Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Studi Kelayakan

Menurut Husein Amir (Edisi - 2 ( hal 8 thn, 2003 ), Studi Kelayakan


merupakan penelitian terhadap rencana proyek yang tidak hanya menganalisis layak
atau tidak proyek dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam
rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.

Menurut Sutrisno (1982;75) Studi Kelayakan (Feasibility study) adalah suatu


studi atau pengkajian apakah suatu usulan proyek/gagasan usaha apabila
dilaksanakan dapat berjalan dan berkembang sesuai dengan tujuannya atau tidak.

Menurut Yacob Ibrahim (1998;1) mengemukakan bahwa Studi Kelayakan


(feasibility study) adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat
diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha /proyek dan merupakan bahan
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak
dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam
penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan
dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit
maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek dalam arti
social benefit tidak selalu menggambarkan dalam arti financial benefit, hal ini
tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.

Dari ketiga pendapat tentang pengertian Studi Kelayakan diatas dapatlah


disimpulkan bahwa studi kelayakan adalah kegiatan menganalisa, mengkaji dan
menelilti berbagai aspek tertentu suatu gagasan usaha/proyek yang akan
dilaksanakan atau telah dilaksanakan, sehingga memberi gambaran layak (feasible-
go) atau tidak layak (no feasible-no go) suatu gagasan usaha/proyek apabila ditinjau
dari manfaat yang dihasilkan (benefit) dari proyek/gagasan usaha tersebut baik dari
susut financial benefit maupun social benefit.
2.2 Tujuan Studi Kelayakan

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), paling tidak ada 5 tujuan mengapa sebelum
suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, yaitu:

a. Menghindari resiko kerugian

Untuk mengatasi resiko kerugian dimasa yang akan datang, karena dimasa
yang akan datang ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang
dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat
diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan
resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun
yang tidak dapat dikendalikan.

b. Memudahkan perencanaan

Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal
apa saja yang perlu direncanakan. perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang
diperlukan, kapan usaha atau proyek akan dijalankan, dimana lokasi proyek akan
dibangun, siapa-siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana cara
menjalankannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana
mengawasinya jika terjadi penyimpangan. Yang jelas dalam perencanaan sudah
terdapat jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai waktu
yang ditentukan.

c. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan

Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat


memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis
tersebut telah memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan
usaha dapat dilakukan secara sistematik, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan
rencana yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam
mengerjakan setiap tahap yang sudah direncanakan.
d. Memudahkan pengawasan

Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan


rencana yang sudah disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan
agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
Pelaksana pekerjaan bisa sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya karena
merasa ada yang mengawasi, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat
oleh hal-hal yang tidak perlu.

e. Memudahkan pengendalian

Jika dalam pelaksanan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka apabila


terjadi suatu penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga akan bisa dilakukan
pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk
mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke rel yang
sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.

2.3 Manfaat Studi Kelayakan

Menurut Husein Umar (2003), pihak-pihak yang membutuhkan laporan studi


kelayakan ini dapat dijelaskan dibawah ini :

a. Pihak Investor

Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak direalisasikan,
pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat mulai dicari. Misalnya dengan
mencari investor atau pemilik modal yang mau turut serta menanamkan modal
pada proyek yang akan dikerjakan itu. Sudah tentu calon investor ini akan
mempelajari laporan studi kelayakan yang telah dibuat karena calon investor
mempunyai kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta
jaminan keselamatan atas modal yang akan ditanamkan.

b. Pihak Kreditor
Pendanaan proyek dapat juga dipinjamkan dari bank. Pihak bank, sebelum
memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak, perlu dikaji ulang studi
kelayakan yang telah dibuat, termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain,
misalnya bonafiditas dan tersedianya anggunan yang dimiliki perusahaan.

c. Pihak Manajemen Perusahaan

Studi kelayakan dapat dibuat oleh pihak eksternal perusahaan maupun pihak
internal perusahaan (sendiri). Terlepas dari siapa yang membuat, pembuatan
proposal ini merupakan upaya dalam rangka merealisasikan ide proyek yang
ujung-ujungnya bermuara pada peningkatan usaha untuk meningkatkan laba
perusahaan. Sebagai pihak yang menjadi project leader, sudah tentu pihak
manajemen perlu mempelajari studi kelayakan itu, misalnya dalam hal
pendanaan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri, rencana pendanaan
dari investor dan dari kreditor.

d. Pihak Pemerintahan dan Masyarakat

Penyusunan studi kelayakan perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan


yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena bagaimana pun pemerintah dapat
secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi kebijakan perusahaan.
Penghematan devisa negara penggalakan ekspor nonmigas dan pemakaian
tenaga kerja massal merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintahan disektor
ekonomi. Proyek-proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintahan inilah
diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsudi dan keringanan lain.

e. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi

Dalam menyusun kelayakan perlu juga dianalisis manfaat yang akan


didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian
nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan
manfaat tersebut antara lain ditinjau dari aspek Rencana Pembangunan Nasional,
distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investor per tenaga kerja,
pengaruh sosial, serta analisis kemanfaatan dan beban sosial. Jadi, jelas bahwa
studi kelayakan bisnis yang dibuat perlu dikaji demi tujuan-tujuan pembangunan
ekonomi nasional.
2.4 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Energi

Dalam analisis studi kelayakan dalam suatu proyek akan di break down aspek-
aspek proyek seperti aspek teknis, aspek ekonomi, aspek sosial, aspek hukum, aspek
lingkungan, aspek politik serta aspek lainnya yang kemungkinan berpengaruh
terhadap implementasi proyek tersebut. Semua aspek tersebut jika kita identifikasi
secara mendalam akan menghasilkan suatu laporan (Report) yang dapat menjadi
saran dan pertimbangan kepada stakeholder (pemangku kepentingan) maupun
shareholder (pemegang modal/sponsor) yang akan terlibat dalam proyek tersebut
dalam suatu pengambilan keputusan.

Dalam memulai suatu perencanaan proyek seseorang harus


mempertimbangkan hal-hal yang kemungkinan memberi dampak pada pelaksanaan
dan fungsi dari proyek tersebut. Dalam eksekusi proyek tentu ada pihak-pihak yang
merupakan pengguna informasi dalam suatu studi kelayakan yaitu :

a. Investor
Dimana selaku pemilik dan sumber modal dari suatu aktivitas proyek.
Dengan mengetahui gambaran dari studi kelayakan seorang investor telah
memiliki strategi dalam mengambil suatu keputusan apakah proyek tersebut
layak dijalankan (Feasible) atau tidak (Infeasible).
b. Lembaga Keuangan (Financing Agent)
Dari sisi lain lembaga keuangan juga perlu mengetahui apakah suatu proyek
yang akan didanai tersebut layak dilaksanakan atau tidak sehingga tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti macetnya proyek, mengingat
pentingnya keuangan dalam suatu kegiatan proyek bagaikan bahan bakar
(Fuel).
c. Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah pusat atau pemerintah daerah perlu mengetahui
hasil dari analisis studi kelayakan tersebut seperti pengaruhnya terhadap
masyarakat dan kontribusi lainnya terhadap masyarakat dari aspek ekonomi,
sosial, kultur dan sumber daya alam.

. Secara singkat dapat diuraikan aspek-aspek yang sering dilakukan suatu


pertimbangan dalam analisis studi kelayakan energi seperti:
a. Aspek Ekonomi dan Finansial
Dalam hal ini menyangkut analisis kemampuan proyeksi keuangan (finansial)
ke depan dari suatu proyek perencanaan energi dimana menghasilkan suatu output
apakah menguntungkan atau tidak, waktu pengembalian modal, suku bunga bank,
dan sebagainya. Dalam analisis ekonomi sering kita menghitung variabel seperti
net present value (NPV), internal Rate of Return (IRR), benefit and cost ratio
(BCR), payback of period (Waktu pengembalian Modal), dan analisis sensitifitas.
Serta dalam hal ini menyangkut analisis pasar (Market) dari output suatu yang
akan dioperasikan dan dampak pengaruhnya terhadap ekonomi masyarakat di
sekitarnya.

b. Aspek Teknis dan Manajemen


Dalam hal ini menyangkut hal -hal yang bersifat rekayasa (Engineering)
seperti perencanaan teknis suatu proyek seperti desain teknis, metode kerja,
sumber material, kondisi lokasi proyek, mobilisasi dan demobilisasi kendaraan,
peralatan, tenaga kerja dan tenaga ahli yang akan digunakan apakah tersedia
sesuai standar atau tidak serta masalah teknis yang berhubungan dengan proyek
energi yang dikerjakan.

c. Aspek Lingkungan
Dalam hal ini menyangkut masalah dan dampaknya terhadap lingkungan
disekitar proyek misalnya polusi udara, suara, air, vegetasi setempat, iklim
setempat, biota yang ada disekitar proyek yang semuanya dianalisis dampaknya
sebelum dilakukan kegiatan di area tersebut dan dampaknya setelah proyek energi
tersebut telah selesai dikerjakan.

d. Aspek Hukum (Legal) dan Birokrasi


Aspek ini menyangkut mengenai masalah hukum dari suatu kegiatan proyek
energi dapat berupa surat-surat legalitas tanah lokasi proyek energi seperti
sertifikat tanah, sengketa tanah (tanah bermasalah), klaim pembebasan lahan,
perizinan pembangunan, peraturan pemerintah setempat, dan sebagainya.
e. Aspek Politik
Dalam hal ini menyangkut masalah isu-isu politik yang sedang dan yang
diprediksi akan terjadi dikemudian hari misalnya isu kenaikan energi, isu
kenaikan harga material, isu larangan perijinan, isu anjloknya saham, isu
menguat/melemahnya nilai tukar rupiah, dan isu-isu politik lainnya yang
setidaknya menjadi gambaran dalam memulai suatu investasi konstruksi.

f. Aspek Sosial
Aspek ini sarat akan pengaruh terhadap masyarakat setempat kegiatan proyek
perencanaan energi misalnya ganti rugi lahan, adat kebiasaan masyarakat sekitar
proyek, kebudayaan dan sebagainya, yang tentunya dapat berpengaruh terhadap
kegiatan proyek yang akan dilaksanakan.

Pada saat fase inisiasi proyek perencanaan energi haruslah kita pahami bahwa
suatu analisis kelayakan bukan suatu momok yang harus kita hindari, tetapi dapat
menjadi suatu referensi dan saran sebelum memulai suatu kegiatan proyek yang
dapat menjadi suatu keyakinan awal dalam mengambil suatu keputusan ke depan
yang tentunya mengandung tingkat risiko dan peluang. Dengan demikian tidak
semua proyek yang memiliki budget yang berlebihan (Mega Proyek) harus
menganalisis studi kelayakan, tetapi baik proyek dengan skala besar, medium
maupun kecil haruslah dilakukan suatu analisis kelayakan. Meskipun tingkat
analisisnya tidak terlalu mendalam tetapi setidaknya memberihkan gambaran akan
suatu kelayakan dari perencanaan suatu proyek ke depan, sehingga kita dapat
meminimalisir risiko-risiko yang kemungkinan dapat terjadi dan tentunya terhindar
dari yang disebut Kegagalan Proyek (project failure)

Anda mungkin juga menyukai