2
TUJUAN ANALISIS ASPEK FINANSIAL
3
ALAT UKUR PENENTU KELAYAKAN ASPEK
FINANSIAL
Aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis penting karena mencakup semua
keuntungan perusahaan. Ada 6 aspek dan alat penentu kelayakannya.
Untuk menentukan layak tidaknya ada alat ukur penentuan kelayakan suatu bisnis
investasi melalui pendekatan sebagai berikut:
1) Payback Period (PP). Metode yang digunakan dalam penilaian pada saat
pengembalian investasi pada proyek atau suatu usaha.
2) Average Rate of Return (ARR). Cara yang dilakukan untuk mengukur rata-rata pada
bunga dan perbandingan pada rata-rata laba sebelum adanya rata-rata dari investasi
dan pajak.
3) Net Present Value (NPV). Penentuan penilaian dengan perbandingan antara PV
Investasi dan PV kas bersih yang berjalan selama umur investasi.
4) Internal Rate of Return (IRR). Digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat
pengembalian hasil intern.
5) Profitability Index (PI). Memiliki arti rasio aktivitas dari penjumlahan antara nilai
yang didapatkan saat ini dari penerimaan bersih dan jumlah nilai yang dikeluarkan
selama jangka waktu investasi.
6) Break even point (BEP). Disebut dengan balik modal. Itu artinya kondisi dimana
bisnis atau usaha mengalami keuntungan.4
7 ASPEK KEUANGAN DALAM BISNIS
Jika tadi sudah dibahas mengenai alat ukur penentu kelayakan bisnisnya.
Sekarang mengenal aspek keuangan apa saja dalam bisnis. Berikut 7 aspek
keuangan dalam bisnis:
1.Kebutuhan biaya investasi
2.Sumber-sumber dana yang diperoleh
3.Proyek neraca dan laporan rugi laba
4.Rasio keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan
5.Estimasi pendapatan
6.Kriteria penilaian investasi
7.Estimasi biaya investasi
Bisnis dikatakan layak jika mencakup aspek-aspek keuangan dan masuk
uji kelayakan dengan alat ukur yang sudah dibahas di sebelumnya.
Apa yang terjadi bila dalam studi kelayakan bisnis
tidak ada evaluasi aspek keuangan?
PENERIMAAN
Sumber penerimaan terbagi menjadi penerimaan operasional dan
non-operasional:
1. Penerimaan operasional adalah penerimaan yang didapatkan
melalui penjualan barang final yang sudah diproses sebelumnya.
Penjualan memperoleh nilai tambah dibandingkan pembelian
pertama.
2. Penerimaan non-operasional adalah penerimaan atau
pendapatan yang diperoleh dari sampingan usaha tersebut.
Contohnya penerimaan sewa kendaraan, penerimaan bunga
bank, penerimaan bonus ketika belanja barang.
PENELUARAN
Pengelompokan pengeluaran:
1. Biaya tetap adalah biaya yang sifatnya adalah rutin dan tidak peduli ada
aktivitas produksi ataupun tidak. Contoh yang masuk biaya tetap adalah gaji
atau honor, biaya telepon, biaya perawatan, biaya listrik, aktiva atau mesin,
dan lain-lain.
2. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dengan tujuan proses
produksi dengan jumlah yang bergantung pada volume produksi.
Berbicara mengenai biaya variabel, terdapat beberapa sifat yang mendasari
biaya ini. Pertama, biaya sifatnya sementara. Biaya pun akan berubah jadi
penerimaan sesudah proses pengolahan atau proses produksi. Contohnya
biaya bahan baku. Kedua, biaya dengan sifat habis dipakai untuk biaya proses
produksi. Contohnya adalah bahan bakar, upah buruh, sewa gudang, dan
transportasi.
Investasi
Jadi investasi ini adalah pengeluaran dengan sifat tak akan habis. Nilainya
bisa bertambah sebab investasi ini dirawat, disusutkan dari HPP atau nilai
pembelian. Contoh investasi yakni pembelian tanah, gedung, mesin peralatan
kantor, alat transportasi atau alat angkut, dan sejenisnya.
PENDANAAN
Sumber pendanaan
Adalah sumber keuangan untuk membayar kegiatan usaha yang nanti
akan memberikan kekayaan atau pendapatan, entah didapatkan dari
modal sendiri atau modal asing. Pilihan apakah menggunakan modal
sendiri atau modal pinjaman atau gabungan dari keduanya
tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dari kebijakan
pemilik usaha. Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya
jika menggunakan salah satu modal atau dengan modal gabungan.
Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi 2
(dua) macam, yaitu: