dengan adanya pemasaran produk yang dihasilkan. Oleh
karenanya aspek pemasaran harus benar-benar
diuraikan secara baik dan realistis baik mengenai masa
lalu maupun prospeknya di masa yang akan datang.
Serta melihat bermacam-macam peluang dan kendala
yang mungkin dihadapi. Permintaan pasar dari produk
yang dihasilkan, merupakan dasar dalam penyusunan
jumlah produksi, jumlah produksi sendiri merupakan
dasar dalam rencana pemebelian bahan baku, jumlah
tenaga kerja yang diperlukan serta fasilitas lainnya yang
dibutuhkan.
Dalam aspek pasar dan pemasaran sekurang-kurangnya
harus melingkupi peluang pasar, penetapan pangsa
pasar, dan langkah-langkah yang perlu dilakukan di
samping kebijaksanaan yang diperlukan. Untuk
pembahasan dalam peluang pasar perlu disajikan angka-
angka permintaan dan penawaran di daerah pemasaran
dari produk yang dihasilkan pada masa lalu dan
membuat perkiraan perkembangan permintaan terhadap
produk yang direncanakan di masa yang akan datang,
selain itu dalam aspek pasar dan pemasaran harus
diuraikan mengenai kendala-kendala yang dihadapi
dalam pasar dan pemasaran seperti pesaing, kekuatan
dan kelemahannya, serta menguraikan keunggulan-
keunggulan dari usaha yang direncanakan, penentuan
market space dan market share merupakan penentuan
pangsa pasar yang didasarkan pada proyeksi
permintaan dan penawaran. Dalam kebijakan pemasaran
juga ditentukan harga pokok produk yang dihasilkan
yang dihitung berdasar biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik , selain itu dalam
aspek pasar dan pemasarn perlu diuraikan mengenai
cara pendistribusian produk, promosi, pengangkutan,
penjualan, pergudangan, sistem pembayaran dll

C. Aspek teknis dan teknologis


Aspek teknologis dibahas setelah usaha tersebut
dinaiali layak dari aspek pemasaran. Faktor-faktor yang
perlu diuraikan adalah menyangkut lokasi usaha yang
direncanakan, sumber bahan baku, jenis teknologi yang
digunakan, kapasitas produksi, jenis dan jumlah
investasi yang diperlukan di samping membuat rencana
produksi selama umur ekonomis proyek.
Apabila studi kelayakan yang disusun adalah dalam
bidang usaha produksi yang melakukan kegiatan
pengolahan, faktor utama utama yang perlu diperlu
dimuat dalam aspek teknis produksi adalah lokasi usaha
yang akan dikembangkan. Faktor-faktor yang perlu
dijelaskan antara lain dilihat dari segi bahan baku,
keadaan pasar, penyedian tenaga kerja, transportasi,
dan fasilitas tenaga listrik serta penanganan limbah bila
diperlukan.
Pemilihan terhadap jenis teknologi yang digunakan juga
perlu dijelaskan. Baik mengenai jenis, jumlah dan
ukuran bila diperlukan serta alasan-alasan dalam
pemilihan, dihubungkan dengan masalah yang dihadapi
di samping investasi lainnya. Dalam aspek teknis
produksi perlu juga dibuat rencana produksi pada setiap
tahun selama umur ekonomis proyek yang didasarkan
pada peluang pasar, kapasitas produksi, serta
penyusunan keperluan kegiatan secara teknis.

D. Aspek Ekonomi dan keuangan


Aspek ekonomi yang perlu dibahas, antara lain :
1. Perkiraan investasi
Jumlah investasi apa saja yang diperlukan dalam
rencana kegiatan usaha yang akan dikerjakan harus
jelas, baik mengenai jumlah dan jenisnya maupun harga
dari masing-masing investasi dan dibentuk dalam
sebuah table. Harga investasi sedapat mungkin harus
sesuai dengan harga pada saat pengadaaan investasi
sehingga tidak terjadi peyimpangan dalam perhitungan
2. Biaya operasi dan pemeliharaan
Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya tetap
(fixed xost) dan biaya tidak tetap (variable cost).
Perhitungan biaya ini harus disusun sedemikian rupa
sehingga tidak ada unsur biaya yang tertinggal. Hal ini
sangat perlu karena keadaan ini akan mempengaruhi
perhitungan analisis kriteria investasi yang digunakan
sebagai indicator dalam menentukan feasible tidaknya
rencana usaha yang akan dikembangkan. Di samping
perhitungan tersebut penentuan unsur biaya yang
dihitung dari semua unsur biaya berhubungan dengan
perhitungan harga pokok produksi yang akan digunakan
dalam menentukan harga jual produk yang dihasilkan

3. Sumber pembiayaan, baik biaya investasi maupun


modal kerja harus direncanakan secara jelas dan
terperinci. Dalam hal ini harus dapat ditentukan
komposisi modal secara jelas, berapa persen sumber
modal yang berasal dari pengusaha maupun investor,
dan berapa persen yang berasal dari pinjaman luar.
Bila pendanaan yang diharapkan sebagian dari
pinjaman. Juga harus jelas berapa jumlah dan syarat-
syarat apa yang harus dipenuhi, baik cara penegmbalian
pinjaman, tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan
syarat lainyang berhubungan dengan pinjaman karena
hal ini berhubungan erat dengan kemampuan usaha
yang direncanakan

4. Perkiraan pendapatan/benefit yang diterima dari usaha


yang akan dikembangkan juga harus benar-benar dapat
diperkirakan secara benar sehingga keputusan yang
diambil benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
Perkiraan benefit dalam bentuk financial direncanakan
sesuai dengan rencana produksi dan rencana penjualan.
Bentuk penerimaan ini dapat digolongkan atas 2 bagian
yaitu penerimaan yang berasal dari hasil penjualan
barang yang diproses dan penerimaan yang berasal dari
luar barang-barang yang diproses.
Penerimaan yang berasal dari luar kegiatan usaha tapi
berhubungan dengan adanya kegiatan usaha seperti
dalam bentuk bonus, penerimaan bunga, nilai sisa dan
penerimaan lainya bila ada
5. Analisis kriteria investasi
Analisis kriteria investasi yang dimaksud di sini adalah
mengadakan perhitungan mengenai feasible atau
tidaknya usaha yang dikembangkan dilihat dari segi
kriteria investasi. Analisis ini sangat diperlukan apabila
usaha yang sedang direncankan dalam bentuk jenis
kegiatan produksi, sekurang-kurangnya dilihat dari net
present value (NPV), internal rate of retrun (IRR) maupun
net benefit cost ratio (net B/C) faktor-faktor yang perlu
diperhatikan disini adalah perkiraan investasi, modal
kerja, biya operasi, dan pemeliharaan
6. Break Event Point dan pay Back Period
Break event point adalah suatu tungkat produksi di
mana total revenue sama dengan total cost, tingkat BEP
dapat dilihat dari 3 bagian antara lain dari segi jumlah
produksi, lamanya waktu pengembalian biaya, dan
jumlah yang dikeluarkan. Tingkat BEP dilihat dari jumlah
produksi bertujuan untuk mengetahui jumlah produksi
yang dapat menghasilkan profit
Tingkat BEP dilihat dari segi waktu maksudnya untuk
mengetahui berapa lama usaha yang direncanakan baru
dapat menutupi segala biaya. Ukuran ini sangat penting
untuk diketahui karena terlalu lama waktu
mengembalikan total biaya belum tentu layak bagi
semua pengusaha /investor kendatipun usaha tersebut
feasible untuk dikembangkan
Dilihat dari segi jumlah biaya yang dikeluarkan
maksudnya berapa jumlah biaya yang dikeluarkan baru
berada dalam keadaan BEP. Khusus untuk usaha yang
bergerak dalam produksi pay back period, yaitu suatu
jangka waktu untuk mengembalikan jumlah investasi
dari usaha yang direncanakan
E. Proyeksi Laba Rugi dan Aliran Kas
Proyeksi laba rugi dan aliran kas dibentuk dalalm jangka
waktu tertentu untuk melihat prospek keuangan dari
usaha yang direncanakan. Dengan adanya proyeksi laba
rugi dan aliran kas dapat diketahui posisi keuangan
dimasa yang akan datang, disamping itu dapat
digunakan sebagai pedoman bagi usaha dalam
menjalankan usaha

F. Kesimpulan dan Rekomendasi


1. Kesimpulan
Kesimpulan yang perlu diuraikan dri hasil pembahasan
seblumnya adalah apakah gagasan usaha yang
direncanakan ini feasible atau tidak dilihat dari berbagai
aspek, terutama dari segi aspek marketing dan aspek
keuangan. Dalam kesimpulan dicantumkan angka-angka
yang mendukung dari statement yang dikemukakan
2. Rekomendasi
Rekomendasi yang dimaksudkan di sini adalah suatu
rekomendasi yang diberikan oleh penyusun studi
kelayakan yang dapat ditujukan pada siapa saja yang
berhubungan dengan penanganan proyek, baik pada
lembaga perbankan sebagai sumber dana maupun pada
pemerintah yang memberikan izin usaha dari pendirian
proyek. Rekomendasi yang diberikan oleh penyusun
studi kelayakan adalah berdasarkan pada hasil
perhitungan dan penilian
http://yulhanrinto.blogspot.com/2013/10/sistematika-studi-kelayakan-bisnis-dan.html

http://mycangguk.blogspot.com/2016/02/sistematika-studi-kelayakan-bisnis.html

Pentingnya Studi Kelayakan Usaha


A. Pentingnya Studi Kelayakan Usaha

Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkang, harus diadakan penelitian


tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau
tidak. Ada dua studi atau analisis yang dapat dilakukan untuk mengetahui layak atau
tidaknya suatu bisnis untuk dimulai dan dikembangkan yaitu:
1) Studi kelayakan usaha
2) Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah penelitian
tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan
secara terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar
yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan, proses bisnis agar mampu
memberikan mamfaat ekonomis dan sepanjang waktu. Dalam studi ini,
pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar
implementasi kegiatan usaha.

Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk:
1) Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan
perusahaan jasa, dan lain-lain.
2) Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas
pabrik, memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, memperluas cakupan
usaha, dan lain-lain.
3) Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya
pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan, dan
lain-lain.

Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha
di antaranya:
1) Pihak wirausaha (pemilik perusahaan). Memulai bisnis atau mengembangkan
bisnis yang sudah ada barang tentu memerlukan pengorbanan yang cukup besar
dan selalu dihadapkan pada ketidakpastian. Dalam kewirausahaan, studi kelayakan
usaha sangat penting dilakukan agar kegiatan usaha tidak mengalami kegagalan
dan memberi keuntungan sepanjang waktu.
2) Investor dan penyumbang dana. Studi kelayakan usaha penting untuk memilih
jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang
ditanamkan atau dipinjamkan, apakah investasi yang dilakukannya memberikan
jaminan pengembalian investasi yang memadai atau tidak.
3) Masyarakat dan pemerintah. Bagi masyarakat, studi kelayakan sangat diperlukan
untuk bahan kajian apakah usaha yang didirikan memberikan mamfaat bagi
masyarakat dan bagi pemerintah studi kelakan sebagai alat pertimbangan untuk
pengluaran izin usaha.
B. Proses dan Tahap Studi Kelayakan

Studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui tahap-tahap berrikut:

a. Tahap panamuan ide atau perumusan gagasan

Tahap penentuan ide adalah tahap dimana wirausaha memiliki ide untuk merintis
usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi.misalnya
kemungkinan bisnis yang paling memberikan peluang untuk dilakukan dan
menguntungkan dalam jangka waktu panjang. Banyak kemungkinannya, misalnya
bisnis industri,perakitan, perdagangan usaha jasa, atau jenis usaha lainnyayang
dianggap paling layak.

b. Tahap formulir tujuan

Tahap ini adalah perumusan visi dan misi bisnis, seperti visi dan misi bisnis yang
hendak diemban setela bisnis tersebut diidentifikasi.apakah misalnya untuk
menciptakan barang dan jasa yang sangat diperlukan masyarakat sepanjang waktu
ataukah untuk menciptakan keuntungan yang langgeng, atau apakah Visi dan Misi
bisnis yang dapat dikembangkan tersebut benar-benar menjadi kenyataan atau
tidak? Semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan.

c. Tahap analisis

Tahap penelitian yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu
keputusan apakah bisnis itu layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukan
seperti prosedur penelitian ilmiah lainnya, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data,
mengolah, menganalisis dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam study
kelayakanusaha hanya dua,yaitu dilaksanakan atau tidak.

d. Tahap keputusan

Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, maka langkah


berikutnya adalah tahap pengambilan keputusan apakah bisnis tersebut layak
dilaksanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan untuk investasi yang
mengandung resiko, maka keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa
krtiteria, seperti periode pembayaran kembali ( Pay Back Period – PBP ), nilai
sekarang bersih ( Net Presnt Value – NPV ), Tingkat pengembalian unternal
( Internal Rate of Return – IRR ), dan sebagainya.
Secara ringkas, proses studi kelayakan dapat digambarkan sebagai berikut :

C. Analisis Kelayakan Usaha

Berikut ini akan dibahas beberapa criteria yang dapat dijadikan aspek penelitian
yaitu antara lain:

a. Analisis aspek pemasaran

Dalam analisis pasar, biasanya terdapat beberapa komponen yang harus dianalisis
dan dicermati, diantaranya:
1) Kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika kebutuhan dab keinginan mereka
teridentifikasi dan memungkinkan terpenuhi, berarti peluang pasar bisnis kita terbuka
dan layak.
2) Segmentasi pasar. Jika segmentasi pasar teridemtifikasi, maka pasar sasaran
akan dapat terwujud dan tercapai.
3) Target. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih. Jika
konsumen loyal, maka potensi pasar tinggi.
4) Nilai tambah. Wirausaha harus mengrtahui nilai tambah produk dan jasa pada
setiap rantai pemasaran mulai dari pemasok, agen, hingga komsumen akhir.
Dengan mengetahui nilai tambah setiap rantai pemasaran, maka nilai tambah bisnis
akan diketahui tinggi atau rendah.
5) Masa hidup produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa
bertahan lama atau tidak. Jika masa produk lebih lama berarti potensi pasar tinggi.
6) Struktur pasar. Harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan dipasarkan
termasuk pasar pesaingan tidak sempurna atau pasar persaingan sempurna.
7) Persaingan dan strategi pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan
tinggiatau rendah. Jika persaingan tinggi, berarti peluang pasar rendah.
8) Ukuran pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume
penjualan tinggi, berarti pasar potensial.
9) Pertumbuhan pasar Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan
volume penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya lebih dari 20%), berarti
potensi pasar tinggi
10) Laba kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah? Jika profit
margin kotor lebih dari 20%, berarti pasar potensial.
11) Pngsa pasar. Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa
yang diminta dengan jumlah barang jasa yang ditawarkan.
.
b. Analisis aspek produksi/operasi

Beberapa unsure dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis adalah:


1) Lokasi operasi. Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan
efisien, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pelanggannya.
2) Volume operasi. Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi
permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas.
3) Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan
teknologi.
4) Bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku dan bahan penolong serta sumber
daya yang diperlukan harrus cukup tersedia.
5) Tenaga kerja. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus dasesuaikan dengan
keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.
6) Tata letak. Tata letak berbagai fasilitas operasi harus praktis sehingga dapat
mendukung proses produksi.

c. Analisis aspek manajeman

Dalam menganalisis aspek manajemen, terdapat beberapa unsure yang harus


dianalisis, seperti:
1) Kepemilikan.Apakah unit bisnis yang akan didirikan milik pribadi (perseorangan)
atau milik bersama (seperti CV, PT, dan bentuk badan lainnya).
2) Organisasi. Jenis organisasi apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, staf, lini
dan staf, atau bentuk lainnya.
3) Tim manajemen. Apakah bisnia akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain
secara profosional.
4) Karyawan. Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah dan kualifikasi yang
diperlukan.

d. Analisis aspek keuangan

Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:


1) Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan kebutuhan dana untuk organisasi
2) Sumber dana. Ada beberapa dana yang layak digali, yaitu sumber dana internal
(misalnya modal disetor dan laba ditahan) daan modal eksternal (misalnya
penerbitan obligasi dan pinjaman)
3) Proyeksi neraca. Sangat penting untuk mengetahui kelayakan perusahaan, serta
kondisi keuangan lainnya.
4) Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun menggambarkan
perkiraan laba atau rugi dimasa yang akan dating.
5) Proyeksi arys kas. Dari arus kas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban-kewajiban keuangannya.

D. Kriteria Investasi

Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi yng dilakukan dan
menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria yaitu:

a. Priode pembayaran kembali

Priode pembayaran kembali sangat penting untukmenghutung jangka waktu


pengembalian modal. Semakin cepat priode pembayaran kembalinya, maka
semakin baik bisnis tersebut. Periode pembayaran kembali adalah periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi

b. Kriteria nilai sekarang

Perlu diperhatikan bahwa nilai uang sebagai mamfaat ekononi dari usaha yang
diperkirakan akan diterima di masa yang akan datang tidak sama dengannilai uang
yang diterima sekarang karena adanya faktor suku bunga dan besarnya biaya yang
dianalisis sepanjang waktu. Oleh sebab itu, dalam studi kelayakan usaha, unsur
waktu dan suku bunga harus diperhitungkan.

c. Kriteria tingkat pengembalian internal

Tingkat pengembalian internal (internal rate of return-IRR) adalah tingkat bunga


(interest ate-i) yang membuat nilai sekarang bersih (net present value-NPV) menjadi
nol atau disebut juga indeks profitabilitas(profitability indeks- PI)

E. Penyusunan Studi Kelayakan Usaha

Setelah menganalisis bebagai aspek bisnis secermat mungkin dan hasilnya secara
ekonomis dinyatakan layak, maka langkah selanjutnya adalah menyusun laporan
studi kelayakan. Sistematika laporan studi kelayakan pada umumnya berisi:

RINGKASAN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN

• Dasar gagasan membuka bisnis baru/pengembangan bisnis


• Nama dan alamat perusahaan
• Bidang usaha
• Bentuk perusahaan
• Gambaran perkembangan perusahaa

BAB II PROFIL PERUSAHAAN DEWASA INI

• Gambaran umum perusahaan


• Perizinan
• Aspek teknik produksi/operasi
• Aspek pemasaran
• Aspek manajemen
• Aspek keuangan

BAB III PROYEK YANG DIUSULKAN

• Proyek yang diusulkan


Sifat imvestasi
Jenis produk

• Aspek teknis
Sifat proyek
Jenis dan jumla produksi
Lokasi
Bangunan
Mesin dan peralatan
Tata letak proses
Proses produksi
Kapasitas produksi
Bahan baku dan bahan penolong
Tenaga

• Aspek pemasaran
Peluang pasar
Segmentasi pasar
Sasaran pasar
Volume dan harga penjualan
Masa hidup produk
Struktur pasar
Persaingan dan strategi bersaing
Ukuran pasar dan pertumbuhannya
Pangsa pasar
Margin laba kotor

• Aspek manajemen
Kepemilikan
Struktur organisasi
Tim manajemen
Tenaga kerja/karyawan

• Aspek keuangan
Kebutuhan dana
Sumber dana
Prediksi pendapatan
Prediksi biaya
Prediksi laba rugi
Kriteria investasi

http://sahrulastoq.blogspot.com/2010/11/pentingnya-studi-kelayakan-usaha.html

http://alvin42.blogspot.com/2010/08/pentingnya-studi-kelayakan-usaha.html

Anda mungkin juga menyukai