Kelas AS-1
Anggota :
Arifiyani Novita R S432308014
Farah Ordina Ardha Sukma S432308003
Fikri Nur Yahya S432308021
Isnayni Sabila S432308009
Perencanaan keuangan dibagi menjadi 2 yaitu rencana strategi dan rencana operasi.
A. Strategic Plan
Strategic plan ini akan membantu perusahaan dalam menciptakan nilai, dalam
strategic plan ini terdiri dari beberapa bagian :
1. Tujuan perusahaan, perusahaan harus bisa menyatakan filosofi atau tujuan dari
perusahaan
2. Scope perusahaan, perusahaan harus bisa menentukan lini bisnis nya dan wilayah
geografis operasi
3. Objek perusahaan, meliputi pedoman pedoman untuk manajemen
4. Rencana strategis, rencana global perusahaan
Operating Plan
Bagian dari rencana strategi bisnis yang menjelaskan bagaimana suatu
pekerjaan dilakukan, alur kerja dari awal hingga akhir, serta sumber daya apa saja
yang harus digunakan dalam prosesnya.
Dalam perencanaan keuangan ada istilah laporan keuangan pro forma,
dimana laporan keuangan pro forma digunakan sebagai tolok ukur atau anggaran
penting untuk mengoperasikan bisnis sepanjang tahun. Dari laporan keuangan pro
forma, manajemen bisa memperkirakan besar biaya yang dikeluarkan, penjualan yang
diharapkan, termasuk tingkat laba yang diinginkan di periode-periode mendatang.
Fungsi laporan keuangan pro forma
1. Meramal jumlah pendanaan eksternal yang akan diperlukan
2. Mengevaluasi dampak perubahan dalam rencana operasi pada nilai perusahaan
3. Menyusun target yg tepat bagi rencana kompensasi manajer
Tahapan perencanaan keuangan:
1. Memproyeksi laporan keuangan
2. Menentukan dana yang dibutuhan untuk rencana 5 tahun
3. Meramal ketersediaan dana selama 5 tahun ke depan
4. Menetapkan dan mempertahankan system control
5. Mengembangkan prosedur untuk penyesuaian atas perbedaan dengan peramalan
6. Menetapkan sistem kompensasi “manajemen berbasis kinerja”
B. Financial Forecasting (Perkiraan Penjualan)
Financial forecasting adalah memprediksi masa depan keuangan perusahaan
dengan memeriksa data kinerja historis, seperti pendapatan, arus kas, pengeluaran, atau
penjualan. Perkiraan penjualan pada umumnya dimulai dengan cara melihat catatan
penjualan selama 5-10 tahun terakhir. Menurut penelitian, perusahaan menunjukkan
bahwa pertumbuhan dimasa depan lebih erat kaitannya dengan peristiwa-peristiwa yang
baru daripada peristiwa di masa lalu. Peramalan pertumbuhan tingkat penjualan dimasa
depan. teknik untuk memperkirakan tentang tingkat pertumbuhan masa lalu bisa dengan
cara yang sangat sederhana sampai dengan cara yang lebih kompleks.
Beberapa langkah dalam financial forecasting
1. Meramalkan tingkat penjualan
2. Merencanakan aset yang diperlukan untuk mendukung penjualan
3. Merencanakan dana yang dihasilkan secara internal
4. Merencanakan dana luar yang diperlukan
5. Menetapkan bagaimana dana diperoleh
6. Melihat efek rencana pada rasio dan harga saham
AFN (Additional Funds Needed/Dana Tambahan yang Dibutuhkan)
Rata-rata untuk memperkirakan kebutuhan modal perusahaan, perusahaan
membuat laporan pro forma laba dan neraca yang telah dijelaskan. Namun, jika rasio
yang diharapkan tetap konstan, maka rumus berikut dapat digunakan untuk meramalkan
kebutuhan keuangan.
RUMUS AFN:
Keterangan:
A*/S0= aset yang diperlukan untuk mendukung penjualan, disebut dengan rasio intensitas
modal (capital intensity ratio)
∆S= peningkatan dlm penjualan
L*/S0= rasio utang spontan (spontaneous liabilities ratio)
MS1= Marjin laba (Net income/sales)
RR= rasio retensi (retention ratio); persent laba neto yang tidak dibayarkan sebagai
dividen
Pembiayaan eksternal tergantung pada 5 faktor utama:
1. Pertumbuhan penjualan. Perusahaan yang sedang berkembang pesat
membutuhkan pemasukan aset yang tinggi dan pembiayaan eksternal yang
banyak, hal-hal lainnya tetap konstan.
2. Intensitas modal. Rasio ini memiliki pengaruh besar dalam kebutuhan modal.
Perusahaan dengan rasio assets to sales yang lebih tinggi memerlukan lebih
banyak aset untuk memberikan kenaikan di penjualan.
3. Rasio peningkatan kewajiban secara spontan. Perusahaan yang secara spontan
menghasilkan sejumlah besar kewajiban dari hutang dan akrual akan memiliki
kebuthan yang relatif lebih rendah untuk pendanaan eksternal.
4. Margin laba. Semakin tinggi margin laba, maka semakin besar pula pendapatan
bersih yang tersedia untuk mendukung kenaikan aktiva, maka semakin rendah
kebutuhan pendanaan dari eksternal.
5. Rasio retensi. Perusahaan yang mempunyai banyak laba ditahan setidaknya
memerlukan pendanaan yang berasal dari eksternal.
Implikasi AFN
1. Jika AFN positif, maka harus mendapatkan pendanaan tambahan.
2. Jika AFN negatif, maka memiliki lebih banyak pendanaan daripada yang
diperlukan (membayar utang, membeli kembali saham beredar, membeli investasi
jangka pendek)
C. Cost of Capital
Cost of Capital atau biaya modal yaitu adalah suatu biaya nyata atau riil yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan dan memperoleh dana yang
digunakan untuk mendanai investasi yang dilakukan oleh Perusahaan dan digunakan
untuk mendanai biaya operasional perusahaan. Dana tersebut dapat diperoleh dari melalui
hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan. Tujuan ditentukan besarnya biaya
modal dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.Dua sumber pendanaan yang bisa
dimiliki oleh perusahaan, yaitu ekuitas (cost of equity), dan utang jangka panjang (cost of
debt). Komponen biaya modal hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang, Saham
Preferen, Common Equity.
c) Cost Of Equity Capital Biaya modal saham preferen: biaya riil yang harus
dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham
preferen. Biaya modal saham preferen diperhitungkan sebesar tingkat
keuntungan yang disyaratkan oleh investor pemegang saham preferen
(Sudana, 2011).
a. Kondisi perekonomian
b. Daya jual saham Perusahaan
c. Kebijakan operasional dan pendanaan oleh manajemen.