Oleh
FAKULTAS EKONOMI
MALANG
2020
SOAL EVALUASI X
Jawaban
1. Aspek keuangan pada umumnya merupakan aspek yang paling akhir disusun dalam
sebuah penyusunan studi kelayakan bisnis. Hal ini karena kajian dalam aspek
keuangan memerlukan informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek sebelumnya.
Bisnis yang berorientasi keuntungan maupun yang tidak berorientasi keuntungan
harus tetap memperhatikan aspek keuangan sebelum menjalankan bisnis. Bisnis yang
berorientasi keuntungan akan memutuskan untuk menjalankan sebuah ide bisnis jika
bisnis tersebut menguntungkan secara finansial, sedangkan bisnis yang tidak
berorientasi keuntungan memerlukan studi kelayakan pada aspek keuangan untuk
menjawab pertanyaan apakah ide bisnis yang akan dijalankan dapat terus berjalan
dalam upaya untuk menjalankan misi sosialnya dengan pendapatan yang diterimanya.
Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek keuangan jika sumber dana
untuk membiayai ide bisnis tersebut tersedia serta bisnis tersebut memberikan tingkat
pengembalian yang menguntungkan dengan berdasarkan asumsi-asumsi yang logis.
2. Tujuan dilakukan analisis aspek keuangan pada studi kelayakan bisnis yaitu :
a. Menganalisis sumber dana untuk menjalankan usaha
b. Menganalisis besarnya kebutuhan biaya investasi yang diperlukan
c. Menganalisis besarnya kebutuhan modal kerja yang diperlukan
d. Memproyeksikan rugi laba usaha yang akan dijalankan
e. Memproyeksikan arus kas dari usaha yang akan dijalankan
f. Memproyeksikan neraca dari usaha yang akan dijalankan
g. Menganalisis sumber dana untuk menjalankan bisnis
h. Menganalisis tingkat pengembalian investasi yang ditanamkan dengan
berdasarkan beberapa analisis kelayakan investasi, seperti Payback Period (PP),
Net Present Value (NPV), Profitabilitas Indeks (PI), Internal Rate of Return
(IRR), dan Average Rate of Return (ARR)
3. Sumber dana yang digunakan dalam menjalankan bisnis
Pengetahuan akan jenis-jenis permodalan untuk menjalankan bisnis dalam studi
kelayakan diperlukan untuk mengetahui sumber-sumber permodalan yang dapat
digunakan untuk menjalankan ide bisnis. Modal atau dana yang digunakan untuk
menjalankan bisnis dapat berasal dari dua sumber sebagai berikut :
a. Modal Asing
Modal asing merupakan modal yamg berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara bekerja dalam suatu perusahaan. Bagi perusahaan modal asing
merupakan utang yang harus dibayar kembali. Berdasarkan jangka waktunya
modal asing atau utang dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a) Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendek adalah utang yang jangka waktu pengembaliannya
paling lama satu tahun. Jenis utang jangka pendek misalnya kredit rekening
koran, kredit dari penjual, kredit dari pembeli, dan kredit dari wesel.
b) Utang Jangka Menengah
Utang jangka menengah adalah utang jangka waktu pengembaliannya lebih
dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Jenis jangka menengah
misalnya, tearm loan, lease financing.
c) Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktu pengembaliannya lebih
dari sepuluh tahun. Contoh jenis utang jangka panjang misalnya, pinjaman
obligasi, pinjaman hipotek.
b. Modal Sendiri
Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan, yang
tertanam dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu. Modal sendiri
dapat dibagi dalam bentuk berikut :
a) Modal Saham
Saham merupakan tanda ikut ambil bagian atau peserta dalam suatu Perseroan
Terbatas (PT). Jenis-jenis saham dapat berupa, saham biaya, saham preferen
dan saham kumulatif preferen.
b) Cadangan
Cadangan adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan selama beberapa
waktu lampau atau dari tahun yang berjalan. Cadangan yang termasuk dalam
modal sendiri adalah cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan
selisih kurs dan cadangan umum.
c) Laba ditahan
Keuntungan perusahaan sebagian dapat dibayarkan sebagai dividen dan
sebagian dapat ditahan oleh perusahaan. Laba perusahaan yang ditahan
perusahaan yang sudah mempunyai tujuan disebut dengan cadangan, tetapi
laba perusahaan yang ditahan dan belum memiliki tujuan tertentu disebut
dengan laba ditahan.
4. Alat analisis data yang digunakan analisis aspek keuangan pada studi kelayakan bisnis
Analisis data yang digunakan untuk melakukan analisis pada aspek keuangan adalah
analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis kemampuan pemenuhan kebutuhan
permodalan dan analisis kelayakan investasi, seperti Payback Period (PP), Net Present
Value (NPV), Profitabilitas Indeks (PI), Internal Rate of Return (IRR), dan Average
Rate of Return (ARR). Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan kemampuan
menyediakan permodalan jika pelaku bisnis mampu menyediakan permodalan yang
lebih besar atau sama dengan kebutuhan permodalan.
Kriteria penerimaan investasi untuk masing-masing rasio kelayakan investasi adalah
sebagai berikut :
a. Payback Period (PP), suatu ide bisnis layak dijalankan jika nilai Payback Period
(PP) lebih cepat dibandingkan dengan payback minimum. Sebaliknya, jika
Paybcak Period (PP) lebih lama dari Paybcak Minimum maka investasi tersebut
dinyatakan tidak layak untuk dijalankan.
Paybcak Period (PP) < payback minimum maka ide bisnis dinyatakan layak
Payback Period (PP) ≥ payback minimum maka ide bisnis dinyatakan tidak layak
b. Net Present Value (NPV), suatu ide bisnis layak dijalankan jika nilai Net Present
Value (NPV) lebih besar dari 0 (nol) atau bernilai positif. Sebaliknya, jika Net
Present Value (NPV) lebih kecil dari 0 (nol) atau bernilai negatif maka ide bisnis
tersebut dinyatakan tidak layak untuk dijalankan.
Net Present Value (NPV) < 0 (nol) maka ide bisnis dinyatakan layak
Net Present Value (NPV) ≥ 0 (nol) maka ide bisnis dinyatakan tidak layak
c. Profitabilitas Indeks (PI), suatu ide bisnis layak dijalankan jika nilai Profitabilitas
Indeks (PI) lebih besar dari satu. Sebaliknya, jika Profitabilitas Indeks (PI) lebih
kecil satu maka rencana proyek tersebut dinyatakan tidak layak untiuk dijalankan.
Profitabilitas Indeks (PI) < 1 (satu) maka ide bisnis dinyatakan layak
Profitabilitas Indeks (PI) ≥ 1 (satu) maka ide bisnis dinyatakan tidak layak
d. Internal Rate of Return (IRR), suatu ide bisnis layak dijalankan jika nilai Internal
Rate of Return lebih besar dari tingkat keuntungan yang dikehendaki. Sebaliknya
jika Internal Rate of Return lebih kecil dari tingkat keuntungan yang dikehendaki
maka ide bisnis tersebut dinyatakan tidak layak untuk dijalankan.
Internal Rate of Return < tingkat keuntungan yang dikehendaki maka ide bisnis
dinyatakan layak
Interna Rate of Return ≥ tingkat keuntungan yang dikehendaki maka ide bisnis
dinyatakan tidak layak
e. Average Rate of Return (ARR), suatu ide bisnis layak dijalankan jika nilai
Average Rate of Return (ARR) lebih besar dari minimum accounting rate of return
yang dikehendaki. Sebaliknya, jika Average Rate of Return lebih kecil dari tingkat
minimum accounting rate of return yang dikehendaki maka ide bisnis tersebut
dinyatakan tidak layak untuk dijalankan.
Average Rate of Return < minimum accounting rate of return yang dikehendaki
maka ide bisnis dinyatakan tidak layak.
Average Rate of Return ≥ minimum accounting rate of return yang dikehendaki
maka ide bisnis dinyatakan layak.
ANALISIS ASPEK KEUANGAN BANK SYARIAH MANDIRI
EKUITAS
Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.989.022 2.989.022 - -
597.804.387 saham masing-masing pada
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018
Dana setoran modal - - - -
Surplus revaluasi aset tetap, setelah pajak 395.725 395.725 - -
Pengukuran kembali liabilitas imbalan 47.049 53.944 (6.895) (12,78%)
kerja, setelah pajak
Keuntungan yang belum direalisasi atas 710 62.179 (61.469) (98,86%)
surat berharga yang diukur pada nilai
wajar melalui penghasilan komprehensif
lain, setelah pajak
Saldo Laba
Telah ditentukan penggunaannya 597.804 597.804 - -
Belum ditentukan penggunaannya 5.215.525 3.940.491 1.275.034 32,36%
JUMLAH EKUITAS 9.245835 8.039.165 1.206.670 15,01%
JUMLAH LIABILITAS, DANA 112.291.867 98.341.116 13.950.751 14,19%
SYIRKAH TEMPORER, SURAT
BERHARGA YANG DITERBITKAN
DAN EKUITAS
*) Direklasifikasi
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Mandiri tahun 2019
1. Aset
Aset tahun 2019 mencapai Rp 112,29 triliun, meningkat 14,19% atau 13,95 triliun
dibandingkan dengan tahun 2018 mencapai Rp 98,34 triliun. Peningkatn tersebut
karena kenaikan Dana Syirkah Temporer 10,83% atau Rp 8,17 triliun.
2. Liabilitas
Liabilitas tahun 2019 mencapai Rp 19,05 triliun, meningkat 31,60% atau Rp 4,58
triliun dibandingkan dengan tahun 2018 mencapai Rp 14,48 triliun. Hal ini
diakibatkan karena peningkatan simpanan wadah sebesar Rp 4,18 triliun.
3. Dana Syirkah Temporer
Dana syirkah temporer tahun 2019 mencapai Rp 83,62 triliun, meningkat 10,83% atau
Rp 8,17 triliun dibandingkan dengan tahun 2018 mencapai Rp 75,45 trilun.
Peningkatan tersebut karena kenaikan investasi tidak terikat tabungan mudharabah
yang mencapai Rp 3,48 triliun.
4. Ekuitas
Ekuitas tahun 2019 mencapai Rp 9,25 triliun, meningkat 15,01% atau Rp 1,21 triliun
dibandingkan dengan tahun 2018 mencapai Rp 8,04 triliun. Peningkatan tersebut
karena kenaikan saldo laba yang belum ditentukan penggunaanya sebesar 32,36%.
Sumber dana zakat tahun 2019 mencapai Rp 61,52 miliar, meningkat sebesar
Rp 26,19 miliar atau 74,14% dari tahun 2018 mencapai Rp 35,33 miliar. Peningkatan
tersebut khususnya berasal dari kenaikan zakat dari bank sebesar 110,24%.
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Mandiri tahun 2019
Rasio keuangan Mandiri Syariah yang meliputi rasio kinerja dan rasio
kepatuhan secara umum mencatatkan kinerja yang baik di tahun 2019. Perbandingan
rasio Mandiri Syariah tahun 2018 dan 2019 disajikan sebagai berikut :
Berdasarkan kinerja keuangan BSM sudah baik, hal ini dapat dilihat atas
kinerja Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
lain, Laporan Arus Kas, Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil, Laporan
sumber dan penyaluran dana zakat, serta laporan sumber dan penggunaan dana
kebajikan. Dari semua laporan menunjukkan rata-rata dari masing-masing pos
mengalami peningkatan, ini menunjukkan BSM mampun untuk melakukan suatu
pencapaian atau hasil yang baik dari tahun ke tahun.
Dari hasil rasio kinerja keuangan diatas yaitu Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM) (16,15%), Net Performing Financing (NPF) (1,00%), Return on
Asset (ROA) (1,69%), Return on Equity (ROE) (15,65%), Financing to Deposit Ratio
(FDR) (75,64%), dan rasio-rasio keuangan lainnya, menunjukkan Bank Syariah
Mandiri sebagai Bank Syariah yang masuk dalam kategori baik dan sangat sehat.
Oleh karena itu, Bank Syariah Mandiri layak untuk terus dilakukan
(mengembangkan) bisnis atau usahanya.
LINK GOOGLE DRIVE EVALUASI X & TUGAS X
https://drive.google.com/file/d/10qMEj82nF5cjOOnCM3ocsn8-
ZrNjGieE/view?usp=drivesdk