Anda di halaman 1dari 84

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS

BIMBINGAN BELAJAR BAHASA INGGRIS

“SMART”

Di Susun oleh:

Ariesdiana Novianty (1502010013)

Vivi Widyawati (1502010025)

Khanjaryati Khasanah (1502010053)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Studi Kelayakan Bisnis adalah suatu penelitian tentang layak


atau tidaknya suatu proyek bisnis yang biasanya merupakan proyek
investasi dilaksanakan. Maksud layak  (atau tidak layak) disini adalah
prakiraan bahwa proyek akan dapat  (atau tidak dapat) menghasilkan
keuntungan  yang layak bila telah dioperasionalkan.

Proyek bisnis merupakan suatu usaha yang direncanakan


sebelumnya dan memerlukan sejumlah pembiayaan serta penggunaan
masukan-masukan lain, yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu,
dan dilaksanakan dalam waktu yang tertentu pula. Karena itu, suatu
proyek bisnis memperhatikan segala aspek yang relevan sehingga tujuan
dapat tercapai secara efektif dan efisien. Proyek bisnis ini dapat berupa
suatu pendirian usaha baru atau pengembangan dari usaha yang telah
ada.
Pentingya melakukan studi kelayakan bisnis karena SKB penting
untuk dilaksanakan baik pada usaha yang baru akan dijalankan maupun
kepada perluasan/pengembangan dari usaha yang telah ada. Hal ini
dikarenakan dalam melakukan suatu proyek bisnis digunakan masukan-
masukan berupa sumberdaya maupun sumber dana. Sumberdaya dan
sumber dana yang digunakan ini jumlahnya terbatas. Agar tidak terjadi
pemborosan terhadap penggunaan sumberdaya dan sumber dana yang
terbatas tersebut maka perlu dilakukan penelitian apakah proyek bisnis
yang akan dilaksanakan akan menguntungkan atau tidak. Jika tidak
menguntungkan sebaiknya proyek bisnis tersebut tidak dilaksanakan.
Tetapi jika menguntungkan maka dapat diteruskan/dilanjutkan ke
operasional proyek bisnis.
Laporan SKB yang telah dinyatakan layak untuk direalisasikan,
dibutuhkan oleh banyak pihak yang memerlukannya sebagai bahan
masukan utama dalam rangka pengkajian ulang, untuk turut serta
menyetujui atau sebaliknya menolak kelayakan laporan tadi sesuai
dengan kepentingannya. Dapat saja terjadi suatu proyek bisnis yang
telah dinyatakan layak untuk  dilaksanakan pada akhirnya tidak dapat
dilaksanakan. Misalnya, pengambil keputusan akhir menolak, bukan saja
karena laporan tadi merupakan hasil rekayasa atau tidak objektif, tetapi
dapat saja karena adanya intervensi pihak lain yang merasa
kepentingannya tidak dipenuhi. Studi kelayakan bisnis dibutuhkan oleh :
a. Pihak investor
 Jika hasil studi kelayakan bisnis yang telah dibuat ternyata layak
untuk direalisasikan, pendanaannya dapat mulai dicari, misalnya dengan
mencari investor atau pemilik modal yang mau menanamkan modalnya
pada proyek yang akan dikerjakan. Sebelum menanamkan modalnya di
perusahaan yang akan dijalankan, investor akan mempelajari laporan
studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, karena investor memiliki
kepentingan langsung terhadap keuntungan yang akan diperoleh dan
jaminan modal yang akan ditanamkan.
b. Pihak kreditor
Pendanaan proyek dapat juga diperoleh dari bank. Sebelum
memberikan kredit, pihak bank perlu mengkaji secara mendalam tentang
studi kelayakan bisnis dan mempertimbangkan bonafiditas dan agunan
yang dimilliki.
c. Pihak manajemen perusahaan
   Pembuatan suatu studi kelayakan bisnis dapat dilakukan oleh
pihak eksternal perusahaan selain dibuat sendiri oleh pihak internal
perusahaan. Terlepas dari siapa yang membuat, jelas bagi manajemen
bahwa pembuatan proposal ini merupakan suatu upaya dalam rangka
merealisasikan ide proyek  yang akhirnya bermuara pada peningkatan
usaha dalam rangka meningkatkan laba
perusahaan. Sebagai project leader manajemen perusahaan perlu
mempelajari sebuah studi kelayakan bisnis terutama untuk mengetahui
dana yang dibutuhkan, berapa dana yang dialokasikan dari modal
sendiri, rencana pendanaan dari investor dan kreditor.
d. Pihak pemerintah dan masyarakat
Studi kelayakan yang disusun perlu memperhatikan kebijakan-
kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena bagaimanapun
pemerintah secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan devisa negara,
penggalakan ekspor non migas dan pemakaian tenaga kerja massal
merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi.
Proyek-proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintah inilah yang
diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsidi ataupun keringan
pajak.
e. Bagi tujuan pembangunan ekonomi
 Dalam penyusunan studi kelayakan bisnis, perlu dianalisis
manfaat yang akan didapat dan biaya yang ditimbulkan proyek terhadap
perekonomian nasional, karena sedapat mungkin proyek dibuat demi
tercapainya tujuan-tujuan nasional.

Dalam melakukan SKB terdapat beberapa tahap yang dikerjakan.


Tahap-tahap yang disajikan di bawah ini bersifat umum, dan dapat
disesuaikan dengan proyek bisnis yang akan dilaksanakan.
a. Tahap penemuan ide usaha
 Produk yang akan dibuat haruslah berpotensi untuk laku dijual
dan menguntungkan. Karena itu, penelitian terhadap kebutuhan pasar
dan jenis produk dari proyek harus dilakukan. Penelitian jenis produk
dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria bahwa suatu produk dibuat
untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum dipenuhi,
memenuhi kebutuhan manusia tetapi produk tersebut belum ada, dan
untuk mengganti produk yang sudah ada dengan produk lain yang
mempunyai nilai lebih. Sedangkan mengenai kebutuhan pasar, hasil
penelitian yang diharapkan adalah bahwa produk yang akan dihasilkan
dapat dijual di pasar yang cukup sehat (permintaan terhadap produk ini
cukup baik dalam jangka panjang). Selanjutnya untuk menghasilkan ide
proyek tadi perlu melakukan penelitian yang terorganisasi dengan baik
serta dukungan sumberdaya yang memadai.
Ide proyek yang dipilih oleh pengambil keputusan biasanya
tergantung pada tiga faktor yaitu:
1. Pertama, bahwa ide proyek cocok dengan kata hati-nya;
2. Kedua, mampu melibatkan diri dalam hal-hal teknis;
3. Ketiga, keyakinan akan kemampuan proyek untuk menghasilkan laba.
Pada tahap ini ide proyek dapat saja lebih dari satu buah, akan
tetapi pada gilirannya akan dipilih sesuai dengan prioritasnya.
b. Tahap Penelitian
Setelah ide-ide proyek dipilih, selanjutnya dilakukan penelitian
yang lebih mendalam dengan memakai metode ilmiah. Proses ini
dimulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah data dengan
memasukkan teori-teori yang relevan, menganalisis dan
menginterpretasikan hasil pengolahan dengan alat-alat analisis yang
sesuai, menyimpulkan hasil sampai pada pekerjaan membuat laporan
hasil penelitiannya.
c. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan proyek bisnis yang layak,
tetapi terdapat keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk
merealisasikan semua usulan proyek maka perlu dilakukan pemilihan
proyek yang dianggap paling penting untuk direalisasikan. Sudah tentu
usulan proyek yang diprioritaskan mempunyai skro tertinggi jika
dibandingkan dengan usulan proyek yang lain berdasarkan kriteria-
kriteria penilaian yang telah ditentukan.
d. Tahap Rencana Pelaksanaan Proyek Bisnis
Setelah dipilih usulan proyek yang akan direalisasikan, perlu
dibuat suatu rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri.
Mulai dari menentukan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk
tiap jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana,
ketersediaan dana dan sumberdaya lain, kesiapan manajemen, dan lain-
lain.
e. Tahap pelaksanaan proyek bisnis
Setelah semua persiapan yang harus dikerjakan selesai disiapkan,
tahap pelaksanaan proyek pun dimulai. Semua tenaga pelaksana proyek,
mulai dari pemimpin proyek sampai pada tingkat yang paling bawah,
harus bekerja sama dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Memang pada kenyataannya sulit ditemukan bawah
rencana yang dibuat sama persis dengan realisasinya.

Definisi Bimbingan
Pada umumnya bimbingan merupakan bantuan, tetapi tidak
semua bantuan adalah bimbingan. Banyak yang telah merumuskan
pengertian bimbingan, seperti beberapa tokoh di bawah ini.

Menurut Crow & Crow, bimbingan adalah bantuan yang


diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang telah terlatih
dengan baik dan memiliki kepribadian dan pendidikan yang memadai
kepada seorang dari semua usia untuk membantunya mengatur kegiatan,
keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Crow and Crow,
dalam buku Ennan Amti, 1991 : 2).

Seiring dengan pengertian di atas, Eddy Hendrono dkk (1978 :


21) mengatakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan
yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada terbimbing
agar tercapai pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal
dan penyesuaian diri dengan lingkungan.

Jones (1975 : 10) dalam buku Djumhur dan M. Surya


mengatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan
berbagai penyesuaian dengan lingkungan. Adapun tujuan utama dari
bimbingan adalah mengembangkan setiap individu sesuai dengan
kemampuannya.

Sedangkan Prayitno dan Ennan Amti (1994 : 104) memberikan


batasan-batasan sebagai berikut: Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau
beberapa individu baik anak-anak, remaja maupun orang dewasa agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana
yang ada dan dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Berdasarkan batasan-batasan tersebut di atas, dapat disimpulkan


bahwa bimbingan mencerminkan akal pemikiran yang luas, jauh dari
sekedar hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu
tujuan saja.

Definisi Belajar
Konsep tentang belajar telah benyak didefinisikan oleh banyak
pakar psikologi. Diantaranya Gagne dan Berliner (1983 : 252)
menyatakan bahwa balajar merupakan proses dimana suatu organisme
mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.

Berbeda dengan Morgan dan et.al (1986 : 140) yang mengatakan


bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi
karena hasil dari praktik/pengalaman. Selain itu Slavin (1994 : 152) juga
mengatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang
disebabkan oleh pengalaman.
Sedangkan Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan
perubahan Disposisi/kecakapan manusia yang berlangsung selama
periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari
proses pertumbuhan.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa


belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan
ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.

Bimbingan belajar adalah layanan bimbingan yang


memungkinkan siswa mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajar atau dapat mangatasi kesulitan belajar (P3G,1996:6).
Jadi, dapat kita simpulkan dari beberapa definisi diatas yakni
hakekat bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses
belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan
lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana
bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang
belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.

Seperti diuraikan sebelumnya bimbingan belajar merupakan


salah satu usaha yang perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan belajar
yang maksimal. Pelaksanaan bimbingan dilatar belakangi oleh beberapa
aspek. Diantaranya aspek psikologis, kultural atau sosial budaya, dan
pedagogis.

Latar belakang psikologis dalam proses pendidikan, siswa


sebagai subjek didik merupakan pribadi yang unik dengan segala
karakteristiknya. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan kemampuan
anak dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Selanjutnya
Ahmadi dan Pupriyono ( 1991 ) memaparkan bahwa kemampuan belajar
pada setiap individu siswa tidak sama; ada yang cepat dan ada yang
lambat menangkap isi pelajaran. Oleh karena itu, guru mempunyai
tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar berhasil dalam
belajar yaitu dengan memberikan bimbingan belajar.

Latar belakang kultural atau sosial budaya, kegiatan belajar dan


pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang diberikan di sekolah
dengan tujuan agar siswa berhasil dalam bidang pendidikan dan pada
akhirnya siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Meskipun
demikian, masih saja ada siswa yang belum berhasil. Karena alasan
inilah, peran guru sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan
belajar kepada siswa yang belum berhasil.

Latar belakang pedagogis, bimbingan belajar mempunyai


peranan yang amat penting dalam pendidikan yaitu membantu setiap
pribadi anak didik agar berkembang secara optimal dan berhasil dalam
kegiatan pembelajaran.

Sebagai pendidik, tugas dan tanggung jawab guru yang paling


utama ialah mendidik, yaitu membantu subjek didik untuk mencapai
keberhasilan dalam belajar. Sebelum memberikan bimbingan belajar
kepada siswa, guru diharuskan mengenal dan memahami tingkat
perkembangan anak didik, sistem motivasi atau kebutuhan, pribadi,
kecakapan dan kesehatan mental yang dimiliki oleh siswa sebelum
berhasil dalam belajar.

Secara umum tujuan bimbingan belajar di Sekolah Dasar


bertujuan agar setelah mendapatkan pelayanan bimbingan belajar siswa
dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan bakat,
kemampuan dan nilai-nilai yang dimiliki.

Secara khusus, tujuan bimbingan belajar:

1. Siswa dapat memahami tentang dirinya sendiri, khususnya pada


kemampuan belajarnya.
2. Siswa dapat memperbaiki cara belajarnya ke arah yang lebih efektif dan
efisien.
3. Siswa dapat mengatasi berbagai macam kesulitan belajarnya.
4. Siswa dapat mengembangkan sikap, kebiasaan, dan tingkah laku yang
lebih baik, khususnya yang berkaitan tentang belajarnya. dapat trampil
dalam melaksanakan kegiatan belajar dan dapat mencapai prestasi
belajar yang optimal.
5. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di
lingkungannya,
6. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan
lembaga tempat bekerja dan masyarakat.
7. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
8. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara
optimal.
Seiring dengan semakin padatnya populasi penduduk yang tidak
diikuti peningkatan penghasilan-penghasilan perkapita menjadikan
masyarakat memiliki beban berat dalam memenuhi kebutuhannya.
Dalam hal ini kebutuhan hidup manusia yaitu, meliputi pangan, sandang,
dan papan serta kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat pula
terutama salah satunya di Indonesia, pemenuhan kebutuhan pendidikan
baik formal maupun non-formal sangat dibutuhkan karena hal ini dapat
memberikan dampak yang besar terhadap penduduk dalam rangka
peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia).
Ada dua jenis pendidikan yang kita kenal di masyarakat kita,
yaitu pendidikan formal dan pendidikan nonformal (seperti kursus
computer, les Bahasa Inggris, ataupun les tambahan mata pelajaran).
Pendidikan formal jelas tujuannya untuk memperoleh jenjang
keberhasilan yaitu kelulusan. Disini kita akan mendapatkan titel seperti
sarjana muda, sarjana magister dan sebagainya. Dalam hal ini
pendidikan luar sekolah memiliki peranan yang tidak kalah penting.
Pendidikan ini berfungsi untuk membantu sang anak didik untuk
memaksimalkan potensinya yang mungkin belum seluruhnya bisa
diperoleh melalui jenjang pendidikan formal. Baik tidaknya mutu dan
kualitas jasa sebetulnya sangat dipengaruhi oleh fasilitas yang diberikan
kepada customer. Apabila fasilitas yang diberikan itu memadai maka
bukan tidak mungkin jika usaha yang kita jalankan akan memenuhi baik
mutu maupun kualitasnya.
Adapun jenis fasilitas pokok yang seharusnya diberikan pada
customer antar lain, yaitu pemberian materi dan teknik pengajaran yang
lain daripada yang lain. Hal yang paling berperan dalam memnuhi
kepuasan customernya adalah para staff pengajarnya. Sistem pengajaran
yang memuaskan akan menjadi senjata ampuh dalam mengembangkan
usaha tersebut. Mengenai permasalahn diatas, maka kami tertarik untuk
melakukan studi kelayakan bisnis dalam bidang pendidikan. Hal yang
cukup menarik disini adalah penggunaan modal dan sumber daya
manusia yang terbatas namun mampu memberikan pelayanan yang
terbaik sebagai solusi yang digunakan untuk meminimalkan contribution
margin, sehingga diharapkan kursus yang dijalankan memiliki
pengeluaran yang rendah, maka biaya yang ditawarkan terjangkau oleh
semua kalangan masyarakat yang ingin mengikuti kursus. Oleh karena
itu, dengan argumentasi latar belakang inilah kami memilih bisnis yang
diberikan nama SMART.
Dalam bisnis ini, sangat besar kontribusi terhadap pengangguran
yang tedapat di Desa Kalibening. Ada banyak sekali lulusan dari
perguruan akan tetapi tidak memiliki pekerjaan. Ada pula beberapa para
sarjana yang sudah bekerja sebagai guru tetapi bukan sebagai guru tetap,
akan tetapi sebagai guru honorer. Sedangkan gaji sebagai guru honorer
tidaklah seberapa. Bisa saja tidak mencukupi biaya hidup selama
sebulan. Sehingga terkadang mereka yang sebagai guru honorer harus
mencari mata pencaharian lain selain sebagai guru. Sehingga, disini
kami memberikan peluang kepada sarjana guru agar mereka
mendapatkan gaji yang dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Selain itu, di masa ini tidak semua CPNS (Calon Pegawai Negeri
Sipil) dapat menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil). Dimana setiap guru
pasti ingin menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) karena mendapat gaji
yang layak selain itu mendapat tunjangan untuk keluarganya. Sehingga,
kelompok kami akan merekrut lulusan guru honorer untuk menjadi
tenaga pengajar di bimbingan belajar kami. Dan di bimbingan belajar
kami para guru honorer dapat mencari mata pencaharian tambahan selain
menjadi guru di sebuah sekolah.
Potensi dalam membangun usaha bimbingan belajar sangat
menguntungkan. Seperti kebutuhan belajar siswa tidak cukup jika hanya
dilakukan saat berada di sekolah terkadang para orang tua menginginkan
agar anak-anaknya lebih pintar sehingga mereka memberikan pendidikan
atau les tambahan diluar jam sekolah
Tingginya kebutuhan para siswa untuk menambah waktu
belajarnya, ternyata menjadi salah satu peluang bisnis yang cukup
menjanjikan. Kami bisa memperoleh penghasilan yang besar dengan
membuka les atau bisnis bimbingan beljar bagi mereka lengkap dengan
fasilitas yang membutuhkan layaknya sekolah pada umumnya.
Selain menguntungkan, bisnis ini juga akan selalu dibutuhkan
sampai kapanpun juga. Jadi, apabila kami bisa mengelola dengan baik
tidak menutup kemungkinan bila bisnis bimbingan belajar ini bisa
mendatangkan untung besar setiap bulannya.
Namun, apabila kami tidak mampu mengelola bisnis sendirian
maka kami bisa mencari pegawai untuk membatu mengelola tempat
bimbingan belajar sekaligus sebagai guru les atau tenaga pengajar
tambahan. Hal ini agar kami tidak kerepotan menjalankan bisnis
rumahan sendiri dan tidak akan kekurangan tenaga pengajar.
Dalam memulai bisnis ini, kami akan memperhatikan beberapa
aspek sebelum memulai bimbingan belajar seperti Visi dan misi kami.
Sebelum memulai bisnis bimbingan belajar, kami akan menentukan visi
dan misi dari bisnis yang akan kami jalankan. Bisnis yang kami jalankan
ini tentu saja tidak hanya dilakukan untuk meraup keuntungan semata.
Selanjutnya, kami akan memiliki konsep bimbingan belajar.
Dalam bisnis bimbingan belajar kami miliki harus mempunya konsep
yang tepat. Karena, sekarang ini telah banyak sekali dibuka tempat
bimbingan belajar diberbagai kota. Hal inilah yang dapat kami jadikan
sebagai tantangan bisnis bagi kami. Konsep yang segar tentu saja bisa
menarik banyak pelajar untuk masuk dan ikut bergabung ke bimbingan
belajar yang kami dirikan.
Yang berikutnya adalah Kurikulum, Pemerintah mempunya
kurikulum pendidikan yang berbeda untuk setiap jenjang pendidikan.
Disini tugas kami adalah mencari tahu tentang kurikulum ini dan
kemudian mengadaptasinya ke dalam kurikulum bisnis bimbingan
belajar yang kami jalankan.
Keuntungan yang akan kami peroleh dari bisnis adalah seperti,
pasar marketnya tidak akan pernah habis, karena setiap anak pasti akan
membutuhkan pendidikan. Bisnis bimbingan belajar merupakan bisnis
yang sangat potensial untuk jangka waktu yang panjang selagi masih ada
anak-anak yang bersekolah maka bisnis ini akan terus berjalan.
Dalam setiap bisnis pasti aka nada hambatan. Dalam bisnis
mendirikan bimbingan belajar terdapat hambatannya pula. Mencari
pelanggan merupakan salah satu hal yang paling sulit dalam memulai
bisnis. Karena selain persaingan sesame bisnis bimbingan belajar yang
semakin banyak, kami harus memperhitungkan juga bahwa saati ini
beberapa orang tua murid lebih memilih memanggi guru privat ke
rumah.
Dalam bisnis yang kami dirikan, dalam wilayah desa Kalibening
belum terdapat bimbingan belajar. Dalam hal ini, kami dapat
memperkirakan apakah terdapat pesaing. Sehingga, untuk
memperkirakan terdapat pesaing atau tidak akan terdapat pesaing untuk
di masa depan.
Dalam membuka bisnis bimbingan belajar, tentu saja kami sudah
menentukan segmentasi untuk menjadi siswa atau konsumen yang akan
belajar di tempat bimbingan belajar kami. Berikut kami sajikan data
daftar sekolah yang terdapat di Kec. Kalibening, Kab. Banjarnegara:

2.1 MANFAAT
1. Manfaat bagi investor
a. Nilai dari investasi dapat berkembang sesuai dengan pertumbuhan
ekonomi
b. Dapat menimbun kekayaan untuk masa depan
c. Di bisnis ini terjamin akan masa depan investasi anda.
2. Manfaat bagi kreditur
a. Pihak kami akan membayar tepat waktu karna bisnis ini terjamin.
b. Dapat menambah pendapatan.
3. Pemerintah
a. Dapat mengurangi pengangguran terutama di desa.
b. Dapat mengembangkan pikiran setiap orang terutama tentang
bahasa inggris.
1.2 Rumusan masalah
Pada studi kelayakan bisnis ini kami akan membahas aspek-aspek studi
kelayakan bisnis bimbingan belajar. Hal yang akan dibahas:
1. Apakah bisnis bimbingan belajar layak dari aspek pasar dan
pemasaran?
2. Apakah bisnis bimbingan belajar layak dari aspek teknik dan
teknologi?
3. Apakah bisnis bimbingan belajar layak dari aspek manajemen ?
4. Apakah bisnis bimbingan belajar layak dari aspek keuangan ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah bisnis bimbingan belajar layak dari aspek
pasar dan pemasaran
2. Untuk mengetahui apakah bisnis bimbingan belajar layak dari aspek
teknik dan teknologi
3. Untuk mengetahui apakah bisnis bimbingan belajar layak dari aspek
manajemen
4. Untuk mengetahui apakah bisnis bimbingan belajar layak dari aspek
keuangan
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Bisnis

2.1.1. Pengertian Bisnis

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012,p7), bisnis adalah usaha yang dijalankan

yang tujuan utamanya adalah keuntungan.

Menurut Raymond E Glos yang dikutip oleh Umar (2005,p3) dalam bukunya

yang berjudul “ Business : its nature and environment : An Introduction” yang

dikutip oleh Umar, bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-

orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang

menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki

standard serta kualitas hidup mereka.

Menurut Grififin dan Ebert (2007,p4), bisnis adalah organisasi yang

menyediakan barang atau jasa dengan maksud mendapatkan laba.

Dari pengertian diatas, dapat penulis menyimpulkan bisnis adalah kegiatan

sebuah organisasi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menciptakan

barang atau jasa untuk mendapatkan keuntungan dalam meningkatkan kualitas

hidup mereka.

2.1.2. Pemegang Kepentingan Utama Dalam Bisnis

Berdasarkan Madura (2007,p2) Pemegang kepentingan (Stakeholders), orang

– orang yang mempunyai kepentingan dalam bisnis adalah :


· Pemilik

a) Wiraswasta (entrepreneur) adalah orang yang mengorganisasi,

mengelola, dan mengasumsi resiko yang dihadapi untuk memulai

bisnis.

b) Pemegang saham (shareholder / stockholder). Saham adalah sertifikat

kepemilikan suatu perusahaan, Pemegang saham adalah seseorang

yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan.

· Karyawan

a) Karyawan perusahaan diangkat untuk menyalurkan operasi perusahaan.

b) Manajer adalah karyawan yang mempunyai tanggung jawab

mengelola pekerjaan yang ditugaskan kepada karyawan lain dan

membuat keputusan penting perusahaan.

· Kreditor

Institusi keuangan atau individu yang memberikan pinjaman.

· Pemasok

Penyedia bahan baku dan mengantarkannya tepat waktu.

· Pelanggan

Pihak yang menerima produk atau jasa dengan nilai / harga tertentu.
\

Gambar 2.1. Intraksi antara Stakeholders

Sumber : Jeff Madura (2007,p7)

2.1.3. Fungsi Utama Bisnis

Berdasarkan Madura (2007,p12) Jenis – jenis utama d ari keputusan yang

terlibat dalam menjalankan bisnis dapat diklasifikasikan sebagai keputusan:

· Manajemen (management)

Cara bagaimana karyawan dan sumber daya lainnya (seperti mesin)

digunakan oleh perusahaan.

· Pemasaran (marketing)

Cara bagaimana produk (atau jasa) dikembangkan, ditetapkan harganya,

didistribusikan dan dipromosikan ke pelanggan.

· Keuangan (finance)

Cara bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan dana operasi

bisnisnya.
· Akuntansi (accounting)

Ikhtisar dan analisis atas kondisi keuangan perusahaan dan digunakan untuk

membuat beragam keputusan bisnis.

· Sistem informasi (information system)

Meliputi teknologi informasi, orang, dan prosedur yang menyediakan informasi

yang sesuai sehingga karyawan perusahaan dapat membuat keputusan bisnis.

2.2. Studi Kelayakan Bisnis

2.2.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Yacob Ibrahim (2009,p1), studi kelayakan bisnis adalah kegiatan

untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan

suatu kegiatan usaha/proyek.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012,p7), Studi kelayakan bisnis adalah suatu

kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang

akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut

dijalankan.

Menurut Subagyo (2008,p6), Studi kelayakan bisnis adalah studi kelayakan

yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan sebuah usaha.

Menurut Umar (2005,p8), Studi kelayakan bisnis adalah penelitian terhadap

rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya suatu bisnis

dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian

keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.


Dari pengertian beberapa ahli, penulis dapat simpulkan bahwa studi

kelayakan bisnis adalah langkah pertama dalam menjalankan bisnis yaitu

menganalisis faktor-faktor bisnis dalam menentukan rencana bisnis tersebut harus

dilaksanakan, tidak dilaksanakan ataupun ditunda.

2.2.2. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

Sebuah studi kelayakan sebuah bisnis akan memiliki manfaat yang berguna

bagi beberapa pihak menurut Umar (2005,p19), yaitu:

1) Pihak Investor

Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk

direalisasikan, pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat mulai di

cari, misalnya dari investor atau pemilik modal yang mau

menanamkan modalnya pada proyek yang akan dikerjakan itu.

2) Pihak Kreditor

Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari bank, dimana pihak bank

sebelumnya memustuskan untuk memberikan kredit atau tidak,

diperlukan kajian dari studi kelayakan bisnis yang ada.

3) Pihak Manajemen Perusahaan

Studi kelayakan ini dapat berguna sebagai gambaran tentang potensi

sebuah proyek di masa yang akan datang dengan berbagai aspeknya.

4) Pihak Pemerintah dan Masyarakat

Penyusunan studi kelayakan ini perlu memperhatikan kebijakan-

kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah karena bagaimanapun,


pemerintah dapat secara langsung maupun tidak langsung

mempengaruhi kebijakan perusahaan.

5) Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi

Dalam menyusun studi kelayakan ini perlu juga dianalisis manfaat

yang akan di dapat dan biaya yang akan timbul oleh proyek terhadapa

perekonomian nasional.

2.2.3. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012, p12-13), paling tidak ada 5 (lima) tujuan

mengapa sebelum suatu bisnis dijalankan perlu adanya dilakukan studi kelayakan,

yaitu :

1) Menghindari resiko kerugian,

Untuk menghindari resiko kerugian di masa yang akan datang, karena

di masa yang akan datang terdapat ketidakpastian. Kondisi ini yang

dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi

tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah

untuk meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan baik resiko yang

dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat kita kendalikan.

2) Memudahkan perencanaan,

Jika dapat meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan

datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan.

Perencanaan meliputi beberapa jumlah dana yang diperlukan, kapan

usaha akan dijalankan, dimana lokasi akan di bangun, siapa-siapa yang

melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya, berapa besar


keuntungan yang akan diperoleh, serta bagaimana mengawasinya jika

terjadi penyimpangan.

3) Mempermudah pelaksanaan pekerjaan,

Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat

memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan

bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang dapat dikerjakan.

Sehingga pekerjaan berjalan pada tujuan yang jelas dengan pembagian

tugas-tugas yang telah dirancang dengan baik.

4) Mempermudah pengawasan,

Dengan telah dilaksanakan suatu usaha atau proyek sesuai dengan

rencana yang sudah disusun, maka akan memudahkan perusahaan

untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pelaksanaan

pengawasan dapat dilakukan berdasarkan hasil yang ditimbulkan

berdasarkan target dari rencana bisnis tersebut.

5) Mempermudah pengendalian,

Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan

pekerjaan yang melenceng ke arah yang sesungguhnya, berdasarkan

kebijakan-kebijakan tertentu.

2.2.4. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis

Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis atau usaha, ada beberapa tahapan

studi yang dikerjakan berdasarkan Umar (2005,p21), yaitu:


1) Penemuan Ide Proyek

Produk atau Jasa yang akan dibuat haruslah berpotensi untuk dijual

dan menguntungkan. Karena itu, penelitian terhadap kebutuhan pasar

dan jenis produk atau jasa dari usaha harus dilakukan. Penelitian jenis

produk dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria bahwa suatu produk

atau jasa dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum

terpenuhi, memenuhi kebutuhan manusia tetapi produk atau jasa

tersebut belum ada.

2) Tahap Penelitian

Setelah ide-ide proyek dipilih, selanjutnya dilakukan penelitian yang

lebih mendalam dengan memakai metode ilmiah. Proses itu dimulai

dengan mengumpulkan data, lalu mengolah data dengan memasukkan

teori-teori yang relevan, menganalisis dan menginterpretasi hasil

pengolahan data dengan alat-alat analisis yang sesuai.

3) Tahap Evaluasi Proyek

Ada tiga macam evaluasi proyek. Pertama, mengevaluasi usulan

proyek yang akan didirikan. Kedua, proyek yang sedang beroperasi.

Dan yang Ketiga, mengevaluasi proyek yang baru selesai dibangun.

Evaluasi berarti membandingkan antara sesuatu dengan satu atau lebih

standar atau kriteria, dimana standar atau kriteria ini bersifat

kuantitatif maupun kualitatif.

4) Tahap Pengurutan Usulan yang Layak

Jika terdapat lebih dari satu usulan proyek bisnis yang dianggap layak dan

terdapat keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk


merealisasikan semua proyek tersebut, maka perlu dilakukan

pemilihan proyek yang dianggap paling penting untuk direalisasikan.

Sudah tentu, proyek yang diprioritaskan ini mempunyai skor tertinggi

jika dibandingkan dengan usulan proyek yang lain berdasarkan

kriteria-kriteria penilaian yang telah ditentukan.

5) Tahap Rencana Pelaksanaan Proyek Bisnis

Setelah suatu usulan proyek dipilih untuk direalisasikan, perlu dibuat

suatu rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri.

Mulai dari menentukan jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga

pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan

manajemen dan lain-lain.

6) Tahap Pelaksanaan Proyek Bisnis

Setelah semua persiapan yang harus dikerjakan selesai disiapkan,

tahap pelaksanaan proyek pun dimulai. Semua tenaga pelaksana

proyek, mulai dari pemimpin sampai pada 13 tingkat yang paling

bawah, harus bekerja sama dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

rencana yang telah diterapkan.

Menurut Kasmir dan Jakfar, tahapan dalam studi kelayakan dilakukan untuk

mempermudah pelaksanaan studi kelayakan dan keakuratan dalam penilaian. Berikut

tahapan – tahapan dalam melakukan studi kelayakan m enurut Kasmir dan Jakfar :

1. Pengumpulan Data dan Informasi

Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan selengkap mungkin,

baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, juga dari data primer

maupun data sekunder. Pengumpulan data dan informasi dapat


diperolehdari berbagai sumber-sumber terpercaya, misalnya lembaga

yang berwenang seperti Bank UOB, Biro Pusat Statistik, dan lainnya.

2. Melakukan Pengolahan Data

Setelah informasi dan data yang dibutuhkan terkumpul maka langkah

selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan informasi tersebut.

Pengolahan data dilakukan secara benar dan akurat dengan metode

dan ukuran yang lazim digunakan untuk bisnis. Pengolahan ini

dilakukan secara teliti untuk masing-masing aspek yang ada,

kemudian memastikan atau memeriksa kembali kebenaran hitungan

yang telah dibuat sebelumnya.

3. Analisis Data

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data dalam rangka

menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek. Kelauuakan bisnis

ditentukan dari kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai kriteria

yang layak digunakan. Kriteria kelayakan diukur dari setiap aspek

untuk seluruh aspek yang telah dilakukan.

4. Mengambil Keputusan

Apabila telah diperoleh hasil dari pengukuran dengan kriteria tertentu

tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan

terhadap hasil tersebut. Keputusan diambil sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan (apakah layak atau tidak) berdasarkan hasil

perhitungan sebelumnya. Jika tidak layak sebaiknya dibatalkan dengan

menyebutkan alasannya.
5. Memberikan Rekomendasi

Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada pihak-

pihak tertentu terhadap laporan studi yang telah disusun, juga dapat

disertakan saran serta perbaikan bila perlu.

Kesimpulan yang dapat diambil, bila dilihat dari beberapa sumber diatas

mengenai tahapan-tahapan dalam studi kelayakan bisnis adalah:

1. Tahap Penemuan Ide.

2. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data.

3. Tahap Evaluasi.

4. Tahap Mengambil Keputusan

5. Tahap Rencana Pelaksanaan.

6. Tahap Pelaksanaan.

2.2.5. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

Ada beberapa aspek menurut Umar (2005, p24-29) yang akan diteliti dalam

studi kelayakan bisnis ini yaitu:

a.) Aspek Pasar, yaitu meneliti tentang permintaan suatu produk atau jasa,

berapa luas pasar, pertumbuhan permintaan dan market-share dari produk

yang bersangkutan.

b.) Aspek Pemasaran, yang meneliti segmen, target, posisi produk,

kepuasan konsumen dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan urusan

marketing.
c.) Aspek Teknik dan Teknologi, yang meneliti kebutuhan apa yang

dilaksanakan.

d.) Aspek Sumber Daya Manusia, yang meneliti tentang peran SDM dalam

pembangunan proyek bisnis dan juga peran SDM dalam operasional

rutin bisnis setelah proyek selesai dibangun.

e.) Manajemen, meneliti tentang manajemen pada saat pembangunan

proyek bisnis dan juga manajemen saat bisnis dioperasionalkan secara

rutin.

f.) Aspek Keuangan, meneliti tentang perhitungan jumlah dana yang

diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan

harta tetap proyek.

g.) Aspek sosial, politik dan ekonomi, yang menganalisis kondisi-kondisi

ekstrenal di luar perusahaan yang dinamis dan tidak bisa dikendalikan,

sercara politik, perekonomian negara dan juga sosial.

h.) Aspek lingkungan Industri, yang meneliti tentang persaingan dan

kondisi lainnya yang mempengaruhi perjalan suatu bisnis.

i.) Aspek Yuridis, yang meneliti tentang hal-hal yang menyangkut badan

hukum perusahaan, izin operasional dan lainnya.

j.) Aspek Lingkungan hidup, di mana analisis dilakukan untuk meneliti

pengaruh operasional bisnis terhadap lingkungan sekitarnya, seperti

kesehatan, polusi, pencemaran dan lainnya.

Menurut Kasmir dan Jakfar, terdapat beberapa aspek yang diperlukan studi untuk

menentukan kelayakan suatu usaha. Masing-masing aspek tidak berdiri sendiri, akan

tetapi saling berkaitan. Urutan penilain aspek mana yang harus didahului
tergantung dari kesiapan penilai dan kelengkapan data yang ada. Secara umum,

prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan sebagai berikut:

a.) Aspek hukum, membahas tentang masalah kelengkapan dan keabsahan

dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha, sampai izin-izin

yang dimiliki.

b.) Aspek Pasar dan Pemasaran, menilai besarnya peluang pasar yang

diinginkan berdasarkan segi pasar dan pemasaran.

c.) Aspek Keuangan, menilai biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan

dan seberapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Kemudian

meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima, seberapa lama

investasi yang ditanamkan akan kembali, sumber pembiayaan bisnis,

dan tingkat bunga yang berlaku.

d.) Aspek Teknis/operasi, meneliti mengenai lokasi usaha,baik kantor

pusat, cabang, pabrik, atau gudang.

e.) Aspek Manajemen/organisasi, penilaian pengelola usaha dan struktur

organisasi yang ada.

f.) Aspek ekonomi sosial, melihat seberapa besar pengaruh yang

ditimbulkan jika proyek ini dijalankan, pengaruh ini terutama ekonomi

secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara

keseluruhan.

g.) Aspek dampak lingkungan, analisis dampak yang ditimbulkan oleh

proyek bisnis tersebut terhadap lingkungan disekitarnya, baik air, darat

dan udara.
Melihat begitu banyak aspek yang kedua sumber diatas akan diteliti didalam

studi kelayakan bisnis, maka dapat disimpulkan, bahwa ada beberapa aspek yang

diteliti dalam studi kelayakan bisnis ini, yaitu:

a) Aspek Pasar dan Pemasaran

b) Aspek Manajemen dan SDM

c) Aspek Hukum

d) Aspek Ekonomi Sosial

e) Aspek Lingkungan Industri

f) Aspek Keuangan

2.2.5.1. Aspek Pasar dan Pemasaran

Sebelum menjalankan suatu bisnis, hendaknya melakukan analisis terhadap

pasar yang potensial yang akan dimasuki oleh produk yang dihasilkan oleh

perusahaan ataupun menciptakan produk yang baru dan menciptakan pasar

potensialnya sendiri sehingga dapat menjadi leader.

2.2.5.1.1. Pengertian Pasar

Menurut Gilarso (2007,p109) pasar merupakan mata rantai yang

menghubungkan antara produsen dan konsumen, ajang pertemuan antara penjual

dan pembeli, antara dunia usaha dan masyarakat.

Menurut Subagyo (2008,p63) pasar adalah titik pertemuan antara permintaan

dan penawaran jenis produk dan jasa sehingga tercapainya kesepatakan dalam

transaksi.
Menurut Umar (2005,p35) pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual
dan pembeli atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran
untuk membentuk suatu harga.

Menurut Stanton yang dikutip oleh Umar (2005,p35) pasar merupakan temat
kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja
dan kemauan untuk membelanjankannya. Jadi ada tiga faktor utama yang
menunjang terjadinya pasar, yaitu orang denga keinginannya, daya belinya, serta
tingkahlakunya dalam pembeliannya.

Dari beberapa sumber diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pasar adalah
suatu tempat terjadinya pertemuaan antara kekuatan penawaran dan permintaan
yang memiliki kebutuhan masing-masing yaitu antara pembeli dan penjual, sehingga
terjadi kesepakatan jual beli antara keduanya.

Menurut Umar (2005,p35) ada beberapa materi yang akan dibahas dalam
aspek pasar ini, yaitu :

1. Bentuk Pasar

Menurut Umar (2005, p38) bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen
dan sisi konsumen. Dari sisi produsen, pasar dapat dibedakan atas pasar
Bentuk Jumlah Sifat Akses Pengaruh
persaingan sempurna, persaingan monopolistis, oligopoli dan monopoli.
Pasar PenjualBarang/Jasa terhadap
hargabentuk-bentuk pasar produsen:
Berikut penjelasan singkat
Monopoli Satu Tidak ada Tertutup Banyak
barang
pengganti
 Pasar Persaingan Sempurna, aktivitas persaingan tidaklah terlihat,
Oligopoli Beberapa Barang Sukar Sedikit
karena tidak terbatasnya jumlah produsen dan konsumen dapat menjual
sama/ sejenis
Persaingan Agak Barang Sukar Sedikit
Monopolistik banyak dan membeli berapa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli atau
Heterogen
Persaingan Banyak Barang
menjualMudah
pada hargaTidak adaJadi pada pasar ini justru tidak ada gunanya
pasar.
sempurna sama/ sejenis
mengadakan persaingan.
Setelah dilihat dari sisi produsen, selanjutnya pasar akan dilihat dari

sisi konsumen. Dari sisi konsumen, pasar dapat dibedakan atas empat

bentuk, yaitu: pasar konsumen, pasar industri, pasar penjual kembali

(reseller) dan pasar pemerintah. Penjelasan singkatnya adalah sebagai

berikut:

·Pasar konsumen. Pasar ini merupakan pasar untuk barang dan jasa

yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau keluarga dalam

rangka penggunaan pribadi (tidak untuk dibisniskan).

·Pasar Industri. Pasar ini adalah pasar untuk barang dan jasa yang

dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk

digunakan pada produksi barang atau jasa lain, baik untuk dijual

maupun untuk disewakan (dipakai untuk diproses lebih lanjut).

·Pasar Penjual kembali (reseller). Pasar ini adalah pasar yang terdiri

dari perorangan dan organisasi yang biasanya disebut pedagang

menengah yang terdiri dari dealer, distributor, grosier, agent, dan

retailer. Kesemua reseller ini melakukan penjualan kembali

dalam rangka mendapatkan keuntungan.

·Pasar Pemerintah. Pasar ini merupakan pasar yang terdiri dari unit-

unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang atau jasa

untuk membelanjakan tugas-tugas pemerintah, misalnya di

sektor pendidikan, perhubungan, kesehatan dan lainnya.

2. Proyeksi permintaan dan penawaran

Menurut Umar (2005,p40) apabila perusahaan menemukan suatu pasar

yang menarik, maka ia perlu mengestimasi besarnya pasar pada masa

sekarang dan masa yang akan datang dengan cermat. Perusahaan akan
kehilangan sejumlah laba karena terlalu besar atau terlalu kecil

mengestimasi besarnya pasar.

Menurut Subagyo (2008, p73-76), metode proyeksi permintaan ini

digunakan di hampir semua bidang usaha yang berjangka waktu 3

sampai 5 tahun dan cukup efektif karena biasanya disesuaikan dengan

siklus hidup suatu produk.

2.2.5.1.2. Pengertian Pemasaran

Menurut Fuad, Christine. H, Nurlela, Sugiarto dan Paulus (2006,p124),

manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencanaan, implementasi dan

pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan,

membangun, dan mempertahankan pertukaran yang bermanfaat dengan pembeli

untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Philip Kotler yang dikutip Kasmir dan Jakftar (2012, p47),

pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan

kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara

menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

Menurut Stanton yang dikutip Umar (2005,p67), pemasaran meliputi

keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang

bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan

mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan

pembeli yang aktual maupun yang potensial.

Menurut Umar (2005.p58), untuk aspek pemasaran ini, perusahaan

melakukan studi atas tiga kegiatan, yaitu :

1. Penentuan Segmentasi, target dan posisi produk pada pasarnya.


1. Kajian untuk mengetahui hal-hal utama dari konsumen pontensial.

2. Menentukan strategi, kebijakan, dan program pemasaran.

· Segmentasi-Target-Posisi Pasar

Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli yang berbeda dalam beberapa

hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap

pembelian, dan praktek-praktek pembeliannya. Dari perbedaan-

perbedaan tersebut dapat dilakukan segmentasi pasar. Beberapa aspek

utama menurut Umar (2005,p59) dalam mensegmentasikan pasar yaitu :

- Aspek geografis

Komponen-komponennya adalah bangsa, kewarganegaraan,

propinsi, kabupaten/kotamadya.

- Aspek Demografis

Komponen-komponennya adalah usia, tahap daur hidup, jenis

kelamin, dan pendapatan.

- Aspek Psikografis

Komponen-komponennya adalah kelas sosial, gaya hidup,

dan kepribadian.

- Aspek Perilaku

Komponen-komponennya adalah tingkat penggunaan

kesempatan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli dan

sikap.

Agar segmentasi pasar dapat berguna, harus diperhatikan karakteristik

berikut :
- Dapat diukur, maksudnya besar pasar dan daya beli di segmen

ini dapat diukur walaupun ada beberapa komponen yang sulit

diukur.

- Dapat terjangkau, maksudnya sejauh mana segmen ini dapat

secara efektif dicapai dan dilayani oleh produsen, walaupun

ada kelompok pasar potensial yang sulit dijangkau.

- Besar Segmen, maksudnya berapa besar segmen yang harus

dijangkau agar penjualan dapat menguntungkan secara

signifikan.

- Dapat dilaksanakan, maksudnya sejauh mana program yang

efektif itu dapat dilaksanakan untuk mengelola segmen

tersebut.

Menurut Umar (2005,p61) terdapat tiga langkah dalam menentukan

posisi pasar, yaitu:

1. Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif

Jika perusahaan dapat menentukan posisinya sendiri sebagai

yang memberikan nilai superior kepada sasaran terpilih, maka

ia memperoleh keunggulan komparatif. Jadi posisi berawal

dengan mengadakan pembedaan (diferensiasi) atas tawaran

pemasaran perusahaan sehingga ia memberikan nilai lebih

besar daripada tawaran pesaing, misalnya perbedaan menurut

produk, layanan, personil dan citra.

2. Memilih Keunggulan Kompetitif

Setelah perusahaan menemukan keunggulan kompetitifnya yang

potensial, maka selanjutnya harus dipiih satu keunggulan


kompetitif tersebut sebagai dasar bagi kebijakan penentuan

posisinya. Mencakup promosi atas perbedaan yang dimiliki.

Perusahaan harus cermat dalam menentukan keunggulan

kompetitif karena akan membedakan dirinya dari yang lain

sehingga hasilnya dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh

pelanggan.

3. Mewujudkan dan Mengkomunikasikan Posisi

Setelah penentuan posisi dipilih, perusahaan harus mengambil

langkah-langkah untuk mewujudkan dan mengkomunikasikan

posisi yang diinginkan untuk mewujudkan dan

mengkomunikasikan posisi yang diinginkan itu kepada

konsumen sasaran. Posisi itu dapat terus berkembang secara

berangsur-angsur disesuaikan dengan lingkungan pemasaran

yang selalu berubah.

· Penentuaan Strategi, Kebijakan dan program Pemasaran

Menurut Fuad, Chiristine, Nurlela, Sugiarto dan Paulus (2006,p128),

bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling

menunjang satu sama lain. Produk adalah barang atau jasa yang bisa

ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan,

pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau

kebutuhan.

Menurut Umar (2005,p70) terdapat 4 kebijakan pemasaran yang

digunakan manajemen pemasaran yang lazim disebut bauran pemasaran

(Marketing-Mix) atau 4P yang terdiri dari 4 komponen, yaitu :


- Product (Produk).

Barang atau jasa yang ditawarkan dipasar untuk mendapatkan

perhatian, permintaan, pemakaian atau komisi yang dapat

memenuhi keinginan atau kebutuhan.

- Price (Harga)

Sejumlah kompensasi (uang maupun barang) yang dibutuhkan

untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa.

- Place (Distribusi)

Saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan

produk sampe ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan

yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen.

- Promotion (Promosi)

Promosi adalah kegiatan yang secara aktif dilakukan

perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk

yang ditawarkan.

2.2.5.2.Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia

Menurut Griffin dan Edbert (2007, p166), manajemen merupakan proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sumber daya

financial, manusia serta informasi suatu perusahaan untuk mencapai sasarannya.

Analisis aspek manajemen dan sumber daya manusia dapat digambarkan

sebagai berikut (Subagyo, 2007,p159):

1. Job Analysis, yaitu menganalisis jabatan yang diperlukan untuk

menyelesaikan pekerjaan tertentu.


2. Job specification, yaitu menentukan persyaratan dan kualifikasi yang

diperlukan untuk mengisi suatu jabatan.

3. Mendesain struktur organisasi, yaitu menyusun struktur organisasi

yang menggambarkan jenjang manajemen, kedudukan jabatan dan

struktur pertanggungjawaban.

4. Job Descripion, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang

pekerjaan teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu.

5. Mendesain sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur penggajian

secara lengkap untuk semua jabatan dalam pekerjaan berdasarkan

garis structural dan fungsional.

6. Sistem pengembangan karyawan, yaitu menyusun rencana pendidikan

dan pelatihan untuk mengembangkan ketrampilan, pengetahuan,

produktifitas dan kinerja karyawan secara keseluruhan.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012, p168), fungsi-fungsi manajemen tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning). Perencanaan adalah proses menentukan arah

yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan yang telah diterapkan. Dalam proses ini ditentukan

tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana

melakukannya serta dengan car apa hal tersebut dilaksanakan.

2. Pengorganisasian (Organizing). Pengorganisasian adalah proses

mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam

unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas,

wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik

mungkin dalam bidangnya masing-masing.


3. Pelaksanaan (Actuating). Menggerakkan atau melaksanakan adalah

proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi.

Dalam menjalankan organisasi para manajer harus menggerakkan

bawahnnya (para karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang telah

ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi

petunjuk dan memberi motivasi.

4. Pengawasan (Leading). Pengawasan adalah proses untuk mengukur

dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana.

Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera

dikendalikan.

2.2.5.3.Aspek Hukum

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012,p24), untuk memulai studi kelayakan suatu

usaha pada umumnya dimulai dari aspek hukum, walaupun banyak pula yang

melakukan aspek lain. Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan,

kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki.

Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan prosedur

lembaga yang mengeluarkan dan mengesahkan dokumen yang bersangkutan.

Aspek ini penting karena sebelum usaha tersebut dijalankan, semua prosedur

berkaitan dengan izin-izin atau berbagai persyaratan telah dipenuhi terlebih dahulu.

Secara umum dokumen-dokumen yang akan diteliti sehubungan dengan

aspek hukum ini sebagai berikut (Kasmir dan Jakfar, 2012, p34)

1. Bentuk Badan Usaha

Ada beberapa jenis badan hukum yang lazim di Indonesia, misalnya

Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), koperasi


yayasan, Firma (Fa), dan lain-lainnya. Kebanyakan perusahaan yang

akan melakukan suatu investasi merupakan perusahaan besar, baik

dari segi modal maupun jangkauan usahanya.

2. Bukti Diri

Kartu identitas diri para pemilik usaha yang dikeluarkan oleh kelurahan

setempat yang dikenal dengan nama Kartu Tanda Penduduk (KTP)

3. Tanda Daftar Perusahaan

Setiap perusahaan yang beroperasi di Indonesia, haruslah membuat

surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang usahanya

masing-masing.

4. Nomor Pokok Wajib Pajak

Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan hal yang penting diteliti.

Pengurusan NPWP juga dilakukan bersamaan dengan pengajuan akta

notaries ke Departemen Kehakiman. Pentingnya NPWP adar setiap

usaha yang dijalankan nantinya akan memberikan penghasilan kepada

pemerintah sesuai dengan Undang Undang Dasar negara Indonesia.

5. Izin-izin Perusahaan

Izin-izin perdagangan meliputi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP),

Surat Izin Tempat Usaha (SITU).

2.2.5.4.Aspek AMDAL

Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya

suatu proyek tersebut:


33

1. Dari sisi budaya

Mengkaji tentang dampak keberadaan proyek terhadap kehidupan

masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.

2. Dari sudut ekonomi

Apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per

capita penduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan

per kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga

kerja setempat atau UMR.

3. Dan dari segi sosial

Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai, lalu

lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan

lainnya, pendidikan masyarakat setempat.

2.2.5.5.Aspek Lingkungan Industri

Umar (2005, p268) dalam bukunya mengutip competitive strategy yang

dikemukakan oleh Michael E Porter, dimana konsep tersebut menganalisis

persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama yang disebut sebagai Lima Kekuatan

Bersaing.

1. Persaingan di Antara Perusahaan Sejenis

Persaingan antara perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan

terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh

suatu perusahaan dapat berhasil jika mereka memberikan keunggulan

kompetitif dibandingkan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.

Perubahan strategi oleh satu perusahaan mungkin akan mendapatkan

serangan balasan seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas,


menambahkan fitur, menyediakan jasa, memperpanjang garansi,

meningkatkan iklan, dan pembaharuan kemasan. Menurut Porter yang

dikutip Umar (2005,p270), tingkat persaingan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu :

·Jumlah Kompetitor

·Tingkat Pertumbuhan Industri

·Karakteristik Produk

·Biaya Tetap yang Besar

·Kapasitas

·Hambatan Keluar

2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru

Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru,

inovasi baru, modal baru, pemasaran yang baru, keinginan

mendapatkan pangsa pasar. Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau

biaya membengkak sehingga mengurangi profitabilitas. Ancaman

masuknya pendatang baru bergantung pada rintangan masuk dan reaksi

pesaing yang sudah ada dalam mengantisipasi pendatang baru. Jika

hambatan besar atau pendatang dan pendatang baru merasakan

kesulitan bersaing terhadap pesaing yang telah ada maka ancaman dari

pendatang baru akan rendah. Menurut Umar (2005,p268) terdapat

faktor-faktor yang dapat menghambat masuknya pendatang baru ke

dalam industri, sebagai berikut:

·Skala Ekonomi

·Diferensiasi Produk
·Kecukupan Modal

·Biaya Peralihan

·Akses ke Saluran Distribusi

·Ketidakunggulan Biaya Independen

·Peraturan Pemerintah

3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi

Persaingan tidak hanya terjadi di perusahaan yang menghasilkan produk

sejenis namun perusahaan juga bersaing dengan perusahaan yang

menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba

potensial dari industri dengan menetapkan harga maksimum yang dapat

diberikan oleh perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif

harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, semakin ketat

pembatasan laba industri. Produk pengganti seringkali timbul dengan

cepat ketika suatu perkembangan meningkatkan persaingan di industri

mereka, dan menyebabkan penurunan harga atau perbaikan kinerja.

4. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok

Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawarnya terhadap para peserta

industri, dengan menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk yang

ditawarkan, hal ini memberikan kekuatan pada pemasok untuk menaikan

harga. Namun bila banyak pemasok untuk suatu jenis barang, maka

biasanya daya tawar pemasok semakin kecil. Menurut Umar

(2005,p272), pemasok akan kuat apabila beberapa kondisi berikut :

· Jumlah pemasok sedikit


· Produk/pelayanan yang ada adalah unk dan mampu menciptakan

switching cost yang besar.

· Tidak tersedia produk subtitusi.

· Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk

yang dihasilkan menjadi produk yang sama dihasilkan perusahaan.

· Perusahaan hanya membeli dalm jumlah yang kecil dari pemasok.

5. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli

Pembeli bersaing dengan industri dengan memaksa harga turun, tawar-

menawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta

berperan sebagai pesaing. Kekuatan dari tiap-tiap pembeli yang penting dalam

indsutri tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya pada kepentingan

relatif pembeliannya dari industri yang bersangkutan dibandingkan dengan

keseluruhan bisnis pembeli tersebut.

Menurut Umar (2005, p272), ada beberapa kondisi yang dapat memperkuat

tawar menawar pembeli, yaitu :

·Pembeli membeli dengan jumlah besar

·Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan

·Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok

·Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehinga

sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis.

·Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembel, sehingga

pembeli dengan mudah mencari subsitusinya


Gambar 2.2 Peta Kekuatan M. Porter

Sumber : Michael Porter

2.2.5.6. Aspek Keuangan

Menurut Fuad, Christine. Nurlela, Sugiarto dan Paulus (2006,p222),

Manajemen keuangan adalah aktivitas yang terkait dengan perencanaan dan

pengendalian perolehan serta pendistribusian asset-asset keuangan perusahaan.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012, pb90), penilaian dalam aspek keuangan

meliputi hal-hal seperti:

1. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh

2. Kebutuhan biaya investasi

3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode

termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang akan dikeluarkan selama

umur investasi.

4. Proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode ke depan.

5. Kriteria penilai investasi.


6. Rasio keungan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari studi kelayakan bisnis adalah untuk

menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang

diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti

ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana

tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek dapat

berkembang terus.

Terdapat empat metode sebagai bahan pertimbangan untuk dipakai dalam

penilaian arus kas dari investasi, yaitu:

1. Periode pengembalian (PBP).

2. Nilai tunai netto (NPV)

3. Internal Rate of Return (IRR)

4. Profitability Indeks (PI)

2.3. Pengertian Cash Flow

Cash Flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam

suatu periode tertentu. Cash Flow menggambarkan berapa uang yang masuk (cash in)

ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukkan tersebut. Selain itu cash flow juga

menggambarkan berapa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang

dikeluarkan. Uang yang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau

hibah dari pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari yang berhubungan

langsung dengan usaha yang sedang dijalankan. Uang masuk dapat pula berasal dari

pendapatan lainnya yang bukan dari usaha utama. Uang keluar merupakan sejumlah

uang yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode, baik yang langsung
39

berhubungan dengan usaha yang dijalankan, maupun yang tidak ada hubungannya

sama sekali dengan usaha utama (Kashmir dan Jakfar, 2012: p95).

Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan

perubahan kas selama satu periode tertentu sera memberikan alasan mengenai

perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan

penggunaan-penggunanaannya. Sumber-sumber penerimaan kas dapat berasal dari:

(Umar, 2005:179)

1) Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap atau adanya

penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.

2) Adanya emisi saham maupun penambahan modal oleh pemilik dalam

bentuk kas.

3) Pengeluaran surat tanda bukti utang serta bertambahnya utamg yang

diimbangi dengan penerimaan kas.

4) Berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya

penerimaan kas, misalnya berkurangnya persediaan barang dagangan karena

adanya penjualan secara tunai.

5) Adanya penerimaan kas misalnya karena sewa, bunga atau dividen.

Sedangkan pengeluaran kas dapat disebabkan oleh transaksi-transaksi sebagai

berikut :

1) Pembelian saham atau obligasi dan aktiva tetap lainnya.

2) Penarikan kembali saham yang beredar dan pengembalian kas

perusahaan oleh pemilik perusahaan.

3) Pembayaran angsuran atau pelunasan utang.

4) Pembelian barang dagangan secara tunai.


40

5) Pengeluaran kas untuk membayar dividen, pajak, denda dan lain

sebagainya.

2.4. Investasi

2.4.1. Pengertian Investasi

Menurut William F.S yang dikutip oleh Kasmir dan Jakftar (2012,p5),

investasi adalah mengorbankan uang sekarang untuk uang di masa yang akan

datang. Dari pengertian ini terkandung dua atribut penting di dalam investasi, yaitu

adanya resiko dan tenggang waktu. Mengorbankan uang artinya menanamkan

sejumlah dana(uang) dalam suatu usaha saat sekarang atau saat investasi dimulai.

Kemudian mengharapkan pengembalian investasi dengan disertai tingkat

keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang.

Menurut Widjajanta. B, Widyaningsih. A (2007, p130), investasi merupakan

pengeluaran modal untuk pembelian aset (asset) fisik seperti pabrik, peralatan dan

persediaan.

Jadi penulis menyimpulkan investasi yaitu suatu dana yang dikeluarkan

dalam mencapai suatu tujuan tertentu di mana dengan investasi yang dilakukan,

perusahaan akan mendapatkan benefit di masa mendatang.

Ada empat faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan

investasi, yaitu:

1) Modal yaitu berapa banyak dana yang diperlukan untuk melakukan

investasi sampai perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang

melebih dari investasi yang dikeluarkan.

2) Tingkat pengembalian yaitu berapa persen tingkat keuntungan yang bisa

diperoleh dari modal yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu.


41

3) Tingkat resiko yaitu berapa besar kemungkinan terjadinya kerugian yang

dpat mengurangi jumlah modal bahkan menghabiskan modal

perusahaan. Arus dana yaitu seberapa cepat dana dalam bentuk uang kas

secara fisik yag dapat ditarik dari modal yang sudah disetor.

2.4.2. Metode Penilaian Investasi

1). Payback Period (PP)

Pengertian dari Payback Period antara lain adalah, suatu periode yang

diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment)

dengan menggunakan aliran kas. Dengan kata lain Payback Period merupakan

rasio antara initial cash ratio dan cash inflow yang hasilnya merupakan satuan

waktu. (Umar, 2005:197)

Rumus :

Kriteria penilaian Payback Periode

Jika payback periode lebih pendek waktunya dari maximum payback periode-

nya maka usulan investasi dapat diterima. Metode payback Periode ini cukup

sederhana sehingga mempunyai kelemahan. Kelemahannya utamanya yatu metode

ini tidak memperhatikan konsep nilai waktu dari uang di samping juga tidak

memperhatikan aliran kas masuk setelah payback. (Umar, 2005:198)


42

2).Metode Internal Rate of Return (IRR)

Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai

sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas

dengan mengeluarkan investasi awal. (Umar, 2005:198)

Metode Internal Rate of Returns dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

- t = tahun ke

- n = jumlah tahun

- I = Nilai investasi awal

- CF = Arus kas bersih

- IRR = Tingkat bunga yang dicari harganya

Nilai IRR dapat dicari misalnya dengan trial and error. Caranya, hitung nilai

sekarang dari arus kas dari suatu investasi dengan menggunakan suku bunga yang

wajar, misalnya 10 persen, lalu bandingkan dengan biaya investasi, jika nilai

investasi terlalu kecil maka di coba lagi dengan suku bunga yang lebih tinggi.

Demikian seterusnya sampai biaya investasi menjadi sama besar.

Kriteria Penilaian

Jika IRR yang didapat ternyata lebih besar dari rate of return yang

ditentukan maka investasi dapa diterima.


43

3). Net Present Value (NPV)

Net Present Value yaitu selisih antara Present Value dari investasi dengan

nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional

maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai

sekarang perlu ditentukan bunga yang relevan. (Umar, 2005:200)

Rumus :

Dimana :

- CFt = aliran kas pertahun pada periode t

- I0 = investasi awal pada tahun 0

- K = suku bunga (discount rate)

Kriteria Penilaian

Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima,

Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak,

Jika NPV = 0, maka nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima

atau ditolak.
44

4). Profitability Index (PI)

Pemakaian metode profitability index (PI) ini caranya adalah dengan

menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value) dengan

rencana penerimaan-penerimaan kas bersih dari investasi yang telah dilaksanakan.

Jadi, profitability index dapat dihitung dengan membandingkan antara PV kas

masuk dengan PV kas keluar. (Umar, 2005:202)

Rumus :

Kriteria Penilaian :

Jika PI > 1 , maka usulan proyek dikatakan menguntungkan.

Jika PI < 1 , maka usulan proyek tidak menguntungkan.

Kriteria ini erat hubungannya dengan kriteria NPV, di mana jika NPV

suatu proyek dikatakan layak (NPV>0) maka menurut kriteria PI juga

layak (PI>1) karena keduanya menggunakan variabel yang sama.


45

Penelitian Terdahulu:

Penulis Tahun Judul Hasil Penelitian

Schiff, 2010 All entrepreneurs


Andrew; A Financial Feasibility Test
understand the importance
Hammer, For Aspiring Entreprenuers of positive income and cash
Seth; Das, “The Entrepreneurial flow, they often
Monisha Executive 15 (2010): 33-38”.
underestimate the minimum
levels which must be
generated to maintain their
desired standard of living.
Juhász, 2011 The NPV and IRR of
Lajos. NET PRESENT VALUE information together
VERSUS INTERNAL RATE guarantee the making of
OF RETURN. “Economics & relevant decisions.
Sociology 4. 1 (2011): 46-
53,126”.

Azzam Azmi 2012 MARKET ANALYSIS “The study made a number


Abou- AND THE FEASIBILITY of conclusions, most
Moghli, OF ESTABLISHING important of which is: there
Ghaith SMALL BUSINESSES. is a statistically significant
Mustafa Al- “EUROPEAN relationship between the
Abdallah SCIENTIFIC JOURNAL location, demand, price and
VOL.8 NO.9” competitors and the
feasibility of establishing
small businesses.”
46

2.5. Kerangka Pemikiran

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1. Analisis Studi Kelayakan Bisnis


3.1.1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Menurut Umar (2005.p58), untuk aspek pemasaran ini,

perusahaan melakukan studi atas tiga kegiatan, yaitu :

1. Penentuan Segmentasi, target dan posisi produk pada pasarnya.


2. Kajian untuk mengetahui hal-hal utama dari konsumen
pontensial.
3. Menentukan strategi, kebijakan, dan program pemasaran

· Segmentasi-Target-Posisi Pasar

Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli yang berbeda dalam

beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan,

lokasi, sikap pembelian, dan praktek-praktek pembeliannya.

Dari perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilakukan segmentasi

pasar. Beberapa aspek utama menurut Umar (2005,p59) dalam

mensegmentasikan pasar yaitu :

- Aspek geografis

Komponen-komponennya adalah bangsa, kewarganegaraan,

propinsi, kabupaten/kotamadya.

- Aspek Demografis

Komponen-komponennya adalah usia, tahap daur hidup,

jenis kelamin, dan pendapatan.

- Aspek Psikografis

Komponen-komponennya adalah kelas sosial, gaya hidup,

dan kepribadian.

- Aspek Perilaku
Komponen-komponennya adalah tingkat penggunaan

kesempatan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli dan

sikap.

Agar segmentasi pasar dapat berguna, harus diperhatikan karakteristik

berikut :

- Dapat diukur, maksudnya besar pasar dan daya beli di segmen ini

dapat diukur walaupun ada beberapa komponen yang sulit diukur.

- Dapat terjangkau, maksudnya sejauh mana segmen ini dapat

secara efektif dicapai dan dilayani oleh produsen, walaupun ada

kelompok pasar potensial yang sulit dijangkau.

- Besar Segmen, maksudnya berapa besar segmen yang harus

dijangkau agar penjualan dapat menguntungkan secara signifikan.

- Dapat dilaksanakan, maksudnya sejauh mana program yang

efektif itu dapat dilaksanakan untuk mengelola segmen tersebut.

1. Jenis Produk
Jenis produk usaha ini yaitu berupa jasa untuk memberika
bimbingan belajar kepada siswa yang diberi nama SMART.
Nama tersebut supaya lebih mudah dipahami oleh masyarkat
luas dengan kata yang umum.
2. Jenis Pasar yang dituju
Dari segi produsen perusahaan ini termasuk ke dalam
pasar persaingan monopolistic karena jumlah produsennya
banyak yang sama, tergantung dari wilayah atau lokasi bisnis.
Dari segi konsumen perusahaan ini termasuk kedalam
pasar konsumen karena barang yang dibeli untuk keperluan
sendiri, yaitu berupa kemampuan (skill) dalam penguasaan
mata pelajaran.

3. Analisi SWOT dari segi aspek pasar


Strength
Usaha ini pada lokasi yang ditentukan merupakan
pertama dan dapat memungkinkan penguasaan pasar. Dalam
proses pembelajaran ada standar pencapian yang harus
dipenuhi siswa, sehingga dijamin kwalitasnya.
Weakness
Karena usaha ini baru didirikan, jadi masyarakat luas
belum mengetahui akan lokasi SMART , juga yang bertempat
tinggal berjauhan sehingga perlu adnya promosi.
Opportunities
Pengusaan mata pelajaran yang ada disekolah berasa
sangat minim dan membutuhkan waktu belajar dan guru
pendamping yang ahli. Sehingga banyak siswa yang ingin
belajar di bimbingan belajar.
Threath
Walaupun pesaing lokasi berjauhan, tetapi patut
diwaspadai. Juga dengan adanya kemungkinan usaha serupa
yang didirkan dilokasi yang berdekatan pada masa yang akan
datang.

1. Segmentasi pasar
Dalam segmentasi pasar kami memiliki pasar yang
potensial karena banyak siswa SD, SMP, maupun SMA yang
ingin belajar lebih dalam menganai mata pelajaran yang
kurang dikuasai ketika belajar di sekolah. Dan disini kami
memusatkan pemasaran jasa di wilayah Banjarnegara. Karena,
daerah tersebut memilki banyak bimbingan belajar tetapi
belum menyediakan guru yang dapat dijadikan bimbingan
privat/pribadi.
2. Target Pasar
Setelah melihat segmentasi pasar, maka targen pasrnya
yaitu dilakukan di Desa Kalibening, Banjarnegara,
diperuntukan bagi tingkat pendidikan SD, SMP, dan SMA Se-
derajat.
3. Posisi Pasar
a. Mengidentifikasi keunggulan kompetitif
Kualitas dari SMART ini adalah memberikan
pelayanan terhadap konsumen yang dalam proses
pembelajarannya menggunakan metode yang
disesuaikan dengan kondisi peserta didik juga
mengedepankan kwalitas pengajar.
b. Harga yang ditawarkan lebih murah dibandingkan
dengan jenis usaha serupa lainnya, dan dalam
administrasinya termasuk keseluran diantaranya buku
panduan yaitu sebesar Rp.
c. Pelayan yang diberiakan maksimal kepada konsumen,
mulai dari fasilitas yang disediakn, proses
pembelajaran, sampai kepada pemantauan progreaa
peserta didik.
d. Memilih keunggulan yang kompetitif yaitu dimana
keunggulan jasa privat saya yang dibandingkan
dengan yang lain adalah dari segi kwalitas sesuai
dengan standar, penetapan harga tidak terlalu mahal,
dan segi pelayanan yang baik.
e. mengkomunikasikan pasar dimana fasilitas,
pelayanan, metode, dan keunggulan yang dipaparkan
sebelumnya akan langsung diterapkan dalam usaha
SMART ini.

Menurut Umar (2005,p61) terdapat tiga langkah dalam menentukan

posisi pasar, yaitu:

3. Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif

Jika perusahaan dapat menentukan posisinya sendiri sebagai yang

memberikan nilai superior kepada sasaran terpilih, maka ia

memperoleh keunggulan komparatif. Jadi posisi berawal dengan

mengadakan pembedaan (diferensiasi) atas tawaran pemasaran

perusahaan sehingga ia memberikan nilai lebih besar daripada

tawaran pesaing, misalnya perbedaan menurut produk, layanan,

personil dan citra.

4. Memilih Keunggulan Kompetitif

Setelah perusahaan menemukan keunggulan kompetitifnya yang


potensial, maka selanjutnya harus dipiih satu keunggulan kompetitif
tersebut sebagai dasar bagi kebijakan penentuan posisinya.
Mencakup promosi atas perbedaan yang dimiliki. Perusahaan
harus cermat dalam menentukan keunggulan kompetitif karena
akan membedakan dirinya dari yang lain sehingga hasilnya dapat
dirasakan dan dimanfaatkan oleh pelanggan.
3. Mewujudkan dan Mengkomunikasikan Posisi

Setelah penentuan posisi dipilih, perusahaan harus mengambil

langkah-langkah untuk mewujudkan dan mengkomunikasikan

posisi yang diinginkan untuk mewujudkan dan

mengkomunikasikan posisi yang diinginkan itu kepada

konsumen sasaran. Posisi itu dapat terus berkembang secara

berangsur-angsur disesuaikan dengan lingkungan pemasaran

yang selalu berubah.

· Penentuaan Strategi, Kebijakan dan program Pemasaran

Menurut Fuad, Chiristine, Nurlela, Sugiarto dan Paulus (2006,p128),

bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling

menunjang satu sama lain. Produk adalah barang atau jasa yang bisa

ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan,

pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau

kebutuhan.

Menurut Umar (2005,p70) terdapat 4 kebijakan pemasaran yang

digunakan manajemen pemasaran yang lazim disebut bauran

pemasaran (Marketing-Mix) atau 4P yang terdiri dari 4 komponen,

yaitu :

- Product (Produk).

Barang atau jasa yang ditawarkan dipasar untuk

mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau

komisi yang dapat memenuhi keinginan atau


kebutuhan.

- Price (Harga)

Sejumlah kompensasi (uang maupun barang) yang

dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi

barang atau jasa.

- Place (Distribusi)

Saluran yang digunakan oleh produsen untuk

menyalurkan produk sampe ke konsumen atau berbagai

aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk

sampai ke tangan konsumen.

- Promotion (Promosi)

Promosi adalah kegiatan yang secara aktif dilakukan


perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk
yang ditawarkan.

Tabel Pesaing

Pesaing Pemasaran
Belajar bareng 25 %
Belajar Seru 20%
Belajar Mudah 41%

Kami mengambil presentase perkiraan untuk konsumenitas


sebesar 14 % dari total keseluruhan dengan perhitungan sebagai
berikut
4.398x 14%=615,72
Dari perhitungan diatas, analisa potensi pasar untuk
bimbingan belajar bahasa inggris kami sebanyak 616 siswa dari
total 4.398 siswa atau dalam presntasi 14% dari 100%
 Market Share
Untuk menghitung bagian dari keseluruhan pasar potensial
yang diharapkan dapat diserap oleh perusahaan digunakan
metode market share (Gunawan Adisaputra dalam Merlindan
2014)
permintaan perusahaan
market share x 100 %
permintaan perusahaan + pesaing
615
x100% =13,98%
4398

3.1.2. Aspek Manajemen

Analisis aspek manajemen dan sumber daya manusia dapat

digambarkan sebagai berikut (Subagyo, 2007,p159):

2. Job Analysis, yaitu menganalisis jabatan yang diperlukan untuk

menyelesaikan pekerjaan tertentu. Dalam bimbingan belajar

bahasa inggris kami, kami menggunakan tiga jabatan yang

dibutuhkan yaitu manager, serketaris, dan bendahara. Kami

memilih tiga jabatan ini karena sangat diperlukan dalam suatu

bisnis.

7. Job specification, yaitu menentukan persyaratan dan

kualifikasi yang diperlukan untuk mengisi suatu jabatan.

Persyaratan untuk menjadi manager adalah dapat menjadi

pemimpin dan dapat mengambil keputusan yang bijak agar

suatu perusahaan dapat bertahan lama. Sehingga, Khanjaryati

Khasanah yang memiliki kriteria tersebut dapat menjadi

pemimpin kami. Persyaratan sebagai serketaris adalah dapat

menuliskan kegiatan semua yang akan dilaksanakan dan dapat

mencerna perkataan seseorang agar tidak menjadi salah

tangkap (miscommunication). Dan persyaratan menjadi

bendahara adalah dapat mengeluarkan uang secara bijak untuk

kebutuhan perusahaan atau lembaga


8. Mendesain struktur organisasi, yaitu menyusun struktur

organisasi yang menggambarkan jenjang manajemen,

kedudukan jabatan dan struktur pertanggungjawaban.

Khanjaryati Khasanah

(Manager)

Vivi Widyawati Ariesdiana Novianty

(serketaris) (bendahara)

9. Job Descripion, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan

tentang pekerjaan teknis anggota organisasi yang menjabat

pekerjaan tertentu.

a. Manajer (owner)

1. Bertugas dan bertanggung jawab terhadap jalannya

perusahaan

2. Memantau kerja setiap bagian yang ada didalam

lembaga bimbingan belajar SMART

3. Memberi masukan-masukan terhadap kinerja

perusahaan

4. Melakukan kerja sama dengan vendor seperti

pemerintah, perusahaan swasta

5. Meninjau hal-hal baru yang berhubungan tentang

bimbingan belajar.
b. Serketaris

1. Bertanggung jwab atas semua reservasi yang

ditunjukan ke vendor perusahaan swasta dan

pemerintah aktivitas yang berhubungan dengan

kelangsungan bimbingan belajar.

2. Bertanggung jawab atas semua reservasi yang

masuk dari konsumen.

c. Bendahara

1. Meninjau hasil perhitungan yang dibuat.

2. Memberikan laporan kepada manajer tentang

aliran cash flow perusahaan dan laporan laba rugi

yang dibuat sebulan sekali untuk mengetahui

kinerja keuangan dari perusahaan.

10. Mendesain sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur

penggajian secara lengkap untuk semua jabatan dalam

pekerjaan berdasarkan garis structural dan fungsional. Karena

dalam bimbingan belajar terdapat tiga orang yang membangun

bersama bimbingan belajar ini, kami akan menggaji 3 guru

sebanyak Rp.2.400.000

11. Sistem pengembangan karyawan, yaitu menyusun rencana

pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan ketrampilan,

pengetahuan,

produktifitas dan kinerja karyawan secara keseluruhan.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012, p168), fungsi-fungsi manajemen


tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut:

3. Perencanaan (Planning). Perencanaan adalah proses


menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan

yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan.

Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan,

kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan car apa hal

tersebut dilaksanakan.

4. Pengorganisasian (Organizing). Pengorganisasian adalah

proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-

pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata

dengan jelas antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab

serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya

masing-masing.

5. Pelaksanaan (Actuating). Menggerakkan atau melaksanakan

adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam

organisasi. Dalam menjalankan organisasi para manajer harus

menggerakkan bawahnnya (para karyawan) untuk mengerjakan

pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin,

memberi perintah, memberi petunjuk dan memberi motivasi.

6. Pengawasan (Leading). Pengawasan adalah proses untuk

mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai

dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi

penyimpangan, maka akan segera dikendalikan.

3.1.3. Aspek Hukum

Secara umum dokumen-dokumen yang akan diteliti sehubungan

dengan aspek hukum ini sebagai berikut (Kasmir dan Jakfar, 2012, p34)

2. Bentuk Badan Usaha


Ada beberapa jenis badan hukum yang lazim di Indonesia,

misalnya Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer

(CV), koperasi

yayasan, Firma (Fa), dan lain-lainnya. Kebanyakan perusahaan

yang akan melakukan suatu investasi merupakan perusahaan

besar, baik dari segi modal maupun jangkauan usahanya.

3. Bukti Diri

Kartu identitas diri para pemilik usaha yang dikeluarkan oleh

kelurahan setempat yang dikenal dengan nama Kartu Tanda

Penduduk (KTP)

6. Tanda Daftar Perusahaan

Setiap perusahaan yang beroperasi di Indonesia, haruslah

membuat surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sesuai dengan

bidang usahanya masing-masing.

7. Nomor Pokok Wajib Pajak

Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan hal yang penting

diteliti. Pengurusan NPWP juga dilakukan bersamaan dengan

pengajuan akta notaries ke Departemen Kehakiman.

Pentingnya NPWP adar setiap usaha yang dijalankan nantinya

akan memberikan penghasilan kepada pemerintah sesuai

dengan Undang Undang Dasar negara Indonesia.

8. Izin-izin Perusahaan

Izin-izin perdagangan meliputi Surat Izin Usaha Perdagangan

(SIUP), Surat Izin Tempat Usaha (SITU).

3.1.4. Aspek Lingkungan Industri

Umar (2005, p268) dalam bukunya mengutip competitive strategy


yang dikemukakan oleh Michael E Porter, dimana konsep tersebut

menganalisis persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama yang disebut

sebagai Lima Kekuatan Bersaing.

2. Persaingan di Antara Perusahaan Sejenis

Persaingan antara perusahaan sejenis biasanya merupakan

kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang

dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil jika mereka

memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan strategi yang

dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh satu

perusahaan mungkin akan mendapatkan serangan balasan seperti

menurunkan harga, meningkatkan kualitas,

menambahkan fitur, menyediakan jasa, memperpanjang garansi,

meningkatkan iklan, dan pembaharuan kemasan. Menurut Porter yang

dikutip Umar (2005,p270), tingkat persaingan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu :

·Jumlah Kompetitor

·Tingkat Pertumbuhan Industri

·Karakteristik Produk

·Biaya Tetap yang Besar

·Kapasitas

·Hambatan Keluar

3. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru

Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru,

inovasi baru, modal baru, pemasaran yang baru, keinginan

mendapatkan pangsa pasar. Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau


biaya membengkak sehingga mengurangi profitabilitas. Ancaman

masuknya pendatang baru bergantung pada rintangan masuk dan reaksi

pesaing yang sudah ada dalam mengantisipasi pendatang baru. Jika

hambatan besar atau pendatang dan pendatang baru merasakan

kesulitan bersaing terhadap pesaing yang telah ada maka ancaman dari

pendatang baru akan rendah. Menurut Umar (2005,p268) terdapat

faktor-faktor yang dapat menghambat masuknya pendatang baru ke

dalam industri, sebagai berikut:

·Skala Ekonomi

 Diferensiasi Produk

·Kecukupan Modal

·Biaya Peralihan

·Akses ke Saluran Distribusi

·Ketidakunggulan Biaya Independen

·Peraturan Pemerintah

5. Potensi Pengembangan Produk Substitusi

Persaingan tidak hanya terjadi di perusahaan yang menghasilkan produk

sejenis namun perusahaan juga bersaing dengan perusahaan yang

menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba

potensial dari industri dengan menetapkan harga maksimum yang dapat

diberikan oleh perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif

harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, semakin ketat

pembatasan laba industri. Produk pengganti seringkali timbul dengan

cepat ketika suatu perkembangan meningkatkan persaingan di industri

mereka, dan menyebabkan penurunan harga atau perbaikan kinerja.


6. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok

Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawarnya terhadap para peserta

industri, dengan menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk yang

ditawarkan, hal ini memberikan kekuatan pada pemasok untuk menaikan

harga. Namun bila banyak pemasok untuk suatu jenis barang, maka

biasanya daya tawar pemasok semakin kecil. Menurut Umar

(2005,p272), pemasok akan kuat apabila beberapa kondisi berikut :

· Jumlah pemasok sedikit

· Produk/pelayanan yang ada adalah unk dan mampu

menciptakan switching cost yang besar.

· Tidak tersedia produk subtitusi.

· Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah

produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama

dihasilkan perusahaan.

· Perusahaan hanya membeli dalm jumlah yang kecil dari


pemasok.

6. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli

Pembeli bersaing dengan industri dengan memaksa harga turun,

tawar-menawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih

baik, serta berperan sebagai pesaing. Kekuatan dari tiap-tiap pembeli yang

penting dalam indsutri tergantung pada sejumlah karakteristik situasi

pasarnya pada kepentingan relatif pembeliannya dari industri yang

bersangkutan dibandingkan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut.

Menurut Umar (2005, p272), ada beberapa kondisi yang dapat

memperkuat tawar menawar pembeli, yaitu :

·Pembeli membeli dengan jumlah besar


·Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan

·Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok

·Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah,

sehinga sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis.

Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembel, sehingga pembeli


dengan mudah mencari subsitusinya

3.1.5. Aspek Keuangan

Aspek Keuangan

Sumber pendanaan lembaga bimbingan belajar di peroleh dari


modal sendiri dan kredit usaha yang diperoleh dari bank. Aspek finansial
dari proposal bisnis harus dapat memperlihatkan potensi dana yang
dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha,
termasuk dalamnya 3 performa laporan keuangan:neraca, rugi laba, dan
cash flow secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan
kelayakan usaha secara finansial sebagai berikut :

Aspek Keuangan

Sumber pendanaan lembaga bimbingan belajar di peroleh dari


modal sendiri dan kredit usaha yang diperoleh dari bank. Aspek finansial
dari proposal bisnis harus dapat memperlihatkan potensi dana yang
dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha,
termasuk dalamnya 3 performa laporan keuangan:neraca, rugi laba, dan
cash flow secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan
kelayakan usaha secara finansial sebagai berikut :

A. Sumber Pendanaan

Keterangan Jumlah Porsi


Modal sendiri Rp. 60.000.000 60%
Utang Bank Rp. 30.000.000 40%
Jumlah Rp 90.000.000 100 %

B. Analisis Kebutuhan Dana


1. Dana Aktiva Tetap

Keterangan Banyaknya Harga Jumlah


Komputer 3 Rp. Rp 9.000.000
3.000.000
Papan tulis 90x120 cm Rp 580.000 Rp. 580.000
Proyektor 1 Rp. Rp. 3.650.000
3.650.000
Penghapus 2 Rp. 4.000 Rp. 8.000
Kursi 25 Rp. 285.000 Rp. 7.125.000
Meja 1 Rp. Rp. 1.000.000
1.000.000
AC 3 Rp. Rp. 7.500.000
2.500.000
Wifi Rp. 300.000 Rp. 300.000
Banner 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
Printer fc 1 Rp. 800.000 Rp. 800.000
Jumlah Rp. 30.063.000

2. Working capital

Perlengkapan Banyaknya Harga Jumlah


Buku 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000
Spidol 1 pack Rp. 72.000 Rp. 72.000
Tinta spidol 1 pack Rp. 135.000 Rp.
135.000
HVS 1 Rp. 26.100 Rp. 26.100
Tinta printer 2 pcs Rp. 60.000 Rp.
120.000
Bolpoin 1 pack Rp. 20.000 Rp. 20.000
Jumlah Rp.
423.000

C. Biaya Operasional

Keterangan Banyaknya Biaya Jumlah


Sewa 6 x 12 m Rp 50.000.000
bangunan
Gaji Karyawan 3 Rp. 800.000 Rp. 2.400.000
Bunga Bank 0,1 Rp. 30.000
Biaya listrik, Rp. 1.000.000
telepon, air
Jumlah Rp.
53.430.000

Biaya operasional adalah Rp.53.430.000


D. Tabel Initial Class Flow

No Keterangan Biaya
1 Biaya dana aktiva tetap Rp. 30.063.000
2 Biaya working capital Rp. 423.000
3 Biaya operasional Rp. 3.430.000
Biaya Rp. 83.912.000

Contoh perhitungan bimbingan belajar bahasa inggris SMART


perbulan
Semua siswa 25 anak perkelas sehingga terdapat 3 kelas menjadi
75 anak x 300.000=22.500.000
Dengan pendapatan perbulan 22.500.000, jadi dalam satu tahun
pendapatan adalah 12 bulan x 22.500.000=270.000.000 karena
jika 3 kelas tersebut penuh dengan anak didik.

Tabel
Perhitungan Operational Cash Flow

Uraian 2017 2018 2019 2020 2021


Pendapatan Rp. Rp Rp Rp Rp
Operasional 270.000. 270.000. 270.000.0 270.000.0 270.000.
000 000 00 00 000
Biaya
(3.430.0 (3.430.0 (3.430.00) (3.430.00) (3.430.00
Operasional
0) 0) )

Laba kotor 266.570. 266.570. 266.570.0 266.570.0 266.570.


000 000 00 00 000
Bagi hasil (399855 (399855 (39985500 (39985500 (3998550
marketing 00) 00) ) ) 0)
15%
Laba 226.584. 226.584. 226.584.5 226.584.5 226.584.
sebelum 500 500 00 00 500
pajak
Pajak (22.658. (22.658. (22.658.45 (22.658.45 (22.658.4
(BPW) 10% 450) 450) 0) 0) 50)
Laba 203.926. 203.926. 203.926.0 203.926.0 203.926.
bersih/setela 050 050 50 50 050
h pajak
Depresiasi 20.000.0 25.000.0 30.000.00 35.000.00 40.000.0
00 00 0 0 00
Proceeds 223.926. 228.926. 233.926.0 238.926.0 243.926.
050 050 50 50 050

Perhitungan Payback period, NPV, IRR, dan PI

a. Perhitungan Payback Period (PP)


Tabel
Perhitungan Payback Peroid (PP)

Tahun Proceeds (Rp) Sisa Investasi Payback


Period
2016 0 90.000.000 5 tahun
2017 223.926.050 133.926.050
2018 228.926.050 -95.000.000
2019 233.926.050
2020 238.926.050
2021 243.926.050

Berdasarkan perhitungan Payback Period maka usulan investasi


diterima karena hasil yang diperoleh kurang dari waktu usulan
investasi yaitu 5 tahun.

b. Net Present Value


Tabel
Perhitungan Net Present Value (NPV)

Tahun Proceeds (Rp) DF (12%) PV Proceeds


(Rp)
2017 223.926.050 0,893 199.965.962
2018 228.926.050 0,797 182.454.061
2019 233.926.050 0,712 166.555.347
2020 238.926.050 0,636 151.956.967
2021 243.926.050 0,653 159.283.710
Pv dari proceeds 860.216.047
PV dari Investasi 90.000.000
NPV 770.216.047

c. IRR
Sebelum menghitung IRR itu sendiri harus memperkirakan
dulu discount factor dengan langkah-langkah:
1) Menghitung rata-rata proceeds setahun
Tabel
Perhitungan Proceeds
Tahun Proceeds (Rp)
2017 223.926.050
2018 228.926.050
2019 233.926.050
2020 238.926.050
2021 243.926.050
Jumlah 1.169.630.250

Rata-rata proceeds setahun=Rp.1.169.630.250 =Rp. 233.926.050


5
2) Memperkirakan Discount factor

Discount Factor= Investasi = 90.000.000


=0,104
Proceeds setahun 860.216.047

3) Perhitungan IRR
Tabel
Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)

Tahun Proceeds DF PV DF PV Proceeds


(Rp) (24%) Proceeds (28%) (Rp)
(Rp)
2017 223.926.050 0,807 180.708.322 0,781 141.133.199
2018 228.926.050 0,65 148.801.932 0,61 90.769.178
2019 233.926.050 0,525 122.811.176 0,477 58.580.930
2020 238.926.050 0,423 101.065.719 0,373 37.697.513
2021 243.926.050 0,341 83.178.783 0,291 24.205.025
PV dari Proceeds 636.565.932 293.864.425
PV dari Investasi 90.000.000 90.000.000
NPV 546.565.932 203.864.425

 Selisih DF =28%-24%=4%
 Selisih NPV = 342.701.507
 IRR =24%+546.565.932/342.701.507 X 4%= 39,87%
Dengan IRR diatas 39,87% berarti investasi diterima karena lebih
tinggi dari bunga bank yaitu 10%

4) Profitability Index (PI)


PI adalah rasio atau perbandingan antara jumlah nilai
sekarang arus kas selama umur ekonomisnya dan
pengeluaran awal proyek.

PI= Total PV Kas Bersih


Total Investasi
PI=Rp. 636.565.932
Rp. 90.000.000

PI=7,07
Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa nilai PI
sebesar 7,07 >1 maka usulan investasi diterima.

Tabel

Rekapitulasi Aspek Keuangan

Metode Hasil Keterangan


a) Perhitungan 5 Tahun Diterima
payback period

b) Perhitungan net 18.582.130.134 Diterima


present velue
(NPV)
c) Perhitungan IRR 28,2% Diterima

d) Profitability index 1,089 Diterima

Daftar Pustaka

Husnan, S. Muhammad, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek.


Yogyakarta: UUP STIM YKPN

Kasmir, 2012, Analisis Laporan Keuangan, PT.Raja Grafindo


Persada, Jakarta
Gloss, Raymond E, Itroduction to Business, South-Western
Publishing Company

Griffin, Ricky W; Ebert, Ronald J, (2007). Jilid 1, Edisi


Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip (2006). Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi


Kesebelas. Jakarta:P.T Indeks Gramedia.

Madura Jeff (2007). Pengantar Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Ibrahim, Yacob (2009). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rinaka


Cipta.

Subagyo Ahmad (2008). Studi Kelayakan. Jakarta:Rinaka Cipta.

Kotler, Philip (2006). Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi


Kesebelas. Jakarta: P.T Indeks Gramedia.

Sukirno, Sadono (2004). Pengantar Bisnis. Edisi Pertama.


Cetakan Ke-2. Jakarta: Kencana

Tjiptono, Fandy (2000). Strategi Pemasaran. Edisi 11. Cetakan


Keempat. Yogyakarta: Andi Offset.

Yazid (2011). Pemasaran Jasa. Edisi Kedua. Cetakan Kedua.


Yogyakarta: CV. Adipura

Lovelock, C; Wirtz, J; Musry, J., 2010. Pemasaran Jasa Manusia,


Teknologi, Strategi, Jilid 1. Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai