NIM : 17540017
a) Calon Investor
Dalam menilai SKB, calon Investor lebih terkonsentrasi pada aspek ekonomis
dan keuangan karena pada aspek inilah mereka dapat menentukan tingkat
pengembalian modal (IRR), payback period, aliran kas dan tentunya proyeksi
laba-rugi. Disini mereka juga dapat memperhitungkan return dan resiko yang
mungkin dihadapi.
b) Mitra penyerta modal
Calon Investor biasanya membutuhkan mitra penyerta modal baik
perseorangan maupun perusahaan. Hasil studi kelayakan ini akan membantu
calon investor dalam meyakinkan mitranya.
c) Perbankan
Dalam proses persetujuan perkreditan dari bank diperlukan rekomendasi yang
menyatakan bahwa proyek tersebut layak, maka diperlukan SKB.
d) Pemerintah
Penilaian Pemerintah terhadap studi kelayakan adalah biasanya yang
menyangkut pada aspek legalitas dan perizinan.(izin prinsip dan izin
operasional proyek).
e) Manajemen Perusahaan
SKB untuk pengembangan bisnis baru akan berhububngan dengan pihak
menajemen terutama direksi.
f) Masyarakat
Acuan penilaian masyarakat terhadap suatu proyek atau bisnis biasanya yang
menyangkut AMDAL (dampak lingkungan). Dan AMDAL ini biasanya untuk
proyek-proyek besar.
2. Perbedaan antara studi kelayakan bisnis dengan business plan
Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan untuk memutuskan
apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak
Bussiness plan adalah dokumen tertulis yang mendeskripsikan atau menjelaskan
masa depan bisnis yang akan dimulai.
3. Penyebab kegagalan busines plan
Menurut Mohammed (2013) dalam setiawan (2015:12) 10 faktor penyebab kegagalan
bisnis kecil menengah yaitu kurangnya pengalaman, tidak mempunyai modal yang
cukup, lokasi yang buruk, pengelolaan inventory yang buruk, overinvestment in fixed
assets, pengaturan kredit yang buruk, menggunakan dana perusahaan untuk keperluan
pribadi, unexpected growth, kompetisi dan penjualan rendah.
a. Pengetahuan pasar yang tidak memadai. Kelemahan ini termasuk juga kurangnya
informasi mengenai potensi permintaan untuk produk, ukuran pasar sekarang dan
masa yang akan datang, pangsa pasar yang bisa diharapkan secara realistis, dan
metode distribusi yang memadai.
b. Kinerja produk yang salah. Sering kali produk barn tidak berfungsi seperti yang
disebutkan yang disebabkan terlalu cepatnya pengembangan produksi dan uji coba
produk, atau kendali mutu yang tidak memadai.
c. Usaha pemasaran dan penjualan yang tidak efektif. Hasil yang buruk sering
menunjukkan usaha promosi yang salah arah dan tidak memadai dan kurangnya
kemampuan memecahkan masalah yang ada dalam penjualan, pelayanan, atau
kedekatan dengan pasar.
d. Tidak disadarinya tekanan persaingan. Usaha baru sering gagal karena
wiraswatawan tidak memperhitungkan reaksi yang mungkin dilakukan pesaing,
seperti potongan harga yang tinggi dan diskon khusus kepada pengecer.
e. Keusangan produk yang terlalu cepat. Daur hidup dari produk baru cenderung
menjadi semakin pendek pada banyak industri kemajuan teknologi demikian cepat
sehingga produk baru cepat menjadi usang sesudah ia diluncurkan.
f. Waktu memulai usaha baru yang tidak tepat. Pemilihan waktu yang salah untuk
meluncurkan usaha baru sering menyebabkan kegagalan komersial. Produk baru
mungkin diperkenalkan sebelum adanya keinginan riil pasar dan teknologi baru
atau produk tersebut mungkin terlambat diperkenalkan di pasar, ketika minat dari
konsumen mulai menurun.
g. Kapitalisasi yang tidak memadai, pengeluaran operasi yang tidak diprediksi
investasi yang berlebih-lebihan pada aset tetap dan kesulitan keuangan yang
berkaitan. Masalah finansial tersbut merupakan salah satu penyebab kegagalan
usaha baru.
Tugas Judul :
Link drive
Kelas A :
https://drive.google.com/folderview?id=1XfMl2A4MMnNIZqtcOjub2LQ8puGKWw7M
https://drive.google.com/folderview?id=1DUkbEutM_x_GyVSSTGQNmeuDTzrxQFoA