Anda di halaman 1dari 19

EVALUASI X & TUGAS X

Disusun untuk memenuhi tugas Studi Kelayakan Bisnis

Dosen pembina : Nihayatu Aslamatis S, SE., MM

Oleh

BAIQ NAILI AMALIA (17540017)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2020
SOAL EVALUASI X

1. Jelaskan pentingnya aspek keuangan pada studi kelayakan bisnis ?


2. Jelaskan tujuan dilakukan analisis aspek keuangan pada studi kelayakan bisnis ?
3. Jelaskan sumber dana yang digunakan dalam menjalankan bisnis ?
4. Jelaskan alat analisis data yang digunakan untuk analisis keuangan pada studi
kelayakan bisnis ?

Jawaban

1. Aspek keuangan pada umumnya merupakan aspek yang paling akhir disusun dalam
sebuah penyusunan studi kelayakan bisnis. Hal ini karena kajian dalam aspek
keuangan memerlukan informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek sebelumnya.
Bisnis yang berorientasi keuntungan maupun yang tidak berorientasi keuntungan
harus tetap memperhatikan aspek keuangan sebelum menjalankan bisnis. Bisnis yang
berorientasi keuntungan akan memutuskan untuk menjalankan sebuah ide bisnis jika
bisnis tersebut menguntungkan secara finansial, sedangkan bisnis yang tidak
berorientasi keuntungan memerlukan studi kelayakan pada aspek keuangan untuk
menjawab pertanyaan apakah ide bisnis yang akan dijalankan dapat terus berjalan
dalam upaya untuk menjalankan misi sosialnya dengan pendapatan yang diterimanya.
Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek keuangan jika sumber dana
untuk membiayai ide bisnis tersebut tersedia serta bisnis tersebut memberikan tingkat
pengembalian yang menguntungkan dengan berdasarkan asumsi-asumsi yang logis.
2. Tujuan dilakukan analisis aspek keuangan pada studi kelayakan bisnis yaitu :
a. Menganalisis sumber dana untuk menjalankan usaha
b. Menganalisis besarnya kebutuhan biaya investasi yang diperlukan
c. Menganalisis besarnya kebutuhan modal kerja yang diperlukan
d. Memproyeksikan rugi laba usaha yang akan dijalankan
e. Memproyeksikan arus kas dari usaha yang akan dijalankan
f. Memproyeksikan neraca dari usaha yang akan dijalankan
g. Menganalisis sumber dana untuk menjalankan bisnis
h. Menganalisis tingkat pengembalian investasi yang ditanamkan dengan
berdasarkan beberapa analisis kelayakan investasi, seperti Payback Period (PP),
Net Present Value (NPV), Profitabilitas Indeks (PI), Internal Rate of Return
(IRR), dan Average Rate of Return (ARR)
3. Sumber dana yang digunakan dalam menjalankan bisnis
Pengetahuan akan jenis-jenis permodalan untuk menjalankan bisnis dalam studi
kelayakan diperlukan untuk mengetahui sumber-sumber permodalan yang dapat
digunakan untuk menjalankan ide bisnis. Modal atau dana yang digunakan untuk
menjalankan bisnis dapat berasal dari dua sumber sebagai berikut :
a. Modal Asing
Modal asing merupakan modal yamg berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara bekerja dalam suatu perusahaan. Bagi perusahaan modal asing
merupakan utang yang harus dibayar kembali. Berdasarkan jangka waktunya
modal asing atau utang dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a) Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendek adalah utang yang jangka waktu pengembaliannya
paling lama satu tahun. Jenis utang jangka pendek misalnya kredit rekening
koran, kredit dari penjual, kredit dari pembeli, dan kredit dari wesel.
b) Utang Jangka Menengah
Utang jangka menengah adalah utang jangka waktu pengembaliannya lebih
dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Jenis jangka menengah
misalnya, tearm loan, lease financing.
c) Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktu pengembaliannya lebih
dari sepuluh tahun. Contoh jenis utang jangka panjang misalnya, pinjaman
obligasi, pinjaman hipotek.
b. Modal Sendiri
Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan, yang
tertanam dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu. Modal sendiri
dapat dibagi dalam bentuk berikut :
a) Modal Saham
Saham merupakan tanda ikut ambil bagian atau peserta dalam suatu Perseroan
Terbatas (PT). Jenis-jenis saham dapat berupa, saham biaya, saham preferen
dan saham kumulatif preferen.
b) Cadangan
Cadangan adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan selama beberapa
waktu lampau atau dari tahun yang berjalan. Cadangan yang termasuk dalam
modal sendiri adalah cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan
selisih kurs dan cadangan umum.
c) Laba ditahan
Keuntungan perusahaan sebagian dapat dibayarkan sebagai dividen dan
sebagian dapat ditahan oleh perusahaan. Laba perusahaan yang ditahan
perusahaan yang sudah mempunyai tujuan disebut dengan cadangan, tetapi
laba perusahaan yang ditahan dan belum memiliki tujuan tertentu disebut
dengan laba ditahan.
4. Alat analisis data yang digunakan analisis aspek keuangan pada studi kelayakan bisnis
Analisis data yang digunakan untuk melakukan analisis pada aspek keuangan adalah
analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis kemampuan pemenuhan kebutuhan
permodalan dan analisis kelayakan investasi, seperti Payback Period (PP), Net Present
Value (NPV), Profitabilitas Indeks (PI), Internal Rate of Return (IRR), dan Average
Rate of Return (ARR). Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan kemampuan
menyediakan permodalan jika pelaku bisnis mampu menyediakan permodalan yang
lebih besar atau sama dengan kebutuhan permodalan.
Kriteria penerimaan investasi untuk masing-masing rasio kelayakan investasi adalah
sebagai berikut :
a. Payback Period (PP), suatu ide bisnis layak dijalankan jika nilai Payback Period
(PP) lebih cepat dibandingkan dengan payback minimum. Sebaliknya, jika
Paybcak Period (PP) lebih lama dari Paybcak Minimum maka investasi tersebut
dinyatakan tidak layak untuk dijalankan.
Paybcak Period (PP) < payback minimum maka ide bisnis dinyatakan layak
Payback Period (PP) ≥ payback minimum maka ide bisnis dinyatakan tidak layak
b. Net Present Value (NPV), suatu ide bisnis layak dijalankan jika nilai Net Present
Value (NPV) lebih besar dari 0 (nol) atau bernilai positif. Sebaliknya, jika Net
Present Value (NPV) lebih kecil dari 0 (nol) atau bernilai negatif maka ide bisnis
tersebut dinyatakan tidak layak untuk dijalankan.
Net Present Value (NPV) < 0 (nol) maka ide bisnis dinyatakan layak
Net Present Value (NPV) ≥ 0 (nol) maka ide bisnis dinyatakan tidak layak
c. Profitabilitas Indeks (PI), suatu ide bisnis layak dijalankan jika nilai Profitabilitas
Indeks (PI) lebih besar dari satu. Sebaliknya, jika Profitabilitas Indeks (PI) lebih
kecil satu maka rencana proyek tersebut dinyatakan tidak layak untiuk dijalankan.
Profitabilitas Indeks (PI) < 1 (satu) maka ide bisnis dinyatakan layak
Profitabilitas Indeks (PI) ≥ 1 (satu) maka ide bisnis dinyatakan tidak layak
d. Internal Rate of Return (IRR), suatu ide bisnis layak dijalankan jika nilai Internal
Rate of Return lebih besar dari tingkat keuntungan yang dikehendaki. Sebaliknya
jika Internal Rate of Return lebih kecil dari tingkat keuntungan yang dikehendaki
maka ide bisnis tersebut dinyatakan tidak layak untuk dijalankan.
Internal Rate of Return < tingkat keuntungan yang dikehendaki maka ide bisnis
dinyatakan layak
Interna Rate of Return ≥ tingkat keuntungan yang dikehendaki maka ide bisnis
dinyatakan tidak layak
e. Average Rate of Return (ARR), suatu ide bisnis layak dijalankan jika nilai
Average Rate of Return (ARR) lebih besar dari minimum accounting rate of return
yang dikehendaki. Sebaliknya, jika Average Rate of Return lebih kecil dari tingkat
minimum accounting rate of return yang dikehendaki maka ide bisnis tersebut
dinyatakan tidak layak untuk dijalankan.
Average Rate of Return < minimum accounting rate of return yang dikehendaki
maka ide bisnis dinyatakan tidak layak.
Average Rate of Return ≥ minimum accounting rate of return yang dikehendaki
maka ide bisnis dinyatakan layak.
ANALISIS ASPEK KEUANGAN BANK SYARIAH MANDIRI

Tinjauan keuangan yang diuraikan berikut mengacu kepada Laporan


Keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2019 yang disajika dalam
Laporan Tahunan (Annual Report). Laporan keuangan telah diaudit oleh kantot
Akuntan Publik Tanudireja, Wibisana, Rintis & Rekan dan mendapat opini
menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Bank
Syariah Mandiri tanggal 31 Desember 2019 untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)

Tanggal Laporan 31 Desember 2019 dan 2018 (Dalam Jutaan Rupiah)

POS-POS 2019 2018 PERTUMBUHAN


(RP) (%)
ASET
Kas 1.591.962 1.324.081 267.881 20,23%
Giro dan penempatan pada Bank 11.010.935 9.658.298 1.352.637 14,00%
Indonesia
Giro pada bank lain-bersih 2.259.529 1.452.103 807.426 55,60%
Investasi pada surat berharga-bersih 21.088.128 17.475.441 3.612.687 20,67%
Piutang
Murabahah 40.170.279 38.355.135 1.815.144 4,73%
Istishna 262 359 (97) (27,02%)
Piutang Ijarah 1.567 1.264 303 23,97%
Jumlah piutang – bersih 39.102.924 37.007.475 2.095.449 5,66%
Pinjaman qardh – bersih 6.441.269 4.044.308 2.396.961 59,27%
Pembiayaan
Mudharabah – Bersih 1.706.416 3.226.605 (1.520.189) (47,11%)
Musyarakah – Bersih 25.956.876 20.622.671 5.334.205 25,87%
Pembiayaan – bersih 27.663.292 23.849.276 3.814.016 15,99%
Tagihan akseptasi – bersih 233.513 246.316 (12.802) (5,20%)
Aset yang diperoleh untuk ijarah – bersih 367.516 607.100 (239.584) (39,46%)
Penyertaan modal sementara – bersih - 25.166 (25.166) (100,00%)
Aset tetap - nilai buku 1.121.079 984.630 136.449 13,86%
Aset lain – bersih 1.411.720 1.666.922 (255.202) (15,31%)
JUMLAH ASET 112.291.867 98.341.116 13.950.751 14,19%

LIABILITAS, DANA SYIRKAH


TEMPORER, SURAT BERHARGA
SUBORDINASI YANG DITERBITKAN
DAN EKUITAS
LIABILITAS
Liabilitas Segera 312.026 226.274 85.752 37,90%
Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer dan 97.155 79.117 18.038 22,80%
Bonus Wadiah Pihak Ketiga yang belum
dibagikan
Simpanan Wadiah 16.637.027 12.455.764 4.181.263 33,57%
Simpanan dari Bank lain 67.135 78.245 (11.110) (14,20%
Liabilitas Akseptasi 235.872 248.804 (12.932) (5,20%)
Utang Pajak 187.853 115.419 72.434 62,76%
Estimasi Kerugian Komitmen dan 16.740 12.493 4.247 34,00%
Kontijensi
Liabilitas Lain-lain 1.498.495 1.261.146 237.349 18,82%
JUMLAH LIABILITAS 19.052.303 14.477.262 4.575.041 31,60%

DANA SYRIKAH TEMPORER


Dana Syirkah Temporer Bukan Bank
Investasi Terikat 3.751.037 1.582.935 2.168.102 136,97%
Investasi Tidak Terikat Tabungan 33.886.002 30.410.408 3.475.594 11,43%
Mudharabah
Investasi Tidak Terikat Deposito 45.529.456 43.015.417 2.514.039 5,84%
Jumlah Dana Syirkah Temporer Bukan 83.166.495 75.008.760 8.157.735 10,88%
Bank
Dana Syirkah Temporer Bank
Investasi Tidak Terikat Tabungan 343.098 277.312 65.786 23,72%
Mudharabah
Investasi Tidak Terikat Deposito 102.929 156.298 (53.369) (34,15%)
Mudharabah
Jumlah Dana Syirkah Temporer Bank 446.027 433.610 12.417 2,86%
Musyarakah - Giro Mudharabah 6.207 7.319 (1.112) (15,19%
Musyarakah
JUMLAH DANA SYIRKAH 83.618.729 75.449.689 8.169.040 10,38%
TEMPORER

Surat berharga subordinasi yang 375.000 375.000


diterbitkan

EKUITAS
Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.989.022 2.989.022 - -
597.804.387 saham masing-masing pada
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018
Dana setoran modal - - - -
Surplus revaluasi aset tetap, setelah pajak 395.725 395.725 - -
Pengukuran kembali liabilitas imbalan 47.049 53.944 (6.895) (12,78%)
kerja, setelah pajak
Keuntungan yang belum direalisasi atas 710 62.179 (61.469) (98,86%)
surat berharga yang diukur pada nilai
wajar melalui penghasilan komprehensif
lain, setelah pajak
Saldo Laba
Telah ditentukan penggunaannya 597.804 597.804 - -
Belum ditentukan penggunaannya 5.215.525 3.940.491 1.275.034 32,36%
JUMLAH EKUITAS 9.245835 8.039.165 1.206.670 15,01%
JUMLAH LIABILITAS, DANA 112.291.867 98.341.116 13.950.751 14,19%
SYIRKAH TEMPORER, SURAT
BERHARGA YANG DITERBITKAN
DAN EKUITAS
*) Direklasifikasi

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Mandiri tahun 2019
1. Aset
Aset tahun 2019 mencapai Rp 112,29 triliun, meningkat 14,19% atau 13,95 triliun
dibandingkan dengan tahun 2018 mencapai Rp 98,34 triliun. Peningkatn tersebut
karena kenaikan Dana Syirkah Temporer 10,83% atau Rp 8,17 triliun.
2. Liabilitas
Liabilitas tahun 2019 mencapai Rp 19,05 triliun, meningkat 31,60% atau Rp 4,58
triliun dibandingkan dengan tahun 2018 mencapai Rp 14,48 triliun. Hal ini
diakibatkan karena peningkatan simpanan wadah sebesar Rp 4,18 triliun.
3. Dana Syirkah Temporer
Dana syirkah temporer tahun 2019 mencapai Rp 83,62 triliun, meningkat 10,83% atau
Rp 8,17 triliun dibandingkan dengan tahun 2018 mencapai Rp 75,45 trilun.
Peningkatan tersebut karena kenaikan investasi tidak terikat tabungan mudharabah
yang mencapai Rp 3,48 triliun.
4. Ekuitas
Ekuitas tahun 2019 mencapai Rp 9,25 triliun, meningkat 15,01% atau Rp 1,21 triliun
dibandingkan dengan tahun 2018 mencapai Rp 8,04 triliun. Peningkatan tersebut
karena kenaikan saldo laba yang belum ditentukan penggunaanya sebesar 32,36%.

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

(Dalam Jutaan Rupiah)

POS-POS 2019 2018 PERTUMBUHAN


(RP) (%)
PENDAPATAN PENGELOLAAN DANA
OLEH BANK SEBAGAI MUDHARIB
Pendapatan dari jual beli 4.776.751 4.565.821 210.930 4,62%
Pendapatan dari sewa 53.504 25.361 28.143 110,97%
Pendapatan dari bagi hasil 2.263.661 1.947.006 316.655 16,26%
Pendapatan usaha utama lainnya 1.323.834 1.150.605 173.229 15,06%
Jumlah Pendapatan pengelolaan dana oleh 8.417.750 7.688.793 728.957 9,48%
Bank sebagai Mudharib
Hak Pihak ketiga atas bagi hasil Dana (3.014.676) (2.659.310) (355.366) 13,36%
Syirkah Temporer
Hak bagi hasil milik bank 5.403.074 5.029.483 373.591 7,43%
Pendapatan usaha lainnya 1.866.238 1.605.055 261.183 16,27%
Beban Usaha (5.460.048) (5.794.548) 334.500 (5,77%)
Laba Usaha 1.809.264 839.990 969.274 115,39%
Pendapatan dan Beban Non-Usaha (50.284) (3.341) (46.943) 1405,06%
Laba sebelum Zakat dan Pajak 1.758.980 836.649 922.331 110,24%
Penghasilan
Zakat (43.974) (20.916) (23.058) 110,24%
Laba sebelum Pajak Penghasilan 1.715.006 815.733 899.273 110,24%
(Beban)Manfaat Pajak Penghasilan-Bersih (439.972) (210.520) (229.452) 108,99%
Laba Bersih 1.275.034 605.213 669.821 110,68%
Pendapatan Komprehensif lainnya (68.364) 119.711 (188.075) (157,11%)
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 1.206.670 724.924 481.746 66,45%
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2.133 1.012 1.121 110,77%
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Mandiri tahun 2019

LAPORAN ARUS KAS

(Dalam Jutaan Rupiah)

POS-POS 2019 2018 PERTUMBUHAN


(RP) (%)
Arus Kas Bersih diperoleh dari aktivitas 8.304.311 4.699.431 3.604.880 76,71%
Operasi
Arus Kas Bersih digunakan untuk aktivitas (6.686.179) (5.521.495) (1.164.684) 21,09%
investasi
Kenaikan/(Penurunan) Bersih Kas dan 1.618.132 (822.064) 2.440.196 (296,84%
Setara Kas
Kas dan Setara Kas Awal Tahun 13.296.197 12.118.261 (822.064) (5,82%)
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 14.914.329 13.296.197 1.618.132 12,17%
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Mandiri tahun 2019
Dengan arus kas operasi yang kuat, Mandiri Syariah memiliki posisi solid
untuk tumbuh di masa depan. Hal tersebut tercermin dalam pengungkapan dalam arus
kas diatas.

a. Arus kas dari aktivitas operasi


Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi tahun 2019 mencapai Rp 8,30
triliun, meningkat sebesar Rp 3,60 triliun atau 76,71% dibandingkan dengan tahun
2018 mencapai Rp 4,70 triliun. Kenaikan arus kas diperoleh dari aktivitas operasi
berasal dari penjualan surat berharga jangka pendek lainnya, peningkatan
simpanan wadiah dan peningkatan investasi terikat dana syirkah temporer.
b. Arus kas dari aktivitas investasi
Arus kas digunakan untuk aktivitas investasi tahun 2019 mencapai Rp 6,69 triliun,
naik sebesar Rp 1,16 triliun atau 21,09% dibandingkan dengan tahun 2018 yang
mencapai Rp 5,52 triliun. Kenaikan penggunaan aktivitas investasi tersebut
dikarenakan adanya pembelian surat berharga diukur pada nilai wajar melalui
penghasilan komprehensif lain dan diukur pada harga perolehan.
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan
Selama tahun 2019 tidak terdapat arus kas dari aktivitas pendanaan.

LAPORAN REKONSILIASI PENDAPATAN DAN BAGI HASIL

(Dalam Jutaan Rupiah)

POS-POS 2019 2018 PERTUMBUHAN


(RP) (%)
Pendapatan usaha utama (akrual) 8.417.750 7.688.793 728.957 9,48%
Pengurang (506.578) (592.140) 85.562 (14,45%)
Penambah 592.140 552.823 39.317 7,11%
Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil 8.503.312 7.649.476 853.836 11,16%
Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil
terdiri dari
Bagi hasil yang menjadi hak bank 5.488.636 4.990.166 498.470 9,99%
Bagi hasil yang menjadi hak pemilik
dana
Hak pemilik dana atas bagi hasil yang 2.917.521 2.580.193 337.328 13,07%
sudah didistribusikan
Hak pemilik dana atas bagi hasil yang 97.155 79.117 18.038 22,80%
belum didistribusikan
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Mandiri tahun 2019

1. Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil


Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil meningkat sebesar 11,16% atau Rp 853,84
miliar dari Rp 7,65triliun di 2018 menjadi Rp 8,50 triliun di 2019. Peningkatan
tersebut karena adanya peningkatan pendapatan jual beli dan pendapatan bagi hasil.
2. Bagi hasil yang menjadi hak bank
Bagi hasil yang menjai hak bank meningkat sebesar 9,99% atau Rp 498,47 miliar dari
Rp 4,99 triliun di 2018 menjadi 5,49 triliun di 2019. Hal inis sejalan dengan
peningkatan pendapatan usaha utama akrual.
3. Bagi hasil yang menjadi hak pemilik dana atas bagi hasil yang sudah didistribusikan
Bagi hasil yang menjadi hak pemilik dana atas bagi hasil yang sudah didistribusikan
meningkat sebesar 13,07% atau Rp 337,33 miliar dari Rp 2,58 triliun di 2018 menjadi
Rp 2,92 triliun di 2019. Hal inis sejalan dengan peningkatan pendapatan usaha utama
akrual.
4. Bagi hasil yang menjadi hak pemilik dana atas bagi hasil yang belum didistribusikan
Bagi hasil yang menjadi hak pemilik dana atas bagi hasil yang belum didistribusikan
meningkat sebesar 22,80% atau Rp 18,04 miliar dari Rp 79,12 miliar di 2018 menjadi
Rp 97,16 miliar triliun di 2019.

LAPORAN SUMBER DAN PENYALURAN DANA ZAKAT

(Dalam Jutaan Rupiah)

POS-POS 2019 2018 PERTUMBUHAN


(RP) (%)
SUMBER DANA ZAKAT
Zakat dari Bank 43.974 20.916 23.058 110,24%
Zakat dari nasabah dan umum 5.296 3.181 2.115 66,49%
Zakat dari pegawai Bank 12.245 11.229 1.016 9,05%
Jumlah sumber dana zakat 61.515 35.326 26.189 74,14%
Penyaluran dana zakat (36.850) (27.751) 9.099 32,79%
Kenaikan dana zakat 24.665 7.575 17.090 225,61%
Saldo awal dana zakat 22.263 14.688 7.575 51,57%
SALDO AKHIR DANA ZAKAT 46.928 22.263 24.665 110,79%
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Mandiri tahun 2019

Sumber dana zakat tahun 2019 mencapai Rp 61,52 miliar, meningkat sebesar
Rp 26,19 miliar atau 74,14% dari tahun 2018 mencapai Rp 35,33 miliar. Peningkatan
tersebut khususnya berasal dari kenaikan zakat dari bank sebesar 110,24%.

LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN

(Dalam Jutaan Rupiah)

POS-POS 2019 2018 PERTUMBUHAN


(RP) (%)
SUMBER DANA KEBAJIKAN
Denda 15.667 22.809 (7.142) (31,31%)
Penerimaan non-halal 139 628 (489) (77,87%)
Dana sosial lainnya 903 536 367 68,47%
Jumlah sumber dana kebajikan 16.709 23.973 (7.624) (30,30%)
Penggunaan dan kebajikan disalurkan (61.699) (85.894) (24.195) (28,17%
melalui LAZNAS BSM
Kerugian(keuntungan) selisih kurs (227) 686 (913) (133,09%)
Penurunan dana kebajikan (45.216) (61.235) 16.019 (26,16%)
Saldo awal dana kebajikan 78.357 139.592 (61.235) (43,87%)
SALDO AKHIR DANA KEBAJIKAN 33.141 78.357 (45.216) (57,71%)
*) Direklasifikasi

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Mandiri tahun 2019

Sumber dana kebajikan tahun 2019 mencapai Rp 16,71 miliar, menurun Rp


7,26 miliar atau 30,30% dari tahun 2018 mencapai Rp 23,97 miliar. Penuruan tersebut
khususnya berasal dari denda Rp 7,14 miliar. Denda dibebankan kepada debitur
sebgagai biaya tunggakan. Penggunaan dana sosial disalurkan melalui lembaga zakat.
RASIO-RASIO KEUANGAN UTAMA

Rasio keuangan Mandiri Syariah yang meliputi rasio kinerja dan rasio
kepatuhan secara umum mencatatkan kinerja yang baik di tahun 2019. Perbandingan
rasio Mandiri Syariah tahun 2018 dan 2019 disajikan sebagai berikut :

RASIO 2019 2018


Rasio Kinerja
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 16,15% 16,26%
Aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total 1,71% 2,41%
aset produktif dan aset non produktif
Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 1,74% 2,45%
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset 1,89% 2,48%
produktif
NPF Gross 2,44% 3,28%
NPF Net 1,00% 1,56%
Return on Asset (ROA) 1,69% 0,88%
Return on Equity (ROE) 15,65% 8,21%
Net Imbalan (NI) 6,02% 6,18%
Net Operating Margin (NOM) 1,85% 0,96%
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 82,89% 91,16%
Pembiayaan bagi hasil terhadap total pembiayaan 37,60% 36,32%
Financing to Deposit Ratio (FDR) 75,54% 77,25%
Kepatuhan (Compliance)
Persentase Pelanggaran BMPD 0,00% 0,00%
Pihak Terkait 0,00% 0,00%
Pihak Tidak Terkait
Persentase Pelampauan BMPD
Pihak Terkait 0,00% 0,00%
Pihat Tidak Terkait 0,00% 0,00%
Giro Wajib Minimum (GWM)
GWM Rupiah 4,88% 5,05%
GWM Valuta Asing 1,13% 1,13%
Posisi Devisa Neto (PDN) secara keseluruhan 4,41% 2,55%
ANALISIS EVALUASI KELAYAKAN ASPEK KEUANGAN BANK SYARIAH
MANDIRI (LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN 31 DESEMBER 2019)

NO ASPEK KETENTUAN HASIL ANALISIS KETERANGAN


PENILAIAN
1. Kemampuan 1. KPMM ≥ 12% KPMM Bank Syariah Sangat Sehat
Kewajiban (Sangat Sehat) Mandiri sebesar 16,15%.
Penyediaan Modal 2. 9% ≤ KPMM Hal ini menunjukkan
Minimum (KPMM) < 12% (Sehat) KPMM BSM berada
3. 8% ≤ KPMM pada kategori yang
< 9% (Cukup pertama dengan kriteria
Sehat) sangat sehat. Yang
4. 6% < KPMM artinya BSM mampu
< 8% (Kurang menyediakan modal
Sehat) minimum untuk
5. KPMM ≤ 6% keberlangsungan usaha

(Tidak Sehat) atau bisnis yang


dijalankan. Maka dari itu
BSM dinyatakan layak
untuk menjalankan bisnis
atau usahanya.
2. Net Performing 1. NPF ≤ 2% Rasio NPF Bank Syariah Sangat Sehat
Financing (NPF) (Sangat Sehat) Mandiri sebesar 1,00%,
2. 2% - 5% (Sehat) dimana termasuk
3. 5% - 8% kategori sangat baik.
(Cukup Sehat) Yang artinya BSM
4. 8% - 12% mampu meminimalisir
(Kurang Sehat) jumlah pembiayaan
5. ≥ 12% (Tidak bermasalah, bahkan
Sehat) pembiayaan bermasalah
yang tergolong dalam
kolektabilitas kurang
lancar, diragukan dan
macet bisa dikatakan
sangat sedikit hanya
berkisar 0,6%. Ini
menunjukkan BSM
sudah berada pada
pencapaian yang baik,
karena semakin sedikit
NPF, menunjukkan
kualitas pembiayaan
semakin baik (sehat).
3. Return on Assets 1. ROA ≥ 1,5% Rasio ROA yang dicapai Sangat Sehat
(ROA) (Sangat Sehat) Bank Syariah Mandiri
2. 1,25% - 1,5% sebesar 1,69% berarti
(Sehat) dikategorikan pada
3. 0,5% - 1,25% kelompok sangat baik.
(Cukup Sehat) Hal ini menunjukkan
4. 0% - 0,5% BSM mampu mengelola
(Kurang Sehat) manajemen dengan
5. ≤ 0% (Tidak sangat baik dalam hal
Sehat) mengelola aset untuk
meningkatkan
pendapatan dan atau
menekan biaya. Karena
semakin besar ROA yang
dihasilkan maka akan
semakin baik (sehat)
suatu Bank.
4. Return on Equity 1. ROE ≥ 15% Rasio ROE Bank Syariah Snagat Sehat
(ROE) (Sangat Sehat) Mandiri sebesar 15,65%,
2. 12,5% - 15% yang berarti masuk
(Sehat) dalam kategori sangat
3. 5% - 12,5% baik. Hal ini
(Cukup Sehat) mengindikasikan BSM
4. 0% - 5% mampu menghasilkan
(Kurang Sehat) laba menggunakan
5. ≤ 0% (Tidak ekuitasnya (modal).
Sehat)
5. Financing to Deposit 1. FDR ≤ 75% Rasio FDR BSM sebesar Sangat Sehat
Ratio (FDR) (Sangat Sehat) 75,54% dikategorikan
2. 75% - 85% sebagai kelompok yang
(Sehat) sangat baik. Hal ini
3. 85% - 100% berarti BSM mampu
(Cukup Sehat) untuk membayar kembali
4. 100% - 120% penarikan dana yang
(Kurang Sehat) dilakukan oleh deposan
5. ≥ 120% (Tidak dengan mengandalkan
Sehat) pembiayaan yang
diberikan sebagai sumber
likuiditasnya.

Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan diatas, dapat disimpulkan bahwa


Bank Syariah Mandiri sudah maksimal dalam menjalankan bisnisnya. Dari tahun ke
tahun BSM terus mengalami perkembangan dan kemajuan ke arah yang lebih baik
dan positif. Bank Syariah Mandiri terus berusaha untuk mengembangkan ide-ide
kreatif dan melakukan inovasi terbaru agar dapat mewujudkan Bank Syariah Mandiri
sebagai Bank Syariah yang Terdepan dan Modern sesuai dengan visi BSM. Maka dari
itu Bank Syariah Mandiri menjadi salah satu Bank Syariah terbesar.

Berdasarkan kinerja keuangan BSM sudah baik, hal ini dapat dilihat atas
kinerja Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
lain, Laporan Arus Kas, Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil, Laporan
sumber dan penyaluran dana zakat, serta laporan sumber dan penggunaan dana
kebajikan. Dari semua laporan menunjukkan rata-rata dari masing-masing pos
mengalami peningkatan, ini menunjukkan BSM mampun untuk melakukan suatu
pencapaian atau hasil yang baik dari tahun ke tahun.

Dari hasil rasio kinerja keuangan diatas yaitu Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM) (16,15%), Net Performing Financing (NPF) (1,00%), Return on
Asset (ROA) (1,69%), Return on Equity (ROE) (15,65%), Financing to Deposit Ratio
(FDR) (75,64%), dan rasio-rasio keuangan lainnya, menunjukkan Bank Syariah
Mandiri sebagai Bank Syariah yang masuk dalam kategori baik dan sangat sehat.
Oleh karena itu, Bank Syariah Mandiri layak untuk terus dilakukan
(mengembangkan) bisnis atau usahanya.
LINK GOOGLE DRIVE EVALUASI X & TUGAS X

https://drive.google.com/file/d/10qMEj82nF5cjOOnCM3ocsn8-
ZrNjGieE/view?usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai