PEMBAHASAN
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), paling tidak ada 5 tujuan mengapa sebelum
suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, yaitu:
Untuk mengatasi resiko kerugian dimasa yang akan datang, karena dimasa
yang akan datang ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang
dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat
diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan
resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun
yang tidak dapat dikendalikan.
b. Memudahkan perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal
apa saja yang perlu direncanakan. perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang
diperlukan, kapan usaha atau proyek akan dijalankan, dimana lokasi proyek akan
dibangun, siapa-siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana cara
menjalankannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana
mengawasinya jika terjadi penyimpangan. Yang jelas dalam perencanaan sudah
terdapat jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai waktu
yang ditentukan.
e. Memudahkan pengendalian
a. Pihak Investor
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak direalisasikan,
pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat mulai dicari. Misalnya dengan
mencari investor atau pemilik modal yang mau turut serta menanamkan modal
pada proyek yang akan dikerjakan itu. Sudah tentu calon investor ini akan
mempelajari laporan studi kelayakan yang telah dibuat karena calon investor
mempunyai kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta
jaminan keselamatan atas modal yang akan ditanamkan.
b. Pihak Kreditor
Pendanaan proyek dapat juga dipinjamkan dari bank. Pihak bank, sebelum
memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak, perlu dikaji ulang studi
kelayakan yang telah dibuat, termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain,
misalnya bonafiditas dan tersedianya anggunan yang dimiliki perusahaan.
Studi kelayakan dapat dibuat oleh pihak eksternal perusahaan maupun pihak
internal perusahaan (sendiri). Terlepas dari siapa yang membuat, pembuatan
proposal ini merupakan upaya dalam rangka merealisasikan ide proyek yang
ujung-ujungnya bermuara pada peningkatan usaha untuk meningkatkan laba
perusahaan. Sebagai pihak yang menjadi project leader, sudah tentu pihak
manajemen perlu mempelajari studi kelayakan itu, misalnya dalam hal
pendanaan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri, rencana pendanaan
dari investor dan dari kreditor.
Dalam analisis studi kelayakan dalam suatu proyek akan di break down aspek-
aspek proyek seperti aspek teknis, aspek ekonomi, aspek sosial, aspek hukum, aspek
lingkungan, aspek politik serta aspek lainnya yang kemungkinan berpengaruh
terhadap implementasi proyek tersebut. Semua aspek tersebut jika kita identifikasi
secara mendalam akan menghasilkan suatu laporan (Report) yang dapat menjadi
saran dan pertimbangan kepada stakeholder (pemangku kepentingan) maupun
shareholder (pemegang modal/sponsor) yang akan terlibat dalam proyek tersebut
dalam suatu pengambilan keputusan.
a. Investor
Dimana selaku pemilik dan sumber modal dari suatu aktivitas proyek.
Dengan mengetahui gambaran dari studi kelayakan seorang investor telah
memiliki strategi dalam mengambil suatu keputusan apakah proyek tersebut
layak dijalankan (Feasible) atau tidak (Infeasible).
b. Lembaga Keuangan (Financing Agent)
Dari sisi lain lembaga keuangan juga perlu mengetahui apakah suatu proyek
yang akan didanai tersebut layak dilaksanakan atau tidak sehingga tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti macetnya proyek, mengingat
pentingnya keuangan dalam suatu kegiatan proyek bagaikan bahan bakar
(Fuel).
c. Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah pusat atau pemerintah daerah perlu mengetahui
hasil dari analisis studi kelayakan tersebut seperti pengaruhnya terhadap
masyarakat dan kontribusi lainnya terhadap masyarakat dari aspek ekonomi,
sosial, kultur dan sumber daya alam.
c. Aspek Lingkungan
Dalam hal ini menyangkut masalah dan dampaknya terhadap lingkungan
disekitar proyek misalnya polusi udara, suara, air, vegetasi setempat, iklim
setempat, biota yang ada disekitar proyek yang semuanya dianalisis dampaknya
sebelum dilakukan kegiatan di area tersebut dan dampaknya setelah proyek energi
tersebut telah selesai dikerjakan.
f. Aspek Sosial
Aspek ini sarat akan pengaruh terhadap masyarakat setempat kegiatan proyek
perencanaan energi misalnya ganti rugi lahan, adat kebiasaan masyarakat sekitar
proyek, kebudayaan dan sebagainya, yang tentunya dapat berpengaruh terhadap
kegiatan proyek yang akan dilaksanakan.
Pada saat fase inisiasi proyek perencanaan energi haruslah kita pahami bahwa
suatu analisis kelayakan bukan suatu momok yang harus kita hindari, tetapi dapat
menjadi suatu referensi dan saran sebelum memulai suatu kegiatan proyek yang
dapat menjadi suatu keyakinan awal dalam mengambil suatu keputusan ke depan
yang tentunya mengandung tingkat risiko dan peluang. Dengan demikian tidak
semua proyek yang memiliki budget yang berlebihan (Mega Proyek) harus
menganalisis studi kelayakan, tetapi baik proyek dengan skala besar, medium
maupun kecil haruslah dilakukan suatu analisis kelayakan. Meskipun tingkat
analisisnya tidak terlalu mendalam tetapi setidaknya memberihkan gambaran akan
suatu kelayakan dari perencanaan suatu proyek ke depan, sehingga kita dapat
meminimalisir risiko-risiko yang kemungkinan dapat terjadi dan tentunya terhindar
dari yang disebut Kegagalan Proyek (project failure)